Karena sudah diwarning oleh Ci Boss, Ale jadi nurut dan tidak berpikir untuk aneh-aneh sepulang dari toko. Dia mengirim pesan ke Ati bahwa ada kerjaan buat dirinya dari Boss untuk menagih ke Jakarta sore ini, makanya pulang kemungkinan malam dan baru besok dia usahakan ke rumahnya Ati lagi.
Untungnya Ati mengerti dan tidak mepermasalahkannya. Dia sudah cukup bahagia dengan perlakuan Ale selama ini terhadap dirinya, menuntut lebih kok jadinya malah ngelunjak ke Ale yang sebenarnya bukan siapa - siapa dia.
Nanti saja Bang, besok kalau tidak sibuk abang datang lagi yah.
Demikian bunya whatsapp dari Ati untuk dirinya.
Ale lalu selesai menutup toko, dia segera beres beres dan balik ke rumah. Seperti biasa dia segera menyelesaikan pekerjaan rumahnya seperti bersih bersih halaman dan gudang dan cuci mobil, yang beberapa hari ini dia lewatkan karena sudah disibukan oleh datangnya Ati.
Sepintas dia melihat Ci Boss yang sudah mandi dan dengan seragam rumahnya. Daster tipis yang mini sehingga pahanya yang mulus serta pundaknya yang licin terekspose dengan terbuka. Membuat Ale tersenyum sendiri melihatnya. Tadi Ci Boss sudah menyampaikan bahwa malam ini dia ingin berkunjung ke kamarnya Ale, karena sudah 2 minggu dia tidak bercinta dengan Ale.
Hal ini tentu disambut hangat dan gembira oleh Ale. Karena akhirnya dia kembali bisa merasakan jepitan ci Boss yang sudah dirindukannya selama ini.
Meski dia sudah mendapat mangsa baru, namun rasanya Ci Boss nya ini seperti cinta pertama yang sulit dilupakan oleh Ale. Bagaimanapun romansa dan jalur unik berliku yang terjadi antara dia dengan Ci Fany memang lucu, tapi nyata dan itu sangat membekas dan selalu terkenang di kepala Ale. Kapan lagi babu bajingan bangsat macam dirinya bisa mencicipi ratu cantik mulus seperti ci Boss.
Meski dia sudah mencicipi wanita muda sekaliber Evelyn, namun rasanya indahnya tubuh ci Boss, rapatnya memeknya Ci Boss, serta goyangan Ci Bossnya memang berbeda. Ditambah lagi dengan factor sembunyi sembunyinya mereka bercinta, membuat sensasinya yang didapati Ale memang rasanya berbeda sekali.
Pukimai nih kalot, kalo lihat barang bagus memang tidak mau diam….. maki Ale melihat kontolnya yang suka bergerak tanpa komando kepalanya. Melihat daster mini Ci Boss seketika paralonnya memberontak ingin keluar dari ketatnya celana pendeknya.
Merasakan indahnya tubuh Ci Fany, memang selalu membuat Ale ngaceng dan puyeng. Entah kenapa rasanya jika bercinta dengan ci boss nya ini selalu berbeda rasanya. Apaplgi sudah dua minggu dia tidak merasakan nikmatnya goyangan Ci Boss, membuat kontolnya seperti meronta ronta liar, minta dicelupin masuk ke gua lembut dan basah milik Ci Fany.
Segera dengan cepat Ale menyelesaikan pekerjaannya. Dia lalu membereskan semuanya, dan masuk ke kamarnya. Ale segera ke kamar mandi, mandi bersih dan membersihkan paralon antiknya yang akan dia pakai tempur malam ini dengan Ci Boss kesayangannya.
Selesai mandi, Ale kemudian menunaikan sholat maghribnya, dan membereskan kamarnya agar rapi dan siap menunggu Boss ratunya datang sebentar lagi. Dia lalu keluar untuk mengambil makanannya, lalu menikmati santapan makan malamnya, karena dia tahu Ci Boss pasti selesai Mbak Ratmi naik baru berani menyamperinnya di kamar.
Selesai makan, Ale lalu menyelonjorkan kakinya di atas kasur, sambil membuka ponsel. Dia membalas beberapa pesan termasuk dari Ati, dan setengah berbohong dia mengatakan bahwa dia masih di Jakarta, dalam perjalanan pulang sekitar 1-2 jam lagi tiba di rumah.
Tidak lama dia kemudian mendengar langkah perlahan mendekati kamarnya….
Ale tahu bahwa Ci Boss yang datang menghampirinya. Jam 19.30 malam, waktu keberuntungan bagi dirinya kini akhirnya datang.
Dan benar saja, dengan daster mini yang diatas lutut, pundaknya setali memperlihatkan seksinya pundak mulus Fany. Buah dadanya yang rasanya semakin besar dan mumbul, membuat keseksian ibu satu anak ini terlihat berbeda dan selalu special.
Wajah orientalnya yang galak namun liar jika sudah diatas tubuh Ale, selalu jadi sensasi berbeda bagi dirinya setiap memandang wajah majikannya ini. Galak dan tegasnya Fany ini yang membuat Ale dan seisi rumah serta para pekerja sangat menghormati dan takut dengan ketegasan Ci Boss ini.
Ini merupakan anomaly buat Ale sebenarnya. Bagi banyak pria, jika sudah meniduri wanita, maka cenderung dia akan bisa menguasai dan mendikte sang wanita. Tapi dalam kasus Ale dengan Ci Fany, Ale tetaplah babu didepan majikannya. Dia seperti tidak mampu bahkan menatap wajah majikannya jika sudah bertemu wajah, bahkan saat hanya berdua sekalipun seperti malam ini
“Alvin masih belum pulang…. Nunggu dia kelamaan…..” bisik Fany sambil mendorong menutup pintu kamar Ale.
Ale hanya menundukan kepalanya. Dia diam-diam sudah konak dan ngaceng, apalagi melihat Fany yang dengan daster mini menggoda seperti sekarang ini. Dia benar-benar hilang kontrol jika sudah melihat Ci Boss nya dengan pakaian seseksi ini di dalam kamarnya dan hanya berdua dengannya.
“ kenapa lu?” tanya Fany sambil tersenyum nakal melihat wajah Ale yang tertunduk
“ngga apa-apa Ci Boss…..” jawabnya malu-malu
“masih ngambek gara-gara gue omelin?”
Dengan cepat Ale menjawab
“tidak Ci Boss……” gelengan kencang kepalanya bergerak
“mana berani beta sama Ci Boss……”
Fany tersenyum melihat Ale. Satu hal yang dia selalu kagum dengan si black ini adalah rasa hormat dan sungkannya dia kepada dirinya dan Alvin yang tidak berubah dari awal. Meski sekarang dia sudah sering menyetubuhi dirinya, tapi dia tetap menempatkan diri sebagai pekerjanya. Tidak sedikitpun dia berani kurang ajar atau bertingkah diluar batas.
“sini……”
Fany membuka tangannya lebar-lebar, meminta Ale datang memeluknya.
Pelukan ala teletabis pun terjadi. Tangan Fany dengan lembut membelai kepala Ale dengan rambut cepak ala ABCD style (Abri Bukan Cepak Doang). Sedangkan Ale dengan lembut melingkarkan tangannya ke pinggang semok milik Fany.
Aih…. Ale luji betul…. Dia bagaikan lagi peluk wanita idaman dia di pantai Toboko, Ternate, atau di depan Landmark kota Ternate di pingggir pantai. Bau harum rambu Ci Fany membuat Ale bagaikan terbius sesaat. Dia lupa sudah kalau dia hanya babu, dia lupa ci Fany ini boss nya dia, yang ada di kepalanya dia adalah bidadari sio manis yang dia peluk.
“le…..”
Sapaan di kupingnya segera menyadarkan Ale, bahwa bini orang yang lagi dia peluk
“iya Ci Boss….”
“kangen yah lu….” Bisik Fany lembut
Adoh Ci Boss…. Bukan Cuma kangen beta… beta rasa mati kalo sudah dekat Ci Boss…. Anyor samua beta pu rasa sudah…..
Anggukan Ale malu-malu membuat Fany tersenyum. Dia sangat menyukai pria hitam ini. Sosok unik yang selalu rendah hati, rajin bekerja, penurut, serta yang utama ialah sangat perkasa di atas tempat tidur. Paralonnya yang sakti dan berulir memang bikin Fany suka serba salah jika sedang melayani Alvin, karena sudah terbiasa dengan bor antik ukuran XXXL, lalu merasakan yang size M memang tidak matching.
Longgar dan bablas…….
Tangan Fany dengan nakal kemudian terjulur meremas batang kemaluan Ale yang bersembunyi dibalik celana pendeknya
“auh…..” kaget Ci Fany
Ale tersenyum lagi malu
“gelo…. Udah ngaceng aja lu…..” gemes rasanya Fany sama Ale.
Lalu dengan lembut bibirnya mencium bibir Ale. Ale pun dengan lembut mebalas ciuman majikannya ini. Memang rasanya nasib baik Ale ini luarbiasa. Hoki banget manusia satu ini. Ibarat macan kumbang hitam sedang mendapat lawan betina harimau salju yang putih dan mulus.
Lumatan bibir Ale kini makin panas, dan sambil bibir mereka bertautan, Ale kemudian dengan gemasnya meremas buah dada Fany dari balik dasternya. Dia kemudian menurunkan tali daster Fany hingga lepas dari pundaknya. Buah dada besar yang menjadi kesayangan Ale kini muncul dibalik dasternya, dan tanpa pakai lama langsung dilumat oleh Ale.
Rintihan dan lenguhan Ci Fany terdengar lirih saat bibir hitam Ale melumat buah dadanya dengan ganas. Jilatan dan lumatan serta disertai sapuhan lidah dari mulut Ale memaksa Ci Fany merintih penuh kenikmatan. Rasa yang sudah mulai kusam diranjangnya dengan Alvin kini sudah dia tidak pedulikan lagi semenjak hadirnya cobra liar yang ganas milik Ale. Lumatan dan jepitan bibir di putingnya kini milik Ale yang sudah sering mendominasi dan memberinya kepuasan, dibanding bibir tua yang suka lemas dan malas menyentuhnya sekarang.
Serangan garang ala pasukan Sultan Tidore membuat betina seksi di usia menjelang kepala 4 ini menyerah. Gigitan lembut disertai rogohan jari jemari Ale ke antara celana dalamnya yang kini terekspose akibat dasternya terangkat, membuat banjir bandang di bagian selangkangannya kini tumpah ruah, basah dan becek disana.
Kaki dan lutut Fany bagaikan tidak kuat menopang lagi, dan itu disadari oleh Ale. Pemilik pentungan maut itu tahu dan segera berinisiatif membawa putri cantik itu ke ranjangnya yang hanya ada Kasur yang tergeletak di lantai.
Tubuh Fany terlentang pasrah. Buah dadanya kini dua-duanya nongol dengan putting tegang. Dasternya kini turun keperut bagian atasnya, dan bagian bawahnya naik ke bagian bawah perut, dan jembut lebatnya kini terlihat terbayang dibalik celana dalam putih yang transparan, membuat semangat Ale membara untuk segera memainkan pola serangan tiki taka ala Persiter.
Celana dalam itu lalu diturunkan oleh Ale dan diletakkan di samping kasur. Vagina indah dengan jembut tebal itu hadir menyapanya. Dan tanpa aba-aba lebih lanjut, dia lalu membentangkan paha mulus dan gempal itu lebar-lebar, lalu mulutnya segera hinggap dibelahan memek indah itu.
“auh…..sayang……” racau bibir Ci Fany
“gila lu Le….. bikin gue basah…”
Ale tidak peduli lagi, dengan ganasnya bibirnya menempel di bibir bawah milik Fany, dan lidahnya kini masuk ke belahan yang basah itu. Bau aroma segar dari memek Fany membuat Ale semakin bernafsu dan liar. Lidahnya bagaikan vibrator yang bergerak cepat, kadang dia kembali memelankan iramanya, dan saat Fany agak tenang kembali dia menenggelamkan lidahnya dan menyapu itil yang megar dan tegang itu, membuat Fany kelabakan dan blingsatan.
Tangan Ale meremas buah dada besar dan tegang itu, sementara lidahnya bermain di itil Fany dan bibirnya dengan rakus melumat bibir luar vagina majikannya. Rintihan dan teriakan kecil Fani terdengar lirih memenuhi kamar Ale.
Rasanya sulit bagi Fany utnuk menahan lagi….
Serangan sultan Tidore semakin gencar
Ibarat perang, laut dan daratan dia serang semua. Maklum ladang pembajakan yang mulus dan indah seperti ini sulit bagi Ale untuk mendapatkannya, dan saat dia bisa menaklukannya, maka dia selalu termotivasi untuk memberi servis dan layanan terbaik, agar Fany selalu puas dan ingin mengulanginya lagi bersatu tubuh dengan Ale
Mulut dan bibir Fany terus meracau liar……
Pinggulnya bergerak tiada henti….
Tangannya menekan kepala Ale…. Matanya bagaikan hendak tenggelam… dia mencoba menarik Ale untuk naik… tapi cobra Ale masih bersabar…. Lidahnya yang menyerang tiada henti…. Membuat gelombang pasang dahsyat dari pantainya Fany kini semakin deras bergulung menuju pantai indah… pantai yang disebut pantai crot…. Atau pantai muncrat…..
Dan benar saja…. Sambil berteriak kecil Fany menekan kepala Ale…..
“gila…. Gue keluar Ale……”
Pantat Fany dengan liarnya bergerak dan tiba-tiba berhenti, tangannya menekan kepala Ale ke delam memeknya hingga Ale sulit bernafas. Orgasme Fany lewat lidah Ale pun tiba…. Tepat saat lidah liar Ale tersangkut di itil Fany……
“oh….. Ale…. Enak banget…..”
Fany masih menggeliat nikmat… Ale lalu bangun dan tersenyum melihat ci Boss nya yang terkapar tumbang akibat serangan lidah maut dari Halmahera. Dia puas sekali bisa membuat majikannya puas dan bertekuk lutut……
Fany ngos-ngosan dibuatnya, sedangkan Ale dengan tenang menyeka bibirnya dengan handuk kecil yang dia taruh di kursi. Bibirnya rasanya agak keram dan asem sedikit, akibat berkumpulnya jigong Ale, pejunya Fany, dan juga aroma itil yang masih menempel di mulutnya.
Sedangkan cobra hitam Ale, kini mengangguk anguk, bersiap menunggu giliran untuk diservis sebelum diperintahkan turun bertarung di medan laga…. Dia dengan sabar menunggu Ci Bossnya siuman dan sadar dari pengaruh orgasme lidah ala Ale.
Fany tersenyum manis sekali melihat Ale. ……
“kamu luar biasa Le…..” pujinya Fany sambil tersenyum
Lalu….
“yuk……..”
Ajaknya sambil meminta Ale untuk membuka celana pendeknya, dan mempersiapkan cobra hitamnya bertarung
Tiba tiba…..
Suara gerbang depan terbuka dengan kencangnya terdengar hingga kamar Ale….. tangan Ale yang sedang menurukan celana pendeknya seketika terhenti. Dan suara pagar itu kembali terdengar. Fany yang sedang tiduran telentang juga kaget……
Instingnya mereka cepat bergerak, dan dibalik jendela itu Fany lalu bangkit mengintip….
“Alvin pulang yah……” sedikit melongo dia….
Seketika Fany segera tersadar. Dia tahu suaminya pulang sekarang. Dan lewat jendela Ale yang bisa terlihat garasi depan dia melihat motor Alvin masuk ke garasi. Dengan cepat Fany menaikan dasternya buru-buru, dan keluar dari kamar Ale. Dia berlari dengan kencang mendahului Alvin yang masih di garasi untuk masuk ke kamarnya.
Ale tidak kalah kaget……. Dia syok seketika....
Hampir saja di kegep.
Dia kaget sekaligus gemetar jadinya….. untung Ci Boss cepat bergerak masuk ke kamarnya. Dan benar saja, terlihat Alvin masuk ke rumah dari arah garasi, sambil berjalan santai dia masuk, sekaligus memupuskan harapan Ale untuk membajak sawah Ci Boss yang tadi sudah pasrah terlentang.
Sial banget beta…. Makinya dalan hati….. coba kalo sednag online lalu Ko Boss datang..... ancor beta....
Kentang sudah…. Dan lebih cilaka lagi hampir saja dia ketahuan sedang menaiki Ci Boss oleh Ko Boss. Mungkin saja Alvin akan terus ke kamarnya, namun istrinya yang tidak ada akan jadi pertanyaaan dan Ale takut jika Ko Boss tiba-tiba kebelakang atau ke kamarnya menanyakan dimana istrinya…..
Ale lemas seketika…. Kontolnya yang tadi bergerak liar dan sangar sperti harimau yang akan mengaum…kini mengkerut seperti kucing tersiram air….. sial kata Ale dalam hati….. untung beta tidak ketahuan sma Ko Boss, jika ketahuan kelar nasib beta…..
Celana dalam Fany masih tertinggal di samping kasurnya, sandalnya juga demikian. Dengan cepat Ale segera menyimpan sandalnya Ci Boss di dalam lemarinya. Celana dalamnya juga dia letakan dibawah kasur. Dia masih ngos-ngosan akibat stress hampir kena OTT oleh Ko Boss…….
Ale bebaring lemas di kasurnya……
Tiba-tiba bunyi ponselnya, whatsapp masuk dari Ci Boss…
Alvin hanya mandi, abis ini dia mau pergi mancing katanya
Ale kaget membacanya, lalu masuk lagi pesan selanjutnya
Dia pergi, kita lanjut lagi yah…..
Bajingan ini Ci Boss….. dia masih gemetaran, Ci Boss malah dengan santai mengajak lanjut jika KO Boss sudah pergi…. Memang kadang-kadang Ci Boss nya ini kalau ada maunya suka hilang logikanya dia. Apa yang dia mau harus……. dan jika sudah begini adab dia suka diletakan dipantatnya dia, bukan di kepalanya.
Namun Ale juga ingat bahwa dia belum tuntas tadi…. Bayang-bayang vagina indah milik Ci Boss masih terbayang tadi. Gara-gara dia masih bermain foreplay ala tiki taka, gerendel Ci Fany yang sudah terbuka malah gagal dibobol karena yang punya stadion datang……
Sialan memang…. Kalau mesum bagini kadang alam semesta suka tidak mendukung…. Pentungan sudah siap sodok…. Lapangan juga sudah tersedia… aih, yang punya lapangan datang ambil kunci…. Pertandingan pun batal jadinya dah…..
Ale dengan sabar menunggu….. dia memasang kuping, dan juga sesekali mengintip jika motor dari Kio Boss sudah jalan…..
Tiba-tiba pintunya diketuk….. dia segera bangun membuka pintu…. Dan betapa kagetnya dia, Alvin berdiri didepan pintu….
“Le…. Antar gue mancing pake motor yah…….”
Senyuman Alvin yang sudah kelimis akibat baru mandi, lengkap dengan jaketnya dan topinya menganggukan kepala ke arahnya, meminta agar Ale mengantarnya ke tempat pemancingan seperti biasa, membuat Ale yang ketakutan hanya bisa menganggukan kepala…
“siap Boss…….”
BERSAMBUNG