𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟒𝟔 𝐔𝐒𝐈𝐀 𝐇𝐀𝐍𝐘𝐀 𝐀𝐍𝐆𝐊𝐀

 


Meski sudah ribut dan agak renggang, namun Alvin tetap seperti biasa ke Erika. Kost dan gajinya dia tetap dia bayarkan seperti normal bulanan yang dia berikan. Hanya saja untuk jajan dan biaya-biaya lain yang biasanya Alvin suka kasih lebih, bulan ini dipapas abis sama Alvin. Dia seperti sedang mengalami resesi ekonomi, dan itu dibebankan ke biaya-biaya rutin Erika.


“pemasukan lagi kurang, kita mau investasi untuk pengembangan….” kilahnya saat ditanya Erika

Jelas saja Erika tidak percaya begitu saja. Meski dia bukan anak yang makan bangku kuliahan, dia tahu persis bagaimana pemasukan dan kinerja bengkel selama ini, bahkan belakangan ini malah banyak pemasukan karena kinerja montir membaik dan banyak pelanggan baru yang dating.

“ada pengeluaran dadakan, makanya aku ambil dari situ….” alasan Alvin lagi saat Erika bertanya terkait dana di atm yang mobile bankingnya dipegang Erika.

Erika tahu pasti ada sesuatu dibalik ini. Namun dia memilih untuk mendiamkan saja masalah ini, dia sadar ada sesuatu pastinya sampai Alvin bersikap berbeda jauh seperti ini.

Gaya Alvin yang cuek dan tidak seperti biasanya, ditambah dengan banyaknya potongan-potongan yang dulunya lancar, membuat dia jadi bertanya tanya dalam hatinya. Karena setiap dia tanya ke Alvin, jawaban Alvin selalu mengambang dan tidak jelas.

“udah ngga pengen?”

“pengen…. cuma kondisi lagi kurang bagus, kasihan nanti kamu juga ngga nyaman melayani aku…..”

Alasan Alvin membuat Erika rasanya ingin mengumpat didepan majikannya itu.

Namun dia juga sadar bahwa belakangan ini gelagatnya yang malas-malasan meladeni Alvin, mungkin itu yang buat Alvin juga jadi malas untuk bercinta dengan dirinya

“ yah sudah, ayolah malam ini…. aku janji akan layanin sebaik mungkin…..” bisik Erika

“nantilah setelah aku agak enakan yah….”

Erika bingung harus bilang apa ke Alvin. Melihat cueknya Alvin kedirinya belakangan ini, dia bagaikan diliputi banyak pertanyaan, apa yang terjadi dan apa yang kira-kira dipikirkan oleh Alvin sehingga tiba-tiba sikapnya yang selama ini baik dan penuh perhatian, bahkan seakan hanya Erika yang ada dimatanya selama ini, lalu berubah 360 derajat.

Apa dia tahu kalau gue selingkuh sama Arman?

Atau apa dia dengar gossip masalah itu?

Erika selama ini memang menyembunyikan dengan rapatnya terkait hubungan dia dengan Arman. Orang tahunya Arman hanya tukang delivery barang saja, sekalian antar dia kalau dia lagi malas bawa motor kemana mana. Jadi bisa dibilang tidak ada yang menyangka jika dia ada hubungan dengan Arman.

Hanya saja belakangan ini Arman pun suka offside jadinya. Tidak jarang jika dia selesai antar atau mau jemput Erika, mampir ke kamar kost Erika, dan sulit menahan diri akhirnya mereka pun bercinta disitu, padahal selama ini Erika selalu mengajak bercinta di kost an Arman yang dipakai juga sebagai gudang dia menyimpan barang dagangannya.

Jualannya memang masih ada saja berjalan. Namun untuk membiayai gaya hidupnya, makannya yang kini sudah berbeda dan nongkrongnya berdua Arman, dia perlu dana lebih yang selama ini dia dapat dari Alvin untuk bisa jalan, yang kali ini sudah diputus semua.

Seketika dia agak gamang jadinya. Dia kuatir jika Alvin sudah tahu jika dia berselingkuh dengan Arman. Karena hanya itu alasan yang dia bisa meruba seluruh sikapnya dia belakangan ini. Tapi lewat apa? Dimana? Karena dia sangat menjaga dan tahu dimana menempatkan diri. Dan Alvin tahu juga tentang Arman, meski tahunya hanya sebagai tukang antar barang.

Hubungan dia dengan Arman dia jaga benar, kecuali lagi jalan berdua keluar kota atau jalan kemana yang orang-orang yang kenal dia hamper tidak ada, maka Erika dengan tenang bisa manja-manjaan sama Arman, berpelukan atau pun gandengan tangan.

Hanya saja yang dia kuatir foto-foto di handphone Arman. Foto mereka berdua banyak sekali disitu, bahkan foto bugilnya juga banyak di ponselnya dia, termasuk video intim mereka berdua yang sempat direkam oleh Arman, ada juga disitu. Itu yang dikuatirkan oleh Erika jika sampai Alvin tahu.



***********************​

Alvin seperti biasa dia langsung pulang sore harinya. Jam 17.30 dia sudah dirumah dan kemudian jam 7 malam baru dia kembali beredar dengan alasan mancing. Bedanya, kali ini dia bukan ke kost an Erika, namun dia kali ini meluncur ke kostan yang berbeda milik Rita.

Pelukan dan ciuman dari Rita menyambut datangnya sang pangeran.

“udah makan?”

“udah….”

“kamu udah makan?”

“belum lah, nunggu Koko baru aku makan….”

“waduh, aku malah sudah makan tadi…”

“ngga apa-apa, belum terlalu lapar….”

Alvin lalu masuk kedalam

Kamar dan kost an Rita sudah pindah semenjak seminggu lalu. Kali ini dia kost di petakan tapi yang bagus dan teratur. Ada dapur dan ruang tamunya, serta kamar di bagian tengah yang dikasih penyejuk ruangan portable untuk menjaga agar tidak kepanasan.

“mau didalam atau disini?”

“di dalam saja…..”

Rita tersenyum.

Alvin lalu masuk ke dalam kamar, dia membuka kaosnya dan celana panjangnya, berganti dengan celana pendek yang sudah disiapkan oleh Rita. Pelayanan Rita yang nota bene lebih berpengalaman dari Erika memang berbeda, dia tahu bagaimana cara menyenangkan pria, apalagi dari segi usia dan pengalaman hidup juga dia jauh diatas Erika.

Mendapatkan pria sebagai TTM atau Gadun baginya, sudah sangat disyukuri oleh Rita. Dia tetap bisa melanjutkan pekerjaannya sebagai sales asuransi part time, namun disisi lain juga dia banyak membantu untuk sistim digitalisasi bagi bengkelnya Alvin, dari sistem manual selama ini dikerjakan oleh mereka sudah dialihkan ke sistem online.

Sebagai timbal balik, fasilitas mulai dari kost an, uang bulanan dan juga belanja hariannya kini tercover berkat bantuan dana dari Alvin. Dan Rita pun dengan senang hati memberi perhatian lebih ke Alvin. Dia ingin Alvin juga tergantung darinya dan bukan dari Erika lagi masalah layanan diatas tempat tidur. Dia tahu dan dia yakin dia bisa kasih kepuasan lebih ke Alvin


Rita (ilustrasi)

“diminum the manisnya Koh….”

“iya…..”

Alvin masih sibuk dengan ponselnya

“stok nya sudah diupdate yah?’

“sudah dong…..”

Alvin bertanya terkait data di sistem informasi bengkel mereka

“makasih yah….”

“iya sayang…..”

Lalu Rita duduk disamping Alex yang selonjoran di atas kasur tanpa ranjang itu. Sebagai batasan dari ruang tamu ke kamar itu dipasang gorden oleh Rita

“nyaman kan disini?”

“nyaman banget kok….”

Rita saggatlah bersyukur karena sudah mendapat tempat tinggal yang layak. Ini jauh lebih baik dari sebulan lalu yang dia harus pindah ke kost an yang kecil dan tanpa AC.

Wanita itu lalu membuka kaitan bra nya dari belakang, lalu mencopot beha yang masih tertutup oleh kaos hitam ketatnya.

“ada lagi yang kurang?” tanya dia ke Alvin

“ngga sih…..”

Rita lalu mengambil ponsel dari tangan Alvin.

Dia kemudian membawa tangan Alvin untuk masuk dari bawah tepi kaosnya, dan membawa kedua telapak tangan itu ke buah dadanya.

“masa ini mau dilewatkan sih…..” ujarnya lembut sambil menatap ke arah Alvin

Alvin tersenyum lalu dengan gemasnya dia meremas buah dada indah itu. Putingnya dipilin dengan lembut, membuat mulut Rita yang tadinya tersenyum lalu berubah menjadi seperti orang kepedasan saking nikmatnya remasan Alvin yang bercampur rasa gemas itu.

Rita lalu membuka kaosnya, sehingga dadanya kini terbuka lebar dan bebas.

Alvin tersenyum melihat keindahan di depan matanya. Kepalanya lalu turun dan mulai mulutnya membuka dan menghisap buah dada indah itu, lidahnya bermain di puting buah dada Rita, yang kemudian rebah di kasur, dan Alvin mulai menindihnya

“nikmati sayang.......” bisik Rita sambal membelai kepala Alvin

Bagaikan mendapat semangat dan suntikan vitamin, Alvin dengan ganas mulai melumat dan menjilati buah dada dengan puting coklat itu bergantian, dan rintihan birahi Rita seperti membuatnya semakin berapi api menyerang payudara indah itu.

Alvin sudah beberapa kali merasakan nikmatnya vagina Rita, namun hingga sekarang dia belum mampu membawa Rita mencapai puncaknya, ini yang membuat dia agak sedikit hilang percaya diri, meski Rita selalu membesarkan hatinya untuk tidak perlu memikirkan itu. Pengalaman Alvin dengan Erika sepertinya membekas di hatinya, karena dia mencurigai bahwa Erika sampai membagi perhatiannya karena memang dia tidak bisa memuaskannya diatas ranjang.

“enak sayang?” tanya Rita lembut

Alvin menganggukan kepalanya

Kembali kini mereka berciuman dan saling melumat bibirnya mereka

Rita dengan hati-hati mulai menuntun Alvin. Dia tahu masalah yang Alvin hadapi, makanya dia ingin Alvin dalam bercinta pun harus lepas dan rileks, karena kalau terlalu tertekan akan sulit bagi dia untuk menahan diri, malah jadinya dia tidak akan bisa menikmati seks itu sendiri

Tangan Rita mulai membelai batang kemaluan Alvin yang masih terbungkus celana pendeknya

“tiduran sayang....” pinta Rita

Alvin lalu berbaring, dan Rita kemudian membuka celana pendek Alvin, dan sekalian dengan celana dalamnya, batang kemaluan Alvin yang masih setengah tegak kini muncul di depan mata Rita

“kesayangku.....” bisiknya sambil meremas lembut, dan matanya memandang kea rah Alvin dengan genit

Pelan dan lembut lalu dia membuka mulutnya, dan batang kemluan itu pun masuk kedalam mulutnya. Kehangatan rongga mulut yang dipilin dengan lidah, serta jepitan bibirnya Rita yang dengan cekatan mengolah sosis mentah Alvin, membuat pria itu jadi semakin tegang dan batang itu mengeras.

Rita dengan lihainya memainkan lidah dan bibirnya, dia kadang menjepit, menjilat, dan sering juga mengocok pelan dan meremas ujungnya agar ada efek kejut di penis Alvin untuk tidak segera muncrat karena nikmatnya olahan mulutnya Rita.

Melihat batang itu sudah mengeras, Rita lalu membuka celana pendek dan celana dalamnya. Vaginanya yang bulunya tercukur rapih pun muncul di depan mata Alvin. Rita kembali memagut Alvin dengan ciumannya, dia dengan liar menjilurkan lidahnya dan mendorong lidah Alvin dengan lembut dan kadang dengan irama yang cepat.

Dia lalu menyodorkan kembali buah dadanya untuk di kenyot oleh Alvin.

Kini Rita ganti yang berbaring, dia lalu menarik kepala Alvin untuk menyedot buah dadanya, dan tangannya menggapai jari Alvin serta membawanya ke belahan vaginanya yang sudah basah. Dengan tepat dia mengarahkan jari tengah Alvin ke bagian kelentitnya, yang membuat Rita berteriak lembut saat bagian sensitif itu tersentuh oleh jarinya Alvin.

Serangan bibir Al;vin di dadanya, serta jari Alvin di vaginanya membuat Rita semakin membara, namun secara perlahan dia ingin mengajak Alvin lebih intim dan lebih dalam lagi untuk berbagi kenikmatan. Secara halus dia mendorong kepala Alvin untuk turun ke perutnya, dan Alvin pun memainkan lidahnya ke perut mulus dan pusar Rita. Kulit Rita yang ada darah Tionghoa jelas lebih mulus dan putih dibanding Erika, dan ini yang buat dia percaya diri untuk menggaet Alvin.

Secara halus juga Rita mendorong lagi sedikit kebawah, dan akhirnya hidung Alvin pun berhasil membaui vagina Rita

“cium sayang....” lembut suara Rita

Dan Alvin pun mencium vagiannya yang rambutnya tipis tercukur rapih.

“pake bibirnya sayang.....” suara Rita memberi komando

Bibir Alvin lalu melumat bibir bawah Rita

“pake lidahnya sayang.....”

Lidahnya kini terjulur, dan Rita lalu mengarahkannya ke bagian yang tepat.

Melihat gelinjangan Rita, Alvin semakin bersemangat menjilat vaginanya. Apalagi vagina itu baunya khas dan semerbak menggoda

“disitu sayang.....” teriak Rita sambil setengah berteriak dan menekan kepala Alvin.

Kini lidah Alvin bermain dengan lincahnya ke semua sisi namun kemudian difokuskan ke salah satu titik ditengah yang ada seperti daging kecil mencuat yang membuat Rita berteriak histeris sambal menekan kepala Alvin

“sayang.... pake titidnya sayang......” suara Rita bagai orang kehausan

“ayo saying... aku mau titidnya yang masuk.....”

“ayo sayang.... masukin......”

Alvin lalu bangun, dan kemudian memposisikan batangnya tepat didepan kemaluan Rita yang sudah terbuka lebar pahanya, dan isinya yang kemerahan seperti menunggu masuknya sosis mentah Alvin kedalamnya.

Dan dengan sekali sodok, masuklah semua batangnya kedalam vagina Rita.

Kini Rita yang sudah dekat dengan orgasmenya karena menahan sekian lama, lalu diserang dengan serangan lidah Alvin, kini yang aktif menekan pantat Alvin serta memainkan pantatnya serta telapak tangannya mengarahkan agar tusukan Alvin tetap ke suatu titik yang dia rasakan nikmatnya luar biasa dan seperti memanggilnya menuju ke fase penuh kenikmatan yang baru kali ini dia rasakan Bersama Alvin.

Dan tidak lama kemudian

“ayang, aku sange banget......” teriknya sambal membenamkan wajahnya ke dada Alvin

“aku mo keluar sayang......”

Mendengar kata-kata ingin segera usai dari Rita, Alvin semakin membara, dia kemudian dengan sedikit mempercepat goyangannya yang dijepit oleh kaki dan rangkulan Rita yang ketat.

Lalu

“aku keluar sayang..... ough..... arrrghhhhhh.......ough.....”

Teriakan Rita seperti gunung sedang meletuskan magma Lavanya.

Dia memeluk Alvin erta-erat, yang mendiamkan sejenak goyangannya saat menegtahui Rita sudah mencapai puncak kenikmatannya.

“oh sayng... enak banget.....” bisiknya sambil menahan nafasnya yang memburu

Dia mencium bibir Alvin dengan ganas

“ayo sayang... goyang lagi....” ajak Rita

Alvin yang juga sudah mendekati garis finish kini berkonsentrasi penuh, dia lalu menggoyang dengan cepatnya dan keluar masuknya terasa tanpa ada tekanan lagi karena sudah basah seisi lubang vaginanya Rita dengan cairan yang tumpah ruah tadi.

Dan akhirnya dia berteriak lirih, dan sambil memeluk erat Rita, Alvin melontarkan cairan pejunya ke dalam vagina Rita, yang memeluknya dengan eratnya sambil mencium bibir Alvin

“hebat sayang....” pujinya dia

Alvin tersenyum, akhirnya dia bisa juga membuat Rita orgasme

“ayang hebat.....”

Dia memeluk Alvin dengan eratnya

“nanti masih mau?”

Alvin mengangguk

“kalo ngaceng lagi, mau yah....”

“iya sayang....”

Rita menepuk pipi Alvin dengan mesra

“cebok?”

“nanti aja, masih mau pelukan sama sayang....” manja suara Rita membuat Alvin seperti sangat tersanjung.

Alvin mersakan ada yang berbeda dengan Rita dibanding dengan istrinya atau Erika. Dia benar-benar dilayani bagai raja disini. Bahkan Rita dengan sabar menuntunnya dan membawanya agar bisa memuaskan pasangan, ini yang dia tidak temui sebelumnya.

“ayang....”

“yah....”

“kalo pengen tinggal bilang yah....”

Alvin menganggukan kepalanya

“anggap aku ini istri ayang....”

Alvin tersenyum

“kan aku kasihan ayang yang sudah kerja keras, tapi ngga dilayani dengan baik.... “ rayunya dengan lembut

“iya makasih....”

“mau gaya apa, mau aku pake baju apa... ayang tinggal bilang yah....”

Alvin memeluk Rita dengan erat

“makasih yah...”

“aku yang makasih....”

Lalu

“tadi buang didalam ngga apa-apa?”

“ngga apa-apa sayang, aku udah sterilin kok.....”

Rita lalu menyandarkan kepalanya ke dada Alvin dengan manja.

Dia sadar dan tahu betul, memanjakan Alvin akan sangat membantunya menyelesaikan semua masalah ekonominya. Dia pun bisa menjalankan usahanya kembali dengan bantuan dari Alvin. Setidaknya untuk sehari hari dia makan, tinggal, dan ongkosnya, semua sudah tercover dengan baik. Untuk itu dia ingin menjaga stabilitas ini agar tidak hilang.

Pengalaman dia dengan yang sebelumnya sudah cukup membuat kepalanya sakit. Bermain hati malah jadinya sering ribut dan ujungnya putus, sehingga dia harus pindah dari kost elit ke kost an kelas menengah, untung ada Alvin yang datang membantunya.

Sedangkan bagi Alvin, ini luar biasa indah. Dia merasakan kembali percaya dirinya kembali pulih. Ternyata dia bisa memuaskan wanita. Erika yang dulu perhatian kini jadi egois, istrinya juga sama sering tidak peduli lagi dengan dirinya. Dan ditangan Rita, semua berbeda, jadi indah dan menyenangkan baginya.



******************​

Semantara itu, di kamarnya yang sepi dan kecil, Ale dikejutkan dengan telepon dari Ci Wei

“nyong...”

“siap Mama Ci...”

“Mamam Ci... emang gue mak lu....”

Ale tertawa

“eh, lu bisa keluar ngga?”

“mau kemana beta, Mama Ci?”

“bukan, itu di konveksi gue ada yang lagi pasang AC belum kelar, gue jam 8an baru balik, pegawai gue khan jam 5 sudah pulang, ini sudah mo jam 7 kasihan mereka lembur.....”

“jadi Mama Ci suruh beta kesana jagain?”

“iya...kalo lu ngga sibuk....”

Ale menengok keluar lewat jendela, sudah sepi. Pasti Ci Boss nya sudah di kamar tidur dan tepar

“bisa Mama Ci....”

“oke, lu naik apa?”

“gojek palingan...”

“oh yah sudah, mau gue pesanin?”

“ngga usah Ma Ci... beta kalo ada motor naik motor, kalo ngga ada motor baru naik gojek...”

“ya sudah, nanti ongkosnya gue ganti...”

“siap Mama Ci....”

Ale lalu segera bersiap. Dia dengan celana pendek, sepatu kets, lalu pakai jaket kulitnya. Dengan topi di kepalanya, dia lalu mengendap keluar dari garasi. Meski dia tahu ci Boss kalau sudah tidur pasti seperti kebo, namun dia tidak ingin ketahuan keluar malam diam-diam.

Gaya Ale macam laki-laki parlente mau jalan ke tempat acara disko tanah di kampung. Jaket, kets dan topi.

Pukimai betul ....

Ale yang sudah berhasil menggoyang dua Cici, sepertinya punya feeling jika Ci Wei ini pun kesepian. Karena setiap dia kesana Ci Wei ini tidak sungkan dengan pakaiannya yang agak terbuka seperti menggodanya. Bahkan pernah dengan belahan dada rendahnya, Ale yang kala itu bertanduk melihatnya, dia sempat memergoki Ci Wei menatap ke arah bonggol pentungan di selangkanganya.

Sayang saja selama ini selalu sore atau siang dia kesana, sehingga waktu selalu terbatas. Padahal dia ingin lama-lama dengan Ci Wei. Barang baru seperti ini memang pasti lain rasanya, karena kalau Ati pasti selalu siap untuk digoyang, dan Ci Boss nya juga sekarang harus tunggu moodnya bagus. Makanya lihat Ci Wei, Ale ini akan pakai taktik seperti main benteng waktu di kampung dulu, sambil jaga benteng, namun ada musuh, dia langsung teriak, STURRRR.....


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com