Gagalnya percintaan di pagi hari membuat Fany jadi gemes dan sekaligus jadi sange karena pentungan yang sedang enak-enak didalam lubangnya yang becek justru gagal membuahkan hasil di ujung pertempuran
Ibarat sedang main bola, keunggulan di depan mata sirna oleh gol telat di injury time, dan semua akhirnya jadi kentang dan tanpa hasil, padahal sudah mendekati peluit akhir pertandingan, gara-gara panggilan Mbak Ratmi.
Seharian di Toko, Fany sering curi pandang dengan Ale, dan sebaliknya Ale juga sering curi pandang ke Ci Fany. Melihat Fany pagi ini membuat Ale semakin berbunga hatinya, meski dia tetap harus bisa menahan dirinya untuk tidak berlebihan sikapnya.
Cuma sekarang majikannya ini memang selalu buat Ale jadi berjendol isi celananya. Pagi ini dia memakai baju ketat, u can see atau biasa disebut lekbong, dan sering sekali dia pura-pura angkat keteknya di depan Ale, sambil membusungkan dadanya yang indah itu, sepertinya dia sedang meledek Ale.
Hal ini membuat Ale makin blingsatan kayak cacing melihatnya, dia lalu dengan segera menuju ke gudang belakang, daripada kepala pusing mikir isi celana selalu menunjuk ke arah jam 12 tegang, lebih baik beta kerja keras sudah, nanti malam lagi beta sikat Ci Boss.
Tiba=tiba ponsel Ale berbunyi, ada nomor tanpa nama muncul….aih siapa jua ini pikir Ale
“Halo…”
“Halo Ruslan, apa kabar kau Black…” suara cempreng perempuan diujung sana
Teng, Cuma satu orang yang panggil dia seperti itu
“Eih, usi Mince….apa kabar?”
“sombong bener sih, main doing ke Grogol”
“oh, jika beta nda sibuk beta main”
“ah sok sibuk lu, Black… pas libur mainlah kesini”
“iya nanti beta main…”
“bawa makanan yah…. Lu dengar-dengar udah bagus kerjaannya, ajak jalan2 lah kita…”
“iya nanti beta kesana”
“ngga kangen lu ama gue….” Goda Mince
Dalam hati Ale, kau sudah barangnya bau, pantat burik, banyak maunya lagi. Ngga tau si Mince Ale sudah naik kelas mainannya.
Ale langsung tutup telp alasan sibuk, Mince jadi kaget karena Ale tiba-tiba tutup telpnya.
Sibuknya Ale melayani pelanggan siang ini, mulai dari antar barang pemesan, merapihkan barang-barang yang baru datang, hingga memindahkan pasir dan kerikil yang sudah sedikit stocknya ke tempat yang baru, sehingga jika ada yang stock baru datang bisa diletakkan disitu lagi.
Tidak terasa sudah sore, Fany pulang menumpang mobilnya Ale karena tadi juga berangkat dia naik grab, maka kali ini pulang dia bareng Ale. Sambil di mobil pickup, Fany dengan cueknya mengangkat ketiaknya menggoda Ale, dia tahu Ale bertanduk melihat gaya dia hari ini…
“nanti malam di kamar lu aja yah…” ujar Fany
Ale pura –pura kaget
“siap Ci Boss…”
Fany tersenyum
“kentang lu tadi yah? Lu keluarin ngga pake tangan?” goda Fany lagi
“tidak Ci Boss, takut telat saya ke toko..” Ale senyum malu
“Ya sudah, jangan capek2, nanti malam abis mandi, Mbak Ratmi naik keatas gue datang”
Fany sudah tidak malu-malu lagi sekarang mengucapkan itu di depan Ale, sedangkan Ale hanya tersenyum malu mendengarnya. Dia dia-diam melirik ke paha majikannya, dan buah dadanya, pemandangan yang indah.
“lihat lihat aja, ngga usah malu-malu jika hanya berdua” sindir Ci Fany saat menangkap basah pandangan Ale melenceng dari jalan dan hinggap ke paha dan dadanya…. Ale tersenyum malu…
“maaf Ci Boss…”
Fany tersenyum melihatnya, yang membuatnya nyaman ialah sikap Ale yang tidak pernah kurang ajar, meski hubungan mereka sudah jauh, dia tetap menghormati dan menempatkan Fany sebaagi bossnya dia, bahkan saat mereka hanya berdua.
Setiba dia dirumah, mobilnya Ko Alvin sudah ada di parkiran. Ale lalu memarkir kendaraannya di halaman luar, Fany lalu masuk dan Ale seperti biasa melanjutkan rutinitas mencuci mobil dan beres-beres.
“Sabar kau, malam ini kau dapat jatah lagi…” Ujar Ale ke isi celananya yang sering banget bertingkah sekarang.
Selesai dia menuntaskan tugasnya, Ale lalu mandi dan bersih-bersih, isi kepalanya benar-benar kacau malam ini, setelah merasakan malam indah tadi malam, lalu gagalnya tadi pagi, kali ini batang hitamnya ini benar-benar bertingkah, bangun dan tidak karuan bergerak apalagi saat disabunin.
“sabar kau…pukima betul kau ini, beta aja sabar kau malah tidak sabar…” bisiknya dia ke ular hitam kesayangannya….
Selesai mandi, dia makan mengisi perutnya, minum air putih yang hangat, lalu sikat gigi bersih-bersih, menunggu sang permaisuri turun dari tahta menuju ke peraduan pangeran black Ruslan Abdul Pettu, yang sudah standby menunggu.
Sambil melamun dan membayangkan indahnya malam ini, Ale membuka ponselnya dan memutar youtubenya sambil dengar lagu dari Doddy Latuharhary, Janji Putih. Satu lagu lewat, masih belum muncul, 2 lagu berlalu juga masih belum muncul.
Tiba-tiba dia mendengar seperti orang sedang ribut di dekat garasi yang kebetulan dari kamarnya ada akses ke garasi mobil, seperti suara majikannya sedang berbicara dengan keras, membuat Ale lalu membuka pintunya dan keluar menengok…
“ Lu ngga mancing malam ini?” Suara Ci Fany
“ Ngga” jawab Alvin
“Kenapa lu ngga mancing?” suara Fany meninggi
Ale kini berdiri tidak jauh dari suami istri yang sedang berbicara itu, nampak Fany dengan daster mini dan talinya tipis, terlihat seksi sekali. Sedangkan Alvin sedang memegang kandang burung yang tadi sudah dicuci oleh Ale.
“ya ngga apa2, anak-anak lagi pada ngga mau mancing”
“yah lu aja sana pergi mancing sendiri” perintah Fany
“ogah gue, sendirian mancing kayak orang bego..”
“lah, bukannya emang lu bego, makanya mancing melulu tiap malam?”
“yah malam ini gue ngga mancing masa lu paksa gue pergi…” tanya Alvin heran…
“udah ah, bodoh…” Fany berbalik dan sempat menengok ke arah Ale, lalu masuk ke rumahnya sambil membanting pintu samping.
Alvin geleng kepala sambil melihat ke Ale….
“lu lihat tuh boss lu… gue mancing salah, ngga mancing diomelin??” ujar Alvin ke Ale…
“Pusing ngga lu tuh jadi laki?” tanyanya lagi
Ale hanya tersenyum…pahit….
“males gue ladenin, kalo perempuan diladein makin nyerocos nanti…” sambungnya lagi, sambil menggantung kandang burungnya di garasi, lalu masuk ke dalam menyusul istrinya.
Kata Ale dalam hati, jangankan bini lu Boss, gue juga marah lu ngga mancing malam ini…..kepala Ale langsung pusing tujuh keliling, terpaksa malam ini colong kolor Ci Fany lagi alamatnya kalo Koh Boss tidak melipir keluar.
Ale masuk kamar lagi, meski mengomel dalam hati, Ale tetap sabar menunggu dan membesarkan hatinya, dia percaya bahwa akan berbahaya juga jika dipaksakan, sebab jika gegabah bisa terbalik dunia ini bagi dia, dan dia tidak ingin bikin majikannya yang perempuan malu. Meski galak dan suka marah, tapi dia tahu Ci Fany baik hatinya, apalagi sekarang, semakin baik hatinya dia ke Ale.
Tiba-tiba pintu kamarnya diketok pelan
“ale…” panggilan dari luar, suaranya Ci Fany
“siap Ci Boss..’ Ale menjawab cepat dan berdiri membuka pintu
Fany berdiri dengan daster yang dia pakai tadi, putting buah dadanya menempel terlihat dibalik dasternya.
“Alvin ngga pergi…. “ ujar dia kesal
“Iya ngga apa2 Ci Boss, beta standby tunggu perintah aja….” Jawab Ale polos
Fany berbisik pelan
“besok lu standby jam 7, toko kita buka jam 12 aja, kita besok berangkat untuk beli pasir pagi-pagi” perintah Fany
“iya siap Ci Boss..”
Lalu Ale teringat…..
“Ci Boss, khan pangkalan pasir jam 10an baru buka” tanya Ale dengan polos
Fany kesal melihat Ale ngga ngerti-ngerti.
“ih…bodoh lu ah…. Mau jam berapa aja dia buka besok jam 7 lu jalan ama gue, pake avansa, cari pasir…” agak mendelik sedikit wajahnya Fany
Ale segera mengerti…
“iya siap Ci Boss…..”
“besok kita cari tempat yang enak, biar ngga ada gangguan…” bisiknya lagi
Fany tersenyum simpul…. Dia gemas melihat wajah Ale yang agak bingung, dia tahu Ale juga tersiksa akibat gagal crot tadi pagi, dan malam ini juga berantakan. Dia sudah browsing bahwa ada hotel jam-jam an kearah pangkalan pasirnya besok.
Dia ingin bercinta tanpa ada gangguan, dan dia bisa bebas berteriak saat menikmati tusukan batang Ale yang besar dan keras itu, sambil mengeksplore berbagai macam gaya, dan jika dirumah pasti tidak leluasa.
Fany lalu mencium mesra bibirnya Ale, sambil tangannya mengelus tongkat sakti yang tegang sekali melihat putri raja didepannya yang dengan daster mini yang seksi…
“suruh dia sabar yah….” Fany melumat bibir Ale dengan cepat.
“malam ini pake tangan dulu yah…”godanya sambil senyum dikulum
Ale galau…
“siap Ci Boss…”
Sebelum Fany berlalu, dia teringat sesuatu…
“nih…” dia dengan cepat mengangkat dasternya sedikit, lalu melepaskan celana dalamnya, dan menutup wajah Ale dengan celana dalamnya yang baru dicopot….
” Pake ini aja dulu malam ini..”
Mencium Ale lagi lalu bersiap ke kamarnya kembali
“jangan lupa pagi ditaruh lagi ke cucian yah…”
Fany lalu berlalu ke kamarnya dengan tanpa menggunakan celana dalam.
Ale hanya bisa mengelus biji akhirnya, karena malam ini terpaksa swalayan lagi alias 5-1 sambil mengelus tongkat hansipnya, yang malam ini gagal beraksi dan mendarat ke landasannya Ci Fany, gara-gara ada satpam yang berjaga jaga.
BERSAMBUNG ...