Koh, sudah pulang atau masih di bengkel? Dia teringat boss nya lalu mengirimkan wa menanyakan, karena waktu sudah mau isya.
Masih
Ih buset, udah makan? Dia ingat boss nya suka telat makan
Belum, nanti aja dirumah
Waduh, aku kesana yah bawain nasi goreng
Ngga usah, ngerepotin
Udah ngga usah bantah, aku kesana sekarang. Tungguin
Erika pamit ke ayah dan ibunya, mereka sedikit banyak tahu kondisi tempat kerjanya karena Erika sering cerita kondisinya. Lalu dia berjalan ke samping gang rumahnya, memesan nasih goreng, dan setelah grabnya datang dia cabut ke bengkel menemani bossnya.
Benar saja Alvin masih disana
“ngerepotin kamu jadinya”
“koh sakit nanti masuk angin malah lebih repot” ujar Erika
Alvin membuka pintu besinya yang disamping bengkelnya, lalu menutupnya lagi.
“kamu mau langsung balik atau?” tanya Alvin
“aku tungguin aja Koh selesai...” kata Erika
Dia lalu mengambil piring, dan gelas berisi minuman, lalu meletakan di mejanya Koh Alvin. Pria setenagh baya itu jadi terharu melihat perhatian Erika kepadanya. Fany aja ngga ada wa sama sekali nanya dia mau pulang atau gimana, ini Erika malah datang bawain makanan buat dia, bahkan menyiapkan makanannya.
Dia lalu makan dengan lahapnya, sedangkan Erika duduk di kursinya sambil bermain ponselnya, sesekali dia menjawab jika ditanya oleh Alvin. Dia sengaja tidak membalas wa pacarnya, dia memang lagi eneg dan kesal dengan pacarnya.
Selesai makannya, Alvin lalu akan melanjutkan pekerjaannya diatas. Dia mencuci tangannya lalu naik ke lantai dua, dia ingin segera selesaikan pekerjaannya karena dia kasihan Erika yang harus menunggunya, harusnya tidak lebur malah ikutan lembur dengan nya.
Tidak lama Erika menyusulnya keatas, dia membuka pintu ruang spare part yang kini adem dengan adanya ac.
“masih banyak Koh?” tanya Erika
“tinggal dikit kok” jawabnya sambil menengok ke arah Erika
Alvin sedikit terkejut melihat Erika, tadi dia datang dengan sweater merah, kini sweaternya sudah dicopot, dia dengan celana pendeknya dan tank top putih ketat, membuat dadanya terlihat penuh, dan suasananya hanya berdua ini membuat Alvin sedikit mulai menghangat badannya.
Erika tersenyum saat dia menangkap basah Alvin sedang menatap kearah dadanya saat dia sedang mengikat rambutnya, dengan tank top yang dia pakai, ketiaknya yang rajin dia cukur memang terlihat jelas menggoda.
“mantul...” sambil senyum Alvin
“apanya yang mantul...” tanya Eriak setengah malu
“ngga....” elak Alvin
“bagusan yang dirumah juga kali...” ledek Erika
“waduh....yang dirumah itu.....” Alvin tidak meneruskan kata-katanya
Erika sedikit kaget
“kenapa Koh?”
“ngga apa2....”
Meski ingin tahu, dia memilih diam dan membiarkan Alvin menyelesaikan apa yang sedang dia periksa
“udah....” ujarnya dia
“alhamdulillah, akhirnya....” kata Erika yang berdiri disampingnya
“ngga konsen gue jadinya....”
“kenapa ngga konsen gitu...” tanya Erika dengan gaya khas ABG
“ngga apa2...”
“ih Koh suka gitu...” dia menepuk pundak boss nya manja
Alvin hanya tersenyum malu, sambil melihat ke dada Erika. Di usia dia yang seperti ini ditambah dengan kurangnya komunikasi serta pelayanan dar istrinya, membuat Alvin jadi agak sedikit hilang tajinya, sehingga melihat daging empuk di depannya pun dia terlihat malu.
“dirumah kan bening banget tuh...sampe katanya kalo minum kopi, kopinya ngalir kelihatan” gurau Erika lagi
Alvin tertawa agak pahit
“orang lihatnya dari luar yah begitu, ngga tau didalamnya seperti apa....”
Erika agak kaget, meski dia tahu kondisinya si boss agak kurang diperhatikan tapi tetap aja dia agak terkejut
“Mungkin gue udah tua kali, dia juga malas urusin gue jadinya...” ujar Alvin lagi
“ih Koh mah suka ngasal ngomongnya” meski Erika tahu bahwa memang perhatian bininya kurang
“iya benar, makan aja udah jarang dia mau ladenin dan siapin, semua Mbak Ratmi yang siapin, dia sibuk ama tokonya aja....” sambil sedikit menunduk sedih Alvin bercerita
“sabar yah Koh.... “
Alvin menganggukan kepalanya
Erika benar-benar jatuh iba melihat bossnya. Dia bisa melihat bagaimana baiknya Bossnya dia ini, tidak beda-bedain, suka royal ama anak buah, bahkan dia yang baru disini aja sudah beberapa kali kecipratan kebaikan hatinya, dia jatuh kasihan
“tru malam gini Koh ngga dicariin?” tanya dia lagi
“ngga lah, malah kemarin dia marah gue ngga mancing....kayaknya kalo gue ada di rumah dia pun udah malas....hehehehe”
Lanjutnya lagi
“gue pulang juga dia udah tidur, pagi juga dia udah buru2 jalan....komunikasi kita cuma masalah uang aja ama tanya kondisi bisnis...” papar Alvin secara tanpa sadar
Waduh, kalo gitu gimana acara kentu? Tanya hati Erika. Pacarnya aja paling lama 3 hari udah minta jatah, lah ini sampe sekian lama ngga dibuangin apa ngga jadi odol?
“trus...?” tanya Erika sambil senyum bayanginnya
“trus apa?”
“jadi odol dong...” gumannya pelan
Alvin tertawa mendengarnya
“iya kali....”
“udah seusia Koh udah ngga mikir kali yah...” gurau Erika
“kata siapa lu? Mikir lah...”
“trus...??”
“yah trus apa? Kalo ngga ada lawan masa kita ngecer dimana mana...”
Erika tertawa ngakak mendengarnya, antara lucu dan kasihan
“kirain udah ngga doyan....”
“sembarang lu.... tapi kan kita ngga sembarang, masih mikir2....” ujar Alvin
Eriak tersenyum dikulum, dia tambah geli dan meledek Alvin lagi
“jadi ngga dibuang buang dong...”
“ngga lah, tahan aja....”
Mereka berdua tertawa
Mereka lalu saling diam, Koh Alvin pura-pura sibuk dengan catatannya, sedangkan Erika pura-pura lihat ponselnya.
“kamu ngga dicariin pacar kamu atau orangtua kamu disini?”
“ih Koh ini yah...memangnya aku anak sekolah apa dicariin?” ujar Erika agak geli mendengarnya
Alvin hanya tersenyum. Panas badannya agak naik, isi celananya agak pun mulai bangun, meski tidak seputih yang dirumah, Erika ini memiliki badan yang ramping dan buah dada besarnya itu terlihat menggoda dibalik tanktop ketatnya dan itu membuat dia penasaran dengan isinya.
“hayo ngeliatin apa?” tanya Erika
Alvin malu karena ketahuan sedang memandangi buah dada Erika, apalagi di ruangan sempit seperti ini, memang sangat berbahaya sitausi seperti ini, apalagi dengan kondisi Alvin yang sduah lama tidak merasakan jepitan gua istrinya
“ngga...”
“ngga apa...ngga salah....” ledek Erika lagi
Erika memang terkesan seperti memancing Alvin untuk bertindak, dia merasa kasihan dan juga entah kenapa dia seperti tersentuh dengan kebaikan Alvin selama ini, dan melihat Alvin gundah gulana, apalagi sudah lama tidak merasakan belaian lembut istrinya, membuat Erika jadi seperti ingin membantunya untuk bisa merasakan bahwa ada dia disamping bossnya,
“penasaran aja....” guman Alvin
“penasaran apa....?”
Erika tertawa melihat sosok yang seumur ayahnya itu seperti malu-malu
“ngga....kok gede gitu....hahahaha” ujar Alvin
Erika agak kaget boss nya berani sekarang
“sembarang yah...asli lho ini....” katanya sambil memegang dadanya
Erika lalu mendekat ke hadapan bossnya, kini dia memandang ke arah bossnya, seperti berani menantangnya
“nih.... lihat asli apa ngga?” tanyanya sambil mendongakan kepalanya
Alvin kaget melihat keberanian Erika, gila nih bocah berani banget
“kenapa? Ngga semulus yang dirumah?’ tanya Erika
“bbb bukan....” Alvin bingung
Dia tidak menyangka meski dia tahu kalau Erika tidak lugu-lugu amat, tapi keberanian Erika seperti ini memang diluar dugaannya, apalagi menantangnya untuk menegcek keaslian atau tidaknya bemper depan miliknya.
Melihat boss nya agak galau, dia lalu mengambil tangan Alvin, dan membawa tangan itu ke dadanya. Dia menempelkan telapak tangan Alvin tetap ke dadanya. Alvin sedikit gemetar dan bergetar tangannya, ternyata payudara Ewrina bukan hanya besar, tapi juga keras.
Tangan Alvin lalu meremas pelan buah dada Erika, dan gadis itu menggigit bibirnya, meresapi remasan lembut Alvin
“keras banget....” bisik Alvin
“asli khan?” tanya Erika genit
“iya....”
“suka ngga?”
“suka dong....”
Erika lalu membuka tanktop yang dipakainya, kini dia hanya menyisahkan bra berwarna merah muda membalut dadanya yang berukuran 34B tersebut. Sambil tersenyum genit, dia kembali mengambil tangan Alvin dan memintanya membelai buah dadanya.
Elusan diserta remasan lembut di kulitnya Erika, membuat dia sedikit merinding. Selama ini hanya pacarnya dan mantannya saja yang menyentuhnya, yang usia mereka relatif muda dan tidak berbeda jauh dengan dia, kini yang menyentuhnya adalah sosok dewasa yang sudah berusia diatas setengah abad, atau seumuran dengan ayahnya, menjadikan itu sensasi tersendiri.
Meremas gundukan buah dada yang indah dan keras menjadi ssuatu yang baru bagi Alvin, dan itu membuat dia ngaceng, ngacengnya beda dengan dia alami saat dengan Fany akhir-akhir ini, kali ini memang bangun dan minta dijepit.
Ditariknya wajah Erika, dengan ganas dan tiba-tiba dia melumat bibir anak buahnya itu, dan Erika membalas dengan penuh nafsu, ciuman bibirnya juga mambalas lumatan Alvin, bibirnya saling bertemu dan lidah mereka mulai saling bertukar.
Badan mereka kini menempel erat, dan payudara yang masih dibungkus bra itu menempel ketat di balik pelukan Alvin. Dia merasakan bahwa ada hawa lain, hawa muda dan segar yang memberinya peluang baru, dan gairah baru. Meski bukan semulus atau seindah mulusnya kulit istrinya, tapi bau wanita muda ini memang menggoda, lumatannya dan jilatannya terasa tulus dan memberinya sensasi baru, sensasi yang dikirm ke isi celananya yang kini memberontak.
Tangan Erika dengan nakalnya turun ke selangkangan Alvin, dia mengelus dengan lembut batang uzur yang mulai menegang dibalik celana bermudanya itu, dan dengan lembut dia mengelusnya, memberi semangat dengan jarinya, sementara bibirnya masih menempel dan lidahnya melumat mulut Alvin, memberi harapan bahwa ada tubuh dan kehangatan yang bisa dia bagi untuk Alvin.
Beha merah mudahnya kini talinya di pundak diturunkan oleh Alvin, lalu kancing beha di belakang punggungnya juga dicopot dan bra itu akhirnya jatuh ke lantai yang dilapisi vinil coklat, kini buah dada Erika yang besar, montok dan keras bebas terbuka.
Tangan Alvin dengan sedikit gamang menyentuhnya, putingnya masih sangat kecil karena belum pernah disedot bayi, dan ada erangan kecil saat ujung jarinya menyentuh pentil coklat itu, erangan birahi yang sertain desahan dari mulut mungil gadis muda pasrah
“suka ngga” bisiknya dengan suara serak menggoda
“suka... bagus banget....” nafasnya memburu
“beneran.....”
“iya...” sambil meremas lembut
“isepin dong.....”
Alvin langsung membuka mulutnya dan mengemut ujung pentil coklat itu, erangan dan wajah terdongak akibat serangan mulut koko tua ini membuat badan Erika jadi melengkung kedepan, ada rasa birahi yang berbeda dairpada rasa yang selama ini dia temui dari pria muda yang merasakan indahnya tubuhnya, gairah yang baru dia temui sekarang, birahi yang membuat dia merasakan indahnya sebagai wanita yang membagi sesuatu yang dia miliki untuk dapat dinikmati oleh orang lain, yang dia kasihani, tapi perlahan mungkin dia sudah sayangi tanpa dia sadari.
Bibir Alvin masih bermain dengan ganas, badan Erika tersandar di dinding ruangan sparepart lantai atas, suasana yang sepi dan ac yang berputar dingin, membuat mereka leluasa untuk saling memberi kenikmatan, dan sambil pentilnya dihisap berkali kali, tangannya dengan lembut membelai dan memberi semangat kepada bossnya, seakan memberi signal bahwa dirinya adalah milik bossnya malam ini.
“uoh....enak Koko sayang......” erangannya keluar tanpa sadar
Selesai menjilat buah dadanya, Alvin kembali mencium leher dan mampir kembali ke lidah dan mulut Erika, mereka berciuman dan saling melumat dengan ganasnya, bau khas wanita muda memang berbeda dengan bau elegan Fany, tapi ini yang membuat Alvin makin bernafsu.
Tidak ada kata puas baginya untuk melumat buat dada yang makin mengeras ini, sambil meremas pantat Erika, dia kembali melumat dengan penuh nafsu kedua buah dada yang memiliki pentil kecil, yang kini makin mengeras dan mencuat putingnya, akibat jilatan dan gigitan lembutnya di puncak payudara.
Kini tangan Alvin mulai membuka retsluiting celana pendek Erika,dan gadis itu membantunya, menurunkan celana pendeknya dan kini hanya tersisa celana dalam merah mudanya yang menempel. Dan sambil mulutnya masih mengemut buah dada itu,. Kini jarinya mulai masuk ke belahan vaginanya dari tepian celana dalam itu, dan celah sempit dengan bulu-bulu halus nan jarang disentuh dengan ujung jari Alvin, membuat Erika menjerit kecil, jari tengahnya kini menyentuh kelentitnya, dan mulai masuk ditengah jepitan pahanya, menyentuh belahannya yang mulai basah.
Serangan koko setengah abad ini membuat Erika semakin basah vaginanya, badannya bergerak tidak tentu arah, bibirnya digigit sambil menahan birahinya, bibir itu masih dengan ganas melumat buah dadanya, dan jari itu masih dengan lincahnya mengulek vaginanya, sensasi yang dia rasakan sungguh berbeda dengan yang selama ini rasakan
Dia tidak kuat dibuatnya, didorongnya badan Alvin, lalu dia membuka kaos Alvin, dia melumat bibirnya, sambil tangannya bergerak membuka retsluiting celana bermuda bossnya itu, dan menurunkan hingga hanya memakai celana dalam yang tersisa.
Erika mendorongnya kini untuk duduk di kursi yang ada disitu, dan begitu Alvin terduduk, dia membuka celana dalam Alvin hingga telanjang bulat. Batang kontol Alvin tegak benar malam ini, berbeda dengan pagi pagi saat dia hendak minta jatah ke istrinya, kali ini batangnya tegang dan keras
Tanpa membuang waktu, Erika langsung membuka mulutnya, dia melumat batang kemaluan itu dengan rakusnya. Lidahnya dan bibirnya dikombinasikan untuk memberi sentuhan lembut ke batang itu, dan sang pemilik batang pantatnya jadi tidak karuan, dia baru ini merasakan kembali sensasi di blow job oleh wanita muda seperti erika.
Bijinya dan bahkan area dekat lubang mataharinya jyga tidak luput dari ganasnya lidah Erika, Alvin sungguh dibuat takjub oleh permainan lidah anakbuahnya ini, dia hanya bisa membelai dan menekan kepalanya, rangsangan akibat jilatan dan emutan Erika membuat dia kelabakan.
Erika sendiri sangat menikmati memberi kenikmatan bagi Alvin, tidak lelah dia menjilat, sambil matanya melihat dengan mata sayu ke arah Alvin, memandang reaksi pria paruh baya yang sedang menikmati jilatannya, membuat vaginanya makin basah dan segera minta untuk diisi.
“dibawah yuk....” ajaknya
Alvin lalu bangkit, dia melihat vagina yang mulus dan bulunya dicukur rapih, berbeda dengan vagina Fany yang lebat dan tidak beraturan, atau mantan istrinya juga sama, tapi milik Erika ini berbeda, coklat, dan bulunya dicukur rapih, sehingga belahannya terlihat dengan jelas.
“Koh mau dibawah? “ bisik Erika
“Iya boleh.....” jawabnya gamang, antara bingung atau bagaimana dengan sensasi yang dia rasakan sekarang.
Alvin tidur telentang, dan Erina naik diatas badannya. Ujung kontol Alvin lalu dielus dengan lembut, ditambah ludahnya Erika sedikit diujung kepalanya, agar makin licin untuk bisa masuk ke vaginanya Erika.
Lalu dengan sedikit susah payah, akhirnya batang kemaluan Alvin masuk semua ke dalam vagina Erika. Dan ini benar-benar pengalaman baru bagi keduanya. Merasakan memek muda seumuran anaknya, dan berwarna berbeda dengan miliknya yang sah dirumah, memang sesuatu banget buat Alvin.
Juga demikian dengan Erika, entah apa yang membuat dia terpesona, sehingga dia merelakan vaginanya ini untuk dinikmati oleh boss nya yang usianya bahkan lebih tua dari ayahnya, namun sensasi yang dia rasakan memang berbeda, gaya kalem dan tenang serta diam pasrah ala Koh Alvin, disukai oleh Erika, yang kerap didominasi dalam bercinta oleh lawan mainnya.
Jepitan dan sengatan vagina Erika memang berbeda, rapet sekali alias masih keset. Mata dan mulut Alvin dibuat tidak bisa diam karena jepitannya yang erat sekali. Belum juga dia menggoyang, Alvin sudah mulai kejang-kejang dibuatnya, karena jepitan vaginanya sangat erat membetot urat kontolnya yang kini ditelan di dalam vagina itu.
Kini Erika mulai menggoyangkan pantatnya dengan penuh semangat, vaginanya menggrip batang kemaluan itu dengan erat, dan dia menikmati melihat reaksi dan ekspresi Alvin yang merem melak menikmati jepitannya
“enak sayang...?” tanyanya
“enak banget....”
“hmmmmm....’
“ngengerip banget....” bisik Alvin
“ouh...”
Sambil tersenyum senang Erika kembali menggoyangkan pantatnya dengan penuh irama dan gairah, birahinya dan sensasi untuk emnyenangkan bossnya membuat dia sangat menikamti persetubuhan ini, dimana dia tanpa dirayu dan diminta, tapi dengan sukahati memberi kenikmatan untuk Alvin, dan ini dibuktikan dengan goyangannya yang baju mundur, sambil tangannya menahan didada Alvin.
Pinggul Erika yang bergerak pelan lalu cepat, berganti sesuai dengan kata itilnya yang merasakan sentuhan batang kemaluan yang kini dalam jepitannya itu, dan dia mengontrol semua ini dengan renggutan pinggul yang dengan penuh gairah di goyang kedepan dan belakang.
Jepitan dan nikmatnya batang kemaluan yang diurut oleh vagina muda itu, membuat dia merasakan bahwa dia menjadi laki-laki sejati hari ini, dia dibuatnya tenggelam ke oleh arus birahinya, dan jepitan itu membuat uratnya kini semakin tegang dan semakin dia jadi tidak kuat menahan.
Alvin memegang pantat Erika untuk menahan agar jangan menggoyang dulu, dan Erika mengerti isyarat tersebut
“kenapa sayang?”
“tahan dulu...”
“tahan kenapa....”
“iya...tahan dulu...”
“udah ngga apa2....Koko keluarin aja dulu sayang “ ujar Erika dengan lembut
“ngga ah....maunya bareng...”
“ngga apa2 sayang....keluarin dulu yah....” bujuk Erika dengan lembut
Dan akhirnya dia tidak mampu menahan, meski pantat itu tidak digoyang, tapin jepitan Erika tetap bekerja meremas kontonya dengan otot vaginanya yang berkedut kedut, dan itu membuat alvin sulit menahan orgasmenya
Matanya seakan tinggal putihnya, bibirnya digigit sendiri, lidahnya seakan keluh, dan kemuadian dia berteriak tanpa sadar
“ngga kuat gue........argghhhhhhhh....arghhhhhhhh.......”
Orgasmenya pun tiba, batang kemaluannya menyemprotkan cairan ke dalam vagina Erika, yang sambil senyum tetap menggoyangkan pantatnya dan meremas kontolnya dengan vaginanya, seakan menyedot habis isi kontolnya yang menyemprotkan cairan kenikmatannya.
Kenikmatan yang benar-benar berbeda dirasakan olehnya, vagina yang baru, jepitan yang mantap, serta temapt bercinta yang benar-benar diluar ekspektasinya selama ini, dan indahnya pelayanan yang diberikan Erika, membuat semua cairan orgasmenya tumpah ruah.
“enak Koh...” tanya Erika sambil memelukanya yang sedang rebah dilantai vinil itu
“banget....gila jepitannya...” jawabnya sambil terengah engah
Ciuman dan sentuhan bibir Erika kembali menempel di bibirnya. Gila pikir Alvin, servis anak muda ini benar-benar yahud abis, beda dengan Fany yang dingin dan sudah kayak gedebog pisang aja kalau dia minta jatah.
Erika lalu bangun dari atas pangkuannya dengan sedikit tertatih
“aduh...banyak banget sampe meleleh begini” ujar Erika sambil tergopoh gopoh lari ke kamar mandi diluar ruangan itu.
Alvi tersadar sekitika, dia seperti tidak percaya dengan apa yang dia alami, barus saja dia meneiduri karyawatinya sendiri. Namun rasa dan kenikmatannya memang benar-benra berbeda dari yang dia dapti di rumah, goyangan serta servisnya Erika membuat dia melayang. Gila enak banget deh....pikir Alvin
Dia lalu menyusul Erika ke kamar mandi, untuk mencuci batangnya yang basah akibat jepitan memek Erika.
“enak ngga...” tanya Erika lagi
“banget...”
“tadi ngga apa2 buang didalam...” tanyanya kuatir
“ngga sih, aku lagi ngga subur beberapa hari ini, karena baru kelar mens dua hari lalu” ujarnya memberi ketenangan pada Alvin.
Erika memeluknya, lalu menyiram dan memberi sabun ke batangnya yang sudah loyo itu, kemudian menyiramnya lagi.
“kamu belum yah...” tanya Alvin pura-pura bego
“ngga apa2....malam ini Koko aja duluan yang keluar...”
“ah ngga ah....mau gue apain biar keluar...”
“ngga usah..... malam ini buat Koko...” ujarnya smabil membelai pipi Alvin
“besok2 baru aku juga minta dikeluarin yah....” senyumnya manis
Alvin memeluknya dari belakang dan mencium pundaknya
“makasih yah....”
“iya....asal janji.... jangan mainin aku...”
Alvin kaget
“udah tua gimana mau mainin aku?”
“iya kali aja, mau cobain memek lain...” ujar Erika tertawa
Alvin memeluknya, sambil meremas buah dadanya yang keras itu.
“besok-besok boleh minta lagi?”
“boleh dong....aku ini khan udah pasrahin semua ke Koko.... Koko atur, jangan sampai ketahuan cici dirumah, ketahuan anak2 montir, kita mainnya cantik...” bisik Erika lagi
“ini semua aku pasrahin ke Koko.....”
Alvin tersedak mendengarnya, dia bagaikan mendapat surga dunia baru mendengar penuturan Erika. Kini dia tidak akan peduli dengan cueknya Fany lagi, bagi dia sensasi bercinta dan pelayanan Erika kali ini memberinya pengalaman dan dimensi baru, yang rasanya membuat dia kembali bersemangat dan merasa kuat lagi.
Dia memeluk Erika dengan erat, menghujaninya dengan ciuman yang penuh kemesaraan, sambil merasakan hangatnya buah dada segar yang menempel ke dadanya.
Sedangkan bagi Erika, dia selain bahagia bisa memberi pelayanan buat bossnya, dia merasa senang dan ada sensasi tersendiri bercinta dengan pria yang lebih tua dari darinya. Masalah orgasmenya sering kalah, toh pacarnya yang usianya jauh lebih muda juga tumbang duluan kalau ML sama dia. Mendingan sama Koko, hidupnya pasti lebih terjamin, dan tentunya dia akan lebih stabil setidaknya dari sisi ekonomi nantinya.
BERSAMBUNG ...