𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 𝐏𝐔𝐓𝐈𝐇 𝐄𝐏𝐈𝐒𝐎𝐃𝐄 𝟐 : [ 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐀​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ 𝐑𝐔𝐒𝐀𝐊𝐋𝐀𝐇 𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 ]

 


POV YOGA

[Minggu, 1 November 2020]

Karierku semakin naik, setelah perusahaan tempatku bekerja yang bergerak di bidang IT digandeng oleh salah satu perusahaan start-up terkemuka beberapa tahun belakangan ini. Sekarang aku sudah menduduki posisi sebagai Manager Research and Development.

Teknologi berkembang begitu pesatnya, berimbas pada kemajuan perusahaanku, namun tak ada jaminan kapan trend ini akan berakhir… bisa saja dalam waktu dekat, karena itu aku harus memanfaatkan moment ini, bekerja keras dan mencari uang… mumpung bidang pekerjaanku sesuai dengan zamannya.

Bulan ini aku sedang memiliki rezeki lebih, ada bonus dari kantor yang lumayan besar. Sebagian untuk mengganti mobil istriku, sebagian lagi kutabung untuk membeli rumah.. yang memang sampai saat ini belum juga terbeli, tapi aku sudah berhitung… paling lambat tahun depan aku sudah bisa membeli rumah dengan cara tunai!

Istriku sebenarnya tak mau mobilnya diganti, dia bilang masih bagus dan memang jarang juga dipakai.. tapi menurutku mobil harus di up-date berkala agar harga jualnya tak terlalu jatuh. Aku lebih memilih mengganti mobil istriku dibandingkan dengan mobil yang biasa aku pakai.

Memang akhir-akhir ini aku selalu ingin lebih membahagiakan istriku… kini aku begitu menyayangi istri dia, dia perempuan yang baik, meski tanpa terucap tapi dari sikapnya menunjukkan kalau ia selalu berkomitmen untuk selalu setia.

--+++--​


Hari ini aku mengiklankan mobilku di salah satu situs penjual kendaraan. Ya, aku memang harus menjual terlebih dahulu mobil istriku itu sebelum menggantinya dengan yang lebih baru.

Pekerjaan seperti ini memang harus aku sendiri yang tangani, istriku mana mau berhubungan dengan orang lain, sikapnya terlalu kaku dan menutup diri, walau berulang kali aku sudah mengatakan bahwa ia tidak perlu terlalu seperti itu, tapi terus saja dia bersikap begitu hingga hari ini. Sikapnya itu sering membuatku kesal karena bagiku sangat keterlaluan, jika ada rekan kantor atau tetanggaku yang datang ke rumah hendak menyampaikan hal yang penting saat aku tak ada, istriku tetap tak mau membuka pintunya meskipun sebenarnya ia mengenal orang tersebut.

Maka aku memilih hari Minggu untuk menjual mobilku ini, agar aku ada di rumah, dan tentu saja aku sendiri yang harus menjawab chat atau telepon yang terus silih berganti dari pagi hari. Tapi hingga siang hari, belum juga ada yang cocok atau harganya sepakat.

Akhirnya aku memutuskan untuk mandi dulu. Baru beberapa saat berada di kamar mandi, istriku mengetuk pintu… “Pah, ini telepon bunyi terus..”, kata istriku sambil mengetuk pintu kamar mandi.

“Angkat aja Mi, paling yang nanya mobil…”, jawabku yang sudah tanggung menggunakan sabun dan shampoo.

“Ga ngerti Pah… sama Papah aja”, balas istriku lagi seperti kebiasaannya yang selalu mengesalkanku.

“MI!!! PAPAH KAN LAGI MANDI!!!!”, jawabku dengan membentak saking kesalnya.

Sepertinya dia kemudian mengangkat teleponnya, dia memang istri yang penurut dan tak pernah membangkang kepadaku. Dari sikapnya itu aku pun hampir bisa dikatakan jarang marah kepadanya, kalau kesal…. sering.

Usai mandi dan memakai pakaian, aku keluar dari kamar… terdengar istriku sepertinya masih menelepon, tapi dia tak ada di dalam rumah. Ternyata dia ada di garasi, tampaknya sedang video call dengan calon pembeli dan sesekali ponselku itu dia arahkan ke body mobil. Aku diamkan saja dan melihatnya dari jendela, aku biarkan agar dia lebih berani dan tak terlalu canggung menghadapi orang lain. Kemudian ia masuk ke dalam mobil, sepertinya dia sedang memperlihatkan bagian interior mobilnya, cukup lama dia berada di dalam, sampai akhirnya dia turun dan mematikan telepon lalu masuk ke dalam rumah dengan wajah ceria.

“Gimana, Mi?”, tanyaku tiba-tiba saat istriku melangkahkan kakinya di ruang tamu.

“Ya Ampun, Papah… kaget ih!!”, ucap istriku yang tak menyadari kalau aku sudah daritadi ada di ruang tamu.

“Gimana yang mau beli mobilnya?”, tanyaku penasaran meskipun tanpa ekspektasi yang berlebihan.

“Kayanya sih jadi, Pah… katanya sejam lagi dia kesini…”, jawab istriku santai.

“Beneran…?”, aku terkejut mendengar jawaban istriku, padahal jujur aku tadinya menyangka kalau penelepon itu cuma tanya-tanya atau menawar dengan harga murah seperti puluhan telepon lainnya yang kuangkat dari pagi hari.

Istriku mengangguk, dari ekspresi wajahnya sepertinya ia pun bingung kenapa aku terkejut.

“Hebat.. baru sekali ditawarin sama kamu, udah laku lagi…”, pujiku. Istriku terlihat bangga, dia tersenyum sambil masuk kamar.

--+++--​


Benar saja seperti apa yang dikatakan istriku.. satu jam kemudian, seorang lelaki dengan tampang dan perawakan seperti keturunan Timur Tengah datang ke rumah. Kali ini aku yang menghadapinya karena istriku seperti biasanya, diam di dalam kamar ketika ada tamu.

Setelah memeriksa kondisi mesin secara langsung, tanpa basa-basi dan menawar harga lagi, lelaki yang bernama Andre itu langsung menyatakan bahwa dia akan membeli mobil ini.

Pembicaraan berlanjut di ruang tamu, Andre mengatakan kalau dia hanya membawa uang tunai Rp. 25 juta dan pembayaran sisanya akan melalui transfer mobile banking. Namun karena jenis tabungannya memiliki limit transfer harian sebesar Rp. 75 juta, maka hari ini dia baru bisa membayar Rp. 100 juta, sisanya besok dia akan mentransfer lagi.

Aku menyetujuinya, dengan catatan kendaraan baru bisa diambil setelah pelunasan. Rencanaku besok mobil diambil di kantorku saja, tapi Andre keberatan karena jaraknya terlalu jauh, akhirnya kami sepakat kalau mobil tetap diambil di rumah. Ada bagusnya juga, soalnya besok memang pekerjaanku banyak dan sebetulnya tak bisa diganggu. Tapi apakah istriku mau menerima tamu? Ya harus mau lah, cuma ngambil mobil doang kok.

Obrolan berlanjut pada masalah pajak kendaraan, mobil istriku ini pajaknya habis bulan depan, karena mobil ini ‘tangan pertama’ dan atas nama istriku, minggu depan Andre bermaksud meminjam KTP istriku saat ia akan memperpanjang STNK.

“Kalo ‘nembak’ ke biro jasa sih kayanya ga perlu pake KTP asli kan?”, ucapku sedikit menyarankan.

“Iya sih Pak, tapi saya dananya pas-pasan… jadi mending urus sendiri… prosesnya sebentar kok. Cuma ya itu tadi, perlu KTP asli pemilik sebelumnya, kecuali mau langsung ‘balik nama’, tapi lagi-lagi dananya belum ada, Pak.. hehehe”, jawab Pak Andre jujur dan sedikit malu-malu.

“Oh ya udah ga apa-apa, nanti pas perpanjangan bawa saja KTP istri saya…”, balasku tak mempermasalahkan itu.

“Miiii, air minum, Mi… ini ada tamu..”, teriakku dari ruang tamu pada istriku, kesal sekali rasanya pada istriku ini, ada tamu kok ga dikasih air minum.

“Udah ga usah repot-repot, Pak..”, sela Andre sedikit sungkan.

Tak beberapa lama istriku membawakan air minum untuk tamu dengan dandanan seperti biasanya, berpakaian sederhana dengan rambut diikat ke belakang, diikatnya pun hanya menggunakan karet gelang, bikin malu saja!

Saat ia menyajikan cangkir berisi teh itu ke atas meja, tampak Andre melihat istriku dengan tatapan mata yang sepertinya takjub. Aku bingung, karena menurutku istriku ini biasa-biasa saja.

Mila langsung berbalik badan sepertinya hendak masuk lagi ke kamar setelah menyajikan minuman, namun buru-buru aku tahan.

“Mi, kenalin ini Pak Andre.. yang beli mobil kita…”, ucapku masih juga kesal dengan perilaku istriku ini yang terlalu kaku terhadap tamu.

“Saya Andre, bu… yang tadi nelepon ke Ibu nanyain mobil….”, ucap Andre sambil mengulurkan tangannya untuk mengajak bersalaman.

Tatapan mata Andre lagi-lagi masih sama seperti tadi, seperti lelaki yang tersihir oleh kecantikan perempuan. Aku tahu itu, karena aku pun laki-laki, mungkin tatapanku pun begitu juga saat melihat perempuan cantik di luar sana. Tapi lagi-lagi aku tak habis pikir, istriku yang kuanggap biasa ini ternyata ada lelaki yang menyukainya dan terus terang ada perasaan cemburu di saat ini. Anehnya lagi….. dari kecemburuan ini justru membuat penisku mengeras, sebuah kondisi yang bagiku adalah sesuatu yang langka terjadi…. karena jujur harus kuakui kalau penisku ini beberapa waktu terakhir sudah sangat sulit untuk ‘berdiri’.

Mereka pun bersalaman, kulihat istriku tersenyum ke arah Andre, kemudian wajahnya menunduk lagi setelah bersalaman. Saat mereka tadi bertatapan, darahku berdesir… benarkah ini yang dinamakan dengan cemburu? Aku tak pernah cemburu pada istriku sejak kami menikah bahkan berpacaran dulu, tapi mengapa kali ini aku merasakan itu? Aneh, padahal mungkin tamu dan juga istriku ini tidak memiliki perasaan apapun diantara mereka. Aku mungkin terlalu berlebihan.

Aku lagi-lagi menahan istriku untuk pergi, aku menyuruhnya untuk duduk di sampingku. Dibalik kecemburuanku aku masih tak puas dan ingin membuktikan tentang perasaan anehku ini.

“Mi, besok Pak Andre mau ngambil mobil kesini… jangan lupa kasihin sama BPKB-nya juga ya….”, ucapku pada istriku, dari raut mukanya sepertinya Mila keberatan dengan rencana ini.. tapi istriku ini memang tak pernah bisa menolakku, apalagi ucapanku ini diucapakan di depan tamu yang harus dia temui besok, akhirnya ia mengangguk pelan.

“Terus minggu depan, kalau Pak Andre mau perpanjang STNK, katanya perlu KTP asli…. Papah kasih nomor Mi aja ya.. biar nanti Pak Andre langsung hubungi Mi..”, kataku lagi.

Aku tahu istriku pasti keberatan tapi tak akan bisa menolaknya lagi. Apa yang kulakukan ini sebenarnya ingin melihat respon istriku, tapi istriku masih seperti biasanya, hatinya menolak namun di-ekspresikan dengan wajah yang datar-datar saja. Berbeda ketika aku melirik Andre, wajahnya tampak bahagia saat kukatakan akan memberikan nomor telepon istriku. Aku langsung membayangkan mereka ber-telepon atau chat-an…. Penisku terus mengeras, dan kondisi penis seperti ini yang sebenarnya sangat kudambakan.

Memberikan nomor telepon istriku ke orang lain… sebenarnya sesuatu yang wajar-wajar saja kalau dalam kondisi normal dan jika memang ada keperluan penting seperti ini, yang tidak wajar adalah maksudku dibaliknya… aku ingin melihat mereka berkomunikasi yang lebih lagi…. Apakah aku sudah gila merelakan istri yang sangat kusayangi ini berhubungan dengan lelaki lain? Mengapa aku menikmati rasa cemburu ini? Apakah hanya demi untuk menyembuhkan kelemahan alat vitalku?

Aku yang masih tak mengerti dengan keadaanku. Bahkan aku mencoba bertindak lebih gila lagi, rusaklah sudah kehormatanku sebagai seorang kepala rumah tangga demi memenuhi hasrat sendiri, aku kemudian meninggalkan mereka berdua… berpura-pura ke kamar mandi.

Ruang tamu dan ruang tengah di rumah ini memang hanya dibatasi oleh lemari kaca 2 arah, namun karena di lemari ini banyak asesoris dan pajangan foto-foto, jadi pandangan ke seberang lemari ini menjadi samar. Aku tidak benar-benar ke kamar mandi, tapi aku mengendap di balik lemari.. mencari celah yang jelas untuk melihat ke arah ruang tamu tapi dari sisi yang tak akan bisa mereka lihat.

Aku melihat beberapa kali Andre dan istriku beradu tatap yang membuat jantungku berdegup kencang, memang hanya pembicaraan biasa saja, Andre yang lebih mendominasi percakapan, istriku hanya menjawab seperlunya saja, sesekali istriku bertanya balik yang kuduga sekedar basa-basi. Kadang juga ia tertawa kecil yang tampaknya dipaksakan. Tapi semua itu membuat penisku terus menegang, apalagi saat istriku mulai menyebutkan nomor teleponnya….

Bahkan sensasi mengintip ini membuat penisku lebih keras dari biasanya, kerasnya sudah menyamai ketika aku masih normal dulu. Aku perkirakan sejak awal penisku berdiri hingga sekarang mungkin sudah lebih dari 5 menit, dan penisku belum tertidur juga…. Ini hal yang luar biasa bagiku!!!

--+++--​


Setelah Andre pulang, aku langsung mengajak Istriku untuk mencari mobil baru untuknya. Aku ingin menghilangkan perasaan gila-ku tadi yang menurutku berlebihan.. meskipun di perjalanan menuju dealer mobil masih saja sesekali terbayangkan moment yang tadi kurasakan.

Meski mobilnya yang terjual itu belum dilunasi, tapi aku bisa menggunakan uang tabungan dulu untuk sisanya. Lebih baik sekarang dibereskan urusan mobil ini, mumpung ada waktu, soalnya kalau harus menunggu libur minggu depan, kasihan istriku tak ada mobil.

Aku sengaja memilih mobil untuk istriku ini yang baru, daripada second yang mungkin akan bermasalah, karena istriku sama sekali tak mengerti mesin, begitu juga aku yang tak ada waktu untuk mengurusnya apabila ada masalah. Akhirnya pilihan jatuh pada Mobilio berwarna merah sesuai keinginan istriku, selain budget-nya cukup.. juga ready stock dan bisa dikirim hari ini juga.

Sebelum malam kami sudah kembali lagi ke rumah, saat mobil barunya datang tampak istriku sangat bahagia sekali, meskipun sebenarnya ia kemarin pernah berkata tak ingin ganti mobil.

Waktu berjalan hingga malam tiba, mungkin istriku kelelahan dengan aktivitasnya di hari ini, dia minta izin untuk tidur duluan. Sementara aku masih memikirkan dengan perasaan anehku di siang tadi. Apakah aku harus menghilangkannya? Atau harus melanjutkannya? Jika melanjutkannya, sepertinya aku akan lebih total lagi…. akhirnya aku menyalakan laptop dan membuka sebuah file notes yang ku-copy dari teman kantorku. Sebuah petunjuk dan langkah-langkah untuk mengintai aplikasi chat!!!

Aku yang bekerja di bidang IT, banyak anak buahku yang memang sangat ahli dalam hal pemrograman, aplikasi, dan lain sebagainya. Aku bukanlah orang teknik, meski jabatanku sudah Manager R&D, job desc-ku lebih fokus pada pengembangan dan strategi bisnis-nya saja bukan pada riset teknologinya.

Beberapa anak buahku memang jenius dalam hal otak-atik begini dan juga sedikit nakal. Di luar pekerjaannya ada yang mengakui kalau mereka memang hacker. Begitu juga dalam hal peretasan aplikasi, mudah saja bagi mereka. Aku tak perlu meng-install aplikasi peretasan dari pihak lain, cukup buatan anak buahku sendiri yang konon sudah teruji berjalan baik.

Aplikasi ini pun tak perlu kubeli, gratis… dan sebenarnya itu sudah kuperoleh sejak dulu, tapi tak pernah digunakan karena waktu itu kuanggap tak penting, tapi sekarang akan menjadi penting untuk memenuhi hasrat anehku ini.

Setelah di-install, ada beberapa langkah lanjutan yang harus kujalankan, kuikuti semua petunjuknya.. untuk orang yang tidak mengerti sepertiku memang sedikit ribet, tapi tak sesulit yang dibayangkan saat mencobanya.

Semua proses sudah diselesaikan, dan.... kini aku bisa melihat membuka aplikasi chat istriku dari ponselku dan kusambungkan ke laptopku juga, berhasil! Tidak hanya pesan teks, dari aplikasi ini juga bisa melakukan panggilan dan menerima panggilan…. dan tentu saja bisa mendengar percakapan istriku. Selain itu, sejak aplikasi ini ter-install, pesan teks yang terhapus dari ponsel istriku, akan bisa dipulihkan dari ponselku.. tanpa penggunanya tahu kalau pesan terhapus itu tetap terbaca di ponselku.

Aku tutup aplikasinya dan segera menyusul istriku untuk tidur, aku tidak penasaran untuk membuka dulu chat di aplikasinya. Sebenarnya jika untuk melihat aplikasi chat istriku ini aku tidak perlu melakukan tindakan ‘pengkloningan’ seperti sekarang ini, aku bisa langsung melihatnya langsung dari ponselnya, dia tidak pernah menguncinya. Aku beberapa kali pernah iseng membukanya dulu, tapi ya begitulah istriku… tidak ada yang aneh-aneh.

Jika sekarang aku melakukan ini, itu karena aku ingin memonitornya langsung dari ponselku, untuk mencari tahu respon istriku saat kucoba ‘memberi kesempatan lebih’, apakah dia akan memanfaatkan dan meresponnya? Atau mungkin juga dia akan langsung menghapus chat-nya? Aku semakin penasaran untuk menunggu moment itu.

Aku baringkan tubuhku, kupandangi wajahnya…. Aku sadari ada kesalahan besar tentang perasaanku kepada istriku selama ini, aku terlalu mengabaikan dirinya. Istriku sebenarnya cantik!!! Bahkan kecantikan alaminya ini melebihi kecantikan perempuan-perempuan di luar sana yang cantiknya hanya berkat polesan make-up atau ‘disulap’ melalui proses operasi.

Malam ini aku akan mengakui tentang perasaanku pada istriku yang sedang terlelap pulas di sampingku ini…..

Saat diperkenalkan dulu dengan Mila, tidak ada rasa atau getaran apapun yang kurasakan. Kuakui dia memang cantik, berkulit putih dengan tubuh tinggi dan berisi, maklum di kampungnya dia adalah atlet volley kelas kecamatan. Tapi gaya dan penampilannya bukanlah tipeku. Jauh dibandingkan dengan mantan-mantanku, yang modis, modern, dan tentunya sexy.

Tapi mengapa aku lantas memilihnya? Padahal bisa saja aku mengabaikan acara perkenalan dari orangtuaku ini karena sebenarnya ini bukan perjodohan. Aku memilihnya karena pada saat itu aku sudah frustasi, 3 mantan kekasihku sebelumnya semuanya berakhir dengan perselingkuhan. Maka yang aku butuhkan sebagai pendamping hidupku adalah perempuan yang polos dan setia seperti Mila ini, aku sudah trauma berhubungan dengan perempuan kota.

Ketika aku sudah memilih Mila, sudah meminangnya dan tanggal pernikahan sudah kutentukan, aku bertemu lagi dengan perempuan yang kuincar sejak zaman SMA. Disitu aku mendua, perempuan itu pun tahu kondisiku… tapi kisah asmara tetap berlanjut sampai akhirnya berhenti saat pernikahanku. Setelah pernikahan kami masih berkomunikasi walau tak lagi bertemu, semakin lama intensitasnya semakin menurun sampai akhirnya putus kontak sama sekali.

Setelah 2 tahun menikah, aku belum juga mencintai Mila sepenuh hati.. namun sudah mulai tumbuh rasa sayang. Rasa yang bermula dari rasa iba dan kasihan. Awalnya dia tidak pernah aku anggap, sikap dia padaku pun tak seperti sikap seorang istri pada suami, melainkan seperti sikap seorang bawahan pada majikan.

Dari situ aku merasa iba, dia yang benar-benar tulus telah menyerahkan jiwa dan raganya untukku, dia yang seharusnya kuangkat harkat dan derajatnya, dia yang seharusnya aku cintai… tapi aku abaikan… akhirnya aku mulai memperhatikannya, mulai mengajaknya ngobrol.

Sikap diapun padaku sejak saat itu perlahan berubah, dia sudah mulai berani menunjukkan ekspresi sayangnya, dia mulai berani bermanja-manja padaku, tapi sikapku tetap tak berubah kepadanya, dingin.. walau di hatiku ini sudah tumbuh rasa sayang. Aku belum bisa menunjukkan sikap keromantisan kepada dia, entah kenapa.

Selain memberinya perhatian, akupun mulai memberi dia uang bulanan yang berlebih, itu upayaku agar dia merubah penampilannya agar aku merasa nyaman berada di rumah, dia boleh belanja apapun… tapi tetap saja dia tampil sederhana dan mengatakan dia tidak pantas untuk bergaya seperti perempuan kota.

Ya sudahlah, untuk urusan ranjang aku serahkan pada perempuan-perempuan di luar sana. Karena aku tak bernafsu pada istriku. Aku memang masih sering ‘jajan’ sampai 2 tahun pernikahan.

Setelah 2 tahun, kebiasaan ‘jajan’ kuhentikan. Untuk 2 tahun setelahnya kebiasaanku beralih jadi memiliki pasangan tetap. Dalam kurun waktu itu ada beberapa wanita yang pernah jadi simpananku, dari yang masih SMA hingga kantoran. Entah berapa banyak uang yang sudah kukeluarkan untuk membiayai kuliah, membayar sewa apartemen, membayar cicilan mobil, dll.

Apakah aku bahagia? Ternyata tidak, aku hanya dijadikan ATM berjalan saja bagi mereka, sementara yang aku peroleh hanyalah kenikmatan yang sesaat. Ya, sesaat… karena aku temui mereka hanya di waktu istirahat kerja atau sepulang kerja berdalih lembur. Dan semakin hari kemampuan seks-ku semakin payah, saat normalku dulu aku bisa bertahan 10-15 menit.. tapi akhirnya terus menurun hingga hanya bertahan sekitar 3 menit, benar-benar sesaat. Aku jadi minder pada mereka karena kemampuanku ini, aku tinggalkan perempuan-perempuan itu, bukan karena aku insyaf, tapi lebih karena rasa tak percaya diri.

Tapi justru dengan menurunnya kemampuan seksualku, aku tak ada lagi ‘kegiatan’ di luar dan membuat lebih banyak di rumah, meluangkan waktu bersama istriku di waktu week-end. Akhirnya perasaan sayang itu semakin dan bertambah besar sampai sekarang. Jika ada yang bertanya, siapa perempuan yang paling aku cintai saat ini? Aku tak ragu untuk menjawab, Milantia Fariska… istriku!!!

Sayangnya.. saat perasaan cinta itu sudah meningkat pesat, nafsuku pada dia tak ikut naik. Penisku semakin payah dan loyo. Jika dipaksakan ketika memulai berhubungan badan dengan istriku, aku harus membayangkan dulu perempuan lain, itu pun tetap lama dan susah berdirinya.. meskipun akhirnya mengeras, sekarang waktu ejakulasiku hanya sekitar 1-3 menit saja. Bahkan pada saat penetrasi sering ‘putus’ di tengah jalan. Ya, tiba-tiba penisku menciut saat keadaan masih memompa di dalam vagina. Kalau sudah begini, hampir mustahil untuk bisa bangun kembali.

Sempat terpikir untuk mengobatinya masalah ini ke dokter, tapi aku belum ada waktu… lagipula sebenarnya sangat malu dan belum siap. Biarlah untuk sementara seperti ini dulu, toh penisku belum benar-benar ‘mati’. Contohnya seperti tadi siang, ia masih begitu perkasanya berdiri, walaupun dengan cara yang tidak pernah aku sangka sebelumnya.

Aku pandangi lagi wajah istriku di malam ini, benar-benar cantik.. meskipun sudah berusia 32 tahun, dia seolah tak menua dari pertama aku mengenalnya, kini masih tampak seperti gadis 20 tahunan. Dia tidak perlu operasi apapun seperti beberapa wanita simpananku, istriku tak perlu itu.. dia hanya perlu merubah penampilannya menjadi sedikit sexy agar aku jadi terangsang. Tapi tentu tak perlu pakaian sexy yang berlebihan, kalau itu aku pun tak suka, secukupnya saja.

Kini aku pelan-pelan meremas payudaranya… istriku tampak terbangun, tapi aku biarkan dia untuk melanjutkan tidur. Payudaranya itu sudah cukup sebenarnya, aku tak yakin.. tapi mungkin sekitar 34C, tapi karena pakaian kaos dan kemeja yang dia kenakan selalu bermodel longgar, keindahan payudaranya jadi tak tampak.

Haruskah aku memaksanya untuk merubah penampilan? Sepertinya harus, tapi entah kapan.. aku yakin dia menolaknya lagi. Tapi seandainya dia mau, selain itu memang untukku… di pikiranku saat ini penampilannya yang sexy itu boleh untuk diperlihatkan pada lelaki lain…. Ooooh, penisku kini kembali menegang.

Tiba-tiba ponsel Mila dan ponselku aktif bersamaan, sepertinya ada pesan yang masuk ke aplikasi chat-nya Mila yang kini sudah terhubung denganku.

Di display namanya tertulis ‘Mas Andre’.. hah?!?! Istriku men-save nama lelaki itu dengan panggilan ‘Mas’???? Memang usia mereka paling beda 1 atau 2 tahun, dan memang pantas kalau istriku memanggilnya ‘Mas’ daripada ‘Pak’…. Ah tapi kenapa istriku bisa tak secanggung ini?!?!

Aku langsung mencontreng opsi ‘unread’, dan ‘inactive’ agar saat aku membuka pesannya tetap tak terlihat oleh Andre atau Mila sebagai pesan yang telah terbaca, sementara ‘inactive’ untuk membuat apapun kegiatan yang kulakukan di aplikasi ini tetap tak terdeteksi waktunya, sehingga waktu aktif-nya tetap mengikuti waktu aktif di ponsel istriku.

Di halaman chat-nya sepertinya ini chat-nya yang pertama, atau jangan-jangan tadi pernah chat juga namun dihapus? Untuk hal ini aplikasiku memang tak mendukung untuk memulihkan chat yang terhapus sebelum aplikasi terinstall.

“Mobil baru ya, Bu…?”

Begitu pesan chat-nya.. dia mengomentari status foto selfie istriku yang berada di dalam mobil barunya, ia dijadikan foto itu juga sebagai profile picture. Istriku bukan perempuan yang suka pamer harta, kalau sekarang dia berfoto seperti itu, sepertinya hanya ungkapan kebahagiaannya saja. Tapi apapun itu, komunikasi diantara mereka sepertinya sudah mulai berlangsung dan penisku mengeras lagi….

Aku buka celanaku, lalu membayangkan istriku dan Andre.. aku tak tahan, kusingkapkan daster istriku dan kupelorotkan celana dalamnya. Istriku terbangun lagi dan tampak kaget dengan perilaku-ku ini. Aku langsung masukkan penis dan mulai menggenjotnya di vagina istriku yang masih kering ini.

“Mi… Andre suka sama kamu…. Kamu juga mau sama dia kan?”, gumamku dalam hati sambil terus menggerakkan pinggulku.

“Kamu… mau ditindih sama dia, Mi....? “, pikiranku membayangkan itu dan CRTTT CRRRTTT.

Sial, saking bernafsunya kini aku hanya mampu bertahan dalam hitungan detik saja…. Istriku pun tampak tak bereaksi apa-apa selain hanya sedikit mengangkangkan kakinya, tak ada desahan atau lenguhan. Tapi memang dari dulu istriku seperti itu… dia tidak mengenal seks sama sekali, tak berani mengungkapkan rasa kenikmatan saat bercinta… hal itu juga yang membuat aku kurang menikmati permainan seks dengannya.​


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com