𝐁𝐞𝐫𝐩𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐏𝐚𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐓𝐢𝐠𝐚 𝐆𝐚𝐝𝐢𝐬

“Tik tok tik tok tik tok” Suara jam dinding ruangan kerjaku semakin membuat penat kepalaku. Sudah sebulan lebih aku seperti terkurung di tempat ini karena marketing manager sebelum aku terbukti telah menggelapkan uang perusahaan dengan jumlah yang fantastis, jadi aku harus membenahi masalah-masalah yang sudah ditimbulkannya.
“Aaaaaaarrrrrggghhhhhhh” aku berteriak dengan keras tanpa alasan yang jelas, aku hanya ingin berteriak untuk melepaskan semua lelahku.

“Ada apa pak Tyo?” Tanya Rina staff ku yang langsung masuk ke ruanganku karena kaget mendengar suara teriakan ku dari mejanya yang berada tepat didepan ruangan ku. Ya, namaku Prasetyo Wibowo dan semua orang yang mengenalku memanggilku Tyo, lelaki single 27 tahun dengan wajah lumayan tampan dan tubuh yang cukup atletis.

“Gak ada apa-apa kok Rin” jawabku sambil tersenyum dan langsung menghampirinya, Rina terlihat bingung melihat kelakuanku itu.
Rina adalah staff “kesayangan” ku, beberapa kali aku pernah mengajaknya untuk hanya sekedar makan malam tapi dia menolaknya dengan halus, dengan alasan dia sudah memiliki tunangan dan tidak enak jika dilihat oleh orang yang dikenalnya nanti, tetapi aku sebagai lelaki sejati tidak pernah kehabisan akal untuk dapat mendekatinya, dia sangat menarik dan memiliki tubuh yang ideal. Oke kembali ke cerita, karena didalam ceritaku kali ini Rina bukanlah pemeran utamanya

“Cuma mau cari perhatian kamu kok” jelasku lagi sambil tiba-tiba mencium pipinya, Rina pun sontak kaget atas apa yang aku lakukan, pipinya langsung merah merona dan dia pun langsung keluar ruangan ku karena gugup, aku tersenyum melihat Rina yang meninggalkan ruanganku dengan wajah merah yang semakin membuatku gemas.
“Aku harus liburan!” Itulah kalimat yang ada didalam pikiranku untuk memotivasi diriku sendiri menyelesaikan semua pekerjaan sialan ini.

Singkat cerita akhirnya semua pekerjaanku beres dan aku langsung mengajukan cuti 1 minggu kepada atasan, untung lah atasanku sangat pengertian dengan keadaanku sekarang dan cutiku langsung di approve, lagipula sekarang seluruh staff marketing hanya tinggal diberi sedikit arahan tentang programku dan semua bisa aku jamin dapat berjalan dengan lancar.

Dan tibalah hari liburanku,
Aku terbiasa travelling sendirian sejak zaman kuliah dulu, dan kali ini pun aku memutuskan untuk pergi sendirian tanpa mengajak teman-temanku, tempat yan dituju adalah pantai dikawasan Ujung Genteng di Kab. Sukabumi, salah satu pantai terindah dipulau jawa, pantai ini merupakan tempat liburan favoritku, selain pemandangannya bagus dan tempatnya masih sepi, ombak disini juga bagus untuk surfing.

Setelah bersiap-siap packing akupun langsung berangkat memacu pajero sport ku keluar apartement.
Ditengah perjalanan aku menghubungi kenalanku yang memiliki penginapan disana, aku menghubunginya dadakan seperti ini karena aku sangat yakin dia masih memiliki penginapan kosong yang bisa aku gunakan karena sekarang sedang low season

“Halo pak Randi!” Pak Randi adalah kenalanku yang memiliki penginapan tersebut
“Ya mas Tyo, apa kabar?”
“Baik pak, tolong siapin 1 kamar dong pak buat saya sendiri aja, oh iya, papan seluncur saya aman kan pak disana?”
“Waduh mas maaf untuk yang perkamar semua sedang saya renovasi, tinggal yang 1 rumah saja dengan 2 kamar, papan aman kok mas”
“Ohh yaudah gak apa-apa pak saya ambil yang itu aja, papan langsung pindahin kesana aja ya pak, 3 jam lagi mungkin saya sampe sana”

Setelah menutup telepon aku melihat jam tangan, tak terasa sudah 4 jam aku menempuh perjalanan dari jakarta, aku memutuskan untuk mampir sebentar ke pom bensin di daerah pelabuhan ratu untuk istirahat sejenak dan mengisi bahan bakar mobil kesayanganku ini, karena memang tidak ada lagi pom bensin yang akan ku lewati sampai daerah surade. Waktu menunjukan tepat jam 1 siang, dan cuaca hari ini sangatlah panas, setelah mengisi bahan bakarpun aku memarkirkan mobilku untuk membeli minuman dingin dimini market yang ada didalalam pom bensin ini juga.

Setelah turun dari mobil, aku melihat 3 orang wanita cantik tepat diluar mobil mercy tua yang masih terlihat mewah karena terawat (aku tidak begitu mengerti tentang type mobil) berplat B sedang terlihat panik, mereka semua memakai tank top ketat yang masing-masing berwarna putih, hitam, dan merah, sedangkan untuk bawahan mereka kompak mengenakan hotpants jeans. Karena penasaran akupun menghampiri mereka.

“Halo selamat siang, ada apa nih mbak-mbak kok kelihatannya panik?” Tanya ku penasaran sambil melihat-lihat mobilnya
“Mmm ini mas, mobil ku mogok gak tau kenapa” ujar salah satu wanita bertanktop putih yang terlihat paling dewasa diantara mereka.
“Ohh gitu” kataku sambil celingak-celinguk karena memang aku tidak mengerti sama sekali tentang mesin

“Sebenernya sih saya gak ngerti tentang mesin sih mbak, saya coba tanya karyawan-karyawan sini dulu ya, siapa tau ada yang ngerti” aku ingin mencoba membantu 3 orang wanita cantik ini, namun setelah tanya kesana-kemari tidak ada satu orang pun yang mengerti mesin mobil disini.

“Aduuuh gimana nih Ta??” Tanya wanita bertanktop merah yang berpostur paling pendek diantara mereka kepada si tanktop putih, walaupun terlihat paling pendek namun dialah yang memiliki body paling berisi diantara yang lain.

“Gue udah telepon bokap sih, katanya mau suruh orang kesini, tapi mereka kan dari Jakarta, mau nunggu berapa lama kita disini? Malah panas banget lagi disini” kata wanita satu lagi yang bertanktop hitam, terlihat paling kurus namun memilik wajah paling cantik.

“Memang mbak-mbak ini mau kemana?” Tanyaku kepada mereka
“Ke Ujung Genteng mas” kata si tanktop merah dengan lemasnya

“Ohh, kebetulan banget dong, saya juga mau kesana, mau bareng saya aja? Mobil nya titip sama orang sini aja sampe orang suruhan bapak mbak dateng” tawar ku melihat kesempatan emas untuk dapat berlibur bersama 3 wanita cantik ini, mereka terlihat ragu atas tawaranku, lalu mereka saling berbisik, dengan samar aku dapat mendengar apa yang mereka diskusikan

“Gimana Ta?ikut gak?” Kata si tanktop hitam
“Gak tau deh, gue takut, tapi kayaknya sih dia orang baik-baik” jawab si tanktop putih
“Udaah ikut aja, mas nya ganteng kook.hihihihi” kata si tanktop merah sambil tertawa centil

Akupun langsung memotong pembicaraan mereka
“Tenang aja saya orang baik-baik kok, udah ikut aja, lagian disini panas banget kan, oiya kenalin saya Tyo, saya dari jakarta juga kok”
“Oke deh mas, maaf ya jadi ngerepotin” kata si tanktop merah
“Yihiii asik bareng mas ganteeng” celetuk si tanktop merah yang membuat pipiku sedikit memerah

Akhirnya setelah membeli minuman dan beberapa cemilan mereka bertiga ikut bersamaku, dan diperjalanan akhirnya aku mengetahui nama mereka masing-masing, si tanktop putih bernama Nita, si tanktop hitam bernama Nanda, dan yang paling menggairahkan si tanktop merah bernama Bunga.

Mereka bertiga adalah mahasiswi tingkat akhir disalah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta yang sedang ingin berlibur bersama. Sepanjang perjalanan pikiran kotorku terus muncul karena pemandangan tiga pasang gunung kembar yang dibungkus oleh tanktop ketat itu

Berpetualang di Pantai Bersama Tiga Gadis Pemuas Nafsu
Nita
Sepanjang perjalanan kami membicarakan berbagai hal, dalam pembicaraan tersebut aku mengetahui beberapa info mengenai mereka, mereka baru saja selesai sidang skripsi, mereka mengambil jursan public relation di salah satu unversitas di bilangan sudirman yang terkenal dengan pergaulannya yang sangat bebas.

Nita si tanktop putih memiliki tubuh paling ideal, kulitnya putih sangat serasi dengan tanktop yang dipakainya sekarang, karena memang iya berdarah chinese, dan memiliki wajah yang cantik dan payudaranya walaupun tidak terlalu besar namun bentuknya sangat indah dengan bulatan yang sangat sempurna, sungguh tipe wanita idamanku, apalagi ditambah dengan cara bicaranya yang dewasa dan terlihat pintar, membuatku semakin tertarik olehnya.

Berikutnya Nanda si tanktop hitam, berperawakan paling kurus, akan tetapi tidak mengurangi keseksiannya, pantatnya cukup bulat berisi dan payudaranya terlihat imut dengan dibalik tanktop dan branya, ditambah lagi dengan kulitnya yang agak gelap khas orang jawa yang membuatnya terlihat eksotis, namun dia tidak terlalu banyak bicara sepanjang perjalanan.

Dan yang terakhir adalah Bunga si centil tanktop merah, payudaranya terlihat terlalu besar untuk tubuh mungilnya itu, wajahnya sangat lucu seperti seumuran anak SMU, tingkahnya yang centil dan payudaranya itu sedikit membuat konsentrasi ku buyar menghadapi jalanan berliku menuju Ujung Genteng karena dia duduk dikursi depan disebelahku.

Tak terasa pada pukul 4 sore pun kami sampai di kawasan Ujung Genteng, setelah masuk gerbang dan membayar Rp 20.000 akupun bertanya kepada mereka.
“Kalian udah booking penginapan?” Tanyaku sambil mengarahkan mobil kedaerah pantai yang banyak penginapannya.
“Belum nih mas, baru mau nyari, mas punya rekomendasi tempat yang bagus gak?” sahut bunga dengan manja

“Ohh kebetulan sih aku udah booking home stay yang ada 2 kamar, mau bareng aja?lumayan kan bisa hemat biaya penginapan” tawar ku sambil membayangkan hal yang tidak-tidak, aku berusaha akrab dengan mereka dengan menggunakan panggilan ‘aku-kamu’
“Waaaaahhhh boleeehhh, kalian mau kan??” Tanya bunga kepada kedua temannya sambil kegirangan.

“Aduuh emang gapapa nih mas?kita udah ngerepotin mas banget soalnya, aku jadi gaenak nih” kata Nita
“Ya gapapa kok, lagi pula aku udah terlanjur booking, karena di tempat kenalanku, yang sewa perkamar sedang di renovasi semua jadi aku terpaksa ambil yg ada 2 kamar deh, jadi dari pada mubazir kalian bisa pake kamar satu lagi” jelas ku sambil terus mengarahkan mobil kearah penginapan yang dituju.

“Hmm yaudah deh, makasih banyak loh mas” kata Nita
“Asiiiik, lo gimana Nan?diem aja dari tadi, grogi ya sama mas ganteng?” Tanya Bunga sambil menggoda Nanda
“Gue ikut kalian aja” Jawab Nanda tanpa ekspresi.

Tidak lama kemudian kami pun sampai di penginapan, disana sudah ada pak Randi yang sedang menunggu
“Loh mas Tyo katanya sendiri?” Tanya pak Randi heran karena aku membawa 3 wanita kota yang seksi-seksi ini

“Oh iya pak, kenalin ini Nita, Nanda, dan Bunga, tadi kita ketemu di pom bensin di pelabuhan ratu, mobil mereka mogok, ya saya tawarin bareng aja, ini juga baru kenalan kok” jelasku sambil memperkenalkan mereka, mereka bertiga pun bergantian berjabat tangan dengan pak Randi
“Yaudah kalian langsung masukin barang-barang aja terus langsung istirahat” kataku sambil menurunkan barang-barang bawaan mereka satu-persatu dari mobil ku

“Masukin barang siapa kemana mas?hihihi” kata Bunga sambil langsung mengambil Tas nya dan berlari masuk kedalam, melihat kelakuan temannya Nita dan Nanda hanya tertawa
“Waaah, liburanku bakal seru nih kayaknya” pikir ku dalam hati membayangkan hal-hal gila apa yang akan menantiku didepan
Setelah aku masuk ke ruang tamu terlihat Nita sedang memandangi papan seluncur ku yang sudah diletakan disana oleh pak Randi, sementara Bunga dan Nanda sudah berada dikamarnya

“Kamu suka surfing Ta?kalo mau nanti pake aja” Tanya ku sambil tersenyum
“Oh ngga kok, tapi aku sih pengen banget bisa surfing, emang ini punya mas Tyo?” tanya Nita kembali
“Iya Ta, sengaja aku titip sama pak Randi biar gak repot kalo mau surfing disini, mau aku ajarin?” Tawar ku sambil berharap dia menerima tawaranku

“Mas beneran mau ngajarin aku?aduuh makasi banget ya mas, untung banget aku ketemu mas hari ini” kata-kata Nita membuat ku ingin melompat-lompat kegirangan
“Yaudah besok pagi kita ke pantai ya, oh iya nanti jam setengah 6 kita ke pantai yang paling ujung ya liat sunset, kasih tau temen-temen kamu, sekarang istirahat aja dulu” kata ku sambil membuka pintu kamarku dan langsung masuk untuk istirahat

Setelah beres-beres barang bawaan dan beristirahat sebentar aku keluar kamar menuju kamar mandi untuk buang air kecil, hanya ada 1 kamar kecil didekat dapur dalam penginapan ini, akupun langsung membuka pintu kamar mandi yang kurasa tidak ada orang karena memang tidak ada suara air sedikit pun

“Awwwww” teriak bunga yang ada didalam kamar mandi sedang mengeringkan badannya dengan handuk berwarna pink, ternyata Bunga baru saja selesai mandi, aku melihat tubuh telanjangnya, payudaranya…. Huh sungguh besar dan bulat dihiasi puting berwarna coklat muda, dia pun refleks menutup tubuhnya dengan handuk

“Aduuh maaf maaf aku pikir gak ada orang didalem” ujarku meminta maaf
“Iyaa gapapa mas, aku yang salah kok gak ngunci pintu, anggep aja ini bonus buat mas yang udah nolong kita bertiga hari ini” katanya sambil kembali membuka handuknya sekejap lalu menutupnya lagi, pipinya sendiri terlihat merah lalu langsung berjalan melewatiku kearah kamarnya

“Kenapa lo bung?” Tanya Nita sambil keluar kamar karena kaget akan teriakan Bunga, dan yang membuat aku kaget Nita juga hanya terbalut oleh handuk berwarna putih yang hanya menutupi setengah payudaranya sampai ke paha nya, nampaknya dia juga baru saja selesai mandi

“Gapapa kok” jawab Bunga sambil tersenyum centil, lalu mereka berdua kembali masuk kamar, aku pun hanya berdiri terdiam sambil menahan Tyo kecil untuk tidak berontak dan berpikir, jangan-jangan mereka berdua mandi bareng lagi, membayangkannya membuat aku tidak bisa lagi menahan pemberontakan si Tyo kecil, akupun buang air kecil dengan penis tegang.

Setelah istirahat sebentar kami berempat langsung keluar penginapan untuk berjalan kearah pantai yang ada di ujung untuk melihat sunset, pantai disana memiliki pasir yang sangat putih dan pemandangan yang indah, untuk sampai kesana kami masih harus naik mobil menempuh jarak sekitar 2km, pemandangan didalam mobilku tidak kalah indah dengan pemandangan pantai disepanjang pernalanan, kali ini mereka bertiga berpenampilan tidak kalah seksi dari pada saat pertama kami bertemu.

Nita menggunakan kemben hitam yang hanya menutupi payudara nya sampai batas atas perut dengan kemeja putih tipis tanpa dikancing yang diikat di atas pusarnya dengan bawahan hanya dililit dengan kain bertemakan pantai berwarna orange, aku menebak dia hanya menggunakan celana dalam mini dibalik kain tipis itu karena terlihat jelas ceplakan celana dalam nya saat dia naik mobil tadi,

Bunga menggunakan tanktop berwarna pink yang lebih seksi dari sebelumnya, belahan dadanya sangat rendah dan hanya dihiasi 2 tali tipis dipundaknya yang nampak tidak mampu menahan payudaranya yang sangat besar, dengan bawahan celana pantai yang sangat mini,

Nanda mengenakan kaos longgar berwarna putih model sabrina yang menampakan pundaknya yang mulus dan terlihat tali bikini melingkar di lehernya dengan bawahan hotpants berwarna hitam.

Berpetualang di Pantai Bersama Tiga Gadis Pemuas Nafsu
Nanda
Setelah menelusuri jalan yang lebarnya hanya sedikit lebih besar dari mobilku, sehingga jika ada mobil dari arah lain, salah satu mobil harus menunggu dan mencari celah yang agak luas agar bisa lewat. Jalan kecil ini berakhir disebuah lahan yang cukup besar untuk dijadikan parkiran ditengah-tengah hutan bakau, ya mobilku harus diparkir disini dan menyusuri jalan setapak dengan berjalan kaki, kami berempat pun berjalan menyusuri jalan setapak yang kira-kira panjangnya hanya 50 meter dari tempat parkir,

mereka bertiga sangat excited dan penasaran akan apa yang ada diujung jalan setapak ini, karena seperti yang aku ketahui saat pembicaraan dimobil tadi siang, ini memang kali pertama mereka berlibur ke kawasan Ujung Genteng ini di akhir jalan setapak ini mulai banyak pasir pantai dan setelah itu jalan agak naik mendaki bukit kecil, suara gemuruh ombak sudah sangat terdengar dari sini.

“waaaaaaahhhhh kereen bangeeeet” teriak Bunga sambil berlari kearah pantai diikuti kedua teman seksinya itu.

aku hanya dapat tersenyum melihat kelakuan mereka, suasana disini memang sangat indah, dari atas bukit diakhir jalan setapak ini aku bisa melihat lautan samudera hindia yang dengan ombak yang cukup besar dan indah, disebelah kanan ada sungai berwarna hijau pekat yang cukup lebar, terlihat ada beberapa warga setempat sedang memancing disana, dan diantara laut dan sungai ini terdapat pantai dengan pasir yang sangat putih dan bersih, walaupun masih dapat terlihat sedikit sampah berserakan juga walau tak sebanyak di pantai ancol.hehe, karena pantai ini memang masih sangat sepi untuk tempat wisata seindah ini.

“hey jangan main air dulu, duduk disini aja, ombaknya udah mulai gede tuh, abis ini juga kita kan mau makan malam, lagian udah hampir gelap, dari sini keliatan banget sunsetnya” teriak ku saat melihat mereka bertiga ingin bermain air dipinggiran pantai. setelah itu merekapun duduk berjejer memunggungiku, dari belakang aku dapat melihat siluet tubuh mereka yang indah dihiasi sinar matahari terbenam, ditambah lagi kibasan rambut panjang mereka yang tertiup angin membuat sore ini semakin indah untukku.

Setelah matahari terbenam seluruhnya pantai menjadi sangat gelap, nampaknya kami pengunjung terakhir yang berada di pantai ini, untungnya aku membawa torch light kecil dikantongku, kami pun bertiga kembali menyusuri jalan setapak yang gelap itu menuju mobil, ditengah jalan tiba-tiba ada yang memeluk tanganku cukup keras, setelah aku lihat ternyata itu adalah Nanda, mungkin dia phobia gelap, karena dari pegangan tangannya yang gemetar cukup hebat aku dapat mengetahui bahwa dia sangat takut.

“iiiihhhh Nanda kok main pegang-pegang mas ganteng aja sihhh” teriak bunga dari belakang, mendengar keluhan Bunga, Nita hanya tertawa pelan.
“udah gak apa-apa kok, lagian Nanda kayaknya takut banget sama gelap” padahal penisku perlahan mulai tegang karena lenganku merasakan payudara imut Nanda, namun Nanda hanya diam saja dan masih terus gemetaran

Sesampainya di mobil Nanda melepas tanganku dan langsung masuk dikursi belakang.
“Haaaahh gila serem banget sih tempatnyaaa” barulah Nanda dapat bersuara “kalo terang sih keren banget, kenapa kalo malem horor begini” lanjut Nanda dengan wajah masam.

“hihihihi Nanda penakuut, tapi bilang aja emang mau cari kesempatan gandeng-gandeng mas ganteng kan” ejek Bunga, “enak aja lo, ngga kok!” balas Nanda, sepanjang perjalanan ke warung tenda sea food yang akan kami tuju Bunga dan Nanda saling ejek karena kejadian barusan, aku dan Nita hanya tertawa melihat tingkah mereka.

Aku mentraktir mereka makan malam, sea food disini sangat enak. aku tidak keberatan mengeluarkan sedikit biaya ekstra diliburan ini hanya untuk sekedar mentraktir makan mereka selama liburan ini, lagi pula harga makanan disini termasuk sangat murah, so, tidak jadi masalah untuk ku. Selesai makan kamipun kembali ke penginapan dan langsung masuk kamar masing-masing.

Meskipun lelah, namun aku bukanlah tipe orang yang mudah tidur selain diatas kasur kesayanganku di apartement, aku pun keluar kamar dan menyeduh kopi hitam yang sudah aku persiapkan dari apartement, dan membawa secangkir kopi itu keluar penginapan dan duduk di kursi panjang yang ada di teras, penginapan ini langsung menghadap kelaut, tetapi pinggiran lautnya bukan lah pantai berpasir putih dan halus seperti pantai yang tadi sore kami kunjungi, melainkan karang-karang kecil yang kasar. Sejenak aku menikmati udara malam dipinggir laut ditemani secangkir kopi saset yang aku buat sendiri

“Kok belum tidur mas?” suara wanita tiba-tiba menyadarkanku dari lamunan, ternyata itu nita, dia masih belum berganti pakaian, masih cantik seperti tadi sore.
“Ya begini lah kalo gak dirumah sendiri, susah tidur, kamu sendiri kok belum tidur? yang lain mana?” kataku sambil memperhatikan wajahnya yang memang sangat cantik

“Sama dong.hehe” jawabnya sambil tersenyum manis “yang lain udah pada molor tuh kecapekan, lagian kan tadi mereka sempet aku suruh dorongin mobil sedikit sampe pom bensin” lanjut Nita.
“Ngomong-ngomong, kamu udah punya pacar belom Ta? Kok cewek-cewek cantik liburannya bertigaan aja gak sama cowok?” tanyaku iseng mencari tau

“Kita bertiga itu gak ada yang punya pacar mas, banyak sih cowok yang deket sama kita, tapi paling itu cuma temen aja, atau yaa cuma jadi ‘friend with benefits’ gitu deh mas” jawabnya terang-terangan tanpa ada rasa canggung

“friend with benefits gimana maksudnya?” tegasku memastikan apa yang baru saja dia ucapkan, walaupun sebenarnya aku sudah tau apa yang dia maksud
“yaa gitu, cuma temen tidur aja” yap!! ternyata benar!! mendengarnya birahi ku mulai naik
“ohh gitu” jawabku pura-pura tenang
“oh iya, aku gak bosen-bosen nih mau bilang terima kasih sama mas atas semuanya, tumpangan gratis, pengingapan gratis, sampe-sampe makan juga ikutan gratis, gimana dong aku balesnya?” kata Nita

Pake tubuhmu aja cukup Nita, ya tentu saja kalimat itu hanya teruncap didalam hatiku saja

“ahh gapapa kok, gak usah dipikirin, lagian aku seneng kok jadi bisa liburan ditemenin cewek cantik kayak kamu” jawabku asal, tiba-tiba suasana hening, kami hanya bertatapan muka tidak menguncapkan sepatah katapun, bibirnya terlihat sedikit terbuka, entah siapa yang memulai wajah kami saling mendekati satu sama lain, dan akhirnya bibir kami bertemu

“cup” hanya sekali kecupan dan kami langsung menarik bibir kami kembali
“maaf nit”
“Ngga mas, aku yang minta maaf” jawabnya dengan muka memerah.

tanpa ragu lagi langsung saja aku sambar bibir merahnya, kali ini kugunakan lidahku untuk menerobos kedalam mulutnya
“mmmphh” lenguhnya sambilmembuka mulutnya memberi jalan untuk lidahku masuk, lidahnya pun tidak mau kalah dalam beraksi, tangan ku mulai melingkar di pinggangnya, sedangkan tangannya melingkar di leherku, tanganku turun ke bongkahan pantatnya yang bulat dan mulai memerasnya. aku terkejut ketika tiba-tiba tangannya menahan tangnku di pantatnya, aku pikir dia menolak perbuatan ku ini

“didalem aja yuk mas, takut ada yang lewat” ucap Nita dengan wajahnya yang sudah memerah menahan nafsu. aku lebih terkejut lagi dengan apa yang dia bilang barusan, aku bangkit dan langsung menggendong Nita didepan dengan kedua tanganku, tangannya bergelayut dileherku, sungguh seperti sepasang pengantin baru yang sedang panas-panasnya, sejenak kulirik kearah pintu kamar Bunga dan Nanda, masih tertutup rapat, aku langsung saja menuju kamarku, kujatuhkan Nita diatas kasur, dia terlentang pasrah dengan rambut yang tergerai acak-acakan diatas kasur membuat gairahku semakin meningkat.

langsung saja kubuka ikatan kemeja putih tipisnya dan langsung melemparnya entah kemana, sekarang tinggal kemben hitamnya yang tidak mampu menutupi seluruh bulatan payudaranya, selendang yang menutupi kaki jenjangnya pun sudah berantakan tak karuan, terlihat pula celana dalam mini berwarna biru muda nya yang hanya menutupi sedikit bagian vaginanya

“mmmpphhh mmmuuuaacchhh” kali ini kukecup bibirnya dengan lembut, kecupanku kuarahkan ke keningnya lalu beralih ke telinganya, kukulum daun telinganya dengan sangat lembut sambil tanganku tak tinggal diam meremasi payudaranya.
“masss sssshhh ahhhh” desah Nita menikmati remasan tanganku

kuturunkan ciumanku ke arah dadanya, sengaja ku permainkan lidahku hanya dibagian atas payudaranya yang menyembul dari kembennya, kuarahkan pandanganku ke wajahnya, tatapan kami bertemu, dia terlihat cukup kesal karena tahu aku sedang mempermainkan nafsunya.

“aahh mas jangan gitu dooong” keluh Nita yang nafsunya sudah memuncak, dengan tidak sabar dia turunkan sendiri kembennya kebawah, ternyata dibalik kembennya hanya ada busa yang melapisi bulatan payudaranya yang ikut turun bersama kembennya, langsung tersembul lah dua bulatan indah dengan puncaknya yang sudah tegang berwarna cokelat muda

“isep pentil aku mass, ahhh cepeeet” aku tidak menghiraukan perintahnya, kali ini kuremas kedua payudaranya tanpa mengenai puting lalu kukelilingi payudara sebelah kirinya dengan lidah ku mulai dari pangkal sampai mendekati putingnya lalu ku hentikan, kulakukan gerakan tersebut bergantian dengan payudara kanannya sambil memegangi tangannya agar tidak mengganggu aktivitas ku itu.

“ahh mas jail banget siih” ucap Nita dengan manja, “AAAAAHHHH” teriak Nita saat tiba-tiba ku hisap puting kanannya dengan kuat, dan kucubit lembut puting kirinya dengan tangan kananku, sedangkan tangan kiri ku kuarahkan ke selangkangannya menekan-nekan vaginanya dari luar celana dalamnya.

“terus mass teruuuusss” pinta Nita sambil menekan kepalaku yang sedang menghisap puting indahnya itu.
tangan kiri ku kini menyusup lewat samping celana dalamnya lalu kusingkap celana dalamnya kesamping, kuhentikan hisapanku dipayudaranya, lalu kuarahkan pandanganku ke vaginanya, indah sekali, putih bersih tanpa bulu dengan bagian dalamnya agak sedikit berwarna merah muda.

kumasukan satu jariku perlahan ke belahan vaginanya “aawwwwwhhhh” teriak Nita keenakan, kuarahkan mulutku ke bibir vaginanya sambil tetap mengocok vaginanya dengan jariku, kujilati klitorisnya yang berwarna merah muda yang mulai membesar, kutambahkan satu jari lagi untuk mengocok vaginanya, mulutku pun kembali beralih keatas mencium bibirnya, kali ini dia membalas ciuman ku dengan sangat ganas.

“udah mas, gantian dulu ya” katanya sambil menahan tanganku dan menghentikan permainan bibir kami, dengan sigap dia membalikan posisiku sehingga terlentang diatas kasur, diapun berdiri sejenak untuk menurunkan celana dalam dan kemben yang masih melekat di selangkangan dan perutnya perlahan dengan gaya yang dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat sangat erotis, kali ini benar-benar tak ada sehelai benangpun yang melekat ditubuhnya, sungguh indah sekali pemandangan yang berada tepat didepanku ini, mengalahkan seluruh pemandangan yang sudah kulihat hari ini.

“awas ya, gantian sekarang giliran aku” katanya sambil merangkak kearahku dan mencium bibirku, dibukalah kaos yang melekat ditubuh ku sehingga aku sekarang bertelanjang dada, disapukan lidahnya keseluruh tubuh bagian depanku, dia menghisap-hisap putingku, sensasinya sungguh luar biasa, baru pertama kali aku diperlakukan seperti ini, apalagi yang melakukannya adalah bidadari secantik Nita,

sesekali matanya melirik kearah ku dengan sangat menggoda, sambil terus jilatannya mengelilingi pusarku yang ditumbuhi bulu halus disekitarnya dia menuruni celana pendekku, sekarang tinggal lah celana dalam putihku, terlihat lah penisku yang berukuran rata-rata sekitar 17cm sedang memaksa keluar dari celana dalamku, bukannya langsung membuka celanaku dia malah mengelus-ngelus lembut penis ku dari luar celana dalamku,

“wah balas dendam nih dia” pikir ku

lalu tiba-tiba dia menggigit ujung celana dalamku dan menurunkan celana dalamku dengan mulutnya, woow sungguh erotis!!kini berdirilah batang kebanggaan ku dengan tegaknya, celana dalamku dilempar entah kemana, tanpa diberi aba-aba lagi dia memasukan penisku kedalam mulutnya, dikulum kepala penisku dengan perlahan “mmmppphhhh” aku melenguh tertahan karena nikmat yang diberikan oleh Nita, lalu Nita memaju mundurkan kepalanya dengan cepat sambil terlihat tangannya sedang memainkan vaginanya sendiri yang sepertinya sudah sangat basah.

“stooop, stop dulu Ta, nanti belum apa-apa aku udah keluar lagi” kataku sambil menghentikan kepalanya, Nita duduk dan tersenyum, lalu mendekatkan wajahnya kearah kupingku “kamu iseng sih tadi” bisiknya dengan nada menggairahkan, kucium saja bibirnya dengan cepat, lidah kami pun saling beradu kembali dengan liarnya. ciuman kami dihentikan oleh Nita, Nita kembali berbisik ditelingaku “aku masukin ya mas, udah gak tahan banget”

tanpa menunggu persetujuanku dia langsung menduduki selangkangan ku, mengambil posisi untuk membenamkan penisku kedalam vaginanya, dipegang penisku dan diarahkan ke vaginanya, dengan perlahan dia menurunkan badannya diiringi dengan masuk nya penis ku ke vaginanya.

“Ahhh” desah kami berdua secara bersamaan ketika seluruh penisku masuk kedalam vaginanya, tidak terlalu sulit memasukan seluruh penisku kedalam vagina Nita karena vaginanya sudah sangat basah, apa lagi mungkin vagina ini sudah sering disinggahi oleh penis-penis yang lebih besar dari punyaku. meskipun begitu penisku masih terasa seperti dipijit-pijit didalam vaginanya.

Nita mulai menaik-turunkan tubuhnya dengan semangat, aku sangat gemas melihat payudara sempurnanya terpantul-pantul naik-turun seirama dengan gerakan tubuhnya, ku arah kan kedua tangan ku ke payudaranya untuk meremas-remas buletan tersebut dengan gemas
“iyaa begitu mass, teruusss.aahhhh” oceh Nita saat payudaranya kuremas-remas.

setelah 5 menit bertahan dengan posisi women on top aku pun mendorong badannya kebelakang dan bergantian aku yang berada diatasnya, kutekuk kakinya sehingga lututnya menyentuh dadanya, terpampang lah belahan vaginanya yang mengkilap karena cairannya sendiri, tanpa rasa jijik kujilat belahan itu dengan rakus,

setelah itu kuarahkan lagi penisku menghadap vaginanya dan langsung kuhunuskan penisku kedalam vaginanya, hasil survey dari beberapa wanita yang pernah kutiduri posisi ini membuat tusukan penis terasa lebih dalam dan nikmat didalam vagina wanita, benar saja, mata Nita langsung terbelalak kaget saat penisku masuk seluruhnya “AAAAHHHHHHH!!!” hanya itu yang keluar dari mulut Nita. kugenjot terus Nita dengan posisi seperti ini

Berpetualang di Pantai Bersama Tiga Gadis Pemuas Nafsu
Nita
“Enak Ta?” tanyaku sambil terus memompa penisku di vaginanya
“mmmm iya maasss, ahhhh.. teruuusss” jawab Nita sambil menggelengkan wajahnya kekiri dan kekanan
“mass aku mau sampe niiihhh” desah Nita yang sudah ingin mencapai puncaknya
“aku juga Ta, didalem apa diluar?” tanyaku kembali sambil terus menggenjot tanpa ampun

“dalem aja massss, aku pake pil..aaahhhh… teruuussss..aaahh aku sampeeeee” jawab Nita bersamaan dengan orgasmenya. tanpa mempedulikan orgasmenya aku terus mengocok penisku didalam vaginanya yang semakin basah karena cairan orgasmenya.setengah menit kemudian terasa ujung penisku ingin menyemburkan spermaku yang selama ini sudah lama tidak ku keluarkan karena kesibukan ku.

“Aaaahhhh” akhirnya akupun orgasme dan langsung terlentang disebelah Nita, aku menatap matanya lalu mengecup mesra keningnya
“Lagi-lagi terima kasih ya mas, aku puas banget malem ini” kata Nita sambil menyandarkan kepalanya dibahu ku

“kali ini aku kali yang harusnya terima kasih, udah bisa nikmatin bidadari kayak kamu” rayuku yang membuat pipinya memerah lalu memeluk ku mesra
“dug..dug..dug..” terdengar suara pintu digedor dari luar
“Taaa.. lo didalem??” waduh itukan suara Nanda!!

Karena mendengar suara Nanda dari luar, dengan tergesa-gesa aku mencari celana pendekku lalu memakainya karena panik. Dengan santainya Nita berjalan menuju pintu kamar lalu membukanya
“Kenapa Nan?” Tanya Nita cuek sambil bertelanjang bulat menghadap temannya itu

“Ohh lo bener disini, gue kira lo kemana tiba-tiba ngilang” kata Nanda datar seperti tidak sedang terjadi apa-apa, aku sedikit bingung berada dalam keadaan seperti ini, mereka nampak sudah terbiasa dengan apa yang baru saja terjadi
“Eh Nan, jangan bilang-bilang Bunga ya, pasti dia heboh sendiri deh kalo tau gue dapet ‘Mas Ganteng’ nya duluan” pinta Nita kepada Nanda, aku yang sedang terduduk dikasur hanya tersenyum mendengar perkataannya.

“Iya tenang aja, yaudah gue mau tidur lagi” jawab Nanda sambil kembali kekamarnya
“Oke Nan, sebentar lagi gue nyusul” jawab Nita sambil kembali masuk ke kamar ku untuk mengambil pakaiannya.
“Sungguh sempurna sekali wanita ini” pikirku saat kembali memperhatikan tubuh telanjang Nita yang sedang mengenakan pakaiannya satu-persatu
“Aku balik kekamar ya mas. Cup” kata Nita manja sambil mengecup pipiku lalu kembali kekamarnya

Saat kulihat jam di HP ku tak terasa ternyata sudah jam 1 pagi, dan karena begitu lelahnya melayani permainan bersama Nita tadi akupun langsung tertidur
“Hhhuuuuaaaaahhhh” aku terbangun dan melihat jam
“Hmm jam 7 pagi ya” gumamku
“Wah wangi apa nih?” Aku mencium aroma masakan yang sangat membuat perutku menjadi keroncongan saat keluar kamar

“Selamat pagi mas ganteeeeeeng” sapa Bunga menghampiriku lalu memelukku
“Pa.. Pagii” kataku tergagap karena merasakan ada 2 tonjolan empuk di bawah dadaku, yang membuat Tyo kecil mengalami serangan fajar. Apa lagi pagi ini Bunga hanya mengenakan bikini mini ungu yang dihiasi tali tipis dilingkaran leher dan punggungnya, bawahannya warna ungu yang sama dengan behanya dan blazzers tipis.

Berpetualang di Pantai Bersama Tiga Gadis Pemuas Nafsu
Bunga
“Waaah lagi pada masak yaa?” Saat kulihat ke dapur Nita dan Nanda sedang sibuk memasak sesuatu
“Iya Mas, lagi buat nasi goreng seafood nih buat sarapan, itung-itung bales budi ke Mas Tyo” jawab Nita sambil tersenyum, sedangkan Nanda hanya diam sambil mengiris-ngiris bawang

Kulihat pagi ini Nita seksi sekali, hanya menggunakan celana dalam polos dan t-shirt putih, aku langsung tau dia tidak menggunakan bra karena putingnya jelas tercetak diatas 2 gundukan payudaranya dibalik kaos ketatnya itu, sedangkan Nanda hanya mengenakan kaos longgar berwarna ungu yang menutupi tubuhnya sampai ke paha, nampaknya dia juga tidak menggunakan celana lagi.

“Iyaa tadikan aku sama Nanda jalan ke pasar ikan deket sini belanja buat Mas Ganteng” sahut Bunga lagi dengan gaya centilnya.
“Ohh Nita gak ikut belanja?” tanyaku sambil melirik kearah Nita
“Aahh dia tadi susah banget dibangunin, kita tinggalin aja deh” jawab Bunga yang membuatku tersenyum-senyum sendiri, jelas saja dia susah dibangunin, semalam kan dia main sama aku.

“Mas ganteng kok senyam-senyum sendiri gitu sihh??” Tanya Bunga penasaran
“Ohh gapapa kok Bunga, ” jawabku sekenanya “oiya, mobil kalian gimana?” Lanjutku lagi.
“Udah dibawa ke Jakarta, aku gak nanya-nanya lagi apa yang rusak, tapi ya katanya harus diderek dibawa ke Jakarta, jadi kayaknya kita pulang ngikut mas Tyo lagi, gak keberatan kan mas?” Jelas Nita

“Ohh gapapa kok, kalian mau berapa lama emang disini? Aku sih rencananya lusa udah pulang” tanya ku lagi
“Kita ikut mas Ganteng aja laaaah” jawab Bunga dengan gaya centilnya lagi
“Oke kalau gitu”

Setelah masakan matang, kami ber4 pun menyantap sarapan itu bersama-sama, hmmm cukup enak juga masakan wanita-wanita cantik ini, gimana kalau aku ajak mereka tinggal di apartementku saja ya? Apalagi apartement ku tak terlalu jauh dari kampus mereka, pasti setiap pagi aku disediakan sarapan yang lezat, dan setiap malam disuguhi tubuh-tubuh indah mereka. Hahaha pikiran ku semakin kotor ternyata.

Sarapan pun selesai, waktu menunjukan pukul 9.00 dan kami bersiap-siap untuk kembali bermain air dipantai, aku keluar penginapan membawa papan seluncurku, dan memolesnya sebentar sambil menunggu 3 bidadari cantikku bersiap-siap, selesai memoles aku menaruh papanku diatas mobil, dan saat menoleh kebelakang…

Ya tuhaan, aku kembali diberikan pemandangan indah dihadapanku, Bunga masih mengenakan pakaiannya tadi pagi, Nanda mengenakan kemben berwarna biru yang hanya menutupi payudaranya dengan bawahan celana super pendek berwarna senada dengan kembennya, dan yang paling menarik perhatianku lagi-lagi Nita, dia mengenakan bikini mini berwarna putih yang tak mampu menyembunyikan seluruh gundukan payudaranya yang sempurna itu, dan pinggulnya dililit oleh kain pantai orange yang kemarin dia pakai, dibaliknya dia mengenakan celana bikininya yang juga sangat mini dihiasi dengan tali tipis disamping kanan kirinya, aku sempat melihatnya karena dia baru melilitkan kainnya diluar penginapan.

“Udah siap semua? Kamu jadi mau belajar surfing Ta?” Tanyaku kepada Nita sambil tidak bisa memalingkan pandanganku dari payudaranya
“Boleh mas” jawab Nita sambil menyunggingkan senyum manisnya.

Dan kami pun berangkat menuju pantai yang sering digunakan para peselancar menyalurkan hasratnya, pagi ini sepi sekali, hanya ada sekitar 4 orang wisatawan asing yang sedang asik berjemur, ombaknya pun tidak terlalu besar, sangat cocok bagi Nita yang ingin belajar berselancar, sedangkan sangat tidak cocok bagiku yang selalu senang berselancar dibawah gulungam ombak besar. Setelah turun dari mobil kami ber4 mencari tempat untuk menggelar kain untuk alas duduk kami diatas pasir,

setelah kain digelar aku duduk dan memandangi mereka ber3 yang sedang saling mengoleskan sunblock di tubuh mereka masing-masing. Lagi-lagi tuhan memberikan pemandangan mengagumkan di hadapanku, what a beautiful holiday!!

Nita dan Bunga pun melepaskan kain yang melilit di pinggul mereka, lalu terpampang lah 2 pasang kaki yang sangat menawan, dan yang membuat Tyo kecil bangun adalah 2 pasang bongkahan pantat yang tepat menghadapku yang hanya ditutupi oleh celana dalam sangat mini.

“Yuk Ta, jadi belajar surfing kan?” Tanyaku kepada Nita
“Jadi dong mas” jawabnya sambil memeluk tangan kanan ku, terasa sekali tanganku terapit dua gundukan bukit indah yang masih terbalut bikini putihnya

Kemudian aku mengajarinya beberapa teknik dasar berselancar, sementara Nanda sedang duduk sambil asik membaca buku diatas kain yang tadi kami bentangkan, dan Bunga sedang berjemur tengkurap dibawah terik matahari, saat melihat kearah bunga aku menyadari seperti ada sesuatu yang aneh, ternyata tali bikini yang seharusnya terikat di punggungnya sekarang tergerai lepas di samping tubuh indahnya

Selama mengajari Nita, sering sekali aku mencuri kesempatan untuk memperhatikan tubuh indahnya, nampaknya Nita sangat sengaja memancing birahiku dengan sesekali meliuk-liukan badannya agak berlebihan, namun aku dapat menahan nafsuku, karena ini tempat umum walaupun tidak terlalu ramai.

Ternyata sangat sulit untuk mengajari wanita seperti Nita untuk berselancar, beberapa kali percobaan dan akhirnya Nita menyerah.
“Aahhh udah ah mas, aku gak bisa, mending naikin kamu deh dari pada naik papan kayak gini” keluh Nita kepadaku, aku hanya bisa tertawa mendengarnya

“Yaudah kita jalan-jalan nyusurin pantai aja yuk” ajak ku kepada Nita, dan dia pun mengiyakannya
“Mas ikuuuut” teriak Bunga dari kejauhan sambil berlalu kearah ku dan Nita
“Pake dulu tuh beha lo” seru Nanda yg bangun mengikuti Bunga sambil membawa bikini Bunga yang tertinggal di kain yang menjadi alas berjemurnya tadi.

“Hihihi maap aku lupa” kata Bunga yang mukanya memerah

Wow!!aku kembali melihat buah dada Bunga yang membulat dan besar, dan tanpa sadar Tyo junior pun bangkit dari tidurnya yang mengakibatkan timbulnya tonjolan didepan celana pendekku.
“Aduh!!” Nita meremas penis ku cukup keras dari luar.
“Hehe maaf ya mas, abis gemes liat itu dari luar, mas juga nakal sih liat punya Bunga langsung tegang gitu” kata Nita sebelum Bunga dan Nanda sampai kearah kami.

Saat kami berempat sedang berjalan menyusuri pantai sambil bersenda gurau, dari kejauhan terlihat pak Randi sedang duduk diatas perahu kayu sambil menghisap sebatang rokok
“Lagi santai nih pak?” Tanyaku kepada pak Randi yang sedang melamun
“Eh mas Tyo ngagetin aja, lagi pada ngapain nih?” Tanya pak Randi

“Biasa, jalan-jalan aja pak”
“Pak perahunya bisa jalan nih?” Tiba-tiba Bunga memotong pembicaraanku sambil menepuk-nepuk kapal kayu milik pak Randi itu
“Ya bisa lah mbak, mau jalan-jalan naik perahu?yuk naik aja” ajak pak Randi
“Waah bener boleh pak?” Tanya Nanda yang tiba-tiba terlihat sangat tertarik, beda dari biasanya.
“Iya ayuk” tegas pak Randi lagi, kami berempat pun tidak bisa menolak ajakan menyenangkan pak Randi itu.

Singkat cerita kamipun berlayar mengarungi laut biru yang indah ini.
Pak Randi pun membawa kami sekitar 2 km kearah barat dengan kapal kayunya, selama kami berlayar wajah Nanda terlihat sangat berseri menikmati pemandangan dari tengah laut. Kami masih bisa melihat pantai dari sini, karena perahu kami hanya sekitar 500 meter dari bibir pantai.

Aku, Nita, dan Bunga larut dalam obrolan-obrolan ringan sambil menikmati perjalanan ini, sesekali aku melihat Nanda sedang asik ngobrol dengan pak Randi. Apaa?? Nanda yang dari awal pertemuan dengan ku tidak pernah mengajakku berbicara dapat ngobrol dengan pak Randi dengan begitu asiknya?? Dan pandangannya itu, sangat berbeda, apakah mungkin dia tertarik dengan orang-orang yang jauh lebih tua darinya? Karena memang kalau dilihat-lihat, pak Randi masih cukup gagah diusianya yang cukup tua itu, wajahnya pun bisa dibilang cukup tampan.

“Mas Tyo belom pernah saya ajak kesini kan?” Kata pak Randi sambil mengarahkan perahunya masuk kedalam karang berlubang membentuk sebuah gua yang cukup besar, kami berempat pun takjub dengan apa yang ada diujung gua tersebut, dibalik karang besar tersebut terdapat lautan yang tenang dikelilingi tebing-tebing yang menjulang tinggi, tidak ada pantai disini, benar-benar hanya ada tebing yang membentuk seperti dinding mengelilingi lautan tenang yang sangat bening dan jernih ini berbentuk lingkaran yang berdiameter kira-kira 100 meter.

“Waah kok saya baru tau pak??ini bagus banget, karang-karang dibawah aja sampe keliatan jelas saking beningnya nih air” kataku yang masih sangat takjub
“Hehe ini tempat rahasia bapak mas, dulu sama istri sering kesini, gak ada orang yang tau, dulu mah bapak sama istri kalo berenang disini gak pake apa-apa mas” jelas pak Randi
“Hah? Gak pake apa-apa gimana pak?” Tanya Nanda yang entah mengapa sangat dekat dengan pak Randi sekarang ini.

“Ya telanjang mbak, kan gak ada yang liat disini, kalo berenang telanjang juga rasanya bebas aja” jawab pak Randi sambil tersenyum nakal
“Jbuuuuurrrrr” terdengar suara orang menceburkan diri ke lautan jernih ini
“Iya bener pak! Enak berenang bugil” ternyata Bunga sudah terjun tanpa mengenakan bikininya, ya dia berenang tanpa sehelai busana pun di tubuhnya.

Sontak saja aku dan pak Randi langsung memaku pandangan kami kearah tubuh telanjang Bunga yang saat ini sedang berenang bebas, Nanda dan Nita pun tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan temannya itu.
“Gabung yuk mas?” Ajak Nita sambil melepas tali bikini yang melilit di belakang lehernya lalu dibiarkannya bikini itu terjatuh di pahanya, lalu dia berdiri dan lanjut menelanjangi dirinya sendiri dengan meloloskan celana bikininya dari kaki indahnya.

“Oke, siapa takut” jawabku sambil langsung bangkit dan membuka celana pendekku hingga aku juga sudah bugil
“Lo gak ikutan Nan?” Tanya Nita kepada Nanda saat Nanda masih asik ngobrol dengan pak Randi
“Nanti, bentar” jawab Nanda singkat, lalu melanjutkan pembicaraan dengan pak Randi

Tyo junior pun sudah tegang penuh karena terbawa dengan suasana erotis ini, Nita tersenyum melihat penis ku yang mengacung itu. Dengan cepat aku pun menarik tangan Nita lalu melompat dari perahu bersama-sama.

“Aaaawwwww” teriak Nita karena kaget dengan tarikanku yang membuat kita berdua tercebur ke permukaan laut. Aku, Nita, dan Bunga kini berenang kesana kemari sambil menikmati suasana luar biasa ini, Nita pun perlahan berenang agak menjauh, aku pun memperhatikan Nita yang sedang berenang membelakangiku, dari belakang dapat kulihat bongkahan pantatnya yang menyembul keluar dari permukaan air, saat asik menyaksikan gerakan Nita tiba-tiba saja terasa ada dua bulatan empuk yang menempel dipunggungku diikuti dengan sepasang tangan yang memegang penisku

“Udah kenceng banget nih mas” suara Bunga terdengar setengah berbisik dari samping telingaku, posisi kami yang sedang bergerak-gerak untuk mengambang diatas air membuat puting Bunga semakin terasa dipunggungku, terlebih lagi sepasang puting itu sudah mengeras.

“Masa Nita terus yang diliatin mas, emang gak tertarik sama aku?” Lanjut Bunga sambil mengeraskan remasannya di penis ku, tanpa basa-basi aku pun langsung balik badan dan memeluk dan melumat bibir mungil Bunga, kami melakukannya sambil berenang-renang mengikuti arus, ku arahkan tanganku ke pangkal paha Bunga, ku mainkan jariku di sela-sela vaginanya, Bunga pun melenguh sambil menggigit bibir bawahnya

“Di perahu aja yuk mas” ajak Bunga dan akupun mengiyakannya, padahal aku sedang mengira-ngira bagaimana rasanya ‘bermain’ dilautan bebas sambil berenang, tapi ya sudah lah, aku ikuti saja permainannya, sesampainya didekat kapal Bunga nampak bingung bagaimana cara menaikin perahu ini, karena memang agak sulit dinaiki jika dalam posisi seperti ini, di bagian belakang perahu ada tali tambang yang menjuntai ke bawah, aku pun berinisiatif naik duluan menggunakan tali tersebut.

Baru saja kepalaku sampai pada atas perahu, aku melihat pak Randi sedang menggenjot Nanda yang sedang menungging menghadap kearahku, kemben Nanda sekarang sudah berada di perutnya, sehingga aku dapat melihat payudara imutnya sedang menggantung bebas maju mundur seiring dengan sodokan pak randi, celananya sudah tergeletak disamping dengkul Nanda yang menjadi tumpuannya, desahan Nanda yang sebelumnya terdengar tiba-tiba terhentin saat menyadari kehadiranku, wajahnya pun memerah membuatku semakin gemas dengan reaksinya itu.

“Eh mas Tyo” hanya kata itu yang teruncap dari mulut pak Randi sambil cengengesan tanpa menghentikan genjotannya, akupun langsung merangkak menaiki perahu itu dan menghampiri Nanda, aku cukup tergoda dengan payudara Nanda yang sedang menggantung indah itu, tanpa meminta perserujuan Nanda aku duduk disampingnya lalu memeras payudara yang sedang menggantung itu.

“Uuhhh” desahan Nanda terdengar begitu merdu di telingaku, lalu kudekatkan wajahku ke wajahnya, kulumat perlahan bibirnya “mmppphhh” suara itu keluar dari mulut Nanda yang masih terus digenjot oleh pak Randi dari belakang.
“Mas Tyoooo” suara Bunga membuatku menghentikan aktifitasku bersama Nanda dan pak Randi

“Astaga, Bunga” kataku ketika teringat seharusnya aku sedang bermain bersama Bunga sekarang, akupun bergegas ke belakang perahu untuk membantu Bunga naik
“Kok aku ditinggal siiih??!” Teriak Bunga yang sedang cemberut sambil menjulurkan tangannya kepadaku, aku hanya tersenyum dan menyambut tangannya lalu menariknya keatas perahu.

“Hmm pantesan, jadi gara-gara ini” kata Bunga setelah dia naik keatas perahu dan melihat temannya sedang digenjot dari belakang oleh pak Randi, lalu Bunga menghampiri Nanda sambil merangkak lalu melumat bibir Nanda, pemandangan ini cukup membuatku terkejut, mungkin itu sudah biasa mereka lakukan jika sedang berada dalam kondisi “group sex” seperti ini, melihat posisi Bunga yang sedang nungging membelakangi ku.

akupun mengambil inisiatif untuk menjilat vagina Bunga dari belakang yang terlihat basah oleh air laut untuk melicinkan jalan masuk untuk penisku, setelah beberapa jilatan yang membuat ciuman Bunga dan Nanda semakin panas, cairan cinta Bunga pun mulai membasahi vaginanya, langsung saja aku memasukan penisku dari belakang. Saat ini posisi pak Randi dan Nanda masih belum berubah, aku dan Bunga berada dalam posisi yang hampir sama berhadapan dengan mereka, Bunga dan Nanda masih terus saja berciuman dengan ganasnya

“Ayo terus pak, aku dikit lagi keluar” kata Nanda
“Saya juga neng, didalem aja ya” jawab pak Randi
“Ahhh jangan paak, aku lagi subuur.aaaaahhhhh” sahut Nanda bersamaan dengan sampainya orgasme hebat yang dia rasakan
“Aaaahhhh” desah pak Randi saat menyemburkan spermanya kedalam vagina Nanda, aku sangat terangsang melihat permainan mereka berdua, genjotan ku semakin kupercepat ke vagina Bunga

“Nakal ya gak ngajak aku” tiba-tiba terdengar bisikan nakal seorang wanita ditelinga kananku, wanita itu tidak lain adalah Nita, karena terlalu fokus dengan permainanku dengan Bunga, aku sampai tidak sadar Nita sudah naik keatas perahu, aku menoleh kearah suara tersebut, belum sempat aku berkata apa-apa Nita langsung mencium bibirku dengan ganasnya, akupun menyambut dengan senang hati.

sementara Bunga masih menikmati sodokan-sodokan penisku di kemaluannya, tangan kiriku beralih meremas-remas payudara Nita dengan sangat gemas, perahu itu dipenuhi dengan desahan-desahan dari mulut kami bertiga, sedangkan Nanda sedang duduk lemas bersandar di dada pak Randi yang pakaiannya sudah kembali rapi.

 Berpetualang di Pantai Bersama Tiga Gadis Pemuas Nafsu
“Mas cepetin, aku mau keluar” tanpa ragu kupercepat kocokanku dan mengabaikan Nita untuk fokus menyelesaikan permainan dengan Bunga agar aku bisa lanjut bermain dengan Nita, kuremas kedua payudara besar Bunga dari belakang dengan keras, dan akhirnya otot-otot vagina Bunga terasa menjepit dan diikuti dengan semburan cairan yang membasahi penisku, kubiarkan sebentar penisku didalam agar Bunga dapat menikmati orgasmenya.

setelah kurasa cukup, aku mencabut penisku lalu menoleh kebelakang, ternyata Nita sedang bersandar dikursi paling belakang perahu sambil mengangkang dan memainkan vaginanya sendiri dengan tangannya, dengan cepat kugantikan peran tangannya dengan penisku yang sedang tegang penuh dan tidak tahan untuk melanjutkan permainan, permainanku dengan Nita tidak bertahan lama, dalam waktu 5 menit kami sudah mencapai orgasme kami bersamaan.

Langit mulai tampak memerah menandakan hari sudah cukup sore, pak Randi kembali menyalakan mesin perahu untuk mengantarkan kami kembali ke penginapan, malam itu kami habiskan dengan obrolan-obrolan ringan sampai akhirnya kami semua tertidur lelap.

Keesokan paginya kamipun bergegas untuk pulang, sehari lebih cepat dari rencana awal, karena Bunga mendadak mendapat kabar buruk, adiknya mengalami kecelakaan yang cukup parah, akupun mengerti akan keadaan tersebut dan bersedia mengantar mereka pulang ke Jakarta.
Begitulah akhir dari liburanku yang tak mungkin dapat dilupakan, setelah liburan itu, hubunganku dengan 3 wanita seksi itu pun terus berlanjut.


 

Read More

𝐂𝐚𝐥𝐨𝐧 𝐌𝐞𝐫𝐭𝐮𝐚 𝐃𝐚𝐧 𝐂𝐚𝐥𝐨𝐧 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟓

 


Pagi telah tiba dengan cuaca yang begitu cerah, namun Ana masih meringkuk di atas tempat tidur miliknya dengan begitu lelap dan nyenyak tanpa ada tanda tanda akan bangkit dari tempat itu. Malam sebelumnya adalah malam yang melelahkan baginya karena harus memasak menu makan malam untuk Arban yang sedang lembur dan membawakannya ke kantor lalu menemaninya sebentar sebelum diantar pulang oleh Arban ketika jam hampir menunjukkan pukul 3 malam. 

Sebenarnya dia sekalian ingin meminta diajak jalan ke beberapa tempat seperti cafe karena malam itu merupakan malam minggu, namun dirinya mengerti akan kesibukan kekasihnya tersebut yang tidak main-main yang sebenarnya untuk masa depan mereka berdua juga sehingga mau tidak mau Ana harus mengalah terlebih dahulu dan lebih bersabar lagi.

Ketika masih menikmati rasa malas yang menghinggapi dirinya, pintu kamar Ana tiba tiba berbunyi dari luar disertai suara mamahnya yang memanggilnya berkali-kali yaitu Bu Dewi.

"Ana.. Ana!! Ayo bangun, ini udah jam 6 pagi loh. Katanya kamu mau pergi belanja loh Ana."

Teriak Bu Dewi dari balik pintu dengan suara yang cukup keras. Merasa tidak mendapatkan respon apapun setelah berkali-kali mengetuk pintu, Bu Dewi segera mengambil kunci cadangan kamar Ana yang sudah dia simpan dan segera kembali ke depan pintu kamar Ana. Setelah terbuka, Bu Dewi segera menuju ke tempat tidur Ana dan membuka selimut yang menutupi tubuh Ana untuk segera membangunkannya. 

Namun Bu Dewi malah menemukan hal yang tidak sama sekali dia duga, ternyata Ana sama sekali tidak menggunakan pakaian apa-apa alias tidur tanpa sehelai benangpun. Selain itu, Bu Dewi menemukan begitu banyak tanda merah di dada, perut, paha, dan leher Ana yang tidak terhitung jumlahnya yang jelas membuatnya cukup syok dan terkejut selama beberapa saat hingga dia berdiri mematung memandangi tanda merah tersebut yang sama sekali tidak terhitung jumlahnya. 

Tentu saja Bu Dewi dapat menebak bahwa itu semua adalah ulah perbuatan Arban, karena anaknya yaitu Ana sama sekali tidak dekat dengan laki-laki lain satu orangpun. Selain karena Ana yang begitu setia kepada kekasihnya tersebut, orang-orang juga cukup segan dengan Ana karena pengaruh Arban yang cukup luas sebagai orang yang dikenal memiliki teman yang tidak sedikit dikalangan preman maupun anak-anak nakal yang begitu menghormatinya karena Arban yang awal-awal kuliah begitu berani melawan para seniornya dikampus yang sering menindas para mahasiswa baru maupun para pemalak di lorong tempat tinggalnya dan beberapa faktor yang tidak diketahui oleh Bu Dewi.

 Contohnya saja ketika mereka bertiga yaitu Ana, Arban dan dirinya pernah suatu ketika makan di sebuah warung makan yang cukup terkenal tiba-tiba ada segerombolan preman yang datang ke warung makan tersebut untuk menagih iuran yang biasa mereka sebut sebagai uang kemanan, namun sang pemilik warung makan menolak karena merasa muak ketika hampir setiap hari dimintai hingga 100 ribu atau 5 porsi makanan untuk mereka. Ketika keributan dimulai dan suasana cukup tegang karena para preman mulaimengancam menggunakan benda tajam seperti parang dan katana. 

Namun, Bu Dewi melihat Arban tetap tenang sambil makan tanpa merasa terganggu sehingga dirinya mengajak Ana agar segera keluar namun ditahan oleh Arban agar tetap duduk dan menikmati makanan yang belum habis setengah. Setelah mengamati beberapa saat, kekasih Ana tersebut segera berdiri dan berjalan ke arah mereka dan nampak berbicara sebentar yang cukup membuat Bu Dewi takut karena para preman yang cukup ramai dan Arban hanya seorang diri. 

Namun apa yang terjadi selanjutnya malah membuatnya terkejut karena melihat para preman tersebut meminta maaf sambil menyalami Arban sambil membungkuk satu persatu dan keluar dari warung makan tersebut. Setelahnya Arban kembali makan dan berkata itu adalah teman-temannya yang tinggal tidak jauh dari sini. Melihat hal itu, tentunya Bu Dewi tidak merasa heran bahwa tidak ada laki-laki yang berani menggoda Ana dilingkungan tempat Ana kuliah sehingga Bu Dewi selalu merasa aman dan tenang.

Setelah beberapa saat terdiam, Bu Dewi merasa kebingungan akan melakukan tindakan apa dan memutuskan untuk memeriksa handphone milik Ana yang selama ini sama sekali tidak pernah dia periksa dan dia curigai, namun ternyata handphone milik Ana menggunakan kunci sidik jari. 

Setelah dibuka menggunakan jari Ana yang masih tertidur, Bu Dewi segera membuka aplikasi yang dirasa mencurigakan seperti galeri dan whatsapp namun Bu Dewi tidak menemukan hal aneh apapun. Tidak menyerah sama sekali, Bu Dewi segera membuka aplikasi file dan menemukan brankas yang dikunci oleh suatu pin. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya brankas tersebut terbuka dengan kombinasi angka tanggal lahir Ana ditambah tanggal jadian Ana dan Arban. 

Setelah brankas file tersebut terbuka, Bu Dewi sudah dibuat terkejut dan membisu bahkan sebelum menekan apapun ketika Bu Dewi dengan jelas melihat terdapat 5.000 lebih file foto dan video yang ternyata adalah file adegan persetubuhan Arban dan Ana selama ini yang membuatnya syok karena ternyata anaknya sudah berkali-kali berhubungan sex dengan seorang laki laki yang juga sudah menggenjot lubang peranakan miliknya sebanyak 2 kali. Karena merasa penasaran, Bu Dewi segera memutar video paling atas yang sepertinya baru saja direkam tadi malam.

Adegan awal terlihat bahwa Arban sedang duduk di kursi kerjanya sambil bekerja memandangi layar laptop dengan cukup fokus namun posisinya nampak memangku Ana yang memeluknya dengan erat dan masih berpakaian lengkap. 

Namun jika diteliti dan diperhatikan baik-baik, ternyata Ana duduk dipangkuan Arban sambil bergoyang perlahan di atas kontol milik Arban karena Ana menggunakan rok yang tentunya tidak memperlihatkan pertemuan kontol dan memek milik mereka dalam video, namun dapat ditebak ketika Bu Dewi mellihat dari ekspresi wajah Ana yang begitu kenikmatan dan nampak sangat horny. 

Makin lama waktu berlalu, goyangan Ana diatas kontol Arban semakin menggila, liar dan cepat seperti Ana yang berusaha memuaskan memeknya sendiri yang sange berat tanpa ada niat memuaskan Arban sama sekali yang ternyata hanya menggunakan satu tangannya untuk mengelus-elus buah pantat milik Ana dan sesekali menamparnya sehingga membuat Ana hanya bisa mendesis dan mendesah tertahan sambil memasang wajah yang benar-benar sange sambil mengeluarkan lidahnya yang mengakibatkan liurnya meleleh keluar mengenai baju Arban namun dibiarkankan saja oleh Arban itu sendiri. 

Dalam video tersebut, nampak Ana yang berkali-kali orgasme diatas tubuh Arban dan berkali kali mengucur cairan deras dan kental ke lantai begitu banyak yang menjelaskan bahwa Ana orgasme ketika itu lebih dari sekali. Video pertama tersebut menampakkan begitu liarnya Ana berusaha mencapai kenikmatan dari kontol perkasa kekasihnya tersebut yang berlangsung sekitar 50 menit di dalam video namun di skip-skip oleh Bu Dewi sendiri. 

Setelah selesai menontonnya, Bu Dewi memastikan keadaan Ana yang ternyata masih tertidur lelap, sehingga dia memutuskan menonton video selanjutnya sambil duduk di kursi meja belajar.

Pada video kedua, dirinya menemukan adegan dimana Ana berbaring di kamar tempat Ana tertidur sekarang dalam keadaan telanjang dan mengangkang lebar karena tepat di bawahnya terdapat Arban masih berpakaian lengkap yang nampaknya menjilati memek dan selangkangan Ana perlahan-lahan dan cukup erotis. 

Ketika melihat hal tersebut, Bu Dewi begitu terkejut karena selama ini dirinya tidak pernah melakukan adegan tersebut dengan suaminya dan seketika membuatnya menjadi sangat sange sehingga nafasnya mulai berat dan memburu. 

Dalam video tersebut, Arban nampaknya begitu lihai dan terbiasa menjilati memek milik Ana yang membuat Ana mendesah begitu hebat dan mengerang keras hingga tubuhnya kejang kejang sehingga kedua kakinya langsung mengunci kepala Arban di memeknya dan menggerakkan kepala Arban naik turun dengan liar. 

Melihat hal itu kembali, nafas Bu Dewi semakin memburu dan tubuhnya memanas karena dirinya tidak menyangka bahwa Ana benar-benar liar ketika melakukan hubungan sex dengan Arban karena tergila gila akan kontol Arban yang begitu luar biasa. Setelah bebeberapa saat nampak Ana yang merasa lemas, Ana mulai melepas kuncian di kakinya dan membiarkan Arban berhenti. 

Setelah itu, Arban mulai berdiri mengambil kamera dan berjalan kembali ke arah Ana yang sedang berbaring lalu mengeluarkan kontolnya yang nampak begitu besar dan tegang. Ketika layar handphone Ana menampilkan hal tersebut, Bu Dewi segera menekan tombol pause pada video dan mengeluarkan handphone miliknya lalu memotret layar handphone milik Ana yang menampilkan kontol perkasa Arban, lalu video tersebut dilanjutkan dengan adegan Arban menangkap adegan ketika dirinya menekan-nekan kepala kontolnya pada memek Ana. 

Walaupun hanya kepala kontolnya, hal tersebut sudah cukup untuk membuat Ana merasa kenikmatan dan orgasme hingga 5 kali diiringi desahan dan permohonan dari Ana agar memeknya dimasukkan kontol milik Arban. Setelah merasa puas mempermainkan Ana yang sudah tidak berdaya tersebut, Arban memasukkan kontolnya ke dalam memek Ana dalam satu hentakan yang membuat tubuh Ana menegang dan terdengar Ana yang mengerang panjang. 

Tanpa berlama-lama, Arban segera memompa kontol panjangnya di dalam memek Ana yang hanya masuk 3/4 nya walaupun sudah dipaksa sekuat tenaga sambil diiringi oleh desahan Ana yang begitu liar sambil menyebut nama Arban berkali kali hingga Arban orgasme dan menyemprotkan spermanya dalam memek Ana. Video tersebut berdurasi sekitar 2 jam namun di skip skip oleh Bu Dewi untuk mempersingkat waktu, dalam video tersebut Bu Dewi menghitung bahwa Ana orgasme hingga 27 kali banyaknya.

Setelah menonton video kedua, Bu Dewi melihat begitu banyak foto kontol Arban yang difoto oleh Ana sehingga dirinya juga mengambil foto tersebut dengan nafas yang begitu berat dan nampaknya Bu Dewi sangat sange, dengan buru buru Bu Dewi menggunakan handphone miliknya untuk mengambil foto tersebut hingga hampir 100an foto yang menampilkan berbagai gambar tubuh kekar Arban yang atletis, kontol perkasa milik Arban yang panjang dan keras, wajah Arban yang begitu mempesona, dan foto kontol Arban yang sedang memuncratkan sperma. 

Setelah itu Bu Dewi segera keluar dari aplikasi tersebut dan membersihkan riwayat aplikasi yang telah dibukanya lalu mengembalikan handphone milik Ana di posisi semula. Tidak lupa pula Bu Dewi memperbaiki selimut milik Ana yang tadinya dia buka lalu keluar kamar dengan sangat hati hati dan menutup pintu kamar itu kembali ketika keluar.

Tepat ketika Bu Dewi keluar kamar, dirinya mendapati jam telah menunjukkan pukul 8 pagi lewat. Entah apa yang ada di pikiran Bu Dewi sehingga dirinya langsung berganti pakaian karena dirinya telah mandi ketika subuh dan segera keluar rumah mengendarai mobil dengan kecepatan sedang meninggalkan Ana yang masih tertidur. 

Setelah beberapa saat berkendara, ternyata Bu Dewi tepar mengarah ke arah perumahan tempat Arban tinggal. Ketika sampai, Bu Dewi segera turun dan merapikan pakaian miliknya. Walaupun sudah cukup berumur, namun Bu Dewi masih sangatlah cantik dan memiliki tubuh yang terawat sehingga tidak heran anaknya juga yakni Ana begitu mempesona.

"Assalamu'alaikum, halo.. Assalamu'alaikum..tok tok." Ucap Bu Dewi yang berusaha memanggil sang empunya rumah agar segera keluar. Hari itu adalah minggu pagi yang tentunya tetangga rumah Arban yang rata-rata adalah sebuah keluarga sedang keluar untuk berlibur sehingga menguntungkan bagi Bu Dewi.

Setelah berkali-kali mengetuk pintu, tidak ada tanda tanda bahwa Arban ada di rumah, namun Bu Dewi sangat yakin bahwa Arban ada dirumah karena motor trail yang biasa di gunakan oleh Arban tepat terdapat di dalam garasi rumah. 

Setelah beberapa saat mengetuk pintu, Bu Dewi ingat ketika membaca chat pesan WA antara Arban dan Ana bahwa Arban biasa meninggalkan kunci cadangan untuk Ana sewaktu-waktu bila dibutuhkan di atas ventilasi jendela paling kiri dan ternyata Bu Dewi tepat menemukannya. Setelah pintu terbuka, Bu Dewi segera masuk lalu melangkah masuk kedalam rumah lalu menuju kamar dan menemukan Arban yang tertidur lelap hanya menggunakan celana pendek tanpa baju ditemani kipas angin. Bu Dewi baru sadar bahwa Arban sepertinya tidur ketika subuh karena pekerjaannya. 

Setelah memperhatikan Arban beberapa saat, ternyata niat Bu Dewi kesini adalah untuk memuaskan memek miliknya yang sangat sangat gatal dan sange berat setelah menonton video-video di handphone milik Ana dengan menggunakan kontol milik laki-laki yang awalnya dia tolak untuk menggenjot memek miliknya yang selama ini dia jaga. Awalnya Bu Dewi ingin melakukan colmek di rumahnya, namun dirinya berpikir akan merasa nanggung dan akan kurang puas. Sehingga dirinya memutuskan untuk segera kesini walau tanpa mengabari Arban terlebih dahulu.

Bu Dewi segera melepaskan pakaiannya hingga telanjang dengan terburu-buru lalu dirinya segera berjongkok menjilati perut Arban yang begitu sexy dengan sixpack yang sangat kekar diikuti tangan Bu Dewi yang mengelus-elus otot tangan Arban, tidak lama setelahnya lidah Bu Dewi naik ke puting milik Arban yang dilahap oleh Bu Dewi dengan nafas yang memburu secara perlahan lahan lidah liar Bu Dewi semakin naik hingga ke leher Arban yang masih tertidur lelap dan berakhir di wajah Arban yang disapu habis oleh lidah Bu Dewi dengan nafsu menggebu-gebu.

Tanpa menunggu lebih lama setelahnya, Bu Dewi segera menarik lepas celana luar dan celana dalam Arban sehingga kontol Arban pun nampak oleh Bu Dewi dengan mata sayu dan nafas yang tidak teratur lagi. Walaupun masih dalam keadaan belum ereksi sama sekali, Bu Dewi ragu dan kagum apakah kontol tersebut akan longgar dalam memek miliknya yang jarang dijamah oleh kontol sang suami yang juga berukuran mungil. 

Setelahnya Bu Dewi tanpa ragu segera menggenggam kontol Arban lalu mengocoknya beberapa saat dengan telaten dan memberikan ludahnya sebagai pelumas. Walaupun belum masuk kedalam memeknya, Bu Dewi dapat merasakan hangat dan kerasnya kontol Arban menggunakan tangannya sehingga memeknya miliknya mengalami orgasme hebat dan tanpa berlama-lama lagi dirinya segera berdiri lalu turun mengangkangi kontol Arban dengan sekali hentakan yang masuk kedalam memeknya yang membuat dirinya menggigit bibir agar Arban tidak terbangun. 

Dengan perlahan-lahan, Bu Dewi segera memompa kontol milik Arban setengahnya dengan begitu erotis dan berbagai gaya goyangan dia lakukan agar memeknya tersebut puas. Walaupun dirinya dengan sekuat tenaga menahan suara desahan miliknya, Bu Dewi benar-benar tidak mampu menahan kenikmatan yang diberikan oleh kontol Arban sehingga dirinya kelepasan mendesah begitu kencang dan bernafsu yang mengakibatkan Arban terbangun dalam keadaan lemas karena masih mengantuk dengan mata yang berat.

"Loh, ngapain tante??" Tanya Arban yamg cukup terkejut mendapati Bu Dewi sedang bergoyang diatas tubuhnya sambil memompa kontol miliknya. Awalnya Arban mengira bahwa itu adalah Ana, namun memek Ana tidak terasa agak longgar dan berisi seperti itu.

"Nghhhh, ahhh ah shhh tante butuh kontol kamu mphhh please tante lagi sange berat ngh aah ah ah ah ah enak banget kontol kamuu memek tante gakuat." Desah Bu Dewi dengan wajah yang tidak bisa diartikan lagi dan kepalanya turun memeluk dada milik Arban yang bidang.

Melihat hal itu, Arban segera meremas payudara Bu Dewi yang membuatnya mengerang.
"Aww, ngh aaaah pelan pelan aja, shhh ah ah ah tete tante sakit ngh mphh ouuhh tante keluaaar." Erang Bu Dewi yang terkejut dengan perlakuan Arban diikuti dengan orgasmenya yang begitu hebat.
"Udah lama tante make kontol aku nih?? Hahaha." Tanya Arban yang lebih kearah mengejek Bu Dewi setelah orgasmenya selesai.

"Shhh kontol kontol tante suka kontol kamu tante sange berat ah ah ah nghhh shhh mphhh." Nampaknya Bu Dewi tidak lagi mampu untuk mengontrol nafsu miliknya dan dirinya tanpa malu lagi mencumbu bibir milik Arban yang disambut hangat oleh Arban. 

Kedua buah pantat Bu Dewi nampak terus menerus naik turun memompa kontol Arban dengan irama yang begitu liar di iringi oleh desahan Bu Dewi yang sangat erotis tanpa henti sambil sesekali menjilati tubuh Arban dengan nafsunya yang menggil. Ketika disela-sela kegiatan tersebut, terdengar handphone Arban berbunyi yang ternyata itu adalah Ana.

"Halo sayang, kenapa??" Tanya Arban kepada Ana diseberang telepon. Mendengar kalimat sayang, Bu Dewi segera tau bahwa itu adalah Ana dan dirinya menghentakkan memek miliknya dengan sangat kuat dalam sekali hentakan agar mentok lalu berhenti memompa kontol Arban. 

Setelahnya, Bu Dewi berusaha menenangkan nafasnya yang tidak teratur akibat persetubuhan pagi tersebut sambil memeluk dada Arban kembali dengan erat seperti sepasang kekasih.

"Aku capek banget baru bangun. Kamu mau nemenin aku ke swalayan nggak sayang??" Ucap Ana yang ternyata di speaker oleh Arban.
"Semalam katanya mau pergi sama mamah kamu, emangnya nggak jadi sayang??" Ucap Arban kembali sambil salah satu jari tangannya digesekkan di bibir Bu Dewi yang langsung disambut Bu Dewi dengan mengemut jari Arban tersebut seperti mengulum sebuah kontol dengan liar untuk menggantikan kontol di memeknya.

"Pas aku bangun tuh mamah udah nggak ada nggak tau kemana, kesel banget. Terus aku telpon juga HPnya nggak aktif." Keluh Ana kepada Arban yang nampaknya begitu kesal.
"Hmm gitu ya, yaudah kamu mau berangkat jam berapa sayang?? Nanti aku jemput kok." Tawar Arban sambil tangannya mempermainkan payudara milik Bu Dewi dengan begitu lembut yang membuat Bu Dewi orgasme kembali sambil menahan erangan miliknya.

"Hmm, kamu yakin?? Kamu nggak kecapeankan?? Kita naik mobil kamu aja yah, bawa motor kan capek sayang." Ucap Ana yang masih perhatian kepada Arban tanpa mengetahui apa yang sedang dilakukan Arban.

"Aku kan suka motor sayang, males banget bawa mobil." Ucap Arban sambil berdiri dan mencabut kontol miliknya. Hal itu tentu membuat Bu Dewi terkejut dan memeknya terasa sangat kosong setelah 30 menit dirinya memakai kontol Arban yang membuatnya orgasme hampir 10 kali.
"Kamu emangnya lagi dimana??" Tanya Ana diseberang telepon dan mendapat jawaban cukup lama dari Arban yang ternyata sedang memposisikan Bu Dewi agar menungging dan memompa memeknya kembali dari belakang.

"Lagi dikantor, nanti aku jemput kok sayang." Jawab Arban sambil terus memompa memek Bu Dewi dengan kecepatan penuh yang membuat Bu Dewi berusaha sekuat tenaga menahan desahannya agar tidak terdengar oleh Ana.
"Abis dari swalayan aku mau dong dapat jatah." Pinta Ana meminta agar dirinya diberi jatah ngentot kembali setelah dari swalayan.

"Semalamkan udah sayang, kamu ampe keluar berkali kali. Terus kamu minum sperma aku aja ampe 2 kali, sama masuk ke memek kamu sekali." Jawab Arban sekalian berusaha memanas manasi Bu Dewi yang tanpa diketahuinya sebenarnya Bu Dewi sudah menonton video persetubuhan mereka tersebut.
"Iish, akukan mau lagiiiloh sayang." Manja Ana kepada Arban yang nampaknya sedang menutupi kesalnya akibat kepergian Bu Dewi yang tidak diketahuinya. Mendengar hal tersebut, Arban segera menghentikan genjotan nya di memek Bu Dewi.

"Hahaha, semalam emang kurang??" Tanya Arban berusaha memancing Ana agar Bu Dewi mendengarnya. Namun, tampaknya Bu Dewi tidak peduli sama sekali dan berusaha memuaskan memeknya sendiri dengan memompa memeknya naik turun untuk memompa kontol Arban sambil menggigit bibir.

"Ngh kurang bangeeet tau." Jawab Ana tanpa merasa curiga sama sekali.
"Yaudah nanti kita ke hotel ya sayang." Tawar Arban sambil menampar pantat Bu Dewi dengan cukup kencang, beruntung suara tamparan tersebut tertutupi oleh suara kipas angin yang cukup kencang.
"Yaudah, udah dulu ya sayang." Ucap Ana akan mengakhiri telepon.
"Okeee." Jawab Arban menanggapi ucapan Ana.

Setelah mematikan telepon, Arban segera menggapai payudara Bu Dewi dan memompa memek Bu Dewi dengan sangat kencang.
"Dasar lonte, enak ya dapat kontol pagi pagi gini??" Ucap Arban sambil menampar pantat Bu Dewi.
"Nghh yesss shhh iyaaa enak bangeeet ah ah ah mphhhhs shhhh ah ah kontoool." Erang Bu Dewi yang ternyata selama percakapan Arban dengan Ana dirinya sampai orgasme hingga 7 kali.

"Ini tuh kontol punya anak tante, bukan punya tante. Dasar lonte." Ejek Arban berusaha memanasi Bu Dewi.
"Shhh aahh ngh ah ah ah, memek tante bisa puasin kontol kamu please shhh ah ah tante keluar lagi." Mohon Bu Dewi yang sudah tidak mampu apa apa lagi selain memompa memeknya.
"Aaah aku keluar tante, aku keluarin di dalam ya biar tante hamil sekalian." Tanpa aba aba, Arban segera menyemprotkan spermanya yang begitu banyak kedalam memek Bu Dewi.

"Oouuuhhh kontolll spermaaaa ah ah ah ah shhhh mphhh uuhhhh makasih kontoool." Erang Bu Dewi lemas tak berdaya dengan memeknya yang mengeluarkan banyak lendir dan memuntahkan sebagian lahar panas milik Arban.

"Lonte, tante balik sana. Aku mau mandi terus jemput Ana, gausah bersihin memek tante sampe besok pagi." Perintah Arban kepada Bu Dewi tanpa membiarkannya istirahat sama sekali.
"Ah ah ah shhhh mphhhh, tante lemas banget. Cabut kontol kamu aah ngh." Mohon Bu Dewi yang benar benar sudah tidak berdaya.

"Hah?? Kok tante nyuruh nyuruh akusih." Tanya Arban sambil memompa kontolnya kembali.
"Ah ah ah shhhh agh ngh mphhhh shhh iyaaa aaah maaaf maaf tante mohon maaf ampuun ampuun memek tante ngiluuu shhh ah ah." Erang Bu Dewi memohon kepada Arban agar mencabut kontolnya tersebut.

"Tadi pagi tante mohon mohon buat dipuasin, sekarang mohon mohon minta dicabut." Ucap Arban sambil terus memompa memek Bu Dewi tanpa ampun.
"Aaah shhhh shhh ah ah mphhh kontol kamu kegedean ah ah ah enak banget shhh." Ucap Bu Dewi yang nampaknya kembali menikmati persetubuhan tersebut.

"Hahaha, lonte beneran inimah. Udah ah, aku mau keluar dulu sama Ana tante sekalian ngentotin anak tante yang binal itu." Ucap Arban sambil mencabut kontolnya dari memek Bu Dewi yang kembali banjir akan lendir cinta milik Bu Dewi itu sendiri. Setelah dicabut, Bu Dewi segera berbalik dan mencumbu bibir Arban.

"Ngh mpphhhh shhh mphhhh." Mendapati serangan tersebut, Arban segera melepas ciuman Bu Dewi dan menampar pantat Bu Dewi. Setelahnya Bu Dewi segera berbaring dan tertidur.
Setelah mandi, Arban segera menjemput Ana dan meninggalkan Bu Dewi yang tertidur sendirian di rumahnya setelah hampir 1 jam lebih mereka ngentot dengan liar. Dirinya tidak ingin menunggu Bu Dewi bangun karena takut Ana akan curiga dan menyusulnya kerumah, sehingga dia tidak punya pilihan lain selain meninggalkan Bu Dewi sendirian.

BERSAMBUNG

Read More

𝐌𝐚𝐣𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐭𝐮𝐛𝐮𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐚 𝐀𝐧𝐚𝐤 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐭𝐮𝐧𝐲𝐚

Badan Adi terasa pegal-pegal pagi itu, setelah kemarin malam tiba di rumah bibinya di Tasikmalaya. Perjalanan dari Jakarta dengan bis selama lebih dari lima jam membuatnya lelah. Karenanya pagi itu bibinya menyuruhnya untuk dipijat guna melemaskan otot-ototnya.

Semula Adi menolak karena dia tidak terbiasa dipijit. Tetapi setelah dia tau yang akan memijatnya adalah Dedeh, perempuan yang setiap pagi membantu bibinya sehari-hari dan menyiapkan segala keperluan sebelum kepasar untuk berjualan, akhirnya Adi berminat juga. Sebagai anak SMA, pikiran-pikiran kotor tentang dipijiti perempuan melintas dibenaknya, siapa tau dapat bonus setelah dipijat.

Sebelumnya Adi telah melihat Dedeh pagi itu ketika mempersiapkan keperluan bibinya yang akan berjualan di pasar. Dedeh perempuan berusia dua puluhan tahun, berwajah sangat lumayan dengan kulitnya yang kuning langsat dan tubuhnya yang padat berisi, terlihat dibalik kebaya yang dipakainya.

Dedeh bukanlah pembantu, tugas utamanya hanya menemani sambil menunggui rumah ketika bibinya yang janda berdagang dipasar. Ia masih kerabat jauh dari bibinya, sedangkan suaminya sedang bekerja di Arab. Kini sambil tengkurap disofa dengan hanya mengenakan kaus singlet dan kain sarung, Adi sedang menikmati pijatan Dedeh. Jemari tangan perempuan mulai memijati

betisnya yang kaku. Pijatannya lembut tapi cukup bertenaga.

“Pijatan kamu enak, belajar dimana ?” tanya Adi membuka pembicaraan

“Ah, tidak belajar dari mana-mana, bisa sendiri” jawab Dedeh dengan logat Sunda yang kental.

“Oh begitu” kata Adi sambil terus merasakan pijatan

“Sudah lama ikut Bi Karta?” tanyanya lagi

“Sudah sekitar tujuh bulan” jawab Dedeh “sejak Kang Sudin suami saya kerja ke Arab Saudi”

” Sudah lama juga ya” timpal Adi ” Kang Sudin suka pulang ?”

“Belum pernah, habis dikontraknya satu tahun sih. Jadi satu tahun baru boleh pulang” jelas

Dedeh.

“Waduh lama juga ya. Apa ngga kesepian ?” tanya Adi memancing

“Yah, gimana lagi. Namanya juga cari rejeki” jawab Dedeh yang jemarinya mulai memijati paha

Adi.

Dipijatinya paha itu mulai dari belakang lutut terus keatas menyusup kebalik kain sarung yang dipakai Adi. Dedeh agak jengah ketika tangannya menyusup hingga pinggul Adi dan menyadari pemuda itu tidak pakai celana dalam. Mukanya agak memerah tetapi tetap diteruskan pijatannya. Bahkan sambil merenggangkan kedua paha Adi, tangannya menyusuri pijatan hingga mendekati pangkal paha. Dan karena licin oleh minyak, jemarinya nyelonong hingga menyentuh biji peler Adi. “Aduh jangan disodok dong !” seru Adi pura-pura kaget.

“Aduh maaf, licin sih” ucapnya menahan malu. “Habis aden tidak pakai celana sih” “Eh maaf, saya pikir biar semuanya kepijat” jawab Adi nakal.

Akhirnya setelah bagian paha Dedeh pindah kebagian pinggang dan Adi membuka kaus singletnya ketika pijatan itu terus kepunggung dan pundaknya. Pijatan Dedeh memang terasa enak buat Adi atau karena yang memijatnya perempuan. Tapi yang terang selusuran jemari berminyak disekujur badannya telah membuat Adi merem-melek bersensasi, hingga tanpa sadar secara perlahan batang nya menegang.

Hal ini yang membuatnya gelagapan ketika Dedeh menyuruhnya terlentang untuk dipijat bagian depan. “Eh bagian depannya juga ya?” tanyanya gugup. “Iya, biar sekalian” jawab Dedeh terdengan merdu di telingan Adi. Dengan perlahan diputar tubuhnya celentang, sementara tangannya sibuk membereskan kain sarungnya agar acungan batang nya tidak terlihat. Sebenarnya Dedeh tahu apa yang terjadi, tapi ia pura-pura tak melihat dan sambil tersenyum kecil meneruskan pijatannya mulai dari kaki lagi.

Sambil berbaring Adi berusaha bersikap tenang dan menikmati pijitan Dedeh sambil menatapi wajah Dedeh yang menunduk.Wajah Dedeh cukup menarik, rambutnya yang panjang digelung kebelakang, hidungnya bangir, bibirnya yang merah alami dengan bulu-bulu hitam halus diatasmya, mengingatkan Adi pada penyanyi dangdut Iis Dahliah. Demikian juga dengan tangannya berbulu halus.

Dan sesuatu yang menyembul dibalik baju kebayanya membuat Adi semakin naik spaning. Baju kebaya dengan belahan yang cukup rendah telah menampilkan juga belahan buahdada Dedeh yang putih. Ditambah dengan posisi Dedeh yang berlutut dan membungkuk, hingga belahan itu semakin mencuat. Apalagi kedua tangannya yang sedang memijat menekan buahdadanya dari samping sehingga gunung kembar yang padat berisi itu makin membusung.

Adi menelan ludah melihat itu sehingga membuat batang nya semakin tegang, dan dengan malu-malu diberesi kain sarungnya agar menyamarkan tonjolan yang terjadi. Adi semakin gelisah ketika tangan Dedeh mulai merambahi pahanya. Disamping semakin jelasnya pemandangan pada buahdada itu, juga karena pijatan jemari Dedeh semakin mendekati pangkal pahanya.

Dedeh juga telah melihat perubahan itu sejak tadi. Perlahan hasratnya sebagai perempuan yang ditinggal lama oleh suami, bangkit. Tapi ada keraguan di dirinya, antara hasrat yang mulai menggelora dan kesetiaan kepada suami. Sambil menimbang-nimbang, jemari tangannya terus memijati kedua paha Adi yang kain sarungnya telah tersingkap keatas hingga hanya menutupi pangkal pahanya.

Adi pemuda delapan belas tahun yang masih hijau soal seks. Pengetahuan yang didapatnya cuma dari cerita teman, buku dan VCD porno. Hingga menghadapi situasi itu membuat dirinya grogi.

Mau menerkam dia takut Dedeh berteriak dan menuduhnya mau memperkosa. Dia belum bisa melihat dan membedakan reaksi seorang perempuan.

Akhirnya dia memilih diam dan terus menikmati pijatan Dedeh yang kini makin keatas menyusup kebalik kain sarungnya. Jemari Dedeh memijiti pinggul dikiri kanan pangkal paha Adi. Hal mana membuat Adi semakin blingsatan apalagi secara sengaja atau tidak jemari Dedeh sesekali menyentuh bulu-bulu jembutnya. ” Manuknya bangun ya?” tanya Dedeh akhirnya sambil tertawa kecil menyadari ‘burung’ diselangkangan pemuda itu semakin mengacung. Hasratnya rupanya telah mengalahkan kesetiaan. Tapi seperti juga Adi, Dedeh masih ragu-ragu terhadap reaksi pemuda itu.

“Ehh..iya” jawab Adi gelagapan ” Habis pijitan kamu enak sekali sih.” “Ah masa, tapi itu artinya

aden normal” kata Dedeh menimpali

“Eceu ngga apa-apa, ngga tersinggung ?” tanya Adi

“Ah nggak apa-apa, saya pan sudah biasa lihat punya suami” jawab Dedeh makin berani.

“Oh iya” kata Adi juga semakin berani.

“Ngomong-ngomong bagus mana punya saya sama punya Kang Sudin ?” tanyanya lagi.

“Ah mana saya tahu, sayakan belum pernah lihat punya

aden” jawab Dedeh memancing.

” Kalau mau lihat, ya dibuka saja” kata Adi sambil menyibakkan kain sarungnya hingga

mencuatlah batang kemaluan yang telah sepenuhnya ngaceng.

Dedeh sedikit terkejut tapi dilihat juga batang kemaluan yang sudah tegang itu.

” Bagaimana ?” tanya Adi bernafsu.

” Eeee….nggg…. sama saja bagusnya. Cuma punya

aden lebih besar dan panjang” jawab Dedeh sambil tertawa kecil dan tak sadar jemarinya yang

memang berada disekitar pangkal paha itu mulai membelai bulu-bulu jembut keriting yang

mulai tumbuh subur.

” Kata orang, perempuan lebih suka burung yang gede” pancing Adi berani.

“Ah, kata siapa ” jawab Dedeh tersipu sambil matanya tetap menatap batang kemaluan pemuda itu yang mengangguk-angguk, sementara itu jemarinya masih membelai bulu jembut menghitam dan nafasnya mulai memburu. Heran juga dia, masih bocah tapi burung nya sudah sebesar itu.

Memang batang kemaluan Adi lebih besar dan panjang dari kepunyaan Sudin suaminya. Dan Dedeh juga telah mendengar dari Iis sudaranya, semakin besar batang kemaluan lelaki semakin nikmat hujamannya dirasakan oleh perempuan.

” Ya kata orang, saya juga belum tahu” jawab Adi

” Belum tahu. Memang

aden belum pernah melakukan ?” tanya Dedeh antusias.

” Belum, sayakan masih perjaka ting-ting nih. Ajarin dong” kata Adi semakin berani.

” Ah

aden bisa saja, diajarkan apa sih ?” tanya Dedeh pura-pura bodoh.

” Diajarin bagaimana melakukannya ” kata Adi yang tangannya sudah memegang tangan Dedeh dan

mendorongnya agar menyentuh batang nya.

Dan Dedeh menuruti dengan membelai perlahan otot tegang itu.

” Benar

aden belum pernah?” tanya lagi.

” Berani sumpah,” kata Adi meyakinkan ” melihat perempuan telanjang saja saya belum pernah”

Dedeh semakin tergerak, jemarinya semakin berani meremasi batang kemaluan Adi, yang membuat pemuda itu semakin bernafsu. Demikian juga dengan Adi, tangannya mulai berani merabai buahdada Dedeh dan meremasnya. Dedeh mengelinjang menikmati remasan itu. Telah lama ia tidak menikmati sentuhan lelaki.

Dan Adi semakin berani, jemarinya mulai membuka satu-persatu peniti di baju kebaya Dedeh yang telah pasrah. Mata Adi berbinar ketika peniti itu telah lepas semua dan buah dada ranum yang masih terbungkus oleh BH semakin menonjol keluar.

Segera saja ia bangkit duduk dan memegang pundak Dedeh yang juga bersimpuh pasrah.

Dipandanginya seputar belahan putih mulus yang juga ditumbuhi bulu-bulu halus, kontras dengan kulitnya yang putih. Diusap-usapnya belahan dada itu perlahan yang membuat Dedeh semakin bergetar dan tangan Adi terus naik keleher hingga kedagu.

Diangkatnya dagu itu hingga muka Dedeh menengadah. Matanya terlihat pasrah namun menyimpan hasrat yang mengelora. Bibirnya merekah basah, mengundang untuk dikecup. Maka diciumnya bibir merah merekah itu dengan bernafsu.

Dedeh pun menyambut ciuman itu dengan hangat, sementara tangannya makin keras meremasi batang kemaluan Adi. Dan tangan Adi juga tidak tinggal diam, setelah membuka baju kebaya Dedeh, segera saja tangannya membuka kancing BH yang membungkus buahdada yang montok itu.

Maka mencuatlah sepasang gunung montok yang sedari tadi menarik minat Adi. Dedeh secara refleks semakin meremas dan mengocok batang kemaluan Adi ketika pemuda itu dengan bernafsu meremasi buahdadanya yang telah terbuka. Sementara itu ciuman mereka semakin

bernafsu.

Meski belum pernah bercinta dengan perempuan tapi soal ciuman dan rabaan, Adi cukup pengalaman. Hanya sebatas itulah yang dapat dilakukan bersama pacarnya, Dewi.

Adi mengeluarkan semua jurus menciumnya, lidahnya menjulur menjelajah kedalam mulut Dedeh. Demikian juga dengan Dedeh, berusaha mengimbangi dengan kemampuan yang dimiliki. Melihat kemampuan pemuda itu, Dedeh ragu akan pengakuannya belum pernah bercinta dengan perempuan.

Namun nafsu yang kian menggebu menghapus semua keraguannya, yang penting hasratnya harus

tertuntaskan.

Setelah puas menciumi mulut Dedeh, perlahan mulutnya mulai menyusuri leher perempuan itu terus kebawah ke belahan dadanya yang ranum. Dedeh mendesah ketika ujung lidah Adi mulai menjilati seputar buahdadanya yang ranum, terus keputingnya yang semakin mengeras dan menghisapnya seperti bayi.

” Ahh.. den, gelii.. ” rintih Dedeh.

Adi dengan bernafsu terus meremasi dan menghisap buahdada ranum yang itu. Dikeluarkan semua jurus bercinta yang dia ingat, untuk memuaskan hasratnya yang kian menggebu. Baru pertama kali itulah ia menciumi buahdada wanita secara utuh. Dengan Dewi pacarnya hanya sebatas meraba dan meremas, itu pun masih berpakaian.

Buahdada Dedeh yang padat berisi memang sangat menarik hasrat lelaki. Bentuknya padat berisi, tidak terlalu besar tapi montok. Ditambahi dengan bulu-bulu halus disekitarnya menambah daya tarik alias semakin nafsuin. Demikian juga dengan Adi dengan tidak puas-puasnya mulut dan tangannya secara bergantian meremasi dan melumati sepasang gunung montok nan lembut.

Dedeh dengan penuh gairah menikmati semua sentuhan itu. Dan Adi yang batang nya terus dirangsang remasan tangan Dedeh, secara perlahan nafsunya semakin tinggi. Kocokan dan remasan itu dirasakan semakin nikmat sehingga batang nya semakin tegang dan sensitif.

Seketika Adi bangkit berlutut dan melepaskan kulumannya dari buahdada Dedeh. Batang nya yang telah sepenuhnya tegang itu ditempelkan diantara buah dada Dedeh yang montok dan digesek-gesekkan turun-naik . Dedeh mula-mula bingung, tapi kemudian mengimbangi dengan menekan kedua buahdadanya hingga batang kemaluan itu terjepit diantaranya.

Hal ini semakin menambah kenikmatan bagi Adi yang semakin giat mengesekkan batang nya. Demikian juga dengan Dedeh yang baru pertama melakukan posisi itu, dirasakan ada sensasi lain batang kemaluan lelaki mengesek-gesek diantara belahan dadanya. Sementara itu Adi juga merasakan sensasi yang sama, sehingga tidak beberapa lama kemudian Adi merasa bahwa ia akan segera orgasme, maka dipercepat kocokannya dan tanpa bisa dicegah muncratlah cairan hangat dari lubang nya yang masih terjepit diantara buahdada Dedeh.

“Ahhhhc…hhhhhggghhh… !” rintih Adi sambil melepaskan hasratnya. Sesaat Adi merasa persendiannya meregang oleh perasaan nikmat yang beberapa detik dirasakan.

Dedeh terkejut tidak menyadari pemuda itu telah orgasme. Dedeh baru sadar ketika dadanya yang menjepit batang kemaluan itu dilumuri cairan hangat yang sebagian lagi memerciki leher dan dagunya.

“Hi hi.. sudah keluar ya den ? ” kata Dedeh terkikik melihat batang kemaluan pemuda itumenumpahkan lahar panasnya diantara jepitan buahdadanya.

Tapi jepitan buahdadanya pada batang kemaluan itu tidak dilepaskan, Dedeh juga merasakan nikmat ketika seputar dadanya terasa hangat oleh percikan cairan putih kental yang dikeluarkan kemaluan pemuda itu

“Habis jepitan kamu enak sekali” jawab Adi menutupi rasa malunya.

Sebenarnya posisi itu dilakukan reflek saja ketika dirasakan mendekati orgasme. Dia tiba-tiba teringat film porno yang pernah ditonton dan ingin mempraktekkannya, dengan hasil nikmat yang luar biasa.

Keduanya kemudian terduduk. Dedeh sibuk membersihkan lumuran sperma didadanya dengan melap pada kainnya yang sudah terlanjur terkena. Nafasnya masih memburu. Sementara Adi masih mengatur nafasnya sambil membersihkan batang nya yang masih separuh tegang. Nampak keduanya masih bernafsu untuk meneruskan ronde selanjutnya.

Terutama Dedeh, yang nafsunya belum terlampiaskan, yang lalu bangkit berdiri dan segera membuka kainnya sambil mengeraikan rambutnya yang panjang. Adi penatap perempuan itu yang cuma memakai celana dalam. Tubuh telanjang Dedeh memang semakin terlihat menggairahkan.

Postur tubuhnya sedang saja dengan kulit putih khas gadis Sunda. Lekukan-lekukan ditubuhnya itulah yang membuat birahi lelaki langsung “konak”. Buahdadanya menggantung padat berisi dengan puting kemerahan dikedua puncaknya, serta pinggang yang ramping dan pinggul yang montok. Kakinya dihiasi paha yang berisi dan betis yang ramping mulus. Semuanya, meski Dedeh gadis desa, terkesan terawat.

Apalagi ketika Dedeh membuka celana dalamnya, semakin jelasnya keseksian perempuan itu.

Terpampanglah dengan jelas pangkal paha dengan bulu jembut menghitam lebat, kontras dengan kulitnya yang putih. Bulu jembut itu tidak hanya tumbuh diseputar pangkal pahanya tapi merebak tipis keatas hingga kesekitar pusarnya.

Adi menelan ludah, perlahan batang nya mulai bangkit. Hal itu memang yang dimaksud Dedeh untuk segera menaikkan nafsu pemuda itu.

“Tubuh kamu bagus betul, mengairahkan” kata Adi sambil menelan ludah dan segera bangkit

berdiri hingga mereka saling berhadapan.

Batang kemaluan Adi yang telah tegang mengacung bebas yang segera ditangkap tangan Dedeh dan diremas-remasnya. Demikian juga dengan Adi. Tangannya segera menggerayangi buahdada ranum yang mempesonanya. Sementara tangan yang satunya menyusuri keselangkangan Dedeh. Dirabanya bulu jembut itu yang lebat dan hitam itu. Dan sesuatu dibaliknya pastilah lebih menggairahkan.

Dedeh mendesah ketika jemari pemuda itu mulai merambahi bagian-bagian sensitifnya, lalu mereka saling berciuman kembali untuk semakin menaikkan nafsu masing-masing.

“Oh den….., terus den…ah..!” rintih Dedeh kian bernafsu ketika jemari Adi mulai menyusup keselangkangannya dan menyentuh bibir nya yang telah basah.

Dengan ujung jarinya disusupkan kebelahan Dedeh yang telah merenggangkan kedua pahanya.

Kembali Adi ingin mempraktekkan film porno yang pernah ditontonnya. Disuruhnya Dedeh untuk berbaring terlentang sedangkan ia berada diatasnya. Kepalanya tepat diatas selangkangan Dedeh dan selangkangannya diatas kepala Dedeh. Dedeh mula-mula bingung. Didepan mukanya batang kemaluan yang mengacung menggantung tegang seolah mau menghujamnya. Dengan polos batang kemaluan itu cuma diremas-remas. Tubuh Dedeh bergetar ketika dirasakan tangan, mulut dan lidah Adi mulai menjelajahi bibir nya dengan penuh nafsu.

Cerita Majikan Setubuhi Dua Anak Pembantunya

Memang Adi mulai merambah lembah dipangkal paha wanita itu. Disibakkannya bulu jembut yang melingkari lubang diselangkangan Dedeh. Matanya nanar melihat kemaluan perempuan untuk yang pertama. Belahan itu terlihat lembab dan ketika dengan jemarinya dikuakkan, terlihatlah yang putih kemerahan telah basah. Dengan tidak sabar dicium dan dijilatinya belahan itu. Harum.

“Ah…den, geli….” Rintih Dedeh menikmati sentuhan lidah pada nya yang belum pernah

dirasakan sebelumnya.

Sudin suaminya dalam bercinta tidak memakai teknik macam-macam, mencium bibir, meraba dada, lalu langsung memasukan batang kemaluan kedalam nya. Dan gayanya itu-itu juga, Sudin diatas, Dedeh dibawah. Beberapa menit kemudian Sudin keluar tanpa memperdulikan apakah istrinya juga puas. Selama Dedeh menikah dia belum pernah merasakan dan tahu tentang orgasme.

Karena itu apa yang dilakukan Adi terhadapnya merupakan pengalaman pertama yang sangat menggairahkan. Sekarang bukan Dedeh yang mengajari Adi tapi sebaliknya Adi yang pegang kendali.

‘Ayo dong De, manukku dihisap” kata Adi ketika dirasakannya Dedeh hanya memegang dan meremasi nya saja.

Dedeh tertegun, ia belum pernah melakukannya, tapi keinginan tahunya lebih besar untuk mencoba. Perlahan didekatkan batang kemaluan dalam genggaman tangannya yang telah tegang itu kemulutnya yang terbuka. Terasa asing ketika kepala kemaluan yang keras dan kecoklatan itu menyentuh bibirnya.

” Pakai lidahnya De, jilati” perintah Adi.

Dedeh menuruti, ujung lidahnya perlahan dijulurkan menyentuh kepala kontol dan mulai menjilati.

“Ah.. ya terus De begitu, nikmat euy!” desah Adi diantara kesibukannya merambah hutan lebat berdanau hangat.

Sentuhan lidah Dedeh terasa nikmat, tapi Adi ingin yang lebih hot. Maka diturunkan pinggulnya hingga batang nya itu semakin masuk kemulut Dedeh. Dedeh menyambutnya dengan membuka mulutnya lebih lebar hingga kepala kontol yang besar itu masuk semua kedalam mulutnya yang kecil. Digunakan lidahnya untuk mengelitik dan menghisap kepala kontol itu yang membuat Adi menggerinjal kenikmatan.

Dedeh ternyata cepat belajar. Kini mulut dan lidahnya semakin aktif mengulum dan menjilati batang kemaluan pemuda itu, meski masih kaku tapi tetap dirasakan Adi nikmatnya luar biasa. Dedeh juga merasakan sensasi lain dalam melakukannya, mengingatkannya sewaktu mengulum es lilin, disamping juga nikmat yang dirasakan dari jilatan lidah Adi di lubang nya.

Mulut mereka terus melakukan tugasnya masing-masing. Keduanya sama-sama belum pengalaman melakukannya, karenanya buat mereka sensasi yang dirasakan sangat luar biasa.

Adi yang berencana hanya dua hari dirumah bibinya bertekad selama mungkin tinggal dirumah bibinya untuk dapat terus bercinta dengan perempuan yang telah membuatnya kepelet. Sepuluh kali sehari juga dia sanggup melakukan. Dia merasa tidak rugi keperjakaannya hilang oleh perempuan ini.

Demikian juga dengan Dedeh, pengalaman yang tengah dialami kini telah membuatnya mabuk kepayang. Belum pernah selama ini dia merasakan nikmat yang sangat mengebu saat bercinta seperti sekarang. Kulumanan dan jilatannya pada batang kemaluan dan lubang nya yang dijilati mulut pemuda itu membuat seluruh tubuhnya bergetar dialiri setrum kenikmatan yang memabukkan. Hingga gairahnya semakin meninggi dan tanpa disadari orgasme yang belum pernah dirasakan melandanya.

“Aduh gusti..! Achh..!” desahnya parau ketika dirasakan sesuatu didalam nya berdesir-desir dan menjalar keseluruh tubuhnya mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah dirasakan. Tiba-tiba tubuh Dedeh menjadi sangat sensitif mengerinjal kegelian menerima jilatan mulut Adi, hingga ditolaknya tubuh pemuda itu dari atas tubuhnya.

“Hi..hi geli ah!…” desisnya menahan tawa.

Adi bingung menanggapi kelakuan Dedeh, dia juga sama bodohnya.

” Eh kenapa sih ?” tanyanya bingung melihat Dedeh yang berbaring meringkuk mendekapkan kedua tangannya kedada sambil senyum-senyum.

” Engga tahu ya, perasaan tadi mau pipis tapi cuma terasa keluar didalam dan tiba-tiba kerasa geli semua” jawabnya juga bingung.

“Oh begitu, itu artinya kamu tadi orgasme” kata Adi setelah menganalisa jawaban Dedeh.

“Orgasme ?, apa itu ?” tanya Dedeh masih bingung.

” Itu sama seperti saya tadi keluarin air mani” jawab Adi.

” Oh begitu, tapi kok ngga keluar keluar airnya ?” tanyanya lagi

” Itu karena Eceu perempuan, keluarnya didalaem” jawab Adi sekenanya, soalnya dia juga kurang paham masalah itu disamping nafsunya masih tinggi belum terlampiaskan.

“Ayo atuh dilanjutkan, si otong masih ngaceng nih” ajak Adi sambil mengacungkan batang nya yang memang masih tegang. Dedeh tersenyum penuh arti langsung berbaring celentang dengan kaki ditekuk dan kedua pahanya mengangkang. Rambutnya yang panjang tergerai di atas kasur. Adi segera pengatur posisi diatas tubuh Dedeh. Rupanya Adi ingin segera melakukan hubungan sex yang sebenarnya.

Dengan berdebar diarahkan batang nya kelubang Dedeh yang sudah basah. Tubuhnya berdesir ketika kepala nya menyentuh bibir yang telah merekah.

“Ahhh..!” desis Dedeh merasakan nikmat sentuhan dan selusuran kepala kontol Adi yang besar di lubang nya yang sempit. Adi perlahan mendorong pinggulnya hingga kepala nya semakin meyelusup kebelahan yang telah basah itu.

“Ah..den terus masukin” desis Dedeh memberi semangat.

Telah beberapa bulan lubang nya tidak disinggahi kontol lelaki hingga debaran yang dirasakan seperti pada malam pertama.

Demikian juga dengan Adi, selusuran batang nya pada lubang Dedeh yang lembut mendatangkan sensasi yang selama ini cuma dia angankan lewat mimpi. Dengan kekuatan penuh didorongnya batang nya menerobos lubang kenikmatan yang paling dalam.

“Aduh gusti ! ” teriak Dedeh tertahan merasakan hujaman batang kemaluan yang besar dan keras itu kelubang nya yang sempit.

Memang batang kemaluan Adi yang besar cukup seret masuk kedalam lubang Dedeh yang meskipun sudah tidak perawan tapi masih cukup sempit.

Untung cairan didalam lubang Dedeh cukup licin hingga membantu masuknya batang kemaluan itu lebih dalam.

“Ah..! enak euy!” desis Adi ketika seluruh batang nya telah tertancap di lubang

Dedeh yang merasa nyeri sedikit pada lubang nya akibat besar dan panjangnya batang kemaluan itu. Tapi perasaan nyeri itu tak lama hilang ketika perlahan Adi mulai mengerakkan batang nya keluar masuk lubang nya.

Dedeh merintih kenikmatan merasakan gesekan di dalam lubang nya, kedua pahanya semakin diregangkan. Demikian juga dengan Adi, gerakan maju mundur batang nya di dalam Dedeh betul-betul mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.

Adi merasa semakin bernafsu mengerakkan batang nya yang kian keras dan tegang, hingga mendatangkan rasa nikmat yang selama ini cuma dihayalkan lewat mimpi. Kini secara nyata ia melakukan persetubuhan dengan perempuan yang bukan saja cantik dan bertubuh indah, tapi juga goyangan pinggulnya memberi kenikmatan yang lebih.

Memang Dedeh yang secara tak sadar berusaha mengimbangi gerakan Adi di atasnya, menggerak-gerakkan pinggulnya bagaikan penari jaipongan. Memutar, kadang menghentak maju. Hal mana membuat Adi semakin syurr.

“Ah ! De, yeah begitu. Enak sekali!” Desis Adi

“Ayo den, goyang terus biar tuntas” Dedeh juga tidak mau kalah memberi semangat.

Dan mereka semakin hot mengerakkan tubuhnya untuk mencari kenikmatan masing-masing. Mereka tidak memperdulikan lagi keadaan sekelilingnya, dalam pikiran mereka cuma ada bagaimana mencapai kenikmatan setinggi mungkin. Tanpa mereka sadari sepasang mata memperhatikan perbuatan mereka dari balik jendela. Sepasang mata yang berbinar penuh nafsu.

Adi mendekap tubuh Dedeh dan membalikkan posisi mereka menjadi Adi di bawah dan Dedeh diatas.

“Ayo De, goyanganya ” pinta Adi agar perempuan itu lebih aktif.

Dan Dedeh yang berada diatas menjadi lebih leluasa menggerakkan pinggulnya, bukan hanya naik turun tapi juga memutar.

pinggulnya seperti orang sedang mengulek.

Tangan Adi tidak tinggal diam, diremasinya buahdada montok yang menggantung itu sehingga mendatangka n rangsangan bagi Dedeh.

Tubuh Dedeh menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Belum pernah dia merasa senikmat ini dalam melakukan sanggama. Semua gerakannya dilakukan secara naluri, karena dia belum pernah melakukannya dalam gaya demikian, tapi benar-benar mendatangkan kenikmatan yang sangat.

Demikian juga dengan Adi, pengalaman pertama yang benar-benar tak akan terlupakan.

Mereka terus melakukannya dengan lebih giat. Dedeh yang berada diatas seolah mengendalikan permainan. Perlahan dia tahu gerakan apa yang mendatangkan nikmat yang lebih buat dirinya dan juga pemuda itu. Gerakan batang kemaluan yang besar dan keras didalam lubang nya telah pula menggesek-gesek kelentitnya, hingga semakin menambah gairahnya.

Perlahan tapi pasti nafsu keduanya semakin tinggi. Adi merasakan batang nya semakin sensitif. Demikian juga dengan Dedeh yang didalam lubang nya semakin berdenyut nikmat, sehingga semakin dipercepat goyangannya.

” Ayo De, gayang terus sampai tuntas ! ” teriak Adi keenakan dan bersamaan dengan itu batang nya berdenyut-denyut dan tanpa bisa dicegah memuncratkan cairan kenikmatan didalam lubang Dedeh.

Cerita Majikan Setubuhi Dua Anak Pembantunya

“…! …..!…. …!”

“Ayo den keluarkan semuanya !” teriak Dedeh yang goyangannya semakin menggila karena merasakan juga nikmat oleh semburan cairan hangat dari kontol Adi didalam liang nya. Sehingga tanpa disadari membuatnya mencapai klimaks yang belum pernah dirasakan.

” Duh Gusti !….. nikmat !” desisnya ketika dirasakan otot-otot didalam lubang nya meregang dan terasa berdesir nikmat. Lebih nikmat dari yang dirasakan sebelumnya, karena adanya gesekan batang kemaluan didalamnya.

Tubuh Dedeh ambruk menindih tubuh Adi. Tulang-tulangnya terasa mau copot. Nafasnya memburu dengan butiran keringat membasahi sekujur tubuhnya. Adi mendekap tubuh telanjang itu. Nafasnya juga memburu. Mencoba mengingat apa yang barusan dialami, tapi sukar dibayangkan. Sementara kemaluan mereka masih saling bertaut.

Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh pintu samping yang terbuka. Seketika itu mereka segera melepaskan dekapan dan membereskan diri. Adi segera meraih kain sarungnya demikian juga dengan Dedeh segera menutupi tubuhnya dengan kain kebayanya.

Dari pintu tengah muncul perempuan muda, mirip dengan Dedeh. Wajahnya memerah dengan senyum yang bergairah. Rupanya perempuan ini yang mengintip perbuatan keduanya dan tak dapat menahan hasrat atas apa yang disaksikan, hingga menerobos masuk untuk nimbrung.

” Maaf ya De, Iis tidak tahan ngeliatnya ” katanya sambil mendekati keduanya.

” Eh Iis, ada apa ?” tanya Dedeh gugup sambil terus merapikan pakaiannya.

” Ah kamu, jangan malu-malu. Iis sudah lihat dari tadi ” katanya lagi

Adi bengong melihat semuanya. Seorang perempuan, sangat mirip Dedeh, berada dihadapannya.

” Eh De, punya pacar tidak bilang-bilang. Siapa ini ?” tanya perempuan yang dipanggil Iis sambil melirik Adi dan tersenyum menggoda.

” Ini den Adi, keponakannya teteh Karta” jawab Dedeh ” Jangan bilang kang Sudin ya”

” Oh, pantes ganteng, ngga heran Dede kepincut ” kata Iis menggoda

” Maaf ya den, ini Iis saudara kandung saya” kata Dedeh menerangkan.

“Ya ya…” ucap Adi baru mengerti, pantas mirip.

” Maaf ya den, bikin kaget. Habis permainan aden dan Dede seru sekali, saya jadi ngga tahan” kata Iis tanpa malu-malu.

” Eh…ngga apa-apa ” jawab Adi gugup.

Dedeh segera menarik Iis ke kamar dan berbicara serius. Tak lama Dedeh keluar dengan wajah memerah dan mendekati Adi.

” Maaf ya den, Iis kepingin juga main dengan Aden” kata Dedeh sambil menunduk.

” Hah ” Adi sedikit kaget ” suaminya dimana ?”

” Iis janda ” jawab Dedeh

” Oh begitu ” kata Adi ragu.

Berarti dia harus melayani dua perempuan sekaligus, kembar lagi,pikirnya.

” Kamu sendiri bagaimana, keberatan tidak ?” tanya Adi

” Itu sih terserah Aden” kata Dedeh

” Boleh deh, tapi kamu ikut juga ” kata Adi

” Maksud aden ?” tanya Dedeh tak mengerti

” Iya kita main bertiga” kata Adi lagi

” Bertiga, bagaimana caranya” tanya Dedeh lagi

” Gampang De, bisa diatur ” celetuk Iis yang menguping pembicaraan mereka.

” Ayo den ” ajak Iis tak sabar dan tanpa malu-malu segera membuka pakaiannya.

Tidak berbeda dengan Dedeh, Iis juga berkulit putih bersih. Hanya tubuhnya sedikit lebih tinggi. Tapi wajahnya memang mirip Dedeh. Dan ketika Iis telah telanjang bulat, maka sama seksinya dengan Dedeh. Buahdadanya padat berisi dengan puting susu yang kecoklatan, pinggangnya ramping, pinggulnya montok dengan bulu jembut dipangkal pahanya hitam lebat dan keriting. Adi menelan ludah, tidak terbayangkan sebelumnya harus bercinta dengan dua perempuan kembar sekaligus.

Cerita Majikan Setubuhi Dua Anak Pembantunya

IIS

” Ah !” desis Adi ketika terasa batang nya bagai dipelintir bila Dedeh memutar

” Ahhh…..ahh !” desis Adi parau merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Iis ternyata lebih agresif dari Dedeh. Didekatinya Adi dan langsung mengulum bibir pemuda itu dengan bernafsu membuat Adi sedikit gelagapan dan mencoba mengimbangi. Maka keduanya terlibat dalam cumbuaan yang bergelora disaksikan Dedeh yang masih tertegun.

Pengalaman hari ini benar-benar luar biasa bagi Dedeh. Pertama kali ia tidur dengan lelaki lain yang bukan suaminya dan mendapatkan kenikmatan yang menggetarkan. Sekarang ia menyaksikan saudara kembarnya sedang bergelut mesra dengan Adi. Baru pertama itu dia menyaksikan perempuan dan lelaki bercinta, didepan matanya pula.

Tanpa sadar ia menyimak semua perbuatan mereka dengan gairah yang perlahan bangkit. Iis memang lebih punya pengalaman dengan lelaki. Ia telah kawin cerai dua kali. Sedangkan tidur atau selingkuh dengan lelaki lain entah sudah berapa banyak. Karena itu Iis lebih aktif dan tahu bagaimana mencumbui lelaki dan memberikan rangsangan bagi pasangannya dan dirinya.

Kini mulutnya mulai merambahi dada Adi yang telah terlentang pasrah, sementara tangannya telah meremasi batang kemaluan besar yang telah tegang itu. Jilatan lidahnya didada Adi memberikan rangsangan yang nikmat bagi pemuda itu. apalagi ketika mulutnya semakin turun kebawah , keperutnya terus kepangkal pahanya.

Adi merem-melek keenakan ketika batang nya mulai dijilati mulut Iis dengan penuh nafsu. Kuluman dan jilatan mulut Iis memang jauh lebih pintar dari Dedeh yang masih amatiran. Apalagi ketika Iis mengajak Dedeh untuk ikut nimbrung menjilati batang kemaluan yang semakin tegang mengeras itu.

Dengan patuh Dedeh, yang juga telah dilanda nafsu, mengikuti ajakan Iis. Maka batang kemaluan itu kini dikerubuti oleh jilatan dan kuluman mulut dua perempuan kembar. Iis seperti mengajari Dedeh bagaimana caranya memperlakukan kemaluan lelaki. Karena sehabis ia melakukan gerakan tertentu dengan mulutnya, disuruhnya Dedeh melakukan hal yang sama.

Sehingga batang kemaluan Adi secara bergantian dikulum, dijilat dan dihisap oleh mulut kedua perempuan kembar itu. Adi benar-benar merasakan kenikmatan diperlakukan seperti itu, tubuhnya bergetar menahan rangsangan yang sedang melandanya.

Sementara itu Adi juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya juga mulai merambahi pinggul kedua perempuan itu yang menungging. Tangannya merambahi belahan kemaluan si kembar yang juga telah merekah. Dengan jemarinya dirabai bibir kemaluan diantara lembah berbulu lebat itu. Jari tengahnya disusupkan kedalam lubang yang basah setelah sebelumnya mengelitiki kelentit yang membuat kedua perempuan itu mengelinjang geli.

“Ayo den terus, enak ah!” desis Iis keenakan.

Ketiganya terus saling merangsangi pasangannya hingga akhirnya Iis menghentikan kulumannya dan bangkit. Rupanya ia telah sangat bernafsu untuk menuntaskan birahinya. Langsung saja diatur posisinya sambil berjongkok mengangkangi batang kemaluan yang tegang dan masih dipegang Dedeh.

“Oyo De arahkan” pintanya Diturunkan pinggulnya dan Dedeh dengan patuh mengarahkan batang kemaluan Adi yang dipegangnya

kelubang Iis yang merekah basah. Iis segera menekan pinggulnya ketika kepala kontol itu telah tepat didepan lubang nya, sehingga dengan lancar batang kemaluan itu terhujam masuk kedalam lubang kenikmatannya.

“Duh bapa !” desisnya merasakan nikmat ketika batang kemaluan yang besar dan keras itu mengelorosor masuk kedalam lubang nya yang telah gatal-gatal nikmat. Adi juga merasakan kenikmatan yang sama dan semakin nikmat ketika Iis mulai mengerakkan pinggulnya turun naik dengan berirama. Adi mulai bisa merasakan bahwa goyangan Iis memang lebih pintar tapi lubang Iis terasa lebih longgar dibandingkan punya Dedeh. Mungkin karena Iis telah tidur dengan banyak lelaki sehingga lubangnya terasa lebih besar.

Tidak demikian dengan Iis hujaman batang kemaluan Adi dirasakan cukup besar dan keras sehingga mendatangkan kenikmatan yang sangat.

Tubuh Iis menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Ditariknya Dedeh yang bengong agar menempatkan selangkangannya diatas mulut Adi untuk dijilati. Maka kembali ketiganya terlibat dalam pertandingan yang seru dan nikmat. Adi sambil celantang menikmati batang nya yang keluar masuk Iis sambil mulutnya mulai menjilati lubang Dedeh yang setengah berjongkok dengan kedua paha yang mengangkang.

Sementara mulut Dedeh ikut pula melumati puting buah dada Iis yang montok.

Hujaman kontol Adi di lubang nya dirasakan sangat nikmat oleh Iis, entah karena sudah cukup lama tidak melakukan senggama atau memang karena kontol itu panjang dan besar. Sehingga makin lama gerakan dan goyangan pinggul Iis makin menggila karena dirasakan puncak syahwatnya semakin dekat. Akhirnya dengan gerakan yang menghentak ditekannya pinggulnya kebawah sehingga batang kemaluan itu menghujam sedalam-dalamnya kedalam lubang nya.

“Duhh…!….ahhhh! ” pekiknya panjang ketika dirasakan sesuatu berdesir didalam lubang nya dan mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.

Tubuhnya terasa lunglai dan ambruk mendekap tubuh Dedeh yang masih menjilati buah dadanya.

“Aduh De enaknya..” desisnya.

“Sudah keluar Is?” tanya Dedeh yang dijawab Iis dengan anggukkan.

“”Ayo atuh gantian, Dede juga sudah mau lagi” kata Dedeh tidak malu-malu lagi.

Iis sebenarnya masih mau melanjutkan gerakannya karena dirasakan batang kemaluan Adi yang masih terhujam di lubang nya masih terasa mengacung.

“Silakan” kata Iis sambil bangkit dan terlepaslah pertautan kemaluan mereka.

Memang batang kemaluan Adi masih keras mengacung. Rupanya kondisi Adi masih fit biarpun telah bertempur dengan dua perempuan. Kini ia ingin cari posisi lain, disuruhnya Dedeh menungging dan disodok dari belakang.

Pinggul Dedeh yang putih mulus dan montok mendongak keatas dengan belahan jembutnya yang berbulu lebat mengintip diantara pangkal pahanya. Adi menelan ludah melihat pemandangan itu. Sambil mengelus-elus batang nya didekati pinggul perempuan itu yang sudah menunggu. Diarahkan batang nya kebelahan yang terjepit diantara paha yang juga putih mulus. Dengan dorongan lembut dimasukan batang nya kedalam lubang itu. terasa sempit karena dengan posisi itu lubang itu terjepit kedua paha.

“Ah….!” Desis Dedeh ketika dirasakan batang kemaluan yang besar dan tegang menyelusup kedalam

lubang nya.

Dengan memegang pinggul gadis itu perlahan digerakkan pinggulnya sehingga batang nya mundur maju dibalam lubang yang masih terasa sempit itu. Dedeh menggigit bibirnya merasakan nikmat demikian juga dengan Adi, gesekan batang nya didalam lubang

itu mendatang sensasi yang luar biasa.

Adi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan berirama. Tubuh Dedeh ikut terguncang-guncang mengikuti gerakan itu.

“Ah …Den, terussss Den” desis Dedeh semakin bernafsu.

Sementara itu Iis juga mulai bernafsu lagi menyaksikan adegan yang tengah berlangsung, dengan perlahan ditempatkan tubuhnya dibawah tubuh Dedeh dengan kepalanya berada diantara paha Dedeh sedangkan pangkal pahanya yang mengangkang dibawah muka Dedeh untuk dijilati.

Tangan Iis merabai selangkangan Adi dan mengusap-usap biji pelernya serta merabai bibir kemaluan Dedeh yang sedang di hujami batang kemaluan Adi. Sementara Dedeh telah pula menjilati selangkangan Iis terutama bibir nya yang ditutupi rimbunan bulu jembut. Kembali ketiganya bertarung mancari kenikmatan. Adi berpikir berarti sehabis Dedeh, dia harus melayani Iis yang sudah mulai birahi lagi. Gila, pikirnya. Tapi ia yakin sanggup mengatasinya. Memang semangat mudanya membuatnya semakin penuh keyakinan untuk melakukannya.

Maka goyangannya semakin cepat saja.

Dan Dedeh juga merasakan semakin nikmat, apalagi kelentitnya yang dirabai Iis membuatnya semakin naik birahi. Hingga akhirnya sesuatu mendesir didalam kemaluannya.

“Ah……uhh….ahhh!” pekiknya kesetanan merasakan orgasme yang kesekian kali di pagi ini. Adi tahu Dedeh sudah klimaks tapi dirinya belum merasakan.

“Gantian De, ku sudah gatel lagi” pinta Iis. Dedeh faham dan Adi mencabut batang

nya.

“Ayo Den, tuntaskan ” pinta Iis masih terbaring dengan kedua kaki mengangkang. Adi segera mengatur posisi diatasnya dan langsung menghujamkan batang nya ke lubang Iis yang telah menganga.

Cerita Majikan Setubuhi Dua Anak Pembantunya

IIS 2

“Ahh ..!” desisinya sambil mendekap tubuh Adi erat.

Kembali keduanya berpacu penggapai nikmat masing-masing. Adi dengan hentakan-hentakan keras mengerakkan pinggulnya maju mundur menghujamankan batang nya kedalam liang Iis.

“Ayo den, tancap terus.” Desah Iis menikmati hujaman Adi yang secara perlahan merasakan bahwa batang nya semakin keras dan sensitif.

Demikin juga dengan Iis, lubang nya semakin licin dan nikmat. Nampaknya keduanya akan segera mencapai puncak. Mereka berpacu semakin binal dan liar. Keduanya ingin menuntaskan permainan

dengan kenikmatan yang setinggi-tingginya.

Hingga akhirnya Iis mendekap keras tubuh Adi sambil melenguh kenikmatan dan bersamaan dengan itu Adi juga mengerang.

“….!…..!….!”

“Ahhhh….ahhh! ” desis Adi

“Duh bapa, enak sekali” desis Iis hampir bersamaan.

Tubuh keduanya meregang tapi berdekapan erat. Keringat bercucuran dan bersatu. Tuntas sudah pertempuran segi tiga di pagi itu.


 

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com