Franz pun lalu memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran yang letaknya sama dengan parkiran mall yang biasa dituju aini.
" Lho franz... Ngapain kita kesini...? Bukannya udah tutup ya mall nya? " tanya aini yang bingung dengan apa yang terjadi.
" Hehe... Tenang aja kak... Ayok.. Ikut aja...!!" ajak franz sambil menggandeng tangan aini menuju suatu tempat.
Mereka pun naik lift khusus dan menuju ke lantai 30 yang merupakan salah satu lantai yang diisi dengan kamar apartemen eksklusif di sana.
Tiinnggggg.....
Pintu lift pun terbuka, betapa terkejut serta kagum nya aini melihat betapa mewah nya interior di apartemen eksklusif itu.
Aini benar-benar kagum dengan betapa mewah tempat ini meski ia sendiri masih bingung kemana franz akan membawa nya.
Tak lama mereka pun sampai di depan sebuah pintu kamar di lantai itu,
franz pun mengambil sebuah kartu dan menempelkan nya di sana.
Pintu pun terbuka, franz lalu mengajak ustadzah muda itu masuk kedalam apartemen tempat tinggal franz.
Saat lampu dengan sensor otomatis itu menyala, betapa kaget sekaligus kagum nya aini melihat betapa mewahnya apartemen ini.
" Woooww.... Mewah banget franz..? Ini apartemen siapa franz..?" ucap aini bertanya
" Hehe... Punya aku lah kak... Kalau kak aini mau kakak boleh kok tinggal disini.... Sama aku...!!" ucap franz menggoda sang ustadzah yang terlihat sedang mengagumi apartemen mewah itu.
" Ihhh.. Ada-ada aja kamu franz... Kakak udah punya rumah sendiri ya!!" jawab aini manja.
" Ohhh... Iyaa kak.... Tunggu sini sebentar ya... Aku ambil hadiahnya..!" ucap franz yang kemudian masuk ke sebuah ruangan.
Aini pun berkeliling di ruang tengah apartemen itu, aini benar-benar kagum dengan interior apartemen yang benar-benar mewah itu.
Aini pun yakin jika uang penghasilan franz dalam sebulan mungkin lebih banyak dari penghasilan suaminya dalam satu tahun.
Aini pun terpesona dan kagum dengan betapa indahnya setiap barang yang ada di apartemen franz itu,
aini pun tersipu malu saat melihat sebuah gantungan salib yang terletak di atas televisi 60 inch di ruang tengah itu.
Aini pun juga melihat ada beberapa buku dan kitab agama franz yang terletak di rak buku ruang tengah itu,
aini pun yakin jika franz adalah pria yang taat akan agamanya.
...
.....
Jantung aini pun berdetak kencang saat membayangkan situasi aneh yang kini ia rasakan,
dimana ia yang seorang ustadzah malah merasa nyaman saat dekat dengan franz
yang merupakan seorang pria blasteran yang berusia lebih muda darinya, apalagi keyakinan mereka juga berbeda.
Begitupun status mereka juga berbeda, dimana aini sudah jelas punya suami,
tapi entah mengapa aini mau saja saat pemuda tampan itu mendekatinya dan bahkan aini mau saja saat franz membawa nya ke tempat pribadi franz.
Ya....
Memang saat ini aini telah tersihir oleh ketampanan, perhatian dan juga keloyalan sang pemuda blasteran,
ditambah lagi kemampuan luar biasa franz dalam memuaskan hasrat sang ustadzah yang menggebu,
jelas memberi poin lebih tersendiri dari penilaian sang ustadzah Cantik.
Setelah puas memandangi interior apartemen mewah itu, aini pun duduk di sofa besar depan TV.
Tak lama franz pun keluar dari kamarnya dan kembali menuju ke tempat aini duduk
" Bagus banget franz apartemen kamu.... Pasti enak ya franz, tinggal di apartemen mewah begini...??!! Seandainya kakak punya apartemen begini... Hufffttt...." ucap aini yang entah mengapa perkataan itu keluar saja dri mulutnya.
Franz pun tersenyum mendengar perkataan ustadzah cantik itu,
sebagai seorang pria yang meski masih muda tapi menilik lebih banyak pengalaman dari aini,
franz pun tau arah pembicaraan dan sinyal yang diberikan sang ustadzah.
" Hehe... Kakak kalau mau tinggal disini boleh kok... Kak aini pindah aja kesini.... Terus deh disini tinggal sama aku... nanti kita bisa lebih sering main kak.....!!" ucap franz.
Aini pun tersipu malu mendengar perkataan dari pemuda tampan itu,
aini pun benar-benar terbawa suasana kedekatan diantara mereka.
" Ka.. Kalau... Aku tinggal disini... Kamu franz...? " tanya aini yang entah mengapa makin berani menanggapi perkataan franz.
" Hmmm.... Gimana ya..??!! Aku terserah kakak sih... Kalau kak aini bersedia... Ya... Aku tinggal disini juga kak... Tapi inget ya kak... Kamar di sini cuma 1... Jadi kakak ngga boleh bawa suaminya kesini... Hehhe..."
" Kalau bawa suaminya... Terus aku tidur dimana kak... Kan ranjang nya cuma cukup buat kita berdua kak.. Hehehe.... " ucap Franz
Franz pun tersenyum melihat wajah aini yang merah padam
karena membayangkan sesuatu yang tak seharusnya seorang ustadzah sekaligus istri orang seperti dirinya lakukan.
Ya.....
Ustadzah muda itu membayangkan jika dirinya tinggal di apartemen mewah ini BERDUA SAJA DENGAN FRANZ.
Aini pun semakin deg degan membayangkan bagaimana jika mereka tinggal serumah dan tidur sekamar
yang jelas sang pemuda idaman ustadzah cantik itu selalu siap memberinya sesuatu kenikmatan yang tak bisa ia rasakan dengan suaminya.
" Astagfirullah.... Husshhh... Apa yang kamu pikirkan aini... Kenapa kamu jadi seperti ini...?" tanya sang ustadzah pada dirinya sendiri.
...............
" Hehehe... Bercanda doang kok kak.." jawab franz yang membuyarkan lamunan aini.
" Hussh... Dasar kamu franz... Kirain.." ucap aini
" Tapi kalau kak aini mau beneran silahkan lho kak.... Btw aku sebenarnya ngga tinggal disini kok kak... Apartemen ini cuma biasanya aku datangi tiap habis latihan fitness atau butuh keperluan apa yang menyangkut Mall... Ya.. Aku disini "
" Kalau rumah tinggal aku yang tetap ada di kawasan perumahan YYY... " Ucap Franz.
Aini pun jelas kaget mendengar nama rumah di Perumahan YYY.
Sang ustadzah pun yakin jika kekayaan dari pemuda tampan itu benar-benar tak main main,
karena franz ternyata memiliki rumah di kawasan paling mewah di kota itu.
Aini sendiri tau jika harga pasaran perumahan di tempat yang disebutkan franz tadi berkisar dari 15 sampai 30 milyar untuk setiap rumah
karena memang perumahan tersebut memiliki bangunan dan fasilitas pendukung lain yang benar-benar eksklusif.
Hal itu membuat Kekaguman aini terhadap franz semakin bertambah, bukan hanya tampan dan pengertian tapi franz juga adalah pria yang mapan.
Aini pun membayangkan jika dirinya menjadi ISTRI dari pemuda blasteran ini, pasti hidupnya tak akan sulit.
Hidupnya akan dipenuhi dengan kegembiraan, ia bisa memiliki suami yang tampan yang sesuai dengan tipe idaman nya sedari remaja dulu, baik hati, serta kaya dan sangat royal.
Aini yakin jika memiliki suami seperti franz pasti anak nya nanti bukan hanya rupawan, tapi juga hidupnya akan sangat terjamin secara finansial.
" Husshhh... Aini apa yang kamu pikirkan.. Apa kamu sudah gila... Ingat aini status mu... JANGAN TERLENA dengan semua ini...!!" ucap aini dalam hati.
Sang ustadzah pun kembali sadar jika status nya kini sudah menikah,
ditambah lagi antara dirinya dan Franz memiliki dinding pemisah yang tak bisa diruntuhkan, yaitu KEYAKINAN mereka yang BERBEDA.
Aini pun sadar jika hubungan mereka ini harus segera diakhiri, aini harus tegas untuk menolak apapun yang akan terjadi.
Tapi..
Aini pun sadar jika hubungan mereka ini harus segera diakhiri,
aini harus tegas pada franz untuk menolak apapun yang akan terjadi.
Tapi...........
" Kak.... Mau minum apa...?" tanya franz.
" Mmm... Ngga usah franz... Kakak masih kenyang franz...!!" jawab aini
" Beneran kak... Ngga apa-apa kok.." ucap Franz lagi
" Kalau gitu air putih aja franz..!!" jawab aini.
Franz pun mengambil segelas air dan membawa nya ke meja ruang tengah tempat aini duduk.
Tak lama franz pun meletakkan segelas air putih dan sebotol minuman yang membuat aini terkejut..
" Lho franz itu bukannya MINUMAN KERAS YA...? " tanya aini yang terkejut melihat sebotol anggur mahal itu
" Hehe... Bukan kok kak... Ini cuma anggur kak... Ngga bikin mabuk... Kalau ngga kebanyakan.. Hehe..." jawab franz sambil menuang minuman itu dalam gelas mewah miliknya.
Aini pun kaget dan melihat franz dengan tatapan aneh karena mendengar perkataan franz itu
" Franz... Apa yang kamu lakukan...? Kamu mau minum itu...?!! " tanya aini panik.
" Aku mau minum lah kak.... " jawab franz dengan santai nya.
" Ja... Jangan franz... Itu minuman haram franz... Mending kamu jauhin... Jangan minum minuman begituan franz" ucap aini sambil menahan tangan franz yang meminum anggur itu.
" Hehe... Ngga apa-apa kok kak... Aku udah biasa minum minuman ini kalau lagi banyak pikiran begini...!!" ucap franz sambil mencoba meneguk minuman itu.
" Jangan franz.... Kalau ada masalah mending sama kakak franz..." ucap aini
sambil memegang tangan franz untuk menghentikan pemuda itu minum anggur di tangannya.
" Beneran kak...?? Kak aini mau dengerin masalah aku...!!" ucap franz.
Aini dengan jiwa keibuan pun mengangguk sambil menatap hangat mata pemuda tampan itu.
Franz pun akhirnya meletakkan gelas anggur nya dan ia pun mulai bercerita..
..................
Franz bercerita tentang masalah yang ia alami dengan beberapa client nya,
franz pun bercerita jika client nya ada yang kabur membawa uangnya yang nilainya hampir 8M rupiah.
Uang yang seharusnya digunakan untuk pembelian tanah proyek baru malah dibawa kabur oleh pihak rekanan franz.
Franz pun mendapatkan marah dari ayahnya yang bilang jika ia masih seperti bocah yang belum bisa mengatur perusahaan,
padahal seluruh perusahaan nantinya akan jatuh pada pemuda tampan ini.
Franz pun merasa sedih dan tertekan oleh sikap ayahnya itu,
ditambah lagi tekanan pekerjaan dan kuliah membuat franz semakin pusing..
............
Aini sebagai sesorang yang lebih dewasa dan mempunyai banyak pengalaman serupa
yang ia dapat dari Curhatan jamaah nya pun memberi bebrapa nasihat kepada franz.
Semakin lama pembicaraan kedua nya pun semakin dalam,
franz pun curhat tentang kesulitan yang ia hadapi tiap ia bertemu dengan ayahnya.
Aini pun menjadi pendengar yang baik dan sesekali memberi nasihat atau masukan pada pemuda blasteran itu.
Topik pembicaraan Itu membuat aini tau jika untuk mendapatkan finansial yang luar biasa mapan ini, franz harus melalui masa masa yang sulit.
Bahkan diusia nya yang muda ini, franz sudah mendapat tekanan yang begitu hebatnya dari ayahnya maupun dari client.
Tanpa terasa karena terlalu asyik merrka pun mengobrol hingga sekitar jam 11 malam,
aini pun baru sadar jika selama sesi curhat tadi tangan kedua saling berpegangan erat.
Aini yang sadar pun langsung melepaskan tangan franz yang terasa amat hangat di genggaman ustadzah cantik itu
" Kak... Mau aku tunjukin sesuatu yang lebih indah lagi ngga..?!! Selain mewah apartemen iku punya sesuatu yang lebih... Yang buat apartemen ini dibilang eksklusif.." ucap Franz.
kemudian franz pun bangkit dari duduknya dan ia membuka jendela apartemen itu,
lalu tak lama kemudian Frans pun mematikan lampu apartemen nya.
Aini pun seketika langsung terpesona dengan keindahan pemandangan kota yang terlihat jelas dari jendela besar apartemen itu.
Keindahan lampu lampu kota, lampu kendaraan dan gedung gedung
yang berada di sekitar membuat pemandangan dari apartemen itu terlihat begitu indahnya.
" Gimana kak...? Indah kan pemandangan dari sini...??!! Kalau mau lihat lebih indah lagi... Kak aini kesini deh... " ucap franz sambil gesture tangan nya mengajak aini untuk datang padanya.
Bagaikan tersihir oleh ajakan franz, aini pun bangkit dari sofa dan berjalan menuju ke arah franz.
Franz pun tiba-tiba menggandeng tangan ustadzah cantik itu dan berjalan menuju ke sebuah ruangan dalam apartemen itu.
Cllleekkkk......
Pintu ruangan itupun terbuka, dan betapa terkejutnya aini menyadari
jika saat Itu franz Tengah menggandeng nya menuju ke tempat yang tak lain adalah kamar tidur franz.
Aini pun terkesima melihat betapa mewah nya barang barang dalam kamar pemuda tampan itu,
banyak sekali koleksi mainan, jam tangan, dan lainnya yang terlihat jelas di kamar Franz yang nilainya mungkin diatas dari harga rumah aini sekarang.
Tapi aini pun merasa canggung dan aneh saat pemuda ini membawanya menuju kamar pribadi franz
" Franz... Kenapa kita kesini...?" tanya aini gugup.
Franz pun langsung mematikan lampu kamar itu dan berjalan menuju ke arah tirai yang terletak di ujung kamar.
Srreettttt......
Saat franz membuka tirai itu, seketika pemandangan keindahan kota pun langsung tersaji tepat di hadapan ustadzah cantik itu.
Franz pun lalu membukakan pintu kaca yang ternyata merupakan pintu menuju ke balkon apartemen itu.
" Gimana kak... Indah kan pemandangan dari sini...??!" tanya franz.
" Woowww... Indah banget franz..." ucap aini yang benar terkagum kagum melihat keindahan pemandangan kota dari balkon kamar franz itu.
Hembusan angin yang sepoi sepoi malam ini membuat jiwa aini terasa terbawa oleh keindahan pemandangan kota yang luar biasa indah itu.
Aini pun terbawa suasana romantis yang tersaji di tempat itu,
hingga tanpa ustadzah cantik ini sadari tiba-tiba dua buah lengan kekar sudah melingkar tepat di pinggang ramping seksi ustadzah aini.
Lamunan aini pun berakhir saat ia merasakan ada sesuatu yang menyerupai tongkat baseball itu menekan ke arah bokong seksi nya.
" Fraa... Franzhh.. Apa yang kamu lakuukannhh franzzzhh... Lepasssin akuuuu franzzhhh... Mmhhh..." ucap Sang ustadzah
sambil mendesah karena merasakan birahi nya mulai naik yang tak lain disebabkan sentuhan batang kontol franz di bokong sang ustadzah.
Aini pun Coba meronta, tapi Upayanya tak berhasil karena memang kekuatan aini tak sending dengan franz.
" Kak... Biarkan seperti ini dulu kak... Izinkan aku memeluk kakak untuk meredakan stress ku kak..." ucap Franz sambil mempererat pelukan nya di tubuh seksi aini.
Entah mengapa aini yang tadi meronta dan mencoba melepaskan diri,
Aini kini malah diam dan membiarkan franz memeluknya Dengan hangat.
Aini pun merasakan getaran aneh dalam diri dan hatinya saat tubuh kekar franz memeluknya,
tanpa aini sadari benda sekeras tongkat baseball itu kini semakin membesar dan membesar lagi.
Wajah sang ustadzah pun langsung memerah membayangkan sesuatu yang dibungkus di balik celana franz itu.
Sebuah benda yang tak bisa aini pungkiri, telah membuka matanya akan kenikmatan sejati dalam sebuah hubungan seks pria dan wanita dewasa.
Keduanya pun berpelukan mesra cukup lama sambil menikmati keindahan pemandangan kota itu dari balkon apartemen mewah milik franz.
Di sela pelukannya di tubuh sang ustadzah, franz pun berbisik sesuatu pada aini
" Indah Ya kak pemandangan dari sini...?!!" ucap franz
" Iy.. Iya.. Franzzhh.. Mmhhh" ucap aini sambil mendesah menahan gejolak kewanitaan nya yang mulai bangkit
" Tau ngga kak...?? Kalau pemandangan di sini lebih indah lagi waktu sunrise kak....!!" ucap franz
" Mmhhh... Be.. Beneran franzzhh..??" tanya aini.
" Iya kak... Bener... Gimana kalau nanti kita nikmati sunrise bersama disini kak....?" tanya franz yang mengejutkan aini.
" Ma... Maksudnya franz...? " tanya aini dengan nada serius.
.
.
.
Franz pun terdiam tanpa sepatah katapun, tapi sesaat kemudian franz pun membalikkan tubuh aini hingga kini menghadap ke arahnya.
Hati aini pun seakan berhenti berdetak saat mata mereka bertemu,
entah mengapa perasaan aini menjadi sperti ini tiap ia berdekatan dengan pemuda tampan ini.
Saat wajah franz semakin dekat ke arah wajah aini, ustadzah muda itupun hanya bisa menutup matanya
sambil menggengam erat jarinya sambil menunggu apa yang akan pemuda blasteran itu lakukan.
Semakin dekat wajah franz, semakin merah juga wajah aini menahan malu bercampur sange yang mulai menguasai dirinya.
Sesaat kemudian aini pun mulai bisa merasakan hembusan nafas franz yang terasa sangat hangat dan wangi itu meniup wajahnya.
Tapi...
Tiba-tiba franz mengubah arah bibirnya menuju ke telinga sang ustadzah
" Kak... Masuk yok... Disini dingin kak..." ucap Franz dengan sangat mesra di telinga aini.
Seketika aini pun langsung membuka matanya karena ternyata bayangan nya salah.
Ya...
Aini seorang ustadzah yang sudah bersuami Malah membayangkan franz tadi langsung menyambar bibirnya dan mengecup nya dengan mesra.
Aini sebenarnya menantikan momen ciuman mesra yang mungkin franz akan mulai tadi,
tapi ternyata harapan aini itu salah, franz malah berbisik di telinga nya dan mengajak nya masuk.
Aini yang merasa kentang dengan tindakan pun mendorong tubuh franz menjauh darinya
" Ihhh... Apaan sih franz....!!" ucap aini sambil melepaskan diri dari pelukan pemuda tampan itu
" Hehe... Maaf kak... Soalnya udah dingin juga disini... Jadi pengen masuk cari yang anget anget... Hehe" ucap franz.
Aini pun seakan tak mempedulikan pemuda tampan itu, dan ustadzah cantik itu pun berjalan menuju ke dalam meninggalkan franz dengan perasaan yang aneh.
Tapi saat aini hendak membuka pintu kamar, tiba-tiba sebuah tangan kekar menahan tangan aini yang ingin membuka pintu keluar dari kamar franz itu.
" Tunggu kak... Ada yang ingin aku sampaikan...!!" ucap franz menahan langkah aini.
Aini pun segera berbalik dan menatap franz dengan tatapan serius dan agak marah
" Ada Apa lagi franz.... Aku pengen pulang...!!" ucap aini merasa marah.
" hehe... Maafkan aku kak... Tapi aku. lupa kasih hadiah buat kakak...!!" jawab franz.
Seketika ekspirasi aini pun berubah, ia yang tadi terlihat marah kini mulai kembali tersenyum meski ia masih menutupi senyuman manisnya itu.
Ya...
Memang sedari tadi hal yang memuat aini emosi bukanlah karena tindakan kurang ajar franz.
Tapi justru sebaliknya, aini merasa franz telah mempermainkan birahi nya yang mulai meninggi,
yang aini ingin Untuk segera dituntaskan oleh sang pejantan blasteran ini.
......................
" Ha..hadiah apa franz... Awas ya kalau maen maen lagi..." ucap aini sedikit menakuti franz
" Hehe... Iya deh kak... Aku janji..." ucap Franz sambil mengaitkan jarinya dengan kelingking aini.
Aini yang marah pun kini kembali terlihat antusias menunggu hadiah apa yang akan di berikan franz padanya.
" Mana franz... Hadiah apa sih.. Kok sampe begini nya..??! " tanya aini yang penasaran tapi sebenarnya ia penuh harapan menantikan kado dari sang pejantan.
" Tunggu sebentar disini kak..." ucap Franz sambil membawa aini menuju ke ranjang mewah di kamar itu,
franz pun mendudukan aini di tepi ranjang dan ia pun berjalan keluar kamar.
Aini sebenarnya merasa aneh, ia merasa apa yang ia lakukan itu salah,
tapi entah mengapa ia justru amat bahagia dan cenderung menantikan apa yang akan pemuda tampan ini lakukan padanya.
Aini seakan sudah lupa dengan suaminya dan lupa jika perbuatan nya itu termasuk dalam dosa besar yaitu zina.
Tak lama franz pun kembali kedalam kamar sambil menutup pintu kamar nya itu
" Da.. Dari mana franz...?" tanya aini
" Ohh.. Ini tadi kado nya ada di tas aku..." ucap Franz
" Mana franz...?" tanya aini makin penasaran.
Franz pun hanya tersenyum melihat aini yang benar-benar menantikan apa yang akan ia berikan itu.
" Hmm.. Biar asyik kak aini... TUTUP MATA DONG.... Nanti kalau aku bilang buka mata... Baru buka matanya.... Gimana..? " ucap franz.
Seketika wajah aini pun kembali memerah karena membayangkan jika franz menyiapkan sesuatu yang sangat istimewa bagi nya.
Tapi..
" Ihhh... Ngga usah lah franz.... Berlebihan itu.... Kayak di film aja " jawab aini yang mencoba Jual mahal.
" Ngga apa-apa deh kak... Yaudah kalau ngga mau...??!!" ucap franz.
Akhirnya karena sudah terlalu penasaran dan sangat menantikan hadiah dari pemuda kaya raya itu, aini pun menjawab.
" Yaudah franz... OK... Kakak bakal tutup mata... Tapi inget jangan aneh aneh...!! " ucap aini yang sangat munafik.
Ia mengatakan jika franz tak boleh aneh aneh, tapi sebenarnya yang dirinya inginkan adalah franz melakukan aneh aneh pada nya saat itu.
Aini pun mulai menutup matanya dengan wajah memerah dan perasaan penuh harapan,
tangan aini pun mencengkeram sprei ranjang karena dirinya terlalu malu untuk menunggu hadiah dari sang pemuda.
" OK kak... Sebelum aku bilang Buka matanya... JANGAN DIBUKA YA KAK... Aku janji ngga akan aneh aneh" Ucap Franz.
Aini pun hanya mengangguk tanda setuju, dan tak lama franz pun meraih sesuatu di kantong celana nya.
" Inget ya Kak... Pokoknya jangan buka mata sebelum aku bilang.. Apapun yang terjadi pokoknya kak aini percaya sama aku aja .." ucap Franz
" I.. Iya franz... Kakak percaya kok. " ucap aini.
Tangan franz pun mulai mendekat ke arah aini, aini pun merasakan tangan franz kini mulai bergerak di tubuhnya.
Saat tangan pemuda tampan ini menyentuh tubuh aini,
Hati aini pun semakin berdetak kencang, sesaat kemudian aini pun terkejut saat tiba-tiba
Sreeettttttt......
Sesuatu pun lepas dari ustadzah aini
BERSAMBUNG ...