𝐔𝐤𝐡𝐭𝐢 𝐀𝐫𝐢𝐧𝐚 & 𝐆𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐨𝐭𝐨𝐫 𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟕


 1 jam kemudian
Tubuhku terasa begitu lelah, vaginaku terasa kedutan dengan kondisi yang semakin lecek tak karuan. Bagian dalam vaginaku terasa perih setelah dijadikan piala bergilir oleh mereka. Belasan penis sudah bersarang di vaginaku. Siapa menyangka, gadis muslimah taat dan bercadar sepertiku sudah merasakan belasan penis pria.

Para lelaki gang motor itu tampak sedang beristirahat sambil merokok dan meminum minuman keras. Lalu, 2 orang lelaki mendekati tubuhku yang sedang beristirahat setelah tubuhku dibolak balik diatas meja ini oleh para anggota gang motor. Rupanya yang mendekatiku adalah Si Boss dan juga lelaki atletis berambut keriting yang sempat membuatku terpesona dengan betapa jantan lekuk tubuh atletisnya. Tubuhku kembali didudukkan oleh mereka diatas meja.

Lalu, Si Boss menarik lepas cadarku dan mulai menciumi bibirku. Ciuman yang begitu nakal dan panas. Bibirnya memagut bibirku atas dan bawah secara bergantian. Lidah kami saling menjilat satu sama lain, liur kami saling bertukar satu sama lain. Lalu bibirku kembali harus melayani lelaki satunya. Lelaki atletis berambut keriting itu, ciumannya tak kalah panasnya, ia jilatin lidahku dan ia kecup bibirku dengan begitu bernafsu, ia jilatin seluruh bibir serta lidahku dengan penuh nafsu, sebelum dia melepaskan ciumannya, ia menyeruput habis bibirku seperti tersedot rasanya. Setelah ia menciumiku, kembali aku harus memberikan bibirku kepada si Boss. Ia memintaku untuk mencumbu bibirnya dengan panas, begitu seterusnya hingga beberapa saat seolah bibirku adalah milik mereka berdua. Aku sebenarnya sedikit tidak nyaman dengan bau mulut mereka. Campuran antara bau miras dan juga aroma rokok. Tetapi kembali aku tak punya hak untuk protes dan aku wajib ikhlas diperlakukan semau mereka.

“Mpphhh.. Slrupppp.. Shhh..”, bunyi ciuman lidah kami

Sambil terus menciumiku bergantian, Tanganku diraih mereka dan dipaksanya untuk mengocok kelamin mereka. Kedua penis yang begitu kekar dan berotot sudah berada dal genggaman kedua tanganku. Aku terus mengocok penis mereka sebisaku, berdasarkan feelingku sebagai wanita. Karena bagaimanapun aku sama sekali belum punya pengalaman mengocok penis lelaki

“Kocok yang bener Lu!! Jangan ditarik-tarik”, kata lelaki kekar sambil mencekik leherku dan kembali menciumiku dengan begitu liar

“Aahhh.. Iya.. Afwan.. Saya belum pernah... Mppphh...”, jawabku disela-sela ciuman liarnya

Tanganku kembali mencoba mengocok penis kedua lelaki itu dengan benar. Aroma tak sedap dari mulut mereka yang terus menciumiku jujur membuatku tidak bisa berkonsentrasi mengocok penis mereka dengan benar. Namun aku mencoba tetap fokus terhadap gerakan tanganku. Kubayangkan tanganku adalah sebuah lubang vagina yang sedang dihajar oleh penis berotot mereka. Perlahan, penuh perasaan dan juga kenikmatan. Kulakukan kocokan demi kocokan terhadap batang penis 2 lelaki atletis itu dengan bersungguh, sambil berharap mereka menyukai servis tanganku.

Benar saja, 2 lelaki itu mulai mendesah dan juga kurasakan kedua batang kejantanan yang saat ini kugenggam itu semakin mengeras saja. Mereka tampak semakin bernafsu terhadapku. Kerudung panjangku sudah mereka sibak kebelakang, sehingga bagian gamisku yang robek kembali terlihat. Kulit dadaku nampak mengintip diantara sobekan gamis. Si Boss kemudian menarik bagian gamisku yang robek sekuat tenaga

*brekkk brekkk brekkk* suara kain gamisku dirobeknya

Kini auratku semakin ditampakkan oleh si Boss, seolah tubuhku menjadi pertunjukan dan hiburan bagi para anggota gang motornya. Mereka tertawa-tawa melihat pakaianku semakin tercabik-cabik hingga perut serta dadaku yang masih tertutup bra berwarna biru muda terlihat.

“Busyet, bulet juga tetek lu”, komentar salah seorang gang motor memandangiku sambil meminum minuman keras

Habis sudah pakaian syariku, kini kain-kain itu sudah tidak bisa dipakai kembali untuk menutup auratku. Aurat yang seharusnya kututup dan kujaga hingga kupersembahkan untuk imamku kelak. Setelah puas merobek gamis hingga bagian dada dan perutku terbuka, kedua lelaki kekar itu menyuruhku berlutut dihadapan mereka.

Wajahku tepat menghadap kearah 2 batang penis yang sudah tegak berdiri itu. Begitu dekat hingga otot-otot dan urat-urat keriting yang mengitari batang penis hitam mereka terlihat jelas dimataku. Tanpa sadar aku sampai menelan ludah, tidak menyangka lubang vaginaku yang sempit bisa menampung 2 batang penis yang panjang, tebal, dan besar seperti milik mereka.

“Sepongin kontol kita!”, perintah si Boss

“Sepong yang enak, kapan lagi kita bisa disepongin ukhti-ukhti cadaran. Heheheh...”, imbuh lelaki berbadan atletis berambut keriting

“Ta.. Tapi aku belum pernah melakukannya... Haram..”, kilahku

“Jangan bicara haram kalau lu udah keenakan desahnya habis kita entotin. Hahahah..”, ujar si Boss

Jujur aku bingung saat ini, sepemahamanku mengikuti kajian dan juga hasil browsingku, aku selama ini berpendapat mengoral penis lelaki hukumnya haram, karena meniru budaya barat dan juga rawan penyakit. Hatiku gundah mendengar perintah mereka. Tidak bisa kubayangkan benda mengerikan itu masuk ke dalam mulutku.

“Kalau gitu gue ajarin!”, kata si Boss kekar sambil memegangi kepalaku tiba-tiba

Tanpa permisi, ia masukkan begitu saja penisnya ke dalam mulutku dengan cepat. Aku yang tidak siap dengan serangan mendadak itu, tidak sempat menutup bibirku rapat-rapat. Sebentar saja, penis tebal itu sudah mengisi penuh rongga mulutku. Rasanya begitu sesak dan menyiksa. Ditambah lagi aromanya begitu pesing tercampur antara keringat, sperma dan juga lendir vaginaku tadi ketika ia menyetubuhiku. Aku kelabakan dan hendak melepaskan cengkraman tangannya pada kepalaku. Tetapi lelaki kekar itu begitu kuat tenaganya. Aku tidak sanggup melepaskan diri, hingga penis besarnya mulai ia hentak-hentakkan didalam rongga mulut hingga tenggorokanku

“Hmpphhhh.. Hoookhhhh..”, suara mulutku yang terdengar tersiksa karena ulahnya

Penis besarnya terus disodok-sodokkan ke tenggorokanku hingga rasanya membuatku ingin muntah. Sodokannya begitu kuat dan keras, seperti ia menyodoki vaginaku beberapa saat yang lalu. Rasanya, aku hampir pingsan saat ini karena kehabisan oksigen. Penis besar itu terasa semakin tebal dan penuh sesak membuatku kesulitan bernafas. Gerakannya begitu liar maju mundur menghajar rongga mulutku.

“Gini lho cara sepong kontol yang bener”, ujarnya sambil terus menghajar mulutku tanpa ampun dengan kemaluannya yang hitam

“Hokkhhh.. Hmfnnnnn.. (Ampunnn...)”, ujarku sambil menepuk-nepuk kedua kakinya tanda aku sudah tak sanggup lagi

Tiba-tiba ia melepaskan penisnya dari dalam mulutku. Reflek aku pun tersedak-sedak dan ingin sekali muntah. Rasanya sungguh tidak enak. Aroma penis lelaki itu begitu pesing dan menjijikkan. Jantungku rasanya mau berhenti saat itu juga karena sodokan penisnya ke mulutku yang tanpa ampun. Aku sampai tersedak hingga mengeluarkan liur kental setelah penyiksaan terhadap tenggorokanku oleh batang kemaluannya

“Sabar Boss, bisa tewas dia lu perlakukan gitu..”, ujar si lelaki atletis berambut berantakan sambil membelai kerudungku

“Biar dia pinter jadi budak sex kita Heheheh...”, jawab si pemuda kekar kasar itu

“Sekarang lu sepong kontol gue senyaman lu. Tenang gue gak akan kasar kayak Boss”, kata si lelaki atletis berambut berantakan

“I.. Iya...”, jawabku dan akupun menggenggam penisnya dan kumasukkan batang penis berotot ke dalam mulutku

“Aaahhhh.. Enak... Terusin sayang...”, kata si lelaki atletis berambut berantakan itu sambil mengelus kerudungku

Mendengar ia sepertinya suka dengan servis mulutku, aku justru bersemangat memainkan batang penis itu. Walau aromanya sama pesingnya dengan lelaki sebelumnya. Tetapi aku melakukannya atas insiatifku sendiri, sehingga aroma tak sedap itu bisa kualihkan dengan perasaan nikmat mengoral penisnya. Aku bahkan sudah melupakan komitmenku yang menganggap haram oral sex.

Tak kusangka sesuatu yang kuanggap menjijikkan selama ini, ternyata rasanya begitu nikmat dan menggairahkan. Sensasi tekstur kasar batang penis itu, ditambah tekstur lunak pada ujung kepala penisnya memberikan perasaan campur aduk bagiku yang masih pemula ini. Sesekali kukocok penis hitam itu, lalu kumasukkan kembali kedalam mulutku. Sepertinya jika berhasil membuat penis mereka ereksi dan mengeras karena kuluman mulutku, menjadi prestasi tersendiri bagiku.

Kulihat ekspresi wajah lelaki berantakan itu merem melek penuh keenakan. Desisan kecil terdengar dari mulutnya saat kumainkan garis pembuangan kencingnya dengan lidahku. Entah darimana aku belajar ini semua. Mungkin ini kulakukan secara naluriahku, naluri seorang wanita yang ingin memuaskan lelaki.

Melihatku yang mulai lihai memainkan kelamin lelaki, ditambah terlihat lelaki berambut berantakan bertubuh atletis yang saat ini sedang keenakan dengan servisku, anggota gang yang tadinya hanya melihat kami bertiga, mulai mengerubungiku. Seluruh anggota gang itu melucuti pakaiannya mengelilingiku. Kini, dihadapanku ada belasan lelaki sedang telanjang memperlihatkan batang penis mereka dengan berbagai bentuk dan ukuran. Sebagian sengaja menampar-nampar batang penisnya ke pipiku, sebagian lainnya mendorong-dorong batang penisnya ke bibir, hidung, dan mataku.

Aku kelabakan dibuatnya, tidak menyangka akan ada begitu banyak penis yang mengelilingiku. Aku kemudian memilih secara acak penis mana yang akan kuservis dengan mulutku. Sisanya kucoba kupuaskan dengan kocokan kedua tanganku. Kulahap sebuah penis yang sedari tadi ditampar-tamparkan ke pipiku, dan kukulum sebisaku. Sedangkan kedua tanganku bergantian mengocoki penis-penis yang mengerubungiku

*Aahhh.. Ya Tuhann.. Aku begitu rendah.. Bagaimana bisa saat ini aku dikerubungi penis seperti ini, dan melayani mereka bersamaan...* kataku dalam hati

Lalu aku pilih penis lain masuk ke dalam mulutku. Sebisa mungkin aku berusaha adil, kulayani mereka semua tanpa pilih-pilih. Aku tanpa sadar semakin bersemangat mengocok dan mengulum penis-penis anggota gang motor itu. Gerakanku semakin cepat, serta mulutku semakin liar. Kujilati penis mereka layaknya sebuah ice cream ternikmat didunia. Kumasukkan batang penis mereka seolah mulutku adalah lubang pemuas kelamin mereka

“Hahahaha.. mulai doyan kontol lu ya...”, ujar seorang lelaki yang memperhatikanku semakin bersemangat memilih-milih penis

“Lagaknya cadaran, ternyata sangean.. Ayo sepong semua kontol-kontol ini Lonte”, perintah lelaki lainnya

“I.. Iya mas....”, jawabku sambil menjilati penis-penis itu semakin cepat

Bergantian, begitu cepat, tanpa rasa jijik sedikit pun, kulayani semua batang kemaluan pria-pria itu dengan mulutku. Padahal penis mereka sebagian besar berwarna hitam dan aromanya begitu pesing, tetapi entah mengapa aku begitu bersemangat memasukkan penis-penis itu kedalam mulutku sendiri

“mpphh.. Cup... Ssshhhh.. Mmpphhhh”, suara mulutku begitu berisik karena sibuk mengulum dan menciumi kepala penis mereka

“Jancok ga tahan gue pingin entot lagi nih lonte jalang”, kata si Boss yang tiba-tiba mengangkat tubuhku keatas meja dan ia tidurkan diatasnya

Kakiku kemudian dibentangkan lebar mengangkang olehnya. Vaginaku sedari tadi sudah ingin dimasuki sebatang penis lagi. Kulihat penis lelaki kekar itu sudah mengacung tegak sempurna. Sejenak ia pandangi lubang kemaluanku yang terlihat sudah menganga. Lalu diludahinya kemaluanku dengan liur yang begitu kental sebelum akhirnya ia menusukkan kembali batang penisnya ke dalam vaginaku

“Aaahhhhh.... Mass.. Sakittt....”, rintihku lirih

Rupanya vaginaku masih merasakan sakit saat penis Boss gang motor itu ditusukkan kembali ke kemaluanku. Benda tumpul keras itu terus meringsek masuk membelah kemaluanku. Memaksa vaginaku kembali beradaptasi menyesuaikan dengan ketebalan penis perkasa itu. Aku kembali meringis menahan perih, karena penis itu rasanya seperti membelah vaginaku menjadi semakin lebar saja. Kemudian lelaki kekar nan atletis itu mulai menyetubuhiku dengan perkasa. Gerakan sodokannya begitu mantab. Membuatku mulutku tak bisa berhenti mendesah. Mengagumkan, tiap sodokannya begitu kuat dan terasa hingga ke dalam rahimku yang terdalam.

“Aaahhhh.. Ouuuuhhhh... Mas.... Iyaaahh..”, desahku begitu nakal

“Lu mulai sekarang jadi budak sex gang motor Anarchist Always. Tugas lu Cuma muasin kontol anggota gang ini. Sekali-kali lu juga akan dijadikan bahan taruhan drag race antar gang. Paham lu?? Aaahhhh.. Sshhh...”, ujar si Boss sambil terus menggenjot vaginaku

“Aahhh.. Iya... Terserah kalian saja.. Aaaahhh”, jawabku pasrah tak peduli terhadap ucapannya

*plok plok plok* suara hantaman kedua kelamin kami yang terdengar berisik

Aku hanya berkonsentrasi pada tiap sodokannya yang terasa semakin nikmat mengoyak lubang kemaluanku. Tubuhku tak bisa berhenti menggeliat. Tubuh bagian bawahku benar-benar dihabisinya tanpa ampun. Vaginaku rasanya nyut-nyutan, tetapi rasa sakit tadi perlahan hilang berganti menjadi rasa nikmat yang tak terhingga. Aku semakin pasrah dan ikhlas disetubuhi olehnya.

Tangan-tangan yang lain mulai melucuti kain-kain sobek yang menempel pada tubuhku. Mungkin tiba saatnya, aku harus mempertontonkan seluruh auratku kepada para anggota gang motor Anarchist Always yang sedang mengerubungiku ini. Tanpa terasa gamisku sudah terlucuti dari tubuhku. Hingga akhirnya saat ini tubuhku hanya menyisakan kaos kaki panjang, bra, dan juga kerudungku saja. Bra ku pun tidak lama menutup payudaraku, dalam sekejap benda itu sudah terlepas dari payudaraku, hingga kini payudaraku sudah benar-benar tersaji dihadapan para lelaki cabul itu

“Anjing.. Tetek lu mantab juga..”, kata seseorang lelaki sambil tangannya tak sabar menjamah payudaraku

“Pentilnya kecil, imut, selera gue nih”, kata seorang anggota lainnya sambil memelintir putinh susuku dengan kasar

“Aaaaaaahhhh..”, desahku lumayan kencang

Kini payudaraku menjadi rebutan para lelaki itu. Mereka berebut meremasi kedua gunung kembarku, mereka juga berebutan memilin-milin puting susuku. Tangan mereka terasa begitu kasar mencabuliku. Sedangkan tangan-tangan yang lain sibuk menyentuh bagian-bagian tubuhku semau mereka

“Aaahhhh... Ssshhhh... Uuuhhhh..”, desahku semakin kuat tak kuasa menahan rangsangan-rangsangan sentuhan mereka pada bagian-bagian sensitifku

Aku semakin menggeliat kegelian merasakan tangan-tangan itu menjamahku. Tubuhku yang sudah belasan tahun kujaga agar tidak bersentuhan dengan lawan jenis, kini keadaannya seperti barang yang diobral secara gratis. Sekarang aku tahu mengapa wanita dilarang bersentuhan dengan yang bukan mahrom. Karena kalau disentuh dan diraba-raba seperti ini rasanya begitu nikmat dan menyenangkan.

“Kita nyusu ke tetek lu ya Ukhti...”, kata seseorang sambil menciumi puting susuku sebelum ia kulum begitu kuat

“Aaahhh... Eeeehhhhhhh..”, aku kembali mendesah nakal

Tidak kusangka aku langsung dipaksa menyusui dua orang pria. Lidah mereka terasa buas mengemuti puting susuku. Sesekali mereka menyedotnya kuat-kuat membuat tubuhku semakin terasa kegelian dan menggeliat. Sungguh ini adalah kenikmatan tertinggi selama aku menjadi seorang muslimah. Tidak kusangka tubuhku yang selama ini kututup sempurna ini bisa dinikmati oleh para lelaki yang tak kuketahui namanya ini. Bahkan parahnya, aku begitu terlihat tidak keberatan mereka memakai tubuhku sesuka mereka.

“Aarrrggghh cok gue mau keluaarr”, ujar Si Boss tiba-tiba mengejutkanku

Aku tidak bisa fokus menikmati sodokannya. Memang terasa mantab dibawah sana. Tetapi kepalaku sudah terlalu sibuk untuk menyepong beberapa penis yang disodorkan ke mulutku. Hingga aku tidak sadar genjotan si Boss semakin cepat dan begitu luar biasa menghajar lubang vaginaku

“Ouhhhh.. Hmmphh..”, desahku terhenti karena disumpal penis anggota lainnya

*crot crot crotttttttt cruooooottttt* sebuah lahar panas kurasakan tersembur di dalam rahimku

Si Boss tampaknya sudah tidak bisa menahan birahinya untuk mengecrotkan spermanya ke dalam rahimku. Rasanya rahimku penuh dengan sperma hangat dan lengket di organ intimku. Kakiku masih kubuka lebar, membiarkan mereka mulai menyetubuhiku bergantian. Tidak kusangka setelah Boss mereka menyemburkan spermanya ke rahimku, kini vaginaku harus kembali disetubuhi penis yang lain tanpa istirahat sama sekali.

Entah sejak kapan lelaki yang kurus kering seperti pemakai narkoba itu sudah menjebloskan penisnya yang panjang ke kemaluanku. Aku benar-benar sudah menjadi budak sex mereka, seolah tubuh dan kemaluanku adalah hiburan gratis bagi mereka dan bisa dipakai sesuka mereka

*Jika memang ini adalah takdirku... Maka biarkan aku menikmatinya Tuhan.. Ijinkan aku dizinahi mereka ramai-ramai... Ini rasanya terlalu nikmat*, kataku dalam hati

“Aaahhh.. Aahhh.. Mass.... Mppphhhhh...”, desahanku terhenti karena tiba-tiba seseorang melumat bibirku

Tubuhku semakin dikerubungi oleh mereka. Bagian vaginaku terus digenjot, kedua puting susuku terus dikenyot dan kali ini bibirku juga disedot dengan kasar oleh mereka.

“Arrrggghh gue keluarrr..”, pekik lelaki kurus yang sedang menggenjot vaginaku tiba-tiba

*croootttt crotttttt crootttttt* semburan spermanya langsung diarahkan tanpa ragu ke dalam rahimku kembali

Tubuhku pun bergetar hebat, merasakan semburan dahsyat yang terjadi di dalam rahimku. Rasa hangat dan lengket kembali kurasakan pada bagian dalam rahimku. Kembali rahimku harus menjadi tempat pembuangan sperma mereka. Aku semakin yakin aku bakalan hamil setelah kejadian ini. Jutaan sel sperma mereka saling berkompetisi untuk membuahi sel telurku.

Kurasakan sperma lelaki kurus tadi mulai tumpah karena rahimku tidak sanggup menampung banyaknya sperma yang ia keluarkan ke dalam vaginaku. Tapi itu hanya sebentar saja, karena kembali batang penis yang lain mulai menyetubuhiku kembali.

“Oouuhhhhhhh....”, lenguhku terkejut saat penis itu dilesakkan begitu saja ke kemaluanku

kurasakan batang besar begitu kuat masuk ke vaginaku. Ketebalannya penisnya berbeda dengan penis si kurus tadi, jadi rasanya vaginaku seperti semakin melar saja beradaptasi dengan ukuran penisnya. Kucoba melirik siapa pemilik penis besar itu, rupanya si lelaki berambut keriting yang tubuhnya atletis.

“Aahhh.. enak... Sssshhh...”, tanpa sadar aku memuji kemaluan lelaki itu

Ia terlihat tersenyum sebentar, lalu kembali menyetubuhiku tanpa ragu bersama teman-temannya. Kakiku semakin kulebarkan, mempersilakan penis besar nan panjang itu menikmati wahana jepitan vaginaku. Gesekan batang penis berototnya terasa mantab sekali menggaruk-garuk dinding vaginaku bagian dalam. Tak terasa vaginaku semakin berlendir, tanda ia begitu menyukai keberadaan penis besar itu. Tanpa sadar tubuhku turut bergoyang, mencoba memberikan hiburan terbaik untuk penisnya yang sedang menghajar kemaluanku.

“Aaahhhhh... Iyaaaahh.. Kontol mas enak sekaliiii.. Terus mass..... teruuussss iyaaahhh...”, aku semakin menggila hingga tanpa sadar mengakui aku keenakan disetubuhi olehnya

Ia pun semakin bersemangat menyetubuhiku, saat melihat wanita yang sedang disetubuhinya juga sedang berciuman dengan kawan-kawannya secara bergantian. Semakin bernafsulah lelaki berbadan atletis berambut berantakan itu. Aku sudah tidak peduli lagi diperkosa seperti ini. Aku harus mengakui bahwa aku menikmati semua perlakuan mereka kepadaku. Aroma tubuhku yang tadinya wangi parfum bunga, berubah menjadi aroma keringat-keringat dan sperma mereka.

“Arrrgghhh...”, tiba-tiba lelaki atletis itu mengejang dan mengerang hebat

*cruooottt cruoottt cruoottttt*

Kurasakan penisnya di dorong mentok ke dalam rahimku, Sebelum akhirnya ia keluarkan seluruh isinya ke dalam rahimku. Rasanya lebih hangat, kental, dan lengket daripada sperma sebelumnya. Terlihat lelaki itu begitu puas sambil mencabut penisnya, lalu memandangiku yang masih dikerjai oleh teman-temannya. Kukihat ia sempat membersihkan sisa spermanya dengan mengusapkan ke bulu jembutku. Aku biarkan saja ia membersihkan sisa spermanya dengan jembutku. Toh aroma tubuhku juga sudah tak karuan. Tak beberapa lama, aku sudah tak bisa memandang ke arah lelaki itu, karena kepalaku sibuk menoleh kekiri dan kekanan bergantian berciuman dengan anggota gang yang lain

*blesss* kembali sebuah penis dimasukkan tanpa ijin ke kemaluanku

“Oouuuhhhh..”, lenguhku saat merasakan kemaluanku kembali dijejali batang penis yang lain

Aku sudah tak peduli siapa pelakunya, karena saat ini mulutku sibuk menyepong penis-penis yang mengacung mengitariku. Kunikmati penis-penis itu dengan bergairah, tanpa rasa jijik sedikitpun. Sedangkan lelaki yang tidak kebagian kuservis, beberapa memilih onani memandangiku disetubuhi teman-temannya. Lalu ia semburkan sperma mereka ke wajah, perut, dan payudaraku. Tubuhku perlahan semakin lengket dan berbau anyir terkena sperma mereka. Kurasakan beberapa sperma bahkan mulai terasa mengering menempel dikulit tubuhku.

*crotttt crottt* tiba-tiba dari penis yang ku sepong, keluar sperma

Aku terkejut, karena sperma itu dengan kurang ajarnya ia semburkan ke dalam mulutku hingga beberapa tetes tanpa sengaja kutelan. Rasanya begitu asin dan gatal ditenggorokanku. Tanpa sadar aku memuntahkan sperma itu, karena rasanya yang benar-benar membuatku muntah menyiksa tenggorokanku. Nafasku sampai terasa habis dikerjai oleh mereka. Satu orang perempuan melawan belasan lelaki, sesuatu yang sangat tidak imbang.

Belum cukup aku beristirahat dan menghela nafas karena siksaan sperma yang muncrat mendadak dimulutku, tiba-tiba kurasakan seorang lelaki yang sedang menghujani kemaluanku dengan penisnya mengerang hebat

“Arrrrrggghh enak jancoookk..”, pekiknya sambil menusukkan penisnya semaksimal mungkin ke lubang vaginaku

*crrootttt croottt crrooooootttt*

Kembali rahimku menjadi tempat pembuangan sperma untuk kesekian kalinya. Setelah lelaki barusan menyemburkan spermanya ke rahimku tanpa permisi. Vaginaku kedutan hebat, ngos-ngosan bebarengan dengan nafasku yang tersengal-sengal. Tubuhku terus-terusan bergetar tak karuan mencapai orgasme tertinggi sepanjang hidupku. Rasanya perutku kenyang sperma malam ini. Aku benar-benar lelah, bahkan mengubah posisiku yang masih mengangkang saja aku begitu malas. Kuraba sejenak kemaluanku, kurasakan begitu lengket dan bau terkena semburan-semburan sperma para anggota gang motor. Bahkan sebagian sperma mereka masih tertanam didalam rahimku.



Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com