𝐑𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐇𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐚𝐣𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐁𝐚𝐠.𝟎𝟏

 


Cerita ini hanyalah karangan penulis. Jika terdapat nama tokoh tempat dan waktu kejadian yg sama itu hanyalah kebetulan semata. Tujuan penulisan ini hanya bermaksud untuk menghibur saja. Tidak bermaksud menyinggung suatu etnis, budaya, agama, dan adat tertentu. Jika ada ketersinggungan mohon dimaafkan.. selamat menikmati !!!

Virus covid19 melanda negri ini. Banyak karayawan menjadi korban PHK dan pengurangan dr perusahan tempat mereka bekerja. Gw Aldi menjadi salah satu korban dr keganasan virus ini.. bukan karena terkena virus tersebut. Melainkan tempat gw kerja selama kurang lebih 3 tahun mengharuskan gw menjadi bagian dr pengurangan karyawan. Untung nya selama bekerja masih ada tabungan ku menyelamatkan ku dan keluarga dr ekonomi yg terpuruk.
Ya.. gw memiliki seorang istri berparas cantik bernama Fatimah dengan hijab dikeseharianya dan juga badan yg sedikit berisi namun tidak gendut. Payudara dengan bulatan yg pas untuk digenggam. Gw bersyukur memiliki seorang istri yg setia dan sangat perhatian terhadap kelurga. Pernikahan kami yg sudah beranjak 3 tahun dikaruniai seorang anak perempuan bernama Shara.

Waktu berlalu.. tabunganku pun menipis. Bahkan aku sudah menjual mobil kesayanganku untuk menopang kehidupan sehari hari. Ditahun ke empat ini gonjang ganjing permasalahan rumah tanggaku terjadi. Disamping usahaku melamar pekerjaan tak kunjung mendapat titik terang. Fatimah mulai goyang pendiriannya.. selalu marah2 padaku dan juga terkadang menolak jika ku ajak berhubungan badan. Padahal hampir di setiap malamnya kami selalu memadu kasih dengan lumaatan nafsu membara. Fatimah mempuhyai nafsu yg besar juga. Goyangannya tiada henti membuat junior ku selalu kualahan menghadapi nafsu besarnya.


Disela lamunanku yg meratapi sisa sisa ekonmiku yg makin hari makin susut tanpa pekerjaan, dering hp ku berbunyi. Terpampang nama om Broto, teman dr pamanku.

Om Broto : halo Aldi.. apa kabar?

Aldi : ohh baik om Broto sehat selalu.. om sendiri gimana kabarnya..?

Om Broto : sehat sehat alhamdulilah.. gini Al.. om dengar dr pamanmu kamu lagi butuh pekerjaan.. jadi kebetulan om lagi cari supir pribadi. Ya walau pun gaji nya gak sebesar waktu kamu kerja dulu..siapa tau kamu berminat..?

Aldi : ohh boleh om.. Aldi mau kok. Kira2 kapan om Broto membutuhkan?

Om Broto : kalo bisa secepatnya.. hmmm gimana kalo nanti malam kamu ke rumah om aja dulu.. nanti kita bicarakan lebih lanjut detai ttg pekerjaan yg kamu kerjakan nantinya..

Aldi : oh oke siap om nanti malem Aldi main kesana. Makasih banyak om

Om Broto : oke om tunggu ya..

Aldi : siap om..


Aku menghela nafas.. akhirnya ada pekerjaan yg akan aku jalani.

Aldi : bunda.... Bundaaa...
( Aku memanggil Fatimah )

Fatimah : iya yah... Kenapa?

Aldi : ayah di telpon om Broto tadi kamu kenal kan

Fatimah : om Broto temen ayah kamu kan..?

Aldi : iya . Om Broto nawarin aku pekerjaan jadi supir pribadinya..gimana bunda setuju kan?

Fatimah : alhamdulilah.. syukurlah yg penting kamu jangan nakal aja.. syukurlah kalo gitu ada pemasukan kota lagi yah .


Aku memeluk Fatimah dengan erat.. senyum kebahagiannya tergores di raut wajah Fatimah. Malam hari nya aku bergegas mengendari motorku menuju rumah om Broto. Sampai nya disana aku terkejut. Setelah sekian lama aku tak berkunjung kesini m rumah ini bak istana mewah . Baru sampai depan pagar satpam membukan pagar dan bertanya maksud kedatanganku.. setelah aku menelpon om Broto aku baru diizinkan masuk.. didepan pintu rumah aku sudah disambut om Broto dan juga istrinya.. aku yg melihat tertegun dengan paras cantik istri om Broto..kami menuju ruang tamu..didalam rumah yg mewa dan luas ini aku melihat seisi rumah baknistana dengan gemerlap nya cahaya. Kami berdiskusi satu sama lain. Mataku tak henti2 menatap istri om Broto yg saat itu memakai baju tidur tipis yg membayangkan isi dibalik baju tidur tersebut. Aku kontrol diriku ini yg memang sudah lama tidak berhubungan intim dengan istriku sendiri. Pembahasan seputar pekerjaan yg akan ku jalani.. yg ternyata aku diharuskan stand bye jika dibutuhkan. Apa lagi urusan luar kota terkadang harus aku menemani om Broto. Dan aku terkejut mendengar gaji yg ditawarkan oleh om Broto padaku . Gaji justru melebihi dr gaji TPT ku bekrja sebelumnya.. jika sebelumnya aku mendapatkan 5-8 juta perbulan dengan 9 jam kerja. Om Broto memberikan ku gaji 9-12 juta perbulan dengan asumsi kapanpun aku dibutuhkan aku harus siap dan hari libur hanya 1 hari dlm sebulan.. aku menerima pekerjaann tersebut. Dengan senyum kebahagiaan aku pulang kerumah dan memberitau Fatimah gaji yg ku dapatkan adalah 8-10,JT.. Fatimah senang sekali mendengarnya . Mencium bibirku dengan ganas sambil kami berputar kedalam kamar dan aku direbahkan di atas kasur . Fatimah masih dengan jilbabnya membuka celanaku dan menghisap penisku.. ahhh sudah lama aku tak merasakannya dr istriku tercinta.. Fatimah mengulumnya degan lahap... Membuka resleting gamisnya dan membuka gamis yg dia kenakan . Tak ada bh yg dipakainya bahkan CD pun tak terlihat.. mungkin Fatimah sudah menyiapkan ini semua untuk menyambut kedatangan ku pulang dengan pekerjaan yg aku trima.. tubuh bugilnya membangkitkan gairahku yg terpendam.. aku menggulingkan Fatimah kekasur yg sedang asik mengulum kontolku.. dengan sigap kujilati vagina istriku yg kurindukan . Dengan ganas sambil jemariku mulai menusuk2 lobang memek Fatimah yg sudah banjir dengan cairannya.. Fatimah melenguh mendesah tak karuan . Dengan getaran yg hebat pinggulnya terangkat dan orgasme melanda wanita cantik ini . Aku bersiap memasukan penisku dalam memek Fatimah . Dan bleeess ... Bersamaan dengan lenguhan hebat Fatimah, masuklah penisku dalam vaginanya.. hangat terasa.. ku pacu pinggulku dengan nafsu membara . Fatimah mendesah tak tertahankan..

Fatimah : ahhhsssttt ayah... Ayahn.. ahhhhssstt.. ahhhsss udah aaahhh lamaa.... Ahshttt.. terussss... Ahh aku sampai... Aku sampaaaiiii...
Ahhhhhh..

Aldi : akuuhhhsttt juga bund.. ahhhhhssstttttt

Bersamaan dengan orgasme nya istriku.. aku semburkan spermaku dalam rahimnya ...kami B2 terkulai lemas.. saling memeluk dalam dinginya ac kamar dan juga keringat yg mengalir di tubuh kami...

--------------------------------------------
First Day job
Pagi ini, ku seruput segelas kopi hangat buatan istriku. Tidak manis dan tidak terlalu pait. Pas untuk seorang penikmat kopi sepertiku. Sembari menunggu panggilan dr om Broto. Jam dinding menujukan pukul 06:00 pagi.. sementara hari pertamaku bekerja sebagai supir pribadi om Broto, aku diberikan setelan seragam seperti para supir pribadi pada umumnya. Dengan ciri khas warna hitam. Mengingat om Broto adalah direktur sebuah perusahan. Aku tentu menjaga penampilan dan sikapku nantinya. Terbesit dalam fikirku kenapa om Broto tidak memberiku pekerjaan di dalam perusahaan nya. Mengingat aku adalah lulusan S1 sarjana ekonomi disalah satu universitas ternama di kota xXx. Tapi apapun itu mungkin ini sudahlah jalan takdirku. Bersyukur atas apa yg diberikan tuhan padaku saat ini. Suara dering hp ku berbunyi. Om Broto meneleponku untuk segera datang. Beliau akan pergi pukul 9 . Walau jarak dr rumahku ke rumah om Broto tidak terlalu jauh.. aku bergegas pamit pada Fatimah untuk bekerja dan pergi menuju rumah om Broto. Mengingat sekarang aku bekerja dengan beliau panggilan ku terhadap om broto pun ku ubah menjadi Pak Broto. Agar enak terdengar oleh orang2 sekitarnya..sampai disana Pak Broto dan Bu Lia sedang sarapan di ruang makan.

Pak Broto : wah Aldi.. cepat juga kamu datang kan saya bilang td jam 9..

Aldi : gpp pak.. sekalian Aldi mau cuci mobil dulu. Biar bersih. Kan gak enak diliat orang masa seorang pak Broto menggunakan mobil yg kurang terawat. Hehehe

 Pak Broto : ah bisa aja kamu.. yaudah sarapan dulu kita.. kamu belum sarapan kan?

Aldi : udah pak.. lanjut aja. Makasih.

Bu Lia : jgn sungkan lah aL..kalo masih di rumah ga ada orang lain anggep aja kami ini om dan Tante kamu.. jangan terlalu formal banget..

Aldi : iya Bu Lia .. eh Tante.. hhhe. Aldi permisi dulu biar bisa langsung digunakan mobilnya


Aku bergegas kebelakang mengambil selang dan menuju garasi mobil mengeluarkan mobil yg akan digunakan oleh pak Broto.

Pak Broto : gak nyangka papah mah, bisa kepikiran si Aldi cuci mobil ya . Padahal ga ada job desk dia untuk cuci mobil. Driver kita yg dulu selalu mencuci di tempat cucian.

Bu Lia : iya pah. Rajin ternyata si Aldi pah. Ga salah papah kasih kerjaan jd supir pribadi. Ya walaupun papah gaji dia berlebih malah lebih besar dr karyawan staff biasa di kantor.

Pak Broto : iya itu kan karena mendiang ayahnya kawan baik papah. Kalo papa taro Aldi di kantor bisa saja. Tapi papa hanya ingin dia lebih santai dan lebih dekat dengan keluarga kita mah. Dan juga kalo papah ada acara diluar kota. Aldi bisa jagain mamah kan disini.

Bu Lia : iya pah. Ngerti kok. Yaudah selesain makanya. Biar mamah siapin koper papah di kamar ya.

Sementara aku membersih kan mobil hampir selesai. Setelah selesa aku kedalam ruang makan.

Aldi : om.. mobilnya sudah siap !!

pak Broto : oh ya..ayok AL ..saya juga suda siap sarapan..

kami bergegas menuju mobil.. sementara Bu Lia datang membawa koper pak Broto.
Setelah semua dirasa lengkap kami berangkat dan meninggalkan Bu Lia. Diperjalanan terasa sepi sekali. Pak Broto masih sibuk dengan telpon yg masuk terkadang fokus dengan hp nya. Perjalanan ke bandara memakan waktu 3 jam. Tinggal 1 pintu tol lagi akan sampai di bandara. Tiba tiba pak Broto mengubah arah perjalanan.

Pak Broto : Al.. nanti keluar pintu tol langsung ya .

Aldi : loh tapi pak . Bandara masih lewat pintu tol selanjutnya.

Pak Broto : udah kamu ikut saja apa kata saya . Nanti juga kamu mengerti.

Aldi : baik pak.. aku arah kan mobil keluar tol.

Dengan arah yg di tunjuk oleh pak Broto kami berhenti di sebuah apartemen mewah.

Pak Broto : ini untuk kamu ( sambil menyodorkan uang ratusan ribu entah berapa jumlahnya )

Aldi : untuk apa ini ya pak??

Pak Broto : udah trima aja. Tapi bapak minta kamu jangan bilang ke ibu kalo kita pergi kesini. Bilang saja saya sudah di bandara. Oke..

Aldi : ba.. baik pak laksanakan..

Sambil tersenyum aku terima sejumlah uang tersebut. Dampak Broto mengedipkan wajah nya.. keluar dr mobil. Dari kejauhan nampak seroang gadis muda mendekat dan mencium bibir pak Broto lalu memeluknya. Ah aku mengerti.. memang lah uang bisa menjadikan raja bagi pemiliknya. Aku tersenyum tengil sambil menghitung uang yang diberikan pak Broto. 20lembar uang seratus ribu.. waw.. aku senang bukan main. Yg jelas aku putar balikan mobil dan keluar dr area aprt tersebut. Menuju arah balik. Namun untuk mengurangi kecurigaan Bu Lia.. aku urungkan untuk cepat kembali ke rumah. Seblum memasuki perumahan aku berhenti di sebuah tempat kopi dan bersantai disana. Setelah agak lama dan kurasa tepat waktunya aku bergegas kembali kerumah. Dirumah kudapati hening saja. Tak ada aktivitas yg terjadi.. aku pergi kebelakang rumah kulihat Mba Ning sedang menjemur pakaian dengan kaos nya yg basah terlihat pentil teteknya yg menyembul dibalik kaos nya. Nafsu ku bangkit hanya dengan melihat itu. Betapa tidak walaupun Mba Ningsih ini hanyalah seorang pembantu rumah tangga. Tapi muka nya yg binal selalu menarik perhatian ku. Apa lagi saat ini dia hanya memakai kaos oblong merah dan celana ketat hitam yg menampakan paha mulusnya dan jedugan sekitar vaginanya. Apa itu kebiasaanya ya.. penasaran dengan respon mba Ning . Aku memberanikan diri untuk mendekat.

Aldi : ehm mba Ning , Bu Lia kemana ya gak ada dirumah aku lihat.

Mba Ning : eh mas Aldi.. ngaggetin aja. Sebentar mas aku ambil handuk dulu.

Setelah ku liat2 mba Ning tidak ada penolakan terhadap aksi ku mendekatinya. Dengan pakaiannya yg seperti itu. Dia hanya dengan santai mengambil handuk dan melekatkannya di pinggang.

" Tadi Bu Lia pergi ke salon, nunggu mas Aldi kelamaan katanya jadi dia pesan grab " saut mba Ning sambil melilitkan handuk dan lanjut menjemur pakaian.

" Oh ya.. kenapa Bu Lia gak telpon aku ya " aku heran.

"Jgn heran gitu lah mas.. biasa itu mah banyak rahasia keluarga di rumah ini.. nanti juga mas bakal tau kok " ucap mba Ning sambil senyum2..

Oalah senyumnya ituloh makiin buat aku bernafsu ingin segera menyergapnya.. sebenernya aku bisa saja pulang dan menggarap istriku Fatimah. Tapi entah kenapa aku jadi tertarik dengan Mba Ningsih yg sedari tadi seakan menggodaku dengan cetakan payudara dibalik bajunya yg basah. Aku memberanikan diri agak sedikit menjurus.

: Mba Ning ga risih apa .. baju kaos nya basahbm gitu bikin pengen aja " aku berdebar sebar menunggu respon mba Ning apakah akan marah padaku

Sambil menggenggam kedua payudaranya

" Wong udah kendor gini tohh AL, masih juga kamu nafsu liat mba, aneh kamu. "

" Aku serius mba, mba Ning masih nafsuin. Aku jujur aja.. maap mba kalo kurang ajar cara saya tp emang bener dr tadi saya liat mba udah nafsu banget ," entah setan apa yg merasuki ku sehingga berani se frontal itu kepada mba Ning.

" Wess lah g usah ngawur kamu. Kamu punya istri kan .. sana pulang.. minta jatah. Kalo aku nafsu ga ada pelampiasannya susah. " Mba Ning berlalu meninggalkan ku menuju dapur

" Emang suami mba kemana " tanyaku

" Mba dah lama janda Al.. dah 2 tahunan " ucapnya

" Wah kering dong mba hhhehehe "

" Biar aja kering.. seng penting rapet " balas mba Ning..

" Brati dah lama mba gak gituan ya " aku makin berani frontal dengan Mba Ningsih karena responya pun tidak da penolakan ataupun marah.

" Ya udah toh," jwb singkat mba Ning sambil mencuci piring.

Aku nekat mendekatinya. Memeluknya dr belakang Lalu berbisik ke telinganya.

". Mba,aku lagi pengen "

Mba Ningsih membalikan badanya langsung menyerb bibirku.. aku membalasnya melumat ronga2 bibirnya , kami saling menjilat.. aku sedikit terkejut dengan apa yg terjadi. Otakku sudah dikuasai nafsu birahi. Namun anehnya tak kusangka . Mba Ningsih justru merspon semua candaanku. Janda anak 1 ini rupanya mempunyai ketertarikan padaku sejak awal aku dtg ke rumah. Kami saling bercumbu satu sama lain. Lumatan mba ningsih sangat ganas sekali. Binal wajahnya sangat Pas dengan nafsunya saat ini. Dera nafasnya menggebu gebu. Aku yg bebas meremas2 Payudaranya. Lenguhan yg terjadi makin kencang dan tak terkontrol oleh mba Ningsih. Aku arahkan sambil berjalan menuju kamar mandi. Ku dudukan mba ningsih di tepi bak mandi membuka kausnya melumat lehernya dengan ganas..tangan mba Ning menekan2 kepalaku yg sibuk dengan ciumanya. Kemudian menjalar dan melahap tetek mba Ningsih dengan sigap.

" Ahhhsss mass... Kita kok jadi gini .." lenguh mba ningsih.aku tak memperdulikannya lumayan demi lumayan ku hujankan tepat di payudara mba Ning membuat dirinya seakan melayang diudara . Hasrat yg selama ini tak pernah LG dirasakan setelah menjanda lama. Kini mba Ning kembali merasa kan hasrat birahi itu hadir. Ku buka handuk yg melilit dipinggul mba Ning dan melepas hotpants milik mba Ning.. langsung dengan penuh nafsu ku lumat memek indah mba Ning dengan lihai lidahku mencari2 menyapu jengger ayam mba Ningsih

" Ohh masa aL. Ngapain... Ahhsttt... Ohh jorok massss... Jangan ahhhhh.... " Mulutnya mengatakan jangan namun tangan nya justru menekan wajahku lebih dalam.jari ku masuk dalam vagina mba Ning dan mulai mengocok nya perlahan.. mba Ningsih menggeliat tak karuan.. menahan desahan namun nikmat yg tiada Tara.. desahanya masih terdengar jelasss.. ku percepat jilatan dan kocokan jariku di memek mba Ning hingga mmebuat mba Ning tak tahan dengan desahanya..
"Ohhhssst mass.. Uda ahhh udah ahhh.. aduuhhhhh aduhhh... Sssttt ahhhhhhhhhhhhh massss , aku sampaaaaaaiiii ahhhhhhhhht " dengan terangkatnya pinggul mba Ningsih diiringi getaran hebat sekujur badanya. Muncratlah orgasme pertama mba Ningsih menyemburkan air hangatnya menyirami wajahku. Dengan badan yg terkulai lemah.. aku berdiri membuka celanaku dan terpampang lah kontolku yg sedari tadi sudah tegang maksimal.

" Awww... Mass.." Mba Ningsih terperana melihat kontolku, menutup bibirnya dan matanya melotot memandangi kontolku..

"Gede banget ini mass," sambil dilihat dan digenggamnya penis ku.

"Punya mantan suami ku gak ada segede ini" sambil perlahan mba Ningsih mengocok kontolku dengan pelan.. dan melahapnya dengan hikmat

"Ahhhsttt " baru kalii ini aku rasakan mulut wanita lain selain istriku fatimah. Binalnya Wajah seorang Ningsih sangat sesuai dengan keahliannya dalam bercinta..

"Ahhhsttt.. mbaa... Enak banget mulut mba ahhsttt..." Aku tak tahan dengan desahanku .. lumayan dan hisapan mba Ningsih sesuai dengan temponya bahkan lumatan itu berganti dengan gigitan halus di ujung kontolku.. membuat aku sedikit begedik menahan nyeri . Asiknya mba Ningsih menglum kontolku.. aku menjambambak rambutnya memaksa maju mundurkan wajahnya hingga tak tahan aku ingin segera muncrat.

" Ahh mbaaa... Nikmaaattttt" ku percepat gerakan kepala mba Ningsih dan menekanya hingga mba Ningsih tersendak..

" Ahhh mbaaaa aku keluar. .. ahhhhh sstttttt ahh.. ahhh " ku semburkan lahar panas miliku dengan menekan wajah mba Ningsih lebih dalam .. mba Ningsih mengeluarkan air mata menahan penisku yg ada di rongga tenggorokannya.. aku terkulai lemas.. dengan kontolku yg mulai mengecil dengan permainan mulut dr mba Ningsih.. aku bangkit.. mulai mengeras penisku yg tadi sudah mengecil. Mba Ningsih ku kengkangkan kakinya.. dan siap berpenetrasi kedalam memeknya. Mba jingsih kenangan ku


" Mas... Mba belum siap.. jangan dulu ya " dengan tatapnya yg berbinar.. aku kasian melihatnya . Lalu aku mencium kening mba Ningsih. Sambil berbisik.

" Makasih ya mba,, " lalu pergi meninggalkan mba Ningsih di kamar mandi.


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com