๐ˆ๐›๐ฎ๐ค๐ฎ ๐“๐ž๐ฅ๐š๐ก ๐๐ž๐ซ๐ฎ๐›๐š๐ก [๐„๐ฉ๐ข๐ฌ๐จ๐๐ž ๐Ÿ‘]

 


 sore itu ambar termenung di ruangan kerjanya yang terletak di salah satu sudut bagian divisi riset dan pengembangan perusahaan tempatnya bekerja.


dihadapannya bertumpuk tumpuk file laporan calon peserta pengujian obat yang tengah dikembangkan perusahaannya.

namun tak satupun dari sekian banyak calon tidak satupun yang lolos dan memenuhi kriteria sebagai peserta pengujian obat.

ambar berpikir keras bagaimana dia harus menyelesaikan masalah yang dihadapinya ini sedang tenggat waktu hanya sampai akhir bulan.

dia mengangkat gagang telepon dan menekan angka angka untuk disambungkan interkom pada orang yang dia tuju.

selama beberapa saat tidak ada jawaban dari ujung lain telepon yang ambar coba hubungi, hanya nada tunggu yang terdengar di telinganya.

'apa sudah pulang ya?' batin ambar

dia melihat jam dinding di ruangannya dan waktu menunjukkan pukul setengah 5 sore saat itu.

'ah coba kuhubungi lagi'

ambar kembali menghubungi dengan telepon dan kali ini tidak lama kemudia terdengar jawaban dari ujung lain.

'selamat sore bu, ada yang bisa dibantu?'

'eh..iya pak tolong ke ruangan saya segera'

'baik bu, saya segera kesana'

tidak lama kemudian dari balik pintu muncullah sesosok lelaki berusia 40 tahunan seumuran dengan usia suami ambar.

lelaki itu adalah pak yono, kepala laboratorium klinis yang dibawahi oleh divisi riset dan pengembangan yang dikepalai ambar.

'selamat sore'

'eh iya silakan duduk pak'

'ada keperluan apa bu?'

'begini pak saya mau membicarakan soal pengujian obat baru kita'

'o kalo itu masih belum ada subjek yang memenuhi kriteria bu'

'maka dari itu saya mau bicara dengan bapak?'

'maksudnya bu?'

'begini pak bagaimana jika saya sendiri yang mengajukan diri menjadi subjek pengujian obat'

'wah bagaimana ya bu? masalahnya meskipun nanti ibu memenuhi kriteria namun setahu saya secara legal hal itu tidak dibenarkan untuk menggunakan subjek dari personil dalam perusahaan'

'saya tahu itu pak, dan saya paham, tapi tenggat waqktu tinggal sebentar, kalo terus diundur saya takut perusahaan kita harus membayar penalti karena wanprestasi yang kita lakukan'

'wah bagaimana ya bu...'

'bapak tenang saja saya yang bertanggung jawab'

'tapi bu...'

'tugas bapak hanya memeriksa saya apakah memenuhi syarat atau tidak, jika nantinya ada konsekuensi hukum yang terjadi saya yang menanggung'

'baiklah bu'

'kalo begitu sore ini juga saya minta pemeriksaan diri saya sebagai subjek pengujian, untuk selanjutnya menjadi urusan saya'

####

ambar dan pak yono kemudian berjalan menuju ruangan laboratorium klinis tempat pak yono bekerja.

setelah memastika keadaan aman, pak yono sibuk mengisi blangko kosong untuk catatan medis calon subjek pengujian obat'

'untuk identitas biar saya yang isi pak'

'baik bu'

'sekarang langsung pemeriksaan saja'

pak yono mengambil berbagai peralatan dari meja kerjanya, tangannya penuh membawa peralatan untuk mengukur kesehatan ambar sebagai subjek pengujian.

mulai dari stetoskpo, tensimter, termometer sampai pita ukur dia bawa bersamanya ke arahmeja periksa tempat amabr berada.

'mari bu saya periksa dulu'

'silakan pak'

ambar merebahkan tubuhnya diatas meja periksa, sehingga dadanya semakin membusung dihadapan pria yang bukan suaminya.

blus ketat berwarna pink terlihat sesak menampung buah dada ambar yang berukuran diatas rata rata wanita pada umumnya.

beberapa kali pak yono berusaha membetulkan letak penis di balik celananya, meskipun berusaha seprofesional mungkin melakukan tugasnya namun tetap saja tubuh ambar yang montok mustahil dia abaikan.

satu persatu tahap pemeriksaan dilakukan pada ambar, dengan teliti pak yono berusaha mengukur kondisi tubuh atasannya itu.

'sudah selesai bu'

'sudah semua pak?'

'masih ada tes darah, tapi hasilnya tidak bisa langsung keluar'

'terus bagaimana pak?'

'malam ini saya akan lembur untuk menyelesaikan tes darah ibu, sehingga paling cepat nanti tengah malam sudah keluar'

'terima kasih pak atas kerjasamanya, untuk selanjutnya nanti biar saya yang mengerjakan'

'baik bu'

'kalo begitu saya pulang dulu'

'silakan'

####

ambar meninggalkan temapt kerjanya untuk kembali ke rumah, sepanjang perjalanan dia berdoa agar dia memenuhi syarat untuk menjadi subjek tes obat barunya.

saat ini tidak ada yang dia bisa lakukan selain hanya menunggu laporan dari pak yono, yang tengah berusaha menyelesaikan tes darahnya.

dia sadar yang dia lakukan ini tidak benar, namun dia terpakas melakukannya karena sudah tidak ada jalan lain.

meskipun secara medis hasil pengujiannya valid namun secara hukum yang dia lakukan tidak bisa dibenarkan karena telah melanggar klausa perjanjian antara perusahaannya dengan si klien.

dia sadar resiko yang dihadapinya dengan melakukan semua ini, tapi dia berusaha agar serapi mungkin menutupi pekerjaannya ini.

ambar berusaha sesedikit mungkin membagikan informasi ini pada orang lain diperusahaannya.

semakin sedikit orang yang tahu maka kemungkinan terbongkarnya rencana ini akan semakin kecil sehingga resiko dia menghadapi konsekuensi hukum juga bisa dihindari.

malam itu ambar dan andi tengah menonton siaran berita di tv bersama di ruang keluarga.

meskipun begitu ambar sedari tadi hanya fokus menunggu laporan dari pak yono di hp nya, meskipun sebelumnya sudah diberitahu paling cepat tengah malam'

'bu kok dari tadi perhatiin hape terus'

'eh ndak kok dik'

'dari bapak ya?'

'ndak, ini urusan kantor ibu'

'oh...ngomong ngomong bapak pulang kapan ya bu?'

'masih lama dik, masih sebulan lebih'

'kok lama ya?'

'adik sudah kangen sama bapak? kan bisa telepon'

'yah kalo telpon sih ndak puas'

'ya sudah yang sabar nunggu bapak, adik doain bapak biar bapak sehat disana'

'iya bu'

ambar termenung mendengar kerinduan andi pada ayahnya, dalam hatinya dirinyapun tidak jauh berbeda.

meskipun sudah terbiasa ditinggal mengurusi proyek namun tetap saja berat rasanya amabr untuk hidup tanpa suami di rumah.

selain itu sebagai wanita ambar juga membutuhkan pelampiasan birahi yang semakin memuncak seiring waktu.

sudah 3 minggu sejak terakhir kali dia berhubungan dengan sang suami, yaitu pada malam keberangkatannya ke kalimantan.

itupun tidak bisa all out karena dia sadar suaminya harus menjaga kondisinya untuk perjalanan jauh.

belum lagi kini hubungan nya dengan sang suami mulai berkurang secara kualitas dan kuantitas.

kesibukan mereka berdua membuat keduanya urung untuk saling melepaskan hasrat suami istri mereka satu sama lain.

#####

jam menunjukkan pukul 1.30 dinihari, andi sudah terlelap tidur di kamarnya sejak 4 jam yang lalu.

sementara itu ambar masih terjaga tidak bisa tidur bahkan untuk memejamkan mata sejenak.

dia masih menunggu laporan dari pak yono, yang seharusnya sudah selesai saat itu namun belum juga ada hasilnya.

menit demi menit berlalu, mata ambar mulai terserang kantuk, sedikit demi sedikit dia mulai tertidur karena lelah menunggu.

namun ketika dia berusaha memabaringkan tubuhnya tiba tiba hapenya berbunyi.

tiiiiitt tiiiittt tiiittt

ambar kembali terjaga, matanya terbuka lebar mendengar suara dering hapenya itu, yang dia tunggu akhirnya tiba.

dia mengambil hape di meja kecil di samping tempat tidurnya dan dengan berdebar membuka pesan masuk dari pak yono.

'ibu masuk kriteria, pengujian bisa dilakukan'

ambar senang bukan main, beban dipundaknya sedikit berkurang dengan kabr dari pak yono tadi setidaknya dia bisa menguji obat barunya itu.

'terima kasih pak, medikasi akan saya lakukan sendiri'

amabr lalu beristirahat, rasanya dia lelah sekali menunggu hasil pemeriksaannya semalaman ini.

dia harus menyiapkan diri karena mulai besok dia harus menguji sendiri obat yang dibuatnya.

####

pagi itu ambar dan andi sarapan bersama seperti biasanya, tidak ada yang istimewa sampai selesai sarapan.

setelah membereskan meja makan dan membawa peralatan ke dapur, ambar merogoh kantong blazer yang dipakainya.

dia mengambil botol berisi obat berwarna putih berbentuk tablet, dia lalu mengmbil satu lalu diminumnya dengan bantuan air putih.

'ibu minum apa?'

ambar kaget ketika anaknya ternyata sejak tadi berdiri memperahtikan dirinya yang minum obat yang dia uji.

mendengar pertanyaan anaknya dia berusaha bersikap biasa, dan mencoba menjawabnya dengan asal karena tidak mungkin dia memberitahu yang sebenarnya.

'ini vitamin dik'

'oh andi boleh minta?'

'jangan, ini rasanya pahit, buat adik ambil yang di kulkas aja ya'

'ah kirain yang rasa jeruk'

'buat orang gede masa rasa jeruk, sudah siap berangkat'

'sudah'

'yuk masuk mobil'

####

sesampainya di kantor ambar langsung menuju ruang kerja pak yono yang ada di ujung bangunan pabrik.

dia masuk kedalam laboratorium dan melihat belum ada siapa siapa disana, hanya lampu ruangan kerja pak yono yang terlihat menyala.

dia segera menghampiri ruangan tersebut dan membuka pintu tanpa mengetuk pintu sebelumnya.

cklek

ambar terkejut melihat pak yono tengah ganti baju, dia sedang melepas celana ketika ambar masuk ruangannya.

'ma...maaf pak'

'eh..iya'

ambar lalu menunggu pak yono diruang utama laboratorium, namun entah kenapa pikirannya penuh dengan kejadian tadi.

amabr kini menjadi terngiang dengan yang baru saja dilihatnya, pak yono yang sedang mengganti baju.

penis berwarna hitam dan berurat terlihat menjulur di selangkangan pak yono yang bertubus kurus.

meskipun tidak tegang namun ukurannya cukup besar bahkan hampir menyamai milik suaminya saat tegang.

ambar larut dalam lamunannya membandingkan penis suaminya dengan penis rekan kerja nya itu yang jauh lebih besar.

namun ditengah lamunannya, dia disadarkan oleh suara pak yono.

'maaf bu menunggu lama'

'eh iya maaf pak tadi saya ndak ketuk pintu dulu'

'oh ndak apa apa saya juga yang ceroboh, ada apa ya bu?'

'begini pak saya mau minta blangko pengisian subjek pengujiannya untuk saya isi'

'ibu sudah mulai konsumsi obatnya'

'sudah tadi pagi'

'sudah ada perubahan yang ibu rasakan?'

'ehm ini rasanya payudara saya mulai berdenyut denyut'

'ehm kalo begitu obatnya sudah bekerja, tinggal menunggu bekrja sempurna saja bu'

'iya pak'

'tapi kalo boleh saya sarankan, untuk memacu produksi air susunya bisa dibantu dengan memberi rangsangan pada kelenjar payudara ibu'

'itu tidak apa apa pak? tidak akan merusak data pengujiannya nanti'

'tidak bu justru perlakuan itu akan mengkondisikan ibu sama seprti ibu yang menyusui, sehingga hasil pengujian lebih mendekati kondisi riil'

'oh begitu ya pak'

'ibu bisa memakai pompa asi agar lebih mudah nantinya dalam merangsang kelenjar payudara ibu dan melakukan pengumpulan produk asi jika nantinya sudah keluar'

'oh baik pak'

BERSAMBUNG ...


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com