𝐒𝐤𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟗 ~ 𝐍𝐚𝐬𝐞𝐡𝐚𝐭 𝐁𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭

 


 Di rumah Om Faiz, aku masih menunggu Mama di ruang tamu. Ci Velin telah diajak jalan oleh Rizki. Tinggal aku sendiri termenung membayangkan apa yang telah kusaksikan di kamar Om Faiz.

Om Faiz sendiri berjalan keluar dari kamarnya dengan hanya mengenakan celana pendek. Dia duduk di ruang tamu di sofa yang berbeda dengan yang kududuki sekarang ini sambil merokok.

"Mama kamu ketiduran di kamar om tuh... kamu tunggu aja dulu disini sampai Mama kamu bangun... kasian dia kecapekan...." kata Om Faiz

"Iya Om.." jawabku

"Tadi gimana kamu mengintip Mama kamu dientot sama Om..?" tanya Om

"Gimana apanya om...?" tanyaku

"Kamu terangsang gak liat Mama kamu dientot..?" tanya Om

"Iya om, jujur sangat terangsang om.." kataku.

"Itu artinya kamu laki2 normal Nak..." kata Om

"Om sebenarnya kasian liat Mama kamu Nak. Papa kamu gak bisa kasi nafkah batin ke Mama kamu. Om kasih nasehat buat kamu ya Nak... Kelak kalau kamu sudah besar jangan sia2kan istrimu. Orang2 kalian ini pikirannya bisnis nyari duit melulu. Sampai2 istri diterlantarkan seperti Mama kamu itu. Kasian sekali..."

"Banyak binor2 amoy yang merana nak.. Dulu yang punya lahan sawit yang rumahnya kalian tempati itu, istrinya juga sama. Suaminya sibuk nyari duit kemana2 sampai istrinya terlantar. Istrinya banyak curhat ke Om kalau suami gak kasih jatah ke dia. Sampai sekarang dia masih kontak ke Om janjian ketemu di hotel. Istrinya cantik dan binal sekali mirip sama Mama kamu Nak."

"Sini Nak kemari..." Om Faiz mengajakku ke kamarnya lalu kulihat Mama sedang tertidur dalam keadaan telanjang bulat.

"Wanita cina seperti Mama kamu itu punya hasrat seks yang tinggi Nak, jadi kamu nanti kalau dapat istri orang cina harus siap memuaskan dia. Lihat mama kamu itu, kasian dia gak dapat kepuasan dari Papa kamu."

"Kalau kalian gak sanggup puaskan istri2 kalian, masih banyak orang2 kami yang siap kasi kepuasan ke binor2 amoy"

Mungkin karena Om Faiz cerita dengan suara yang agak keras membuat Mama terbangun dari tidurnya.

"Maaf Sen, Mama ketiduran.." kata Mama sambil mencari bajunya tapi rupanya bajunya sudah basah akibat bermain air di sungai.

Om Faiz meminjamkan Mama baju kaos oblong warna putih yang tergolong tipis, lalu Mama pakai tanpa BH karena BH mama juga sudah basah. Setelah itu Om Faiz mengantar kami pulang ke rumah. Sebelum kami pulang, kami sempat makan malam di warung sekitar sana.

Banyak bapak2 melirik ke Mama karena mama tidak memakai BH sehingga puting Mama kelihatan tercetak dari dalam baju. Mama tidak peduli dengan pandangan orang yang penting menikmati makan malamnya bersama kami.

Sesampai di rumah ternyata Ci Velin sedang cumbu2an dengan Rizki di ruang tamu. Mama melihat tapi Mama tidak bisa marah karena dia sendiri baru saja melakukan hal yang sama. Mama berjalan melewati mereka seakan2 tidak melihat apa2 begitu juga aku. Percumbuan ci Velin dan Rizki sempat terhenti ketika menyadari kami di sana. Mama menyuruhku ke kamarnya karena mau bicara sambil duduk di tepi ranjang.

"Sen... maafin Mama sudah bikin lu nunggu lama di rumah Om Faiz...." kata Mama

"Iya Ma ga apa2... aku bisa maklum koq Ma..." kataku

"Mkasih syang... oh ya tadi Om Faiz bilang lu ada di kamar Om juga ya... apakah betul kata Om....? tanya Mama sambil menatapku.

"Maaf Ma... betul kata Om... Maaf ya Maa..." aku berkata jujur tanpa berani menatap Mama karena merasa malu.

"Gak apa koq Sen... kita kan udah pernah janji gak ada yang perlu ditutupi...kamu masi ingat sayang...? tanya Mama dengan penuh kelembutan sambil memegang pundakku.

"Ingat Ma..." jawabku

"Sekarang Mama mau nanya... Lu terangsang ga liat Mama gituan sama Om Faiz... jujur sayang...!!" desak Mama.

"Iya Maa...aku sange... Maafin aku ya Maa..." kataku dengan rasa bersalah terhadap Mama.

"Kasian sekali kamu sayang... lu sama sekali gak salah sayang... kalau lu sange berarti lu itu laki2 normal..." jelas Mama untuk menguatkan aku yang sedang merasa bersalah.

"Sini sayang... kalau sange jangan ditahan2...nanti menderita loo..." Mama mengeser posisi duduknya mendekatiku.

"Tuh masih sedikit keres punya lu Sen..." kata Mama sambil tangannya mengelus kemaluanku yang masih tertutup celana.

Mama berdiri lalu melepaskan kaos oblong dan celananya hingga benar2 telanjang bulat dihadapanku.

Lelaki mana yang tidak tertarik melihat seorang wanita yang tanpa busana. Sebagai laki2 normal tentu dengan aku cepat terangsang. Keindahan tubuh Mama membuat ku ingin melampiaskan nafsuku seakan dia bukan Mamaku.

"Sini Mama bantu bukakan pakaian kamu ya sayang...." kata Mama lalu melepaskan semua pakaianku sampai kami berdua benar2 bugil.

"Senn.. penismu sudah berdiri tuh... sini sayang masukin ke punya Mama...ayoo..." Mama duduk di ranjang lalu melebarkan selangkangannya di hadapanku.

Rasa sange yang gak tertahankan ini memaksaku untuk mendekati Mamaku lalu segera melakukan penetrasi padanya.

Kuarahkan kontolku ke memek Mama lalu mulai mengoyangkan pinggulku.

"Aahhhhhhhhh...." Enak sekali rasanya kontolku menancap di memek Mama.

"Ayo sayang... gerakin pantatmu jangan ragu2..." Mama memberiku semangat lalu kulakukan sesuai arahan Mama.

"Ayooo sayanggg...lebih cepattt....!!!"

"Aaaahhh....aaaahhhh...aaahh...." Mama mulai mendesah.

Tidak kusangka wanita yang sedang ku entot ini adalah mamaku sendiri. Mama memang wanita yang paling mengerti aku. Dia membiarkan kontolku menikmati memeknya.

"................"

"Maaaa... mau keluar Maaa..." kataku setelah 5 menitan melakukan penetrasi.

"Tuuungggguu sayangggg....Mama belummm... aaahhh...aaahhh..." ucap Mama.

"Gakkk kuattt Maaaa...." kataku

"Taahannn bentarr lagiii..." ucap Mama lalu, "Aaaaahhhhh... maaaafff Maaaaa....." Aku gak bisa bertahan.

"Aaaaaaaaaaaahhhhhh..." aku crot di memek Mama sampe aku merasa lemes .

"................"

"Maaf Ma aku gak kuat lagi...." kataku dengan agak kecewa.

"Gak masalah koq... lu masih muda Sen...jadi Mama bisa maklumi..."kata Mama.

"Aku gak bisa seperti Om Faiz yang kuat banget Ma..." kataku sambil tertunduk

"Iya Sen...Mama akui kalau lelaki pribumi memang kuat2 Sen..." kata Mama

"Gimana Senn..?! Enakan setelah dikeluarin ...? tanya Mama

"Iya Enak Ma...." jawabku

"Bagus sayanggg... kamu bobok sini aja temani Mama.." kata Mama.

Mama beranjak dari tempat tidur mengambil tissue untuk membersihkan memek yang terkena air maniku. Setelah itu mama membaringkan diri di sampingku.

"Ma... aku mau nanya nih...bole ga? kataku

"Mau nanya apa Sen... sama Mama terbuka saja..." kata Mama

"Dari pelajaran biologi di sekolah katanya bayi itu lahir keluar dari vagina kan ma...? kataku sambil mengelus2 memek mama yang sudah bersih hingga membuat Mama geli.

"Aduhhh..geli Sennn..." , " Iya Sen...memang betul yang dibilang guru kamu...terus kenapa ? kata Mama

"Tapi koq lubang vagina Mama ga melebar ya Ma...? tanyaku karena kurang mengerti soal begini.

"Ohh itu.. dulu waktu Mama lahirin kalian pakai ceasar atau operasi, jadi gak melalui vagina Sen... itu sebabnya vagina Mama bisa tetap bagus...gitu loo..." jawab Mama.

"Rupanya begitu ya...?! Trus ada lagi Ma...tadi Om Faiz ada bilang kalo wanita cina itu biasanya punya hasrat seks yang tinggi, emang betul yang dibilang Om itu...? tanyaku sambil tanganku terus mengelus2 memek Mama yang banyak bulu jembutnya.

"Hmmm...mungkin juga menurut Mama..." jawab Mama

"Kenapa bisa begitu ya Ma..? tanyaku lagi.

"Soalnya teman2 aerobik Mama dulu rata2 waktu ngumpul ngobrol soal seks juga ngakunya begitu... konon katanya wanita cina itu doyan makan, jadi makanan mempengaruhi harsat seksnya..." jelas Mama.

"Oh yaaa?! tante2 yang aku ketemu di tempat aerobik mereka bilang begitu..?! kataku karena merasa gak disangka.

"Iya Sen...beberapa diantara mereka diam2 punya selingkuhan loo...ada juga yang selingkuh dengan lelaki pribumi kayak Om Faiz gitu..." kata Mama.

"Memang lelaki seperti Om Faiz itu hebat ya Ma dalam bercinta..." kataku.

"Betul Sen... lu harus banyak belajar dari Om...biar kelak lu bisa muasin pasangan lu...jangan seperti Papamu..." kata Mama dengan ekspresi kecewa dengan Papa.

"Sejak Mama bercinta dengan Om Faiz, Mama menemukan gairah baru dalam hubungan seks.." tambah Mama.

"Seennnnn... gelii banget sen vagina Mama lu gituin..." gerutu Mama. Memek Mama mengeluarkan lendir yang mengenai tangan ku.

"Tuh liat gara2 kamu elus kemaluan Mama tangan lu jadi kena cairan vagina Mama....usil banget kamu Sen...." kata Mama.

"Ya udah Ma.. aku gak sentuh lagi kemaluannya..." kataku.

"Gak bisa begini Sen... kamu harus tanggungjawab atas perbuatan kamu...jangan kayak Papa kamu yang egois..." kata Mama

"Tanggungjawab gimana Ma....?" tanyaku bingung.

"Lu itu sudah bikin Mama basah begini...jadi kamu harus tuntaskan nafsu Mama ini..." tegas Mama

"Trus Ma...?! tanyaku

"Sini keluarin burung lu sini... masukin lagi ke kemaluan Mama...ayo cepat...." pinta Mama.

Setelah ejakulasi, kontolku masi setangah berdiri. Lalu Mama menggengam kontolku lalu mengocoknya sampai akhirnya berdiri sempurna.

"Sini masukin Sen...." pinta Mama

Akupun segera bangun dari ranjang lalu mengarahkan kontol kembali ke memek Mama.

"Goyang yang cepat ya sayanggg..." kata Mama. Kuikuti maunya Mama maka aku mengenjot Mama dengan tempo yang cepat.

"Aaaaahhh...iyaaaa gitu Sennn.... lebih cepat lagiii Senn..."

"Hmmmm.....aaaaaahh....hhhhhmmmm...." mama melenguh sambil menutup matanya.

"Aaaahh...aaaahhh...aaaahhh...cepetin lagii Senn..."

"Udah cepat nih Maaa..." ucapkuku karena sudah mengoyangkan punggungku dengan semampuku hingga membuatku hampir ejakulasi lagi.

"Maaa...aku mau keluarrr lagi Maaaa..." kataku.

"Iyaa Sennn... Mama juga udah mau keluarrr Sennn....aaahhh...aaaahhh....tahannn bentarrr...." ucap Mama.

"Aku gak kuatt laggi Maaa...aaahhh....aaaahhh.." Aku berusaha mengulur waktu biar gak segera ejakulasi tapi gak sanggup bertahan lama.

"Maaaaa....aaahhh...aaahhh... aku keluar Maaaa..." Akhirnya aku gak kuat bertahan, tapi untuk gak lama setelah itu disusul Mama.

"AAAAHHHHHHHHHH.....!!!! IYAAAAA SAYANGGGG....MAMA JUGAAAAA....!!!! Haaaaaaahhhh.....hhhhaaaaahhh...." Untung aku dan Mama keluar dalam waktu yang dekat.

Sesi kedua ini rasanya menguras tenagaku. Rasanya ngantuk banget setelah ejakulasi. Akupun merabahkan tubuhku di ranjang Mama lalu tertidur tanpa pakaian begitu juga dengan Mama.
............

Keesokan harinya Papa pulang dari luar kota dengan wajah yang gembira. Kami semua dibelikan oleh2 dari sana. Aku dibelikan Hp baru, ci Velin dibelikan sepatu mahal, dan mama dapat kalung emas putih yang ada liontinnya. Waktu makan malam bersama, Papa cerita kalau bisnis di sama lumayan lancar. Prospek kedepannya bakalan bagus karena banyak permintaan dan mereka pemegang tunggal produk tersebut. Di sana juga masih minim kompetitor sedangkan pangsa pasarnya masih sangat luas. Untungnya bakalan lebih besar daripada usaha toko kelontong. Papa bisa menjalankan bisnisnya sambil menjalankan usaha toko kelontong. Setiap bulan selama kurang lebih seminggu Papa akan keluar kota untuk melakukan pendekatan ke pelanggannya. Jadi sumber penghasil bisa dari bisnis Papa dan toko kelontong. Uang kita akan semakin banyak dan akan kembali kaya seperti dulu lagi. Papa begitu bersemangat menceritakan perkembangan usahanya.

Malam harinya aku turun ke kamar mandi untuk buang air kecil sambil teringat Mama. Iseng2 kudekati kamar Mama ternyata ku mendengar suara Mama dari dalam.

Mama: "Ayooo dong Fukk... "

Papa: "Udah Linggg.... aku udah capek tahu...."

Mama: "Tapi aku belum nyampe nihh.... ayo donggg..."

Papa: "Gak bisa lagi Linggg...."

Mama: " Sini coba..."

Sekitar beberapa menit tidak terdengar percakapan.

Papa: " Udah cukup Linggg... tidur aja sana...."

Mama: " Laki apaaan sih lu... payahhh...!!!"

Papa: "APA MAKSUD LU BILANG AKU BEGITU...HAA...?" Papa mulai marah

Mama: "Elu itu egois Fukkk...maunya enak sendiri..."

Papa: "YA AKU KAN UDAH GAK SANGGUP LINGGG....!!!!

Mama: "Usahakan donggg...Fuukkk...fuuukk...."

Papa: "LU CARI AJA LAKI PRIBUMI SI SUPIR ITU UNTUK PUASIN LU...!!!!"

Mama: " Maksud lu apa Fukk...?"

Papa: " Lu pikir aku gak tahu ya... Mama bilang ke aku kalau lu itu baik kali sama supir..."

Mama: "Loh apa salahnya kalo aku baik sama supir...?!"

Papa: "Iya lu gak salahh... cuma aneh kanapa sama laki lain cuma kerja supir lu bisa baik kali...jangan2 lu sangean gara2 aku gak sanggup puasin lu....begitu?!"

Mama: "Gak ada hubungan aku baik sama orang dengan aku sange yang Fukkk..."

Papa: "Ada hubungan Linggg... lu baik2in supaya lu bisa minta dientot sama laki pribumi itu...betul kan?!"

Mama: "Gak begitu Fukkk..."

Papa: "APANYA GAK BEGITU LINGGG...!!1" Lu ini bener2 kayak lonte tau gak lu...!!!! Aku pengen liat gimana lu diperkosa sama laki pribumi sampe puas...!!!!

Mama: Jangan bercanda Fukk...!!!

Papa: AKU GAK BERCANDA..!!!! AKU MAU KASI LU HUKUMAN BIAR LU TAHU RASA ...!!! SIAP2 AJA LU LING..!!!!

Mama: ".........."

Setelah pembicaraan Papa Mama selesai akupun kembali ke kamarku untuk tidur. Besok pagi aku harus berangkat ke sekolah. Paginya sebelum berangkat ke sekolah kulihat Papa dan Mama tidak ngomong sama sekali. Beberapa barang Papa banting ke lantai bertanda kalau Papa masih marah, tapi Mama seakan tidak peduli dengan sikap Papa. Setelah sarapan dengan suasana menegangkan Papa pun berangkat ke toko, begitu juga aku berangkat ke sekolah bersama Ci Velin.

.............

Malam harinya setelah makan malam masing2 kami semua berada di kamar masing2 kecuali Papa yang sedang nonton TV di ruang tamu. Tiba2 ada tamu yang datang.

"Selamat Malam Ko Afuk..." suara tamu dari luar. Sepertinya aku kenal suara ini.

"Malam Pak Imron...silakan masuk Pakk..." sambut Papa

"Lohh mana binik nya ko.. sudah gak sabaran awak ini...hehe?! tanya Pak Imron

"Si Aling ada di kamar, ayo kita langusng masuk saja..." kata Papa

"Siap Koo...kontol awal sudah gak tahan Ko...hahahaha..." kata Pak Imron

"Pokoknya Bapak kerjai istri aku sesuka Bapak, Mau perkosa juga silakan....asal jangan sampai jangan membahayakan nyawa.." kata Papa.

"Siapp Koo...biar Bapak bikin si Aling keenakan hahaha..." kata Pak Imron sambil berjalan menuju kamar Mama.

Begitu gitu sampai ke kamar Mama, Pak Imron yang membuka pintunya.

"Halo Sayangggggg..!!!!!!" sapaan Pak Imron dengan penuh kejutan ke Mama.

"Lohhhh Paaaakkk?!? Apa2an ini ???? Fuukkkk apa iniii???? MAUU APAA KALIANNN????

Setelah Pak Imron dan Papa masuk kamar, pintunya pun ditutup oleh mereka dan aku hanya bisa mendengar suara Mama dari luar yang sedang menjerit2.

............
Apa yang mereka lakukan di dalam kamar?​

Read More

𝐒𝐤𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟖 ~ 𝐒𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐇𝐚𝐭𝐢 𝐌𝐚𝐦𝐚

 


POV : Edisen

Semalam Mama ngentot dengan om Faiz di kamarnya. Kebetulan aku masih main game online sewaktu om Faiz masuk ke rumah. Pelan2 aku keluar kamar untuk melihat apa yang terjadi. Mama mengajak Om Faiz ke kamarnya tanpa menutup pintu karena mereka pikir aku pasti sudah nyenyak. Kusaksikan permainan Mama dan Om Faiz seperti sedang mabuk birahi. Mama sampai klimaks berkali2 dibuat oleh Om Faiz, benar2 hebat om ini. Kuikuti permainan mereka sampai subuh, sehingga pagi ini rasanya aku masih ngantuk. Kupaksakan diriku untuk berangkat ke sekolah karena harus mengantar ci Velin.

Setelah pulang sekolah, ci Velin dan teman2 kelas ada kegiatan kelompok diskusi di luar sekolah. Setelah ci Velin dan teman2 nya diskusi, mereka sepakat ngumpul di rumah Rizki.

Kutanya ci Velin kenapa harus di rumah Rizki? Lalu ci Velin bilang, soalnya rumah Rizki yang paling besar dan nyaman untuk belajar. Walaupun Rizki bukan sekelas dengan ci Velin, tapi salah satu teman sekelompok adalah teman Rizki, jadi kami diperbolekan untuk pakai rumahnya. Rumah Rizki itu besar sekali tapi yang tinggal di sana hanya dia dan Om Faiz papanya.

Lalu ku tanya lagi, emang nya ci Velin nyaman masih ketemu Rizki setelah kejadian pemaksaan di gudang truk itu. Lalu Ci Velin bilang kalau dia gak punya pilihan, karena teman kelompoknya yang mau. Dia hanya ikuti saja kemauan teman2 lain.

Dalam kelompok itu ada 3 cewek termasuk ci Velin dan 2 cowo. Kebetulan salah satu cowo nya sedang status pacarnya dengan salah satu cewe teman kelompok di Velin. Sepulang sekolah aku membonceng ci Velin langsung menuju ke rumah Rizki bersama teman2 kelompok yang lain.

Sesampai di rumah Rizki aku berkenalan dengan teman2 kelompok ci Velin. Kedua teman cewek kelompok ci Velin itu berjilbab namanya Fitri dan Anisa. Sedangkan yang cowo itu namanya Pratama dan Dicky. Anisa dan Pratama dalam status pacaran. Sedangkan si Dicky sebelumnya sudah ku kenal, karena dia salah satu yang terlibat dalam kejadian pemaksaan di gudang truk itu.

Aku sebenarnya kurang nyaman dengan si Rizki dan si Dicky ini, karena aku pernah dihajar oleh mereka. Kuperhatikan kalau Si Rizki dengan si Dicky ini suka ngomong2 sesuatu yang hanya mereka yang tahu. Entah apa yang mereka rencanakan.

Kegiatan belajar mereka kerjakan di ruang tamu rumah Rizki yang cukup luas. Ada yang menulis di meja tamu ada yang di lantai. Semua sibuk dengan urusan sekolah terutama yang cewe. Sedangkan yang cowo2 kebanyakan hanya duduk nyantai sambil ngobrol2 dan main hp. Aku sendiri dikucilkan duduk agak menjauh dari mereka. Si Pratama dan pacarnya kadang sibuk pacaran sampai tugasnya dibiarkan saja. Yang paling sibuk dengan tugas kelompok itu ci Velin dan Fitri. Berkat kerja keras dari Ci Velin dan Fitri, akhirnya tugas kelompok itu selesai juga dikerjakan.

"Akhirnya selesai juga... makasih ya cewe2 cantik udah bantui kita2 kerjai semua..." kata Pratama

"Parah elu semua, surah kerja tugas kagak mau...."kata Fitri ke cowo2 kecuali aku.

"Urusan kerja PR kalian cewe, ntar urusan hepi2 kami cowo2... jadi adil kan..?!" kata si Dicky

"Hepi apaan...emang mau traktir kami makan bakso...? kata Fitri.

"Ini Rizki mau traktir kita nonton nih...ada film terbaru...hehehe..." kata Dicky

"Betul guys..ini baru gue download semalaman pokoknya mantap coy..." kata Rizki

Si Rizki buka film pakai flashdisk dicolok ke TV LED 50 incinya yang ada di ruang tamu. Cewe2 pada penasaran mau nonton film apa. Si Anisa sudah duduk di sofa lalu sandar di pelukan Pratama menunggu film dimulai seperti di bioskop. Ci Velin, Fitri dan Dicku juga duduk di sofa lainnya menunggu Rizki yang sedang atak atik TV nya sampai film dimulai.

Ternyata film yang ditonton itu adalah film bokep jepang. Cowonya nya pada heboh melihat artis cewenya mempunyai paras yang cantik dan seksi.

"Woiii... mantap coy cewenya...hahahahaha..."

"Toketnya besar banget gaes..."

Dalam film itu ada seorang cowok negro yang tinggal ngekos di rumah sebuah keluarga orang jepang. Keluarga itu terdiri dari seorang Ayah, Ibu dan satu putrinya. Pertama2 si ibu tidak puas ngentot dengan suaminya, lalu tergoda untuk dientot oleh si negro.

"Uihhh...ibunya mirip sama tante Linda tuh, Mamanya Velin...hahaha...." kata si Rizki lalu cowok semua pada tertawa.

"Gila tetek tante Linda gede bangat oi..."

"Tante Linda dientot kontol itam tuh...wkwkwkwkwk..."

"Ayo negro bikin tante Linda ketagihan...!!"

Adegan itu diintip oleh putrinya. Diam2 putrinya terangsang melihat aksi Mamanya dengan si negro.

"Lin...itu anak cewenya mirip lu Lin... cantik juga seksi..." kata si Dicky

"Pernah lu liat mamak lu kena entot Lin...?" tanya Rizki tapi ci Velin diem2 aja.

"Diem berarti pernah tuhhh...hahahahahaha...." ledek Rizki



Pada kesempatan lain putrinya mengajak si negro masuk ke kamarnya lalu mereka ngentot.

"Si Velin udah gatal tuh..."

"Siap2 kena kontol negro si Velin...ahahahahah..."



Ternyata pada saat mereka ngentot ibunya masuk ke dalam kamar putrinya lalu ikut ngentot bersama putrinya.

"Gila tuh tante Linda...binal banget...kayak anaknya si Velin...wkwkwkwkwk..."

Si Negro dapat dua memek sekaligus. Si Ibu dan putrinya berebut kontol negro.


"Enak kali tuh negro dapat dua memek jepang..."kata Rizki

"Gue juga mau la dapat memek kayak gitu..." kata Dicky

Tanpa kami semua sadari si Pratama dan si Anisa udah lagi cumbu2 di belakang. Kancing seragamnya udah terbuka jadi tangan Pratama lagi meremas2 payudara Anisa.

"Asik banget kawan kita ini... punya pacar bisa muas2in..." kata Dicky

"Oi sapa bilang kita gak bisa puas2in Dik...?! kata Rizki

"Ini ada dua cewek nunggu kita puasin juga...hahaha..." tambah Rizki.

"Apa2an ini...lepasin..." kata ci Velin yang sedang dipeluk Rizki dari belakang. Akupun berdiri mau bantu ci Velin tapi ditahan oleh Dicky.

"Lu tenang aja Sen di sana...cici lu bakal gue bikin enak kayak itu cewek jepang..." kata Rizki sambil memeluk ci Velin dari belakang sambil meremas payudara cici yang masih tertutup seragamnya.

Gue dengan Dicky sempat dorong2an gara2 aku mau nolongin ci Velin.

"Udah Sen.. lu pulang aja dulu..nanti aku pulang sendiri..." Aku terkejut mendengar apa kata ci Velin.

"Denger looo apa kata cici luu....pulang lu kalo gak senang cici lu gue mainin..." kata Rizki sambil melepas kancing seragam ci Velin tanpa perlawanan. Ada apa dengan ci Velin, kancing seragamnya dilepaskan satu per satu tapi pasrah. Sepertinya ci Velin terangsang melihat video bokep tadi. Aku tidak mungkin meninggalkan ci Velin sendiri di sini.

Disudut lain baju seragam Anisa sudah lepas sehingga keliatan BHnya dan masih mengenakan rok sedang digrape-grape Pratama. Sedangkan si Dicky sedang merayu si Fitri untuk ngentot dengannya. Dari mereka semua aku pasti lebih fokus kepada ciciku sendiri.

Setelah seragam cici dilepas, Rizki langsung melepaskan BH putih ci Velin lalu dibuang ke lantai. Lalu ci Velin di dorong Rizki ke sofa dengan posisi terlungkup. Kemudian Rizki menarik turun relsleting ci Velin dari belakang lalu melepaskan rok nya.

Kini ci Velin hanya mengenakan celana dalam lalu dibaringkan di sofa lalu menarik celana dalamnya turun ke bawah. Si Rizki lalu menurunkan celananya sendiri lalu naik ke sofa untuk melakukan penetrasi ke Ci Velin.

"AAAAAAHHHHH...." kontol Rizki masuk ke memek ci Velin.

"Ahhhh...aaahhh....aaahhh...." ciciku mendesah sambil melirik ke arahku.

"Haaahh...haaahhh...Linnn gue syang banget sama elu Linnn...aaahh...aaahhh.... Mo gak jari pacar guee...." kata Rizki sambil mengenjot ci Velin.

"Ahhhhh...aaahhh....aaahhh..." ci Velin terus mendesah tanpa memberi jawaban.

"Aahhh aaahh jawabb sayanggg...!!! ucap Rizki

Lalu ci Velin merangkul Rizki lalu mendekatkan bibirnya ke Rizki sehingga mereka berciuman sambil terus melakukan penetrasi.

"Hhhmmm...cuupppp....hhmmmm....aaaahhhh....aaaaahhhh...."

"Ku anggap elu terima permintaan gue Lin...." kata Rizki lalu mempercepat goyangannya.

"AAAAHHH....AAAAHHH.....AAAAHHHH...."

"Enak banget memek lu Linnn...." kata Rizki

"Gue keluarin yaaa..." lalu si Rizki menarik kontolnya lalu crot ke perut ci Velin. Aaaaahhhh.... enakkk bangettt kontol gue Linnn....!!!

"i love you Linn... cupp..." Rizki mencium bibir Velin sekali.

Disana cuma Ci Velin yang sampai penetrasi. Pratama dan Anisa hanya sebatas handjob, sedangkan si Dicky belum berhasil mengoda si Fitri untuk bersetubuh dengannya.

Ci Velin mengenakan baju seragamnya kembali lalu kami berangkat meninggalkan rumah Rizki.

"Kenapa sih cie elu sampe mau main sama si Rizki..." tanyaku sewaktu dalam perjalanan pulang.

"Emang gak bole Sen..? tanyanya balik

"Bukan sih, tapi si Rizki kan pernah perkosa elu cie..." kataku

"Yang lalu biar lalu Sen... jangan diungkit lagi..." katanya.

"Trus lu belum jawab pertanyaan gue, kenapa elu sampe mau dipermainkan si Rizki..? tanyaku lagi.

"Seperti kata Mama Sennn... cewe punya kebutuhan, jujur gue tadi lagi sange Sen..." katanya.

"Maksih cie buat kejujuran loo...moga si Rizki gak menyakiti lu cie...." kataku.

"Iya sen...gue bisa jaga diri koq...ngak usah kuatir ama gue..." katanya.

"........"


Waktu masih belum malam, kami mampir ke toko untuk bantu Mama di toko. Sesampai di toko ternyata Om Faiz sedang ngobrol dengan Mama.

Om Faiz: "Hari Minggu kita jadi jalan ke rumah mertua lu Ling....?"

Mama: "Jadi dongg..aku udah janji sama mertua nih... urusan nikah adat Tionghoa ini memang rumit Bang... jadi harus matang persiapannya..."

Om Faiz: Kapan rencana nikahnya Ling...?

Mama: "Minggu depan acaranya nikahnya Bang...jadi harus cepat2 diurus..."

Om Faiz: "ok Ling...nanti pagi2 abang jemput ya..."

Mama: "Oh ya... nanti anak2 aku ikutan juga ya Bang...."

Om Faiz: "Sekalian diajak saja anaknya Ling..."

Minggu depan ci Erika udah mau nikah. Mama sudah mulai sibuk. Papa akan segera pulang setelah urusan bisnisnya selesai. Keluarga besar sudah sibuk dalam mempersiapkan segala urusan pernikahan ci Erika. Minggu ini aku akan berangkat ke rumah kakek nenek diantar oleh Om Faiz. Baik bener om Faiz ini bela2in antar2 kami ke sana.

Apakah Om Faiz sudah jatuh cinta sama Mama?
Atau dia punya maksud lain terhadap Mama?​

Minggu pagi2 kami berangkat ke kota dijemput Om Faiz. Aku dan Ci Velin duduk di baris dua dan Mama duduk depan disebelah Om Faiz. Selama perjalanan Mama begitu aktif ngobrol dengan Om Faiz. Kalau sama Papa, Mama itu kebanyakan diam saja. Mama seperti orang yang sedang kasmaran dengan Om Faiz.


Sesampai di rumah Kakek Nenek, Om Faiz menunggu di mobil selama 2 jam lebih. Waktu nenek bertanya, kami datang dengan siapa. Mama bilang datang dengan supir lagi nunggu di luar. Selama di sana Mama tidak enak hati dengan Om Faiz yang menunggu di luar. Sebentar2 Mama keluar untuk menyapa Om Faiz sambil memberi dia beberapa makanan. Nenek merasa aneh kenapa Mama perhatian sekali dengan supir itu.

Nenek: Ling, kenapa lu perhatian sekali dengan itu supir?

Mama: Gak Ma, kasian dia nunggu lama di luar.

Nenek: Kerja supir ya harus begitu... gak boleh mengeluh kalau menunggu..."

Mama: "Iya sih...tapi supir juga manusia gak boleh diperlakukan sembarangan juga loo..."

Nenek: "Sama supir gak perlu baik2 kali....apalagi dia itu orang asing yang gak jelas asal usulnya, jangan dikasi hati nanti jantung lu diminta Ling..."

Mama: "Gak koq Ma... dia orang baik2 koq..."

Nenek: "Tau dari mama kamu Ling, kamu ini dibilangin ga mau denger... asik bela2 itu supir... ada apa sih?

Mama: "Gak apa2 Ma, aq cuma menghargai supir itu yang sudah mengantar kami ke sini lo Maa..

Nenek: "Ya sudah kalau lu gak mau dengar kataku..benar2 menantu yang keras kepala..."

Nenek marah pada mama karena Mama tidak mau dengar nasehatnya. Sangkin marahnya Nenek bilang ke Kakak, lalu kakek juga ikut2an memarahi Mama. Kejadian ini disaksikan oleh semua anak2nya. Disana selain aku ada ci Velin, ci Erika dan ci Elena. Semuanya tidak ada yang berani membela Mama karena Kakek itu kalau marah seperti Papa, sangat keras suaranya dan kasar perkataannya. Kasian Mama dimaki2 sampai begitu keras. Demi tidak memperpanjang masalah, mama tidak membalas satu katapun hanya tunduk dan menangis.

Setelah kakek puas memarahi Mama, lalu kami pun beranjak dari rumah Kakak. Nenek mengantar kami sampai ke mobil Om Faiz. Sebelum berangkat nenek berkata pada Om Faiz: Ehh..Pak supir tolong bawa mobilnya pelan2 saja ya... lalu kakek memberikan uang tips buat Om Faiz karena mereka pikir Om Faiz itu supir kami. Om Faiz menolak pemberian itu lalu uang tips itu diambil oleh Mama, maksudnya nanti Mama yang berikan setelah sampai di rumah.

Aku melihat tatapan Nenek melihat Mama dengan tatapan curiga, karena Mama duduk disebelah Om Faiz. Tapi karena kami sudah buru2 mau jalan, nenek tidak sempat bertanya lagi.

Setelah perjalanan di mobil Mama hanya terdiam saja membuat Om Faiz bertanya:

Om Faiz: Ling kamu kenapa ?

Mama: Aq abis dimarahi Bang..."

Om Faiz: Dimarahi kenapa?

Mama: Gara2 tadi aq terlalu perhatiin abang...

Om Faiz: Loh emang kenapa kalo Aling perhatian sama abang..?

Mama: Mertuaku gak suka aq terlalu baik sama abang..

Om Faiz: kenapa ga suka?

Mama: Karena mereka pikir abang ini supir...

Om Faiz: Emang gak bole baik sama supir...?

Mama: Itu dia Bang.. mereka ga suka..

Om Faiz: Aneh banget mertua lu itu Ling...

Mama: Abang jangan marah ya... mereka ga suka karena mereka pikir abang ini orang asing dan mereka gak bisa terima perbedaan. Mertuaku itu orangnya tertutup dan kolot bang... maaf ya bang..."

Om Faiz: Ohhh...pantesan gitu Ling... aku bisa ngerti koq Ling...untung Aling gak tertutup sama orang seperti abang ini..

Mama: Sebelum tinggal di kampung kita ini aq juga seperti mertuaku.. tapi akhirnya aku bisa lebih terbuka..."

Om Faiz: Loh..koq bisa Ling...?

Mama: Ternyata perbedaan itu gak seburuk yang kubayangkan bang... dan juga...

Om Faiz: juga apa Ling...?

Mama melihat ke samping lalu melirik ke aku dan ci Velin.

Mama: Udah la, nanti aja bahasnya.."

Sepertinya Mama gak mau bilang karana ada aku dan ci Velin di mobil.

Om Faiz: Jangan sedih lagi Ling... Abang siap menghibur aling koq kapan saja.."

Mama lihat ke Om Faiz sambil tersenyum.

Om Faiz berhasil mencairkan suasana hati Mama. Lambat laun Mama sudah mulai mau ngobrol. Tidak terasa 2 jam perjalanan kami lalui untuk sampai ke daerah pinggiran kota memasuki dusun tempat tinggal kami.



Om Faiz: "Ling, kalian tahu gak kalau di daerah kita ada satu tempat wisata yang orang luar gak tahu..?

Mama: "Oh ya?! Dimana tuh...?!

Om Faiz: Ayo kita kesana, mumpung ini masih jam 3 sore... tempatnya gak jauh dari rumah abang..."



Kami melewat rumah Om Faiz lalu jalan sekitar 15 menit kami berhenti di sebuah perkampungan rumah penduduk. Karena jalannya sempit mobil tidak bisa lewat. Kami terpaksa harus berjalan kaki ke sana. Kurang lebih setangah jam jalan kaki melewat rumah2 penduduk lalu memasuki hutan, kami bertemu dengan sebuah sungai yang dangkal dan airnya juga bersih banget.

"Wahhh...indah sekali pemandangan disini..." kata Mama sambil takjub melihat suasana alam yang asri.

"Belum pernah datang kan Ling..." kata Om Faiz

Kami semua melepaskan sepatu dan sendal kami di tepi sungai lalu berjalan kepinggirannya. Pelan2 kami melangkah ke airnya, terasa sangat dingin layaknya dari air pengunungan.

Ditengah sungai itu ada beberapa batu besar yang bisa diduduki. Mama duduk di batu itu dan Om Faiz bicara berdiri menghadap Mama. Aku dan ci Velin pun ikutan duduk di batu besar lainnya sambil menikmati air sejuk mengalir di sungai itu. Ci Velin sibuk banget dengan Hp nya untuk selfie lalu posting di Medsos nya.

Om Faiz: "Tadi Aling mau bilang apa..?

Mama: "Maksudnya apa Bang...?

Om Faiz: "Loh katanya nanti baru bahas..."

Mama: "Ohhh yang itu.... tadi Aling bilangnya udah sampe mana ya..lupa nih...hehe

Om Faiz: Tadi Aling bilang perbedaan itu ga buruk dan juga apa Ling...??

Mama: Dan juga Aq udah menikmati perbedaan itu Bang..

Om Faiz: Maksudnya gimana, apa yang Aling nikmati rupanya...?

Mama: ".....Menikmati malam terakhir kita di rumah aq bang...." Mama tertunduk malu sendiri

Om Faiz: "Kenapa aling gak berani liat abang...?"

Mama: " Karenaaa.. abang ini nakal..." Canda Mama lalu mencipratkan air ke wajah Om Faiz sambil menertawakannya. Lalu Om Faiz pun membalas mencipratkan air ke tubuh Mama sampai mereka berdua kebasahan. Suasana hati mama yang tadinya sedih akibat dimarahi Kakek Nenek, kini sudah membaik.

Mama: "Ampunn bang ampunnn...hahahaha..." Om Faiz menyemburkan air dengan cepat ke tubuh Mama dengan tangannya.

Om Faiz: "Ternyata Aling nakal juga ya...."

Mama: " Lebih nakal abang...bikin tubuh aq ampe basah begini..."

Om Faiz: "Hehehe...memeknya basah juga dong..."

Mama:" Tuh kan abang nakall...."

Om Faiz: "Abang memang suka bikin memek Ling jadi basah...hahahahaha...."

Mama: "Kalo basah siap2 aku terkam lo bangg....hehehe..."

Om Faiz: "Abang paling suka di terkam sama macan Ling..."

Mama: "Macan...macan...emang aku ini binatang bang... huh..."

Om Faiz:" Bukan sayanggg...macan itu Mama Cantik lo sayang..."

Mama: "Dasarrr bang Faizz..."

Lalu Mama memeluk Om Faiz lalu mereka berciuman seakan cuma ada mereka di sana.

Tidak seberapa lama datang sekelompok Om2 berkulit gelap dari perkampung itu lalu menyoraki Om Faiz dan Mama.

"OIII...ENAK KALI BOS KITA INI WOII......" lalu mereka berhenti berciuman.

Wah wah... habis dari mana kalian...? kata Om Faiz. Ternyata itu kawan2 Om Faiz baru pulang dari nebang hutan. Semua Om2 itu telanjang dada penuh keringat.

Om2 itu pada melirik ke tubuh Mama yang sedang basah sehingga memperlihatkan payudara mama yang setengahnya ditutupi BH berwarna hitam. Dan Mama juga mengenakan celana hotpants sependek paha yang memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

Dalam keadaan basah Mama masih duduk cantik menikmati suasana sungai, lalu Om Faiz menjumpai kawan2nya yang berdiri di tepi sungai. Tidak tahu mama sadar atau ngak kalau Om2 itu sedang melirik ke Mama dengan tatapan mesum. Sepertinya Mama gak peduli dengan tatapan Om2 itu. Mama menyibakkan rambutnya yang basah ke samping sehingga terlihat lehernya.

"Dapat amoy dari mana elu bos...?"

"Mereka ini penghuni baru kampung kita ini... jadi aku ajak main2 ke sini...." kata Om Faiz

"Asik bos kalo sekalian diajak main disini...sepi gak ada orang yang tahu...hahahahaha..."

"Ada anaknya bang disitu bang..." kata Om Faiz

"Itu anak gadisnya sekalian aja dientot...amoy bening gini enak kali itu.... itu anak lakinya kita sekap aja biar diam dia..."

" Jangan sekarang bang...nanti saya ajak kalian kalau sudah waktunya..."

"Beres bos...kontol awak udah gak tahan liat amoy bening kayak gini...apalagi lu liat mamaknya itu... pengen kali awak perkosa itu amoy...."

"Beres bang..tunggu tanggal mainnya..." kata Om Faiz

"Jadi bos udah entot itu amoy....?"

"Udah bang...enak kali kalo dientot itu amoy..." kata Om Faiz

"Sekalian anaknya lu entot bos...?"

"Gak bang... itu anaknya pacar anak laki aku jadi gak kuapa2in..tapi itu anak cewenya udah dientot sama akan laki awak si Rizki..." kata Om Faiz

"Enak betul kalian....Bapak dapat mamak, anak dapat putrinya...cina2 lagi..ckckckck......"

"Nanti la aku bagi kalian...sabar dulu..." kata Om Faiz

"Ok Bosss...!!! selamat bersenang2 sama amoy ya bos...ahahahahaha...."

Lalu Om Faiz kembali ke Mama lalu melanjutkan obrolan mereka. Mama sudah mulai kedinginan karena memakai baju basah. Mamapun mengajak Om Faiz untuk pulang. Selama menempuh perjalanan kaki kembali ke mobil, Mama terus memeluk Om Faiz karena kedinginan. Saat melewat perkampung penduduk, banyak bapak2 melihat ke Mama sambil tersenyum.

Om Faiz mengajak kami singgah ke rumahnya karena kebetulan ada lewat. Dirumah Om Faiz ternyata ada si Rizki yang sedang duduk di ruang tamu sedang bermain PS-4. Melihat kami di sana diapun menghentikan permainannya.

Mama sudah mulai bersin2 karena kedinginan. Om Faiz mengajak mama masuk ke kamarnya untuk ganti baju. Sedangkan aku dan Ci Velin duduk di sofa ruang tamu. Si Rizki mengajak ci Velin ngobrol dan mengabaikan aku di sana. Tidak segan2 si Rizki langsung duduk di samping ci Velin lalu merangkul dalam pelukannya. Ci Velin pun tidak menolak perlakuan Rizki padanya. Sepertinya mereka memang sudah resmi menjalin hubungan pacaran.

Karena merasa dicuekin sama ci Velin dan Rizki yang sedang ngobrol pacaran, akupun menghilangkan rasa sungkan coba berjalan menyusul Mama dan Om Faiz.

Kudengar suara Mama tertawa lepas dalam sebuah kamar. Ternyata suara itu datang dari kamar Om Faiz. Kulihat tidak ada orang di sana. Aku melangkah lebih ke dalam ternyata di dalamnya ada kamar mandi pribadi berpintu kaca bening. Bisa kulihat dengan jelas kalau Mama sedang mandi bersama Om Faiz.

Mama tertawa keras karena Om Faiz sedang mengosok memek Mama dengan sabun. Mama membuka pahanya lebar2, lalu Om Faiz jongkok dibawahnya lalu mengelus2 selangkangan Mama. Sedangkan mama memakai sabun untuk mengkramas rambut om Faiz sambil tertawa2 menahan geli yang dirasakan.

Lalu mereka berpindah posisi, kini Mama jongkok didepan Om Faiz lalu membersihkan kontolnya yang hitam dengan sabun sambil mengocok2. Sesekali Mama membuka mulut menjilat kepala kontol Om Faiz. Kontol Om Faiz yang hitam itu semakin lama semakin memanjang ketika dikocok Mama sambil tersenyum sendiri.

"Linggg....kami nungging dulu..." kata Om Faiz. Lalu kedua tangan menahan kaca yang menempel di depan wastafel.

"Sini abang mau rasakan lubang pantat lu Lingg..." kata Om Faiz

"Jangann Banggg.....Aling takutt ...." kata Mama

"Takut apa Ling...? kata Om Faiz

"Takut sakit banggg..." kata Mama

"Nanti lama2 juga enak koq Ling..." kata Om Faiz lalu mulai mengarahkan kontol ke lubang anal Mama.

"AAAAAHHHHHHHH....!!!! Sakittt Banggggg....." jerit Mama. Kontol Om Faiz pelan2 tercelup ke lubang pantat Mama yang sempit.

"Anjinggg....sempit kali lubang pantat lu Linggg.... kontol abang rasanay enakkk.... aaaahhhh...." kata Om Faiz sangkin keenakan sampai memaki. Kontolnya mulai digesekkan ke lubang anus Mama.

"AAAAAAAHHHHHHH....AAAAAAHHHHHH....AAAAAAHHHH... SAKIITTT BANNGGGG....!!!! Jerit Mama kesakitan.

"Anjinggg betul2 anjinggg... seratttt lubang bool lu Lingggg...!!!!"

"AAAAAAAHHHHH.....AAAAAAHHHH....AAAAAAHHHH.... "

"Aaaaahhhh....aaaahhhh.....aaahhhh....aaaaahhh...."

"Gimana Linggg...sudah enakkannn...." kata Om Faiz sambil terus menyodok dari belakang dengan kuat. Payudara Mama yang menggantung sampai bergetar ketika disodok Om Faiz.

"Aaaaaahhhh...aaaahhhh...aaahhh...aaaahhh..."

"AAAAAAHHH...AAAAAHHHH.....ANNJINGGG BETULLL...ENAKK KALI BOOL AMOYYY...!!! Om Faiz menyemburkan spermanya ke anus Mama.

Setelah itu Mama mengambil shower lalu disembur ke kontol Om Faiz untuk membersihkan spermanya. Lalu Mama berbalik badan lalu menyemburkan shower ke pantatnya dengan sedikit melebarkan selangkangannya untuk membersihkan sperma yang menempel.

Kemudian Mama mengambil sabun cair lalu mengusap punggung Om Faiz yang lebih besar darinya dengan kedua tangannya.

Bang Faiz berbalik berhadapan dengan Mama, lalu Mama melanjutkan dengan mengusap dada Om Faiz yang ditumbuhi bulu2 halus sampai turun ke perut. Dengan usil Mama mengoda kontol hitam Om Faiz dengan kedua tangannya sambil tertawa genit.

Lalu Om Faiz memeluk Mama hingga payudara Mama menempel penyok di dada Om Faiz. Kedua tangan Om Faiz meremas kuat pantat mama yang montok itu.

Beberapa saat setelah mereka menikmati rasa berpelukan, Om Faiz mengangkat Mama lalu menyandarkan ke pintu kaca tepat dihadapanku lalu menyoblos kontolnya ke memek Mama.

Dibalik pintu kaca itu kulihat punggung Mama menempel di pintu kaca dengan paha yang terbuka lebar. Lalu Om Faiz sedang menghujamkan kontolnya yang besar ke memek Mama. Kedua tangannya yang kuat menahan beban mama dengan merangkul pinggul Mama. Om Faiz melakukan penetrasi dengan posisi berdiri.

"Aaaaahhhh....aaaaahhh....aaaaaahhhh....aaaaahhh...." Mama mendesah

Tanpa kusadar Om Faiz tahu kalau aku sedang mengintip persetubuhan mereka. Om Faiz melihat aku mengelus kontolku sendiri yang sudah keras dari luar celana. Dia menatapku dengan tatapan tajam sambil terus mengenjot Mama. Rasa sange aku membuatku gak bisa bergerak ingin terus menyaksikan perbuatan mereka di dalam kamar mandi. Om Faiz tersenyum sinis padaku dan memperkuat sodokannya terhadap Mama.

"Aaaahhhhh...aaaaaahhhh....aaaaahhhh....aaaahhhh..." desahan Mama pun semakin kuat.

"AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHH............!!!!!!!! Mama mencapai orgasmenya lalu dengan kuat memeluk Om Faiz. Mama seperti anak kecil yang digendong Om Faiz. Kedua kakinya melingkari pinggul Om Faiz.

Puas memeluk Om Faiz, Mama turun dari tubuh Om Faiz. Mereka mengeringkan tubuh mereka dengan handuk lalu membungkus tubuh mereka dengan handuk. Setelah itu mereka keluar dari kamar mandi bersama-sama. Akupun bergerak mundur agar tidak ketahuan Mama. Hanya Om Faiz yang mengetahui kehadiranku di sana tapi berpura2 tidak melihat. Sesekali mata Om Faiz melirik ke arahku.

Mama lalu duduk di tepi ranjang dengan kaki yang disilangkan menatap om Faiz.

"Ling... abang belum keluar sayang...." kata Om Faiz

Mama menelantangkan tubuhnya di ranjang lalu Om Faiz melepaskan handuk yang dipakai mama. Om Faiz melepaskan handuknya sendiri lalu melempar ke lantai. Paha Mama dilebarkan Om Faiz lalu mencelupkan kontolnya di liang vagina Mama.

Tubuh Mama ditindih oleh Om Faiz, sembari kontol Om Faiz mengenjot Mama di bawah. Di atas mereka saling berpelukan dan berciuman panas. Tubuh Mama yang putih mulus layaknya wanita chinese kini tenggelam dalam tubuh om Faiz yang lebih gelap. Sungguh kontas sekali perbedaan warna kulit di tubuh mereka. Akupun semakin terangsang melihat pemandangan ini.

Aaaaaahhhh... aaaaahhhh...aaaahhhhh...." Mama kembali mendesah sampai akhirnya.

BANNGGGG AKU KELUARRR LAGGGIII...!!!!

Iyaaa Linggg...Abanggg juga mau keluarinn sekarangggg..... aaaahhhhh.....aaaahhhhh....!!! AAAAAHHHHHHHH....aaaaahhhhh....!!! Mama juga keluar berbarengan dengan Om Faiz.

Keduanya mencapai puncak kenikmatan dalam posisi berpelukan sambil berguling di atas ranjang kamar Om Faiz yang besar itu.

Sebelum ketahuan Mama, akupun keluar dari kamar itu lalu mencari Ci Velin. Setelah mencari2 ternyata ci Velen ada dikamar Rizki. Mereka berdua sedang bercumbu dalam keadaan tanpa busana. Semua pakaian ci Velin sudah bertebaran di lantai kamar Rizki.

Melihatku di sana ci Velin lalu mengutip bajunya lalu memakai kembali. Ternyata mereka sudah selesai bersetubuh selama aku berada di kamar Om Faiz.

"Sen...kamu di sini saja ya tungguin Mama. Gue mau jalan dulu sama Rizki...nanti Rizki yang mengantar gue pulang...." kata ci Velin lalu akupun mengiyakan.

Aku sekarang belajar sesuatu dari apa yang terjadi hari ini, bahwa seorang lelaki harus bisa memenuhi kebutuhan wanita secara emosi maupun seksual. Tadinya Mama sedih banget setelah pulang dari rumah Kakek Nenek, namun malam ini Mama merasakan kebahagiaan yang diberikan Om Faiz. Itu yang tidak sanggup diberikan Papa kepada Mama. Aku tidak menyalahkan hubungan Mama dengan Om Faiz asalkan Mama bahagia.

Berapa lama lagi aku harus menunggu Mama di ruang tamu ini ?​


Read More

𝐒𝐤𝐚𝐧𝐝𝐚𝐥 𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟕 ~ 𝐌𝐞𝐥𝐞𝐩𝐚𝐬 𝐇𝐚𝐬𝐫𝐚𝐭 𝐓𝐞𝐫𝐭𝐮𝐧𝐝𝐚

 


Semalaman aq gak bisa tidur, gara2 teringat pada Faiz. Kuakui hatiku kini sudah condong padanya sejak dia melepaskanku dari Pak Imron yang memperlakukanku dengan kasar. Walaupun Faiz bukan lelaki pribumi yang tampan, tapi menurutku Faiz adalah seorang lelaki yang gentleman. Sejak dia menolongku menyelesaikan persoalan Edisen di sekolah, aq sudah merasakan wibawanya. Selain itu dia sangat berpengalaman dalam memperlakukan seorang wanita. Setiap tutur katanya sering membuatku seakan aq ini masih gadis yang sedang mekar. Padahal aq ini sudah termasuk wanita yang tidak muda lagi. Dia memiliki kepribadian yang jauh berbeda dari suamiku.


Sebelumnya aq memanggil dia dengan panggilan Bapak karena aq menghormati dia sebagai seorang pria yang baru kukenal. Akan tetapi, dia memintaku untuk memanggilnya Bang Faiz dengan alasan supaya lebih dekat. Aq memeng belum terbiasa memanggil begitu, karena setiap laki2 pribumi yang kukenal umumnya kupanggil Bapak karena itu yang umum kudengar. Semalam aq dan dia sempat bercumbu di rumahku. Ini pertama sekali aq bercumbu dengannya, sayangnya kami tidak bisa melanjutkan sampai tuntus gara2 anakku mengganggu. Cara dia mencumbui aq menunjukkan kalau dia punya kemampuan bercinta yang hebat. Perlakuannya padaku membuatku serasa ingin terus dekat padanya, dan akhirnya aq bisa panggil dia Bang Faiz.

Terus terang aq sudah sangat terangsang ingin menyerahkan tubuhku padanya. Sempat kuraba senjata lelakinya yang masih tertutup celananya. Kuyakin dia punya ukuran senjata lelaki yang sanggup memuaskan seorang wanita. Aq tahu bahwa semalam itu dia kesal karena terpaksa harus berhenti bersetubuh denganku. Belum sempat kuutarakan kalau aq masih ingin bersetubuh dengannya, dia sudah ingin pergi dari rumahku. Sebagai wanita aq punya gengsi yang cukup tinggi untuk berterus terang. Hari ini sejak pagi dia tidak mengirimkan pesan lewat WA padaku. Aq sendiri juga bertahan untuk tidak lebih dulu mengirimkan pesan padanya.

Tetapi semakin lama aq didiamkan semakin tersiksa hatiku. Aq terus berharap dia mampir ke toko untuk sekedar menyapaku lebih dulu. Aq pasti tidak segan2 untuk menyambutnya agar relasi ini membaik. Ternyata hari ini aq tidak melihat sosok Faiz di toko.

Kulihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 11. Malam ini sepertinya aq masih akan terus memikirkannya sampai pagi. Tiba2 aq terima pesan dari Faiz yang berisi:

Faizal: "Ling, saya sudah didepan rumahmu" Betapa kaget sekaligus senangnya hatiku membaca pesan ini.

Aq segera mengenakan lingerie yang dua tali tipis tersangkut di bahuku memperlihatkan payudaraku yang putih mulus, dengan panjang kebawah sebatas paha. Aq pun sudah tidak mengenakan BH, hanya memakai celana dalam yang tipis. Semua pakaian ini sudah lama dibeli namun belum terpakai ku kenakan untuk menyambut Faiz. Berharap malam ini aq akan bercinta dengannya seakan malam pertama.

Suhu udara diperkampung ini terasa dingin di malam hari dan akhir2 ini sering hujan. Aq harus mengenakan satu lapis baju luar untuk menutupi tubuhku saat aku membukakan pintu buat Bang Faiz.

Jantungku berdetak kencang saat kubuka pintu untuk Bang Faiz. Untuk apa Bang Faiz malam2 datang mencariku, mungkinkah dia ingin mengajakku bersetubuh?!

Kupersilahkan dia duduk di ruang tamu tempat semalam kami bercumbu namun terhenti. Diluar sedang turun hujan yang cukup deras.

"Ada apa Bang...?" tanyaku.

"Malam ini aku mau bayar janjiku sayang..." katanya lalu dia mengeser posisi duduknya mendekatiku.

"Janji apa Bang...?" tanyaku penasaran sambil menatap wajahnya.

Tanpa jawaban tangannya mengangkat daguku keatas lalu bibirnya menciumku dengan lembut. Akupun menutup mataku menikmati kelembutan ciumannya. "Cuuupppp......cuuuuppp...."Bibirku yang tipis dilahap oleh bibirnya yang lebih tebal. Sentuhan bibir ini membuat tubuhku terasa seperti sengatan birahi yang membangkitkan gairahku yang semalam tertunda.

Dari nafasnya tercium aroma rokok yang sebenarnya kubenci. Suamiku sendiri bukan seorang perokok. Tapi kelembutan ciumannya memaksaku untuk mengabaikan bau yang kubenci sebelumnya.

Lidahnya menerobos masuk kedalam mulutku lalu kusambut dengan menjulurkan lidahku.

"Hmmmm...sruuupp...mmmm....mmmm.....srruuuppp....." lidah kami sedang bermain kejar2an dalam ciuman penuh hasrat.

Pelan2 tangannya yang terasa dingin dikulitku menerobos dalam bajuku mencari payudaraku lalu meremasnya.

"Tunggu Bannnggg...kekamarku yukk..." kuajak dia kekamarku, kutarik tangannya untuk masuk ke dalam kamar pribadiku.

Bang Faiz tidak menjawab, dia hanya diam dan menatapku dengan tatapan tajam penuh misterius sambil mengikuti langkahku menuju kamar.

Setelah dia masuk ke dalam kamar, akupun mau menutup pintu supaya anak2 ku tidak melihat kami.

"Tunggu !!! kata Bang Faiz. "Tidak usah ditutup...buka saja..." perintahnya.

"Kenapa bang...?!" tanyaku

"Saya sukanya begitu... jadi Aling ikuti saja..." tegas Bang Faiz

"Nanti ada anakku ganggu lagi gimana Bang...?! kataku.

"Biarin saja Ling... malam ini lu gak akan kulepaskan meskipun anak lu panggil.... lagipula anak lu sudah tidur...." katanya.

Aq merasa aneh dengan kemauannya, tapi ya sudah lah lagipula Asen dan Fei2 pasti sudah tidur. Jadi malam ini mereka gak akan mengganggu malam ku bersama Bang Faiz. Kubiarkan saja pintu terbuka lebar tanpa perlu kuatir ada yang lihat. Dengan pintu terbuka suara hujan juga terdengar jelas.

"Duduk Bang... selamat datang di kamarku..." ku persilakan dia duduk di tepi ranjangku sambil kutanggalkan baju luarku di hadapannya dan Bang Faiz menatapku seluruh tubuhku terutama payudaraku yang mengintip di balik lingerie tanpa bra.

Kuturunkan kedua tali tipis yang tersangkut di bahuku hingga bajuku jatuh terlepas kebawah melewati kakiku. Kini tubuhku hanya tertutup oleh celana dalamku yang berwarna hitam ini.

"Banggg.... malam ini Aling milikmu.. " kataku

"Sini sayang... biar abang tuntaskan malam ini..." kata Bang Faiz

Kuberanikan diri untuk naik keatas pangkuan Bang Faiz agar dia menikmati kedua payudaraku ini.

"Ooooohhhh...Banngggg...." Akupun memeluk erat kepala Bang Faiz sambil menahan rasa putingku diisap oleh Bang Faiz dengan keras. Payudaraku yang satunya lagi juga diremas olehnya.

"Srrruuuppp.....hhhmmm....cuuuppp....cuuuppp..." dengan lahap bang Faiz menjilati payudaraku sambil diciumnya.

"Ahhhhhh....Terusin Banngggg...." kataku sambil menikmati putingku yang dimainkan lidahnya.

Setelah puas dengan payudaraku, Bang Faiz membalikkan aku agar aku terlentang di ranjangku lalu kulihat kebawah Bang Faiz sedang apa.

Bang Faiz melepaskan pakaiannya sendiri sambil menatap seluruh tubuhku. Akhirnya dia menurunkan celana dalamnya sehingga penisnya keluar. Ohh, ternyata besar juga punya Om Faiz sesuai dugaanku warnanya agak gelap kehitaman.

"Linggg... bikin Abang bahagia dulu pake mulutmu sebelum Aling abang bikin bahagia juga..." katanya sambil berdiri tegap di bawahku.

Akupun duduk kembali di tepi ranjang lalu ku pegang penisnya yang berwarna coklat gelap, ukurannya besar saat kuganggam. Pelan2 ku gosok2 dengan jari2ku yang halus.

"Jangan dilihat saja...dikulum pake mulut lu Ling..." perintah Bang Faiz dan kulakukan juga sesuai perintahnya.

Ada sedikit bau aneh dipenisnya tapi gak sebau punya Pak Imron. Kalau Pak Imron bilang ini bau kontol lelaki pribumi. Kuberanikan diriku untuk menyambut penis Bang Faiz dalam mulutku.

"Hmmmm.....hhhmmmm...ahhhh....hhhhhmmmm....." mulutku gak muat masukin penisnya yang panjang. Terkadang aku kesulitan bernafas kalo kepala penisnya sampai ke kerongkonganku.

"Terus Ling... terus...Isap yang benarrr...!!! perintahnya.

"Besarrr banggg...hhhhmmmm...."

"Sruruuupppp....hhhhmmmm....."

"Enngggg.....hhhmmmm....aaaaahhhhh..."

"Pinterrr kamu sayanggg....lumayan juga isapan lu Ling...." pujinya membuatku semakin bersemangat untuk mengisap penisnya. Aku memang belajar banyak soal mengisap penis dari Pak Imron. Suamiku tidak pernah mengajariku soal begini, lagipula aq males layani suami melihat sikapnya yang egois dan pemarah. Biar aq melayani lelaki yang bisa membuatku bahagia layaknya hak seorang wanita.

"Jilat Linggg..." kata Bang Faiz dan kuikuti apa maunya.

Srrruuuppppppppp....hmmmmm....

Penisnya yang panjang kujilat dari pangkal sampai ujung kepalanya. Penis Bang Faiz juga sunat seperti punya Pak Imron, tapi suamiku punya tidak disunat. Aku tahu ini juga dari Pak Imron yang banyak memberiku pelajaran. Sayangnya akhir2 ini dia terlalu memaksakan dirinya padaku demi kemauannya.

"Bagussss... jilatan lu enak sayang...." puji Bang Faiz

Waww, penis Bang Faiz semakin dijilat semakin panjang. Aku takut apakah penis ini muat dalam vaginaku???

Hhhhmmmm.....srrruuuppp.... hhhmmmmm...



".........."

"Sudah sayang... sekarang gantian abang yang bikin Aling bahagia..." kata Bang Faiz

"Sini abang buka celana dalam Aling... abang mau lihat memek cina Aling..." Bang Faiz melepas celana dalamku ditarik melalui kakiku.

"Linggg...celana dalam lu sudah basah ini..." kata Bang Faiz lalu diciumya celana dalam aq itu.

"Jangan dicium ah Bang... bau looo.." kukatakan ini karena aq merasa malu kalau cairan dari vaginaku sampai dicium Bang Faiz.

"Ngak sayang...abang suka baunya..." katanya

"Sini sayang...abang mau lihat memek cina Aling..." katanya lalu melebarkan kedua pahaku.

"Ini memek kesukaan abang sayang... bulu jembutnya lebat....kontol abang gak tahan kalau lihat memek cina begini..."katanya lalu mengarahkan penisnya ke vaginaku.

"Tolong pelan2 banggg...." kataku.

"Kenapa sayang...?!" tanyanya.

"Penis punya bang besar..." kataku.

"Tenang Ling, nanti Aling akan suka sama kontol abang ini..." setelah berkata kurasakan kepala penis bang Faiz mulai menerobos ke vaginaku.

"AAAAAAAAAAHHHHHHH......" kurasakan tanpa bisa melihat penisnya yang terus menjalar semakin dalam ke vaginaku hingga mentok. Lalu Bang Faiz melakukan penetrasi padaku.

"Aaaaahhhh....aaaaahhhh....aaaaahhhh....." aq mendesah merasakan gesekan penisnya dalam vaginaku.

Setelah beberapa saat Bang Faiz berhenti lalu menarik tanganku hingga aku duduk dipangkuannya tanpa melepas penisnya dari vaginaku. Bang Faiz duduk di tepi ranjang kakinya menginjak lantai, sedangkan kaki diletakkan di ranjang.

Dalam posisi saling berpelukan Bang Faiz melakukan peneterasi padaku. Pinggulnya dinaik sehingga penisnya menusuk ke atas, masuk ke dalam vaginaku. Sesekali pantatku ditepok oleh tangannya memberiku semangat mengerakkan pantatku agar menyesuaikan irama penetarasi.

"Oooohhhh....aaaaahhhh.....aaaahhh....aahhhh...." tanganku meremas rambut Bang Faiz.

"Aaaaaahhhhh...aaaaaahhh....aaaahhhhh......"

"Bannggg... aku mau keluarrr.. Ahhh...aaahhh...aahhh..." kataku

"Keluarin sayanggg... puaskan diri lu....kamu pantas untuk itu sayang....."

"AAAAAHHHHHH.......AAAAAAHHHHHH......!!!!! aku mendapatkan klimaksku.

"aaaaahhh....aaaaaahhhh....aaaahhhh...." kuhentikan goyangku merasakan puncak kenikmatan ini.

"Abangg sudahhh sampai..?! hah..hah..hahh.." aq tanya Bang Faiz

"Abang belum sayang...malam masih panjang...." katanya.

Aq ditidurkan kembali keranjang agar aq beristirahat sebenar sebelum masuk ke babak berikutnya. Penisnya yang sedang berdiri tegak sempurna sedang menanti vaginaku.
"Buka memek lu sayang, abang mau masuk lagi..." katanya

"Ayoo banggg... puaskan dirimu abang..." kataku.

Kembali Bang Faiz melakukan penetrasi. padaku. Suasana diluar hujan semakin deras diiringi suara guntur membuat Bang Faiz semakin kencang mengenjotku.

"Aaaaaahhhh....aaaahhhh...aaaahhh...aaaaahhh....aaahhhh...." desahan ku juga turut berpacu dengan suara hujan deras.

"AAAAAHHHHH.....AAAHHHHH....AAAAHHHH....!!!" aku mendesah sekuat2nya tanpa takut kedengaran karena ditutupi suara hujan deras.

"AAAAAHHH....AAAAHHHH.....AAAAAAHHHH...."

"Enakk sayanggg...?!"tanya Bang Faiz.

Aku sedang mendesah dan hanya bisa menjawabnya dengan anggukan kepala kalau ini benar2 enak.

"AAAAHHH....AAAAHHH....AAAAAHHH....."

"BANGGGG... AKUU MAUU KELUARRR LAGIII...!!! kataku

"Bentar sayanggg...tunggu abangg biar sama2..." katanya Bang Faiz lalu semakin mempercepat goyangnya.

"AAAHHHH....AAAHHH...AAAAHHH..." Ayo sayangggg....Abangg keluar..." BANNGGG...AAAAAAAAAAHHHHHHHHHH..!!!! Ahhhh abang keluar Linggg..!!!

Suara gunturpun bergema turut meramaikan puncak kenikmatan kami malam ini. Kami saling berpelukan kuat sampai nafas kami stabil. Aq benar2 puas malam ini.

Kusadarkan kepalaku ke dada Bang Faiz sambil satu tanganku memainkan penisnya yang setengah ereksi.

"Besar punya abang..." kataku lalu mengganggam sambil ku kocok pelan2.

"Aling suka kontol abang..?" tanyanya sambil mengelus rambutku.

"Suka bang..." jawabku

"Kontol suami lu kenapa rupanya..? tanyanya.

"Punya suamiku ga sebesar punya abang.. trus cepat keluar..." jelasku.

"Rata2 kontol cina begitu Ling... lebih kuat kontol pribumi...." katanya.

Semakin ku mainkan penis Bang Faiz semakin keras lalu tegak berdiri lagi.

"Itu akibat Aling main2 sama kontol pribumi... sini memek lu Ling..." katanya.

Aq pun naik keatas tubuh Bang Faiz sambil mengarahkan vaginaku ke penisnya. Kugenggam penis Bang Faiz lalu kumasukkan sendiri ke vaginaku.

Kugoyangkan pantatku dengan cepat sedangkan kedua telapak tanganku ku tahan di dadanya.

"Ayo Linggg...!!! Puaskan lagi dirimu...!!! Bang Faiz memberiku semangat.

"Aaaaahhhh....aaahhh....aaahhh...oooohh Banggg..."

"Kenappaa syanggg...??" tanya Bang Faiz yang sedang duduk santai melihatku bergoyang sendiri diatas pahanya.

"Eannnkkk banggg...!!! Aahhh....ahhhh...aaahhh..."

"Enakk kontol pribumi..?! tanyanya..

"ENAKKK BAANNGG....!!!

"AKU MAU KELUARR BANGGG...!!!!

Bang Faiz menidurkan aku kembali ke ranjang lalu melakukan peneterasi dengan goyangan yang cepat.

"AAAAHHH....AAAHHHH.....AAAHHHH...", "Tunggu Abanggg..!!!!

"Plokkk....plokkkk....plookkk..." suara yang timbul dari pertemuan paha kami sangkin kuatnya genjotan Bang Faiz.

"AKUUU KELUARRR LAGGII...!!!! AAAAAAAHHHHHHHHH...!!!!

"Uuuhhhh....aahhhhh...abang juga keluarr saynnggg..." Bang Faiz bener2 kuat bercinta, malam ini aq dibuat klimaks sampai beberapa kali.

"Kamu hebat sekali Lingg.. beruntung suami lu punya istri sehebat ini..." kata Bang Faiz

"Gak usah singgung2 dia lagi bang..." kataku.

"Iya syang...bang puas malam ini..." katanya.

"Aling juga bang... makasih bang sudah bikin Aling bahagia malam ini..."kataku

"Lelaki sejati harus menepati janjinya Ling... lain kali abang bakal bikin Aling jauh lebih puas dari malam ini..."

Malam ini saja aq udah puas banget, gimana bisa jauh lebih puas dari ini lagi. Aq benar2 gak bisa membayangkan, tapi aq percaya saja deh dengan Bang Faiz. Mungkin dia punya banyak cara untuk membahagiakan seorang wanita.

Tidak terasa jam dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 2 subuh dan hujan juga sudah mulai reda. Bang Faiz pun minta pamit dulu. Andai dirumah cuma aq sendiri pasti kuminta Bang Faiz nginap saja di kamarku.

"Oh ya...Minggu pagi Abang jemput ya Ling..." kata Bang Faiz

"Mau kemana Bang..? tanyaku.

"Abang ajak jalan ke suatu tempat... " kata Bang Faiz

"Minggu aq gak bisa Bang... Aq mau ke rumah mertuaku untuk urusan pernikahan anak ko Afuk yg kedua si Erika..." kataku

"Begitu ya..***k apa2 nanti abang antar Aling ke sana...." kata Bang Faiz sambil merangkulku

"Ok deh bang...hati2 dijalan ya.." kalau sudah begini aq ga bisa menolak tawarannya.

Kuantar bang Faiz keluar pintu rumah lalu dia beranjak dari rumahku dengan mobilnya. Sebelum bang Faiz keluar pintu depan, dia sempat mencium kening turun ke bibirku. Romantis juga laki2 ini, pikirku.

Saat ku kembali ke kamar ku, aku mendengar ada suara pintu kamar yang tertutup. Rasanya itu pintu kamar Edisen. Mungkin dia tengah malam mau pipis baru kembali dari kamar mandi.

Minggu pagi Bang Faiz mau diajak aq jalan kemana ?
Gimana kalau sampai mertuaku liat aq bersama Bang Faiz ?​

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com