Ale yang terbiasa bangun subuh, terbangun di jam 5.30, dia melihat Ci Fany masih mengorok dengan enaknya, tangannya naik keatas memperlihatkan ketiak indah taman hatinya yang mulus, mukanya miring ke kiri, dan pahanya menekuk sebagian.
Selimut sudah tidak jelas entah kemana, buah dada yang kanan sedikit mengintip, membuat Ale punya barang naik lagi, secara tadi malam mau nambah menu, yang punya resto langsung tutup warung karena kelelahan. Sepertinya jalan ke CP dan TM, ditambah digocek Ale membuat dia tidur lelap.
Ale membuka sedikit selimutnya, maksud hati ingin buka selimut, lalu lihat dan jilat memek gondrong milik Fany, tapi dia teringat pesan Mamanya dia….Ale, jadi orang harus tahu diri… jangan gelojo atau kemaruk, cukup dengan apa yang sudah dikasih…
Meski murung hati, dia ikut apa kata hatinya. Dia turun dari tempat tidur, pakai celana pendeknya yang sudah dilantai, pakai kaos, buka pintu pelan-pelan, sambil mengintip jangan-jangan ada Mbak Ratmi sudah bangun, lalu mengendap ke kamarnya.
Setiba di kamar, Ale dibuat bingung, dia seperti mimpi merasakan nikmatnya bercinta tadi malam. Dia mengaca dirinya di kaca di pintu lemari bajunya, sambil melihat wajahnya yang tidak kunjung tampan, bahkan dimatanya dia selaku pemilik wajah…. Tapi saat dia melirik kebawah, kintong saktinya menganguk angguk seperti menertawakan wajahnya…. Ale tidak berhenti memikirkan betapa beruntungnya kontolnya, bisa merasakan memek indah milik bossnya, bahkan tadi malam seperti suami istri…..Ale jadi ingat memeknya Mince yang suka bau terasi sedikit, belum lagi pantatnya sering ada burik dikit, sudah gitu susah ngasih juga jika diminta Ale….
Tapi Ci fany tadi malam seperti bidadari turun di Gunung Gamalama, menyapa pangeran arang bernama Ruslan Pettu…. Ale geleng-geleng kepala, benar-benar rejeki tidak kemana jika dipikir, apalagi tadi malam ciumannya mesra sekali, macam ciuman suami istri beneran, membekas di hati Ale…
Ah sudahlah….sekarang beta babu lagi statusnya….langsung keluar kamar, mulai dia mengerjakan tugasnya lagi….. ambil selang dan sapu, memulai kerja rutinnya….
Fany terbangun jam 7 lewat sedikit, meski kaget karena terbangun di ranjang depan, dia masih mengingat dengan jelas pertarungan kutub hitam dan kutub putih tadi malam, dan dilihatnya Ale sudah tidak ditempat, melihat celana dalamnya juga masih melekat di badannya, artinya tadi malam Ale benar-benar menjaganya dalam tidur….
Di bangun, melipat selimut, lalu memakai dasternya kembali, dan naik keatas untuk taruh selimut yang dipakainya di tempat cucian. Saat melihat Mbak Ratmi sedang menyapu, dia lalu memberi instruksi ke Mbaknya…
“Mbak, ngga usah masak sarapan, nanti gue makan di toko aja, Ale juga nanti biar gue beliin nasi uduk buat dia…”
“oke Ci…”
“trus, yang dibawah nanti aja beresinnya siangan, kasian kamu kemarin kerja seharian ngurus orang-orang banyak”
“makasih Ci…” Mbak Ratmi senang mendengarnya….
Fany lalu turun kebawah, dia mendengar suara ceburan air dari kamar mandi Ale….
Dia tersenyum….. lagi mandi si nyong….
Fany masuk ke kamarnya, mengambil membuka dasternya dan celana dalamnya, lalu melilitkan handuknya ke tubuhnya….
Tok tok tok….
Ale kaget kamar mandinya digetok….dia lalu membuka pintu kamar mandi, dan didepannya Ci Fany dengan handuknya berdiri…langsung masuk ke kamar mandi bareng Ale…..
“gue mandi disini boleh kan?”tanya Fany genit
“bo bolehs sekali ci Boss….”
Fany membuka handuknya, lalu menaruh shampoo dan sabun cair wangi miliknya di samping bak mandi….lalu menciduk air mandi dan menyiram ke seluruh badanya, sementara Ale hanya bisa membalurkan sabun disekujur badannya, sambil melihat majikan cantiknya di depannya sedang menyiram badannya sediri…
Memang Rejeki tidak kemana Ruslan….. pikirnya dia…
Setalah memberi shampoo, mengucek kucek kepalanya, lalu dia menyiram kembali untuk membilas shampoo di kepalanya, lalu mengambil sabun cair, memberi ke tangannya Ale…
“Le, sabunin dong…” ucapnya manja…
Ale rasanya tidak percaya, pagi begini bisa mandi bersama wanita pujaan hatinya…. Sambil setengah gemetaran, dia mengambil sabun tersebut, dan mulai menggosokkan cairan itu dengan telapak tangan, mulai dari punggung….lalu turun ke pinggangnya, pantatnya yang semok, belakang kakinya, semua disabunin Ale.
Meski sudah merasakan tadi malam enaknya bercinta dengan penuh penghayatan, namun Ale masih tetap saja gemetar menghadapi pemandangan seperti ini, badan mulus yang pebuh dengan busa sabun, membuat penis Ale kembali menggeliat….
Kulit putih yang menurut Ale, jika lalat mempir pun bisa terpeleset, apalagi kalau tanganya yang mampir, bisa terpelesat ke lubang kenikmatan….
Fany lalu berputar dan kini menghadap Ale, sedangkan Ale masih sambil berjongkok menyabuni kaki majikannya, dia menyabuni telapak, jari-jari kaki, naik ke betis yang mulus, paha yang padat, lalu mampir ke pangkalan rambut hitam ditengah tengah paha..
Auh…” Fany sedikit menggelinjang saaat Ale mengusap vaginanya dengan sabun cair. Lalu Ale naik ke perut, dan singgah ke buah dada montoknya, sambil menyabuni dengan lembut, Ale meremas buah dada besar itu…
“Ale… ada Pak Hansip yah….” Tanya Fany sambil senyum berbisik…
“Pak Hansip??”
“iya…itu bawa pentungan hitam…” ledek Fany sambil memegang pentungan Ale yang sedang mengeras…
Ale tertawa pelan….
Bibir mereka lalu bertautan dengan penuh gairah, badannya saling bertemu dan berpelukan diantar busa-busa sabun dibadan mereka, tangan Ale meremas pantas Fany dengan gemas, sedangkan batang kemaluannya semakin kencang….
Fany meremass dengan lembut dan gemas batang kemaluan hitam yang besar milik Ale, busa sabun membuat tanganya licin dan menyenangankan rasanya memegang urat yang kini tegang dan berdiri keras itu.
Sedangkan Ale dengan lembut membelai buah dada indah milik Fany, dengan jarinya dia menjepit dengan kedua jarinya, lalu diremas dan kadang dihisiap dengan mulutnya bergantian, membuat payudara itu semakin keras.
Kondisi yang sambil berdiri dan di kamar mandi yang sempit tidak membuat mereka kesulitan, malah semakin membara nafsu dan keinginan untuk bercinta pagi ini. Ale menyiran memek Fany dengan air, agar sabunnya hilang, lalu sambil berjongkok dia mulai melumat vagina itu dengan bibir dan lidahnya.
Fany merintih dengan setengah meringis saat lidah Ale masuk dengan basahnya membelah belahannya, wajahnya yang putih kini kemerahan mendapat serangan lidah nakal Ale, sementara kakinya diangkat ke bak mandi, dan tangan Ale meremas remas pantatnya, saat lidahnya menjulur di belahan vagina Fany.
“masukin Le….” Perintah Fany….
Fany menegakkan badannya, Ale juga berdiri memposisikan badanya agar kontolnya sejajar dengan vagina Fany, kaki Fany diangkat sebelah ke atas dudukan toilet, dia bersandar di dinding, lalu kontol tegang itu dielus elus dan segera diarahkan untuk masuk ke vaginanya yang basah dan siap untuk disodok.
Kontol Ale yang sudah tegang kemudian masuk menerobos dinding vagina Fany, Fany terdongak wajahnya, kontol besar yang masuk membuat dia sedikit terbuka dindingnya, apalagi dengan posisi berdiri seperti ini.
Ale mendiamkan sejenak barangnya didalam garasi becek milik Fany, lalu mulai menggoyang pelan dengan penuh penghayatan. Badannya sedikit melengkung, kadang bibirnya menyerobot bibir Fany, sambil tanganya menahan pantat Fany, dan pantatnya bergoyang seirama memaju mundurkan batang kemaluannya ke dalan vagina Fany.
Kamar mandi kecil itu seketika sesak dan berubah menjadi kamar penuh gairah, sabun, air, cairan vagina bercampur menjadi satu disaat kontol ale masuk keluar di dlam vagina Fany, Ale tersenyum manis melihat Fany yang tersengah engah dan sedikit meringis saat kontol besar itu bergerak keluar masuk.
“ganti Le….” Ujar Fany lagi….
Ale mencabut batang kemaluannya, meski posisinya juga lagi enak dan sedang menikmati jepotannya, mendengar perintah Fany membuat otak Ale terprogram secara otomatis untuk mengiyakan baik dari mulut maupun gerakan.
Fany lalu berpegangan di pinggir bak mandi, pantatnya menungging, dan ale melihat vagina belahannya yang terlihat indah dari belakang, langsung batang kontolnya bangun dank eras lagi, sebelum dia menancapkan kembali batang saktinya, dia menjilat dulu vagina Fany dari belakang…..lalu setelah basah, dia pun masuk menyodok dengan keras…. Membuat Fany sambil menengadahkan wajahnya keenakan.
Pompanan Ale kini makin variatif, sambil meremas pantat Fany, dia menggoyang dengan berirama, batang hitamnya masuk keluar dari vagina kemerahan itu, dan dari atas Ale melihat punggung Fany yang mulus, kadang dia menjilat punggung mulus itu.
Kini sambil menggoyang dan menimati keluar masuknya kontolnya di memerk fany, dia lalu meremas buah dada Fany yang bergeral ke bebas, diremasnya dari belakang, sementara batangnya masih berjuang keluar masuk di dalam gua sempit itu.
Fany merasa orgasmenya sebentar lagi sampai, dia merem menikmati sodokan Ale….. tangannya yang memegang pinggir bak mandi, tiba—tiba terpeleset karena licin dan ada sisa sabun…akhirnya tangannya tanpa sengaja menyenggol botol sabun cair dan shampou, serta gayung…. Semuanya jatuh ke lantai dan berbunyi kencang membuat mereka berdua yang sedang menikmati keluar masuknya batang Ale yang tegang, jadi kaget….
“ale…….lu kenapa?” Teriakan dari luar kamar mandi…
Ale dan Fany panik, ada suara Mbak Ratmi di depan. Smbil menutup mulut Fany….Ale menjawab…
“Aman Mbak, kesonggol doang..”
“lu ngga apa2 kan….??
“ngga mbak…’
Lalu terdengar langkah Mbak Ratmi menjauh….kontol Ale langsung lemas….. Fany apalagi…. Dia jadi deg-degan….hampir saja kegep dia berdua.....
Langsung menyiram badannya semua….membungkus badannya dengan handuk, mengintip sebentar diluar, lalu Fany segera kabur kembali ke kamar…..
Ale pun lemas….pak hansip tongkatnya terpaksa disimpan lagi karena gagal beraksi di pagi hari….
BERSAMBUNG ...