𝐈𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐓𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐁𝐞𝐫𝐮𝐛𝐚𝐡 [𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟔]

pagi itu tubuh ambar masih tertutup selimut berbaring dia atas tempat tidurnya yang empuk dan nyaman.

hari itu dia tidak masuk kerja karena badannya terasa kurang fit setelah kejadian yang baru saja menimpanya kamarin sore.

selain itu dia juga mengistrahatkan pikirannya sejenak sebelum nanti memikirkan apa yang harus dilakukannya atas kejadian itu.

setelah menyiapkan keperluan dan sarapan anaknya sebelum sekolah, ambar langsung kembali beristirahat dalam kamar.

dia juga tidak mengantar sendiri anaknya ke sekolah dan lebih memilih memanggil ojek di dekat rumah untuk mengantar anaknya ke sekolah.

matahari sudah semakin meninggi dan jarum jam dinding menunjukkan pukul 9 kurang 15 menit ketika bel rumahnya berbunyi.

ting tong

ambar membuka matanya dan bangun dari tempat tidurnya, dia berusaha meyadarkan pikirannya yang masih belum kembali sepenuhnya.

'siapa ya yang pagi pagi begini kesini?'

ambar beranjak dari kasur dan berganti pakaian yang lebih sopan sebelum dia membuka pintu depan.

amabr lalu berjalan keluar kamar melewati ruang tengah untuk membukakan pintu bagi orang yang datang kerumahnya pagi itu.

'ting tong'

'iya sebentar' jawab ambar setengah berteriak.

'cklek' ambar lalu membuka kunci pintu dan menarik gagangnya.

'selamat pagi bu' sapa sesosok lelaki yang tidak lain adalah pak siswanto kepala sekolah tempat anaknya menuntut ilmu.

'eh pak sis silakan masuk pak silakan'

'eh iya bu hehe'

pak siswanto berjalan masuk mengikuti ambar ke arah kursi sofa namun matanya tidak lepas dari bokong seksi amabr yang pagi itu hanya memakai daster.

'ckckcck....benar beanr seksi bu ambar ini' batin pak sis penih mesum.

'silakan duduk pak'

'oh iya bu terima kasih'

'bapak kok tau saya sedang di rumah?' tanya ambar heran dengan kedatangan pak sis pagi itu di rumahnya.

'eh iya tadi saya lihat andi berangkat naik taksi lalu saya tanya katanya ibu sedang tidak enak badan hehe'

'oh begitu pak'

'terus bagaimana keadaan ibu sudah mendingan?'

'ya sudah lebih baik pak' jawab ambar berusaha menyembunyikan kejadian yang baru saja menimpanya.

'oiya pak ada keprluan apa bapak ke ruamh saya? pasti bukan buat jengukin saya kan?'

'hahahaha tidak bu iya iya saya hampir lupa'

'ada apa pak?'

'begini bu'

pak sis berubah menjadi serius, tangannya membuka map biru yang sejak tadi dia bawa di tangannya.

'ehm soal anak ibu'

'ada apa dengan anak saya pak?' ambar mulai panik

'ehm ini soal prestasi belajar anak ibu'

'oh iya pak saya tahu saya sudah berusaha'

ambar menyadari bahwa prestasi andi di sekolah memang tdak terlalu membanggakan dirinya dan suaminya sebagai orang tua.

meskipun sebenarnya tidak bodoh, namun andi sulit untuk menemukan semangat untuk belajar sehingga nilainya tidak terlalu baik.

'saya mengerti bu tapi saya tidak bisa begini terus, sejak kelas satu nilai andi selalu dibawah kentutasan minimal, kami guru sudah berusaha semaksimal mungkin mengatrol nilainya'

'iya pak saya tahu itu'

'namun saat ini sekolah sudah tidak bisa mempertahankan anak ibu lagi'

'pak tolonglah pak tolong bantu anak saya sekali lagi ini' ambar mulai panik.

'sekali lagi bu kami sudah berusaha tapi sekarang saatnya anak ibu untuk pindah ke sekolah yang lebih sesuai'

'tapi kan pak andi kan sudah kelas 6, tidak mungkin ada sekolah yang mau menerima karena sebentar lagi ujian'

'kalau hal itu kami tidak bisa membantu bu, mungkin andi harus mundur satu tahun'

'tolonglah pak'

pak siswano diam sejenak dan terlihat berpikir keras nampak dari kerutan di dahinya yang mulai basah oleh keringat.

'saya bisa usahakan anak ibu tetap bersekolah disini, tapi...'

'tapi apa pak? ada syaratnya? apapun itu akan saya penuhi'

'ehm...eh...ibu harus mau tidur denagn saya'

JDEEEEEEEEEEERR

bagai mendengar petir di pagi hari yang cerah, ambar terkejut dengan apa yang diucapkan guru anaknya itu.

'apa maksud bapak? jangan kurang ajar ya'


'tenang dulu bu saya kan hanya menawarkan bantuan, kalo ibu ndak mau tidak apa apa' pak siswanto tersenyum penuh siasat.

'tapi ingat anak ibu harus mencari sekolah lain yang tidak mungkin untuk saat ini'

'tolong pak apa saja kecuali yang itu'

'ini sudah tidak bisa ditawar bu, silakan ambil atau bersiap siap mencari sekolah baru untuk anak ibu'

ambar bingung setengah mati, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan masalah ini.

rasanya selalu saja ada masalah yang datang setelah masalah lain bisa dia atasi, namun untuk yang satu ini terasa mustahil dia selesaikan sendiri.

rasanya dia hampir menangis ketika mendengar syarat dari pak siswanto untuk tidur dengannya.

baru saja dia mengalami pemerkosaan oleh preman keamrin sore dan saat ini dia harus melayani kembali nafsu lelaki yang bukan suaminya.

ambar begitu kalut rasanya semua pintu sudah tertutup dan tidak menyisakan apa apa kecuali jalan hna yang harus dia tempuh.

'bagaimana ibu?'

dengan sangat terpaksa ambar mengangukkan kepalanya tanda dia menerima syarat yang diberikan oleh pak siswanto

dengan penuh kemenangan pak siswanto tersenyum mendengar jawaban dari ambar,sebentar lagi wanita yang selalu mengisi khayalannya akan jatuh dalam pelukannya.

'kalau begitu mari kita mulai bu.'

pak siswanto menggeser duduknya ke arah ambar yang ada di sampingnya, lalu tangan kanannya memeluk ambar dari samping.

kedua tangan pak siswanto lalu masuk menyelinap ke dalam daster hitam ambar yang kini sudah berposisi membelakanginya.

lalu kedua tangan itu mencengkram dan meremas buah dada ambar yang berukuran besar secara kasar dari luar bh nya.

tubuh ambar menggelinjang hebat akibat remasan tangan pak sis pada kedua buah dadanya yang terasa nikmat itu.

sesekali ambar mencoba sedikit melawan ketika akal sehatnya kembali namun pak sis yang jauh lebih kuat dengan mudah menghentikan perlawanan ambar.

'uuuhhh...hhhmmm...pak jangan disini pak nanti ketahuan orang'

'sshhhh tenang bu tenannng'

'tapi pak itu pintunya terbuka, bisa keliatan dari luar'

'biarin saja bu akh'

'akh sssshhh geli pak akhhh'

'ughhhhh tetek ibu semakin besar saja keliatannya hehehe'

pak siswanto sepertinya suka sekali meremas remas buah dada ambar sedari tadi tak habis habis dia memuji keindahan payudara ibu salah satu muridnya itu.

'uggghhh aku sudah lama pengen remes remes tetek ibu ini akh'

'akh pak sudah pak akh'

puas bermain dengan payudara ambar pak siswanto melepaskan remasannya lalu berusaha melucuti pakaian yang dipakai ambar.

'ehhh jangan pak'

'lho katanya mau melayani saya, cepat dicopot nanti keburu andi pulang lho'

mendengar kata kata pak siswanto, ambar pun mengendurkan perlawanananya, dia sadar sudah tidak ada yang bisa dia lakukan.

ambar hanya pasrah menerima perlakukan pak siswanto termasuk ketika daster yang dipakainya dilucuti.

ambar kini hanya memakai sepasang pakaian dalam berwarna hitam yang sangat kontras dengat kulitnya yang putih bersih.

bra yang dia pakai nampak kesulitan menahanan buah dadanya yang semakin besar sejak dia meminum obat percobaan untuk melancarkan asi ibu yang sedang menyusui.

pak siswanto juga melucuti pakaian yang dia pakai, dia berdiri melepas setelan safari yang biasa dia gunakan untuk mengajar itu.

ambar hanya bisa memandangi tiap centi tubuh pak siswanto yang berkulit gelap itu dengan penuh kecemasan.

selanjutnya amabr juga melihat perut buncit dan penis pak siswanto yang berukuran lebih besar dari milik suaminya.

penis berwarna hitam itu terlihat menjulang lalu menggantung di antara kedua paha gemuk pak siswanto yang sudah telanjang bulat.

pak siswanto lalu menuntun ambar untuk duduk di atas kursi, dia memposisikan mabar bersandar di kursi sofa itu.

'bu ayo buka kakinya, saya sudah ndak sabar ini'

ambar pun dengan terpaksa mulai membuka kakinya sedikit demi sedikit, perasaan ragu masih memenuhi dalam hatinya.

ketika paha ambar terbuka sepenuhnya pak siswanto segera mendeat dan mulai menciumi vagina ambar dari luar cd nya.

'ehhmmmmm...wangi seakli bu'

mulut pak siswanto mulai menempel pada gundukan vagina ambar dan lidahnya mulai menjilati vaginanya dari balik cd.

'eehhhhhhmm...slreeeppp'

'akhhhshhhhhhh...eghh...mmmhhh'

amabr hanya bisa diam memejamkan mata ketika lidah pak siswanto menjilati vaginanya dari luar.

dia sesekali mengegrakkan pinggulnya agar pak siswanto kesulitan menjilati vaginanya namun hal itu sia sia.

ambar juga berusaha keras menahan desahan ketika menerima jilatan lidah pak sastro yang telah membuat celana dalamnya basah.

'ah pak pelan pak'

tapi pak siswanto tidak peduli dan terus saja menjilati dan menghisap vagina ambar yang ada dihadapannya.

dia ingin membuat amabr merasakan orgasme sehingga akan membuat vaginanya basah dan lebih mudah untuk dimasuki kontolnya.

ambar pun mulai menikmati kenikmatan yang diberikan pak siswanto pada vaginanya, jari jarinya meremas kursi sofa tempatnya duduk.

pak siwanto lalu menyibakkan sedikit celana dalam ambar dan memasukkan dua jarinya dalam vaginanya.

'akhh jangan pak akhhhhh'

ambar berusaha sekuat tenaga menahan kocokan nikmat pak siswanto pada vaginannya yang kini sudah semakin basah.

pak siswanto memasukkan seluruh ruas dua jarinya dan mulai mengaduk aduk vagina ambar sambil sesekali menyentil klitorisnya.

'uggghhhh pak sudah pak ahhhhhhh'

ambar berusaha sekuat tenaga menghentikan permainan jari pak siswanto pada liang vaginanya semabri menarik tangannya.

sementara itu tangan pak siswanto yang lain mulai meremas reams kembali payudara ambar yang sedari tadi menganggur.

'akhhhhhhh pak saya mau keluar pak akhhhh'

pak siswanto pun semakin cepat mengocok jari jarinya dalam vagina ambar, sementara remasan tangannyapun juga semakin kasar.

'akkkkkkkkkkhhhhhhh....pakkkkkkkkkkkkkkk'

'serrrrrrr....serrrrrrrrrrr'

cairan orgasme ambar tumpah membasahi jari jari tangan pak siswanto yang masih ada di vaginanya.

'lihat ini bu, kamu keluar banyak sekali hehe'

pak siswanto lalu berdiri lagi dan menarik ambar yang tengah bersandar seusai orgasme dan menarik kepalanya kearah penisnya.

'bu ayo kontolku diemut'

ambar yang sudah tidak bisa berbuat apa apa akhirnya menuruti permintaan pak siswanto untuk mengulum penisnya.

'i..iya pak'

ambar memegang penis yang sudah mengeras itu perlahan dan mulai mengamatinya dengan seksama.

penis itu ukurannya lebih besar dari milik suaminya, bahkan masihlebih besar dari milik preman kemarin.

selain itu penis pak siswanto juga berbentuk bengkok ke atas dan terasa sangat panas digenggamannya.

ambar mulai mengocok penis pak siswanto perlahan dan membuat nya mendesah keenakan.

'uggggghhhhhhhhhh uuh ayo bu diemut'

'tapi pak besar sekali, ndak muat dimulut saya pak'

'sudah ayo pokoknya dihisap'

tangan pak siswanto menarik kepala ambar dan mengarahkan bibir mabar itu karah selangkangannya.

mau tak mau ambar membuka mulutnya dan mebiarkan penis yang bukan milik suaminya itu masuk kedalam mulutnya.

ambar pun mulai menjilatdan menghisap batang penis pak siwanto yang kini tertanam penuh dalam mulutnya.

'uhhhhhhhhmm...slrepppppppp....sreppppppppp'

'aoh enak sekali bu akhhhh ehmm'

'emmmphhhhhh...slreppppp'

'oh terus ya begitu khhhhhhhhhh enak'

penis itu bergerak maju mundur dalam mulut ambar yang kini sibuk menghisap dan mengulum penis milik guru anaknya itu.

'ohhh...terus bu lebih cepat'

'sreepp....srepppp...ehmmmmm'

pak siswanto yang tidak sabar kembali mencengkeram kepala mabar dan menggerakkannya makin lama makin cepat.

'ohhhhhhh...akhhh terus sedot yang kuat akhh'

'ahkkk...sreppp....slrepppppppp'

cretttttttt crettttttttttt creettttttttttt

pak siswanto berejakulasi dan menumpahkan spermanya dalam mulut ambar, dia terus menekan penisnya dalam dalam memaksa ambar menelan seluruh spermanya.

BERSAMBUNG ...


 


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com