𝐍𝐲𝐚𝐧𝐲𝐢𝐚𝐧 𝐓𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 𝐌𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐁𝐀𝐆.𝟑

 


Sekitar Jam 1 malam kami baru sampai di rumah kontrakanParmi. Disamping kamar Parmi tampak duduk seorang perempuan dengan rok mini dan kaos tank top sedang ngobrol dengan seorang laki-laki setengah baya. Mereka kelihatan mesra sekali walaupun aku melihat perbedaan umur mereka jauh. Kami pun segera masuk kekamar Parmi. Sampai di kamar aku segera merebahkan badan dan parmi masuk ke kamar mandi mau pipis sebentar katanya. Kunyalakan Tivi dikamar Parmi ada siaran sepak bola liga Inggris. Kubiarkan saja di siaran itu walau aku ndak begitu suka sepak bola.
Setelah selesai pipis Parmi masuk kekemar lagi dan kemudian tengkurap disampingku.

"itu tadi siapa mi?" tanyaku
"Ohh.. itu tadi sinta.. sama langganannya lah." Jawabnya.
"Ooooo, langganan apa? Tanyaku lagi
"Langganan ngentot lah, opo meneh"
"Jadi Sinta itu td pelacur juga?"
"Yahhh begitulah, Mas Anton mau? Biar ku panggil kemari" berkata begitu Parmi sambil memuncungkan bibirnya.

"nggak ah.. berapaan klo sama Sinta?" Tanyaku lebih lanjut.
"Tertarik ya mas, ntar tanya aja sendiri ma Sinta. Tapi termasuk lebih murah kog dari aku. Kayaknya dibawah 500. " jawab Parmi
"Enggak Cuma tanya aja kog. Lagian klo mau ML kan dah ada kamu disini, gratis lagi hehehehe" kataku
"ehhhhh... siapa bilang gratis, bayar lho sama kayak Pak Zulham 4 juta semalam. Hihihi" kata parmi sambil tertawa memperlihatkan bibirnya yang rapi. Aku pun ikut tertawa. Dan karena gems kucubit pipi Parmi.
"Eh mi, aku nggak nyangka lho kalo kamu yang ngambil perjakaku."
"Jadi mas nyesal?" tanya Parmi.

"nggak ah. Aku malah seneng. Kau itu kan sebenernya cinta pertamaku, aku aku dulu nggak berani ngomong, lalu kau tinggal nikah pula."
"Jadi mas beneran dulu cinta sama aku?" Tanyanya lagi
"iya mi, bahkan sampai sekarang. Kau tadi ngomong kalau mau nikah, gimana kalau habis aku wisuda kita nikah di kampung."

"Ah mas ada-ada aja. Aku masih ndak yakin kalau mas Anton ini masih mencintaiku" kata Parmi
"Mas udah tau aku sekarang begini, aku ini orang yang udah kotor, aku takut kalau menikah sama mas" lanjutnya
"lho kenapa takut mi, aku bukan penjudi, kamu juga tahu siapa aku. Apa kamu takut aku nggak bisa kasih kamu makan."
"Yo ndak gitu mas, nikah itu urusannya agak berat. Kalau mas mau tau aku itu sebenarnya juga sayang sama mas Anton. Dan karena itu aku ndak mau nikah sama mas Anton, takut nanti menyakiti hati mas anton dan keluarga mas Anton. Dan bisa-bisa menyakiti diriku sendiri." Sambil berkata begitu Parmi membelai rambutku dengan mesranya.

"Maksud kamu gimana mi. Lha wong aku yang nikah kog bisa menyakiti keluargaku." Tanyaku kemudian
"Seharusnya mas udah tau ndak usah tanya. Aku yakin mas udah tau jawabnya."
"Aku bener ndak tau maksudmu mi. Aku ini walaupun mahasiswa tapi wong ndeso yang bodho, kuper kurang gaul. Kuliah aja sampe tujuh tahun gini. Nah menikahi kamu ini kuanggap berkah yg luar biasa. Aku masih mencoba terus meyakinkan parmi akan hal ini , walaupun aku ndak yakin akan kata-kataku sendiri. Apa iya aku akan ikhlas menikahi Parmi, walaupun ia sangat cantik tapi gak bisa dipungkiri kalau ia sekarang menjual dirinya.

"Gini lho mas. Aku nikah sama mas, sekarang ini mikirnya mungkin yang sederhana saja, tapi gimana kalo seandainya nanti tiba2 kita bertengkar, apa mas ndak ungkit-ungkit masa laluku. Itu nanti menyakitkan mas, baik aku sendiri atau mas Anton. Lah gimana kalau ternyata itu terdengar orang tua mas, apa mereka ndak sakit hati, trus orang tua kita juga bertetangga, trus gimana kalo hal ini terungkap ke tetangga yang lain. Aku ndak yakin akan hal itu mas." Kata Parmi menjelaskan maskudnya tadi.

 Akupun sebenarnya mengerti maksud, dan memang itu juga yang memberatkanku
Akhirnya kami terdiam, masing-masing sedang merenungi diri. Aku juga sedang merenungi diriku. Diantara teman-temanku sekampung, walaupun aku berstatus mahasiswa namun justru akulah yang paling kuper. Sebenarnya wajahku juga nggak jelek, hanya saja kemiskinan membuatku tak mampu beli pakaian yang layak, yang gaul dan funky. Sampai sekarang aku hanya punya 2 celana panjang yang layak pakai. 1 celana jeans pemberian teman kuliah, dan 1 celana kain yang bekas punya masku. Lainnya adalah celana belel yg warnanya udah pudar. 

Apalagi baju. Selama kuliah akulah mahasiswa yang paling setia memakai kaos oblong hingga pernah diusir dari ruang Dekan karena pakai kaos oblong. Kemeja hanya 1 yang hanya kupakai saat-saat penting saja. Dan kemeja inilah yang kubawa ke kesini, karena aku mau ke kantor kesbanlinmas. Uang sangat jarang punya karena aku hanya mengandalkan narik ojeg dikampung yang harus juga berebut dengan teman-temanku yang lain. Makanya aku jadi orang yang paling nggak berani mendekati cewek. Dikampusku banyak cewek cantik nan seksi, namun tak satupun aku berani dekati mereka. Sehingga sampai umurku yang ke 25 tahun ini aku belum pernah pacaran sekalipun. Padahal aku sudah rutin Onani sejak kelas SMP. Semua pelampiasanku hanya ke Onani.

"Mas Anton.. " kata parmi mengejutkanku.
"Aku mau jujur kepadamu ya mas."
"Setahun yang lalu aku pulang ke Matesih. Dan sebenarnya aku sering pulang mas, sekedar nengok bapak. Aku pernah melihat mas."
"Dimana?" tanyaku sambil mengkerutkan dahiku.
"Di sawah mas" jawab Parmi
"Oh.. kapan itu?"
"Setahun yang lalu. Ketika aku mau balik lagi ke Semarang dan dijemput Mas Bambang yang kebetulan mboking aku disolo selama 2 hari. Aku lewat jalan kulon ndeso dengan mobil sama mas bambang itu karena takut ketahuan orang. Nah aku melihat mas lagi di sawah. Lagi duduk di pematang gitu ngobrol sama lik Wito kalo ndak salah." Cerita Parmi padaku

"Lho trus apa masalahnya kalo begitu"
"Ndak ada masalah memang, hanya saja aku waktu itu jadi berpikir, ternyata ada seorang mahasiswa yang nggak kemaki sama sekali. Yang kutahu mahasiswa itu kebanyakan sok mahasiswa, Sok pinter dan lain-lain. Liat aja tu dikampung kita itu, anak pakde Darmo, Trus anake Marto rambak, itu kan sombong kali gaya, keminter dan njelehi mas. Tapi ketika liat mas ternyata sangat berbeda. Mas itu mahasiswa yang tidak kelihatan mahasiswanya. Padahal orang sekampung kita yang kuliah di Negeri Cuma mas, yang lainnya kan swasta semua." Dengan semangat Parmi menceritakan itu. Aku pun sedikit tersanjung atas cerita Parmi ini.

"Itukan karena aku ini anak orang miskin mi. Kamu pun Bapakku itu sama dengan Bapakmu Cuma petani kecil dikampung. Jadi aku ndak punya uang untuk bisa seperti Mas Tardi, Mas Hari atau anak Pakde Darmo lainnya." sanggahku
"Aku yakin bukan karena itu mas. Aku yakin ini karena kepribadian. Buktinya anak lik Marto rambak itu, sombongnya minta ampun dan suka sok gaya. Padahal bapaknya samalah kayak orang tua kita. Wong cuma bakul rambak gitu."sambung Parmi kemudian
"Ah.. aku kira beda kog mi, aku ini menyadari dimana posisiku siapa bapakku. Aku begitu karena aku ini yah memang begitu. Habis mau apalagi."

Parmi kembali menatapku dengan mata yang berbinar. Walaupun tidak tersenyum namun keunikan wajah parmi adalah seolah wajahnya selalu menampilkan senyuman menawan seperti lukisan monalisa. Itulah yang kusuka sejak dulu.
"itulah yang membuatku selalu teringat sama Mas Anton sejak penglihatan itu."
"Apa sebabnya mi?"
"karena mas berbeda itulah yang membuat aku merasa telah jatuh cinta lagi, dan kayaknya sama mas Anton" kata Parmi serius namun dilambari senyum manisnya. Akupun tersenyum.

"terus kenapa kita gak nikah saja mi, toh kamu merasa mencintaiku dan aku juga mencintaimu."
"Ah jangan bicara soal nikah lagi to mas.. saya ndak suka" jawab Parmi
"Kalau mas mau, aku pengin hubungan kita tetap seperti yang kita mulai saat ini." Lanjutnya
"kamu memang aneh kog mi" sahutku kemudian
"Aku mencintai mas tapi nggak ingin memiliki mas, begitu juga sebaliknya. Nah mumpung kita masing-masing belum terikat pernikahan ya kita berhubungan saja. terserah mau di sebut pacaran atau apa." Kata Parmi "aku rasa itu lebih fair bagi kita mas." Sambungnya.

Aku berpikir sejenak, namun pikiranku juga membenarkan pendapat Parmi, namun apakah aku tidak cemburu kalau pas lagi sama Parmi tiba-tiba ia di booking sama tamunya. Ah.***k taulah.
"Okelah mi kalau itu maumu, Cuma aku bingung juga hubungan macam apa ini. Tapi ndak apa-apa asal kita bahagia dan bisa menikmati hubungan ini."
Mendengar jawabanku itu tiba-tiba Parmi memelukku dan mencium bibirku dengan lembut. Aku pun membalas mengulum bibirnya yang lembut dan bibir kami saling berpagutan. Kadang-kadang Parmi memberikan kecupan-kecupan kecil. Hidungnya yang mbangir disentuhkannya ke pucuk hidungku yang mancung. Lalu kami berciuman lagi dengan mesranya. Lidahku kemudian menjulur menyapu gigi serinya dan parmi pun kemudian membuka mulutnya. Lidah kami saling mengait dan air liur kami pun bertukaran.

"Mmmppphh...aku sayang kamuu mas anton" bisik Parmi disela ciuman kami. Sudah jam 2 malam kami bercinta lagi, entahlah, rasanya pertemuan kami ini mampu menghilangkan capek dan ngantuk. Bahkan rasanya kami nggak ingin tidur, pengin bercinta sepuasnya.
Bibirku masih terus menyerang bibir Parmi dengan ganasnya, dan Parmi pun selalu mengimbangi ciuman-ciumanku. Tanganku mulai menjelajah ke bagian dadanya, kuremas lembut payudaranya bergantian. Parmipun semakin erat memelukku dan kakinya sudah mulai mengaitku. Kurasakan hangat tubuh parmi. Lama sekali kami saling berciuman dan saling meraba, tangan parmi mulai mencopot resleting celanaku dan tangannya mencari bantang penisku yang sudah tegang dan keras. Sambil tetap berciuman di kocoknya penisku pelan-pelan.

"Mmmmhhhh.. Ahh.. aku suka kontol mas ini." Rayu Parmi padaku, dan ciumanku perlahan mulai mengarah ke lehernya. Aku melihat reaksi parmi kegelian ketika aku menciumi lehernya dan berusaha melindungi lehernya dengan menundukan kepalanya.
"kenapa" tanyaku
"Geli mas, ndak biasa dicium dileher" Jawab Parmi
"udah nikmati aja" kembali aku mencoba menciumi lehernya. Baru beberap jilatan dileher parmi ketawa dan menghindar "hi..hi..hi..hi..hi, geli mas gak betah" akhirnya aku coba mencium dadanya yang masih tertutup kaos itu sambil tanganku yang satu meremas payudaranya dengan lembut. Kutarik kaosnya keatas untuk melepaskannya, kulihat kedua gundukan putih yang masih tertutup Bra warna putih. 

Kuciumi bagian atas payudara itu sesekali kutekan tanganku pun berpindah tak Cuma meremas payudaranya tapi juga mengelus-elus perutnya yang rata. Lalu tanganku pindah kebelakang mencari kancing Bra nya dan dengan satu tangan aku bisa melepaskan bra. Akhirnya susu parmi terbebas dari bungkusnya. Puntingnya yang merah kehitaman segera aku lumat habis sementara tangan satunya lagi meremas-remas yang sebelahnya.

"Augghhh.. " Parmi mendengus keenakan, dia tadi waktu cerita bilang kalau bagian payudaranya adalah titik rangsangan paling efektif kalau ingin segera membuat dia terangsang. Kemudian dengan kakinya parmi berusaha mencopot celana panjangku. Karena kesusahan aku bantu dengan tanganku untuk melorotkan celanaku sampai kedengkulku. Sambil tetap kuserang bagian payudaranya yang ranum, Parmi mendorong celanaku dengan kakinya hingga copot dari kakiku. 

Sementara bagian bawaku sudah telanjang dan parmi telanjang bagian atasnya. Aku sangat mengagumi keindahan payudara Parmi ini. Dan kini aku aku tidak menyerangnya lagi, aku ingin menatap sepuasnya dulu sebelum bermain-main dengan payudara yang ranum itu. Parmi pun heran melihat tingkahku itu.

"Ada apa mas?" tanya parmi kemudian.
"Aku ingin mataku ini jenuh dulu melihat payudaramu yang indah itu, bukankah besok klo urusanku selesai aku harus pulang ke Matesih" jawabku. Parmi tersenyum lihat tingkahku dan dibiarkannya ku menatap payudaranya yang indah itu. Aku memang belum pernah melihat payudara secara langsung kecuali lewat film bokep yang kutonton. Dan sekarang aku melihatnya bahkan sudah menikmati sejak siang tadi. Sepasang payudara yang benar-benar indah bentuknya dihiasi punting yang kecil bulat menyembul di puncaknya menantang sekali. Apalagi dalam kondisi terangsang begini punting itu begitu keras menyembul. Ukuran payudara ini memang tidak terlalu besar, namun tidak kecil sehingga seperti sepasang mangkup terbalik di dada Parmi.

Tau kalau aku sedang mengagumi payudaranya, Parmi kemudian bangun dan duduk. Dengan seksi tangannya mulai menyangga payudaranya dan membuat gerakan-gerakan erotis memancing birahiku. Kadang tangannya diangkat keatas kemudian dia seperti menari-nari erotis sambil badannya melengkung kebelakang sehingga semakin jelas keindahan payudara itu. Sungguh pemandangan yang sangat indah yang pernah kusaksikan. Setelah puas menikmati keindahan payudara parmi akupun ikut bangun dan mulai kudaratkan ciuman di punting payudara Parmi sementara kedua tangannya kugunakan untuk meremas-remas kedua bukit kenikmatan itu.

"Ughhh... enakkk bangets mass..." rintih Parmi ketika aku mulai menggigit-gigit kecil payudaranya. Kadang kupuntir-puntir puntingnya ketika bibir dan lidahku menyapu bagian pangkal payudaranya. Tangan Parmi mulai bergerak kebawah mencari batang penisku, dan mulai membalas perlakuanku pada pentil susunya dengan mulai mengocok penisku dengan lembut. Sentuhan tangan Parmi yang lembut di penisnya membuat penisku semakin tegak berdiri.

"Ssshhhhh... Ssssshhhh.." Parmi mendesis sementara mulutku masih sibuk mengelola kedua payudaranya bergantian. Pelan-pelan mulai kurebahkan lagi tubuhnya dan dia melepaskan pegangan pada batang penisku. Kembali kucium kedua payudara terus perlahan merembet ke perutnya yang rata, kusapu dengan lidahku semua bagian perutnya sampai ke pinggangnya. Lalu pelan-pelan aku buka resleting celananya dan kupelorotkan celananya. Parmi membantu dengan mengangkat sedikit pinggulnya sehingga memudahkan aku menarik celananya. Kulihat mulusnya paha Parmi, dengan tanganku mulai kuelus-elus paha parmi dengan sentuhan yang sangat perlahan-lahan.

"Aaaaahhh..." kulihat parmi begitu menikmati sentuhanku itu. Dari sekedar sentuhan tangan ku ganti dengan ciuman bibirku di sepanjang pahanya dan kubuka pahanya lalu aku pindah duduk dibawah selangkangan Parmi, aku belum bermain diselangkanganya langsung dan belum juga melepas celana dalam Parmi. Kuangkat kaki parmi yang sebelah kiri lalu dengan lidahku aku mulai menjilat betisnya, sementara tanganku mengusap pahanya sampai ke pangkal pahanya. Lidahku terus merayap pelan naik melewati dengkulnya sampai ke pahanya. Dengan lembut kujilat-jilat paha mulus Parmi sampai ke dekat selangkangannya.

"Iiiiihhhh...terus sayanggg... enak dijilati git..uu uhhhh " erangan Parmi menerima jilatan lidahku dipahanya. Matanya terpejam menikmati sapuan lidahku di pahanya. Lalu aku pindah ke kaki kanannya dan memperlakukan sama dengan kaki kirinya. Puas menikmati keindahan kaki Parmi aku kembali menyerang perutnya. Jilatan di perutnya semakin kebawah sampai ke batas celana dalamnya, sambil tetap menjilati perutnya tanganku mulai menurunkan celana dalam Parmi, mula-mula nampak bulu jembutnya bagian atas yang agak lebat lalu kelihatan gundukan memek yang ditumbuhi rambut jarang-jarang. Kulepas celana dalamnya lewat dua kakinya dan kini Parmi benar-benar telanjang bulat dihadapanku. Akupun kemudian melepas kaos yang kukenakan.

Dengan penuh nafsu mulailah lidahku menjelajahi setiap sudut di selangkangan yang bau khas memek. Memek Parmi yang banjir itu aku jilati mulai dari bagian atasnya yang berjembut turun kebawah kebagian bibir memeknya yang agak tebal. Lalu tanganku pun membantu membuka belahan memek, dan nampaklah bagian dalam memek parmi. Ini pertama kali aku melihat memek parmi bagian dalam. Bentuknya unik, dibagian dalam ada bibir lagi yang menggelambir dan mengkilat karena lendir yang keluar dari lubang memek itu. Dibagian atas ada tonjolan yang setiap kali aku sentuh Parmi pasti langsung menggelinjang keenakan. Langsung kudaratkan lidahku disana.

"Ahhhhhhh........" lenguh parmi ketika lidahku mulai menjilat pelan bagian tonjolan kelentitnya. Lama aku mempermainkan kelentit itu yang membuat memek Parmi semakin banjir dan mengeluarkan bau khas. Kadang kugigit dengan menggunakan ujung bibirku dan bahkan dengan gigiku.
"Uhhhh... ahh.. en...nak Mmmm ... mass...Te...yusss mas...." Parmi mulai kelonjotan keenakan dan dia berusaha menekan memekmu ke kepalaku. Akupun semakin bernafsu ngerjain memek parmi hingga akhirnya lidahku mulai menyeruak lubang memeknya yang penuh lendir itu.

"Slurrrppp.. slurrpppp... suara sedotan mulutku mengurangi lendir memek parmi, setelah itu lidahku mulai menyapu labia minora memek itu dan mulai menusuk lobang memek Parmi.
"Ahhhhhh.. Ughhhhh..." jerit parmi.. Lidahku masuk ke dalam lobang memek semntara hidung mampu menyentik kelentit parmi yang mulai keras menonjol.. kadang aku memasukkan jari tengahku menjelahi lobang memek parmi..

"Ahhh.. bengkogkan keatas mas jarinya.. biar tambah enek " perintah Parmi.. akupun menurutinya. Ketika jariku masuk setengahnya kubengkogkan keatas dan menemukan bagian yang agak bergerigi, ku gesek bagian itu dengan ujung jariku, spontan Parmi langsung menghentakkan pantatnya ke atas..
"Auuhhhhh... Auhhhhh" jerit parmi ketika aku mulai menyentuk bagian itu..

"Aagghhhhh.. terus mas.. enak disitu..." berkata begitu Parmi sambil merangsang bagian payudaranya dengan kedua tangannya. Diremasnya payudaranya sendiri sementara aku mekin intens memasukkan jariku dilobang memeknya. Biar Parmi makin enak lidahku mulai menyerang bagian kelentitnya.
"Uuhh.. uhhh...ahhh.. ahhh..." Teriak parmi memenuhi ruangan kamarnya. Aku yakin tetangga kamarnya pun mendengar jeritan parmi ini. Apalagi ditengah malam yang sunyi gini.

Gerakan tangankupun semakin cepat, akupun merubah posisiku di samping Parmi. Mulutku kembali menyerang punting susu parmi, sementara tanganku tetap aktif di selangkangannya. Kini jempol tanganku yang aktif memainkan kelentitnya sementara jari tengahku tetap dilobang memeknya. Kini Parmi mendapat rangsangan di tiga tempat langsung. Punting susunya dengan lidahku, Lobang memeknya dengan jari tengahku dan kelintitnya dengan jempol tanganku. 

Parmipun makin kelonjottan.. matanya terpenjam menikmati gairah sex yang makin memuncak.. setelah sekian lama akhirnya tubuh Parmi makin hangat dan menegang..pelan-pelan kenikmatan itu mencapai puncaknya sampai akhirnya meledak tanda tanganku yang diselangkangan dijepitnya kuat-kuat dan tangan Parmi mencekeram pundakku kuat-kuat lalu memeluk begitu erat. Aku merasakan hentakan kenikmatan tubuh Parmi.

"Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh... akkk...kuu kell.....luar Mmmmmmassss"Jerit Parmi kemudian. Sejenak parmi mengejang kelonjotan beberapa saat. Saat tanganku mulai lagi bergerak mau mengocok memeknya lagi.. parmi menahannnya..
"Uhhh.. ntar mas.. ngilluu" sergah parmi.. akupun membiarkan parmi istirahat sebentar. Matanya masih terpenjam, nafasnya masih ngos-ngosan namun mulai teratur lagi.

Setelah beberapa saat Parmi mulai membuka matanya dan tersenyum padaku.
"Mmmhhh.. enak banget kocokan tanganmu mas.." bisik Parmi. Tangannya kebawah dan menarik tangank lalu diarahkan ke mulutnya. Dilumatnya dengan lembut jari-jariku yang belepotan lendir memeknya. Terasa hangat dan enak lumatan mulut Parmi di tanganku.
"Parmi pengin gantian merasakan kontol Mas Anton.. malam ini aku pengin ngentot sampai pagi sama mas.." bisik Parmi.

"Aku juga pengin mi.. aku ingin memanfaatkan pertemuan kita ini dengan ngentotin kamu sepuasnya." Lalu aku bangkit dan membuka selangkangan Parmi, kuarahkan kontolku ke lobang memek Parmi, namun Parmi mencegahnya.
"Sabar mas.. " Parmipun ikut bangkit dan mencium bibirku, akhirnya kami saling melumat lagi, tangan Parmi turun kebawah meraih penisku, dengan lembut dikocoknya penisku, dan Parmi mendorongku untuk telentang lagi. Aku yang sebenarnya tidak sabar ingin segera memasukkan penisku ke lobang memeknya mengikuti apa yang keinginan parmi.

"Aku juga ingin main-main dengan kontol mas Anton dulu." Kata parmi yang kini nungging dibawah selangkanganku. Penisku ini ukurannya aku rasa biasa aja. Tidak besar seperti cerita parmi soal ukuran penis Pak Zulham yang keturunan arap itu. Pernah aku mengukur ketika aku baca majalah tentang standar penis orang asia. Ternyata masih dalam kategori standart. Panjangnya cuma 12 cm dan diameter kurang lebih 3 cm. 

Tapi parmi mengatakan itu sudah diatas rata-rata, sebab kebanyakan orang yang pernah tidur dengan parmi penisnya lebih kecil. Seperti bos Handoko atau yang sering di panggil koko aliang ternyata penis nya sangat kecil paling cuma 8 cm panjangnya.
Pertama-tama dijilatnya ujung penis yang keliar cairan bening itu, lalu kepalanya disapu dengan lidahnya. Sapuan lidah Parmi di kepala penisku membuat rasa geli nikmat. Apalagi ketika sapuan lidah itu kebagian leher penisku..

"Uhhh.. enak mi" kataku..
"Mas mau keluar dimulutku atau di memekku?" tanya parmi dengan masih tetap memainkan penisku.
"terserah parmi, yg penting enakkkk" jawabku. Parmipun tersenyum lalu dengan sangat pelan ujung bibir menyentuk ujung penisnya sementara tanganya yang lembut memegang bagian pangkalnya. Kepala penisku masuk pelan-pelan kedalam mulutnya yang juga terbuka pelan-pelan. Gesekan pelan bibir seksi Parmi ke batang penisku meninbulkan rasa nikmat yang luar biasa. Bibirnya pelan-pelan mulai melawati bagian kepala lalu kelehernya, sampai disitu Parmi memainkan lidah dalam mulutnya menyapu ujung penisku dan kepala penisku. Lalu dikeluarkannya lagi dan dimasukkan lagi pelan-pelan makin dalam sampai ke tengah batang penisku. Rasa hangat menyelimuti penisku, dan parmi mulai menyedot penisku..

"Uggghhhh.." erangku. Lidah parmi bermain-main lagi ke kepala penisku, lalu dilanjutkan dengan menaik-turunkan kepalanya pelan-pelan. Aku benar-benar menikmati kelembutan bibir dan lidah parmi bermain di penisku. Rasa nikmat yang ditimbulkan bukan saja dipenisku tapi merambat keseluruh tubuhku, sampai tubuhku serasa melayang-layang. Ini adalah pengalaman dapat Oral sex pertama yang aku nikmati. Tempo gerakan kepala Parmi bertambah agak cepat, dan rasa nikmat itupun juga mulai bertambah. Rasa gatal di seluruh bagian penisku membuat aku kadang ikut menaikkan pantatku agar penisku makin dalam masuk ke mulut Parmi.

"Enakk sayang...??" tanya parmi sambil melepaskan kulumannya dan menatapku air liurnya menetes dibagian pinggir bibirnya
"enak.. nikmat banget mi.. kamu memang pintar" Parmi tersenyum dan kembali memasukkan penisku ke mulutnya.
"Ugghhhh.." erangku dan Parmi mulai mengocok penisku dengan mulutnya
"slupp..slupp.. sluppp" bunyi kecipak mulut parmi makin menambah suasana erotis kamar itu. Tangan parmi pun membantu mengocok bagian batang bawahnya sehingga nikmat yang kurasa semakin meningkat. Akupun memejamkan mata, walau sebenarnya tak rela kejadian itu terlewat dari mataku. Namun nikmat yang luar biasa membuat aku tak tahan untuk terus membuka mata. Mulut parmi lalu berpindah ke buah zakarku dijilat dan dilumatnya buah zakarku lalu kembali ke penisku lagi. Begitu seterusnya sehingga kenikmatan itu akan mencapai puncaknya setelah kurang lebih 5 menit Parmi menyepong penisku. 

Pelan-pelan kenikmatan itu menuju puncaknya dan ketika masa ejakulasi itu tiba. Dan aku siap menyemprotkan spermaku kedalam mulut Parmi, tiba-tiba dengan jarinya Parmi menekan selangkanganku antara lobang anusku dan buah zakarku. Aku yang awalnya kelonjotan karena amu ejakulasi jadi tertahan tidak jadi menyemburkan spermaku. Naum kenikmatan ejakulasi tetap kurasakan walau diselingi rasa tidak nyaman dibagian dekat anusku gara-gara aliran sperma yang ditahan parmi.
"Ahhhh... " erangku. Dan parmipun menghentikan aktivitas di penisku.
"Enak kan sayang.." berkata begitu sambil Parmi pindah kesampingku.
"Iya mi.. tapi aku gak jadi keluar."

"Nanti keluarnya di memek parmi aja mas.. yang kedua pasti lebih nikmat dari ini tadi." Kata parmi kemudian. Dan batang penisku ternyata masih tegak berdiri, dari situ aku tahu setelah sekian lama berhubungan dengan Parmi, ternyata Parmi mempelajari berbagai teknik ngesex dari internet. Selama jadi wanita panggilan untuk bos-bos itu parmi belajar banyak bagaimana memuaskan para lelaki yang membokingnya. Dan itu yang membuat banyak laki-laki yang pernah tidur dengannya sekain tergila-gila dengan parmi.

Bahkan tiga bulan yang lalu Parmi pernah mengajari seorang perempuan bernama Ester istri dari Pak Dicky yang pernah memboking dia bagaimana cara ngesex yang bisa memuaskan laki-laki. Bu Ester sebenarnya ngelabrak Parmi di Dealer namun diusir oleh bosnya perempuan dengan mengatakan kalau Ester kurang pinter melayani pak Dicky. Padahal menurut Parmi Bu Ester ini seorang ibu muda yang cukup cantik, kulitnya bersih dan badannya pun seksi. Bahkan kadang parmi merasa kalah cantik dengan ibu ester ini. 

Sampai suatu hari Ibu ester menelpon Parmi dan mereka membicarakan Pak Dicky. Bu Ester telah memaafkan Pak Dicky dengan janji tak akan mengulangi lagi dan juga mengancam Parmi untuk tidak menggoda suaminya lagi. Parmipun mengiyakan tapi juga menyampaikan alasan bahwa bukan dia yang menggoda namun suaminya yang pengin dengan membayar mahal Parmi untuk menemaninya tidur dan itu baru terjadi 2 kali.

Akhirnya seharian Bu Ester belajar sama Parmi tentang teknik-teknik Sex yang ia pelajari dari internet dan telah ia praktekkan ke beberapa laki-laki yang pernah menidurinya. Bu ester memang tidak ikhlas Pak Dicky suaminya tidur dengan perempuan lain, namun ia juga tak mau bercerai dengan suaminya itu, akhirnya bu Ester mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya dari parmi dan lalu menelpon Parmi kalau ia berhasil menjerat suami dalam kenikmatan sex. 

Bahkan kini seminggu sekali bu ester menemui parmi. Bersama-sama Parmi mulai mengeksplorasi tentang dunia Sex baik dari nternet maupun melalui melalui even2 atau seminar tentang sex. Bu ester yang pada dasarnya seorang yang terpelajar dengan cepat menguasai itu, dan kini jadi perempuan yang sangat memperhatikan kehidupan sexualnya. Dan sampai kini pak Dicky benar-benar tidak lagi menghubungi Parmi apalagi setelah tau kalau parmi dekat dengan istrinya.

Setelah sekian waktu beristirahat parmi mulai mengelus penisku lagi, lalu dikulumnya nya penisku sekedar membasahi dengan ludahnya.
"mas diatas dulu, tahan jangan sampai keluar. Kalau mau keluar berhenti dulu tarik nafas. Aku ingin menikmati kontol mas dalam di memekku" kata parmi lalu parmi telentang disamping. Akupun bangkit dan terbujur indah tubuh parmi telanjang bulat membuatku bernafsu pengin segera ngentotin dia.

 Kubuka lebar pahanya dan pelan-pelan kusentuhkan dulu kepala penisku ke bagian kelentitnya kugosok-gososk sebentar lalu pelan-pelan kumasukkan ke lobang memeknya. Kepala penisku menyeruak di labia minornya lalu masuk kedalam. Aku sangat menikmati keindahan ketika penisku pelan-pelan masuk kelubang memeknya sampai akhirnya amblas ke pangkal-pangkalnya. Bu biarkan sejenak dan Parmi melakukan kegel mengurut-urut batang penisku.

Uhhh.. Memekmu anget banget di kontolku mii" kataku. "kontolmu pun berdenyut-denyut mas.. itu yang aku suka. Kita nikmati bentar ya mas.. yang terburu-buru ngocok memekku walaupun aku sendiri juga menginginkannya." Kata Parmi membimbingku. Aku pun mendiamkan penisku didalam memek parmi namun kami saling memberikan kegel dan kegel parmi begitu kuat seperti meremas batang penisku didalamnya.

"Ssshhhhh.... Desisku dan Parmipun tersenyum, setelah itu aku pelan-pelan mulai menggoyangkan penisku dalam posisi missionaris. Nikmat sekali, apalagi ketika aku menarik penisku parmi seperti merapatkan mekinya sehingga aku merasakan penisku seperti diurut dan di hisap.
"Ahhhh.. enak banget mii.." akhirnya kecepatan goyangan pantatku kutambah sehingga parmi mulai menjerit kenikmatan
"Ugghhhh...Ahhhhh... kontolnya ennaaakkkk" teriak parmi. Terusssss mass..... genjot terus memekkuu..
Clepp-clepp-clepp.. suara penisku yang keluar masuk memek marmi semakin mantab dan aku makin menambah kecepatan dan hujaman penisku ke memeknya pun semakin keras. Sampai bunyi benturan kedua kelamin itupun keras sekali kedengarannya, ditimbahi dengan desisan dan erangan kami berdua menahan kenikmatan yang luar biasa.

Plakk..plak..plakk..
Ahhhhh.. Ughhhh.. Ahhhhhhh.. ohhhh...
Tubuh parmi ikut bergoyang-goyang menerima sodokanku dan kedua payudaranya pun bergoyang-goyang seksi sekali. Ranjang kami pun berderit suaranya mengiringi alunan goyangan seksual kami seperti musik march. 5 menit setelah itu kenikmatan pun seperti mau pmencapai puncakknya sampai kemudian aku menghentikan gerakan itu menahan ejakulasi..

"Ahhhhhhhhh... aku mau keluar parmiii.."desisku sambil melakukan kegel menahan ejakulasi. Seperti kutarik kembali sperma yang sudah sampai ujung penisku masuk lagi ke kantong zakarku tempat sperma diproduknya. Setelah agak reda arus orgasmeku, aku minta ganti posisi, kali ini parmi gantian di atas. Dan Parmipun mulai jongkok diatas penisku dan pelan-pelan memasukkan penisku ke memeknya.

"Ugghhhhh..." desis Parmi lalu mulai dari pelan dikocoknya penisku dengan memeknya dan kemudian kecepatannya bertambah. Lendir yang semakin banyak keluar dari memek Parmi menimbulkan suara yang indah ketika penisku keluar masuk lobang memek Parmi.
"Prutt..prutt..prutt.."
"Ahh..ahhh.. ahhh.. uhhh.. uhhh.." suara Parmipun membahana memenuhi ruangan itu juga. Sprei tempat kami bertempur pun sudah tak beraturan. Rambut parmi yang acak-acakan kadang menutupi wajahnya semakin nampak seksi. Dan tanganku pun kemudian tak mau diam, kuraih kedua payudaranya dan kuremas kadang kupelintir kedua puntingnya.

"Ahhhh.. Ak..ku gakk tahann moasss" jerit Parmi..
"Uhhh.. uhhhh..Memekku guatelll.. kontolmu marahi gaa tell enakkk.. " berkata begitu parmi merubah posisi dari semula jongkok jadi mendudukiku, dengan demikian kelentitnya menempel di tulang kemaluanku. Lalu mulai goyang maju mundur semakin-cepat dan bahkan seperti bergetar..
"Uhhh.. uuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhhh..enaaaaakkkkkkk" pekik parmi

Dan tiba-tiba dia menindihku sehingga kedua payudaranya menempel didadaku, pantatnya bergerak naik turun, tanganku pun gantian memegan pantat bulatnya yang sedang naik turun mengocok penisku. Aku pun sebenarnya gak tahan. Dan tiba-tiba tubuh parmi menegang dan kocokan memeknya berhenti tapi jadi seperti mencengkeram penisku..

"Aaaaaaaaahhhhhhhhh... Aohhhhhhhh..aku nyampaiiii moass...." jerit parmi ketika sampai klimax. Aku yang sebentar lagi klimax karena kutahan nggak jadi klimak dan malah Parmi menggapai klimaknya. Nafas Parmi ngos-ngosan dan kurasa degup jantungnya mengencang. Tubuh kami sudah sama-sama berkeringat... aku juga ingin segera mencapai klimakku kubalik tubuh parmi tanpa mencopot penisku lalu mulai kugenjot memek parmi lagi. Dan Parmi yang masih menikmati orgasmenya menjerit-jerit karena ake langsung dengan kencang mengenjot memeknya.

"Ahhhhhh... aaahhhhh... ahhhhh... ahhh... aku gak tahannn masss..."
Kubiarkan ia menjerit-jerit. Baru satu menit ku genjot, parmi menarikku ke pelukannnya..
"Aahhhhh..aku keluar lagi masss.." dalam pelukannya pantatku tetap menggenjotnya sehingga Parmi kelonjotnya menikmati orgasme terpanjang yang pernah ia alami..

"Uhhhh... ohhh..pelan mas " tubuhnya tak lagi kelonjotan, matanya terpenjam namun kulihat wajahnya memerah dan mulutnya terbuka dan selalu menyuarakan "ohhhh" . Dilain waktu parmi menceritakan kalau saat ini dia mengalami orgasme yang panjang dan beruntun. Ia pernah mempelajari itu namun belum pernah mengalaminya. Ternyata agar bisa menikmati orasme panjang sekaligus multi orgasme dalam menikmati hubungan sexual harus menyertakan jiwanya. Ketika ia berhubungan dengan banyak lelaki memang ia pernah mengalami orgasme namun tidak sehebat sekarang. Orgasmenya bener-bener bisa ditarik ke seluruh tubuhnya, meliputi seluruh persendiannya, merelaxkan pikirannya.

Dan aku pun bisa merasakan betapa awalnya memeknya kuat mencengkeram penisku kini agak kendor namun memeknya jadi semakin lembut dan semakin hangat. Lendir yang keluar juga semakin banyak membasahi seluruh batang penisku. Aku yang hampir klimax tadi segera menyentuh batas ujung kenikmatanku. Secara pelan-pelan aku meraih puncak kenikmatanku dengan menggerakkan penisku pelan-pelan di memek Parmi. Parmi memang sudah tidak bergerak lagi, namun aku merasakan penyerahan total jiwa raganya sehingga gerakan pelanku menimbulkan efek orgasme yang berkepanjangan juga pada tubuhku. 

Ketika aku menghentikan gerakanku dengan memasukkan penisku sedalam-dalamnya dalam lubang memek Parmi, aku merasa memek itu menyedot pelan batang penisku kemudian dari ujung penisku mengalir sperma, tidak menyembur tapi mengalir. Dengan demikian orgasme inipun kurasakan merayap dari ujung penisku ke batang, memenuhi seluruh pantatku mengalis kebawah ke seluruh kakiny membuat persendianku lumpuh. Mengalir keatas serasa menghantikan jantungku dan sampai ke ujung kepalaku. Aku benar-benar merasa melayang dan ambruk ke atas tubuh parmi yang juga masih menikmati akhir orgasme panjangnya. Kuang lebih satu menit aku menikmati awal orgasme pelan ini dan berakhir. Akhirnya setelah agak reda arus orgasmeku aku turun dari tubuh parmi dan berbaring disampingnya.

Nafas kami makin teratur. Sampai akhirnya parmi mendesah pelan.. "Ohhh.. aku sangat puas malam ini sayang." "akupun puas sayang" Sahutku pelan, dan akupun diliputi ngantuk yang luar biasa. Mataku pun terpejam, beberapa saat kemudian aku merasakan parmi bangkit dari tempat tidur, namun karena aku sangat ngantuk aku gak sanggup membuka mataku lagi. Kudengar sayup-sayup suara air mengalir dan guyuran air. Kukira parmi sedang bersih-bersih dan mandi. Setelah sekian lama, setengah sadar aku merasakan sesuatu yang dingin menyentuhku. Rupanya parmi mengelap tubuhku dengan handuk basah. Dilapnya kemaluanku, kemudian seluruh tubuhku, setelah dikeringkannya tubuhku. Sungguh luar biasa pelayanan Parmi. Akhirnya dengan masih telanjang bulat kami tidur.

Pagi-pagi sekali aku merasa seolah ada sesuatu yang nikmat di selangkanganku, ternyata parmi sedang mengoral aku ketika aku masih tidur. Kontan saja aku terbangun dan batang penisku sudah tegak juga. Parmi lalu mengangkangiku dan kami ngentot lagi satu ronde pagi itu. Aku merasa stamina parmi ini luar biasa. Tadi malam kami ML hampir satu jam dan kurang lebih jam 3 kami baru bisa tidur. Kini jam 5 Parmi bangun dan ngajak aku ML lagi. Memang Cuma 15 menit kami ML tapi kami sama-sama puas. Habis ML Parmi mandi dan mengelap batang penisku lagi. Habis itu parmi membisikkan sesuatu di telingaku.

"Aku ke pasar dulu ya mas..mas tidur aja lagi nanti pulang dari pasar Parmi bangunin" bisik parmi
"Hmmmmm.." aku cuma bisa menjawab itu.
Dan benar jam 8 pagi aku dibangunkannya dan disuruhnya mandi kemudian diajaknya aku sarapan pagi. Setelah sarapan aku pergi ke Kantor Kesbanglinmas mengurus ijin skripsiku sendiri, kali ini parmi tidak ikut karena aku masih ingat jalannya. Dan hari itu juga semua urusanku terkait ijin skripsi di semarang selesai. Jam 1 siang aku kembali ke Kontrakan dan kutemukan Parmi ternyata tertidur. Langsung ku tubruk ia di tempat tidurnya. Kami bergumul bentar berciuman tapi tidak melakukan hubungan sex. Kemudian parmi mengajakku makan siang.


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com