The Ukhti's Story ~ NIGHT PROBLEM

 


episode sebelumnya

___dering hp baim terus menerus terdengar. 3 pesan dan 10 miscall. Namun tidak dihiraukan dan tetap melanjutkan perjalanan. Jauh disana ustadzah ikha merindukan sosok baim, namun melawan nuraninya. Berharap baim ada disampingnya. Fitri mengirim pesan kenapa toko baim tidak buka, fitri khawatir kalo baim marah atas tindakanya mengirim foto selfinya semalam. ___

aku kendarai motorku menuju toko. diperjalanan tanpa kusadari, sebuah motor berlawanan arah menyalip mobil di depannya dan menabrak ku. Itulah yang kusadari sebelum akhirnya aku terbangun di ruangan rumah sakit dengan perban di pergelangan lengan ku. Hampir patah tanganku saat kecelakaan itu. Seluruh badan ku lemas. Kepalaku seakan pusing. Tak sanggup rasanya aku bergerak. 

Sore harinya putri datang dengat raut muka sedih. Kutanya darimana dia tau aku ada dirumah sakit?. Dia mengatakan lama sekali aku pergi dan menelpon hp ku.. Kemudian seseorang menjawab tlp dr putri dan menjelaskan aku mengalami kecelakaan dan berada di rumah sakit. 

Tak banyak yang kami lakukan di kamar tempat aku dirawat. Putri hanya bsa menggenggam tanganku sambil matanya berkaca2 menahan sedih. Malam nya tepat pukul 7 malam, ustadzah menelpon hp ku, putri menjawab panggilan tersebut menjelaskan aku berada dirumah sakit karena kecelakaan. Selesai percakapan di tlp. Aku dan putri bersenda gurau.. Kurasakan aku baik2 saja hanya sedikit lemas dan tangan yang agak ngilu. 

Tak berapa lama aku terkejut putri beranjak dr duduknya disamping dan menengok kiri kanan seakan mencari sesuatu.. Dia naiki ranjang tempat aku berbaring dan dibukanya celana boxerku langsung melahap penisku yang belum menegang.

Aku : put kamu gila ya?
Putri : iya, aku gila krn kamu hahah,
Aku : ini dirumah sakit sayang.. Jangan gila ah
Putri : biar, biar kamu cepet sembuh.. Udah nikmatin aja

Aku tak merada heran dengan kegilaan putri, sudah sering kami melakukan hal ini di tempat yang penub resiko. Aku merasa sangat nikmat dengan apa yang putri berikan padaku. Thats my girl. Sedang asiknya aku menikmati hisapan putri pada penisku. Tiba2 datang ustadzah ikha.. Aku pun terkejut.. Begitu pun ustadzah ikha.. 

Ustadzah terpatung serta tangannya menahan mulutnya melihat apa yang sedang kami lakukan dihadapanya. Matanya tak henti menatap kontolku yang sedang berada dalam mulut putri. Putri tak menyadari keberadan ustadzah ikha. Ustadzah kemudian berbalik dan pergi keluar ruangan. Tak lama setelah itu aku merasa sudah di ujung tanduk. 

Dan memuntahkan spermaku didalam mulut putri. Dia pun menelanya habis dan membersihkan sisa2 sperma yang masih menempel di kontolku. Putri ke kamar mandi membersihkan mulutnya. Sedangkan aku khawatir kemana perginya ustadzah ikha. Aku wa ustadzah "" Ustadzah, dimana.. Baim minta maaf, kesini ustadzah.. Pacar baim juga ga tau keberadaan ustadzah. Anggap aja tidak terjadi apa apa "" tak lama setelah itu uatadzah kembali dan sekan tidak terjadi apa apa.

Ustadzah : baim, gimana keadaan kamu

Aku : alhamdulillah bu ustadzah, gpp kok cuma lemas aja.. Kata dokter juga liat kelanjutan kondisi baim besok.. Kalo memungkinkan sore atau malam bisa pulang.

Ustadzah : syukurlah kalo gt.. Eh ini putri ya..

Putri : iya ustadzah, aku putri pacar nya baim.

Ustadzah : beruntung loh kamu punya pacar kaya baim. Udah baik, ganteng lagi

Putri :: baik sih ustadzah, tapi genit sama cewek lain, ( sambil putri cubit pahaku)

Ustadzah pun tertawa.. Lama kami terlibat percakapan. Hingga ustadzah ikha pamit pulang karena hari sudah malam. tak lupa ustadzah memberikanku parsel yang dibawanya.

Ustadzah : yaudah ibu pamit dulu ya put, iim.. Nti kalo boleh pulang kabari ibu.. Nanti ibu jemput kalian.

Semenjak kepergian ustadzah. Aku dan putri pun tidur. Esok nya. Sore hari aku diperbolehkan pulanh dan ustadzah menjemput kami b2 pulang ke rumahnya... 

Disana ustadzah menyediakan makan dan kami makan dengan canda tawa. Hingga malam aku pun tertidur di kamarku sedangkan putri dan ustadzah tidur b2 dikamar ustadzah. Sekitar pukul 12 malam aku merasa ada sesuatu yang bergeriliya disekitar selangkanganku. 

Dengan sangat berat mataku paksa untuk terbuka. Samar kulihat. Dan aku terkejut. Putri sudah telanjang bukat melahap kontolku dengan nikmat.

aku : putri.. Ini rumah orang loh
Putri :: stttttt... Besok aku pulang.. Aku mau puas2in disini. Sensasi baru. Dirumah seorang ustadzah. Hihihi
Aku : bener2 kamu dah..

Ku nikmati setiap hisapan yang putri lakukan pada penisku. Puas dengan tindakanya putri mengubah posisinya jongkok tepat didepan tegangnya kontolku.. Di arahkan kontol ku ke dalam lubang memeknya. Ahhh.. Sensasi luar biasa kurasakan. Menikmati binalnya pacarku sendiri di rumah seorang ustadzah yang juga menunggu aku gagahi.. Puas dengan posisi wot putri menarik kontolku dan membimbing aku jalan keluar balcony.. 

Dengan posisi dia menungging memegang pagar balcony. Kuarahkan kontolku tepat dalam lubang memeknya.. Desahan demi desahan tak henti hentinya kami klurakan. Dengan sedikit menahan suara. Menikmati derit2 pagar yang sedikit bersuara akibat pertempuran kami. Tiba2 sebuah mobil lewat melaju kencang di depan jalan. Dan berhenti mendadak tepat di depan rumah ustadzah. Kemudian sosok wanita berjilbab lebar dan panjang kluat dari mobil. Meletakan tangan menutup mulutnya seakan tak percaya apa yang dilihatnya.. 

Aku tak tau kenapa bukanya aku kabur dan kembali kedalam justru aku menikmatinya ketika ada seseorang yang tak nampak dari atas siapa org tsb melihat sepasang kekasih beradu kelamin di balcony rumah. Sensasi ini tak tertahan kan.. Membuat aku ingin segers mengeluarkan spermaku.. Dengan gerakan cepat ku pacu pinggulku untuk menyodok lebih dalam vagina pacar kesayanganku. 

Tak tahan hingga akhirnya spermaku keluar membasahi pinggul putri yang juga mendapatkan orgasmenya. Dengan lemas kami paksa untuk masuk kedalam. Dan aku tertidur di kamar. Sesangkan putri kembali ke kamar ustadzah.

Esok paginya. Mendung langit seakan membuat mataku enggan terbuka. Aku terus berselimut. Malas rasaku untuk bangkit. Dingin suasana pagi hari ditambah gerimis diluar rumah, angin yang bertiup kencang. Ustadzah ikha datang ke kamarku membawakan makanan dan minuman.

"Baim, bangun.. Sarapan dulu ni ibu bawakan" Ucap ustadzah sambil meletakan nampan berisi makanan dan minuman. Pagi itu ustadzah menggunakan gamis cream. Namun dia tak menggunakan hijabnya. Rambut lurusnya, dengan bando dikepala membuatnya terlihat lebih manis.

" Ustadzah, kok ga bapakai jilbab " Tanyaku sambil berusaha bangkit dari tidurku.

" Ibu baru selesai mandi iim. Lagi pulak cuma ada kamu sama anak2 ga ada yang lain " Jawab ustadzah dengan memberikan segelas susu coklat yang dia buat. Aku seperti merasa dia adalah ibuku sendiri, perhatian dan rasa sayang ustadzah terhadapku tak pernah kurasakan semenjak aku memutuskan untuk merantau.

" Putri dimana ustadzah " tanyaku penasaran dimana pacarku sekarang

" Putri langsung pulang. Pesawatnya pagi sekali. Sepertinya ada perlu. Dia gak mau ganggu istraht kamu makanya dia ga bangunin kamu iim " Dimakan dulu ya im, ibu mau urus anak2 dulu " Bilang ustadzah padaku. Menghamburkan lamunan ku sesaat.

Sebelum ustadzah ikha beranjak pergi. Kutahan tanganya. Ustadzah menolehkan wajahnya dan kucium langsung bibirnya. Dibalas ustadzah dengan menggunakan lidahnya. Ku hentikan dan ku ucapkan terimakasih. Ustadzah menunduk dan tersenyum malu atas tindakanku. 

Kemudian dia berlalu meninggalkanku. Akupun menghabiskan makananku. Setelahnya bergegas mencuci muka dan berbaring kembali ke tempat tidurku. Entah apa yang aku lakukan hari ini. Aku ingin bermalasan seharian dengan lenganku yang masih sedikit sakit untuk bergerak. 

Siang sekitar jam setengah 2. Aku terbangun kembali. Kurasakan hening seisi rumah. Aku mencari dimana ustadzah ikha. Dikamarnya tak ada. Kemuadin aku bawah menuju dapur. Ustadzah sudah rapih dengan gamis merahnya dipadukan jilbab coklat kemerahan.

"Mau kemana ustadzah", tanya ku heran.
"Ini im ada acara pengajian ibu2 kebetulan ini terakhir sebelum puasa, jadi ibu bawa berkat makanan ini untuk dibagikan", jelas ustadzah ikha sambil menyusun makanan yang akan disediakan untuk pengajianya nanti.

" Ustadzah, baim boleh tanya sesuatu " Tanyaku disela sela kesibukanya
" Tanya aja im.. Kenapa tu " Jawab ustadzah penasaran
" Kenapa ustadzah ga marah waktu kejadian di rumah sakit"

Ustadzah terdiam dan menghentikan kesibukanya menyusun makanan tersebut. Tanpa menjawab pertanyaanku, ustadzah pamit segera berangkat ke acara pengajianya. Shiiit, sepertinya aku salah mempertanyaakan hal itu disaat seperti ini. Aku takut ustadzah ikha marah padaku. Dengan kesal akan apa yang aku tanyakan tadi, aku kembali ke kamar.. Ku lihat hpku, ada pesan wa dari fitri. 

Fitri menanyakan kenapa aku tidak buka toko udah 3 hari? Ku jelaskan bahawa aku mengalami kecelakaan dan dirawat dirumah sakit. Kemudian fitri menelponku

" Abang, dimana sekarang"
"Abang dirumah ustadzah ikha fit, baru pulang dari rumah sakit"
" Kenapa fitri ga d kabarin sih. Abang gpp kan. Kok bisa sampai kecelakan, parah bang kecelakaanya" Cerocos fitri seakan khawatir dengan keadaanku
" Gpp kok fit, cuma memar sama kseleo aja."

Lama kami terlibat dalam percakapan. Fitri sangat terkejut mendengar kabar aku kecelakaan. Apa yang ada dalam benak janda anak satu itu. Aku bukan pacarnya, dekatpun karena tetanggaan di tempat kerja. 

Tapi sivat dan cara dia kepadaku seakan menujukan dia ingin bersamaku. Jangan terlalu berharap padaku fit, apa lagi memancing naga yang sedang tertidur. Nanti kamu sendiri yang akan menanggung akibatnya. Batin ku berbicara demikian. Kemudian aku berbaring di kamar dan terbayang apa yang aku tanyakan pada ustadzah ikha yang membuatnya sangat dingin kepadaku. 

Disela lamunanku tiba2 aku terfikir sosok wanita yang menyaksikan pertempuranku bersama putri tadi malam. Siapa dia? Dengan jelas memberhentikan mobilnya tepat didepan rumah ustadzah ikha dan keluar dari dalam mobil menghadap ke atas melihatku dan putri sedang mendesah kenikmatan.

###
Waktu berlalu aku tertidur didalam kamar. Senja pun datang menyapu mentari hingga bulan menutup cahayanya menandakan malam segera tiba. Aku terbangun namun sunyi ku dengar seisi rumah. 

Tak ada tangus anak2 atau teriakan ustadzah memarahi anaknya. Ku cari keseluruh penjuru ruangan. Tak ku temukan dimana ustadzah dan anak2. Aku sendiri rumah yang besar. 

Kenapa ustadzah belum pulang juga. Hari sudah malam?. Gumamku sedikit khawatir ada apa dengan ustadzah ikha. Ku cari keluar rumah tak ada mobilnya. Aku keatas. Menenangkan diri di balcony. Kubakar sebatang rokok sampurna mild dengan kopi yang sedari tadi sudah dingin. 

Fikirku masih tentang ustadzah. Dari jauh kulihat sebuah mobil avanza putih berhenti diujung jalan turun seorang wanita berhijab dari mobil avanza.. Sepertinya aku mengenalnya. Kemudian mobil avanza yang ku taksir adalah milik ustadzah kembali berjalan dan masuk dalam runah ustadzah. 

Benar ustadzah pulang. Aku segera kebawah dan membuka kan pintu untuknya. Kulihat arga dan haisya tertidur di mobil. Ku bantu ustadzah menggeneong arga dan ku letakan di kamarnya. Kembali aku ke meja makan dimana ustadzah sedang merapihkan sisa sisa berkat yang masih ada.

" Iim kamu udah makan? ", tanya ustadzah padaku.
" Belum ustadzah " Ku jawab Asingkat.
" Yaudah kita makan yuk, masih ada ni beberapa yang sisa" Jawab ustadzah sembari memeberikan makanan padaku. Disela sela kami menyantao makanan aku beranikan diri memulai percakapan.
" Gimana acaranya tadi ustadzah " Tanyaku

" Alhamdulillah imm lancar, rame banget tadi. Untungnya ibu stock berkat banyak. Jadi kebagian semua " Jelas ustadzah
" Bang radi kapan pulang ustadzah "
" Besok atau lusa mungkin iim " jawabnya singkat

Aku terus melanjutkan makan hingga kami selesaimakan ustadzah ikha segera mencuci piring. Aku keluar teras untuk menghembuskan sebatang rokok sampurna. Masih terfikir dalam benakku ttg ustadzah ikha yang seakan enggan membahas hal hal yang berbau seks. Selsai merokok. Ku hampiri ustadzah yang hampir selesai mencuci piringnya. Aku agak sedikit takut untuk bertanya kembali. Namun rasa penasaranku membuat aki nekad bertanya kembali tentang kejadian di rumah sakit yang lalu.

" Ustadzah, baim masih penasaran. Ustadzah belum menjawab tanya baim siang tadi "
" Sudah lah imm, lupakan anggap aja hal itu gak pernah terjadi " Jawab ustadzah singkat.
" Tapi ustadzah.."
" Sudahlah ibu capek sekali. Lain waktu aja kita bicarakan " Jawab ustadzah menyela kata2 ku.
" Mau baim pijitin lagi " Tanyaku sedikit ragu.
" Ga usah iim. Ibu ngantuk.. Kayaknya langsung tidur aja " Cela ustadzah sambil berlalu pergi meninggalkanku

Batin ku menggumam kesal atas tindakan ustadzah. Baru kali ini aku tidak dipedukika sebegitu dinginya dia terhadapku. What..! Kenapa dia menolak tawaranku. Tak biasanya ustadzah bertindak seperti itu. Argh.. Munafik sekali kau ustadzah. Geram batinku kesal. Langsung menuju kamar dan merapihkan pakainku. Ku pesan gojek dan pergi ke toko ku kembali. Ya aku memang sulit mengntrol emosiku. Ku putuskan kembali ke toko dan lihat siapa di antara aku dan kamu ustadzah ikha yang mencari dan mebutuhkan. Sesampai nya aku ditoko aku langsung berbaring dan tertidur. Tak kupedulikan apa yang barusan aku alami.

___________semoga terhibur ____________

  • Siapa sosok perempuan yang melihat pergumulan baim dan putri?
  • Ada apa dengan ustadzah ikha yang begitu dingin sikapnya terhadap baim.?

See you next UPDATE


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com