๐‘๐š๐ก๐š๐ฌ๐ข๐š ๐’๐ž๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ˆ๐ฌ๐ญ๐ซ๐ข ๐๐€๐‘๐“ ๐๐š๐ซ๐ญ ๐Ÿ๐Ÿ ( ๐€๐–๐€๐‹ ๐๐„๐‘๐‰๐€๐‹๐€๐๐€๐ ๐‰๐„๐’๐ˆ๐‚๐€ )

 “Tok..tok…” suara ketukan kaca mobil
Seketika aku terbuyar dari lamunanku
“Mba… maaf geserin mobilnya dikit” teriak tukang parkir sambil berteriak.
Segera aku menurunkan kaca mobil ku.

“Kenapa mas ?” Tanyaku pada tukang parkir
“Ce.. mundur dikit ya mobil depan mau keluar” ucap tukang parkir itu.

Segera aku memindahkan mobil dan memarkirkannya di tempat lain.
“Nely kemana ya.. kok lama bener” gumamku sambil melirik-lirik ke dalam klinik

Aku pun bergegas mematikan mobil dan berjalan menuju klinik tersebut.
“Mba.. tadi ada cewe pake daster masuk kesini gak ??” Tanyaku pada receptionist klinik tersebut
“Sepertinya gak ada sih ce..” jawab receptionist tersebut

Aku pun berjalan keluar dan melirik kiri kanan mencari Nely
“Kemana sih.. bukannya masuk kesini”
“Ngilang kemana lagi.. hufftt” gumamku

“Nyariin siapa ce ?” Tiba-tiba tukang parkir tadi menghampiri ku.
“Eh mas, nampak cece-cece pake daster gak ?” Tanyaku

“Sini ce ikut” jawab tukang parkir tersebut yang memutar badan dan berjalan ke sesuatu tempat, aku pun mengikutinya dari belakang.

Hingga tiba di sebuah pos kecil di depannya terlihat seorang anak laki-laki kecil berdiri melihat ke arah datangnya kami.
“Ayok ce” tukang parkir tersebut mengajakku masuk ke dalam dan terdengar samar-samar suara Nely

“banghhh… ahh… ahhh….ahhh...”
Desahan Nely terdengar d
ari depan pintu pos tersebut

Ternyata Nely sedang berada di posisi menungging dengan tubuhnya di tahan oleh dua pria yang sudah tak menggunakan sehelai benangpun.
“Haha…udah kangen kali Abang dengan memek kau ce” ujar pria itu

“Bos ini ada temannya nyariin” ucap tukang parkir tersebut
“Cee jesss… ouhhhh….” Desahan Nely tertahan sambil satu menatap ke arahku.

“Ada satu lagi nih lonte amoy haha…”
“Sini ce” tawa pria itu
“Kenalin… Abang Tigor hahaha” ujar pria itu sambil masih menghujam penisnya ke vagina Nely

“hmmm iya bang, aku Jessica” jawabku

“Gaslahhh Tolol.. ngapain kau tegak disitu” hardik bang Tigor pada tukang parkir yang membawa ku kesini.

“Ehh.. iya bang..” tukang parkir itu mendekati tubuhku.
Berdiri persis di belakang ku dan dengan satu tangan nya langsung meremas bongkahan pantatku.
“Ehh …” aku melirik ke arah tukang parkir itu

“Ceehh… ouhh…. Mmhhh…” Nely hanya mendesah menerima sodokan yang keras dari bang Tigor.

“Tunggu.. aku sedang gak mood hari ini” ujarku sambil mendorong tubuh tukang parkir di belakang ku

“Sini kamu..” ujar Jesica sambil menarik tangan tukang parkir itu keluar dari pos

“Ini uang 3 jt, kamu puas puas lah ngentot sama amoy di dalam, okey” ujarku sambil memberikan uang kepada tukang parkir itu

“okeyy sayang..”
“Plak..” ucap tukang parkir sambil menepuk pantatku

Aku bergegas menuju mobil dan meninggalkan pos tempat Nely sedang di setubuhi
oleh beberapa preman tersebut

“Huhh.. dasar tukang parkir sialan” ujarku kesal sambil membanting pintu mobil

__________________________________

“Ouuhhhh… ahhh… ahhh…cepetanhhh pakkhhh…” desah Jesica yang sedang berdiri menghadap pintu rumahnya.
Pak Yanto dengan keras menghujam Penisnya ke dalam vagina Jesica dari belakang, dengan posisi berdiri sementara rok Jesica terangkat hingga kepinggulnya.

“Sabarrr… ahhh sempit nya memek kamu sayang…” pak Yanto melirik ke arah bongkahan pantat Jesica melihat keluar masuk penisnya.

“Mmhhh… mamahhh nnti pulang..ahhh..” Jesica melirik lirih ke belakang

Pak Yanto hanya diam sambil tersenyum ke arah Jesica.
“Plokk … plokkk.. plokk…” bunyi peraduan antara paha pak Yanto dan pantat Jesica mengisi keheningan ruang tamu rumah Jesica

“aahhh… enakhhh.. terushh pakhh…” erang Jesica sambil menahan badannya pada meja makan

Semenjak kejadian di kebun sawit, pak Yanto selalu bisa menikmati setiap saat tubuhku. Sudah sekitar 6 bulan berlalu pak Yanto seperti menang jakpot mendapatkan tubuh seindah dan semulus Jesica.

Hingga pada akhir kelulusan sekolah Jesica, dia di terima di salah satu perguruan tinggi negeri yang berada di kota P hingga harus pindah be
berapa hari lagi.

“Mmmhhh.. memekkhhh terenakkhh yanghh pernah bapak entott ahhh..” erang pak Yanto sambil terus menggenjot vagina jesica

“Ouhhhhh…. Enakk pakkk …ahhhh” balas Jesica sambil mendesah menikmati sodokan pak yanto.

“Tokk… tokk..tokk..” terdengar suara ketukan pintu

“Mama..” seketika Jesica menarik badannya

Pak Yanto pun bergegas mencari celana nya yang sudah berserakan di lantai,
“Tok..tok..” terdengar suara ketukan pintu lagi

“Pak.. lewat belakang”
“Nanti lagi ya pak hihi…” ujar Jesica tersenyum manja sambil menyuruh pak Yanto pergi

“Tanggung ahhh…” pak Yanto dengan wajah cemberut dengan tergesa pergi

Jesica merapikan rambutnya yang sudah acak2an akibat persetubuhannya dengan pak Yanto.
“Iyaa maa….” Teriak Jesica sambil berlari ke pintu depan.

“itu ada motor pak Yanto ?” Tanya mama Jesica

“Ooohhh.. iiya ma, nitip tadi katanya” jawab Jesica sambil menyeka-nyeka bajunya yang kusut akibat percumbuannya dengan pak yanto

“Kenapa kamu kok berantakan banget, abis ngapain emang ?” Tanya mama sambil berlalu masuk kerumah sambil membawa barang-barang belanjaan

“Eee.. oohhh. Ini maa…. Tadi abis bersihin kamar” jawab Jesica terbata sambil mengikuti mama nya berjalan ke ruang tamu

“Iihh.. ini kok meja geser, berantakan banget Jess rumah” kesal mama Jesica sambil menarik lagi meja makan Yang tergeser akibat persetubuhan Jesica dan pak Yanto di meja makan tadi.

“Oohhh… maaf maa kesenggol tadi..”, balas Jesica sambil duduk di sofa

“Mama bawa apaan ??” Tanya Jesica

“Kamu kan mau pindah kuliah di kota P”
“Ini mama beliin perlengkapan kamu” balas mama Jesica sambil membuka bungkusan belanjaan yang dia bawa

Jesica sudah lulus sekolah dan akan berkuliah di kota P, kota terbesar nomor dua di Sumatra yang terkenal dengan makanan pempeknya.
Dua hari lagi aku akan meninggalkan mama sendiri dan menyudahi hubunganku dengan pak Yanto, hubungan yang awalnya katanya kasih sayang ayah namun lama kelamaan menjadi nikmat tersendiri yang sudah di rasakan jesica.

“Jess.. ini foto satu-satunya papa kamu, dia juga tinggal di kota P” ujar mama sambil menyerahkan selembar foto seorang pria yang sedang menggendong seorang anak kecil, ya anak kecil itu adalah Jesica.

“Namanya ayong atau mungkin biasa di panggil Johan, mungkin nanti kamu disana ada saatnya bertemu sama papa kamu” jawab mama sambil menatapku sayu.

Mungkin perasaan mama sedih karna sejak kecil aku tidak mengenal sosok ayah, sehingga mudah saja alasan pak Yanto untuk menikmati tubuhku. Tapi apa yang di berikan pak Yanto, adalah suatu kenikmatan tersendiri bagiku. Tak jarang aku yang mencari pak Yanto untuk di setubuhi.

“Iya ma…” langsung kupeluk mama erat merasakan kesedihan bersama yang hidup berdua tanpa laki-laki yang seharusnya membimbing keluarga

“permisii…” terdengar suara teriakan pak Yanto

“Pak Yanto ma..” ujarku beranjak membukakan pintu

“Hihii… bapak..” tawaku manja saat membuka pintu terlihat raut wajah pak Yanto yang kesal karna nanggung.

Kulirik ke bagian selangkangan pak Yanto terlihat penisnya masih berdiri.
“Nanggung nihh bapak belum keluar..” bisik pak Yanto sambil menarik lenganku ke arah selangkangannya

“Hihiii… ntar di liat orang loh pak.. ada mama tuhhh di dalam” ujar ku sambil melirik kiri kanan takut ada orang lewat

“Teruss gimanaa..” tanya pak Yanto

“Eeee …. Gimana yaa hihii ..” ujarku sambil menjulurkan lidah

“Gak tauu wekk wkwk” tawaku kecil

“Jessss… ajak masuk pak yantonya” teriak mama dari dalam

“Iyaa maa…” balasku

“Yukk.. hihi” ujarku sambil mengajak pak Yanto masuk

“Emmhhh pakkk …” desahku dengan tiba-tiba pak Yanto memeluk dan meremas payudaraku dari belakang

“Ahhh…. Ada mamahh.. ahh .” desahku saat Pak Yanto menjilati leher belakang ku

“Nanti malam bapak jemput cari alasan keluar rumah ya” bisik pak Yanto lalu langsung meninggalkan ku masuk kerumah

“Aahhh… gila pak Yanto .. mmhhh” ujarku sambil menggigit bibir bawahku karna terangsang barusan

“Lagi ngapain mama Jesica ?” Tanya pak Yanto

“Ini.. Jesica mau kuliah di kota P, besok dia berangkat” jawab mama sambil menyusun barang-barang ke dalam koper

Seketika pak Yanto menatap kearah ku dengan tatapan aneh, seolah-olah dia kaget dan tak percaya kalau besok aku akan pergi.
“Ohhh gitu, mendadak sekali ya” jawab pak Yanto

“oohhh.. enggak kok.. udah 2 bulan kan abis kelulusan, emang Jesica gak cerita ?” Tanya mama

“Enggak ada tuh” jawab pak Yanto namun matanya melirik ke arahku

Aku hanya tertunduk saat pak Yanto melirik ke arahku, tatapan pak Yanto seakan kecewa tubuh yang bisa dia nikmati setiap hari akan pergi kuliah di luar pulau ini.

“Yaudah saya pulang yaa mama Jesica.. tadi nitipin motor di depan” ujar pak Yanto

“Eh.. gak minum dulu..” tanya mama

“Gak usah mama Jesica” pak Yanto berlalu melewati ku sambil matanya terus melirik ke arahku

Aku mengikuti pak Yanto keluar, kulihat wajahnya tertunduk lesu
“Yaudahh entar malam jemput ya pak” ujarku sambil membukakan pintu.

“Iya.. jam 7 bapak jemput” jawabnya lalu berlalu meninggalkan rumah.

SEASON 1 TAMAT


 

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com