𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟐𝟕 𝐋𝐈𝐆𝐀 𝐔𝐓𝐀𝐌𝐀 𝐋𝐈𝐁𝐔𝐑, 𝐋𝐈𝐆𝐀 𝐓𝐀𝐑𝐊𝐀𝐌 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐌𝐀𝐈𝐍

 


Erika sedang berbunga bunga, selain dibeliin kalung sama Alvin, dia juga mendapat modal untuk membuka usaha re-seller frozen food dan juga baju wanita kekinian. Dan kebetulan Arman, yang kerja di gerai minum disampingnya itu, sedang nganggur karena tempat kerjanya akhirnya tutup. Makanya dia menawarkan untuk jadi messengernya.

Arman tentu senang sekali mendengarnya. Dan karena rumahnya sempit, rumah Arman juga kecil, maka Erika pun menyewa satu rumah petakan untuk menyimpan barang-barangnya, sekaligus menaruh freezernya untuk makanan beku.

Dia mulai mencari pasarnya dengan menggunakan medsosnya dia. Dan bagi Erika ini menyenangkan, selain kerjaannya di bengkel sebagai admin, dia juga sibuk mempromosikan makanan beku dan baju jualannya. Dia hanya perlu cari di toko online, dia simpan fotonya, lalu dia kirim lagi di medsosnya dengan menggunakan toko online nya dia. Dan hasilnya cukup lumayan bagus.

Arman pun ikut senang. Karena akhirnya dia bisa bekerja lagi. Meski bayarannya berdasarkan jumlah barang yang diantar, tapi Arman sangat suka, karena selain bisa bantu orangtuanya, dia juga jam kerjanya tidak terikat, dan dia juga suka karena bisa berdekatan dengan Erika.

Dia diam-diam menyukai gadis ini. Semenjak dia suka beli minuman, Arman sudah suka dengan Erika. Penampilan Erika belakangan ini memang semakin cetar setelah mendapat asupan gizi dari Alvin, dan penampilannya juga terlihat semakin terawat karena secara rutin pendapat perawatan.

Hubungan Erika belakangan ini memang tetap seperti biasa dengan Alvin. Namun dia tetap tidak bisa memungkiri bahwa dia juga butuh anak muda yang sepantaran dengan dirinya. Alvin memang baik dan murah hati, namun tentu dia sulit mengimbangi Erika yang masih muda dan staminanya kuat.

Erika sendiri kadang malu jika jalan berdua dengan Alvin. Dan memang Alvin juga hampir tidak pernah jalan bersama dia. Selain nanti disangka bapak sama anak, Alvin juga malas jika diajak jalan. Dia takut jika ada yang mengenalinya jalan bersama Erika. Dia sukanya pacaran di bengkel, sama di kostan saja.

Dan malam ini Alvin karena ada acara keluarganya, tidak datang ke kostan nya Erika. Erika juga maklum dengan stamina Alvin, kadang kondisi ereksinya juga tidak bagus, sedangkan dia masih ingin bertarung dan merasakan ganasnya kontol. Erika berusaha memaklumi, karena berkat kebaikan hati boss nya, maka dia dan keluarganya kini boleh dapat berkah, dan hidup lebih baik.

Meski suka cemburu, tapi dia mencoba memaklumi dan menentramkan hatinya. Maunya dia sih Alvin tiap hari datang, meski ngga main tapi ada di kostannya, terus bulanannya lancar, dan juga diperhatiin oleh Alvin.

Namun semenjak ada Arman, dia sedikit banyak terbantu. Selain ada kesibukan lain dengan usaha sampingannya, dia juga senang ada uang dan penghasilan dari usahanya. Dia menikmatinya, dan menurutnya Arman juga jujur dan enak dilihat, meski baru berusia 19 tahun, namun dia suka dengan wajah dan tampang cowok manis ala Arman.

Dia baru pulang dari bengkel dan baru saja mandi, nanti dia bersiap menunggu sholat maghrib, lalu ada whatsapp dari Arman

Ka, ruang tengah sudah saya bersihkan dan rapih, bisa dipakai untuk motret produk

Wah, keren dong.

Picture received

Memang terlihat lebih bagus dan rapih

Itu ada lampunya?

Iya Ka, lampu studio sama lampu sorot, ada dua

Beli dimana?

Uang yang Kaka kasih kemarin ada sisa, saya beliin ini buat moto produk biar lebih bagus

Erika menyadari memang anak ini termasuk cerdas

Nanti digantung baru difotoin yah?

Boleh Ka, atau pakai patung

Beli lagi dong

Daripada pake model mahal lagi Ka.... hahahaha

Iya juga sih

Kecuali Kaka mau jadi modelnya

Malu ah, ngga ada tampang model begini

Ih kata siapa, body dan wajah Kaka keren kok, layak jadi model

Wah, mulai merayu nih bocah

Ngga ah.... malu

Ya sudah terserah Kaka

Adzan maghrib berkumandang

Gue sholat dulu ya

Oke Ka

Selesai sholat, dia mengecek whatsapp nya, dari Mama minta uang, dan Anti temannya, menanyakan model baju

Dia lalu mengecek chat yang masuk dari Arman lagi

Ka, saya minta ijin ke Getok Cafe yah

Ngapain disana?

Anak2 pada ngumpul nongkrong

Ya sudah

Kaka ada yang mau dibeli? Makan malam mungkin?

Erika mikir sejenak. Dia malas makan tadinya, tapi di kostan juga dia bete karena palingan nonton tv dan main game.

Ada apa disana makanannya?

Banyak Ka, kaka mau makan apa?

Bingung dia

Apa kaka mau ikut? Beli makan trus aku antarain lagi ke kostan? Biar bisa milih sendiri?

Erika galau, di kostan juga bete, lalu

Oke. Jemputlah kesini

10 menit yah Ka

Erika segera dandan tipis lalu segera turun saat wa dari Arman bilang dia sudah dibawah

Senyuman Arman terlihat lebar melihat Erika turun dan keluar dari pagar kost an nya.

“Yuk....”

“siap Ka....”

Mereka lalu segera jalan di jalanan yang lumayan ramai

“rame teman-teman kamu?”

“lumayan sih Ka.... males sebenernya ngumpul.. pas Kaka ikut jadi ada alasan nanti langsung pulang aku....”

“gitu yah.... jadi bemper aku....”

“ngga Ka....”

Erika masih menjaga jarak diantara mereka, hingga akhirnya motornya nyampe di Getuk Cafe.

Suasana langsung riuh melihat Arman membawa Erika. Biasalah teman-teman SMA nya ada yang pada kuliah, ada yang udah kerja dan masih nganggur pun ada, pada heboh melihat Erika yang memang terlihat manis malam itu.

Mereka berdua lalu memesan makan, karena acara disini bayar-bayar sendiri, jadi bebas memilih tempat duduk. Arman sendiri memilih untuk duduk berdua dengan Erika, meski diteriakin agar ngumpul dengan mereka, tapi Arman memilih dengan Erika

“makan disini aja yah....”

“terserah Kaka...”

“kamu pesan apa?”

Arman diam aja

“kaka aja... aku sudah makan tadi....”

Erika tersenyum

“makanlah..... “ ujarnya sambil memesan nasi goreng untuk Arman, lalu mengeluarkan dompetnya membayar

“enak yah tempatnya...”

“iya Ka...lumayan...”

Mereka lalu makan sambil sesekali menengok ke arah teman-temannya Arman

“banyak stok?”

“lumayan Ka...tadi pada datang...”

“ Cuma tadi ada yang komplain... katanya foto jualan kita itu sama kayak di Sopi...”

“masa sih?”

“iya Ka... khan ama Kaka kemarin dicopi paste....”

Erika tertawa

“bagusnya bagaimana?”

“saran aku sih, Kaka yang jadi model.... nanti kita pilih mana yang bagus baru kita posting....”

Eriak tersenyum

“kita coba aja dulu.....kalo bagus kita pilih dan post Ka... bagus kok... foto-foto Kaka di IG ama FB aja banyak yang like...”

Iya sih, fotonya memang banyak dan kebayakan laki-laki yang suka.

“ya sudah....” Erika tersenyum

Setelah selesai makan

“pulang yuk....”

“ayo Ka....”

Mereka berlalu bersamaan dengan ledekan dari teman-teman Arman.

Dalam perjalanan pulang, kini Erika sedikit merapat ke punggung Arman, dan karena mengobrol di motor membuat dia harus agak maju kedepan mendegra omongan dari Arman, membuat buah dadanya yang lembut sedikit menempel di punggung Arman. Dan mereka berdua seakan tahu situasi itu, namun malu-malu mengatur jarak lagi.

Arman meski usianya baru mau menginjak angka 20 tahun, namun terlihat sudah matang dan terkesan melindungi sekali terhadap Erika.

“ka, mau mampir ke kontrakan dulu?”

“boleh.... mau lihat juga hasil kerja kamu...”

Arman tertawa.

Mereka lalu tiba di rumah kontrakan yang terdiri dari 8 rumah petakan hadap-hadapan, dan mereka dapat yang paling ujung sebelah kiri. Motor Arman diparkir ke depan rumah, dia membuka pintunya, lalu masuk ke dalam mereka berdua.

Freezer di depan rumah menyambut mereka, ada tumpukan baju-baju yang baru datang, yang disusun didekat freezer.

“penuh freezer?”

“tadi ada yang beli Ka...sebelum jemput Kaka aku antarin dulu tadi... nanti aku kirim laporannya yah...”

“oke....”

Mereka masuk ke ruangan tengah yang suka dipakai biasanya untuk tidur, dan ruangan itu sudah dirapihin oleh Arman, bersih dan dikasih wall paper. Lampunya juga tersedia untuk keperluan jika diprotret.

“keren...”

“lumayan Ka....”

“iya sih.... kalo main kirim kayaknya ketahuan banget kita reselller...”

“betul Ka....”

Dia lalu membuka tumpukan baju-baju yang akan dijual. Ada daster, baju muslim, baju anak-anak muda yang dan ada juiga pakaian dalam yang berbagai macam bentuk. Dia senang setelah pertama dia beli, suppliernya sekarang berani kirim dan kasih banyak produknya ke toko onlinenya Erika.

Erika memilih Tunik, daster, crop top, offshoulder top, dan tank top. Dia merasa sepertinya bagus bahannya. Yang lain nanti kalau ahsilnya bagus baru dia akan minta difoto lagi.

“mau dicoba Ka?” Tanya Arman

“boleh....”

“oke Ka.... “

“aku pipis dulu....”

Arman menganggukan kepalanya. Saat Erika kebelakang, dia lalu menyiapkan lampunya untuk persiapan foto-fotonya. Dan saat Erika balik, dia menyalakan kipas angin. Kasur tipis yang ada disitu dipindah ke ruang depan.

“nanti kalo sudah ganti baju...panggil aku....”

Erika tersenyum mengangguk

Arman lalu ruangan depan, gorden pemisah antara ruang depan dan ruang tengah diturunkan oleh Arman.

Lalu

“man...”

“siap Ka...”

Eriak sudah berganti dengan daster terusan, dan dia terlihat cantik, dan sedikit mengarahkan gayanya, dia bersandar di dinding

“Ka, pake hape Kaka aja boleh?”

“ lho, hape kamu kenapa?”

Arman tersenyum

“jangan Ka... selain kameranya bagusan Kaka, kan ini foto pribadi Kaka.... nanti yang mau diposting Kaka tinggal pilih dan kirim ke aku....”

Mendengar kata-kata Arman yang sangat sopan dan masuk akal, dia jadi tersentuh.

“oke...”

Dia lalu mematikan signal selulernya, lalu memberikan ponselnya ke Arman.

Proses pemotretan pun dimulai dengan sedikit tegang. Maklum ini pertama kali bagi Arman, meski dia sudah belajar dari internet cara-cara memotret, namun tetap saja memotret wanita idolanya ini dia agak sedikit tegang. Dan Erika seperti menyadarinya jika Arman agak kikuk dan malu-malu, hal ini justru membuat dia jadi agak naughty dan sedikit menggoda.

“panas yah.....”

“Eh...... iya kali Ka....”

“hahahahah......udah santai aja....”

Dari gaya yang agak kaku kini Erika semakin santai dalam dipotret, dia kini sperti sedang selfie sendirian di kamar. Sesekali dia bergaya bak foto model profesional. Membuat Arman mulai agak menegang melihat wanita manis didepannya ini.

Beberapa busana dicoba oleh Erika, dia entah kenapa menikmati sekali difotoin oleh Arman, apalagi saat dia pakai yang offshoulder top. Setelah dipotret dia mencoba melihat hasilnya.

“hmmmm tali behanya agak ganggu yah....” bajunya yang berwarna putih dengan bh yang berwarna biru memang agak kontras. Dia lalu menurunkan tali behanya agar terlihat bersih pundaknya.

“nah, gini lebih bagus....” dia sempat melihat tonjolan di celana Arman, membuat dadanya agak berdesir. Maklum sudah lumayan lama dia tidak mendapat orgasme dari Koh Alvin, beberapa kali tempur dia Alvin KO duluan. Dia juga enggan memaksa Koh alvin untuk melakukan oral kepadanya.

Kini busananya semakin panas, dengan tank top dan celana pendek, membuat pundaknya, dan pahanya terekspose indah. Dadanya juga terlihat menonjol saat tanktop ketat itu dipakai.

“keren ngga?”

“bagus Kak...” agak berkeringat dia, membuat Erika geli melihatnya.

Foto-fotonya terlihat seksi, dan Erika suka dengan itu

“ini yakin Kaka mau dipajang nanti?” tanya Arman

“boleh juga....” katanya sambil tersenyum

Arman hanya diam menahan birahinya yang mulai baik, berdekatan saat melihat foto di ponselnya Erika, membuat bau tubuh wanita ini tercium harum alaminya.

“yang terlalu seksi sih janganlah.... nanti aku pilih....”

“oke Ka...” masih sangat sopan si arman, dia terlihat menghormati Erika

“pintu depan kamu kunci?”

“belum Ka...”

“kuncilah...nanti ada yang masuk.... ngga enak kita lagi didalam”

Arman dengan cepat keluar dari ruang tengah. Dia keluar mengunci setang motornya , sempat melihat suasana tetangga nya yang sepi, lalu amsuk lagi dan mengunci pintu kontrakan itu, sebelum balik lagi kedalam untuk melanjutkan pemotretan, dia kini semakin berkeringat dingin.


Read More

𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟐𝟔 𝐂𝐈𝐂𝐈 𝐏𝐔𝐋𝐀𝐍𝐆, 𝐀𝐋𝐄 𝐍𝐆𝐀𝐂𝐄𝐍𝐆

 


Siang hari jam 12.15 WIB jadwalnya pesawat Batik Air dari Singapore mendarat di Bandara Sukarno Hatta Cengkareng, dan keluarga besar Alvin, Fany dan Thomas, serta Antonius dan istrinya Tanti tiba setelah kembali dari Singapore setelah berlibur kurang lebih seminggu.

Ale sempat melihat status di WA Fany, yang memvidiokan pesawat yang landing di Bandara Cengkareng, dan senyuman Ale penuh arti saat melihat Ci Boss nya sudah tiba di Jakarta. Dia yang sedang duduk selesai makan siang di toko, sambil melirik ke pentungannya di dalam celana pendeknya, dan berbisik dalam hati

Sabar luji.... nanti malam puki kesayangan kau datang....

Semangat sekali Ale melaksanakan tugasnya hari ini. Dia sebetulnya sangat berbahagia dengan pelayanan dan servis dari Ci Fany atau sebaliknya saat dia menservis bossnya. Baginya bercinta dengan Fany itu seperti sudah dengan istrinya sendiri. Saling mengerti dan memahami. Istilah bola, mau main tiki-taka atau total football, pakemnya sudah ketahuan.

Memek Ci Boss juga terlihat masih lebih rapat dibanding tante Bertha yang sudah becek dan agak dol. Memek ci boss nya alami, putih mulus licin kulitnya. Dan meski sudah berusia kepala tiga, body Ci Fany masih gol banget, apalagi jika sudah pake celana jins dan kaos casual, memang kulitnya mantap macam ubi kupas.

Oh mamayo.... kalot langsung bangun kalau ingat Ci Boss telanjang

Jam 2 siang

Ale, kita dalam perjalan pulang ke rumah. Nanti ngga ke toko yah. Lu jangan telat balik

Whatsaap dari Ci Fany membuat Ale senyum senyum sendiri seperti orang gila.

Tenang Ci Boss, beta pun so rindu kau punya puki yang wangi itu

Siap Ci Boss.

Balas Ale di WA ke majikannya.

Ale dengan cepat memastikan semua barang yang dipesan costumernya terkirim segera, karena jam 4.30 sore dia harus rekap, dan jam 5 sore dia harus segera pulang.

“Ci Boss balik hari ini, Nyong?” Tanya Pak Wandi

“iya Beh....”

“berakhir dong kekuasaan lu....” ledek Pak Wandi

“kursi ini cuma titipan Beh....” balas Ale macam politikus bodong, yang disambut tertawa ngakak oleh Pak Wandi. Meski dia agak kesal dengan Ale, karena beberapa kali dia sempat bersuara secara tersirat kalau bisa dimainkan sedikitlah, agar ada uang lebih buat mereka. Tapi Ale menolak dengan tegas, baginya amanah itu yang terutama.

Dan akhirnya jam 5 sore pun tiba. Hari ini semua pembantu sudah pada masuk, jadi Ale memang kunci rumah tidak dia bawa. Dan setelah membereskan semua di toko, dia lalu mengunci semua pagar dan pintu di gudang belakang, naik mobil pick up dan pulang ke rumah boss nya.

Dia melihat sepertinya semua sudah tiba, koper masih ada di ruang keluarga, tapi belum dibereskan semuanya. Ale lalu memutuskan untuk mandi dan membersihkan diri, karena nanti dia mau menghadap ke Ci Boss untuk melaporkan semua uang dan barang yang masuk keluar.

Selesai mandi dan sholat maghrib, dia lalu keluar untuk makan malam. Hari ini sore hari dia tidak beres-beras karena tadi pagi dia sudah bere-beres, dan mobil serta motor dari bossnya juga sudah dia bersihkan tadi pagi.

“Koh boss.....” sapanya melihat Alvin yang keluar menuju garasi

“ale.... aman kan?”

“aman ko boss...”

“oke... gue ke bengkel dulu, sekalian mancing...”

Ada tas dan bingkisan ditentengan dia

“buat Ko Ronny....” jawab Ko Alvin tanpa ditanya

“ kaos lu nanti minta sama Ci....”

“siap Boss...makaseh...”

Dalam hati Ale, memang parlente ini boss laki-laki. Bilang mau ke bengkel dan bingkisan buat koh Ronny. Aih, tai puki le, beta tau ko Boss mau mancing di kolam kecil. Dia tertawa dalam hati karena kepergian Koh Boss nya pasti membuat dia aman menggoyang Ci Boss nya.

“om Ale......” sapa Thomas....

“eih...Koko Boss....”

Dia lalu mentoss dengan Ale. Ale lalu membantu mengangkat koper Thomas ke lantai 2, dan juga dus mainan game yang dia beli dari singapore.

“apa ini Koko Boss?”

“PS...dari Koko Justin....” kata dia memamerkan hadiah dari Kokonya

“mantap....”

“nanti lawan Tommy yah Om....”

“wah...Om Ale otak bodoh, mana ngerti....”

“nanti Tommy ajarin....”

“siap Koko Boss....”

Ale lalu turun kebawah, dan dia liaht Ci Boss nya sedang duduk di meja makan. Rambutnya yang digulung ke atas dan dijepit, dan dengan daster setali tanpa memakai bra membuat bahunya yang tidak tertutup itu semakin indah dilihat.

“malam Ci Boss...”

“malam Ale....” senyuman Ci Fany sungguh indah sekali. Keindahan pantai Sulamdaha di Ternate pun langsung lewat dikibas oleh senyumannya Ci Boss

Ale lalu mengambil buku dan kotak plastik dari dalam kamarnya yang dia simpan di lemari

“ini Ci Boss....”

Dia menyerahkan semua catatan dan uang

“ini catatan penjualan semua selama 6 hari, dan ini uangnya 44 juta 355 ribu....”

Fany sangat bersyukur memiliki anak buah sebaik Ale

“makasih banyak yah Le.....” sambil menatap Ale.

Ale langsung terkonek melihat Ci Fany yang sedang duduk dengan daster sexynya, puting nya nyeplak dari balik daster itu, membuat pentungan Ale langsung bereaksi tajam.

Sambil menerangkan ke Ci Boss catatan penjualan, Ale jadi kurang fokus karena posisi dia yang berdiri dan Ci Fany yang duduk, dan dengan leluasa dia melihat belahan buah dada Fany dari atas. Dan Fany seperti sengaja membiarkan Ale melihatnya. Dia malah sengaja menempelkan sikunya ke bonggol selangkangan Ale, yang isi celananya kini semakin tegang

“ini kaos buat lu.....” Fany menyerahkan kaos dan juga ada celana panjang buat Ale

“makaseh banya-banya Ci Boss....” Ale terharu karena boss nya masih ingat dengan dirinya

“ia...sama –sama, nanti akhir bulan yah gue kasih bonus...”

“iya makasih Ci Boss....”

Dia tersenyum manis ke Ale

“Alvin sudah jalan?”

“sudah Ci Boss....”

“kemana katanya dia?”

“katanya mau kebengkel, trus mancing....”

Fany geleng kepala tersenyum

“lu kunci pintu pagar, nanti malam baru lu buka lagi....”

Ale segera konek dengan perintah Ci Boss nya kalau sudah begini

Selesai mengunci pintu, dia lalu kembali melapor ke Ci Boss nya

“sudah Ci Boss....”

“oke.... lu tunggu di kamar lu....”

“oh iya siap Ci Boss....”

Sebelum Ale berlalu, Fany sempat meremas dengan lembut batang kemaluan Ale dari balik celana pendeknya yang sudah mengeras.

“wah....sudah siap tempur nih....”

Ale dalam hati, sudah tahu gue kentang berhari hari, masih nanya juga

“kangen ngga?”

Ale menunduk malu

’”kangen sekali Ci Boss......”

“ya sudah...sana tunggu gue....”

“iya siap Ci Boss....”

Ale balik ke kamarnya menunggu. Dia tidak melihat Ci tanti dan Koh Antonius tadi. Tapi koper mereka yang dia angkat dulu ke mobil waktu berangkat, tadi terlihat ada disitu. Artinya mereka masih ada. Ale lalu masuk dikamar, setia menunggu putri cantik belitung turun.

Sekitar 20 menit dia menunggu, tiba-tiba pintu kamarnya diketok pelan. Ale langsung bangun dengan cepat dan berdiri didepannya Ci Fany. Dia lalu masuk ke kamar Ale, dan tanpa menunggu aba-aba, Ale langsung memeluk dan melumat Ci Bossnya ini dengan penuh nafsu.

Fany yang kaget menerima serangan Ale, hanya bisa pasrah dan mulai membalas ciuman dan lumatan Ale di bibirnya, tautan bibir indah milik Fany yang setiap malam dikasih madu untuk meremajahkan bibir, bertemu dengan bibir hitam legam milik Ale, dan lumatan itu bertatutan dengan penuh kenikmatan, sambil tangan Ale dengan lembut membelai rambut Ci Fany yang kini tergerai, lalu meraba punggungnya, dan kemudian perlahan turun ke pantatnya yang montok dan besar.

Nafas Fany terengah engah gara-gara ciuman ganas Ale, dan kembali bibir mereka bertautan dengan mesra, kini lebih panas lagi. Bibir Fany terpejam menikmati gigitan lembut Ale, dan lidah mereka saling bertemu dan memilin, dan kini tangan Ale mulai membelai buah dada Fani yang tidak mengenakan beha, membuat daster tipisnya itu tidak mampu menahan kencangnya putingnya yang kini menegang.

“le....”

“iya Ci Boss...” suara Ale penuh nafsu

“kita jangan disini...”

“trus dimana Ci Boss?”

Disangka Ale mau diajak tempur dikamarnya Ci Boss

“di kamar mandi sebelah aja....”

Aduh, Ale ingat memory kentang di kamar mandi yang hampir kepergok sama Mbak Ratmi

“di kamar tamu ada Anton sama Tanti.... dikamar gua takut Alvin pulang barantakan.... “

“disini?”

“bahaya..... berisik nanti ketahuan...takutnya Tanti bangun....”

Ale sudah diujung kontol nafsunya. Tangannya membelai vaginanya Fany dari luar celana dalamnya, dia tidak punya pilihan lain selain oke dengan ajakan Ci Boss nya

“yah sudah Ci Boss... beta ikut apa maunya cI Boss....”

Fany tersenyum dan setengah mencubit lengannya Ale.

“lu duluan, nanti gue nyusl...”

Ale lalu mengendap endap keluur dari kamarnya dan pindah ke kamar mandi disampingnya, membukanya dan masuk, dan tidak lama kemudian Fany menyusulnya ikutan masuk.

Pintu kamar mandi dikunci

“lampu mau dimatiin?” tanya Ale

“ngga usah.... gelap ngga kelihatan....”

Sialan kata Ale dalam hati, mentang-mentang beta gelap

Tanpa banyak bicara lagi Ale lalu menrik ci Boss nya dengan penuh birahi. Bibir indah merekah yang selalu ranum itu dipagutnya dengan ganas. Bibir hitam miliknya dengan lincahnya melumat bibir Ci bossnya, lidah mereka kembali bertautan dengan ganasnya.

Tangan Ale lalu dengan lembut mengangkat tepian daster Ci Bossnya, dan diangkat keatas hingga daster itu lepas. Lalu digantung di kapstop di pintu kamar mandi. Dia juga membuka kaosnya, celana pendek sekalian dengan celana dalamnya, dan menggantung di kapstop juga. Kini Ale sudah tenjang bulat, sedangkan Fany masih menyisahkan celana dalam.

Perpaduan yang kontras seperti kopi dan susu tersaji di kamar mandi sempit ini. Kulit hitam gelap milik Ale, kini menenggelamkan kulit putih mulus milik Cio Fany ke dalam pelukannya, kerinduan kedua insan ini memang perlu dituntaskan secara adat.

Lidah dan bibir Ale menyusuri leher mulus Ci Fany. Dia menyandarkan tubuh wanita itu ke dinding kamar mandi, dan sambil mencumbu lehernya, tangannya meremas kedua buah dada indah yang putingnya kian mengeras karena rangsangan dari ciuman dan dan jilatan lidah Ale

Dari leher, bibir Ale kembali menyapa bibir indah Fany, berciuman dan saling melumat bibir mereka, bunyi ciprokan bibir diselingi rintihan kecil oleh Fany saat putingnya bergesar tersentuh dada bidangnya Ale, menjadikan irama yang penuh gairah bertalu talu di kamar mandi sempit ini.

Ale mengangkat tangan Fany, kini giliran ketiak indahnya yang ditumbuhi sedikit bulu halus yang belum sempat dicukur sekembalinya dari liburan, menjadi sarana jilatan lidah Ale. Menyerang ketiak indah putih mulus dan ada sejumput rambut penghiasnya, memang menimbulkan sensasi yang berbeda, dan itu dinikmati sekali oleh Ale.

Kini buah dadanya dihinggapi oleh mulut Ale. Bibirnya menjepit pentilnya yang keras, diselingi oleh jilatan ujung lidahnya, membuat rintihan Fany kini semakin liar. Dia memeluk erat kepala Ale, menenggelamkannya di dadanya, sementara matanya terpejam menikmati jilatan dan sapuan lidah Ale di kedua putingnya.

Puas bermain di area dada kiri dan kanan, kini perut mulus dan licin Fany yang jadi sasaran. Dan sambli menjilat pusar dan area perut yang rata itu, celana dalam coklat tua yang tersisa dari badannya Fany, yang bagian tengahnya sudah tercetak bekas cairan dari vaginanya yang basah dan banjir, kini diluncurkan turun oleh Ale, dan lembah dan bukit yang ditengah selangkangan Fany, kini muncul padang rumput hitam, dan dibelah oleh bibir merah vaginanya yang kian megar akibat rangsangan dari Ale.

Kini tangan dan jeri tengah Ale mulai menusuk ke pinggir bibir yang mmebelah vaginanya, dan dengan sedikit bantuan kedua jari ibu dan telunjuk tangan kirinya, jari tengah dan jari telunjuk tangan kanan Ale kini masuk menerobos basahnya gue Fany, dan lidah Ale juga mulai mencicipi indahnya bibrinya itu.

Fany semakin meracau, saat lidah Ale bermain di dalam vaginanya, mengimbangi tusukan dua jari Ale yang masuk, sedangkan lidahnya dan bibirnya bergantian mencumbu bibir vaginanya. Dan saat lidah Ale mulai menyentuh itinya yang tegang, Fany benar-benar dibuat tidak berdaya.

Vaginanya semakin basah, badannya gemetar, buah dadanya membesar dan tegang, dan kemdian lubang kenikmatannya yang basah dan banjir akibat tusukan jari Ale dan jilatan lidahnya, kini pahanya membuka lebar, seakan pasrah dengan sapuan lidah Ale.

Fany merasa semakin terangsang dan menuntut untuk segera dituntaskan.

“cukup Le...... masukin yuk......”

Ale agak bingung dengan posisi, namun Fany segera berinisiatif

Menungging......

Ale lalu mengarahkan pentungannya yang sudah menegang dan kencang. Tadinya dia berharap mendapat sapuan lidah Ci Fany, namun kali ini Ci Fany sudah pasang kuda-kuda. Tangannya bertumpuh di bak mandi, pahanya melebar, dan pantatnya mengungging bagai burung merak yang ingin memamerkan bulunya.

Fany mengerang saat kepala topi baja Ale menyentuh bibir bawahnya. Dan secara perlahan kepala kontol Ale yang seperti jamur itu masuk, menyusul semua batangnya ditenggelamkan kedalam lobang vagina yang sudah basah dan merekah, dan siap melahap batang kemaluan Ale.

Sambil memegang pinggul Fany, Ale lalu memaju mundurkan pantatnya yang membuat batang kontolnya yang besar itu juga ikut maju mundur mengikuti gerakannya, dan masuk keluarnya batang itu seakan menggesek dinding vagina yang basah dan semakin basah akibat pergesekan benda tegang hitam, dengan vagina basah yang merah dan merekah.

Fany terdongak saat semua batangnya tenggelam kedalam lobang kenikmatan, dengan sedikit hentakan yang berirama, dan remasan tangan Ale di pinggangnya, membuat irama bercinta mereka di malam ini dari slow hingga mulai menambah kecepatan goyangan dan sodokan.

Tangan Ale yang kadang meremas buah dada indah yang menggantung, diremas dengan penuh rasa gemas, dan kadang dia meremas pantat Fany. Ini membuat dia semakin lancar menggoyang pantatnya. Gagalnya dia dalam mencoba lubang lain, membuat dia harus menahan rindu yang dalam akan nikmatnya lubang indah yang dia rasakan sekarang.

Erangan yang sedikit tertahan, diiringi dengusan jantan ala kuda hitam dengan perkakas besarnya, membuat Fany meringis penuh kenikmatan. Kerinduannya akan pentungan hansip yang selalu buat dia terkapar nikmat, membuatnya nekat malam ini untuk bisa merasakannya kembali dalam desah asmara indah seperti sekarang ini.

Dan kali ini Ale tidak ammpu menahan

“Ci Boss..... beta ngga kuat......”

“oh.... tahan bentar Ale.... gue juga udah dekat....”

Mendengar keluhan Ale, konsentrasi Fany jadi terganggu...

Tapi semangat Ale juastru sulit dikontrol..... dia mengejang... mencoba menahan, tapi gagal...

“Ci Boss...... ampun.....”

Dia tiba-tiba mengantamnya kencang sekali dan akhirnya Ale tidak mampu tahan. Fany juga akhirnya pasrah..... dan semburan dari ujung pentungan hitam diiringi dengusan dan teriak aneh dari mulut Ale.... dia pun ejakulasi meninggalkan Ci Fany dalam perburuan mendekati garis finis, tepat di lereng bukit kenikmatan.

Kontol hitam bak ular kobra berkilap sesaat dia keluar dari sarangnya.... Ale mencoba memegang pantat Ci Fan.. dia lemas dan Fany pun demikian.

Lalu dengan cekatan Ale mengambil kaosnya, dia menutup tutupan toilet. Meletakan kaosnya sebagai alas. Dia lalu membuka paha Fany, menyiramnya dengan air yang dia ambil dari cedukan di bak, agar cairan pejunya yang terbuang bisa terbilas

Ale lalu mendorong agar Fany duduk di toilet, lalu badannya disandarkan ke tampungan air toilet, kakinya diangkat sebelah kanan, dan kini pepe nya Fany terpampang terbuka. Dan Ale tidak membuang waktu, dengan cepat lidahnya turun kebelahan itu dan mengerjakan tugasnya dengan lincah, mengobrak abrik pertahanan Fany dengan permainain lincah bibir dan slaber ala nyong ambon.

Mendapats erangan dengan lidah dan bibir, disertai tusukan dua jari di vaginanya, membuat Fany agak susah untuk mengatakan tidak bagi orgasmenya kali ini.

Jilatan itu terus bermain di kelentitnya

Jarai itupun keluar masuk secara teratur

Dan akhirnya dengan setengah berteriak dia mengunci kepala Ale dengan kedua pahanya...

“oughhh.... Ale....gue sampe.......ahhhhh...ahhhhh... ouch....”

Giginya geretak, pahanya menjepit kepala Ale, dan tangannya menekan kepala Ale agar diam dan tetap di lubangnya, membuat Ale susah bernafas, karena hidungnya tepat beradu dengan lebatnya hutan belantara hitam yang penuh godaan....

“ouch..... gila... enak banget lidah Lu.....”

Pegnagan dan kepitannya lepas, dan Ale mengakat wajahnya dan tersenyum melihat akhirnya lawan tandingnya juga orgasme.

Fany meraih bibir Ale, dia dengan penuh nafsu mencium bibir hitam itu....

“makasih Ale.....” sambil membelai dada Ale yang berkeringat

“sama-sama Ci Boss.....”

Fany lalu membasuh vaginanya dengan air dan sabun cair yang ada, dia masih mengumpulkan kesadarannya, dan dengan dibantu Ale dia berdiri. Meraih dasternya, dan menggenggam celana dalamnya.

“besok Anton ama Tanti pulang, kita di kamar depan yah....”

“iya siap Ci Boss....”

“gue pengen diatas kayak biasanya....” bisiknya genit

“iya siap Ci Boss....”

Ale lalu membuka pintu kamar mandi, celingukan sebentar lalu memberi kode kepada Ci Fany bahwa situasi aman. Dan dengan setengah berlari Ci Fany keluar dari kamar mandi, dan langsung masuk ke rumah, dan menuju kamarnya di bagian kanan depan rumah.

Ale sendiri setelah memakai celana, dia lalu kedepan membuka pintu pagar rumah yang dia gembok, agar nanti Alvin pulang dia bisa masuk dengan aman tanpa harus gedor pagar atau lompat pagar nantinya.

Sementara itu, Tanti yang memang belum tidur, berniat untuk tidur tadinya. Dia lalu mematikan lampu kamarnya, karena suaminya Antonius sudah ngorok disampingnya. Dia lalu sempat membuka pintu kamar untuk iseng mengecek jika masih ada yang bangun.

Alangkah kagetnya dia melihat kakak iparnya dia masuk dari pintu belakang, dan karena kamarnya gelap, Fany tidak melihat ke arahnya, tapi langsung masuk ke kamarnya sendiri. Dia masuk bukan dari pintu samping, tapi dari arah dapur, artinya kamar belakang dong? Kamarnya Ale? Demikian pikir Tanti.

Dan yang makin membuat dia kaget ialah saat dia keluar ke dapur, dia melihat Ale tanpa memakai baju melintas dari garasi menuju ke kamarnya. Ale tidak melihat Tanti, tapi Tanti melihat Ale yang melintas diluar dari arah ruang makan.

Ini membuat dia bertanya tanya besar..... apa yang terjadi? Benarkah kecurigaan dia selama ini??



Keterangan :

LUJI : Bangsat

KALOT = Penis

KAPISTA = Centil; atau sering juga sebutan untuk perempuan muda yang agresif

PARLENTE = Penipu

SLABER = mengepel

BERSAMBUNG ...


Read More

𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟐𝟓 𝐇𝐀𝐊 𝐕𝐄𝐓𝐎 𝐂𝐈 𝐁𝐎𝐒𝐒

 


Hari bergulir terasa lambat bagi Ale. Bayang-bayang Yulia yang berkumis tipis dan bulu- bulu halus di lengannya kini sudah terbayang bayang. Apalagi saat melihat buah dada dibalik baju ketatnya, Ale dibuat tidak konsentrasi.

Bahkan waktu diajak bercanda sampai menyinggung masalah pisang ambon. Meski dia sekolahnya tidak sampai perguruan tinggi, atau istilah orang timur itu patah pinsil, tapi masalah yang urusan agak cabul demikian Ale dengan cepat menangkapnya. Naluri laki-laki memang kadang lebih cepat nagkap dibanding isi kepalanya.

Hari ini penjualan bahan-bahan bangunan lumayan laku dan banyak pembeli. Dan sepanjang hari nyaris tidak ada whatsapp dari Ci Boss nya, mungkin dia sedang sibuk jalan dengan keluarganya, sehingga tidak ada pengecekan ke Ale hari ini.

Biasanya dia suka update di whatapp statusnya, atau di statusnya Thomas. Hari ini malah aman, mungkin menjelang kepulangannya ke Indonesia mereka banyak belanja dan jalan-jalan sehingga tidak ada update yang bisa diintip oleh Ale.

Ale lalu menyiapkan semua pesanan yang sduah masuk, dia membagi tugas dengan Kebot dan Pak Wandi, dan memastikan semua pesanan dikirim tepat waktu dan sesuai pesanan yang dibeli. Dia tidak ingin kena omelan dari Ci Boss gara-gara pelanggannya ada yang tidak terkirim pesanannya.

Dan yang bikin Ale berdebar debar ialah pertemuannya nanti dengan Yulia. Dia benar-benar terpana melihat bagaimana indahnya tubuh istri pelaut itu. Mulus dan berbulu halus, dadanya juga berisi, dan pastu sudah lama belum mendapat siraman rohani atau nafkah bathin, pasti seru pikir Ale. Dia jadi semakin tidak sabar.

Dengan cekatan dia menyelesaikan semua rekapan, dan semua catatan untuk hari ini. Jam 5 sore akan segera tutup toko, barangnya sudah masuk dan naik di mobil. Begitu toko tutup dia akan segera meluncur ke tempatnya Yulia. Ale senyam senyum, ternyata tidak perlu ganteng, cukup dengan senyuman dan sedikit ketekunan dan ketulusan, maka barang itu pun pasti datang.



******************​



Sementara itu wajah manyun seorang gadis masih terus saja terlihat selama hampir seminggu ini. Mukanya Erika bagaikan ditekuk sepanjang beberapa hari ini. Dia kesal sekali dengan kepergian Alvin ke Singapore bersama istrinya. Meski sudah diisi rekeningnya oleh Alvin, tapi tetap saja dia kesal dan cemburu saat tahu Alvin akan liburan dengan keluarganya.

Hubungan mereka beberapa bulan ini yang semakin jauh, membuat ikatan mereka pun juga semakin dalam. Jika tadinya Erika sangat permisif dan menasehati Alvin untuk tetap dan menjaga perasaan Fany, maka sekarang sekarang dia malah suka timbul rasa cemburunya jika Alvin bersama Fany.

Erika benar-benar sudah dibutakan matanya oleh sukanya dia kepada pria paruh baya itu. Ditambah dengan semua permintaannya diturutin oleh Alvin, dia merasa sudah menjadi ratu bagi Alvin, meski di bengkel dia tetap berusaha menjaga sifatnya, agar tidak menjadi perhatian dari para tekhnisi lain di bengkel.

Hari ini pun moodnya tidak juga membaik. Dia dari kemarin hanya sesuka hati saja membalas whatssapp dari Alvin. Jika dia ingin balas maka dia balas, jika tidak maka pesannya hanya dibaca saja tanpa digubris sama sekali. Dia benar-benar mangkel hatinya dengan perginya Alvin. Pasti mereka tidur bersama dan bercinta. Membayangkan itu membuat dirinya agak eneg.

Cemburu telah membuat hatinya benar-benar jadi buta.

Dia lalu keluar dari ruangannya, dia memilih untuk ke sebelah bengkel yang ada gerai minum, dia memilih kesitu membeli minum untuk membunuh rasa bosannya. Sambil menenteng ponselnya dia lalu merapat kesebelah untuk memesan minum

“halo Ka...” sapa anak muda yang jaga disitu, Arman namanya

“hi.... aku pesan boba cheese milk brown yah....”

“oke Ka...” sambil tersenyum dia melhat ke wajah Erika

Erika sedikit berdesir melihat wajah cute anak muda yang jaga disitu. Arman menurut pengakuannya baru selesai SMA, dan karena tidak ada biaya jadi dia tidak lanjut kuliah, tapi langsung kerja di gerai minum dan ditempatkan disini.

Dia juga suka curi curi pandang jika kebetulan Erika datang beli minum disitu. Dan karena adanya dia, ditambah Koh Alvin tidak ada di tempat, makanya Erika senang nongkrong disini jika kebetulan bengkel lagi sepi.

Dan hari ini juga kebetulan belum ada motor yang masuk, dia duduk disini minum.

“ini Ka....”

“berapa?”

“15 ribu, Ka”

Erika memberi uang sebesar 50 ribu

“bentar yah Ka....”

Dia masuk kedalam

“arman....”

“iya Ka....”

“udah ambil buat kamu aja sisanya...”

Pemuda itu kaget.

“buat saya Ka?”

“iya.....” jawab Erika sambil senyum

Dia masih bengong

“ ngga mau lu?”

“eh....eh...mau sih Kak...”

“ya sudah...ambil aja....”

Dia masih termangu dan kaget

“ngga usah bengong....”

Erika tersenyum melihat wajah bengong bocah itu. Menurutnya malah tambah bikin dia cute kelihatannya.

“makasih yah Ka.....”

“iya sama-sama...”

Terlihat Arman masuk kedalam dan sedikit menyeka airmatanya. Mungkin dia terharu dapat tip sebesar itu. Erika pun memperhatikannya

“ banyak yang beli ngga hari ini....”

“ya biasalah Ka....”

Dia menjawab dari balik jendela tempat pemesanan

“kurang yah....”

“disyukuri aja sih Ka....” jawab wajah polos itu

Erika tersenyum. Wajah anak muda ini memnag terlihat keren, meski agak kurus badannya

“lu tinggal dimana, Man?”

“di gang Libra Ka....”

“Libra? Dekat dong ama kostan gue?”

“oh..Kaka kost dimana?”

“gue di aquarius....”

“ia dekat banget Ka....”

Dia menjawab sambil malu-malu

“kok ngga pernah lihat yah.....”

“kaka di kostan Bu Susy yah?”

“lu tau?”

“tau Ka... yang paling mewah disitu khan punya Bu Susy....”

“hahahhaha...bisa aja....”

“dekat ama rumah saya Ka...."

“gitu yah....”

“nanti kalau perlu bantuan wa aja Ka....”

Eriak tersenyum mendengar tawaran itu

“gimana mo wa nomor lu gue ngga punya...”

Arman tertawa malu

“ini Kak.....”

Dia lalu menyebutkan beberapa angka dan nomor telponnya. Erika menyimpannya, lalu dia segera mengping nomor whatsapps tersebut

“sudah masuk Ka....”

“oke.....”

“wa aja Ka kalo butuh bantuan.....”

“wah...bantuan apa yah....”

“apa kek Ka.... beli makan kek...apa angkat galon dispenser kek... kan saya cuma beda 2 gang aja Ka....”

Erika tertawa lucu

“Erika.....” panggil Tarno, salah satu tekhnisi

“Iya Mas....”

“ada motor masuk...”

“oke.....”

“ Nanti yah.... “ ucapnya ke Arman

“iya Ka...makasih banyak yah...”

Erika segera berlalu. Dan ada dua motor yang masuk hendak diservis, segera Erika mencatat semua data serta membuatkan perintah kerja untuk tekhnisinya. Lalu duduk dan menunggu hingga selesai servis. Dia kemudian menyodorkan kwitansi pembayaran sesuai servis dan sparepart yang diganti.

Tidak lama kemudian Mas Tarno mendekatinya

“Ka.... “

“ya Mas....”

“lu hati-hatilah.... nanti ketahuan boss lho....”

Erika agak berdebar mendengarnya

“ketahuan boss gimana?”

“khan boss ngga suka jika ada yang ganggu lu.... katanya takut konsentrasi kerja lu keganggu....”

Erika menarik nafas lega. Disangkanya mereka tahu hubungan dia dengan Alvin

“nggalah Mas...kebetulan aja pesan minum dan ngobrol...”

“iya gue tahu...tapi khan takutnya ada yang ngadu....”

“iya Mas makasih yah...”

“soalnya si Jek kemarin itu dipecat itu salah satunya karena pernah godain lu.....”

Erika kaget. Dia memang tahu Jek keluar, tapi kata Alvin keluar karena dapat kerja di tempat lain. Bukan karena gangguin dia, meski dia tahu Jek suka godain dia terang terangan

“masa sih Mas?”

“ih, ngga percaya lu mah....”

Erika bengong, dia tidak menyangka Koh Alvin melakukan itu saking dia takut Erika digodain. Dia juga agak kuatir jadinya dengan nasib Arman nantinya. Karena yang punya gerai minum itu memang dekat dan suka mancing bareng dengan Koh Alvin. Takut dia anak yang tidak bersalah itu kena imbasnya.

Sebuah whatsapp masuk, dari Arman

Ka, makasih yah.... tadi arman ngga punya uang sama sekali, mama dirumah juga ngga ada uang. Berkat uang kaka, bisa buat beli bensin motor, sama beli beras dan telur. Makasih yah Ka

Erika terharu biru jadinya



********************​

Toko bangunan sudah mulai berkemas untuk tutup. Ale juag sudah siap-siap menutup tokoh, mengambils emua uang yang ada di laci, memasukan dalam buku catatan, dan dimasukin ke tas kecil untuk disimpan dirumah nanti. Laporannya untuk Ci Boss selalu lengkap ditulis dengan rapi dan jelas. Bentuk pertanggungjawabannya.

Tiba-tiba ada whatsapp masuk

Ale, toko gimana hari ini?

Wa dari Ci Boss

Aman Ci Boss. Penjualan seperti biasa catatan lengkap

Oke, sudah mau pulang?

Iya Ci Boss

Oke, kita dua hari lagi balik Jakarta

Alhamdulillah Ci Boss

Lu tutuplah trus segera pulang

Iya Ci Boss, ini ada satu antaran setelah itu saya langsung pulang

Antaran ke mana? Kok sore sekali

Iya Ci Boss, karena minta diangkat ke lantai 2, kasihan kalau kebot dan pak wandi yang antar.

Siapa yang pesan?

Bu Yulia yang di kompleks pemuda

Tiba-tiba telp whatsppnya berdering, Fany langsung menelpon

“Halo Ci Boss?”

“eh Ale... itu Yulia yang suka belanja dikita?”

“iya Ci Boss...langganan kita...”

“yang suka mobilnya Rush Putih?”

“iya Ci Boss”

“yang suaminya pelaut khan? Yang kalau datang suka pake baju ketat kan?”

Ale ternganga, lalu menjawab

“iya Ci Boss.....”

“trus, lu yang disuruh antar kesana?” suara Ci Boss meninggi

“iya Ci Boss....”

“eh....kagak.... kagak boleh lu yang antar..!!” bentak Ci Fany

Ale kaget, kenapa tidak boleh...

“kenapa ngga boleh Ci Boss??”

“masih nanya lagi.....”

Ale terdiam

“sekarang lu mau dengar dia atau gue?”

“dengar Ci Boss lah....”

“makanya....sekarang lu dengar... suruh si kebot ama Pak wandy yang antar....”

Ale meski tidak mengerti, tapi mengangguk

“ iya siap Ci Boss....”

“panggil si kebot....”

“iya Ci Boss....”

“panggil, gue mo bicara ama dia...”

Ale lalu memanggil Kebot dengan lambaian tangannya

“halo Ci...kebot nih...”

“eh, Kebot... lu antar tuh barang-barang ke tempat bu Yulia, si Ale ada yang mau suruh soalnya....”

“oke siap Ci Boss....”

Ale lalu menunjuk mobilnya yang sudah diisi penuh barangnya. Kebot tanpa banyak protes segera ajak Pak Wandi untuk jalan antar barangnya.

“kenapa?” tanya Pak Wandi

“ngga tau...disuruh Ci Boss kita yang antar...”

Wandi tanpa banyak protes segera naik ke mobil dan jalan.

Lalu

“ale.....”

“siap Ci Boss...’

“lu jangan macam-macam yah.....”

Ale bergidik mendengar ancaman ci boss nya

“ngapain lu yang antar kesana?”

“ya....kasian aja kalo Pak wandi atau kebot...soalnya harus diangkat ke lantai 2 Ci Boss....” Ale masih berkilah

“boong aja lu.... dikasih lihat paha ama tete aja lu demen...”

Ale kaget mendengar tebakan ci Bossnya

“ampun Ci Boss...sumpah Ci Boss....ngga ada begitu..."

“ngga...gue ngga percaya ama dia.... lakinya juga lagi ngga ada... lihat kontol lu kayak pentungan hansip pasti doyan dia....”

Ale teringat cerita pisang matang di pohon tadi siang jadinya....

“lu juga demen khan?” tuding Ci Fany

“ngga Boss...” bantah Ale

“ngga ada pokoknya..... nanti mobil balik lu segera pulang.... setengah jam dari sekarang lu sudah dirumah, kirim ke wa gue foto lu.... kalao lu sudah sampe dirumah....”

Ale langsung lemes......

Gagal mendarat di loaksi yang baru jadinya.

Dia mengutuk dirinya yang terlalu polos cerita ke ci Bossnya.

“siap Ci Boss....”

Sementara itu Yulia kaget saat yang datang orang lain

“Bu, dari toko material Sinar Borneo...” ujar Pak Wandi

“ci Fany?” tanyanya memastikan

“iya....”

Dia bingung, namun karena sudah didepan rumah, dia yang mengenakan tanktop dan celana pendek seksi langsung masuk ke kamar lagi, memakai daster. Karena tadinya dia pikir si pisang ambon yang akan datang, ini malah yang lain.

“lho...si Nyong kemana?”

“ale lagi disuruh Ci Boss....”

“emang sudah pulang?”

“belum... tadi nelpon Bu...”

“oh...”

Meski kecewa karena niatannya menggoda pisang ambon yang matang di pohon gagal, namun dia akhirnya hanya bisa diam dan menunjukan lokasi tempat diletakan barang yang dia beli tadi siang.

Sementara itu Ale begitu tiba dirumah, dia segera fotoin selfie dirinya, dan kirim whatsaap ke Ci Boss nya sebagai bukti bahwa dia sudah dirumah.

Sambil memaki dalam hati....

Pukimai, jadi orang jujur ternyata salah juga..... burung so ditangan terpaksa lapas.....

Telpon whatsapp nya berbunyi

“siap Ci Boss...”

“nah gitu dong.... kalo kesana lu bahaya nanti.....”

“ia siap Ci Boss....”

“udah, gue 2 hari lagi pulang....”

“siap Ci Boss...”

“kangen ngga lu?”

“kangen sekali Ci Boss...”

Tertawa genit Fany diujung sana mendengarnya

“suruh sabar tuh si cobra hitam...gue pulang kita tempur yah....”

“siap Ci Boss.....”

Dan kembali malam ini Ale harus melakukan ritual Coli

BERSAMBUNG ...


Read More

𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟐𝟒 𝐏𝐈𝐒𝐀𝐍𝐆 𝐌𝐀𝐓𝐀𝐍𝐆 𝐃𝐈𝐏𝐎𝐇𝐎𝐍

 


Tanggungjawab yang diserahkan bagi Ale untuk menjaga toko bangunan ini selama Koh Alvin dan Ci Fany liburan di Singapura, membuat Ale sedikit banyak jadi lebih hati-hati dan sangat menjaga kepercayaan ini. Dia tetap berangkat pagi dan pulang sesuai jam biasanya. Pembantu di rumah juga masih libur, jadi Ale memang sendirian di rumah.


Kebot meski kesal melihat Ale jadi “boss”nya dia beberapa hari ini, namun hanya ikut dan dengar perintah dari Ale saja. Dia tidak bisa protes karena memang Ale yang dipercaya, dan juga Pak Wandi suka menasehatinya, kalau Ale layak dipercaya, karena jujur dan rajin.

“orang malas kayak lu gimana boss mau percaya?” nasehat Babe sambil tertawa

“iya sih….”

“toh Ale juga ngga kurang ajar ama lu…”

Kebot hanya diam mendengar nasehat itu. Memang sih Ale meski disayang Boss dia tetap saja perlakuan dan rajinnya tidak berubah.

Dan karena baru 3 hari di Singapore, artinya masih ada 4 hari lagi mereka disana. Dan Ale seperti biasa melaporkan via WA ke Boss nya yang cewek maupun yang cowok, semua aktifitas di toko dan berapa yang terjual, stok yang sduah mau bias apa saja. Dia tetap menjaga kepercayaan bossnya terhadapnya.

Kesibukan Ale memang jadi double, selain mengawasi penjualan, menghitung di kasir, membantu Pak Wahid dan Kebot menaikkan barang ke truk atau ke colt. Membuat dia jadi suka kagok bolak balik jika ada pembeli yang datang.

Sempat Ci Fany mengirim foto sepetu baru yang dibeli olehnya khusus buat Ale. Ale merasa sangat tersanjung mendapat kado istimewa dari bossnya. Jujur dia sangat rindu dengan Bossnya. Meski dia sudah merasakan Tante Berta, juga si Amel yang cantik itu, tapi bagi dirinya barang milik bossnya Ci Fany yang paling berkesan, masih rapat dibanding milik Tante Berta yang sduah agak longgar dan berumur.

Milik Ci Fany masih empuk dan enaknya lagi hanya dia yang menggoyangnya selama ini, karena pengakuan dari Ci Fany sudah lama Koh Alvin tidak memberi nafkah bathin. Bagi Ale, itu bukan urusannya, urusannya ialah kerja sebaik mungkin, dan jika diajak tempur maka dia siap.

Prinsipnya sama dengan dengan Bang Ruhut Sitompul. Lawyer pantang meminta kasus, tapi jika dapat kasus maka pantang menyerah bertarung. Ale pun demikian, pantang minta jatah, tapi jika diajak tempur Ci Fany, pantang baginya jika boss nya kentang. Harus diservis sebagus mungkin.

Tante Berta sendiri setelah nyaris kegep dia berdua oleh mertuanya Tante Berta, tante seksi itu belum menghubunginya lagi. Mungkin ada suaminya atau mungkin masih sedikit trauma dan ketakutan akibat nyaris ketahuan saat bertempur dengan Ale. Ale sendiri juga ketakutan saat nyaris ketangkap oleh mertuanya Tante Berta, untung Oma itu sudah tidak kuat naik tangga.

Ale lalu fokus dengan pekerjaannya. Ini yang membuat Ale berbeda dengan para pekerja lain yang mendapat kepercayaan dari boss-boss mereka, jika Ale prinsipnya jiak dipercaya maka dia menjaga sekali setiap apa yang diamanati, termasuk masalah uang dan barang yang dititipi.

Dan siang ini meski banyak pelanggan yang heran, karena Ci Fany berani menitipkan tokonya hanya dijaga oleh Ale, namun mereka yang sudah kenal Ale tahu bahwa bocah hitam ramah dan murah senyum ini sangat tekun dan rajin serta jujur, makanya dipercaya dengan baik oleh bossnya.

Dan siang ini, Ale kedatangan pembeli yang sudah beberapa kali datang, namun baru kali ini dilayani langsung oleh Ale. Dan hari ini sepertinya dia akan belanja banyak sekali. Dia turun dari mobil Toyota Rushnya, langsung masuk ke dalam sambil membawa listnya.

Yulia namanya. Wajahnya manis, namun yang membuat dia terlihat makin menarik ialah kumis tipis di atas bibirnya, dan bulu halus di lengan tangannya. Ale melihat Yulia dari dekat seketika paralonnya langsung mulai bereaksi. Baju ketat warna hitam dan celana panjang slim fit jinsnya seakan tidak bisa menyembunyikan semoknya pantat wanita ini.

Ale merasa sedikit beruntung karena Ci Fany tidak ada, maklum sekarang Ci Fany suka marah jika Ale melayani pembeli wanita dengan ramah kayak dulu. Entah kenapa dia sering marah sekarang, padahal Ale merasa tindakannya dia sama saja dulu dengan sekarang, hanya Ci Fany aja yang suka belebihan matahnya ke Ale.

Berdekatan dan melihat daftar panjang belanjaannya dia, membuat Ale dengan sangat jelas bisa melihat dadanya yang montok, pantatnya yang bahenol dan bulu-bulu halus Yulia dari dekat di lengannya. Dan bau harum wanita ini membuat Ale semakin betah dekat dengannya.

“seman berapa satu sak?”

“yang paling murah itu Holchim 62 ribu, sama Semen Padang 60 ribu….”

Yulia terlihat bingung sesaat

“itu yang 40 kg, Ka…..”

“ khan aku beli banyak….bisa kurang ngga?”

Ale berpikir sejenak

“Yang semen pdang saya kasih 58 ribu deh….”

“wah…oke….” wanita dikasih diskon 2000 perak saja sudah senang.

Dan akhirnya semua barang yang mau dibeli ditawar oleh Yulia, dan Ale mengiyakan dan memberi diskon biar hanya seribu atau dua ribu. Sebenarnya memang harganya sudah Ale up sedikit, karena dia dijarin oleh Ci Fany demikian, jadi jika ditawar angka minimal penjualan masih bisa tertutupi dan ada selisih untung dari barang tersebut.

Ale lalu mempersiapkan dengan cekatan bersama Kebot dan Pak Wandi. Yulia sendiri terkagum melihat Ale yang sangat cekatan dan cepat bergerak,serta banyak membantunya memberi masukan dan juga diskon bagi dirinya, dan Yulia ini tipikal mak-mak yang senang dapat diskon dan mendapat potongan harga yang lumayan.

“beberapa barang dipisahin yah…soalnya diantar terpisah….”

Ternyata Yulia sedang membangun rumah, makanya memborong begitu banyak barang siang ini. Dan yang ditruk dia minta dikirim ke lokasi rumah barunya, sedangkan cat dan barang kecil-kecil serta semen 5 sak, dia minta dikirim ke rumahnya dia yang sekarang di tempati.

“ada tukang di sana khan, Ka?”

“ada…”

“tapi dirumah ngga ada, jadi minta tolong diangkat ke belakang sama lantai 2…. karena tukangnya nanti kelar negcor baru ke rumah lama saya….”

Karena Kebot sedang ada antaran ke tempat lain, Pak Wandi pasti tidak bisa diandalkan buat mengangkat, hanya Ale tersisa.

“kalau yang buat ke rumah, nanti sore selesai toko tutup saya antar bisakah?”

Yulia heran

“kenapa ngga sekarang?”

“kasihan Babeh ngga kuat angkat…..kalau nanti sore saya yang antar dan angkat langsung….”

“oh gitu…ya sudah….”

Yulia ikut aja apa yang Ale bilang

“Om pulangnya sore yah?” tanya Ale

“ngga apa-apa saya antar sore?”

Yulia lalu menjawab

“ya ngga apa-apa, sengaja saya minta diantar dan diangkat, karena dirumah ngga ada laki-laki, saya sama anak aja masih pada kecil-kecil juga…..sama Mbak itu pun cuma smapai siang….”

“oh gitu yah Ka…..”

“om khan lagi berlayar”

Ale kaget, ternyata Yulia ini istri pelaut….. pantas uangnya sepertinya tidak ada serinya.

“makanya gue minta kalian angkat sekalian..”

“iya siap Ka….”

Ale ingat cerita tentang pelaut yang gajinya besar, tapi pulangnya suka lama dan berbulan bulan.

“udah berapa lama Ka, si Om berlayar…”

“sudah mau 7 bulan ini….”

Deng……..

Kepala Ale langsung berpikir ngaco dan cabul. 7 bulan? Wah jadi selama 7 bulan itu barang cuma dipakai untuk kecing sajakah?

Pikiran cabulnya dia, ditambah dengan bau wangi, tubuh indah dan tangannya yang berbulu, membuat signal cabul segera terkirim ke isi celana Ale, dan pentungannya dengan tanpa sadar mulai lagi bergerak naik, apalagi dari tadi dia berdiri berdekatan dengan Yulia.

Yulia sendiri memang suka memperhatikan Ale jika belanja kesini. Selain kulitnya yang hitam legam, tampang Ambonnya yang terlihat seram, namun sebenarnya anak ini rajin bekerja dan bergerak tanpa lelah, makanya dia disukai banyak pelanggan yang belanja disini.

Badannya yang kekar, dan kulitnya yang hitam sebenarnya agak seram bagi sebagian orang. Namun bagi Yulia oke-oke saja, apalagi sosok Ale sopan dan baik, dia juga sangat membantu apa yang dibutuhkan oleh Yulia.kulit hitamnya itu justri jadi daya tarik.

Tanpa sadar Yulia melihat ke bongkahan selangkangan Ale. Dengan celana pendek jins yang dipakainya, tidak mampu menyembunyikan tonjolan pentungannya. Dengan jelas apalagi dekat posisinya, dia bisa melihat jika kontol Ale sepertinya sedang berdiri. Meski agak serem melihatnya, namun Yulia suka. Dia merasa aneh sebenarnya, tapi tonjolan itu membuat pikirannya melayang entah kemana.

Sebagai wanita normal yang bahkan bisa dibilang nafsunya masih membara dan agak besar, Yulia jujur suka melakukan phonesex dengan suaminya jika suaminya dapat signal. Namun tetap saja bagi Yulia itu masih kurang rasanya jika bukan yang aslinya yang masuk dan menggaulinya.

Dan isi pentungan Ale mebuat dadanya berdesir. Gila sebesar apa yah? Demikian dia bertanya tanya. Suaminya berbeda 10 tahun dengannya. Dia berusia 30 tahun, sedangkan suaminya 40 tahun, dan dia yakin isi pentungan Ale pasti monster ukurannya, berbeda dengan suaminya yang katanya pelaut itu hot, namun ukuran batang suaminya malah termasuk mini, dan daya tahannya juga sangat kurang baginya. Bertempur harusnya semalam bisa 2-3 ronde, justru kadang hanya 5 menit sudah tumbang.

Membayangkan lengan Ale yang kekar, kulit hitamnya yang identik dengan kaum negro yang perkasa dan bertitid gede di blue film, membuat Yulia jadi aneh dengan dirinya sendiri, kok bisa-bisanya berpikrian aneh dan agak menyimpang hari ini.

Memang isi celana Ale ini terlihat ngaceng. Apa dia ngaceng karena dekat gue yah? Pikir Yulia agak tersanjung membayangkannya. Ternyata pria lain ngaceng melihatnya juga. Dan badan Ale yang kekar pasti punya kekuatan yang berbeda, aplagai dia pekerja keras yang sering mengangkat barang, pasti performanya berbeda.

Anjrit…kok gue jadi pervert begini yah?? tanya Yulia dalam hatinya.

Dan dia semakin besar kepala saat dia mengetahui Ale sering curi-curi pandang ke dirinya. Mukanya sih parah abis, tapi onderdilnya sepertinya monster punya. Demikian isi kepala Yulia. Daripada ganteng dan mulus putih, tingkah kayak don yuan, tapi begitu tempur peltu, mending yang agak parah tampangnya, tapi isi celananya bikin perempuan sulit jalan karena kegedean paralon yang masuk.

Setelah dapat harga total, Yulia lalu menyerahkan kartunya untuk jadi alat pembayaran. Dan lagi-lagi dia mengangkap basah tatapan Ale ke buah dadanya. Meski sudah punya dua anak, namun dia tidak keluar air susunya, sehingga buah dada nya masih sekel dan naik bentuknya. Bagi Yulia buah dadanya ialah kebanggaaanya dan asetnya.

Rasain lu, ngacneg dah lihat toket gue, bathin Yulia sambil tersenyum.

Dan memang isi celana Ale benar-venar berontak saat dia mendekati Yulia, selain bau khas harumnya, buah dadanya yang kira-kira ukurannya 36B itu membuat pentungannya semakin naik dan tidak mau turun, sehingga dia harus mengatur posisi berdirinya agar pentungannya tidak terpetak dengan jelas di celana pendeknya

Yulia hanya bisa tertawa dalam hati malihat Ale yang slah tingkah dan blingsatan.dia malah seperti segaja membuat Ale semakin ngaceng dan bingung. Perasaaan bahwa dia ternayat bisa biki laki-laki normal dan muda seperti Ale ngaceng, membuat dia merasa jadi wanita yang berbeda, sisi binalnya kini semakin menggodanya.

“nanti kabaran kalau sudah mau jalan ke rumah yah…”

“iya Ka…paling sekitar jam 5 Ka….”

“oke, takutnya aku lagi keluar….”

“siap Ka….sebelum jalan saya wa Kaka dulu…”

Yunita lalu meberi nomor whatsappanya ke Ale.

Kebetulan diatas meja kasir itu ada pisang milik Ale yang belum sempat dimakan. Kesibukannya mengurus toko hari ini membuat tanpa terasa Ale belum makan dari tadi, termasuk buah pisang Ambon yang dibeli tadi belum sempat dia makan.

“ini Ka…” Ale mengembalikan bon sekaligus kartu atmnya Yulia.

“makasih Ale….”

Dan melihat ada pisang Ambon diatas meja, isengnya Yulia muncul..

“wah….pisangnya bagus yah….gede -gede…..” ujar Yulia

Ale dengan polosnya menjawab…

“iya Ka…pisang Ambon….”

“oh pisang Ambon?? besar yah….masih kebungkus kulit aja udah segitu gedenya yah….” sindir Yulia lagi sambil senyum senyum geli.

Seketika Ale mengerti, kalau titit nakalnya yang tidak tahu tempat dan kondisi suka berdiri tanpa dikomando justru yang diledekin oleh Yulia. Setengah menunduk dan malu hati Ale memaki dirinya sendiri dan memaki kontol biadapnya yang suka bangun tanpa disuruh.

“apa rahasianya tuh yah….bisa penuh begitu…..”

Ale dengan setengah malu-malu, lalu menjawab….

“Iya Ka….pisang kalo matang di pohon memang suka begitu…..”

Yulia tertawa kencang mendengar jawaban Ale yang diucapkan pelan dan malu-malu.

BERSAMBUNG ...


Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com