𝑲𝒐𝒑𝒊 𝑺𝒖𝒔𝒖 33 𝑷𝑬𝑹𝑨𝑾𝑨𝑵 𝑴𝑬𝑴𝑨𝑵𝑮 𝑴𝑬𝑵𝑨𝑾𝑨𝑵 𝑱𝑨𝑵𝑫𝑨 𝑱𝑼𝑮𝑨 𝑺𝑬𝑳𝑨𝑳𝑼 𝑻𝑬𝑹𝑫𝑬𝑷𝑨𝑵 𝑻𝑨𝑷𝑰 𝑰𝑺𝑻𝑹𝑰 𝑶𝑹𝑨𝑵𝑮 𝑺𝑬𝑳𝑨𝑳𝑼 𝑩𝑰𝑲𝑰𝑵 𝑹𝑬𝑺𝑨𝑯

 


Pagi-pagi Ale dapat WA


Makasih ya Bang, saya bingung mau balas kebaikan abang bagaimana. Yang pasti saya senang, semoga Allah SWT balas semua kebaikan hati Abang.

Ale hanya tersenyum

Sama-sama Bu. Ada apa2 jangan segan2 hubungi saya

Dan siangnya Ale menyempatkan diri saat selesai mengantar setoran ke bank disuruh oleh Ci Bossnya. Dia mampir sebentar ke rumahnya Ati, dia memasang gembok di pagar rumah Ati. Ati merasa terharu melihat kebaikan hati Ale. Meski dia sudah tahu lama anak ini, namun beberapa hari ini dia seperti merasa sangat dekat dengan anak ini. Baik hatinya seakan menghapus stigma keras dan kasar ala-ala anak-anak timur yang suka kekerasan dijalan.

“satu abang pegang aja kuncinya...” kata Ati

Ale bingung

“memang abang ngga mau kesini kunjungin Ati?”

“mau Bu... cuma kan...”

“ngga apa2... saya senang kok... ada teman saya... ada yg jagain saya juga...” Ati tersenyum

Hari ini dia terlihat lebih segar. Apalagi abis mandi siang ini, baunya tercium harum sabun. Kulitnya yang memang putih, terlihat bersih dan ini mau tidak mau membuat Ale jadi sedikit terbawa suasana.

“saya mau antar si bontot ke rumah tantenya, karena nanti saya pasti sibuk sehari-hari urus bakal jualan saya, nanti kalau semua sudah beres insyaallah saya jemput lagi semingguan. “

Dia memang ingin berjualan tupperware dan Oriflame secara online.

“oke Bu...”

Ale lalu pamit balik ke tempat kerja, dan sore itu Ati berangkat ke Serang mengantar anak bontotnya ke rumah adiknya disana. Anak yang paling tua sudah diambil oleh orangtuanya Rizal untuk sekolah di Semarang sementara bapaknya sekolah di pesantren khusus.

Malam harinya Ale berharap bisa dapat jatah dari Ci Boss. Namun kondisi Koh Alvin masih dalam tahap pemulihan, dia masih agak kurang berani meninggalkan suaminya. Ada suami dirumah rasanya Fany seperti kurang leluasa bercintanya. Beda jika Alvin lagi memancing atau sedang dipancing ikannya oleh Erika.

Ale seperti biasa menyikapinya dengan santai. Bagi dia rejeki jangan diuber, tapi jika datang jangan ditolak. Dia seperti biasa membalas whatsapp dari Ati, atau dari Ci Tanty yang bertanya kabar, serta bilang bulan depan mau ke Jakarta lagi, dan berharap bisa tempur lagi dengan Ale.

Besoknya Ale seperti biasa bekerja dengan normal. Ci Fany cuma datang pagi, karena siang dia harus ke sekolahnya Thomas, dan sorenya mau antar Alvin kontrol. Jadi hari ini Ale dipercaya mengelola toko dulu.

Siang harinya dia sempat vidio call dengan Bu Ati, yang katanya sore mau pulang ke Jakarta lagi. Ale sempat bertanya apa yang kurang dari rumahnya, dia bilang kalau palingan lampu belakang sama lampu terasnya putus.

Ale sempat disuguhi pemandangan indah saat vidiocall, karena kaos yang dipakai oleh Ati emmang agak rendah belahan dadanya. Entah Ati sadar atau tidak, namun bongkahan indah itu cukup membuat Ale agak naik isi celananya. Maklum, Ale sudah punya trend set sendiri, dia suka yang putih-putih kulitnya. Agar seimbang dengan kulit hitamnya dia.



Ale ingat Bu Ati ini ingin buat vidio demo untuk jualannya ala-ala youtuber. Di gudang dia tahu ada bekas lampu sorot yang masih bagus. Dia lalu membongkarnya, membersihkannya dan mengganti colokannya, serta dengan menggunakan pipa paralon bekas dari gudang Ale memperbaiki kaki-kakinya, sehingga bisa dipakai lagi untuk lampu sorot.

Dan sebelum pulang ke rumah, dia mampir ke rumah Ati, meletakan itu di teras depan. Sehingga nanti pas Ati pulang dari sana dia tinggal pakai saja. Dia lalu memotret dan mengirimkan ke wa nya Ati

Makasih banyak ya Bang. Aku udah OTW ke Jakarta nih

Whatsapp dari Ati ke Ale.

Malam harinya, selesai bersih bersih rumah, Ale lalu menghadap ci Boss di meja makan, dan memberikan laporan penjualan sore ini.

“makasih yah Le...”

“iya sama-sama Ci Boss...”

Lalu saat Ale di dapur mengambil nasi, Fany menghampiri dan memeluknya

“sabar yah... Alvin belum sehat bener....”

“iya Ci Boss....”

Fany lalu memeluk dan mencium bibir Ale

“selesai ini, kita tempur lagi yah...” bisiknya sambil membelai paralon Ale.

“iya siap Ci Boss....” ale tertunduk malu

Setelah Fany masuk ke kamar, Ale juga ikut masuk kekamarnya.

Bang, aku udah di angkot mau pulang, tadi turun dari bus

Nanti dari depan?

Palingan naik ojek

Mau dijemput?

Kalo abang ngga sibuk boleh

Kasih tahu saja kalau sudah mau dekat sampai

Iya siap Bang

Ale menawarkan ke Ati untuk dijemput. Karena dari area angkot ke dalam Gang Tanki memang harus nyambung ojek lagi. Ale pelan-pelan mengendap keluar dari rumah, untungnya Ci Fany kalau sudah masuk kamar itu sudah tidak akan keluar-keluar lagi. Karena semua sudah ada didalam kamarnya, apalagi Alvin lagi sakit seperti ini.

Ale lalu menjemput Ati yang ternyata sudah nyampe di tempat angkot biasa berhenti.

“udah makan?” sapa Ale. Wajah manis ibu dua anak itu terlihat berseri meski lelah dalam perjalan jauh.

“belum sih... tadi makan pas dirumah aja...”

Ale lalu mengajak Ati makan dulu di tempat yang agak jauh sedikit, biar ngga dikenalin orang. Sambil makan pecel lele dan nasi uduk, mereka ngobrol dengan santainya

“abang tinggal sama Koh Alvin yah...”

“iya Bu...”

“tapi baik yah Ko Alvin..”

“baik banget Bu..”

“ci Fany yang galak yah..”

“ngga juga.... baik kok dia...”

“oh gitu yah....”

“abang ngga dicariin nih?”

“ngga lah.....”

Selesai makan mereka lalu jalan ke rumahnya Ati.

Karena agak dingin, Ati lalu agak merapatkan badannya ke punggung Ale. Apalagi saat mereka berbicara di jalan, mau ngga mau badan Ati sedikit condong ke depan uuntuk menempel, sehingga buah dadanya tak ayal sering bersenggolan dengan punggung Ale yang kekar. Tak ayal ini membuat Ale jadi mulai tegang jadinya.

Setibanya di rumah, Ale lalu memasukan motornya kedalam halaman pagar Ati.

“disini sebenarnya enak, agak amsuk dan orang ngga tau kalo dibelakang ini ada rumah”

Memang terpencil disudut dan nyempil rumah petakan yang hanya satu unit tersisa dibelakang ini, sisanya semua menghadap ke depan.

“makasih Bang... kalo ngga ada abang aku pasti kesulitan deh....” Ujar Ati.

“iya ngga apa-apa Bu... saya kasihan saja lihat Ibu....”

Ati tersenyum

Ale lalu mengganti bohlam yang putus, lalu membantu merapihkan barang-barang dibelakang, serta mencoba lampu sorot yang dia buat untuk keperluan vidio demo nanti.

“makasih lho Bang... kalau beli lumayan .... ini malah dibikinin ama abang...” senyumnya keluar

Ale hanya menganggukan kepalanya.

“bagus bang...” ujarnya selesai melakukan demo mengetesnya.

Lalu

“aku mandi bentar yah Bang.... lengket badanku...”

“iya Bu....”

Ale sambil memainkan ponselnya dia duduk di ruang tamu yang kecil itu. Petakan ini berbentuk agak berbeda, jadi ruang tamu itu ditengah, sekalian dengan ruang makan. Dapurnya berhadapan dengan kamar mandi dan WC, dan dibelakang ada tempat jemuran. Kamarnya di depan. Jadi jika hendak ke kamar mandi lalu ke kamar harus melewati ruang tamu yang ditengah.

Tidak lama kemudian Ati selesai mandi, dan dia meletakan baju kotor di ember lalu masuk ke kamar dengan tubuh yang dibungkus handuk sambil tersenyum kearah Ale. Ale langsung konek ke isi celananya melihat itu.

“abang ngga buru-buru kan?” tanya dia dari dalam kamar

“ngga Bu....”

“diminum dong teh nya...”

“iya Bu...”

Saat keluar dari kamar, Ale dibuat terkesiap dengan pakain tidur nya Ati. Tanktop putih dengan celana pendek putih, dan wanita itu tidak memakai beha, puting payudaranya jelas terlihat dari balik tanktopnya yang sexy itu.



Batang paralon Ale seketika mulai mencuat tegang.

Ati tersenyum malu-malu melihat Ale. Dia merasa sangat nyaman dengan anak muda ini. Entah kenapa dia merasa terlindungi dengan Ale. Diam diam dia memperhatikan gembungan di celana Ale yang agak menggunung. Dia yakin melihat dirinya dengan pakaian seseksi ini pasti naik barang itu.

Sebenarnya dia bukan wanita yang suci-suci amat. Dia pun pernah tidur dengan pria lain saat menikah dengan suaminya. Kelakuan Rizal yang suka main wanita dibalas olehnya dengan tidur dengan salah satu pegawai negeri sipil yang naksir dia, saat dia mengurus surat ijin di balaikota. Hanya saja hubungan mereka terhenti, dan saat dia susah seperti ini pacarnya itu malah kabur dan seakan tidak berniat membantunya.

Yang menawarkan bantuan ada aja namanya laki-laki pasti akal bulusnya banyak, namun dia tahu pasti ada udang dibalik batu. Ini berbeda dengan Ale yang datang membantunya, membawakan makanan meski tidak seberapa, melindungi dirinya, itu yang membuat dia kagum dan senang dengan pria hitam ini.

Perawakannya yang kekar dan sedikit sangar, memang agak menakutkan bagi yang baru melihat, tapi entah kenapa dia justru suka dengan gaya Ale yang gentle dan terkesan melindunginya. Bagi dia tindakannya sangat gentlemen dan menunjukan tanggungjawabnya sebagai pria

Dan dia memang sengaja berpakaian seksi seperti ini. Dia sudah mau 5 bulan tidak digauli oleh suaminya yang memang sebelum ditangkap sudah sedang gila-gilanya sama janda di Jonggol. Ditambah dengan dia ditangkap sudah 2 bulan lebih, membuat dia kesepian dan rindu digaruk. Tidak penting ganteng atau tidak, yang penting dia merasa nyaman, dan itu yang dia rasakan saat bersama Ale malam ini.

Mata Ale terlihat curi curi pandang ke dada dan pahanya Ati. Dia tidak konsen menonton sinetron Ikatan cinta di televisi, dia ingin rasanya menerkam Ati yang sudah membuka pintu untuk dirinya sebenarnya. Posisinya Ati duduk di depan kamar tidur, sementara Ale bersandar di dinding, ada dua bantal besar untuk duduk dan sandaran, satunya dipakai Ale, satunya lowong disampingnya

“bu... ini bantalnya, takutnya pegel itu....” tawar Ale karena melihat Ati duduk tanpa sandaran

Ati tersenyum, dia lalu beranjak duduk dekat Ale. Dan Ale makin gelagapan, kontolnya makin ngaceng dalam celananya, karena jarak dirinya dengan Ati memang sangat dekat

Ati menggaruk lengannya

“kenapa Bu...”

“ngga... gatel kayaknya...” dalih Ati

“oh....”

Atin tersenyum malu, Ale pun demikian karena ketangkap matanya sedang sedang menatap ke buah dada Ati.

“dingin Ibu?” tanya Ale

“ngga sih......” agak menundukan wajahnya

Ale membetulkan posisi duduknya, di melirik ke Ati yang tersenyum. Senyum dan bahasa tubuh mereka kini sepertinya sudah fix dan confirm.

Ale lalu membuka lengannya

“sini Bu...” tawarnya agar Ati bersandar di pelukannya

“takutnya Ibu kedinginan...”

Ati tersenyum malu-malu

“ngga apa-apa Bang.....” jawabnya

Namun akhirnya dia mau juga merebahkan badannya ke pelukan Ale, dan tangan Ale melingkar di tubuhnya.

Wajah Ati kini bersandar di pundak Ale, dan tangan kanannya memeluk perut Ale yang rata dan sixpack itu.

“berat ngga...” tanyanya

“ngga....”

Ale celananya langsung sesak.

Buah dada Ati menempel dengan keras di dada Ale, dan tangannya dengan lembut membelai lengan Ati yang mulus.

“maksih ya Bang...”

“makasih untuk apa?”

“yah sudah ikut bantu dan jagain aku.....”

“oh... iya ngga apa-apa Bu....”

Ati tersenyum manis sambil membaringkan wajahnya dipendak Ale. Ternyata apa yang dia bayangkan selama ini tidak benar adanya. Ini Ale meski dari timur tapi tutur katanya halus dan lembut, badannya juga wangi sabun, bukan asem. Keras lagi badannya, membuat nenennya yang menempel langsung ikut mengeras.

Ale semakin deg-degan, meski sudah beberapa bini orang tumbang oleh rudalnya, tapi baru kali ini dia akan meniduri istri seoarang napi, dan itu perlu perjuangan dan keberanian.

“bang.....”

“ya....”

“kayaknya gede yah....”

“apanya...”

“ini....”

Tangan lembut Ati mengelus celana pendek Ale dari luar, membuat paralon antiknya semakin menggeliat

“biasa aja Bu...” elak Ale malu

“masa sih.....” tanya Ati

Lalu

“buka dong.... pengen lihat...” ati menggigit bibirnya gemas

Ale lalu menurunkan celana pendek dan celana dalamnya sambil mengangkat pantatnya, dan seketika mencuat batang kontol hitam berurat dan besar itu.

“astaga gedenya.....” bisik Ati. Dia dibuat kaget dan kagum melihat kontol segede ini.

Dia lalu membelai dengan lembut. Puting payudaranya seketika mengeras, debaran dadanya semakin kencang, dan memeknya agak basah. Sekian bulan dia tidak melihat batang milik suaminya, dan kali ini dia melihat secara langsung batang milik Ale.

Sambil mulai mengocok dengan lembut, dia lalu menatap manja ke arah Ale.

Bibir Ale lalu dengan sigap menyerbu bibir Ati. Dan dibalas dengan serunya ciuman Ale. Muka jelek standar angkot, tapi rejeki Mercy. Ale dengan ganas melumat bibir Ati, dan sambil melumat bibirnya, tangannya meremas buah dada Ati yang putingnya sudah mengeras dibalik tanktopnya.

Saat ciumannya terlepas, dengan penuh birahi Ati lalu turun ke selangkangan Ale. Mulutnya membuka dengan lembut dia mencium topi baja Ale yang ujungnya mengeluarkan cairan, lalu kemudian mulutnya membuka, dia melahap batang gede itu kedalam mulutnya.

Ale merintih keenakan, tangannya membelai rambut Ati, yang kanan meremas pantat Ati yang masih terbungkus celana pendek ketat itu.

Kepala Ati naik turun menyepong kontolnya Ale dengan buasnya, melumat batang sebesar ini baru kali ini dia rasakan. Pacarnya dan suaminya ukurannya tidak ada yang sejumbo ini, dan baru kali ini juga melumat kontol hitam seperti punya Ale ini. Kontol yang hanya dia suka lihat di film seks interracial.

Rasanya batang yang makin keras itu terasa eksotis. Urat-uratnya menyembul dan rambutnya yang dicukur oleh Ale, membuat batangnya ini terlihat berdiri kokoh dan besar sekali. Mulut dan tangannya saling bergantian menggapai batang yang semakin mengeras itu.

Lalu Ale menarik badannya, kini dia terbangun dan kembali Ale lumat bibirnya. Air liur mereka saling bertukar, bibirnya digigit dan dilumat oleh bibir hitam Ale dengan ganasnya, dan tangan Ale dengan gemasnya meremas buah dada indah itu.

Sambil turun melumat lehernya, yang membuat Ati menggeliat keenakan, Ale menarik kaos tantopnya dari bawah, dan dengan sekali tarik bagian atas dari Ati langsung telanjang.

“dikamar yuk Bang,.... di kasur biar enak...” bisik Ati

“oke...”

Ale bangkit dan sambil berciuman mereka berjalan masuk ke kamar. Kipas angin yang berputar menjadikan kamar itu tidak sumpek, dan tubuh Ati kini terbaring pasrah di kasurnya, tangannya tertelentang keatas, memperlihatkan ketiak indahnya yang putih tanpa bulu.

Buah dadanya yang besar dengan puting yang coklat dan aerola yang agak besar itu jadi santapan mulut Ale. Tangan Ati meremas kepala Ale, mulutnya merintih lirih saat jepitan bibir Ale menjepit pentilnya, dan tangannya meremas payudaranya yang satunya lagi.

Lidah Ale yang bermain melibas putingnya membuat birahi Ati semakin bergelora. Lidah Ale lalu melumat ketiaknya bergantian, membuat Ati berteriak kecil. Dia menjadi geli rasanya ketiaknya dijilati oleh Ale. Dan saat buah dadanya bergantian jadi santapan mulut Ale, dia seperti menjadi semakin basah vaginanya, dan mulut Ale semakin nakal bermain di buah dadanya. Melumat, menggigit lembut dan kadang gigitan lembutnya itu menelan hampir semua ujung payudaranya, membuat dia semakin terlempar ke pusaran birahi.

Kini perutnya yang jadi santapan lidah dan bibir Ale, dan tangan Ale turun membelai lembut dan meremas bukit diselangkangannya yang membuat dia seperti menekan kedepan ke arah berlawanan dengan remasan tangan Ale.

Kini tangan Ale menurunkan celana pendek dan juga celana dalamnya sekalian. Dia juga membuka kaosnya dan celana pendeknya yang masih tertahan di dengkulnya.

Kini mereka sudah sama-sama polos, bedanya Ale dengan kulit hitam legamnya, sedangkan Ati dengan kulit putih mulusnya dan masih terlihat indah di usianya yang menginjak 35 tahun. Dia kini membuka pahanya lebar lebar, dan vaginanya yang ditumbuhi rumput hitam yang mulai menebal karena sudah lama tidak dicukur, menanti serangan Ale lagi.

Dengan perlahan hidung Ale menancap di rambut hitam di pangkal paha itu, lalu lidahnya dnegan terjulus mulai menyentuh bibir vagina itu.

“oh...bang.... nikmatnya...” desisan suara Ati terdengar

Ale lalu melumat bibir luar vagina Ati, dan Ati menjerit agak kencang. Dia termasuk wanita yang berisik dalam bercinta sepertinya. Dengan liar lidah dan bibir Ale bekerja keras melumat dan membelah vagina yang sudah lama terbiarkan dna tidak terjamah lidah pria itu

“oh,,, abang... gila enak banget...”

Lidah Ale kini menyusuri bagian dalamnya. Dan Ati kembali menjerit saat Ale menemukan titik yang paling mematikan persendian wanita, yaitu itilnya. Lidah Ale bermain menjulur dan digetarin ke itilnya, membuat pantat Ati jadi tambah liar bergoyang tidak tentu arah.

Tangannya meremas pundak dan kepala Ale

Sementara lidah Ale semakin dalam masuk, dan berhenti di itilnya. Kadang kecupannya mencium sekujur bibir vagina basah itu, kadang lidahnya bermain main di kelentit dan itilnya, membuat birahi Ati semakin liar dan tidak tertahankan lagi

Kini Ale memasukan satu jarinya kedalam vagina Ati, wanita itu berteriak lagi kencang

Ale mencabutnya, lalu memasukan 2 jarinya lagi kedalam vagina yang sudah basah itu.

Lidah ale lalu bermain di itinya, kedua jari telunjuk dan jari tengah masuk secara teratur ke dalam lubang vaginanya, dan tangan kirinya meremas buah dada Ati. Wanita itu berteriak lirih keenakan.

“ampun sayang.... gila enak banget....”

Sambil memasukan dan mengeluarkan kedua jarinya, itilnya diserang dengan juluran lidah dan lumatan bibir, dan ini membuat pertahanan Atin seketika ambrol

“sayang........” giginya gemeretak

“aku keluar sayang.... orrggggghhhhhh....” dia berteriak

Kepala Ale ditekan dan tangannya yang masuk ke memeknya ditahan agar tidak bergerak, dan bibirnya berteriak lirih

“augh.,... enak banget.... gila........”

Orgasme pertama Ati pun tiba.

Badannya bergetar tidak tentu, pantatnya bergoyang liar, dan seketika juga vaginanya basah kuyup.

Dia terlentang pasrah.... lalu menarik wajah Ale, bibir Ale dilumat dengan liarnya.

“gila kamu Bang.... bikin aku terbang...”

Sambil terengah engah dia mengatur nafasnya

“enak?”

“gila enak banget.... belum pernah aku keluar kayak gini.....”

Dia membelai wajah Ale dengan penuh rasa sayang. Dia kagum dengan permainan lidahnya Ale. Dengan menggigit bibirnya, lalu melap vaginanya dengan kaos tanktopnya, dan lalu dia membuka pahanya lebar-lebar

“ayo Bang..... masukin yuk...”

Mata Ale nanar menapa memek kemerahan yang terpampang di depannya. Dia lalu bangun dan memposisikan dirinya di depan badannnya Ati.

Lalu dengan pelan dia mulai memasukan kepala kontolnya

“ouh......pelan pelan sayang... gede banget...” teriak Ati

Ale lalu kembali melesakannya hingga masuk setengah, jepitan urat vagina Ati terasa sekali menjepit kontolnya. Lalu dengan pelan dia mamasukan semuanya hingga amblas.

Ati sedikit menjerit, dia mencoba beradaptasi dengan besarnya kontol Ale.

Kini bibir mereka bertemu, saling melumat, kaki dan paha Ati terbuka lebar, dan tangannya memeluk punggung kekar Ale.

Ale lalu mulai menggoyang dan menaikan pantatnya. Kontol hitamnya kini mulai bergerak perlahan tapi pasti, masuk dan keluar di memek yang basah kuyup dengan cairan vaginanya

“oh sayang..... enak banget....”

Ale memeluknya dan kembali bibir mereka bertautan

“sayang.... gila.... gede banget... penuh...” racau Ati

Sosok lembut dan terlihat kamlem itu ternyata liar jika sudah diranjang.

Pantatnya bergoyang, memeknya menjepit erat, dan pelukannya juga dengan ketat merekatkan tubuh Ale, dan dada indahnya menempel di dada Ale.

Nafas mereka saling berburu, kontol ale kini lancar keluar masuk dan vagina Atin makin basah, sambil bertatapan mesra, kontolnya menghantam vagina basah itu dengan kekuatan penuh, membuat rintihan dari Ati terdengar memenuhi kamar kecil ini

“oh sayang....”

“enak sayang...?”

“enak banget kontol kamu yang....”

Nafas ale memburu. Jepitan vagina Ati membuat rasanya kontolnya terjepit dengan erat di lubang nikmat itu. Kibasan kipas angin rasanya tidak membuat mereka adem malah keringat mulai bercucuran, sedangkan kontolnya tetap dengan perkasa menghajar persawahan becek yang nikmat itu.

“bu....”

“ya sayang..”

“ganti posisi...” bisik Ale sambil mencium leher Ati.

Ale mencabut kontolnya yang tegang bagaikan pentungan hansip. Kini dia berbaring di kasur, dan kemudian menarik badan Ati agar naik diatas badannya

“aduh... aku ngga kuat kalo diatas....” komplain manja Ati

Ale tersenyum....

Lalu dengan lembut Ati membelai kontol Ale, mengelus di bibir vaginanya, lalu kemudian menenggelamkan kontol tegang itu kedalam vaginanya.

Dia meringis dan giginya gemeretak sesaat. Sentuhan batang kontolnya itu sedikit menyambar kelentitnya, membuat dia menahan nikmat yang luar biasa rasanya.

Lalu dia mulai menggoyang dengan pelan

Buah dadanya yang bergoyang menjadi sasaran remasan tangan Ale, putingnya dipelintir dengan penuh perasaan, membuat gairah Atin semakin melambung tinggi. Dia yang sudah jebol dengan lidah Ale, kini semakin tidak kuat menahan orgasme yang kedua

Sodokan Ale dari bawah, ditambah dengan goyangannya Atin yang memang mengontrol area kenikmatannya, membuat dia sulit untuk menghindar dari orgasmenya lagi, dan semakin dia menggoyang, kenikmatan itu malah semakin menagihnya untuk menggesekan itu ke arah yang sama, arah yang dia sangat nikmati sentuhannya.

Lalu dia pun teriak lagi

“sayang... mau keluar lagi aku....”

Ale membalas dengan meremas pinggulnya dan melumat buah dadanya

“boleh sayang......”

Rasa dan teriakannya sudah diluar kontrol

“oh... oh..... oh.... gila.... arghhhhh.... keluar lagi......”

Badannya bergetar tak tentu arah, pantatnya terbenam dalam-dalam dan vaginanya menjepit dengan kencangnya. Dia berteriak lirih dan rasanya ada cairan yang banyak membasahi vaginanya. Dia memeluk Ale dengan kencangnya

“oh... sayang.... enak banget....”

Seketika dia tumbang disamping Ale... kelelahan dan penuh keringat bercampur kenikmatan

Dia menolah ke arah Ale yang tugu monasnya masih tegang

“gila kamu sayang.... bikin aku orgasme luar biasa....”

Ale tersenyum sambil membelai wajah Ati

“ayo sayang... masukin lagi..” pintanya ke Ale untuk menuntaskan lagi

Meski agak ngilu, namun kontol raksasa itu terlalu nikmat untuk dilewatkan. Kembali dia serasa lemas dan mau pingsan rasanya saat batang keras itu masuk penuh kedalam vagiananya. Nikmatnya luar biasa rasanya.

Ale memeluk erat, ciumannya kini menempel di leher Ati

Mata Ati terpejam dan sesekali terbuka sedikit, sedangkan pantatnya tidak mampu lagi menggoyang, dia pasrah dengan tusukan kontol Ale yang menghantam dengan penuh perasaaan. Nikmat sekali rasanya goyangan Ale di memeknya

“Bu...”

“iya sayang..”

“buang dimana..” tanya Ale dengan suara bergetar

“diluar sayang...” masih sadar Ati

“pengen didalam...” bisik Ale

“jangan sayang... aku belum KB....”

Dia membelai punggung Ale, dan bibirnya melumat bibir Ale dengan mesarnya

“nanti abis haid aku KB... biar bisa buang didalam yah...” bisiknya lembut menghibur Ale

Ale menganggukan kepalanya

Lalu dengan cepat dia menggoyang, dan sebelum telat, Ale lalu mencabut batang kontolnya, dan cobra hitam itu bagaikan ular liar yang sedang memuntahkan cairan putih, peju tumpah dengan banyaknya di perut Ati.

Ale tumbang lemas di samping Ati

Ati lalu memeluk Ale dengan mesranya. Dengan manja dia mencium bibir Ale yang masih sedikit gemetaran.

“gila, banyak banget......”

Ale tersenyum malu

“maaf Bu....”

“kalo buang didalam bisa jadi tuh....” ledeknya lagi

Ale tersenyum lagi dan memeluk Ati dengan eratnya

“makasih yah Bu...”

“aku yang makasih Bang.....”

Dia menatap wajah Ale, mencium bibirnya lagi.

“udah dijagain, disayang, dikasih enak pula.....”

Ale memeluk dengan eratnya, sejenak mereka terdiam

“cebok yuk.....”

“ayo...”

Meraka lalu ke kamar mandi dengan kondisi telanjang

Saat balik dari kamar mandi, Atin yang memakai handuk, lalu menggelar kasur kecil di ruang tamu.

“disini aja yah kita, sambil nonton...”

Ale mengangguk

Mereka lalu berpelukan sambil diselimuti kain selimut woll yang tipis, sambil menonton TV. Ati membuatkan teh manis lagi buat Ale.

“mau makan mie ngga?”

Ale diam sejenak

“lapar kan...?”

Memang lumayan juga tenaganya terkuras tadi

“boleh deh....”

Atin menyalakan kompor untuk memanaskan air

“ngga dicari ci boss kan?”

“ngga...”

Alel lalu memeluk Atin dari belakang saat Atin sedang di depan kompor

“habis makan mie, kita tempur lagi yah....”

Atin tersenyum

“masih mau?’

“mau dong” jawab Ale cepat

“enak yah?”

“jepitan memek Ibu enak sekali...”

Atin emncium pipinya Ale dengan mesra

“sama, rudal kamu gede banget.... enak pas didalam....”

Mereka kembali bibirnya bertautan dengan mesra, sambil menunggu air mendidih, ciuman mereka melekat satu sama lain. Ati menyandarkan kepalanya ke badan Ale. Dia merasa sangat bahagia malam ini, mendapat suguhan dan servis sex yang luarbiasa dahsyat dari Ale.

Orang bilang ukuran tidak menjamin, namun tetap saja merasakan kontol yang besar rasanya bikin dia mabuk, apalagi saat vaginanya terasa menjepit dengan penuhnya. Beda dengan punya Rizal yang standard, jika memeknya sudah basah maka rasanya kontol Rizal sudah seperti tidak terasa meski sedang dia jepit.

Makanya bercinta dengan Ale rasanya sangat berbeda dan dalam sekali bagi dirinya.

BERSAMBUNG ...


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com