𝐏𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐛 𝟏𝟖

 


Suasana hotel itu ramai karena hari itu adalah weekend. Banyak wisatawan yang berlibur dan menginap menghabiskan waktu bersama keluarga. Tapi tidak sedikit yang mampir ke hotel itu hanya untuk melepaskan syahwat antara 2 insan. Termasuk pula Bu Kartika dan Adrian. Saat ini pun mereka sedang beradu syahwat di atas kloset kamar mandi hotel itu.

"Ibu kangen kontol Rian." Ucap Bu Kartika seraya mengelus lembut penis di tangannya.

Tangan kirinya menurunkan celana yang sudah hinggap di bokong Adrian, celana jeans dan CD nya pun melorot mulus ke lantai. Tangan itu menggerayangi paha hingga ke biji pelernya. Adrian yang awalnya terkejut menjadi merem melek merasakan gerakan lembut tangan Bu Kartika yang mengocok penisnya. Elusan di biji pelernya semakin meningkatkan libidonya.

"Eeehhhhh." desah Adrian.

"Lepas kaos mu sayang." desis Bu Kartika sambil mencium tengkuk Adrian.

Adrian segera melepaskan kaos hitamnya dan membuangnya di lantai yang masih kering.

Bibir Bu Kartika aktif menyerang leher dan tengkuk Adrian. Kali ini dia benar-benar ingin mendominasi.

Penis yang dikocoknya semakin mengeras.

"Duduk sayang." Ucap Bu Kartika lembut.

Adrian duduk di atas monoblok putih itu. Bu Kartika menahan tubuh Adrian agar bersandar di tembok. Bibirnya langsung menggerayangi leher hingga ke puting Adrian. Dikecupin dan dijilatinya kedua puting itu.

"Eeeggghhhh" Kepala Adrian mendongak merasakan kegelian di putingnya.

Tangan Bu Kartika semakin cepat mengocok penis yang dia rindukan selama ini. Ciuman dan jilatannya merayap turun hingga ke perut, lidahnya menggelitik pusar Adrian dan mulutnya hinggap di kepala penis Adrian Dijilatinya lubang kecil di kepala penis itu.

"Eeemmhhhhh" Mata Bu Kartika menatap wajah Adrian,dia menyukai suara desisan dan ekspresi kenikmatan di wajah Adrian saat ia mulai memasukan kepala penis itu di mulutnya lalu menghisapnya perlahan.

"Eeeerrrrggghhh" Adrian mendesah menahan kegelian di kepala penisnya.

Sedotan yang disertai jilatan di lubang penisnya menimbulkan kegelian yang tiada tara.

Tangan Bu Kartika membuka kancing bajunya dengan gerakan yang menggoda memperlihatkan gundukan payudara besar yang masih berada di wadahnya. Lalu menurunkan celana sekalian dengan penutup vaginanya. Mulutnya masih mengulum penis Adrian, badannya membungkuk, matanya menatap penuh nafsu ke wajah Adrian saat ia melakukan striptease.

Pakaaiannya dilempar jatuh di atas kaos Adrian. tanpa melepas bra, tempo kuluman mulutnya semakin meningkat. Jari-jarinya aktif mempermainkan kedua puting Adrian.

"Ooouuuuhhh..Aaaaahhhh.."

Desahan Adrian semakin keras, tangannya menguncir rambut Bu Kartika.

"Sepongan Ibu semakin lihai..Uuuhhhhhhgg." Kata Adrian menyemangati.

Tangan Bu Kartika melepas kaitan bra nya sendiri, meremas sendiri payudaranya sambil mulutnya tetap memberikan kuluman dan jilatan pada penis Adrian.

Bu Kartika jongkok di depan Adrian yang duduk di monoblock. Kedua mata mereka beradu dan senyum keduanya tersungging.

Bu Kartika meletakkan penis Adrian diantara belahan payudaranya, dengan gerakan seperti mengocok.

"Tete Ibu semakin lembut dan kencang..ooouuuuhhh" Puji Adrian

"Kontol mu semakin besar sayang." Balas Bu Kartika.

"Kontol ku selalu merindukan memek Ibu." Kata Adrian sambil menatap wajah Bu Kartika yang memerah.

Bu Kartika kembali mengulum penis dan pelernya, Bu Kartika begitu bernafsu, rasa basah di vaginanya membuatnya tidak sabar untuk memasukkan penis itu.

Ia pun berdiri mengangkang, memegang penis itu dan mengarahkannya ke lubang vaginanya. Ia gesek-gesekan kepala penis itu di klitorisnya sebelum memasukkannya.

"Aaaaahhhh.Riaann." lenguhan itu dibarengi masuknya penis itu ke dalam vaginanya.

"Kontol mu semakin penuh sayang..ooouuuuhhh.."

"Ibu benar-benar kangen kontol mu memenuhi memek Ibu..sssshhhhh..aaaahhh."

Bu Kartika melenguh, meracau dan mendesis akibat kenikmatan penis Adrian. Ditambah keinginan mendominasi saat bercinta yang terwujud membuat gairahnya semakin liar, kepasrahan Adrian menerima perlakuan binalnya membuat goyangan pantatnya begitu berirama. Ritme goyangan itu benar-benar ia jaga.

"Mpppphhhh" Lumatan bibir Bu Kartika pada bibir Adrian sungguh liar.

"Plok,plok,plok!"

Bu Kartika menarik turunkan bolongnya dengan pelan tapi dalam, didukung gerakan kegel yang dilatihnya selama ini membuat Adrian tidak mampu bertahan lebih dari 10 menit.

"Oooohhhhh...Buuu..memek mu semakin pintar menyenangkan kontol ku..aaaaahhhh."

"Ibuu..ini nikmat bangeeeettt!"

"Aaarrrrrgggg...aaaaaaahhhh..aku keluar..aaaarrrrgghh!!"

"Crot..crot..crot.."

Semburan sperma hangat itu tidak menyurutkan gerakan naik turun bokong Bu Kartika. Ia seperti ingin menguras seluruh isi penis yang masih tetap mengeras walaupun sudah mengeluarkan sperma.

"Kamu pakai obat kuat Rian??" Tanya Bu Kartika yang heran dengan semangat juang penis remaja itu.

"Obat kuat saya adalah rasa rindu saya kepada Ibu" Jawab Adrian.

Tatapan mesranya dibalas senyum manis Bu Kartika dan gerakan pantat memutar.

"Mmmmmpppphhhhh"

Bu Kartika kembali melumat bibir Adrian dengan gemas. Ia sudah menetapkan hati untuk tidak jatuh hati dengan remaja yang mencintainya ini. Dorongan kerinduan gairahnya lah yang membawanya kembali menemui Adrian. Usahanya untuk mengalihkan nafsunya selalu gagal karena memori kenikmatan saat bercinta dengan remaja itu selalu muncul dalam pikirannya.

Segala pertimbangan dan kekhawatirannya soal Adrian pun tersisih oleh besarnya gairah yang bangkit setelah lama tertidur. Ia merasa hidupnya lebih bersemangat, ia merasa mampu menjadi dirinya sendiri dan mewujudkan mimpi gilanya soal sex.

Kenikmatan bercinta yang sudah ia tahan berminggu-minggu dengan berusaha menjauhi Adrian. Ia begitu takut kalau Adrian akan menceritakan hubungan mereka ke teman-teman Adrian dan anak anaknya. Dan ternyata dia telah salah menilai remaja yang selalu bisa membuatnya klimaks saat bercinta.

"Aaaaahhhh..goyang terus memek Ibu..aaahhh" Tantang Adrian

Tangan Adrian meremas payudara dan memilih putingnya saat goyangan vagina Bu Kartika pada penisnya mulai gencar. Teringat pengalaman bercinta dengan Bu Anis yang menggunakan jurus yang sama, ia pun mulai merilekskan tubuhnya, empotan vagina Bu Kartika dia balas dengan menahan saluran kencingnya beberapa detik sehingga kedutan di penisnya terasa di klitoris dan dinding vagina itu.

"Heeeggghhg..yessss...aaaaahhhh"

Bu Kartika sedikit kaget merasakan kedutan di penis Adrian yang menggetarkan klitorisnya. Ia tersenyum karena ternyata Adrian semakin lihai bercinta.

"Oooohhhhh..Riaaannn..kontol mu makin keras setelah keluar..Ibu suka..Aaahhh...aaaaggh.." racau Bu Kartika di tengah desahannya.

Bu Kartika membalikkan badannya tanpa melepas penis itu. Bokongnya turun naik dan memutar.

"Bokong Ibu terlihat menggemaskan dari belakang" bisik Adrian sambil meremas kuat kedua payudara yang bergoyang itu dari belakang.

"Ooouuuuuhhh...aaaaaaahhhh.." desah keduanya

Peluh mereka menetes semakin deras. Adrian masih duduk dan merapatkan kakinya, Bu Kartika membangkang dipangkuannya sambil bergerak semakin tidak karuan.

"Aaahhh..Ibu sudah gak kuat Rian..oooohhh."

Bu Kartika merasakan kedutan di vaginanya semakin cepat menandakan orgasmenya sudah sangat dekat.

Adrian mengangkat sedikit bokong Bu Kartika lalu menggenjot vaginanya dengan cepat.

"Ooohhh..Riaaann..ooohhh..Ibu keluaaarr..Aaahhh..aaahhh.."

Sodokan keras penis Adrian menghantarkan Bu Kartika di puncak kenikmatannya. Belum selesai beristirahat Adrian mengajaknya berdiri tanpa melepas kelamin mereka.

Bu Kartika berdiri, badannya agak melengkung karena kedua tangannya dipegang dan ditarik ke belakang oleh Adrian. Dengan bernafsu penisnya menghujam dengan cepat .

"Riaaann...aaaaahhhh..jangan gini lagi..aaaaahhhh..ini yang bikin Ibu kangen kamu entot..Oooohhhhh...aaaaahhhh."

Adrian tidak peduli dengan racauan Bu Kartika. Penisnya semakin dalam menggesek seluruh bagian vagina Bu Kartika.

"Plok..plok..plok.."

"Aaaaahhhh..sudah Rian..aaahhh.."

"Saya mau keluar Bu." kata Adrian pelan.

Sodokan cepat penis di vagina yang telah banjir itu menimbulkan suara kecipakan dan kenikmatan bagi keduanya.

"Aaarrrggghhh..eeeeuuuuhhhh..saya keluarrrr."

"Crot..crot..crot.." Semprotan lahar panas Adrian membuat tubuh Bu Kartika gemetar.

"Ibu pipis sayang..aaaaggghhhhhh.." Tubuh Bu Kartika menggelinjang, lututnya seakan tak bertenaga.

Keduanya lemas, tubuh Adrian menyandar di tembok dan Bu Kartika di depannya. Lelehan sperma dan cairan Bu Kartika merembes keluar hingga ke paha. Penis Adrian masih berada di dalam lubang kenikmatan Bu Kartika.

"Heeeh..heeeh..heeeh.."

Keduanya diam mengatur nafas. Setelah defu nafas mereka mereda, Adrian membalikkan tubuh Bu Kartika dan melumat lembut bibirnya.

"Mmmppphhh"

Bu Kartika membalas dan merangkulkan tangannya di leher Adrian. Adrian menciumnya dengan penuh perasaan. Bu Kartika pun membalas karena terpuaskan.

~~~~~~~~~~~~~~~~

"Every dream that I dream
Seems to float on by
Like a cloud in the wind
Way up in the sky
Every move that I make
Seems to be the wrong way
Like a cold black night
After a summer day


What can I do
What can I do
Nothing's the same as it used to be
Nothing's the same as it used to be
What can I do


You still play my guitar
With a smile on my face
Now everything's changed
My whole life's rearranged
From the day I was born
Sidle Jinks was my name
Though I tried and I tried
That name still remains


What can I do
What can I do
Nothing's the same as it used to be
Nothing's the same as it used to be
What can I do


What can I do
What can I do
What can I do
I hear voices all singing
But no one is there
It's a ghost of my life
Bringing past tense to mind
Lockin' key inside me
From the freedom and sin
Oh come let me in
I'll start all over again
What can I do
What can I do
Nothing's the same as it used to be
No no no no no no no no no
What can I do


What can I do
What can I do"


Lagu dari band Smokie membangunkan Adrian dari tidurnya. Di sampingnya Bu Kartika meringkuk memeluk tubuhnya. Mereka tertidur setelah bercinta di atas kloset monoblok.


Adrian mencium bibir Bu Kartika yang setengah terbuka,


"Muach."


Mata Bu Kartika sedikit terbuka dan bibirnya tersenyum melihat Adrian mengamati wajahnya. Inilah yang dia suka dari remaja ini, tindakan biasa yang menurutnya romantis dan merasa disayang. Tapi dia tidak ingin mencintai remaja ini. Bu Kartika sekedar suka dengan perlakuan lembut remaja ini saat foreplay, penetrasi dan after sex. Menurutnya gaya bercinta Adrian sesuai seleranya. Dan remaja ini selalu mampu membuatnya capek dan tertidur pulas setelah bercinta.


Ia mengecup balik pipi Adrian.


"Lapar Bu?" tanya Adrian sambil mengusap pipi Bu Kartika.


"Iya sayang.. Jam berapa ini?" Jawab Bu Kartika, mencoba membuka lebar matanya agar bisa melihat jam yang terletak di atas pintu kamar.


"Jam 3 Bu, mau pesan makanan?"


"Mie goreng ya Bu?" Tanya Adrian.


"Boleh." Jawab Bu Kartika.


"Mmmppphhh."


Adrian melumat bibir yang tidak pernah membuatnya bosan untuk menciumnya. Tangannya bergerak mengusap lembut payudara padat dan kencang Bu Kartika. Entah latihan senamnya seperti apa tapi payudara itu terlihat sangat terawat.


"Saya suka tete Ibu, selalu bikin kontol ku sombong." Kata Adrian.


"Sombong??" Tanya Bu Kartika bingung.


"Iya, langsung berdiri merasa gagah sendiri." Jawab Adrian sambil tersenyum.


Tangan Bu Kartika segera meluncur ke penis Adrian.


"Eh..mulai bangkit dia..hi hi hi." Kata Bu Kartika cekikikan.


Adrian meraih gagang telepon yang berada persis disebelahnya lalu memesan makanan.


Bu Kartika membuka selimut dan beringsut ke bawah menjilati seluruh bagian penis yang berdiri dengan gagah.


"Ooouuhhh..Ibu makin binal." desah Adrian


Mata Bu Kartika berbinar mendengar pujian Adrian. Kulumannya semakin liar.


"Aaahhhh..sebentar Bu, lepasin dulu kontol ku." Kata Adrian sambil bangkit duduk.


Bu Kartika yg agak kaget dengan pergerakan Adrian otomatis melepaskan kuluman mulutnya.


"Ibu tau 69 kan?" Tanya Adrian.


"Eh..Enny Arrow benar-benar berhasil mengajari mu ya." Kata Bu Kartika sambil tersipu.


Berbagai gaya yang selalu dia impikan selama ini selalu bisa diwujudkan oleh Adrian. Tanpa dia perlu mengajari karena Adrian sudah banyak belajar dari bacaan-bacaan stensil.


Adrian telentang di bawah dan Bu Kartika tengkurap di atasnya. Lutut Bu Kartika menekuk agar vaginanya pas di muka Adrian, mulutnya mulai mengulum penis kesayangannya.


Adrian pun tidak mau kalah, lidah dan mulutnya bermain cantik di vagina Bu Kartika yang terpampang di atas mukanya.


"Sssshhhh...aaaaahhhh..Nikmat banget gaya ini Rian" racau Bu Kartika.


"Eeeeemmmhhhh..ooouugghhh.." desah Adrian di sela-sela jilatan lidah dan sedotan mulut pada klitoris yang semakin merekah.


Tak butuh waktu lama Bu Kartika melenguh,


"Uuuuuuuuggghhhhh..Ibu keluarrrr..sssssshhhhhh.."


Adrian merasakan lidahnya agak asin, kedutan penisnya pun seperti tidak tertahankan untuk mengeluarkan isinya.


"Tok..tok..tok.."


Suara ketukan pintu menggagalkan pendakian ke puncak yang hanya tinggal selangkah.

"Siapa??!!" Tanya Bu Kartika yang agak geli melihat mimik muka Adrian yang sepertinya jengkel.

"Antar makanan Bu!" Jawab si pengetuk pintu.

"Shiiiittttt!!" Gerutu Adrian sambil memakai celana.

Bu Kartika lari ke kamar mandi.

Adrian membuka pintu dan meminta room boy untuk meletakkannya di meja di depan ranjang.

Bu Kartika keluar dari kamar mandi dengan telanjang setelah Adrian memanggilnya.

"Nungging Bu" pinta Adrian yang langsung mendorong Bu Kartika di pinggiran ranjang. Dan menelungkupkan tubuh Bu Kartika

Bu Kartika terkejut dan agak marah atas sikap Adrian. Adrian yang tidak memperhatikan reaksi Bu Kartika langsung saja menghujamkan penisnya.

"Bleeeesss."
"Eeeehhhh...eeeehhhh.."desah Adrian keenakan setelah tadi sempat terganggu.

Hujaman penis Adrian pelan tapi keras dan dalam.

Bu Kartika yang tadinya marah malah mendongakkan kepala dan memejamkan mata.

"Aaaaahhhh..penuh memek Ibu sayang.." Kemarahannya tergantikan oleh kegelian yang amat di vaginanya.

Pergumulan syahwat itu hanya berhenti saat mereka kelaparan, setelah makan mereka pun melanjutkan pelampiasan nafsu mereka hingga jam short time mereka berakhir.

BERSAMBUNG ...


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com