𝐀𝐤𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐌𝐞𝐧𝐚𝐧𝐭𝐮𝐤𝐮

Melihat berita di TV tentang pulangnya para TKI dari Malaysia dengan kapal-kapal besar, aku jadi teringat kisahku yang juga terjadi di kapal besar semacam itu. Sekitar lima tahun lalu aku mendapat telegram dari anak perempuanku y ang hendak melahirkan anak pertamanya sebulan lagi.

Sudah hampir setahun ia ikut suaminya yang kerja di Irian Jaya dan ia sangat berharap aku dapat menungguinya saat dia melahirkan. Suaminya akan menjemputku dalam waktu 1-2 minggu itu setelah selesai urusan kantornya.

Benar saja, dua minggu kemudian menantuku, Bimo, datang. Ia sedang mengurus pekerjaan di Jawa Timur sekitar dua minggu. Setelah selesai, ia menjemputku dan masih sempat menginap selama tiga hari sebelum kapal berangkat dari pelabuhan Tanjung Perak.

Hari H pun tiba. Pagi-pagi diantar anak bungsuku kami berangkat ke Tanjung Perak yang jaraknya sekitar dua jam perjalanan dari kota kami. Sejak suamiku meninggal memang aku jadi sering pergi berkunjung ke anak-anak yang tersebar di beberapa kota.

Untuk anakku yang di Irian Jaya ini merupakan kunjunganku yang pertama, maklum jaraknya jauh sekali. Menurut menantuku, lama perjalanan laut sampai 3 hari 2 malam.

Sampai di pelabuhan Bimo segera mengurus tiket yang sudah dipesannya. Kemudian kami naik ke kapal besar itu. Penumpang kapal yang ribuan jumlahnya membuat para pengantar tidak bisa ikut naik, termasuk anak bungsuku.

Baru sekali itu aku naik kapal laut. Sungguh mengejutkan karena penumpangnya ribuan orang dan sebagian hanya duduk di dek atau lorong-lorong kapal. Sebagian lagi menempati bangsal seperti kamar asrama dengan tempat tidur raksasa yang muat ratusan orang.

Kuikuti langkah Bimo melewati mereka, bahkan terpaksa melangkahi beberapa orang, hingga sampai di bagian ujung kapal yang merupakan deretan kamar. Hanya sekitar 1 0 kamar, itupun ukurannya Cuma sekitar 3×3 meter. Ini kuketahui setelah Bimo membuka pintu kamar dan kami memasukinya.

“Ini kamar kita, bu,” kata Bimo sambil masuk lalu menaruh seluruh bawaan kami. Dengan canggung aku masuk. Yang nampak memenuhi hampir separuh ruangan adalah ranjang kayu yang muat dua orang serta meja kecil pendek.

Perlahan aku duduk di ranjang dan menyibak gorden di atasnya. Nampak air laut di kaca bulat dan tebal itu. Iiih ternyata kami berada di bawah permukaan laut.

“Maaf, bu, harga tiket kamar di atas mahal sekali, terpaksa saya pilih yang di sini,” ujar Bimo merasakan kegalauanku.

“Ah, tak apa-apa Bim, daripada harus tidur di dek kapal,” sahutku.

“Sebaiknya kita sekarang mandi dulu saja, bu. Kalau terlambat nanti antrinya lama sekali.”

Benar kata Bimo, sewaktu sampai di deretan kamar mandi (ada 6) sudah ada antrian sekitar 2-3 orang di setiap kamar mandi. Mandi pun harus buru-buru dan biar praktis aku langsung pakai daster saja.

Sekitar jam 2 siang kapal mulai bergerak. Setelah puas melihat-lihat suasana kapal yang dijejali ribuan orang, persis seperti pengungsi, akupun kembali ke kamar. Bimo masuk ke kamar sambil membawa beberapa makanan dan minuman. Sekitar jam 5 sore terdengar bel dibunyikan oleh awak kapal.

“Itu pertanda kita harus antri makan malam, bu,” jelas Bimo. Dan sekali lagi kami harus berbaris antri mengambil nasi dengan lauk sayur dan sedikit ikan laut. Nampan, piring dan sendok aluminium yang kami pakai mengingatkanku akan para napi di penjara.

Ternyata beginilah pelayanan kapal laut kita. Selewat jam 7 malam makanan tidak disediakan lagi. Membayangkan bagaimana ribuan nampan, piring dan sendok itu dicuci dengan air yang sangat terbatas aku jadi sulit menelan makanan yang sudah di mulut.

Bimo mengembalikan peralatan makan sementara aku ke kamar mandi untuk cuci dan pipis. Cape sekali hari itu dan aku perlu segera tidur malam itu. Kapal yang bergoyang-goyang karena ombak besar membuat kepalaku pening.

“Silahkan ibu tidur dulu. Saya masih perlu menyiapkan laporan untuk kantor,” kata Bimo sambil membuka berkas-berkasnya di meja kecil sambil duduk di lantai kapal yang berkarpet.

Aku pun naik ke ranjang mengambil posisi mepet ke dinding kapal. Sekilas terlintas di benakku, “Aku, janda usia 45 tahun, tidur seranjang dengan menantuku?” Tapi segera kutepis mengingat ini dalam keadaan terpaksa dan sopan santun Bimo selama ini. Untuk menyuruhnya tidur di lantai kapal aku tak tega.

Entah berapa lama terlelap, aku terbangun karena merasa ada sesuatu yang memelukku. Saat kubuka mata, kamar gelap sekali, sementara posisi tubuhku sudah telentang.

Segera aku menduga Bimo mau berbuat yang tidak senonoh padaku dan aku siap berontak. Tapi beberapa saat kurasakan tidak ada gerakan dari tubuhnya dan malah terdengar dengkur halusnya. Ternyata Bimo tertidur.

Bagaimana ini? Apa aku harus menyingkirkan tangannya dari atas perut dan dadaku (yang tak berbeha seperti kebiasaanku kalau tidur) serta kakinya yang menindih paha kananku? Aku tak tega membangunkannya dan jadi serba salah dengan posisi yang demikian itu.

Aku tak bisa menyalahkannya karena ia tertidur dan ranjang kami termasuk berukuran pas-pasan untuk dua orang. Akhirnya aku pilih diam saja dan bertahan pada posisi itu meski dari gesekan kulit akhirnya kuketahui kalau Bimo saat itu bertelanjang dada.

Dan persentuhan paha kami juga menandakan bahwa Bimo tidak memakai celana panjang. Mungkin dia hanya memakai celana pendek atau justru celana dalam saja, pikirku. Aku dag -dig-dug membayangkan dia tidur telanjang.

Kupejamkan mata dan berusaha tidur lagi sambil berharap Bimo melepas pelukannya sehingga aku bisa berguling ke dinding kapal memunggunginya. Namun sampai terkantuk-kantuk harapanku tak terkabul.

Sampai aku terlelap lagi tangan dan tubuh kekar Bimo masih menelangkupi dadaku dan pahanya menindih pahaku. Mungkin ia tengah membayangkan tidur dengan istrinya, pikirku. Aku semakin bisa memaklumi dan tidak begitu peduli lagi dengan posisi tidur kami.

Beberapa lama kemudian, aku menggeliat dan terbangun lagi. Kini tubuh kekar Bimo ternyata sudah ada di atasku, menindihku. Bahkan terasa pahaku dikangkangkannya sehingga celana dalamnya tepat di atas celana dalamku karena dasterku sudah tertarik ke atas. Tonjolan penisnya yang tegang terasa sekali. Remasan tangannya di payudaraku, meski masih tertutup daster, membuatku meronta.

“Bimo! Apa-apaan ini? Aku ibu mertuamu, Bim!” Ucapku setengah berteriak takut terdengar kamar sebelah sambil tanganku menolakkan dada telanjangnya.

“Ugh, maaf bu, kukira tadi aku tidur dengan istriku. Sudah hampir sebulan aku puasa, bu?”

“Iya, tapi jangan dilampiaskan ke aku dong,” kataku jengkel sambil menepis tangannya yang nakal. Sementara selangkanganku tak berkutik terpaksa menerima dan merasakan tekanan penisnya yang terbalut celana dalam.

“Ak.. aku cuma ingin memeluk-meluk saja kok, bu. Tidak sampai itu?” jawabnya polos.

“Aku kuatir kamu lupa diri” lalu memperkosaku?” belaku sambil berusaha menyingkirkan pahanya tapi tenagaku tak cukup kuat.

“Sumpah, bu. Aku cuma ingin memeluk-meluk saja dan tidak bakalan memperkosa. Kalau aku mau pasti dari tadi celana dalamku dan ibu sudah kulepas?” balasnya.

Aku berhenti berontak sambil memikirkan kata-katanya. Benarkah ini terjadi hanya karena dia sedang bernafsu setelah sebulan tidak ketemu istrinya.Egh.. ugh, kini bukan hanya remasan, tapi malah gigitan kecil yang terasa di putting kananku yang masih tertutup daster. Puting kiriku terasa dipelintir kecil.

Greeeng, kurasakan nikmat sesaat. Sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini. Ada keinginan untuk berontak namun ada juga dorongan untuk menikmati kemesraan ini.

“Benar ya, Bim. Janji, tidak boleh copot celana dalam?” tantangku.

“Iya, bu, aku janji tidak akan mencopot celana dalam kita?”

Hshhh…. hsshh…. perlahan aku semakin menikmati cumbuannya. Rasanya ingin mengulang kenikmatan saat suamiku masih ada. Meski agak canggung, pelan-pelan tanganku malah memeluk punggung Bimo yang menaikkan posisinya hingga kepala kami sejajar. Ia mulai mengecup-ngecup wajahku.

Aku berusaha melengos tapi tangannya sudah memegang kedua pipiku dan bibirnya mendarat di bibirku. Ufh… bibirku disedotnya, lidahnya memasuki mulutku. Mula-mula aku pasif, tapi lama-lama ikut aktif juga bersilat lidah. Kami saling sedot dan isep lidah dan bibir.

“Bu, dasternya dilepas saja ya,” mendadak Bimo berkata setelah kami lelah berciuman.

“Ingat janjimu, Bim..” kataku.

“Aku kan janji tidak melepas celana dalam kan, bu?” jawabnya sambil perlahan tangannya menari k dasterku ke atas. Entah kenapa aku tak mampu menolak dan hanya pasrah ketika daster itu dilempar entah kemana, dan kami tinggal berbalut cd.

Yang kulakukan kemudian hanya memejamkan mata ketika tubuh kekar itu memelukiku, menghisapi susuku kiri kanan dan menekan-nekan selangkanganku, menjilati sekujur tubuh. Aku menggelinjang kenikmatan sambil mempererat pelukanku di punggungnya. Oooh… aku malah terlena. Tubuh kami basah mandi keringat.

Pantatku mendadak terangkat ketika salah stau jari Bimo mengelus bibir vaginaku yang masih tertutup cd.

“Bim, jangan?”

“Aku hanya mengelus dari luar kok, bu?”

“Nanti aku jadi terangsang, Bim?”

“Nggak apa-apa kan, bu. Saat ini kita saling memuaskan saja deh, bu. Aku akan bikin ibu orgasme tanpa membuka cd ibu?”

Benar saja, sejurus kemudian sensasi hebat kurasakan ketika gesekan dan pijatan jemari Bimo di bawah perutku semakin liar. Aku segera merasa ada sesuatu yang mengalir keluar dari vaginaku.

“Ibu sudah basah ya?” Tanya Bimo nakal. Aku jadi malu dan pilih diam saja sambil terus menikmati rabaan gila itu. Ya, aku memang sudah hampir orgasme dan Bimo tahu itu.

Serta merta ia memutar posisi tubuhnya hingga mulutnya dapat menjilati cd di bagian selangkanganku. Kakiku dinaikkannya dan tubuhku agak diseret turun, sementara bagian cd-nya tepat di depan wajahku.

Uh… uh… sambil memegang kedua pahaku Bimo memainkan lidahnya sedemikian hebat. Menjilati paha, perut lalu semakin turun hingga tepat di bibir vaginaku. Ia tak canggung menggigit-gigit cd ku dan menekannya dengan lidah sehingga masuk..

Aku semakin basah. Banjir. “Ooh… Bim… Bim..” Aku mulai mengejan berkejat-kejat, menumpahkan semuanya sampai merembesi cd dan Bimo menghisapinya kuat.

Tangan kananku dipegang Bimo dan ditaruhnya di gelembung cd-nya yang berisi penis tegang itu. Tanganku diremas-remaskannya di benda tumpul lunak-keras yang panjangnya sekitar 20 cm itu.

Aku yang semula canggung jadi makin terbiasa, malah akhirnya terbawa nafsu untuk menciuminya meski dari luar cd. Bimo mendesis ketika barangnya kujilat dan kukocok-kocok dari luar.

“Ak… aku mau keluar juga, bu?” erangnya ketika tanganku bergerak lebih kuat dan sekejap kemudian kurasakan penisnya menekan kuat bergetar-getar memuncratkan isinya di dalam cd.

Barang itu terus kuperas habis sampai akhirnya melemas dan tubuh Bimo menggelosoh kecapaian dan dagunya diletakkan di vaginaku. Satu sama! Dia ejakulasi sekali, aku juga orgasme sekali.

“Cape ya, bu?” tanyanya sambil memelukku. Dengan manja aku menyorongkan kepala ke dadanya yang berbulu. Tangannya segera meremas susuku lagi.

“Sudah dulu, Bim?” bisikku sambil menghentikan remasannya.

“Berarti nanti lagi ya, bu?” Aku tak menjawab dan cuma memberinya remasan kecil dipenisnya yang telah mengecil. Oh, nikmatnya seks….

“Ini jam berapa, Bim?”

“Paling masih sekitar jam 12 malam, bu. Masih dua hari lagi kita sampai. Aku akan puasi ibu selama dua hari ini. Kita tidak perlu keluar kamar?”

Gila, pikirku! Selama 2 hari 2 malam main seks dengan Bimo? Apa aku bisa tahan untuk tidak melepas celana dalam? Mungkin aku masih tahan, tapi Bimo? Namanya juga laki-laki, kalau nafsunya naik pasti main paksa.

Bagaimana kalau aku jadi hamil? Sudah lama aku tak minum pil KB lagi. Aku merinding manakala membayangkan dihamili Bimo. Tapi aku tak mau lepas juga dari pelukannya. Tak peduli tubuh kami bersimbah keringat dan seprei ranjang acak-acakan.

Malam pertama itu kami ulangi tiga kali lagi pergumulan nikmat itu. Beruntung malam itu kami masih kuat bertahan tak lepas cd, meski cd yang kami pakai sudah kuyup terkena air mani berkali-kali. Kami tak dengar lagi bel makan pagi karena saat itu masih terlelap.

Bangun sekitar jam 10 siang kudapati tubuh kami masih berpelukan. Susuku yang berbeha nomor 36 menempel lekat di dadanya. Cahaya remang-remang dari jendela kaca membuat wajahku memanas, malu. Kalau semalam kami tak saling melihat wajah karena gelap aku masih bisa menahan malu, maka siang ini kami harus bertatap muka.

Kuperhatikan Bimo yang terpejam. Gila! Tubuhnya benar-benar seperti Bima dalam pewayangan. Besar, kekar agak hitam dengan rambut di dadanya. Dadaku berdesir setiap kali rambut itu menerpa putingku. Perlahan kulepaskan diriku dari pelukannya dan dia kudorong sampai telentang.

Tonjolan di balik cd-nya dan helai-helai rambut yang mencuat dari cd itu menjanjikan suatu kenikmatan yang… ah, mestinya tak boleh kubayangkan. Dan beruntung memang semalam aku belum merasakannya kecuali dari luar cd. Aku tak bisa membayangkan barang itu menusukku. Perlahan aku menuruni ranjang.

“Mau kemana, bu?” Mendadak Bimo terbangun dan menarik tubuhku kembali dalam pelukannya.

“Mau mandi, Bim,” jawabku.

“Nanti sajalah, bu, agak sore saja. Hari ini aku mau kita di ranjang ini saja. Kalau ibu lapar bisa makan roti yang sudah kubeli.” Aku tak berdaya ketika Bimo menggulingkan tubuhku kembali ke ranjang. Menelentangkanku lalu memanjat dan menunggangikuku lagi.

Ufhh… lagi-lagi tetek montokku jadi bulan-bulanan mulutnya, demikian pula tekanan-tekanan pada vaginaku membuat pahaku semakin terkangkang lebar. Sedikit demi sedikit gairahku meletup lagi, terlebih setelah merasakan tonjolan zakar Bimo menggesek-gesekku dengan ketat.

“Bim, lama-lama aku nggak kuat kalau dirangsang begini terus?” bisikku.

“Kalau nggak kuat ya tinggal dikeluarin saja to, bu,” jawabnya sambil mencucup putingku dan menyedotnya.

“Maksudku, aku takut nanti jadi kepingin buka cd…. egghh….. jangan keras-keras, Bim?” desahku. Bimo mengurangi tekanan di vaginaku.

“Aku kan sudah janji tak akan buka cd ibu. Tapi kalau ibu dengan sukarela buka sendiri ya bukan salahku lho…. hehehe?” guraunya sambi mencium bibirku.

“Untuk variasi, coba deh ibu di atas…. tolong diisepin tetekku dong, bu?” pintanya manja. Aku mandah saja ketika ia memelukku lalu menggulingkan tubuhnya hingga telentang dan aku menindihnya. Dibimbingnya kepalaku ke putingnya. Pelan kujilat-jilat lalu kuisap.

“Yang kuat, bu?”erangnya sementara tangannya bergerak turun ke arah pantatku. Meremas dan menekan-nekannya sambil mengayun zakarnya ke atas sehingga bertemu dengan vaginaku meski masih terbungkus cd.

Sejenak kemudian pahaku dibukanya dengan dua tangan lalu tangan itu mulai mengobok-obok daerah sensitifku itu. Sebentar saja aku kembali basah.

“Bim, oh Bim.. aku mau keluar,” desisku tak tahan. Namun Bimo mendadak menghentikan gerakan tangannya sehingga aku blingsatan.

“Teruskan, Bim,” pintaku sambil meletakkan tangannya di memekku lagi, tapi ia tetap diam.

“Jangan buru-buru, bu. Makin lama makin nikmat kan?” godanya membuatku tak sabar. Nafsuku yang sudah di ubun-ubun minta penuntasan segera tapi Bimo sengaja menggodaku. Entah dapat kekuatan dari mana tiba-tiba aku jadi beringas.

Kududuki perut Bimo lalu kuambil tangan kanannya, kupilih telunjuknya lalu kubawa ke arah vaginaku. Kusisipkan jari itu di sela-sela cd ku dan segera kumasuk kan ke liang vagina.

“Bim, tolong kau puasi aku dengan jarimu…. Aku nggak tahan lagi?” Kutusuk-tusukkan jari Bimo dalam-dalam. Dan setelah kurasakan ia mulai menggerakkan jarinya keluar masuk, aku lalu meneletangkan tubuh ke belakang, sampai kepalaku bertumpu pada pahanya. Ugh… egh… kunikmati kocokan jari Bimo di vulvaku. Kurasakan cairanku menderas.

Mataku membeliak menikmati surga dunia itu. Gilanya, kemudian aku merasa pahaku ditarik ke atas dan sekarang bukan lagi jari Bimo, melainkan lidahnya yang yang menusuk-nusuk memasuki vaginaku. Ia memang tidak membuka cd-ku, hanya menyibakkan bagian bawahnya lebar-lebar.

“Seeer… cret…. suuur?” aku sampai ke klimaks. Pantatku berkejat-kejat mengejan gemetaran dan Bimo menelan semua maniku sampai aku lemas. Ia terus menyedot dan menjilat-jilat.

Sungguh edan! Tubuhku terjelepak di pahanya dengan nafas ngos-ngosan. Namun kurasakan jemari Bimo menggantikan lidahnya menusuki lubang memekku. Tidak hanya satu jari, tapi 2 kadang 3 jari masuk bareng!

“Cukup, Bim..” pintaku.

“Belum, bu,” jawabnya sambil terus merangsang klitorisku, “wanita biasanya bisa mencapai orgasme berkali-kali. Aku mau buktikan itu,” katanya.

Tak menunggu lama, ucapan Bimo terbukti. Syahwatku memuncak lagi dan cairanku mengucur lagi. Bimo mengerjaiku dengan cara itu sampai aku empat kali orgasme. Apa ia juga melakukan hal ini pada istrinya, anakku?

“Nah, sekarang terbukti aku lebih kuat kan, bu. Aku belum sekalipun buka cd tapi ibu malah memaksaku mengocok vagina ibu?”

“Aku benar-benar tak kuat, Bim. Sudah bertahun-tahun aku tak pernah merasakan kenikmatan dan sekarang kamu merangsangnya terus sejak semalaman. Siapa bisa tahan?”

“Apa itu berarti ibu tidak mau pakai cd lagi?”

“Aku tetap pakai dan kamu juga. Aku takut hamil?”

Setelah empat kali orgasme berturut-turut, tulang-tulangku seperti dilolosi. Pelan kugeser tubuhku turun dari ranjang mengambil cd baru dari tas lalu tanpa sungkan kupakai di depan Bimo.

“Kamu juga harus ganti cd baru, Bim, kan sudah bau bekas sperma kemarin kan..”

`”Iya, iya, bu” sekalian aja nanti waktu mandi. Sekarang aku ingin ibu ganti memuaskanku?”

Tangan Bimo menggapaiku dan mendudukkan pantatku tepat di atas zakarnya. Kugoyang-goyang pantatku sampai Bimo mendesis-desis sambil meremasi tetekku. Kupercepat rangsanganku pakai tangan.

Kugenggam zakar di balik cd itu dan kukocok-kocok sampai 15 menit barulah kemudian Bimo memelukku erat-erat sambil menyemburkan sperma di dalam cd nya. Setelah habis kuperas, ia memelukku dan menggulirkan tubuh kami ke ranjang. Kami terdiam. Kudengar nafasnya agak memburu. Kami benar-benar capai berpacu dalam birahi.

Bel makan siang berbunyi tapi kami tetap tak beranjak keluar kamar. Kami hanya makan roti dan minum minuman kaleng yang dibeli Bimo, entah apa tapi rasanya agak hangat di badan. Selama ini kami masih bertahan pakai cd.

“Aku akan berusaha sampai ibu buka cd sendiri,” tekadnya sambil mengecup dan menggigit-gigit telingaku, mengecupi wajahku, menciumi bibirku, menjilati dagu, leher, dada, menyedoti tetekku kiri-kanan, turun terus sampai aku menggelinjang ketika lidahnya sampai di perutku, pusar dan terus turun.

Menyelip-nyelip di cd di daerah selangkanganku. Menyentuh-nyentuh lubang vagina, menerobos sampai klitorisku dapat diemut dan dimainkan dengan lidahnya.

Uuffgghh…. kurasakan nikmat mengalir dari selangkangan sampai ke kepalaku. Kutekan kepala Bimo keras-keras. “Aa…. aku nggak kuat, Bim… hsshh…. hsshhh.. enaaak banget…. nikmaaat?” tanpa sadar tanganku beralih ke cdku dan cepat melepasnya. Bimo membantuku melepas cd itu setelah melewati paha.

Kini aku bugil gil dengan paha ngangkang dijilati menantuku! Suur… cret….cret…. aku orgasme lagi dengan paha ngangkang berkejat-kejat. Mungkin ini yang ke-10 kali sejak kemarin. Dan lagi-lagi Bimo melahapnya dengan ganas, menyedot, mengisapku sampai kering.

“Terbukti, kan, ibu sudah buka cd sendiri,” bisiknya sambil menaikiku lagi hingga bibirnya mencapai bibirku dan selangkangannya menekan vaginaku.

“Sekarang ibu akan kupaksa membuka cdku juga?” desisnya samibl menekan-nekan dan memutar-mutar tonjolan cdnya ke vaginaku. Batang besar yang tercetak di cd itu sekarang masuk memanjang di bibir vaginaku.

Digesekkannya naik turun membangkitkan birahiku lagi. Remasan di tetekku dan mungkin pengaruh minuman kaleng tadi mempercepat syahwatku naik lagi.

“Ja….jangan, Bim. Jangan perkosa aku…. nanti hamil?” erangku sambil memelukkan pahaku ke pahanya dan tanganku ke punggungnya, tak kuat merasakan rangsangan yang melanda.

“Tidak, bu…. tapi ibu sendiri yang bakal minta kuperkosa. Ibu ingin zakarku masuk ke memek ibu, kan?”

“Jang…. jangan, Bim….. eegghhh?” aku harus mengejan lagi hendak mengeluarkan mani. Namun mendadak Bimo berbalik dan membuat posisi 69.

Lidahnya kini bebas memasuki vaginaku tanpa halangan cd, sedangkan tonjolan besar zakarnya tepat di depan wajahku yang mau tak mau terpaksa kupegang supaya tidak menekan wajahku terlalu kuat.

Berdenyut-denyut benda tumpul kenyal itu di genggamanku. Kukocok-kocok dan, karena ukuran cdnya yang kecil, membuat kepala zakar itu sekarang muncul di perutnya.

“Jilat, bu…. isep….” pintanya sambil mengarahkan tonjolan itu ke mulutku. Aku yang sudah tak mampu berpikir jernih perlahan tapi pasti menuruti permintaan gilanya yang belum pernah kulakukan pada suamiku sekalipun. Ufh.. kukulum-kulum kecil ujung penisnya dan membuat benda panjang itu semakin keluar dari cd, seperti ular.

Kupegang batang ular itu sementara kepalanya masuk ke mulutku semakin dalam. Semakin dalam dan semakin bergelenyar, berkejut-kejut di mulutku. Agar lebih leluasa, cdnya semakin kuturunkan dan sekejap kemudian tanpa sadar cd itu sudah kulepas dari pahanya! Lagi-lagi Bimo membuktikan keampuhan rangsangannya pada tubuhku.

Kocokan zakarnya di mulutku semakin cepat, cepat dan craaat croot crooot! Spermanya kontan memenuhi mulutku, ada yang tertelan, ada yang meleleh keluar dari bibirku. Sementara bibir bawahku pun memancarkan maninya lagi bertubi-tubi…. disambut oleh mulut Bimo yang menampungnya sampai tuntas.

Tuntas tas, sampai kami berdua terjelepak kecapaiannya di ranjang. Gemuruh dada dan sengal-sengal nafas kami memenuhi udara kamar mesum itu.

“Thanks ya bu. Ibu sudah buka cdku, berarti aku boleh melakukan apa saja dengan penisku pada ibu kan?” tanyanya menggodaku.

“Ta…tapi jangan kau hamili aku, Bim?”

“Memang ibu masih bisa hamil?”

“Masih, Bim…. meski sudah 45 tahun aku masih mens?”

“Ya, nanti kita atur sajalah, bu…. yang penting aku boleh masukkan penis ke sini kan?” rajuknya sambil mengelus vaginaku dan membawa tanganku memegang penisnya.

“Tap…. tapi pelan-pelan saja ya Bim dan jangan dikeluarkan di dalam?” akhirnya aku memenuhi desakan nafsunya.

“Thanks, bu,” katanya lagi sambil mengecupku dan menunggangiku lagi. Mengangkangkan pahaku lagi lalu memacuku. Bagai joki tak kenal lelah.

Aku pun rela jadi kuda pacu lagi. Terlebih setelah merasakan barang panjang itu berkembang lagi bergerak-gerak di selangkanganku. Menusuk-nusuk mencari jalan masuk.

“Bim, egh, Bim…jangan masukkan Bim..” aku masih takut-takut. Tapi Bimo tak peduli dan tetap mengarahkan kepala zakarnya ke vaginaku. Menggosok-gosok pintu lubang, menjujut-jujut mau masuk. Kurapatkan paha, tapi tangan Bimo cepat membukanya lagi, menekan ke kiri-kanan dan bleess….. zakar panjang itu ambles ke dalam memekku yang licin penuh lendir mani.

“Bim, gila kamu!” Badanku melenting ke atas memeluknya, merasakan sensasi gila di selangkangan. Yah, akhirnya sambil duduk kunikmati kocokan zakar Bimo yang memaju-mundurkan pantatku. Sakit, nikmat, nafsu syahwat campur jadi satu.

“Bim…. Bim…. jangan keluarkan di dalam?” aku mengingatkan tapi Bimo malah tambah rapat memeluk pantat belakangku dan menggerakkan pantatnya sendiri maju-mundur, keluar masuk.

“Aku mau sampai tuntas, bu..” bisiknya di sela-sela deru nafasnya.

“Aku bisa hamil, Bim!”

“Aku tak percaya.”

“Serius, Bim!”

“Sekarang kita nikmati saja, bu…. hamil urusan nanti.” Gocohannya tambah keras dan aku malah semakin menggigil merasakan nikmat syahwat itu sampai ke ubun-ubun. Ketakutan akan kehamilan pun jadi terlupakan.

Bimo mendorongku telentang ke ranjang dan dia lalu jadi joki piawai. Mengolah gerakan pantatnya, zakarnya keluar masuk, naik turun, mencangkul, menusuk, mengobrak-abrik memekku sampai akhirnya dia menekan sangat keras dan crooot… crooot… crooot…. cruuut… cruut…. cret…!!

Sperma hangat mengaliri rahimku dan akupun mengejan berkejat-kejat lagi menumpahkan mani. Memeluk punggung dan pahanya erat-erat. Kami mencapai puncak bersamaan. Dan ini kali pertama zakarnya bersarang di vaginaku tanpa bisa kularang karena aku juga menginginkan. Resiko hamil kujadikan urusan belakang.

Kenikmatan itu terus kami reguk setelah mandi dan makan malam. Semalaman lagi kami bergumul memanjakan syahwat hingga terdengar sirene kapal memberitahukan bahwa pelabuhan tujuan sudah kelihatan.

Namun untuk mencapai pelabuhan itupun masih perlu waktu dua jam lagi dan itupun terus kami gunakan mereguk madu nafsu di kapal itu. Kami biarkan penumpang lain turun lebih dulu supaya mereka tidak melihat tubuh dan wajah kami yang kusut masai pucat pasi kehabisan mani.

Setelah itu dua bulan aku menemani anakku di Irian Jaya, dan dua bulan itu pula kami secara sembunyi-sembunyi terus berzinah. Demikian pula sewaktu Bimo mengantarku pulang ke Jawa Timur, kami memilih naik kapal laut lagi, bahkan kami sempat menginap tiga hari di hotel Surabaya sebelum pulang ke rumah.

Tahun depan, aku berharap Bimo mau menjemputku untuk menengok anakku lagi. Setelah merasakan kelelakian Bimo, rasanya aku jadi tak kuat “puasa” berlama-lama. Aku tak mau dengan laki-laki lain. Dan kukira aku harus segera sterilisasi untuk mencegah kelahiran anakku sekaligus cucuku.


 


Read More

𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟖

 


(rumah )
( muka vivi basah penuh keringat, karena jalan kaki dari depan perumahan ke dalam cukup jauh. )
" non dah balik... maaf ya non.. tadi itu perintah den rendra, saya di ancam di pecat non." Ucap pak agus saat vivi masuk ker umah.
"iah gpp kok... " jawabny sambil ngos-ngosan.

" vivi kedalem dulu ya..." langkahnya memasuki rumah.

"iah non" jwab singkat pak agus.

" enak gak naik angkot?" ucap rendra di ruang tengah saat vivi mau naik tangga.

"........." tak ada jwaban hanya menatap tajam rendra.

"hahahaaa.... " tawanya puasss.

( vivi pun masuk kamarnya, dan berusaha melupakan keajidan hari ini, malam pun tiba, tapi kali ini vivi makan malam bareng bi inah, om dan tante belum balik, rendra pun tak terlihat. )

"bi.. om sama tante biasa balik jam brp?" ucap vivi.

" tergantung non... kadang jam 12, 9, jam 9 aj paling cepet." Jawabnya

"ouhh.. sibuk banget ya.." ucap vivi manyun.

" iah non.. bibi tinggal ke belakang yah mau berbenah dulu." Bi inah pamit.

( terasa rumah sepi sekali malam hari, rumah sebesar ini cuman di huni 6 orang termasuk vivi. Vivi pun memlih tidur.)

***

( keesokan harinya )

(pagi ini seperti pagi sebelumnya, rendra turun di warung depan sekolah. Pelajaran pertama pun selesai, jam berikut adalah jam olahraga. Vivi dan yang lain pun segera berganti baju olahrga ke wc.)

"ih vi,,, gede juga gunung lo.." ucap reni

"ih apa sih.. hmm" vivi tersipu malu dan menutupi dadanya walau sudah di lapisi kaos, memang baju olaharaganya lumayan ketat.

( para siswa pun melakukan pemanasan mengelilingin lapangan, vivi pun berlari santai dan dari belakang diikuti rendra sambil berlari kencang )

"mingggirrr" teriak rendra menuju arahvivi, di senggolnya sedikit.

"awhh.." vivi terjatuh terduduk.. matanya menyorot tajam ke rendra.

"( sabarr sabarrrr.. arghh..)" gumam vivi dalam hati.

( selanjutnya para siswa cowok bermain bola, vivi dan yang lainya bergantian bermain volley. Vivi tidak ikut bermain karena tidak bisa main, hanya melihat dari pinggir lapangan.)

"oi raka mau taruhan gak..?" ucap rendra

"apa?"

"gue tenang nih bola ke si bocah kampung itu, kalau gak kena kepalanya gue traktir mie ayam. Tapi kalau kena gue traktir juga.. gmn?" tanyanya sambil menaikan alis,

"bego sama aj.. seterah lo aj, tapi kalu pingsan gmn?" jawab raka.

"gak bakal.. termasuk tangguh tuh.. gue kerjain gak pernah nangis." Kakinya sambil memainkan bola.

"seterah dah.." raka dan yang lain lanjut bermain..

"...." Senyum licik rendra dan bersiap nendang bola.

"( rasain nih.. ).. bugg" di tendang bolanya

"vivi awas.." teraik salah satu orang.

"baakkk...." Bola kena kepala belakang vivi.

( vivi yang kaget pun jatuh berlutut, reni langsung mendekati vivid an siswa yang lain melihat apa yang terjadi.)
"sorry... kekecengan." Teriak rendra

"( kali ini gue gentian bales dendam)" gumam vivi dalam hati, dan pura-pura pingsan.

"Vi... bangun.." ucap reni shock.

"mampus lo ren... pingsan tuh anak." Ucap jerry sambil tepuk bahunya.

"upsss..." ucap rendra.

***


"wahh ada apa nih" ucap lelaki entah siapa.

"pingsan kak kena bola" ucap siswi lain.

"sini gua bawa ke uks.." sambil di gotongnya tubuh vivi.

"(nghh.. siapa yang bopong gue?)" vivi pun terus pura-pura pingsan.

"cihhh si randy sok banget jadi penolong, mentang-mentang ketua osis " ucap rendra.

" kesempatan ya ren..?" ucap raka.

"yoa.. "

( ternyata cowok itu adalah randy ketua osis sekolah ini, di bopongnya sambil berlari sesekali melihat wajahnya vivi. Vivi yang penasaran tak berani mengintip, )
"uhh... berat juga nih anak" gumam randy dalam hati

"sini kak biar reni aja yang urus, terima kasih udah bawa kesini." Ucap reni

"okee no problem," ucapnya sambil tertuju ke bukit kembarnya.

"(wah montok juga tuh melon)" randty terus menatap.

"Yuk dah keluar-keluar" perintah randy keluar uks.

***


"vivi vivi... yang sabar ya.." ucap reni sambil memberi minyakkayu putih ke lehernya.

"renn.. itu siapa yang bopong gue?" ucap vivi sambil bangun.

"eeehhhhh" jerit reni kaget.

"ssstttttt.."

"lo gak pingsan vi?" ucap reni kaget.

"gak lah, baru segitu gak terasa, sakitan ketiban kelapa pas di kampung." Ucap vivi senyum

"terus lo gak pingsan?" tanyanya

"pingsanlah... haha" jawabnya nyengir.

"huh, gue kira gak pingsan.." di toyornya kepala viivi.

"pura-pura dikitlah kerjain tuh rendra.."

"tapi serius gpp kepala lo? Kenceng gitu bolanya tadi" tanya reni masih ragu.

"iah serius, tadi jatuh kaget aja" vivi menjelaskan.

" oh ia gue ambil seragam lo ya, biar langsung ganti pakiannya disini dan sekalian mau liat ekpresi si rendra. Ok." Ucapnya sambil pergi.

( vivi pun tiduran lagi, ranjang uks seperti ranjang rumah sakit. Lumayan empuk, terbayang rendra dan angel melakukan kikuk-kikuk disini. Teringat kembali jeritas histeris angel dari luar ruang uks ini.)

"kreeeK" suara pintu., vivi pun pura-pura menciumi minyak kayu putih

"udah sadar?" tanyanya

"eh hmm.. iaa" jawabnya kaget cowoknya yang tak di kenal masuk

"gue randy, baguslah lah terus lo gpp?" tanya randy

"hmm iah kak, makasih udah tolongin tadi" vivi sadar itu randy ketua osis.

"ohh gpp kok slow, emang kewajiban sesame manusia saling menolongkan?" ucapnya panjang lebar.

"hhehe ia." Jawab vivi singkat.

"upss sory" ucap reni.

"oh iah.. masuk aja teman ini kan?" tanya randy sambil tunjuk kea rah vivi.

"iah kak, sory kak boleh keluar sebentar gak? Vivi mau ganti pakaian." Ucap reni.

"oh ya ya silakan, ya udah gua juga pamit deh, cuman cek keadaan aja, see u" jawabnya cool.

***


( vivi pun segera berganti seragam )

"eh vi,, lo tagu gak pas tau lo pingsan ekpresi si rendra gimana?" ucapnya senang.

"ngggkk.." geleng-geleng.

"kata jerry, si rendra agak shock gitu.. kaget lo bisa pingsan. Haha" tawanya sambil tepuk bahu vivi.

"biarin sesekali rasain tuh. Haha.." jawabnya ikut ketawa.

( vivi pun senang melihat ekpresi rendra sperti itu, dan kembali kekelas. Saat melihat rendra sikapnya seolah-olah tak ada kejadian apa-apa. Waktu pun berlalu jam pulang pun berbunyi. )

***


" pak agus gak jemput, jangan ngarep di jemput " ucap sambil berjalan keluar.

"........" tak ada jawaban dari vivi dan mencerna perkataan rendra.

"hmm ia pak agus gak ada.." ucapnya singakat

( vivi pun putusin naik angkot lagi, dan terlihat rendra dkk lagi ngumpul di warung depan sekolah. Canda tawanya tak merasa bersalah apa yang terjadi. )

"ngggiikkk.." suara rem motor di depannya.

"lo yang tadi pingsan kan?" ucap orang yang ternyata itu randy.

"iaaah siapa ya?" ucap vivi ragu.

"haha... gue randy inget kan?" di bukanya helm.

"ohh kak randy.. sorry gak tau. Kak" ucap vivi nyengir.

"iah gpp.. balik bareng yuk.. " ajaknya.

" gak kak.. tunggu angkot aja ," jawab vivi.

"lama angkot mah... yuk" ajaknya lagi.

(vivi pun berpikir sejenak, mungkin dengan terima ajakany itu sebagai ucapan terima kasih secara gak langsung. Walau hanya pura-pura pingsan.)

"iaah deh,,, uh." Vivi berusaha naik motor nyang cukup tinggi.

"yukk.. bruumm. Brumm" randy memakai helm nya dan gas tahan motor ninja nya.

"pegangan vi.." pintanya.

"ia.." vivi pun ragu memegang pinggang randy,

( vivi dan randy pun berangkat )

"wah gila tuh ren.. si randy ajak balik si vivi.." ucap raka.

"terus napa? Biarin aja.. gak ada urusan" ucap nya.

"ya bisa-bisa si randy bisa bantuin vivi kalau lo kejain ren.." ucap indra.

" terus kenapa? Mentang-mentang ketua osis gitu> gak ngaruh.." lanjutnya rendra.

"kalau si vivi pacar randy beda urusannya loh" ucap raka

"cih.. mana mau anak kampung. Paling si randy incer memek doank.. itu pun kalau bodynya montok haha ya gak?" ucap renra tertawa.

"tapi emang montok toketnya ren.." ucap ben..

"serius?" lanjut indra.

"iaa.. gw kan pakar soal gini apa lagi soal toket.. haha.." ucanya sambil banggakan diri sendiri.

"tapi gak keliatan gede ah.." lanjut jerry

" ya.. itu bajunya gede, gue gak salah kok.. gedean si vivi daripada angel ahahaa/" ucapnya

"peaaa.." di toyornya kepala ben oleh rendra.

"tapi randy sama lo beda tipis ren.. 11 12.." ucap jerry.

" tapi gue 12, lebih tinggu dari 11 ya gak?" jawabnya nyengir.

"seterah dah... " ucap raka..

( mereka pun tertawa bersama, tak lama rendra pun balik menggunakan mobil jerry ).

***


" vi... rumahnya emang dimana?" ucap randy

"di perumahan xxxxxx" ucap vivi agak teriak karena sambil jalan.

"ohh ( tai... jauh banget.. bersebrangan dari arah rumah gua )" ucap randy dalam hati.

"vi pegangan.." ucap randy, di gas nya kencang motornya.

"aaah.." reflek vivi langsung peluk randy.

"ngggiiitttttt..." di remnya mendadak saat lampu merah.

( vivi pun terpejam karena takut kalau ngebut, dadanya menekan pungung randy, karena tas nya tasnya modelnya tas selendang.)

"( anjirr empuk banget tuh toket.. )" ucapnya dalam hati sambil liat vivi yang lagi benerin duduknya.

(perjalanan pun di lanjutkan, randy dengan sengaja ngebut dan memainkan rem motornya dan vivi pun reflek kembali peluk erat randy. Dadanya kini menekan pungungnya randy, dan tak terasa sudah hampir ke perumahan )

"vii.. dah mau sampe.. kemana nih jalannya? Ucap randy sambil memelankan motornya.

"hmm ia disana lurus belok kiri" vivi pun kasih unjuk arahnya.

" ouh ya..uh pegel jga.." randy sambil mengerakannya pundaknya menggesek halus dada vivi.

"nghh iah.." menyadari dadanya terasa di elus vvi benerin duduknya yang agak menungging karena posisi jok motornya.

"(shit.. sadar dia gue lagi mainin toketnya)" gumam randy dalam hati.

" nahh di depann tuh yang pagarnya hitam" ucapnya senang, sambil pegang pundak randy.

"nah sampai.." ucap randy.

"thx ya kak.. hhee" vivi senyum manis.

" iahh vi,, sama-sama.. dah ya byee.. see u." ucap randy cool.

( randy pun memutar balik motornya, dan menancap gas. Di perjalanan masih terbayangan toketnya vivi. Dan vivi pun agak terangsang saat punggungnya menakan dan tergesek oleh punggungnya randy. Sensasi yang lumayan ).

To Be Continue


Read More

𝐎𝐡, 𝐌𝐚𝐦𝐚 𝐓𝐢𝐫𝐢𝐤𝐮❗

Saat usia 10 tahun, Papa dan Mama bercerai karena alasan tidak cocok. Aku sebagai anak-anak sih nerima aja tanpa bisa protes. Saat aku berusia 15 tahun, Papa kawin lagi. Papa yang saat itu berusia 37 tahun kawin dengan Tante Nuna yang berusia 35 tahun.

Tante Nuna orangnya cantik, setidaknya pikiranku sebagai lelaki disuia ke 15 tahun yang sudah mulai merasakan getaran terhadap wanita. Tubuhnya tinggi, putih, pantatnya berisi dan buah dadanya padat. Saat menikah dengan Papa, Tante Nuna juga seorang janda tapi nggak punya anak.

Sejak kawin, Papa jadi semangat hidup berimbas ke kerjanya yang gila-gilaan. Sebagai pengusaha, Papa sering keluar kota. Tinggallah aku dan ibu tiriku dirumah.

Lama-lama aku jadi deket dengan Tante Nuna yang sejak bersama Papa aku panggil Mama Nuna. Aku jadi akrab dengan Mama Nuna karena kemana-mana Mama minta tolong aku temenin. Dirumahpun kalo Papa nggak ada aku yang nemenin nonton TV atau nonton film VCD. Aku senang sekali dimanja sama Mama baruku ini.

Setahun sudah Papa kawin dengan Mama Nuna tapi belom ada tanda -tanda kalo aku bakalan punya adik baru. Bahkan Papa semakin getol cari duit dan sering banget keluar kota. Aku dan Mama Nuna semakin akrab aja. Sampai-sampai kami seperti tidak ada batasan sebagai anak tiri dan ibu tiri. Kami mulai sering tidur disatu tempat tidur bersama.

Mama Nuna mulai nggak risih untuk mengganti pakaian didepanku walaupun tidak bener-bener telanjang. Tapi terkadang aku suka menangkap basah Mama Nuna lagi berpolos ria mematut didepan kaca sehabis mandi. Beberapa kali kejadian aku jadi apal kalo setiap habis mandi Mama pasti masuk kamarnya dengan hanya melilitkan handuk dan sesampai dikamar handuk pasti ditanggalkan.

Beberapa kali kejadian aku membuka kamar Mama yang nggak dikunci aku kepergok Mama Nuna masih dalam keadaan tanpa sehelai benang sedang bengong didepan cermin. Lama-lama aku sengajain aja setiap selesai Mama mandi beberapa menit kemudian aku pasti pura-pura nggak sengaja buka pintu dan pemandangan indah terhampar dimata mudaku.

Sampai suatu ketika, mungkin karena terdorong nafsu laki-laki yang mulai menggeliat diusia 16 tahun, aku menjadi bernafsu besar ketika melihat Mama sedang tiduran dikasur tanpa pakaian. Matanya terpejam sementara tangannya menggerayang tubuhnya sendiri sambil sedikit merintih. Aku terpana didepan pintu yang sedikit terbuka dan menikmati pemandangan itu. Lama aku menikmati pemandangan itu.

Kemaluanku berdiri tegak dibalik celana pendekku. Ah, inikah pertanda kalo anak laki-laki sedang birahi? Batinku. Aku terlena dengan pemandangan Mama Nuna yang semakin hot menggeliat-geliat dan melolong.

Tanpa sadar tanganku memegang dan memijit-mijit si otong kecil yang sedari tadi tegang. Tiba-tiba aku seperti pengen pipis dan ahh koq pipisnya enak ya. Akupun bergegas kekamar mandi seiring Mama Nuna yang lemas tertidur.

Kejadian seperti jadi pemandanganku setiap hari. Lama -lama aku jadi bertanya-tanya. Mungkinkah ini disengaja sama Mama? Dari keseringan melihat pemandangan ini rupanya terekam diotakku kalau wanita cantik itu adalah wanita yang lebih dewasa. Wanita berumur yang cantik dimataku terlihat sangat sexy dan sangat menggairahkan.

Suatu siang sepulang aku dari sekolah aku langsung ke kamarku. Seperti biasa aku melongok ke kamar Mama. Kulihat Mama Nuna dalam keadaan telanjang bulat sedang tertidur pulas. Kuberanikan untuk mendekat Mumpum perempuan cantik ini lagi tidur, batinku. Kalau selama ini aku hanya berani melihat Mama dari balik pintu kali ini tubuh cantik tanpa busana bener-bener berada didepanku.

Kupelototi semua lekuk liku tubuh Mama. Ahh, si otong bereaksi keras, menyentak-nyentak ganas. Tanpa kusadari, mungkin terdorong nafsu yang nggak bisa dibendung, kuberanikan tanganku mengusap paha Mama Nuna, pelan, pelan. Mama diam aja, aku semakin berani. Kini kedua tanganku semakin nekad menggerayang tubuh cantik Mama tiriku.

Kuremas-remas buah dada ranum dan dengan naluri plus pengetahuan dari film BF aku bertindak lebih lanjut dengan mengisap putting susu Mama. Mama masih diam, aku makin berani. Terispirasi film blue yang kutonton bersama temen -temen, aku tanggalkan seluruh pakaianku dan si otong dengan marahnya menunjuk-nujuk. Aku tiduran disamping Mama sambil memeluk erat.

Aku sedikit sadar dan ketakutan ketika Mama tiba -tiba bergerak dan membuka mata. Mama Nuna menatapku tajam.
“Ngapain Ndy? Koq kamu telanjang juga?” tanya Mama.
“Maaf ma, Andy khilaf, abis nafsu liat Mama telanjang gitu” jawabku takut-takut.

“Kamu mulai nakal ya” kata Mama sambil tangannya memelukku erat.
“Ya udah Mama juga pengen peluk kamu, udah lama Mama nggak dipeluk papamu. Mama tadi kegerahan makanya Mama telanjang, e nggak taunya kamu masuk” jelas Mama.

Yang nggak kusangka-sangka tiba-tiba Mama mencium bibirku. Dia mengisap ujung lidahku, lama dan dalam, semakin dalam. Aku bereaksi. Naluri laki-laki muda terpacu. Aku membalas ciuman Mama tiriku yang cantik.

Semuanya berjalan begitu saja tanpa direncanakan. Lidah Mama kemuidan berpindah menelusuri tubuhku.
“Kamu sudah dewasa ya Ndy, gak apa-apa kan kamu Mama perlakukan seperti papamu” gumam Mama disela telusuran lidahnya.
“Punya kamu juga sudah besar, belom sebesar punya papamu tapi lebih keras dan tegang”, cerocos Mama lagi.

Aku hanya diam menahan geli dan nikmat. Mama lebih banyak aktif menuntun (atau mengajariku). Si otong kemudian dijilatin Mama . Ini membuat aku nggak tahan karena kegelian. Lalu, punyaku dikulum Mama. Oh indah sekali rasanya. Lama aku dikerjain Mama cantik ini seperti ini.

Mama kemudian tidur telentang, mengangkangkan kaki dan menarik tubuhku agar tiduran diatas tubuh indahnya. Mama kemudian memegang punyaku, mengocoknya sebentar dan mengarahkan keselangkangan Mama. Aku hanya diam saja. Terasa punyaku sepertinya masuk ke vagina Mama tapi aku tetep diam aja sampai kemudian Mama menarik pantatku dan menekan.

Berasa banget punyaku masuk ke dalam punya Mama. Pergesekan itu membuat merinding. Secara naluri aku kemudian melakukan gerakan maju mundur biar terjadi lagi gesekan. Mama juga mengoyangkan pinggulnya. Mama yang kulihat sangat menikmati bahkan mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya sehingga aku seperti sedang naik kuda diatas pinggul Mama.

Tiba-tiba Mama berteriak kencang sambil memelukku erat-erat, “Andyy, Mama enak Ndy” teriak Mama.
“Ma, Andy juga enak nih mau muncrat” dan aku ngerasain sensasi yang lebih gila dari sekedar menonton Mama kemarin-kemarin.

Aku lemes banget, dan tersandar layu ditubuh mulus Mama tiriku. Aku nggak tau berapa lama, rupanya aku tertidur, Mama juga. Aku tersadar ketika Mama mengecup bibirku dan menggeser tubuhku dari atas tubuhnya. Mama kemudian keluar kamar dengan melilitkan handuk, mungkin mau mandi. Akupun menyusul Mama dalam keadaan telanjang. Kuraba punyaku, lengket sekali, aku pengen mencucinya.

Aku melihat Mama lagi mandi, pintu kamar mandi terbuka lebar. Uhh, tubuh Mama tiriku itu memang indah sekali. Nggak terasa punyaku bergerak bangkit lagi. Dengan posisi punyaku menunjuk aku berjalan ke kamar mandi menghampiri Mama.

“Ma, mau lagi dong kayak tadi, enak” kini aku yang meminta.
Mama memnandangku dan tersenyum manis, manis sekali. Kamuipun melanjutkan kejadian seperti dikamar.

Kali ini Mama berjongkok di kloset lalu punyaku yang sedari tadi mengacung aku masukkan ke vagina Mama yang memerah. Kudorong keluar masuk seperti tadi. Mama membantu dengan menarik pantatku dalam -dalam. Nggak berapa lama Mama mengajak berdiri dan dalam posisi berdiri kami saling memeluk dan punyaku menancap erat di vagina Mama. Aku menikmati ini, karena punyaku seperti dijepit.

Mama menciumku erat. Baru kusadari kalau badanku ternyata sama tinggi dengan mamaku. Dlama posisi berdiri aku kemudian merasakan kenikmatan ketika cairan kental kembali muncrat dari punyaku sementara Mama mengerang dan mengejang sambil memelukku erat. Kami sama–sama lunglai.

Setelah kejadian hari itu, kami selalu melakukan persetubuhan dengan Mama tiriku. Hampir setiap hari sepluang sekolah, bahkan sebelum berangkat sekolah. Lebih gila lagi kadang kami melakukan walaupun Papa ada dirumah. Sudah tentu dengan curi-curi kesempatan kalo Papa lagi tidur. Kehadiran Papa dirumah seperti siksaan buatku karena aku nggak bisa melampiaskan nafsu terhadap Mama.

Aku sangat menikmati. Aku senang kalo Papa keluar kota untuk waktu lama, Mama juga seneng. Mama terus melatih aku dalam beradegan sex. Banyak pelajaran yang dikasi Mama, mulai dari cara menjilat vagina yang bener, cara menghisap buah dada, cara mengenjot yang baik. Pokoknya aku diajarkan bagaimana memperlakukan wanita dengan enak. Aku sadar kalo aku menjadi hebat karena Mama tiriku.

Sekitar setahun lebih aku menjadi pemuas Mama tiriku menggantikan posisi ayah. Aku bahkan jatuh cinta dengan Mama tiriku ini. Nggak sedetikpun aku mau berpisah dengan mamaku, kecuali sekolah. Dikelaspun aku selalu memikirkan Mama dirumah, pengen cepet pulang.

Aku jadi nggak pernah bergaul lagi sama temen -temen. Sebagai cowok yang ganteng, banyak temen cewek yang suka mengajak aku jalan tapi aku nggak tertarik. Aku selalu teringat Mama. Justru aku akan tertarik kalo melihat bu guru Ratna yang umurnya setua Mama tiriku atau aku tertarik melihat bu Henny tetanggaku dan temen Mama.

Tapi percintaan dengan Mama hanya bertahan setahun lebih karena kejadian tragis menimpa Mama. Mama meninggal dalam kecelakaan. Ketika itu seorang diri Mama tiriku mengajak aku nemenin tapi aku nggak bisa karena aku ada les. Mama akhirnya pergi sendiri ke mal.

Dijalan mobil Mama tabrakan hebat dan Mama meminggal ditempat. Aku merasa sangat berdosa nggak bisa nemenin Mama tiriku tercinta. Aku shock. Aku ditenangkan Papa.

“Papa tau kamu deket sekali dengan Mama Nuna, tapi nggak usah sedih ya Ndy, Papa juga sedih tapi mau bilang apa” kata papaku.
Selama ini papaku tau kalo aku sangat deket dengan Mama. Papa senang karena Papa mengira aku senang dengan Mama Nuna dan menganggapnya sebagai Mama kandung. Padahal kalau Papa tau apa yang terjadi selama ini. Aku merasa berdosa terhadap Papa yang dibohongi selama ini.

Tapi semua apa yang diberikan Mama Nuna, kasih sayang, cinta dan pelajaran sex sangat membekas dipikiranku. Sampai saat ini, aku terobsesi dengan apa semua yang dimiliki Mama Nuna dulu. Aku mendambakan wanita seumur Mama, secantik Mama, sebaik Mama dan hebat di ranjang seperti Mama tiriku itu. Kusadari sekarang kalo aku sangat senang bercinta dengan wanita STW semuanya berawal dari sana.
 


Read More

𝐀𝐤𝐮 , 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐃𝐚𝐧 𝐏𝐚𝐜𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐏𝐚𝐫𝐭. 𝟒𝟕

POV Andra
Hooaammm.......
Ooooaaayyy.....
Hah dimana Aku......?
Ini di......?
Lemes badan pasti kelamaan tidur ini
Jam berapa ini......?

Sesaat aku bingung dan pusing dikit sambil berusaha mengumpulkan nyawaku sehingga beberapa saat kemudian aku baru sadar bahwa aku sekarang berada diruangan sexku (mesti di beri nama nih ruanganya),kulihat dinding ternyata belum ada jam dinding kulihat hpku ternyata sekarang jam 10 pagi ,semalem aku ngentot lama banget mungkin jadinya aku kecapean jadi tidurku lelap begini

Aku segera bangkit dan keluar kamar sexku ketika dipintu aku ngintip dulu kiri kanan padahal aku tau dah gak ada orang dirumah ini , kemudian aku berjalan menuju kamar tidurku sambil manggil-manggil istriku padahal aku tau dia dah berangkat kerja juga

aku segera menuju toilet untuk mandi,air shower membasahi badanku rintik air menusuk nusuk kulitku lumayan serasa dipijat kini aku merasa segar dan bersih sambil berusaha berpikir Hari ini aku harus kemana walaupun ada pikiran untuk tidur lagi

Sesudah mandi dan pake baju kerja lengkap aku berjalan menuju dapur sambil bersiul -siul lalu aku melihat sarapanku sudah ada dimeja makan pasti disiapkan Yuna, dengan teh yang mulai dingin

Didapur aku mulai ngumpulin vitaminku mana aja yang dah mau abis dan mesti dibeli lagi dan mulai konsumsi satu-persatu ada yang enak,pahit eneg macam-macam lah

sesudah beres makan semua vitaminku aku baru menuju meja makan sambil nunggu beberapa saat untuk memulai sarapan hal ini kulakukan agar vitaminku bereaksi ,jadi aku mulai pekerjaan hari ini dengan nelpon sana- sini dulu sok sibuk setelah selesai baru Aku baru sarapan

Setelah beres semua aku baru siap-siap berangkat kerja baru beberapa meter dari rumah kuputuskan untuk liat lahan dulu, bakal calon Mega proyekku dan ketika aku sampai seperti biasa baru aku berhenti di sebuah jalan kosong dan baru buka jendela mobil untuk liat-liat datang para ADUHAI ( Agen dunia akhirat)4 orang taklama datang lagi 2 orang oknum T*I

pusing melayani percakapan mereka semakin lama semakin gak jelas status tanah ini ada yang bilang tanah kesultanan,tanah P*PN,tanah BM*G,tanah umum capek lah setelah basa basi aku putuskan menuju proyek ruko ku saja yang dah mau beres tak lama ada WA dari yuna

Yn. : Ayang dimana ?
An. : Menuju proyek abis liat lahan
Yn. : Dah Segeran badannya ?
An. : Udah kok ayah gak dibangunin tadi subuh
Yn. : Kasihan ah tidurnya pulas banget
An : Yey
Yn. : Yah
An. : apa ?
Yn. : Hehe denyut memek mamah,inget dulu diperawanin ayah
An. : Hahaha ( aku juga merasa kontolku denyut)
Yn. : Yah
An. : apa
Yn. : Mamah gak akan cerita lagi sebelum kita maen ke gerbong
An. : Kok gitu ?
Yn. : Pengen
An. : Malam ini Abis sikembar tidur kita kesana
Yn. : Horeee daah ayaah

Aku langsung teringat beberapa karyawan ku yang tukang jajan langganan ke gerbong ketika diproyek ketika makan siang aku iseng tanya- tanya sama mereka dengan alasan ada kawanku dari ibukota pengen mampir

Awalnya semua ketawa-ketawa langsung mereka mulai bercerita,Aku terkejut mendengar cerita karyawanku bahwa gerbong sekarang beda dengan gerbong dulu,semenjak ada preman gerbong terpilih jadi anggota dewan

gerbong sudah dirubah menjadi lokalisasi tujuan wisata daerah secar tidak resmi karena putaran uangnya besar ,sekarang lokalisasinya ada 2 untuk kalangan menengah atas dan menengah kebawah tak ada lagi pungutan liar dan banyak pemilik rumah portitusi buka cabang disana tentu saja dengan kedok rumah spa,salon, karoke

Aku terkejut dengan ucapan mereka malah aku merasa cerita mereka seperti cerita khayalan tapi aku terus menyimak ucapan mereka, niatku nanti kutanya Aheng untuk kroscek yang suka sewa psk untuk klien

Seperti biasa sore saatnya nongkrong di cafe kucari Aheng rupanya aku yang duluan datang ,15 menit kemudian baru Aheng datang langsung menuju mejaku tanpa banyak bicara, sepertinya rusuh kaya ada sesuatu penting yang mesti diucapkan

Ah: Aheng
An: Andra

Ah. : dra
An. : iya
Ah. : gini...e.....
An. : apa...ayo....
Ah. : eeeee......( Mukanya tegang)
An. : pesen kopi dulu....aja
Ah. : oh iya
Ah. : mba pesen...kopi pahit 1 kentang goreng 1 pisang goreng 1
An. : nah gitu ada apa Heng ?
Ah. : gini dra rahasia ya ?
An. : Iya
Ah : gini aku waktu di Bali aku pasang guli-guli
An : maksudnya ?
Ah. : gotri
An. : gak ngerti ?
Ah : aku pasang biji tasbeh di anuku
An : hah terus ?
Ah : sekarang dia gak bangun dra tolong
(Hampir nangis)
An. : emang pasang berapa biji
Ah. : 16
An : gila ente ? Ngapain pasang gituan Heng ?
Ah. : Aku kecil hati liat Cici mu kau puasin
An : tuh kan dah kubilang. ?
Ah. : tolong dra
An. : gini aja pastiin luka anumu sembuh
Ah : caranya
An : Balur minyak zaitun yang premium minyaknya biasanya buatan spany*l
Ah. : kalo obat Chi*a
An. : perih gak ?
Ah. : perih tapi cepet
An. : jangan ntar anunya lama bangun
Ah. : terus udah itu ?
An : ketoko arab jl xxx beli madu no 1
Ah : berapaaan ?
Paling 500 setengah kg
Ah. : aku dirumah ada madu juga
An : Jelas sumbernya
Ah. : Gak tau
An. : Gak usah inget 3 x2 ya,Cici gak boleh ikut minum madu dulu
Ah : kenapa ?
An. : ntar dia mau terus hahahaha
Ah : ok ok

Aheng agak tenang lalu mulai ceria lalu aku bercerita tentang gerbong, semua dibenarkan Aheng cuma Aheng terdiam dan suaranya terpatah-patah ketika kutanya kenapa gak ngambil cewek digerbong yang kebersihannya terjaga dibanding di hotel bintang 5 yang mahal ternyata Aheng gak pernah ngambil lonte disana karena Aheng pernah macarin germonya,emang Aheng ini ada-ada aja ulahnya


POV Yuna

Malam seperti biasa abis makan malam aku membantu bikin PR sikembar dulu sambil ngasih tau sama mereka kalau kami ada keperluan keluar jadi kalo ada apa-apa mereka sudah tahu mesti gimana

sesudah sikembar tidur aku pelan-pelan keluar kamar agar mereka tidak terbangun kulihat ayah rupanya sudah rapih biasa celana jeans biru dan kaos polonya dia nunggu diruang tv sambil megang remot seperti biasa komplain sambil menggerutu karena tayangan tv kabelnya gak ada yang bagus

aku segera beranjak lari kecil agar cepat kekamarku untuk dandan aku menggunakan tangtop kemben putih dan rok mini hitam berbahan latex dengan sepatu boot hitam hak tinggi berbahan latex juga sejam kemudian aku turun ke bawah

"Wow mamah lonte banget dandananya"
Sambil terpana melihatku

"Kan mau dipake sama ayah"
Canda ku

Gimana kunci -kunci dah beres
Tanyaku pada Andra memastikan si kembar bisa keluar rumah kalo ada apa2

"Beres semua mah"
Sambil mengambil kunci mobil dimeja makan

Mobil kamipun melaju menuju stadion kereta api lama tempat lokalisasi gerbong hatiku merasa tegang karena pasti malem lebih rame dibanding aku ketika aku datang sore dengan pak Warno
Dijalan aku merasakan ketegangan namun memburuk tertarik ketika sudah dekat ayah menyalakan lampu sorot dua kali dan mobil kami distop seorang preman aku kaget ayah menekankan mobilnya dan membuka jendela mobil lalu sipreman menghampiri jendela mobil

Pr. Preman
An. : Andra

Pr. : Mau ke gerbong bang
An. : Iya lah
Pr . : Mau yang gimana
An : VIPah
Pr. : 3 juta bang
An : Nih
Pr. : Ceweknya ada ?
An. : Nih
Pr. : Oh
An. : Cantik kan Andra membuka full jendela sehingga (sipreman bisa melihatku jelas)
Pr. : Hehe 1-10 kakak ini 12
An.: mantapkan ( aku tersenyum)
Pr. : mbak kalo mau mangkal disini hubungi saya yah ?(sambil dia memberikan kartu namanya padakua)

Kemudian kami lanjut lagi tapi tidak ke gerbong melainkan belom terus kedepan sesuai arahan si preman,Aku curiga sama ayah yang santai terbesit jangan jangan Ayah sepertinya dah pernah kemari aku curiga

Yn. : Yah ?
An. : Iya
Yn : Dah pernah kemari. ?
An. : Belom
Yn. : Kok santai sepertinya pernah kemari
An ; Diajarin tukang bangunan di proyek
Yn. : Oh

Seorang tukang parkir memberi kode kepada kami agar parkir dideket dia berdiri lalu kami parkir sesuai arahanya mobil tempat kami parkir yang cukup bersih dari sanpah tapi penuh dengan tumbuhan merayap kami merasa aman tak lama Dia menghampiri kami biasa dengan baju oranye khas tukang parkir tanpa dikancing satupun dengan topi terbalik

"Mau langsung apa mau liat tiat dulu"
tanya tukang parkir tadi


"Liat- liat dulu bg " ujar Andra sambil keluar mobil dan membukakan pintuku

Lalu Andra menggandengku dan mengikuti arahan tukang parkir untuk nyebrang dan masuk ke sebuah gang,aku terkejut rupanya banyak rumah rumah bekas pegawai kereta api yang sudah tidak terpakai jadi lokalisasi

Aku teringat kejadian dengan pak Warno berbeda waktu aku lewat dengan pak Warno ketika itu masih sepi karena sore para lonte nangkring diteras dengan baju seadanya ada yang baru keramas dan sibuk jemur kasur sebenarnya saat itu aku cukup sange untuk dientot pak Warno namun nafsuku ilang gara minum cendol sepertinya itu penawarnya dan razia satpol pp yang bikin takut

Ketika itu seperti biasa pak Warno janji mengantarku pulang ,Aku tau dia menggunakan pelet belawal dari minyak wanginya yang baunya aneh dan ketika aku di bonceng naek sepedah motor piercing dipusarku pemberian Kovin mulai terasa hangat,Aq cuek aja aroma pelet pak Warno. Awalnya cukup mengganggu tapi lama kelamaan Aku mulai birahi ketika kami melewati simpang 4 tiba-tiba enyah kenapa aku iseng meminta pak Warno belok kiri pak Warno sempat bertanya tujuan kita kemana

" lewatin gerbong yuk"
Ujarku dengan nada nakal

entah kenapa AQ merasa nakal dan pengen sensasi yang erotis dan menghayal mesung pak Warno sempat ragu dengan permntaaku namun karena kurayu terus akhirnya dia mau juga AQ mulai merasa nafsuku sedikit tersalurkan,namun semakin dekat dengan gerbong pak Warno suaranya makin berat mungkin dia tegang

Seperti biasa biasa biar gak pak Warno gak tegang ketika jalanan mulai sepi Aku mulai
Elus-elus selangkangan pak Warno dia tertawa pelan pelan semakin dekat aku merasa nafsuku makin tinggi

Ketika mau dekat pak Warno segera menancap motornya ketika ada mobil pick up satpol PP kami segera menjauh dan berputar merhatiin dari sebrang rupanya lagi ada razia dari aparat

Untung pak Warno cukup lincah disitu nafsuku mulai berkurang jantungku berdebar kuat karena ketakutan kami segera parkir disebrang terhalang 6 tel kereta api tepat disebelah kami berhenti tukang cendol pake tenda dan kursi ,kami
Iseng mampir sebentar sekalian jajan"

Razia apa tu pak ?"
Ujar pak Warno pada tukang cendol

"Biasa melanggar perjanjian"
Jawab tukang cendol sambil bikin cendol

"Perjanjian gimana?"
Aku menyela percakapan mereka

"Siang gak boleh mangkal"
Sambil mengantar cendol ke meja kami

Akupun mulai mencicipi cendol anehnya ketika aku minum cendol terasa nafsuku mulai turun otakku kini bisa berfikir jernih kalo aku ketangkep disini bahaya citra keluargaku bisa turun Tiba-tiba nyaliku ciut

Sesudah kami menghabiskan cendolnya aku segera meminta pak Warno untuk segera mengantarku pulang ,pak warna sepertinya agak bete aku minta pulang
Dijalan pircingku mulai hangat lagi tapi aku gak nafsu entah kenapa untuk mengobatin bete pak Warno kutempel dadaku dipunggungnya

De Yuna gak pake bh?
Bertanya spontan

Gimana kenyalkan?
Tanyaku

"Hahahaha mantap"
Kakinya diangkat keatas

Kembali lagi kencanku dengan Andra

Suasana remang -remang menyambut kami lampu remang- remang menghiasi setiap rumah bahkan tiang listrik suara lagu dangdut,house musik dan koplo terdengar mengalahkan suara jangkrik
lonte-lonte murah dengan baju ketat dengan warna- warna norak dan makeup Menor hilir hilir mudik rata-rata mereka semua merokok umurnya macam macam ada dari remaja sampai yang tua ada bau parfum murahan semerbak dari tubuh mereka

Mata mereka memandang sinis padaku namun andra menggandengku membuatku tenang, Andra sepertinya terpancing ada yang melihatku sinis malah diliatin lagi kami tarus berjalan tangan Andra mulai nakal dengan meremas-remas pantatku

"Sttttt 200 mau neng"
Seorang pria menggodaku
Kulitnya hitam dengan kumis tebal dan sebatang rokok kretek nempel di bibirnya

"Rokok dia sehari itu"
Ujar seorang lonte dengan rambut pirang seleher lebih cocong pirang karena kena matahari dia membelaku sambil merokok
Rokok putih

"200 pegang tete doang mau ?"
Ujar Andra sambil meremas teteku

Aku merasakan sensasi sensual ketika Andra melecehkan ku aku percaya sama Andra dia tau batasannya

"Gajiku sehari itu"
Pria tersebut segera memalingkan badanya

Kami terus berjalan tatapan para hidung belang seakan tajam menelanjangiku tapi aku suka karena kali mereka macem-macem ada Andra yang menjagaku, suitan-suitan para lelaki hidung belang menggodaku aku seakan dilecehkan tapi aku suka,Andra aemakinkumat tanganya semakin keras meremas pantatku

Tapi Andra kumat arsiteknya ketika ada rumah yang pilarnya rusak dia bercerita panjang lebar tentang gaya bangunan dulu,aku nyimak ya sambil menikmati pandangan para pria yang merhatiin aku ,Andra juga tanganya terus meremas lantatkut dan menciumi leherku

Tak terasa rupanya setelah berjalan cukup lama liat kiri kanan rupanya ketika keluar kami kembali lagi ke sebrang parkiran mobil kami
Tukang parkir yang tadi menggapai tanganya memanggil kami seraya berkata

"G 12 ya , gerbongnya"
Ujar tukang parkir

Sambel menunjuk sebuah jalan setapak kecil yang semak menuju kumpulan gerbong rusak dia berlari menuju mobil lain yang baru datang

POV Andra
Disebelah mobil kami rupanya ada dua buah sedan gaul baru parkir dengan warna menyolok lengkap dengan sayap anehnya dan stiker- stiker gaul jumlah mereka semua 7 orang umur sepertinya usianya masih belasan akhir sebut aja mereka Si A,B,C,D,E,F,G mereka ribut gak jelas, sepintas kudengar mereka kecewa dengan kwalitas lonte yang ada Tiba-tiba aku ada ide kutarik tangan Yuna menuju mereka

"Kalian mau nyari yang kaya gini disini ?"
Sambil menguatkan rangkulannya dari belakang bahkan cenderung menarik paksa dan kuelus pinggang Yuna yang molek

Iya om!
Iya bos!
Bener ..

"Gak ada disini kalian cari di capital ini 1500 jy per 6 jam" sambil menciumi pipi Yuna berkali-kali ketika ciuman kelima aku membalasnya sehingga kami berciuman mesra

Mmmpphh.......mmmpphh...... mmpphhh
Mmuachhh...... mmmpphh..... mmmpphh

Aku mulai iseng dan mulai meremas-remas tetek yuna dihadapan para remaja mereka serius merhatiin teteh Yuna yang sedang kuremas dan

Aaaauuuww....

Yuna menjerit binal ketika kembenya kubuka beberapa detik dan kututup lagi,para remaja matanya melotot mulut nya pada mangap

"200 ribu perorangan gangbang mba ini mau gak ? "
Tanyaku dengan pelan dan pandangan serius Yuna nampak terkejut dan mencubit pinggangku namun ketika kutatap lagi dia malu-malu mau sambil tersenyum dan menundukkan kepalanya

Mauuu....
Mauuu......
Mauulah....
Ujar mereka kompak dan saling bersahutan kompak

"Ayo semua ikut om"
Dengan suara yakin
Wku memegang tangan yuna berjalan menuju sebuah jalan setapak lalu melewati pintu pagar berkawat duri penuh tumbuhan merambat aku perhatikan tumbuhannya palsu lalu aku iseng pegang duri kawatnya rupanya lembek (jago juga mereka bikin suasana tambah seru)
jalanan menuju gerbong cukup berbatu dan banyak semak semak yang mengharuskan aku hati-hati memastikan Yuna aman karena pake sepatu hak tinggi sesudah Deket rel penyimpanan gerbong baru bagus

Para remaja pada ribut sepertinya seneng dapat Yuna lalu setelah dekat kami perhatikan satu persatu perhatikan nomer gerbong, setiap gerbong yang ditulis pake cat semprot terlihat ngasal tapi sangat jelas hurufnya pasti yang bikin ahli gravirti setiap gerbong terdiri dari dua nomer ada gerbong bekas penumpang yang kaca-kacanya tertutup papan triplek dan ada gerbong kontainer akhirnya kami nemuin gerbong 12

Aku membantu Yuna untuk naik gerbong karena agak tinggi gerbongnya sementara para bocah bisa sendiri cuma kuingatkan jangan ribut setelah kubuka isinya berantakan banget tapi gak ada debu dan wangi

malah ada kontrol ACnya ada lemari kubuka isinya kulkas penuh minuman standar Amer,bir,Vodka kekinian dan minuman stamina laci P3K isinya kondom,pelumas ada magic tissue aku terpukau kelas daerah punya ginian hebat juga

"Ayo gelar pindahin meja besar itu kita bawa ketengah "
Ajakk

Aku mengkomandoin para remaja sambil aku minum bir sambil liat-liat Sementara para remaja pada minum vodka warna warni mereka semua sudah setengah telanjang Yuna liat-liat ruangan

"Ayo mana uangnya "
Ujar yuna

yuna dah Deket meja seakan tau meja itu untuk gangbang yuna,Mereka dengan semangat mengeluarkan uangnya dan saling mengejek dan ketawa-ketawa diantara mereka ,uangnya mereka kumpulkan pada si B sepertinya dia ketua geng ini lalu siB menyerahkannya pada Yuna

"Ayo buka pakaian kalian semua '
Ujarku memberi komando

Horeee....
Yea....
Wow.....

Teriak para remaja dengan girang
setelah telanjang mereka saling bantu merapikan baju mereka aku juga ikut buka bajudan cari view gangbang yang enak

Yang kontolnya gede jadi pemimpin
Teriakku menyombongkan kontolki

Haah
Apa
wow
Anjir.....

Semua melongo liat kontolku,Yuna tersenyum

"Ayo om tes dulu"
"Betul om"
"Iya hu test sampe jantung gak"
Aku ngerti maksud mereka

"Ya udah bantu mbanya buka baju dong"
Ujarku

Mereka semangat dan agak tegang bahkan mereka membantu membuka baju Yuna, muka mereka sumbringah mereka terpelongi liat body Yuna yang mantap kontol mereka mulai pada keras

"Ayo pegang kan Sudah bayar "
Ujar Yuna Meraka dengan takut-takut mulai menjamah yuna mereka cukup heboh

"Heh pelan -pelan"
Yuna protes

Kini mereka membantu Yuna naik keatas meja dan mulai giliran mencium bibir Yuna dengan nafsu,ada yang maenin toket Yuna mereka lalu dikulum mereka aku tau perasaan mereka serasa tete perawan kenyal, warna putingnya pink dan bentuknya sempurna

Ada juga yang yang menjilati Yuna dari kepala sampai ujung kaki,aku merasa gangbang sekarang lebih seru dibanding ketika ganbang di Fuba mungkin karena para remaja ini lebih natural reaksinya

Ada juga yang ketika mencium bibir Yuna dengan rakus sampai bersuara

Mmmpphh......mmmpphh..... mmmpphh
Mmmmm.... mmuachhh..... mmpphhh

kemudian dia menjurkan lidahnya dan disambut Yuna dengan permainan lidahnya dia terkejut matanya melotot lalu dia memejamkan matanya dan menikmati permainan yuna ,air liur bercucuran dipipi Yuna yang berada dibawah dan sepertinya bocah yang menciumi Yuna kehabisan nafas dan gantian dengan kawanya

Tepat dikiri dan kanan yuna ada dia pria yang sedang maenin tete Yuna ana yang meremas remas. Ada yang memperlakukan tete Yuna kaya sedang membikin kerajinan tanah liat sedangkan kedua tangan Yuna berusaha memegang kontol mereka dan dikocoknya

Sepertinya mereka sudah sepakat untuk punya jatah Untuk ciuman dengan Yuna semua bahkan aku merasa ada beberapa ada yang baru ciuman dengan cewek

"Hey yang udah ciuman mesti jilat memek"
dan baru boleh masukin kontolnya
Ujarku dengan suara keras

Awalnya si A mulai berada di Antara selangkangan Yuna awalnya dia merasa ragu,tak lama dia mulai mencoba dan tak berapa lama dia begitu ketagihan sampai terlihat sangat meresapinya sambil memejamkan mata

Bagi pria sudah hukum alam kalo melihat memek langsung tergoda apalagi kalo bersih dan sesuai dengan standarnya begitu juga sebaliknya

Aaaacchhhh.....aaaachhhh..... uuuuuhhh
Iya terus.... uuuuuhhh....... aaaahhhh

Yuna sepertinya merasakan sensasi dijilat pejaka tinting sambil kembali mulutnya ciuman dengan si C

Ssrrrpphh...... sssrrrpphh...... ssrrrpphh
Mmmpphh.... mmmpphh......uuummm

Kini si A menjilati memek Yuna kaya menjilati es krim insting prianya baru keluar dia mencoba menjilati paha Yuna juga

" Hey pantatnya juga"
Teriakku
Pada bocah yang sedang terlena jilatin memek Yuna dengan penuh penghayatan dia terkejut lalu melihat lobang pantat yunapantat Yuna seakan terhipnotis dengan cepat dia mrncium lobang pantat Yuna

Iiiyaaaa........aaaachhhh........hhhmmm.......
Aaaahhhh.....eeemmm.......aaaahhhhh......

Yuna merasat sensasi yang lain mungkin karena jilatan dari bocah yang masih pejaka,kemudian Yuna menyuruh bocah tersebut melakukan penetrasi kememek Yuna

Bangsatnya anak itu membuka kedua tangannya dan berdoa dulu sambil memejamkan matanya bibirnya komat-kamit lalu mengusap wajahnya

Yang gini gak tahan lama
Pikirku

"Woy Keluar diluar yah"
Teriaku

Aaaaahhhhh.......aaaahhhh...... aaahhhhh
Croott.... Crooott.... Crooott.....haahhh...... haahhh....haahhh....haahhh

Ternyata benar baru 3 kali genjot dia ejakulasi untung kontolnya sempet dicabut dan spermanya cukup banyak maklum pejaka, tembakan spermanya cukup jauh sampai muka Yuna dan mengenai rekan-rekannya

Kawan-kawannya pada protes minta giliran sedangkan dia sudah fit lagi aku ketawa lucu juga ,Yuna akhirnya meminta yang lain sabar dan dia bisa penetrasi lagi ,dia begitu semangat

Plak.....plak.....plaak.....plaak.....plaaak
Plaaak.....eplaak...... eplaak........ eplaak

Genjotanya kuat juga sibocah maenya lama juga mungkin karena ini ronde ke dua

"Woy coba anal dong teriaku"
Dengan suara cukup keras

Bocah itu melihatku dan mencoba anal perlahan namun nampaknya yuna langsung ngeluarin skill analnya dan taklama bocah itu ejakulasi lagi dipantat Yuna dan rekan-rekannya pada ketawa

Sesudah selesai si B mencoba untuk penetrasi namun dia terkena hipnotis memek Yuna dan langsung menjilati memek Yuna sementara pemuda pertama tadi istirahat sambil minum

Semua dapet giliran aku benar benar puas dengan acara gangbang ini meskipun tidak direncanakan tapi keseruannya tak kalah dengan gangbang di fuba

Ketika selesai aku bangun dari duduk dan melihat Yuna penuh dengan kepuasan sperma berceceran dari kepala hingga memeknya mulutnya penuh liur

"Ntar dulu yah "
Ujar Yuna
sambil senyum malu malu,Yuna segera berlari ketoilet sepertinya untuk bersih bersih Para bocah pada istirahat dan kini giliran aku ngentot dengan Yuna

Yuna kembali dan kubantu terlentang di meja namun para bocah yang lagi bangunin kontolnya menghampiri segera menghampiri kami

Ayo om test .....
Ampe jantung.....
Ayo buktikan......
Ayo om taro tititya.....
Muka mereka penasaran dan berjalan menujuku dan memberiku semangat aku segera menaro kontolku diatas memek Yuna dan para remaja teriak

Horeee....
Wow....
Ampe jantung ...
hahahaha.....
Mereka semua senang aku ketika aku menato kontolku diatas perut Yuna hampir kena tetenya,setelah mereka bersorak ceria mereka duduk lagi sambil minum sementara aku kini siap-siap untuk penetrasi

"Kalo mau teriak jangan panggil ayah"
Bisikku pelan

Yuna menggangukan kepalanya tanda OK dan aku kini mulai penetrasi

Ooo....ooo..... oooouuww..... aaaahhh
Aaaahhh.....eeemmmm .......hhhhmmmm

Aku mulai menggenjot pelan memek Yuna masih tetep enak walaupun terasa becek dan lengket bekas sperma para remaja,aku juga gak tahan untuk menikmati bibir dan tetenya dan seperti biasa tiap 10 kali aku genjot Yuna squirt, Yuna mendesah lebih kuat mukanya makin horni

Para remaja sepertinya senang dan terpukau liat Yuna squirt dan mendengar suara desahan Yuna mereka tepuk tangan dan ada yang uang teriak bahagia tak lama bahkan ada bocah yang pengen ngerasain muncratan squirt Yuna bahkan ada yang pengen mandi squirt Yuna

Suasana jadi ceria ku ngentot Yuna Ampe bener bener dia lemes setelah aku ejakulasi aku minta salah satu bocah ngambilin minum agar Yuna staminanya naik lagi dan kini giliran Mereka gang bang Yuna lagi

Untuk ronde berikutnya meja digeser mereka mindahin matras dari pinggir ke tengah kini mereka minta Yuna bergaya doggy dan tak lama Yuna mereka entot satu orang dibelakang dua didepan, yuna sanggul melahap dua kontol sekaligus ketika permainan berlangsung lagi seru Tiba-tiba datang satu orang terlentang dibawah Yuna

Yuna minta si D yang lagi doggy kememek Yuna untuk anal sedangkansi G yang dibawah Yuna dapet memek permainan pun berlangsung lagi para remaja benar-benar luar biasa Stamina para bocah harus kuacungkan jempol tahan lama dan cepet ereksi lagi dan yang paling kusukai sperma mereka banyak jadi badan Yuna benar benar berlinang sperma
Setelah selesai

Mereka bergelimpangan semua di matras Yuna memandangku memberi kode kalo jatahku sebentar lagi setelah 5 menit Yuna ke toilet lagi buat bersih- bersih,setelah balik lagi Yuna meminta para bocah duduk disofa dan menpersikahkanku untuk tidur di matras

Gaya berikutnya WOT ketika itu aku gak kepikiran gangbang lagi cuma Menikmati sek berdua mukaku seperti biasa basah kena squirt Yuna kalo pinggangku sudah becek ketika lagi enak berdua Yuna tiba tiba manggil para remaja untuk geng bang lagi kini aku dibawah Yuna diatasku kemudian diatasnya ada 7 kontol benar - benar gila Yuna begitu lahap ada yang demut ada yang dikocok

Yang gak sabar boleh anal sengaja ku bungkukan tubuh yuna dikit biar yang anal mudah masuknya permainan kembali liar aku genjot Yuna seenakku gak peduli yang anal dia mesti ngikutin ritmeku, sperma mulai menetes dari mulut Yuna keleher dan dada kemudian diratakan Yuna di tetenya bikin aku nafsu aku merasakan sperma bocah neyes dipantat Yuna dan kena kontolku

Aku lupa Yuna belum ngangkat tubuhnya untuk squirt emang keluar sendiri tapi gak semua hingga
Iyaaaaaa.... aaaacchhhh...... aaaahhhh
Aduh... Aduh..... aaachhhhh.... Aaahhhh
Yuna ngangkat dirinya banyak air squirt keluar semua kaget aku juga dan Yuna langsung terjatuh lemas
5 menit kami terdiam Yuna kaya mau pingsang sepertinya dia dah gak kuat lagi tapi gak enak sama para remaja yang kentang di bikin Yuna,Akhirnya Yuna yang masih terlentang memblowjob mereka semua 7 kontol ditambah aku

kami semua puas yang sudah croott boleh mandi giliran sesudah mandi semua kami kembali menuju mobil diperjalanan para bocah tadi jadi lebih ribut ,Yuna berusaha menenangkan mereka

sebelum berpisah di tempat parkir mereka minta Selfi bareng Yuna ,awalnya Yuna menolak tapi setelah kukasih masker Yuna mauakhirnya kami berpisah Yuna dan bocah berpelukan bahkan ada yang mencium tangan Yuna dan menaruh tangan Yuna dikeninnha hahaha lucu

Ketika kami sudah di mobil masing-masing
Datang tukang parkir tadi

"Nanti lagi gak bisa kaya gitu Mba "
Ujar tukang parkir

"Maksudnya"
Jawab Yuna

"Buka lapak sendiri mba,jangan numpang di gerbong,nanti saya kena si boss"
Keluh tukang parkir

"Kan kami bayar tempat full"
Yuna ngeluarin duit dari tas ya

"Oh maaf ya tadi dapet 1400 nih komisi Abang 400 "
Ujar Yuna dengan senyum ramah

"Hahaha
Marjuki bawa celana
Kalo rejeki dak kemana
semoga berkah mba"
Tukang parkir mukanya kaget tapi seneng Nerima duitnya dan menitikan air mata

Buset berkah doanya aku ketawa Yuna juga dan kamipun pamit baru setengah jalan Yuna ngeluh tadi gosok gigi lama karena jembut para bocah nempel digiginya namun tak berapa lama suasana mobil jadi hening tinggal suara tape mobil rupanya Yuna tertidur pulas

Ketika sampai rumah untung di gerbong kami dah mandi, Yuna agak ngantuk karena capek dia segera masuk kamar, sementara aku setelah masukin mobil ke garasi lalu memastikan semua pintu dan jendela tertutup dan terkunci

Sesudah beres aku menuju kamar kulihat Yuna sudah tertidur dikasur tanpa pakai baju aku kumpulin bajunya dan kumasukkan ke tong baju kotor dulu lalu aku ganti baju dan akupun kekasur untuk tidur namun sebelumnya kupastikan Yuna terselimuti

Sebelum tidur aku melamun Mayan juga gangbang di gerbong jauh lebih murah di banding di Fuba tapi apakah para remaja itu bersih aaagghhhh udah lah dah ngantuk aku

BERSAMBUNG


Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com