Malam itu rusmi, joko dan anaknya duduk duduk diteras depan rumah pak kamto mereka berbincang seperti biasa, kejadian tadi sore seperti tak pernah terjadi, karena joko tak pernah tahu bahwa mertuannya lah yang telah mengkondisikan kejadian itu.
rintik hujanpu mulai turun dan angin mulai terasa dingin , mereka bertiga beranjak masuk kedalam ruang tengah dan menyalakan TV, rio yang mulai mengantuk minta dikelonin neneknya, rusmi. mereka bertiga tidur dimatras yang berada didepan TV, rusmi berada didekat tembok memeluk rio yang berada ditengah antara rusmi dan joko, joko hendak mengajak rio untuk tidur masuk kamar tapi rusmi mencegahnya
"udah wes biarin aja tidur disini sama aku kasian, udah setengah tidur kok dipindah-pindah." Kata rusmi.
"Lagian biar nemenin aku tidur disini." Sambung rusmi.
Joko seperti dejavu dengan kejadian ini, dalam batinnya.
"Gendeng, ini ibu ngetes aku beneran atau gimana to" tanyannya dalam hati.
Posisi Rusmi yang tidur miring ke kanan menghadap rio sambil melihat siaran TV, tangan kirinya berada diatas pinggang dan tangan kanannya digunakan untuk menyangga kepala, ditambah daster yang digunakanya dua kancingnya terlepas sehingga sebagian dadanya yang putih terlihat sebagian.
"Jancok, fix iki ngetes aku." Pikir joko.
"Buk, saya tak keluar ngrokok sebentar ya" joko pamit keluar tanpa menunggu balasan rusmi.
Diluar joko menghisap rokoknya sambil sedikit menggerutu dalam batinya,
"Kalo begini terus mana tahan aku, nglonte akhire kalo diterus-teruskan" pikirnya
Perasaan joko berkecamuk, sebenarnya apa mau mertuanya itu.
Ditambah lagi tadi sore sehabis mandi dia melihat celana dalam rusmi diatas bantalnya, sebenarnya joko sudah geregetan sama tingkah mertuanya itu kalau kata orang jawa kemecer, pikiran joko benar-benar bimbang langkah apa yang harus dilakukan, jelas dia tak akan dapat menahan dirinya kalau diposisikan seperti ini terus-menerus.
"Tak mungkin kalau ibu sedang menggodaku, ibu mana yang mau nggrecokin rumah tangga anak perempuannya, seharusnya aku sadar dia hanya mengetesku" joko mengambil keputusannya, walaupun dia orang yang "ngacengan" akal sehat joko masih tetap lebih dominan, melecehkan mertua sendiri resikonya lebih besar dibanding main dengan wanita panggilan
Hujan tak kunjung reda juga, joko membuang puntung rokoknya dan hendak masuk rumah saat rusmi berada didepan pintu hendak keluar.
"Le jok, kamu capek gak?" Tanya rusmi.
"Gak buk, ada apa ya?" Jawab joko, sembari Berhenti dan membernarkan sarungnya.
"Ini lo, kalo kamu ndak capek ibu minta tolong buat pijitin pundak sama pinggang ibu soalnya pegel banget cucian anak kos banyak banget tadi pagi le" jelas Rusmi.
Sebenarnya joko ingin segera tidur saja supaya dirinya tidak terus-menerus berpikir macam-macam dengan Rusmi, dia sadar betul kalo nafsunya sedang memuncak bisa-bisa dia akan kembali berbuat yang tidak-tidak pada mertuanya, melakukan hal yang tak senonoh pada rusmi jelas suatu hal yang jauh berbeda dengan onani sambil mengintip ibu mertuanya, that is beyond the borderline kalau kata orang bule, bayangan joko akan hancurnya rumah-tangga dirinya dengan santi terbayang-bayang selalu, tapi dia pun tak mungkin menolak dan mengatakan alasan semacam itu pada rusmi, itu sama saja menuduh rusmi menggodanya.
"Ya bu, monggo. Mau dipijit dimana?" Tanya joko.
"Situ aja depan TV ya." Jawab rusmi.
Rusmi duduk menghadap ke TV disampingnya rio sudah terlelap, sedangkan joko mengambil posisi bersila duduk dibelakang rusmi, suara hujan yang semakin deras dan hawa yang semakin dingin seperti sebuah sihir untuk joko, tubuh yang tadi sore dijadikan bahan onani sekarang sedang joko jamah walaupun konteksnya hanya memijit, cara pandangnya pada rusmi pun sekarang sudah berbeda jauh, joko menyadari bagaimana perbedaan gelagat rusmi belakangan ini toh walaupun dia kuli bangunan otaknya tak bebal bebal amat hanya saja dia takut salah menafsirkan apa maksud ibu mertuanya itu.
"Le kok ada yang kurang ya rasanya" tiba-tiba rusmi bersuara.
"Lah Kurang apa to buk?" Kata joko
"Kayaknya lebih enak kalo pakai minyak pijit le, tapi minyak pijitnnya belum beli lagi, sebentar tak ambil lotion aja sekalian tak lihat bapakmu sedang apa" kata Rusmi.
Rusmi pun beranjak menuju kamar, tak beberapa lama kemudian rusmi pun terlihat keluar sejenak dia kembali menengok kekamar seperti memastikan sesuatu, lalu ditutupnya pintu kamar suaminya sambil membawa lotion ditangannya rusmi berjalan menuju joko.
"Le dikamarmu aja ya, kalo pakai lotion kan musti buka daster gak enak kalo disini"
Tercekat, Joko hanya diam tak menjawab dan berjalan dibelakang Rusmi menuju kamarnya.
Rusmi duduk diranjang menantunya dibukanya daster miliknya, tanpa canggung sama sekali dengan mantu lelakinya, lalu membenarkan kembali rambutnya, diikatnya keatas memperlihatkan leher yang jenjang serta bulu-bulu halus ditengkuknya, kini rusmi hanya mengenakan celana dalamnya saja, lalu tidur tengkurap diranjang mantunya itu. Joko yang berada dibelakangnya hanya mematung, disuguhi pemandangan seperti itu pikiranya sudah kemana-mana, kebulatanya soal mertunya tadi goyah juga, penisnya langsung tegak dibalik sarung dan celana dalamnya.
"Le ayo naik sini, pijitin ibu." Kata rusmi dengan nada mengundang.
Rusmi yang sedang tengkurap dan menengok ke arah joko, Sekejap dia melihat ke selakangan mantunya yang sudah menggembung itu tersenyum sekejap lalu memejamkan mata.
"Ya bu." Susul joko naik ke atas ranjang dimana mertua wanitanya tidur tertelungkup setengah telanjang.
Berada dalam satu kamar dalam keadaan nyaris telanjang tak menyisakan apa-apa lagi selain celana dalamnya saja dengan suami dari anak perempuanya sendiri memberikan sensasi yang luar biasa pada rusmi, kemaluanya terasa banjir dia begitu bergairah, dalam batinya jika saat ini seandainya menantunya mengajaknya untuk bersetubuh rusmi pasti tak akan menolak.
"Le kamu naik diatasku aja ya biar mijitnya lebih mudah." Ujar rusmi, suaranya terdengar parau.
"Y. . Y. Ya bu." Jawab joko tergagap.
Joko pun mengangkangi pantat mertuanya matanya tak lepas dari pantat rusmi yang membulat yang hanya tertutup celana dalam serta punggung telanjangnya yang mengkilap karena lotion yang dioleskan joko, jantungnya berdegup kencang, kemalauanya menegang hebat, dirinya sedang dilanda birahi, siapa yang tidak, jika ada wanita yang masih menggairahkan berada diantara kakinya tertelungkup dengan keadaan seperti itu.
Joko memijat rusmi, mengelus-ngelus lebih tepatnya, tanganya menyusuri leher, tengkuk dan punggung mertua wanitanya itu, nafas joko berat matanya terus menikmati tubuh mertuanya, dipandangnya wajah wanita setengah baya itu,
"Cantik." Dia bergumam dalam hatinya.
Jari-jarinya yang kasar menurunni punggung rusmi hingga dibagian pantat, walaupun diluar hujan dan hawa dingin mulai merambat, tapi didalam kamar ini diatas ranjang joko rasanya begitu panas.
"Malam ini aku akan menyetubuhimu bu, salah sendiri membuatku sampai se nafsu ini" pikir joko dalam hati.
jokopun perlahan berdiri dan menanggalkan sarung serta kaosnya, kini mereka berdua sama-sama setengah telanjang hanya menggunakan celana dalam masing-masing.
****
Rusmi mengetahui bahwa mantunya yang juga ikut melepaskan pakaiannya pun membuat dirinya semakin bergairah, kemaluanya banjir, tubuhnya terasa lebih sensitif, nafas rusmi berat jantungya berdetak kencang, Kini mantunya hanya mengenakan celana dalam turun kembali mengangkanginya tepat diatas pantatnya, rusmi dapat merasakan sensasi kulit bertemu kulit. dalam kediaman mereka berdua nafsu yang saling berbicara.
Dia mendengar nafas joko yang memburu, sadar betul bahwa menantunya sedang dilanda birahi, dia merasakan joko beringsut semakin turun ke kakinya, tangan kasar joko begitu nikmat mengelus paha bagian dalam milik rusmi. Dirinya berusaha sekuat tenaga agar tak keluar mendesah, rusmi menggigit bibir bawahnya menahan gejolak birahi yang ditimbulkan oleh menantunya itu.
Rusmi merasa tangan joko mencoba menggapai pinggiran CDnya, ditarik perlahan celana dalam miliknya itu, rusmi pun menurut seperti terhipnotis, rusmi mengangkat pantatnya agar menantunya lebih mudah melucuti hal terakhir yang menutupi tubuhnya, wajah rusmi terasa begitu panas kini sungguh memerah karena dirinya sekarang benar2 telanjang dihadapan mantunya tanpa sehelai benangpun.
Tak ada kata kata yang terucap, hanya rabaan dan elusan dari menantunya satu-satunya bahasa yang ia mengerti, seluruh bulu kuduknya berdiri saat nafas joko menghembus ditengkuknya, sekarang dia diliputi oleh joko yang juga sedang tertelungkup diatas tubuhnya, kemaluan menantunya itu menekan-nekan di belahan pantatnya, terasa panas dan keras walaupun masih dibalut celana dalam.
berbeda dengan saat kejadian didepan Tv kini rusmi sedang tidak bepura-pura tertidur, rusmi sadar betul bahwa kali ini dia dalam keadaan terjaga dan tanpa paksaan membiarkan menantunya menjamahi tubuhnya.
Rusmi kini tak menutupi lagi desahannya, peduli setan pikirnya, sudah kepalang tanggung jika dirinya masih berpura-pura. Tangan joko meraih pundaknya, dibaliknya rusmi dalam posisi tertelentang, untuk pertama kalinya mata mereka bertemu dalam keadaan seperti ini,
Wajah rusmi yang sedang birahi nampak begitu menggoda, rusmi menggigit bibir bawahnya menahan nafsu sedang matanya menatap sayu kearah joko membuat joko makin blingsatan, kedua payudaranya dijamahi oleh tangan kasar menantunya, lehernya jadi sasaran bibir dan lidah joko, rusmi menggelepar gelisah bak cacing kepanasan.
Tiba-tiba menantunya itu berdiri mengangkanginya, rusmi yang sedang dilanda gelombang syahwat menatap tubuh kekar menantunya dari bawah, terlihat begitu jantan dimata rusmi yang sudah lama tak dipuaskan oleh lelaki, kemaluanya semakin banjir.
Bagai dihipnotis rusmi terbangun bersimpuh meraih penutup terakhir batang kejantanan menantunya, ditariknya kebawah celana dalam menantunya itu, kini tepat didepan wajahnya berdiri tegak maksimal batang kemaluan yang menjajikan kenikmatan birahi, dielusnya penis menantunya itu ,seperti menemukan sesuatu yang lama diinginkanya diusap-usapkan penis menantunya itu keseluruh wajahnya, perasaan rindun dan dahaga akan batang kemaluan lelaki yang tegak perkasa sepertinya akan segera dipenuhi oleh menantunya sendiri,
Rusmi membuka mulutnya dan memasukan penis menantunya itu kemulutnya, kedua tanganya merengkuh pantat joko membuat batang kelaminya itu semakin masuk, matanya menatap keatas ke arah joko, menantunya itu berkacak pinggang menatap balik dengan hanya sedikit menundukan kepalanya, dalam benak rusmi betapa jantannya pria ini, membuat rusmi mengejang hebat, rusmi orgasme hanya dari tatapan menantunya dan mengemut batang penisnya..
Desahnya tertahan kemaluan joko yang berada dimulutnya, rusmi pun ambruk lemas, seluruh energinya seperti pergi meninggalkan tubuhnya, orgasme yang melandanya begitu dahsyat sampai seluruh dinding vaginanya berkedut dengan hebat, Nafas rusmi tersengal-sengal,
joko berlutut dan membelai rambut rusmi, matanya menatap rusmi penuh perasaan, pipi rusmi memerah wajahnya dipalingkan seperti perawan yang malu-malu dimalam pertamanya, joko mengusap pipi rusmi dengan lembut dan menghadapkan wajah rusmi kepadanya, keduanya saling bertatapan mereka seeperti sepasang suami istri yang dimabuk cinta dimalam pertamanya, dikecupnya kening rusmi, kedua pipinya,
Dan akhirnya bibir mereka bertemu dan saling melumat, jokopun menindih tubuh rusmi, tubuh telanjang mereka saling berhimpitan, badan joko yang tegap dan bidang seperti meliputi tubuh rusmi yang lebih kecil, nafsu rusmi bangkit kembali diperlakukan seperti itu oleh menantunya, payudaranya diremas-remas dengan lembut, bibir dan lidah joko mulai menyusuri leher rusmi yang jenjang, kini rusmi mendesah tanpa ditahan-tahan lagi, tubuhnya menggeliat oleh birahi yang kembali menghinggapinya, joko semakin turun, ke payudara rusmi, di lumat dan diremasi gundukan daging kenyal yang dahulu memberi makan istrinya itu.
rusmi memandangi joko yang sedang mencumbui payudaranya di elusnya rambut menantunya dalam pikirnya rasanya seperti tak percaya bahwa dia sedang bercinta dengan pria muda suami dari anak gadisnya itu, dia menggelijang saat mulut joko sampai dibibir vaginanya, lidahnya menyapu kemaluan dan rambut tipis diatasnya, dijambaknya rambut joko dan dibenamkan semakin dalam ke selakangan rusmi, nafsunya benar-benar dipermainkan oleh anak mantunya itu, nafsu rusmi kembali memuncak,
Ditariknya wajah joko sejajar dengannya, diciumin seluruh wajah joko oleh rusmi, seperti kelaparan lidah mereka berdua bertautan dan saling melumat kembali, rusmi tak mampu menahan birahinya yang mendesak untuk minta dipuaskan.
"Le, hhhmmmm, . . Setubuhi aku ya le, joko."pinta rusmi manja.
Kaki rusmi dikaitkan ke pinggang joko, selakangannya diangkat-angkat mencari batang keras milik menantunya itu.
Joko berhenti sejenak, menatap rusmi dalam.
"Panggil aku mas" kata joko sambil menatap dalam ke mata rusmi.
Wajah rusmi seketika memerah. Perasaan dkuasai oleh lelaki yang mendominasinya membuat dirinya makin bernafsu, oh jantan sekali lelakiku, batinnya.
"Masssss. . . Setubuhi aku mas. . .aku pengen mas" Ucap rusmi manja.
Joko bersimpuh mengambil posisi misionaris , dikangkangkannya rusmi sambil memegang batang penisnya, digosok-gosokan dibibir vagina mertua wanitanya itu, seperti mempermainkan nafsu Rusmi.
"Masss..masukin mas masukin..." Ucap rusmi memelas.
Joko mendorong penisnya yang telah keras maksimal itu ke dalam vagina rusmi, mulai dari kepalanya, semakin dalam, dan semakin dalam. rusmi melenguh tubuhnya melengkung, setelah sekian lama kemaluanya tak pernah disumpal oleh penis lelaki akhirnya kini terisi sesak oleh kemaluan milik joko, mantunya sendiri,
Tubuh rusmi tersentak-sentak di setubuhi oleh joko, seluruh badanya terasa begitu sensitif menerima cumbuan joko menantunya, mulutnya ternganga mendesah-desah, kedua manusia beda usia itu saling mengejar kenikmatan, joko kembali menindih tubuh rusmi, bibir mereka berpagutan, rusmi memeluk erat tubuh joko seperti ingin menariknya kedalam tubuhnya, mereka berdua mandi keringat, rusmi kembali sampai pada orgasme nya, tubuh nya mengejang bergetar hebat, rasanya baru kali ini dia mendapatkan orgasme sedahsyat ini, dinding vaginanya meremas batang penis joko, joko semakin liar menggenjot kemaluan mertuanya itu, dirinya menggeram tanda dekat dengan ejakulasinya.
Mereka saling mengeratkan pelukan masing-masing, joko mengejan diatas tubuh rusmi, tumpahlah sperma joko pada liang kemaluan mertuanya itu, sensasinya begitu dahsyat, joko menggeram seperti singa jantan, ditumpahkannya segala nafsu birahinya pada rusmi ibu mertuanya. Keduanya mencapai puncaknya bersama-sama. Tubuh ibu mertua dan anak mantunya yang dalam keadaan telanjaang dan bermandi keringat itu akhirnya tuntas menyelesaikan birahinya.
Bersambung.