"Hooooaaaammmzzzz." Remaja itu menguap,mengerjapkan mata beberapa kali kemudian membukanya.
"Aahh." Dia melihat penisnya yang sudah tegak. Aktivitas pagi sang penis memamerkan kekuatan dan kesehatannya.
Kembali memejamkan mata dan menerbangkan pikirannya ke tubuh Bu Kartika,Bu Eni dan Bulik Dasuki. Ketiganya adalah wanita-wanita dewasa yang terbukti mampu membangkitkan nafsunya. Dia belum pernah dekat dengan wanita-wanita seusianya, dia sering melihat Yanti,Dina,Kristin,Anita dan yang lainnya tapi mereka tidak menimbulkan efek apapun terhadap nafsunya.
"Hiiiiiihhh." gumamnya kesal,diobrak-abriknya rambut yg kusut sehabis bangun tidur. Penis yang awalnya berdiri gagah langsung mengkerut dan lemah seperti tau akan kekesalan si empunya.
Rasa penasaran itu ia pendam berhari-hari.
"Biarlah, nanti juga pasti akan ketemu sendiri jawabannya." kata hatinya setiap kali pertanyaan itu mampir di kepalanya.
"Adrian!!" suara panggilan dari suara yang sepertinya dia kenal mengantarkan kepalanya menengok ke belakang saat dia hendak memarkirkan motor di tempat parkir motor sekolahannya.
Fajar harus mendorong motor karena setelah masuk area sekolah mesin kendaraan harus dimatikan, memarkirkan motor lalu menghampiri Adrian yang menunggunya.
"Ada apa Jar?" Tanya Adrian sambil duduk di atas motornya.
"Ayo sambil jalan ke kelas." kata Adrian tanpa menjawab pertanyaan Adrian.
"Kamu mau ngajari adik ku main gitar?? Vena mau ujian dan dia mau mainin gitar sebagai alat musiknya, kata gurunya kalau main gitar nilainya lebih bagus daripada suling atau pianika." cerita Fajar.
"Ternyata kamu nggak bohong Ndes!!" Tiba-tiba Chandra menepuk kepala Adrian dari belakang.
"Asu!!! Ngupingan!!" Seru Adrian.
"Hahaha, kalau mau ngajari adiknya Fajar aku ikut Ndes." Chandra menawarkan diri.
"Ck..ck..ck." Adrian hanya berdecak.
"Aku belum pernah ke rumah mu Jar, sesekali nggak apa-apa kan main ke rumah teman sekelas." kata Chandra sambil mengedikkan matanya ke arah Fajar.
"Asal jangan ganggu Adrian waktu ngajarin adik ku main gitar aja." sahut Fajar.
"Siaaaaaapppp!!!" Seru Chandra bersemangat.
"Heh Gondes!! Aku aja belum bilang bisa apa tidak kok kau siap,siap aja." Gerutu Adrian.
"Adik nya cantik nggak ndes?" Tanya Chandra berbisik pelan di telinga Adrian.
"Geli su!!!" Bentak Adrian sambil menoyor kening Chandra.
"Kere!! Hahaha."
Mereka bubar menuju bangku masing-masing.
"Lha kemarin sama ibunya Fajar kamu belum bilang bisa apa nggak?" Tanya Chandra
"Aku sih bisa,tapi masih malas,minggu depan aja lah." kata Adrian,mengambil buku yang hanya 1 dari saku belakang celananya dan meletakkannya di meja.
"Jam 11 ke Mas Supri ya Ndes!!" Kata Hermawan sambil menoleh ke 2 kawan dibelakangnya.
"Aku nggak ikut" Chandra menyahuti
Adrian menengok tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan dari mulut si "Setan Cabut" Chandra Kurnia.
"Jaga image Ndes.." bisik Chandra
"Sama Fajar???" Tanya Adrian.
"Iya dong..kan mau ketemu adiknya." bisiknya lagi.
"Jarr..mmmmmmpppppp." mulut Adrian dibungkam dengan cepat oleh Chandra.
"Kere!!"
Tangan Chandra ditariknya lepas dari mulutnya.
"Kakeane!!!" Umpat Adrian sambil tertawa.
Siang itu begitu terik, panasnya begitu menyengat, Fajar,Chandra dan Adrian beriringan naik motor ke rumah Fajar selepas pulang dari sekolah. Adrian sudah memutuskan akan mulai mengajari Vena, adik Fajar, bermain gitar hari ini. Ia bawa Gitar kesayangannya biar lebih mudah memberi contoh "fingering". Rumah Fajar masih sepi,orang tuanya masih sekolah dan adik-adiknya belum pulang.
Adrian dan Chandra langsung merebahkan tubuh mereka di sofa dan menyalakan kipas angin yang menempel di plafon ruang tamu begitu masuk rumah.
"Haaaaahhh..sejuk." kata mereka.
"Kalau mau minum ambil sendiri sana,aku malas bikinin minuman" ujar Fajar sambil merebahkan tubuhnya di lantai.
Mereka bertiga berdiam beberapa saat menikmati hembusan angin dari kipas yang berputar cepat di atas mereka.
"Tiinnn..tiiinn." suara klakson mobil mengagetkan mereka bertiga yang ternyata tertidur.
"Mas..motornya ditata biar mobilnya ibu bisa masuk." kata Radit memasuki rumah. Mereka bertiga keluar dan merapikan parkir motor mereka. Adrian melirik ke arah kemudi lalu menundukkan muka melihat Bu Kartika menatapnya tajam.
"Rian..lama gak main ke sini." Bu Kartika berbasa-basi saat keluar mobil.
Adrian menatap Bu Kartika dengan mata yang memancarkan kerinduan. Bu Kartika yang mengetahui pandangan itu langsung berpaling dan masuk ke rumah. Dadanya berdegup kencang. Ya,dia tidak akan bisa memungkiri kalau dia merindukan remaja itu. Dia pula yang menyuruh Fajar untuk meminta Adrian mengajari Vena. Permintaan Vena untuk bermain gitar saat ujian praktek musik di sekolahnya seolah menjadi jalan bari baginya menuntaskan kerinduan untuk bertemu remaja yang bisa memuaskan dahaga birahinya. Dia membutuhkan ciuman dan lumatan bibir Adrian.
"Jar..beli makanan sana,kasihan kalian belum makan kan?" Perintah Bu Kartika.
"Males Bu..panas." jawab Fajar kembali telentang di lantai.
"Kuanterin Jar..lapar dan haus ni." Sahut Chandra tanpa malu-malu.
Adrian hanya diam menatap Bu Kartika tanpa berkedip. Ia
"Ndes,mau pesan makan apa?" Pertanyaan Chandra mengagetkannya.
"Apa ajalah..ikut kalian aja." Sahut Adrian mengalihkan pandangan.
"Mas Rian, Vena mandi dulu ya baru ajarin." Kata Vena.
Chandra menatap Vena malu-malu,sepertinya, dia akan lebih sering main ke rumah ini nanti untuk menemani Adrian mengajari gadis chubby nan jelita.
"Bu!! Mana uangnya??!!" Seru Fajar.
Bu Kartika keluar kamar, memakai kaos dan celana pendek kolor. Diberikannya sejumlah uang pada Fajar yang segera bergegas membonceng Chandra membeli makanan.
Mata Adrian semakin liar memandang tubuh Bu Kartika. Tubuhnya menggigil karena gelombang birahi. Sedikit kesempatan di saat mereka hanya berdua memacu adrenalin nya.
"Vena mana?" Tanya Bu Kartika.
Adrian tidak menjawab,dia bangkti lalu mendekati Bu Kartika.
"Vena mandi" jawab Adrian
Ia pegang kedua pipi Bu Kartika,
"Radit tidur?" Tanya Adrian berbisik di telinga sambil menciumnya. Bu Kartika yang berdiri di depan kamarnya hanya bisa menganguk lemah.
Nafas Bu Kartika memburu,tangannya memegang erat kedua tangan Adrian, pipi mereka saling bersentuhan.
"Muach..mmmuaachh." kedua bibir itu bertemu,diawali ciuman yang lembut sebagai ungkapan kerinduan mereka.
"Mmmppphhh..mmmppphh" erangan dari tenggorokan mereka mulai terdengar seiring semakin panasnya lumatan dan pagutan kedua bibir sejoli yang dilanda gairah itu.
Seorang remaja tanggung berciuman mesra dan liar dengan seorang wanita paruh baya di dalam rumah si wanita dengan anaknya yang kecil tertidur di dalam kamar dan anak ke duanya sedang di dalam kamar mandi. Dentuman birahi ditengah kondisi yang beresiko tinggi seakan membuat gairah mereka semakin terpacu.
"Rian kangen gesekan kulit mulus ibu, Rian kangen campuran keringat Ibu, Rian kangen desahan Ibu" bisik Rian lalu mencium dan menjilati leher putih bersih Bu Kartika
"Mmmmmmmmhhhhh" Bu Kartika hanya bisa mendahan desahan dengan menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Bisikan provokatif Adrian membuat kedutan di vaginanya semakin kuat, puting payudaranya mengeras.
"Berapa lama biasanya Vena mandi?" Tanya Adrian sambil meremas pantat Bu Kartika dan menekannya agar penis dan vagina yang masih terbungkus celana itu menempel.
"20 menitan sayang." Bisik Bu Kartika lalu melumat bibir Adrian.
Adrian menurunkan celana berikut CD nya.
"Eh,Rian..kamu mau apa??" Tanya Bu Kartika kaget.
Tanpa menjawab Rian menurunkan celana kolor beserta cawat Bu Kartika.
"Rian..jangan gila kamu!!" Kata Bu Kartika setengah berbisik. Ia mulai ketakutan akan kenekatan Adrian.
Rian menaikkan 1 kaki Bu Kartika menahan siku kaki dengan tangannya. Lalu memasukan penisnya ke dalam vagina Bu Kartika.
"Sssshhhh..kangen memek nikmat ini." desis Adrian.
"Mmmmhhhhh." Bu Kartika hanya bisa menahan desahan dengan memeluk dan menciumkan bibir nya ke pundak Adrian.
Gerakan pinggul Adrian dipercepat, Dia menyadari harus berburu waktu dengan kedatangan kedua temannya atau keluarnya Vena dari kamar mandi.
"Oooouuuhhh..Terus Rian..kontol mu makin enak sayang." bisik Bu Kartika binal karena vaginanya terasa sangat gatal.
Akibat nafsu yang terlalu besar keduanya tidak mampu bertahan lama.
10 menit penetrasi penis Adrian yang cepat dan keras mengantar mereka ke puncak hampir bersamaan.
"Eeeeerrggghh..saya mau keluar Bu.." erang Adrian yang semakin mempercepat gerakan pinggulnya.
"Mmmmhhhh..Ibu dah gak kuat sayang." Bu Kartika mencapai puncak duluan dan beberapa detik kemudian semburan sperma Adrian yang berulang-ulang melengkapi orgasme Bu Kartika.
Adrian masih menngerakkan pinggulnya perlahan sambil melumat bibir Bu Kartika. Ia sepertinya ingin menguras habis sperma yang sudah beberapa minggu tidak dia keluarkan. Adrian menurukan kaki Bu Kartika lalu merapatkan kaki itu.
"Uuuuuhhhh" keduanya melenguh lalu kembali berciuman.
"Kamu selalu membuat kejutan-kejuta tak terduga Rian." Entah pujian atau apa yang diungkapkan Bu Kartika.
"Seru kan Bu bercinta dengan rasa khawatir? Hehe." Goda Adrian.
"Kamu remaja tapi seperti seorang yanga sudah berpengalaman Rian." Kali ini Bu Kartika memuji.
"Cekleeekkk!!"
Suara itu mengejutkan mereka berdua,Bu Kartika membalikkan badan, mengambil celananya lalu masuk lalu menutup pintu kamarnya perlahan. Adrian buru-buru menaikkan celananya lalu berjingkat menuju kamar Fajar. Adrian merapikan pakaiannya lalu ke luar sambil membawa gitar Fajar.
"Mas Rian bawa gitar mas juga kan?" Tanya Vena saat melihat Adrian keluar membawa gitar dari kamar kakaknya.
Adrian hanya menganguk,takut Vena akan curiga dan bertanya kalau mendengar suaranya yang gemetar karena kepanikan.
"Kok tangan mu bergetar kenapa mas?" Tanya Vena lagi.
"Lapar." Jawab Adrian singkat.
"Mas Fajar belum pulang?" Vena melihat keluar.
Adrian diam saja,dadanya masih berdetak kencang.
Tak lama kemudian kedua temannya datang lalu mereka segera menyantap makanan itu.
"Ven,ambilin minum dong!!" Seru Fajar.
"Iya!!" Balas Vena
Dua botol air mineral dingin menjadi pendorong makanan sekaligus penuntas kelaparan mereka.
Adrian lalu mulai mengajari Vena. Chandra semakin terkesima dengan kecantikan Vena yang menyerupai ibu nya,kulitnya putih,mulus dan kencang,bibirnya tipis dan merona,tubuhnya agak gendut proporsional. Matanya selalu melirik ke arah Vena. Jika Vena menengok, ia pura-pura menoleh ke luar. Vena geli dalam hati melihat tingkah Chandra.
Bu Kartika keluar kamar lalu berjalan ke kamar mandi,rupanya ia tertidur sehabis quick sex bersama Adrian.
"Rian,Chandra,teh apa kopi?" Tanya Bu Kartika sekeluarnya dari kamar mandi.
"Nggak usah Bu" Chandra menjawab
"Es teh aja kalau ada Bu" menyambung.
Adrian melotot ke arah Chandra.
"Panas Ndes..sumuk.." kata Chandra mengibas-kibaskan telapak tangannya.
Vena dan Bu Kartika geli dengan polah Chandra.
"Eh..Fajar ke mana?" Tanya Bu Kartika sambil meletakkan 4 gelas es teh di meja.
"Tadi habis makan,kakak masuk kamar Bu,mungkin tidur" sahut Vena sambil melakukan finger stretching. Yaitu gerakan berurutan 4 jari kiri menekan fretboard mulai dari senar bawah ke atas dan sebaliknya dan jari 4 jari kanan memetik senar. Ini adalah teknik dasar sekaligus pondasi agar bisa memainkan gitar dengan baik.
"Gimana Ven, jari mu sakit?" Tanya Bu Kartika yang mihat vena meringis-ringis saat melakukan finger stretching.
"Emang sakit gitu Ven kalau pertama pegang senar gitar, harus sering kalau mau jari-jari mu lancar bermain gitar" sahut Adrian tapi matanya melirik ke arah Bu Kartika.
Bu Kartika membalas lirikan itu dengan senyum yang manis. Vena dan Chandra tidak memperhatikan itu karena mereka sendiri juga sibuk dengan gejolak asmara yang sepertinya mulai mendera mereka. Tujuan awal pelajaran gitar ini sepertinya berubah drastis.
BERSAMBUNG ...