𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐓𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟑 [𝐌𝐄𝐍𝐆𝐀𝐏𝐀 𝐁𝐄𝐆𝐈𝐍𝐈❓]


Dihadapanku kini sudah tersaji 3 telur rebus campur kecap yang kusajikan sendiri, namun rasanya pagi ini aku sangat tidak berselera, pikiranku masih berkutat dengan kekhawatiran pada istriku yang entah akan pergi dengan siapa. Sampai terdengar suara nada dering dari ponsel milik Lidya di kamar, dari meja makan aku mendengar Lidya kemudian berbincang dengan seseorang, tak jelas apa yang dibicarakan.


Aku yang sudah diliputi penuh rasa curiga sedari tadi, langsung berdiri dan mendekati arah kamar sambil mengendap-endap agar suara langkahku tak terdengar oleh Lidya. Beruntung pintu kamarnya terbuka sehingga suara Lidya kini semakin terdengar jelas. Setelah jarak jangkauan suara terasa cukup walau masih di luar kamar, aku menghentikan langkah dan coba fokus dengan apa yang kudengar dari dalam kamar. Walaupun sudah mencoba fokus, tapi sesungguhnya aku terganggu oleh suara gemuruh dari degup jantungku sendiri yang berdetak cepat tak beraturan.

“iya… iyaaaa…..”, dengan suara manja Lidya menjawab pertanyaan dari lawan bicaranya. Seolah Lidya menyetujui sesuatu. Kemudian hening.

“ini juga udah ampir beres koq”, lagi-lagi Lidya berucap dengan nada manja. Sepertinya aneh jika kemanjaannya itu ditujukan pada seorang perempuan.

“iya, ini juga pake yang waktu itu…. Ga bosen emangnya?”, ucap Lidya melanjutkan percakapan. Nadanya kali ini sedikit merajuk, atau kurang lebih seperti seorang wanita yang sedang mencoba bersabar dengan keinginan dari lawan bicaranya. Hening sejenak, lalu terdengar tawa Lidya namun tak lepas karena sepertinya ia tahan agar suara tak terdengar keluar kamar…. “ih, dasaaaar”, suara Lidya kini semakin manja.

Darahku semakin mendidih namun tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku hanya bisa mematung sambil mendengarkan percakapan Lidya, pikiranku menerka-nerka apa yang sebenarnya mereka obrolkan. Bahkan mungkin aku berpikir terlalu jauh, di benakku saat ini… Lidya sedang ditelepon oleh seorang pria, dan aku curiga jika kalimat “pake yang waktu itu” adalah permintaan lelaki tersebut pada Lidya untuk mengenakan pakaian yang pernah Lidya kenakan saat dulu bertemu dengan orang itu, apakah pikiranku ini terlalu mengada-ada?

“iya udah….. iiiih jangan disini ah”, kali ini Lidya berkata, entah apa maksudnya.

“iya, iya… nanti aja… kan ketemu”, Lidya seolah menolak dengan halus sebuah permintaan dan menawarkan sesuatu yang entah apa disaat pertemuan nanti.

“ssst, udah ah ga beres-beres aku dandannya”, kali ini suara Lidya terlihat normal dan sedikit tegas.

“ih, ngga… ngga di telepon… udah ah”, kali ini Lidya menutup pembicaraan seperti dengan nada kesal namun tetap dengan suara yang manja.

Aku kira percakapan sudah berakhir, tapi ternyata Lidya kemudian berkata lagi, “iya janji…. Pokoknya terserah aja mau gimana hiihihihi”, walau dibarengi tawa namun kali ini Lidya berbicara dengan sedikit berbisik. Seolah ucapannya itu tak ingin terdengar oleh orang lain selain mereka. Dan ucapannya kali itu benar-benar mengakhiri percakapan telepon mereka.

Aku langsung bergegas kembali ke meja makan dan melanjutkan sarapanku. Sambil mengunyah telur rebus aku terus berpikir, mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk, apanya yang jangan disini? Apanya yang nanti aja? Apanya yang ngga di telepon? Lidya, kamu berjanji untuk apa? Terserah mau gimana… itu maksudnya apa, Lid? Kamu mau diapain Lid?!?!?

Aku sudah tak mampu mengontrol pikiranku, aku sudah berprasangka jauh, bahkan sangat jauuuuuh. Dan dengan segala kekalutanku ini, mengapa batang penisku ikut-ikutan menegang? Mengapa begini? Seolah-olah penisku turut mengiyakan apa yang ada di dalam benakku, tentang Lidya…. tentang yang akan dilakukannya bersama lelaki itu!!!​

BERSAMBUNG ....



Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com