𝑲𝒐𝒑𝒊 𝑺𝒖𝒔𝒖 14 𝑴𝑼𝑵𝑮𝑲𝑰𝑵 𝑷𝑬𝑹𝑳𝑼 𝑪𝑶𝑩𝑨 𝑻𝑬𝑯 𝑻𝑨𝑹𝑰𝑲

 





Panas menerjang membuat Pak Wandi dan Kebot segera menepi di area gudang belakang, sambil membuka nasi bungkusnya yang tiap hari dapat jatah untuk makan siang dari Boss. Pak Wandi membuka botol aqua isi ulangnya yang sering dia pakai untuk setiap hari minum.

“beh, si Ale enak bener yah...di depan aja terus dia ama Ci Boss..” ujar Kebot

“ah lu mah.... mau lu didepan gantiin dia?”

“ya ngga sih....”

“yah udeh, ngga usah brisik lu.... dia emang ngga bisa diam orangnya, makanya disayang ama Boss” ujar Pak Wandi

“iya yah, gue lihat Boss laki ama perempuan sayang betul ama dia...”

“jangankan Boss, gue aja sayang ama die... lu liat aja kerjanya ngga ada berentinya....”

Kebot menyuap nasi bungkusnya pake tangannya

“bersyukur punya teman rajin kayak die, malas lu ketolong...” jawab Pak Wandi

Ale memang benar-benar perkasa, siang hari saat temannya pada makan diang dan leha-leha, dia masih sibuk bantuin kekasih gelapnya melayani pelanggan yang ngga ada hentinya, bahkan kadang makan siangnya suka dirapel atau dimakan saat ikut antar barang dengan Pak Wandi.

Fany dibuat semakin kesemsem dengan sihitam manis yang perkasa ini. Gara-gara memeknya sering diojos sama Ale, dia merasa sekarang hubungan perkontolan dan permemekannya dengan Alvin semakin hambar, ibarat kata, seringnya petungan hansip yang nyambukin, giliran disambit pake sumpit, ngga berasa.

Ditambah lagi memang mereka jarang berhubungan bahkan sebelum adanya affair dengan Ale, bisa dibilang Fany memnag sudah jarang melayani Alvin. Dan Alvin juga seperti dilanda kebosanan atau mungkin karena sudah berumur, dan tidak ada komunikasi dengan diantara mereka berdua, membuat mereka semakin jauh dan enggan untuk bercinta serutin dulu.

Ale sendiri, bagi dia semua itu bukan urusannya. Sepanjang dia bisa kerja, makan enak dan dapat gaji, dia tetap berupaya untu kerja sebaik mungkin. Masalah dapat kenikmatan baru dengan Ci Boss, bagi dia itu anugerah yang sulit ditolak, tapi dia tetap menjaga sikapnya baik di depan Fany maupun Alvin.

*********​

“Koh, sparepart Busi, Kampas Rem, Bearing Roda, Seal Karet ama Kabel Kopling sduah pada habis, tinggal sedikit stoknya,” lapor Erika ke Koh Alvin yang sedang duduk di ruangannya di dalam bengkelnya.

“lu telp aja ke distributornya, minta semua sesuai dengan kebutuhan kita” jawab Alvin

“oke Koh....”

Tidak lama kemudian

“Ko, mau bubur kacang ngga?” tanya Erika

“beli dimana?”

“ngga beli, dibuatin nyokap dirumah”

Alvin agak bingung, namun akhirnya dia mau

“boleh deh, gue cobain....”

“ntar aku ambilin yah.....taruh di gelas yang hijau aja yah....”

Alvin sedikit banyak terbantu dengan masuknya Erika sebulan terakhir ini, setelah admin yang lama terpaksa dia berhentikan, karena bermain curang dengan memanipulasi semua laporan opname, padahal sudah 3 tahun ikut dengannya.

Kini penggantinya sudah sebulan lebih masuk, dan kerjaannya sangat rapih dan cepat, meski rada suka masih kayak abg kelakuannya, tapi pekerjaannya sangat bagus dan cekatan, Alvin banyak terbantu dengan adanya Erika.

Usianya baru 23 tahun, atau setahun lebih muda dari usia anak keduanya, membuat Alvin suka ketawa jika dia mengomeli tekhnisi-tekhnisi yang suka menggodanya. Dia sedikit cerewet dibandingkan pendahulunya, itu yang membuat dia suka digodain.

Buat Alvin itu biasa saja, namanya juga anak-anak muda. Setahu dia Erika juga sudah punya pacar karena dilihatnya suka menjemput atau mengantarnya ke bengkel. Sama –sama ABG juga kelihatannya, dan buat Alvin itu urusan pribadi masing-masing, dia tidak mencampuri urusan kerjaan dengan urusan pribadi.

Tempat duduk Erika sendiri biasanya didalam disamping Alvin, karena dia yang mengurusi semua spare part, pembayaran biaya servis dan lain-lain, jika sudah selesai menemui kostumernya, dia lalu kembali duduk didalam, seperti kali ini.

Dia menyodorkan bubur kacang ijo, di mangkok lengkap dengan sendoknya

“Ko, ini mangkok aku pisahin yah sama sendok, jadi kalo Ko mau makan ngga digabung dengan yang lain”

“ngga apa-apa kali”

“jangan dong, masa boss ama anak buah piringnya sama? “ matanya dan bibirnya sedikit ditekuk “ lagian anak-anak makan suka jorok”

“oh, ya sudah....”

Erika lalu duduk disamping Alvin, lalu bangkit lagi dan mengambil air minum di gelas yang besar

“besok bawa gelas sendiri dari rumah yah Ko, biar ngga digabung sama yang lain”

“iya...”

Alvin senang mendapat perhatian dari Erika, meski usianya masih sangat muda, tapi pemikirannya sedikit berbeda, dan sering memperhatikan dirinya. Bahkan hal-hal kecil seperti gelas dan piring pun dia perhatikan.

Dia sedikit melirik ke Erika yang duduk disampingnya, gadis itu dengan baju ketat ala abg, celana jeans yang juga tidak kalah ketat ala skinny jeans yang ketat, membuat area bawah punggungnya terlihat mengintip, celana dalam ungunya juga ikut keluar terekspose saat baju ketatnya agak naik keatas.

Alvin jadi agak-agak terganggu juga jadinya. Di usia 23 tahun, buah dada Erika memang lumayan besar dibandingkan badannya yang langsing, baju ketat yang dipakainya sering jadi bahan tontonan para tekhnisi terkait ukuran buah dadanya dan pantatnya yang lumayan padat.

Kulitnya sawo matang, namun mulus, dan wajahnya sih bisa dibilang biasa saja, khas abg, rambutnya yang lurus sebahu suka diikat atau dicepol, hingga leharnya suka terlihat menjuntai anak-anak rambutnya. Tapi yang istimewa dari gadis ini ialah ukuran bemper depan dan belakangnya yang montok dan berisi, ditambah pakaian ketat yang suka dia pakai, lama-lama jadi perhatian Alvin juga.

Jika dengan tekhnisi atau custumernya dia agak galak dan cenderung jutek jika ketemu yang iseng, beda halnya jika sama Alvin, dia sangat perhatian. Alvin datang pagi hari suka ditanya jika mau minum apa? Mau sarapan apa? Jika belum ditawarin apa mau dipesankan nasi uduk, apa mau dibuatkan roti. Karena di kantor Alvin di dalam disediakan roti dan mentega khusus buat Alvin.

Hal-hal kecil seperti ini yang dia tidak pernah rasakan selama berumahtangga dengan Fany. Memang Fany suka menyiapkan sarapannya, tapi lebih ke kewajiban semata, bukan dengan perhatian yang manis seperti yang dia dapatkan beberapa hari belakangan ini dari Erika.

Sebaliknya Alvin karena terbantu oleh Erika, dia lebih sering membantu dengan kasih pulsa atau gopay, karena jika dia kasih uang, dia merasa nanti membedakan Erika dengan tekhnisi yang kerjaannya lumayan berat di bengkel.

Lama kelamaan Alvin pun menjadi mulai terbiasa dengan perhatian kecil dari Erika, ditambah dengan hubungannya dengan Fany juga semakin dingin. Entah kenapa dia kurang bergairah dengan Fany belakangan ini, mungkin pernikahan yang sudah menginjak diatas 10 tahun, membuat seks jadi hambar dan dingin, dan nayris tidak ada komunikasi lagi diantara mereka terkait bagaimana menghangatkan ranjang mereka, mungkin karena menikahnya juga bukan atas dasar cinta, sehingga sekarang semua lebih sibuk dengan urusan masing-masing.

Bahkan saat dia menyampaikan bahwa akan ada Erika menggantikan adminnya yang lama, Fany cuek saja, dia hanya bilang asal jangan sampai terulang lagi ada yang nyolong seperti admin yang lama. Ingin tahu atau ikut menyeleksi karyawan di bengkel bahkan Fany tidak ingin ikut campur.

Dan sore ini, saat bengkel sudah tutup, tinggal dia dengan Erika yang tersisa. Badannya Alvin agak kurang sehat belakangan ini, dia agak lesu dan banyak buang air, sepertinya perutnya kembung gara-gara masuk angin.

Erika yang melihat bossnya ahak lesu, langsung menegurnya

“Koh, ngga enak badan?”

“iya kayaknya... masuk angin mungkin...”

“ mau aku kerokin?’ tawar Erika

Alvin kaget, nih anak ngga salah nawarin kerokan....

“emang bisa ngerok?”

“lah, mak ama bapak dirumah khan aku yang suka ngerok” katanya sambil ketawa

Alvin jadi bingung dan galau

“udah sini, aku kerokin...” ajaknya dengan santai

“nanti pacar kamu datang jemput?”

“ngga apa2, nanti aku wa dia biar jemput setelah aku selesai ngerokin”

Erika lalu mengambil minyak kayu putih, dan mencari koin seribuan, lalu dia menyuruh Alvin duduk di kursi plastik di depan meja sambil memunggunginya.

“buka bajunya Koh...” perintahnya

Alvin lalu membuka bajunya, baru kali ini dia telanjang dada di depan karyawatinya, kecuali yang dirumah.

Tangan Erika dengan lincahnya mengoleskan minyak diseluruh badan Alvin bagian punggungnya, sempat dia memijat sedikit supaya agak lemas dan lentur sedikit otot-otot punggungnya, lalu dia mulai menggoreskan punggung Alvin dengan koinnya, Alvin meringis kesakitan

“tahan yah....merah banget ampe item tuh,,,anginnya banyak sekali...” ujar Erika dengan santai. Dia dengan cueknya jarinya menggerus punggungnya hingga full garis merah kehitaman di punggung Alvin.

“makasih yah...” kata Alvin

“enakan kan sekarang?” tanya Erika dengan nada agak manja

“iya...enakan...”

“pake jaket biarpun ngga jauh dari rumah, kan nair motor Koh pulangnya” nasehat Erika

Alviin jadi terdiam, dia merasa agak berbeda mendapat perhatian dari wanita yang usianya seumuran dengan anaknya itu. Ditambah tadi pas ngerok, tanpa sengaja buah dadanya Erika sering tersenggol punggungnya, membuat mau tidak mau selangkangan tuanya jadi ikut bereaksi.

“besok kaosnya jangan pakai lagi yang begini, masa boss kaosnya bolong begini?” ujar Erika lagi saat menyodorkan kaosnya ke Alvin untuk dipakai lagi. Memang kaosnya dia yang sudah lama itu jarang dia ganti, karena dari Fany juga dia jarang diperhatikan, makanya dia pun cuek dengan penampilan, hingga sore ini ditegur oleh Erika.

“nanti bilang aja dikerokin sama Bang Rudi.....” usul Erika sambil tersenyum

“ngga apa-apa, si Ci di rumah juga akan perhatiin kok...” sambil tersenyum kecut Alvin

Erika kasihan melihatnya.

“yah sudah, aku pamit yah Koh.... jemputan aku bentar lagi nyampe....” pamitnya ke Alvin

“iya makasih yah Erika...”

Lalu

“erika, ini kunci kamu pegang aja....” ujar Alvin sambil menyodorkan kunci cadangan ke Erika

Erika kaget mendengarnya...

“ngga apa2 aku pegang?”

“iya ngga apa2, kalo gue agak siangan kan kamu bisa duluan buka” jawab Alvin, karena dulu admin yang lama memang dia yang mmegang kunci bengkelnya juga.

“ya sudah, ngga apa-apa, Ko....toh aku juga yang suka datang duluan...” sambil memamerkan senyumannya yang manja di bibirnya.

“pamit yah Koh...” dia melanmbaikan tangannya ke Alvin dan kemudian berlalu.

Alvin sedikit tertegun, dia merasa senang meski tidak tahu apa penyebabnya. Badannya kini agak enakkan dikit. Dia heran Erika tidak sungkan dan jijik, tapi begitu penuh perhatian kepadanya, bahkan sampai meluangkan waktu untuk sekedar mengeroknya. Dia melihat bajunya yang memang lusuh dan sudah lama tidak dimuseumkan, dia hanya tersenyum dan berpikir untuk mengganti bajunya dengan yang tidak bolong lagi.

BERSAMBUNG ...



Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com