Seminggu berlalu sejak Sita diceramahi oleh ayah Nissa yaitu Ustadz Ruslan mengenai apa yang terjadi padanya, tentang perzinahan yang akhir-akhir ini menjadi rutinitas bagi kehidupan Sita.
Terakhir kali Indra berada di rumah Sita, mereka sudah merencanakan sebuah cara untuk menutup mulut sang Ustadz kampung tersebut.
Sita yang memang sudah terperdaya oleh nikmatnya setiap perzinahan yang diberikan oleh Indra dan Samuel, mau-mau saja mengikuti arahan dan rencana Indra untuk menjebak si Ustadz. Selain itu juga, Sita tidak mau nama baiknya tercemar, serta Sita juga kini sudah merasa tidak mau kehilangan segala kenikmatan yang selalu dia rasakan di hari-harinya.
Sesuai rencana dari Indra, Sita akan mengajak atau mengundang Ustadz Ruslan untuk memimpin do'a serta mengisi acara ceramah di tempat Indra, dalam rangka selametan salon kecantikan milik Indra.
Seperti yang sudah diketahui, tempat prostitusi yang berkedok salon kecantikan Indra yang dikepalai Samuel ini sudah lama beroperasi, namun acara selametan ini hanya kedok saja, agar rencana penjebakkan Ustadz Ruslan bisa terlaksana.
Hari ini, hari Minggu, seperti rutinitas di kampung itu, selalu ada pengajian rutin. Kajian yang diikuti para ibu-ibu serta perempuan-perempuan tua muda yang berada di kampung Sita. Termasuk Anissa, serta Ibundanya atau istri Ustadz Ruslan itu sendiri.
Meskipun ustadz Ruslan yang memimpin kajian, namun karena pengajian ini acara kajian perempuan, maka Ustadz Ruslan memberikan ceramah di balik tirai, sehingga tidak bisa dilihat dan terlihat oleh lawan jenis yang bukan muhrim karena Ustadz Ruslan benar-benar sosok yang baik dan taat, sehingga pandangan terhadap lawan jenis pun dibatasi sebegitu ketatnya di kajian.
>>>>>
SELEPAS beres kajian, Sita yang sudah diberi arahan oleh Indra dalam rencana penjebakkan Ustadz Ruslan langsung menghampiri Ustadz Ruslan yang sedang keluar dari Madrasah bersama istri dan anaknya Nissa.
"Assalamualaikum .. pak Ustadz, Bu Ustadzah.." sapa Sita.
"Waalaikumussalam..." Jawab Ustadz Ruslan dan istrinya.
"Aku gak disapa juga ini Teh?" ,sindir Nissa kepada Sita karena tidak ikut kesebut ketika diberi salam.
"Eh iya maaf Nissa cantiiikk,, assalamualaikum.." , ucap Sita sambil tersenyum canda kepada Nissa .
"Nah gitu dong, waalaikumussalam.." ,jawab Nissa.
S : Sita
Ust : Ustadz
S : "eh iya pak Ustadz, begini, nanti malam pak Ustadz kosong enggak?"
Ust : "Kalau jadwal ceramah sih insyaallah kosong, tapi jadwal mengajar ngaji anak-anak masih jalan seperti biasa dari habis Maghrib sampai Isya. Memangnya ada apa ya Neng Sita?"
S : "begini pak Ustadz, temen saya malam ini ada acara syukuran pembukaan tempat usaha, ustadz yang sudah dikontak untuk mengisi acara dan memimpin do'a, sejak seminggu lalu tiba-tiba jatuh sakit pak Ustadz, saya diminta teman saya untuk mencarikan ustadz pengganti. Insyaallah bayarannya lumayan pak Ustadz."
Ust : "owalah... Begitu ya Neng. Jadi maksud Neng Sita, saya diminta menggantikan ustadz yang berhalangan itu. Seperti itu kah?"
S : "iya pak Ustadz, waktunya sudah mendesak, nanti malam sudah hari H, tamu undangan juga sudah diberitahu. Masa tiba-tiba acara batal. Biar nanti saya minta bayaran double deh buat pak Ustadz."
Ust : "eh.. Neng bukan seperti itu. Bukannya saya menginginkan bayaran lebih, tapi anak-anak ngaji gimana. Mereka sudah menjadi tanggung jawab saya disini."
*Ustadz Ruslan masih belum mengiyakan permintaan Sita, namun Sita tidak menyerah. Dia menjalankan plan B. Dengan menggunakan istri dan anak Ustadz Ruslan dalam rangka membujuk Ustadz Ruslan agar mau ikut ke acara "penjebakkan".
Umi : Bu Ustadzah
N : Nissa
S : "Umi, bujukkin pak Ustadz nya dong , bantuin Sita. Plliiiiiiiiissss....!!" ,pinta manja Sita kepada istri Ustadz.
Umi : "iya atuh Bi, kasihan Neng Sita kalau acara temannya batal. Nanti malu sama tamu-tamu yang sudah diundang."
N : "iya Abi, kasihan teh Sita loh. Nanti anak-anak biar Nissa aja deh yang hendle." Nanti anak-anak biar Nissa aja deh yang hendle."
Ust : "gimana ya..!?"
Umi : "sudah Abi, jangan banyak mikir. Lumayan juga kan Abi jadi dapet job. Buat nambah uang dapur umi. Hehe"
Ust : "issshhh... Umi ini, uang belanja terus yang ada dipikirannya."
S : "gapapa pak Ustadz, bener kata Umi, lumayan juga uangnya. Nanti saya mintain bayaran double deh."
Umi : "Tuh Biii. Lumayan umi bisa buat beli skin care sama lulur untuk perawatan kulit umi. Hehehe"
Ust : "eh Umi, gak boleh begitu. Bahas uang terus gak baik."
S : "kalo umi mau perawatan kulit, ikut saja sekalian. Kebetulan usaha teman Sita itu salon kecantikan. Nanti pas pak Ustadz lagi ngisi acara, umi bisa perawatan. Enak kan??" ,Sita semakin membujuk Ustadz Ruslan lewat istrinya.
N : "ikh ateh Sita, Nissa jadi pengen ikut juga buat perawatan. Mumpung gratis kan." ,ucap manja Nissa.
Ust : "Lah kan kamu tadi bilang mau gantiin Abi ngajar anak-anak ngaji. Hayoh.."
N : "eh iya, Lupa Nissa Biih..."
S : "kalo Nissa mau, nanti sama Teh Sita aja berdua sengaja main kesana buat perawatan mah."buat perawatan mah."
N : "yang bener Teh? Mau mau mau.."
Ust : "sudah sudah... makin panjang aja ngobrol ngalor ngidul . Ya sudah Neng Sita, saya bersedia mengisi acara malam nanti. Sekalian memberi kesempatan Anissa buat belajar mengajar anak-anak.". Ya sudah Neng Sita, saya bersedia mengisi acara malam nanti. Sekalian memberi kesempatan Anissa buat belajar mengajar anak-anak."
S : "Alhamdulillah pak Ustadz.. terimakasih. Saya akan segera hubungi teman saya disana. Kalau begitu, saya pamit dulu pak Ustadz.. Umi, Sita pamit pulang dulu ya. Niss.. Teteh duluan ya. Wassalamu'alaikum..", ucap Sita pamit.
Umi : " iya, waalaikumussalam.."
N : "waalaikumussalam.."
****Sita pun pergi meninggalkan keluarga ustadz yang juga segera beranjak pulang.
Ketika sampai di rumah, Sita langsung menelpon Indra. Mengabari bahwa Ustadz Ruslan bersedia datang nanti malam. Sita juga bilang, istri ustadz Ruslan juga berminat ikut dengan diiming-imingi perawatan kecantikan di salon nanti.
>>>>>SORE HARI, ba'da Ashar, Ustadz Ruslan bersama Istrinya mulai bersiap-siap untuk pergi ke acara "penjebakkan", dikarenakan posisi tempat acara berada di kota. Maka Ustadz Ruslan memutuskan untuk pergi lebih awal agar tidak telat sampai di tempat acara. Sungguh niat mulia dibalik rencana jahat penjebakkan dirinya.
Jam 5 sore, Ustadz Ruslan berangkat bersama istrinya didampingi Sita dengan menggunakan alat transportasi umum, yaitu Angkot.
Mereka pun tiba ke tempat acara pas ketika Adzan Maghrib berkumandang,. Ustadz Ruslan pun bergegas segera pergi ke mesjid terdekat dari lokasi acara. Sementara istrinya diajak masuk duluan ke salon oleh Sita.
"Neng Sita, salonnya luas juga ya, sampai bertingkat begini.!?" ,ucap Bu Ustadzah terkesima dengan besarnya tempat tersebut.
"Iya Umi, maklum. Salon besar. Yang punya orang kaya. " ,jawab Sita sekenanya.
Sesuai instruksi Indra ketika di telepon, Sita disuruh membawa Istri ustadz Ruslan ke lantai tiga. Indra sudah punya rencana tersendiri buat istri Ustadz tersebut.
Sementara Ustadz Ruslan masih berada di mesjid setelah menunaikan sholat Maghrib, dan memutuskan untuk tetap di mesjid sampai waktu sholat Isya. Lalu ke lokasi untuk mengisi acara.
Kembali ke tempat Ustadzah Azizah berada, yakni di lantai tiga salon Indra. Ustadzah mulai sedikit terlihat mengerutkan dahi nya..
Hal tersebut terjadi karena ketika masuk naik ke lantai dua, seperti yang diketahui, lantai dua adalah tempat berkumpulnya para LC dan lonte di tempat itu.
Ustadzah heran melihat penampilan perempuan-perempuan disana berdandan begitu seksi dan terlihat murahan.
Dia pun mulai berbisik-bisik kepada Sita ;
Umi : "Neng Sita, tadi itu para pegawai salonnya bukan? Kok pada seksi begitu ya..?"
S : "Iya Umi, mereka yang mengservis tamu yang ke salon."
Umi : "tapi itu seksi seksi banget Sita. Umi gak biasa melihat perempuan memakai pakaian seperti itu." , kembali bisik Bu Ustadzah kepada Sita.
Tidak lama kemudian Indra pun muncul;
I : "malem Sita.. eh ada tamu juga ternyata."
S : "iya Ndra , ini istri Ustadz Ruslan." ,jawab Sita
Indra pun menghampiri Bu Ustadzah berniat bersalaman, namun ketika menjulurkan tangan untuk bersalaman, Ustadzah hanya membalas dengan salam tanpa membalas uluran tangan Indra.
"Eh iya, maaf Bu Ustadzah. Lupa bukan muhrim.", ucap Indra.
"Iya pak Indra, bukan muhrim. Hehe." ,jawab Ustadzah sambil tersenyum sungkan.
Namun sejurus kemudian, Indra menghampiri Sita yang berada di samping Ustadzah Azizah. Kemudian Indra mencium bibir Sita, Sita pun membalas ciuman tersebut sampai berpagut bibir tinggal lidah dengan Indra.
Melihat hal tersebut membuat Ustadzah Azizah kaget, "astaghfirullah... Sita kenapa mau diperlakukan seperti itu" ,gumamnya dalam hati. Namun tidak berani menegur.
Hingga kini Sita dan Indra pun sudah berhenti berciuman. Indra pun kembali mencairkan suasana.
I : "eh iya, kata Sita, Bu Ustadzah mau mencoba perawatan di salon kami.? Apa benar begitu?" ,,pertanyaan Indra membangunkan lamunan Ustadzah akan ciuman dua insan non muhrim yang terjadi di depannya tadi.
Umi : "eh. Itu.. anu..", , jawab Ustadzah terbata-bata. Karena masih kaget dengan yang terjadi.
S : "santai saja Umi, Indra ini baik kok."
Umi : "iya Sita, maaf umi agak melamun sedikit. Pak Ustadz kok belum kemari ya."
S : "paling masih di mesjid Umi. Umi disini aja , umi juga belum sholat kan."
Umi : "eh iya, umi sampai lupa. Ya sudah umi mau sembahyang dulu. Di sebelah mana ya tempatnya?"
S : "di ruangan itu saja umi, di dalam juga ada kamar mandinya untuk ambil wudhu." ,jawab Sita sambil menunjuk ruang pribadi Indra.
Istri ustadz Ruslan pun langsung bergegas masuk ke ruangan tersebut.
***SEMENTARA Indra menghampiri Sita kembali sambil tersenyum licik. Lalu kembali dia mencium Sita, Sita pun membalas pagutan Indra di bibirnya..
"Eemmmppphhh... Cupphh cuipphh... Muaachhh..." Bunyi ciuman keduanya.
"Stop ikh Ndra. Kamu bikin aku sange tau.", protes Sita.
"Tadi juga kamu malah nyium aku di depan Bu Ustadzah. Dia sampai melongo tau..!" ,sambung Sita.
"Biar dia tau kamu itu cewek nakal Sit." ,jawab Indra.
"Ikh dasar kamu, aku kan mau jaga image di depan orang-orang kampungku." ,jawab Sita.
"Halah, sudah , sana cepet ganti baju. Aku sudah siapin nih bajunya." ,perintah Indra kepada Sita untuk segera merubah penampilannya menjadi seperti lonte-lonte disana.
Sementara Ustadz Ruslan kini menuju ke tempat Indra setelah menunaikan ibadah sholat Isya.