“nih Koh....” Erika menyerahkan semua data opname barang digUdang diatas
“cepat juga”
“iya dong, ngapain lama2? Nanti aku simpan di komputer datanya, jadi tiap seminggu sekali diupdate”
“Oke, makasih ya...”
“barang2nya kemarin sudah aku rapihin, jadi lebih teratur”
“sendiri lu?”
“iya, ngga apa2.... lembur sejam tapi hari ini aja, dan selanjutnya gampang ngeceknya”
“makasih yah...”
Alvin benar-benar berterima kasih atas terobosan Erika.
“tapi nanti Koh cek lagi, ini kan baru pertama aku buatinnya, jadi lebih mudah nanti kalo mau dicek berikutnya”
“oke...”
“sekali lagi makasih yah....”
Erika lalu duduk di samping Alvin, di kantor dalam ini memang ada 2 meja, dan satu sofa untuk kalau ada tamu datang suka duduk disitu. Dulu Alvin sangat jarang duduk didalam, kecuali ada tamu atau ada yang dia kerjain, dia lebih suka di area bengkel depan, melihat lihat pekerjaan para tekhnisinya.
Dia sekilas melihat Erika yang memakai kaos ketat, buah dadanya memang agak lebih besar dibanding badan langsingnya. Alvin suka heran kok anak masih umur segitu tapi punya payudara bisa sebesar itu. Ditambah hari ini dia memakai legging yang melekat di bagian bawahnya, membuat bulatan pantatnya semakin terlihat menggoda.
Alvin padahal jika membandingkan dengan istrinya yang meski jauh lebih tua, istrinya jauh lebih cantik, putih dan bersih kulitnya, tambah lagi perawatan istrinya memang sangat teratur. Tapi Erika ini memang cukup menggoda, ketawanya yang lepas, dan bodynya yang masih belum turun mesin, dan sikapnya yang hangat dan penuh perhatian, membuat Alvin rasanya merasakan sesuatu yang berbeda, ditambah sikap Fany yang belakangan ini semakin dingin kepadanya, membuat dia juga semakin tidak berselera.
“koh.....”
“Koh....Ko Alvin...” panggil Erika
“eh...iya....”
“bengong ih...”ujar Erika lagi
“kenapa?” agak malu Alvin
“Koh mau ke atas ngga? Kalo ngga Acnya mau aku matiin”
“nanti aja sorean...”
“oke”
Semenjak ada Erika memang dia mengusulkan agar gudang diatas tempat penyimpanan spare part dikasih AC, supaya tidak panas dan pas dia atau siapa yang mengecek opname tidak kegerahan di lantai atas ruko itu.
Erika tersenyum, dia bukannya tidak menyadari kalau majikannya suka curi-curi pandang ke dirinya. Dia sadar itu dan baginya itu oke-oke saja, dia secara pribadi memang senang dengan kebaikan hati bossnya, bahkan menurutnya terlalu baik. Dia suka kasihan melihat boss nya yang seperti tidak terurus, dia juga sangat senang lihat Alvin makan roti yang dia siapkan, atau makan makanan yang dibawa dari rumahnya.
Dan entah kenapa, dia suka jika Alvin suka pandangin badannya, dia menikmati tatapan bossnya itu. Baginya dipandangin klien atau tekhnisi atau pacarnya sendiri itu udah biasa, tapi kalau bossnya suka memandangnya dengan tatapan seperti tadi, artinya memang badannya punya daya tarik tersendiri.
Seperti kali ini, dia tahu Alvin mencuri pandang ke tengkuknya yang sengaja dia ikat rambutnya keatas seperti kebiasaannya, sehingga anak rambut yang menjuntai di lehernya, memang menggoda untuk dilihat dan dipandang oleh lawan jenis.
Dia juga tahu Alvin suka perhatian kepadanya, kadang suka membelikan pulsanya, atau jika selesai kerjaan agak banyak, suka dikasih uang jajan lebih, bagi Erika ini sangat berarti. Dia juga lebih santai dibandingkan dulu kerja di resto cepat saji, disini lebih santai, dan boss nya juga baik.
“koh, masih ada yang mau dikerjain?” jam 6 sore, dia lihat boss nya masih lagi lihat-lihat katalog, bengkel sudah mau tutup, montir sudah pada pulang, dia juga sudah mau pulang, tapi boss nya masih ada disitu dan belum ada tanda-tanda mau pulang.
“ngga ada, pulanglah kalian” perintahnya
“oke”
Erika sebenarnya malas pulang, dia suka lelah di rumahnya sendiri, mau pulang ke kostnya pacarnya juga dia malas, minta ML melulu tapi cari kerja malas. Tapi akhirnya dia kemudian memesan grab bike juga unntuk pulang.
“dijemput?” tanya Alvin
“Ngga Koh... naik grab..” jawab Erika
“oh OK”
Lalu, muncul notifikasi saldonya bertambah 300 ribu di rekening OVOnya. Erika kaget sambil melihat kearah Bossnya, siapa lagi yang suka ngisi saldo ovo nya kalau bukan Boss nya.
“Koh, ih banyak banget sih ngasihnya.....”
“ngga apa2...kamu juga banyak bantu benerin kerjaan aku....” jawab Alvin sambil senyum ke arah Erika
Wanita itu memandangnya dengan bibir agak ditekuk
“makasih yah Koh....”
Alvin menganggukan kepalanya.
“koh mau cek lagi diatas”
“iyo, biar lebih yakin aja supaya bulan berikut udah ngga salah....”
“mau aku temenin?”
“ngga usah...pulanglah kamu...kasihan udah dari pagi...”
“aku balik yah Koh.....” pamit Erika saat grab bikenya sudah tiba.
“oke....” Alvin tersenyum
Sebenarnya Erika malas untuk pulang ke rumah, di rumah kecilnya itu ada kakanya sama istrinya ikut tinggal, ditambah dia dan adiknya, membuat biasanya rumah mereka yang hanya berempat jadi ketambahan 4 orang lagi dengan keluarga kakaknya yang memang nganggur. Membuat dia dan adiknya yang masih SMA harus berbagi kamar, dan ditambah ponakannya memang semakin sesak rumah kecilnya yang hanya punya 3 kamar itu.
Pacarnya juga suka buat dia kesal, boro-boro cari kerjaan, ini malah ngedekam aja di kostannya dia. Ngojek atau jadi kurir hanya kalau lagi pengen aja. Yang bikin Erika tambah kesal ialah sekarang mentang-mentang dia udah kerja lagi setelah nganggur 2 bulan setelah dari restoran cepat saji, pacarnya sering banget minta uang rokok darinya. Tiap hari juga minta ML melulu, makanya Erika memilih untuk menyibukan kerja, pulang rumah langsung tidur dan malas urusin rumahnya juga.
Gajinya juga sering dia bagi ke mamanya, juga bantuin buat ongkos adiknya. Makanya jika ada tambahan dari Koh Alvin, dis suka simpan dan pakai buat beli keperluannya dia sendiri, seperti handbody, skincare, dan juga baju baru yang ujungnya dia pakai untuk kerja juga.
Dia senang dan betah kerja disini, tidak terasa mau dua bulan semuanya berjalan dengan baik, dan dia suka dengan dengan atmosfir kerja disana. Apalagi Boss nya baik banget buat dia, dia menikmati pekerjaannya dan berusaha agar boss nya tidak kecewa.
Setelah mandi, dia lalu makan kue lumpur yang dibawain Ayahnya, dia juga membuatkan teh manis buat ayahnya yang baru pulang kerja. Bapaknya sendiri kerja sebagai supir di toko furniture, mamanya ibu rumah tangga yang sehari hari memang dirumah saja, sehingga dia dan ayahnya jadi tumpuan mereka saat ini.
BERSAMBUNG ...