SAAT INI, Ustadzah Azizah sedang berada di atas kubur suaminya, ustadz Ruslan
"Abi, maafin Umi. Umi udah jahat sama Abi. Umi gak ada di saat terakhir Abi di dunia. Umi udah khianati Abi.. Maafin Umi ya Abiihh" , i. Umi udah jahat sama Abi. Umi gak ada di saat terakhir Abi di dunia. Umi udah khianati Abi.. Maafin Umi ya Abiihh" , ustadzah Azizah berkata kepada kubur suaminya.
"Sudah Ayo Balik, jangan nangis." ,ucap Indra untuk mengajaknya pulang.
"Tolong izinkan aku berkunjung ke rumahku dulu Tuan.. siapa tau ada anakku disana. Aku ingin menemuinya. Aku rindu padanya." ,ucap ustadzah Azizah meminta kembali pada Indra.
"Ya sudah, berhubung kamu sudah berjanji akan menjadi budak setia ku setelah ini, aku akan mengizinkanmu berkunjung ke rumahmu. Tapi maaf, kamu tidak bisa menemui anakmu jika dia ada disana.. aku tidak mau kamu berubah pikiran nantinya." ,ucap Indra.
Azizah pun menyetujui hal tersebut, karena dia hanya ingin bernostalgia melihat rumahnya. Adapun jikalau ada Syifa anaknya disana, mungkin dia hanya akan melihatnya dari kejauhan saja. Dan itu sudah cukup bagi Azizah.
Mereka pun bergegas pergi menuju rumah ustadzah Azizah, yang memang tidak terlalu jauh dari pemakaman itu.
Karena waktu sudah mulai larut malam dan Indra merasa tidak akan terlalu banyak warga yang masih beraktivitas di kampung itu, jadi akan aman menurutnya membawa Azizah kembali dulu kesana.
"Kita pergi dulu ke rumah ustadz Ruslan..!! Lonte ini ingin bernostalgia katanya. Aku juga ingin mencoba menjemput kembali Sita" ,ucap Indra kepada Intel yang menjadi supirnya.
Beberapa menit kemudian mereka tiba di jalan besar dekat gang menuju ke kampung yang dituju, karena akses mobil tidak ada.
Mobil pun mereka parkirkan di pinggir jalan besar.
Sementara mereka bertiga berjalan kaki menyusuri jalan kampung.
Tidak lama, mereka pun tiba terlebih dahulu ke rumah Sita, karena memang arah ke rumah ustadz Ruslan melewati rumah milik Sita.
Indra mencoba menyusuri dulu rumah Sita, dia pun memeriksa mencoba membuka pintu rumah Sita, namun ternyata terkunci.
Kemudian dia memutar lewat pintu belakang, dan benar saja pintunya tidak dikunci. Indra mengendap-endap masuk ke rumah Sita agar tidak diketahui oleh Sita.
Begitu pelannya dia berjalan menyusuri rumah Sita, menuju kamar utama Sita.
Indra pun sampai di depan kamar Sita, dan pelan-pelan membukanya.
Daaaannn....
Ya, tentu saja Sita tidak ada disana. Karena Sita sedang berada di rumah ustadz Ruslan, dan pintu belakang tidak terkunci adalah bekas dobrakan anak buah si Rawing.
Ekspresi Indra pun sama kikuknya seperti Erwin dan anak buahnya saat itu;
"Sial.. sudah pelan-pelan mengendap-endap. Orangnya gak ada. Bikin malu aja. Untung gak ada yang lihat." ,gumam Indra pada dirinya sendiri sambil tersenyum malu.
Dia pun kembali ke depan menemui Azizah dan supirnya.
"Apa Sita sudah pindah rumah ya??" ,pikir Indra.
"Kita lanjut saja ke rumahmu." ,kata Indra kepada Azizah.
Mereka pun melanjutkan kembali perjalanan mereka menuju rumah ustadz Ruslan.
****SEMENTARA ITU, di persimpangan jalan dekat rumah Sita, Erwin tengah membawa paksa Syifa sambil membekap mulut perempuan itu.
Entah mau dibawa kemana Syifa olehnya, namun ketika di jalan dekat rumah Sita, Erwin melihat ada dua orang di depan rumah Sita dari kejauhan.
Dia pun bersembunyi untuk sesaat di tempat yang tidak terkena sorot lampu di sekitar situ, sambil tangannya tetap membekap mulut Syifa.
Tidak lama kemudian, Erwin melihat ada satu orang lagi yang muncul dari arah belakang rumah Sita.
"Gawat, jangan-jangan mereka keluarga si Sita dan sedang mencari cewek lonte itu." ,gumam Erwin.
Erwin tidak tahu bahwasanya dua orang di antara mereka adalah Indra beserta ibu dari Syifa.
"Lho akan menjadi milik gue seutuhnya Syifa.. jangan melawan.. lagipula Lho tadi lihat sendiri kan suami Lho malah doyan ngentot sama si Sita..!?" ,bisik Erwin kepada Syifa.
Dia berusaha menjatuhkan mental anak ustadz itu agar bisa dengan sukarela jatuh ke pelukannya.
Mendengar bisikkan Erwin, Syifa tidak memberi respon, karena mulutnya masih dibekap oleh tangan Erwin. Sementara kedua tangannya dipiting oleh tangan Erwin yang satunya.
Beberapa saat kemudian, Erwin pun melihat ketiga orang itu pergi dari rumah Sita. Maka Erwin pun melanjutkan rencananya menculik Syifa. Selanjutnya dia jadi memilih mengambil jalur ke arah sungai untuk menghindari pertemuan dengan orang-orang kampung saat ini.
Meski Medan agak sulit karena ada turunan, serta suasana gelap di malam hari, namun dia nekad membawa Syifa lewat jalur itu
Syifa pun pasrah dengan paksaan Erwin yang keukeuh ingin membawanya kabur. Dan Syifa bukannya tidak ingin melawan, namun dia yang tengah syok setelah melihat aksi suaminya dengan Sita membuat separuh tenaganya hilang, membuat Syifa merasa terlalu lemah untuk melakukan perlawanan terhadap Erwin yang sedang menculiknya.
>>>>>
KEMBALI kepada Indra dan Azizah berada, tidak lama kemudian, mereka ternyata sudah sampai di halaman rumah itu.
Namun, dari kejauhan sudah terlihat pintu rumah tersebut sedikit terbuka.
Indra pun memeriksa sendirian kesana, dia menyuruh Azizah menunggu di tempat itu bersama supirnya.
Ketika Indra sampai di depan pintu rumahnya yang terbuka. Tiba-tiba Indra kaget melihat sekelompok orang yang sedang berpesta sex.
Dan yang dia lihat adalah Sita yang sedang disetubuhi seorang lelaki. Sedangkan yang lainnya fokus memegang HP masing-masing merekam aksi sex itu.
Dengan beraninya dia menggebrak Pintu dengan keras sampai-sampai pintu itu terbuka lebar.
""WOOOOOIIIYYYY..... Kurang ajar kalian..!!!", teriak Indra.
Teriakkan Indra membuat semua orang di dalam kaget dan menoleh ke arah pintu.
Ilham yang sedang menggenjot Sita pun menghentikan aksinya.
"Iiinnn...Draa..", ucap Sita terperangah melihat kedatangan Indra.
"Siapa Lho.. mana Boss gue???" , ucap salah seorang dari mereka.
Lalu mereka mulai menghampiri Indra dengan berlari dan berniat memukul Indra.
Orang pertama yang datang berhasil Indra tangkis dan dia lemparkan ke luar rumah.
Melihat ada perkelahian, supir Indra yang dari tadi diam kini berlari ke arah rumah.
"Ada apa Boss??" ,tanya sang Intel.
Namun sebelum mendapatkan jawaban dari Indra, dia keburu melihat Indra yang terus diserang beberapa orang disana.
Dia pun kini membantu Indra yang memang atasan nya di luar kepolisian.
"Buukkk....baakkk...bukk..bakkk..." ,Indra yang memang lumayan mahir beladiri dibantu sang supir akhirnya berhasil mengalahkan orang-orang yang menyerangnya.
Namun mereka berhasil kabur satu persatu, meninggalkan Ilham dan Sita disana.
"Heh.. sini kamu maju.. teman-temanmu udah pada kabur noh.." ,ucap Indra kepada Ilham yang kini meringkuk di dekat pintu kamar.
Ketika Indra berniat memukulnya, tiba-tiba ustadzah Azizah berteriak.
"HENTIKKAaaNnnnnn....!!"
"Dia suami anakku Ndra." ,ungkap Azizah kepada Indra.
"Tapi dia tadi lagi ngentot sama Sita. Aku lihat sendiri ." ,jawab Indra.
"Apaaa???? Tega kamu nak Ilham selingkuhi anak umi." , ucap Ustadzah Azizah.
"Enggak Mi, maafin Ilham. Tadi Ilham dipaksa berhubungan seks dengan Teh Sita sama para penjahat itu. Mereka tadi mengancam akan membunuh Syifa kalau Ilham gak nurut. ....." ,Ilham mencoba menjelaskan kepada mertuanya itu.
"Umi Zizah... Ternyata Umi masih hidup.. Pak Ustadz udah gak ada Mi..", Sita menghampiri Azizah.
"Iya umi tau. Itu kamu pake pakaian dulu. Telanjang begitu, mana bertatto penuh pejuh. Mandi sana.!", jawab Azizah kepada Sita.
"Eh. Iya Mi. Maaf Sita gak sopan..", ucap Sita.
"Lantas, dimana Syifa sekarang??" ,tanya ustadzah Azizah.
Ilham pun menjawab. "Di..situuhhh... Mi.." , namun belum menyelesaikan ucapannya, Ilham sendiri kaget karena Syifa sudah tidak ada di tempat dia diikat tadi.
"Tadi dia diikat di kursi itu Mi.. beneran. Sumpah.. ya tuhan. Kemana dia..", ucap Ilham pada Azizah.
Sita yang hendak mandi pun ikut kaget ketika baru tersadar jikalau Syifa sudah tidak ada di tempat.
Indra dan supirnya pun mencoba menyusuri wilayah di sekitar rumah, mencoba mencari Syifa. Entah memang rasa perikemanusiaannya muncul, tanpa dimintai tolong oleh Azizah. Atau ada niat jahat lainnya terhadap Syifa yang dulu pernah dia temui di rumah Sita.
"Kamu lanjut mandi aja Sit.." ,ucap Azizah kepada Sita. Dan Sita pun mengiyakan, lalu pergi ke kamar mandi.
Sementara Ilham hanya tertunduk malu kepada mertuanya dengan kedua tangan menghalangi kontolnya yang masih menegang karena belum puas dan kena tanggung ketika main dengan Sita tadi.
Jiwa Lonte Ustadzah Azizah yang memang sudah ketagihan kontol pun seketika timbul, ketika melihat kontol menantunya itu masih ngaceng.
Ustadzah Azizah yang setiap saat dibuat sange oleh Indra dengan cara kedua lubangnya ditancap dildo pun kini mulai merasakan gairahnya meninggi.
Kini dia tiba-tiba saja menghampiri kontol Ilham dan meraihnya lalu segera menyepongnya.
Ilham yang daritadi tertunduk malu pun kaget..
"Eeeehhhhhh... Umi... Ngapain..?? "
Namun Azizah tidak menggubrisnya dan malah melanjutkan membuka pakaiannya..
Kemudian seperti Sita tadi, dia mendorong Ilham sampai terjungkal.
Ilham kaget melihat ada benda yang menusuk anus mertuanya, namun dia tidak bisa melihat memek mertuanya karena menggunakan CD yang memiliki gembok.
Ustadzah Azizah segera melepas Butt Plug dari anusnya lalu dia berniat memasukan kontol Ilham ke pantatnya itu. Dia pun menduduki kontol milik Ilham dan seketika itu juga...
"Blessss....." ,begitu mudahnya kontol Ilham masuk ke lubang itu.
Ilham pun kaget karena baru kali ini dia merasakan sensasi kontolnya anal, masuk ke lubang anus ustadzah Azizah.
Namun Ilham tidak bisa memungkiri bahwa dia merasakan kenikmatan dari perbuatan ustadzah Azizah terhadap dirinya.
"Oohhhh.. apa inii?? Rasanya beda banget.." ,Ilham meracau diperkosa oleh pantat mertuanya.
Tidak lama kemudian Ilham menyemburkan spermanya di lubang pantat ustadzah Azizah, begitu juga ustadzah Azizah yang juga mengalami orgasme.
Karena memang sebenarnya Azizah dari tadi terangsang, sehingga mudah mencapai orgasme.
Tubuh Ustadzah Azizah pun ambruk di atas tubuh Ilham yang terbaring.
Dia ngos-ngosan, dan tubuhnya bergetar..
Tidak lama kemudian, Indra pun kembali masuk ke rumah ,,
"Aduhhh.. Aduuuhh...lonteku ini ya.. menantu sendiri diembat." ,ledek Indra.
"Aku udah gak tahan tuan. Memekku gatel terus tuan jejeli dildo setiap saat." ,jawab ustadzah Azizah.
Ilham pun kaget dengan perilaku mertuanya yang memanggil Indra, orang yang dia tidak kenali itu dengan sebutan tuan.
Namun selain rasa kagetnya, dia pun kini lega karena kontolnya sudah berhasil dibuat klimaks oleh mertuanya itu.
"Maaf ustadzah.. anakmu tidak kami temukan. Ayo kita balik.." , ucap Indra yang mengajak Azizah untuk kembali ikut dengannya dan menepati janjinya untuk menjadi budak seks Indra seumur hidupnya.
"Mana Sita, kita bawa dia sekalian buat nemenin kamu." ,ucap Indra kepada Azizah.
"Di kamar mandi." ,jawab Azizah.
"Ilham, Umi titip Syifa. Temukan dia. Maaf umi udah gak bisa balik lagi kesini nanti. Tapi umi mohon temukan Syifa dan bahagiakan dia." ,ucap Azizah tanpa rasa bersalah telah memperkosa menantunya tersebut.
"Iya umi.. pasti.. Ilham bakal temukan Syifa dan bahagiakan Syifa. Ilham janji." ,jawab Ilham kepada ustadzah Azizah.
Indra pun kemudian menyusul Sita ke kamar mandi untuk mengajaknya ikut bersamanya menuju ke dunia hitam, untuk menikmati syurga dunia yang diidamkan Sita.
Sita pun setuju untuk ikut bersama Indra, dan mereka pun meninggalkan Ilham sendirian di rumah tersebut.
***
KINI, Ilham merenung sendiri di rumah mertuanya itu. Kejadian yang baru saja menimpanya membuat Ilham merasa seperti telah bermimpi buruk.
Kejadiannya terjadi begitu cepat, mulai dari dia dipaksa dan diperkosa oleh Sita, sampai tiba-tiba dipaksa melakukan anal seks oleh mertuanya ustadzah Azizah, dan kini dia bingung harus kemana mulai mencari istrinya.
Sebab dia memang tidak tau daerah disana karena dia seorang warga pendatang , bahkan dia belum pernah tinggal di kampung itu meskipun sudah menikahi Syifa.
Ilham serumah dengan Syifa saja baru sekitar 3-4 bulan yang lalu, sebab dia baru menyelesaikan pendidikannya di Mesir.
Tapi kini, baru saja sebentar dia merasakan berumahtangga satu atap bersama istrinya, dia harus rela kembali kehilangan Syifa istrinya yang entah dibawa kemana oleh orang asing yang tidak dia kenali.
"Syifa sayang.. Maafkan Mas mu yang tidak bisa menjagamu.. Mas janji, Mas akan menemukan kamu bagaimana pun caranya." ,ucap Ilham dengan tekadnya.
TAMAT....
**********
PENUTUP
Indra yang menjadi tokoh utama dalam memperdaya istri orang ini, pada akhirnya keluar menjadi pemenang.
Dia berhasil merebut Sita dan bahkan merekrut Danu suami Sita menjadi salah satu orangnya.
Sita yang awalnya seorang perempuan alim dan Solehah, namun dia rubah menjadi seorang perempuan yang ketagihan nikmatnya surga dunia. Bahkan tubuh Sita pun dia rusak dengan mengukirkan tinta tatto dan memasang tindikkan di tubuh Sita.
Meskipun dengan kekuatan ustadz Ruslan, Sita sempat hampir kembali hijrah ke jalan yang benar, namun karena otaknya sudah tercuci dengan hal-hal mesum, membuat Sita tak kuasa menahan dirinya untuk tak kembali terjerumus ke jurang hitam ini.
Sementara ustadz Ruslan, tokoh protagonis yang menjadi lawan Indra, akhirnya harus kehilangan istrinya. Dan bahkan, nyawa nya harus hilang oleh Indra meskipun tidak dibunuh secara langsung, namun Indra lah otak kematian sang ustadz.
Ustadzah Azizah istri ustadz Ruslan akhirnya juga jatuh ke pelukan Indra. Dia kini menjadi peliharaan Indra di klub malam yang dikelola oleh Indra di kota plat B.
Ustadzah Azizah yang notabene memang kekurangan nafkah batin, harus jatuh ke tangan Indra setelah melewati siksaan demi siksaan seksual yang dia terima. Pada akhirnya dia pasrah untuk menjadi budak seks Indra.
Sementara nasib Nurul yang dipenjara karena kasus pembunuhan supirnya, kini sudah mendapatkan vonis dari hakim, dan dijatuhi hukuman kurungan penjara selama 20 THN lamanya.
Dia didakwa dengan pasal pembunuhan berencana, karena dianggap sengaja menghilangkan nyawa sang supir dengan penuh perencanaan.
Namun meskipun Nurul dipenjara, dia sama sekali tidak merasa sedih atau kesepian. Karena setiap harinya dia selalu disetubuhi oleh pak Yos, oknum polisi cabul yang sempat membeking usaha milik Indra.
Pak Yos juga selalu membawa seorang napi untuk menyetubuhi Nurul. Sehingga di setiap harinya, Nurul selalu melakukan threesome.
Membuat Nurul yang memang sebelumnya haus seks karena kurang pandainya suaminya dalam memuaskannya, kini menikmati hari-hari dirinya di dalam penjara.
Dia sudah tidak marah kepada suaminya yang menjerumuskannya ke penjara, kini dia malah lebih bersyukur karena kebutuhan seksnya selalu dipenuhi oleh pak Yos di dalam penjara.
SEMENTARA pasca seminggu hilang, nasib Syifa masih belum diketahui, dia bagaimana dan dibawa kemana.
Erwin bahkan tidak menemui anak buahnya lagi setelah peristiwa malam itu.
Ilham yang berhasil menemukan anak buah Erwin yang memaksanya malam itu di kampung sebelah, tidak mendapatkan hasil yang diinginkan, karena mereka pun ternyata tidak tahu menahu dimana dan kemana Erwin sekarang.
Selama seminggu terakhir Ilham belum kembali ke kota, karena fokus mencari Syifa di sekitaran kampung yang dia tinggali. Namun sudah seminggu pula, tidak ada kabar sama sekali dari Syifa.
SEKIAN...
Noted;
*Terimakasih kepada para pembaca, atas intensi dan apresiasinya atas coretan yang saya buat ini.