Saatnya bercinta.....
Dorongan Adrian membuat tubuh Bu Triyana menelungkup di atas ranjang, kakinya menapak di lantai. Adrian mendindihkan tubuh di atasnya.
"Saya tau Ibu menginginkan seks yang seperti ini." Bisik Adrian di telinga Bu Triyana.
"Plak..plak..plak.." tamparan tangan Adrian keras di bokong besar Bu Triyana yang menungging.
"Aduuuhh..ssshhh.." Rasa sakit di bokong malah membuat darahnya berdesir. Ia menginginkan lebih.
Entah dari mana keberanian Adrian datang, semenjak keluar dari mobil dan mengikuti gerak tubuh Bu Triyana saat check in hingga masuk kamar, nafsunya sudah sampai ubun-ubun.
Otak mesumnya seakan bekerja cepat mengarahkan apa yang harus ia perbuat terhadap wanita setengah baya yang mengajaknya memasuki kamar hotel.
Adrian membuka kancing celana dan resleting Bu Triyana. Menurunkan celana beserta isinya hingga ke lutut lalu membuka dan menurunkan celana dan CD nya. Ia keluarkan penisnya lalu di usap-usapkan di belahan bokong yang putih bersih itu.
Kaki Bu Triyana bergetar, desiran gairahnya menguat. Vaginanya mulai berkedut. Seks seperti ini lah yang dia inginkan selama ini. Adrian ternyata bukan remaja kacangan.
Penis Adrian digesekkan pas dibelahan vagina yang terlihat tembem. Kaki Bu Triyana dirapatkan sehingga bokongnya semakin menungging. Tangan kirinya menekan punggung Bu Triyana ke bed.
"Adrian, sssshhh...apa yang kamu lakukan...eeeeggghhh.." desisan Bu Triyana semakin membuat basah vaginanya.
"Plak..plak..plak.." Adrian menampar pelan bokong putih mulus itu.
"Apa yang Ibu ingin saya lakukan terhadap Ibu?" Bisik Adrian yang membungkuk seakan menindih punggung Bu Triyana.
Tamparan dan godaan Adrian memicu kegelian yang luar biasa pada syaraf-syaraf tubuh Bu Triyana.
"Ssshhhh..Adriaaannn..kamu..eeegghhh..tau yang aku inginkan..eeemmhhh." Jawab Bu Triyana.
"Blesss.." Penis Adrian menghujam keras vagina becek Bu Triyana.
"Aaaauuugghhh...Adriiaaaannn.." lenguh Bu Triyana.
Adrian mendiamkan beberapa detik lalu mencabut penisnya.
"Eeeggghh...Adriaaann..tolonglaahh.." Suara Bu Triyana begitu seksi saat memohon.
"Tolongin apa Bu?" Jawab Adrian menggoda. Kepala penisnya bergerak maju mundur di bibir vagina Bu Triyana.
Bu Triyana benar-benar dibuat tak berkutik oleh seorang remaja yang sudah mulai lihai bermain birahi. Sensasi godaan Adrian justru menaikkan libidonya.
"Entotin ak...aaaahhhhhhh...ku..ooouuuhhhh.." Desahan itu keluar karena Adrian menusukkan penisnya sebelum Bu Triyana menyelesaikan kalimatnya.
Kedua tangan Bu Triyana disatukan dan dikunci dipunggung. Kepalanya sedikit menoleh. Mulutnya tidak berhenti mendesis.
"Seperti ini ya Bu?" Tanya Adrian menggoda sambil mencabut-tusuk penisnya.
"Adriaaannn...sssshhhh..ssshhh..memek ku geli kamu gituin..eeeeggghhhh.." desis Bu Triyana.
"Enak kan Bu?" Tanya Adrian semakin menggoda
"Kuuu..raaang..ee..naaakkk...eeeegghhhh...eeeggghhh.." Jawab Bu Triyana dengan suara gemetar.
"Enak begini ya Bu?" Adrian mulai memaju-mundurkan penisnya di dalam vagina Bu Triyana.
"Aaaahhhh..aaaahhh..iyaaa..oooouuuggghhh..Adriaaann.."
"Plak..plak..plak.." Adrian menampari bokong besar itu.
"Lebih enak kan rasanya?" Tanya Adrian konstan menggerakkan pinggulnya.
Tangan kiri mengunci kedua tangan dan menekan tubuh, tangan kanan menampar pelan bokong mulus dan penisnya menghujam teratur vagina Bu Triyana yang semakin basah kuyup.
"Ooouuuggghhh...enak banget..aku kepingin diginiin terus..aaaaaahhhh...eeeeeggghhh.."
"Ibu lebih binal dari Bu Kartika" Puji Adrian yang memang menyukai ekspresi dan verbal Bu Triyana. Memacu libidonya ke titik maksimal.
"Kontol mu enak bangeeeett."
"Aaaaagghhhh...aaaaggghhhh.."
"Pantas aja Kartika mendesah-desah binal begitu."
"Oooouuuhhhh...Adrian...aaaahhhgghhh..aku keluaaaar...eeeeeuuhhh...eeeuuhhhh.."
Racauan Bu Triyana membuatnya mencapai puncak setelah 10 menit hujaman konstan Adrian memicu vaginanya. Fantasi yang dipendamnya lama turut memberi andil orgasme yang diperolehnya.
Adrian malah mempercepat gerakan pinggulnya..
"Eeeeggghhh...eeeggghhh..Ibu bakalan ketagihan dengan saya..uuhghhh...uuuggghh.."
Penisnya tanpa ampun menghujam vagina yang belum selesai dengan orgasmenya.
"Adriaannn..eeeggghhh..aaaahhhh...aaaahhh..."
Bu Triyana hanya bisa mendesah. Kegelian pada vaginanya sangat luar biasa.
"Ooouuugghhh..aaaaauuugghhh.."
Bokong Bu Triyana pun bergoyang seiring gerakan pinggul Adrian yang keras.
"Plok..plok..plok.."
Suara tubrukan paha dan bokong menambah suasana mesum di kamar hotel itu.
"Adriaaaann..aaaaahhh...aaaahhh.." Jeritan pelan Bu Triyana menambah kecepatan pinggul Adrian. Kepala penisnya sudah berkedut.
"Saya keluaaaar...aaarrrghhh..ooouuuuhhhh.."
"Crot..crot..crot.."
Geram Adrian saat penisnya dihujamkan sedalam mungkin dan menyemprotkan pejuh ke seluruh ruang di dalam vagina Bu Triyana.
"Aaaaaaaaaghhhhhhh..."
Kaki Bu Triyana kelonjotan, bokongnya bergetar seakan memijit dan memeras habis isi penis Adrian. Tubuhnya menegang, mulutnya menganga dan matanya terpejam menikmati orgasme yang berulang kali.
Adrian menopangkan tangannya di pinggiran ranjang agar tidak menindih tubuh Bu Triyana. Nafasnya memburu, peluhnya menetes di kaos putih yang tidak dilepas.
"Memek Ibu lebih menjepit..jarang dipakai ya?" Tanya Adrian menggoda.
"Bohong, mana mungkin memek Ibu-ibu menjepit??!!" Sanggah Bu Triyana setelah berhasil mengatur nafanya yang ngos-ngosan.
Adrian bergulir ke kiri dan menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. Tatapannya mengarah ke plafon kamar.
"Kenapa getaran hati ku tidak seperti saat bercinta dengannya?" Adrian membatin.
"Adrian." Panggil Bu Triyana yang juga sudah telentang di ranjang. Kepalanya menoleh ke arah Adrian.
"Iya Bu." Jawab Adrian yang juga menoleh.
"Sudah berapa kali kamu ngentot sama Kartika?" Tanya Bu Triyana penasaran.
"Kenapa emangnya Bu?" Adrian balik bertanya.
"Kamu seakan tau seks seperti apa yang diinginkan wanita yang bersama mu." Puji Bu Triyana.
"Mungkin ini hanya kebetulan saja Bu. Entahlah, mungkin juga karena otak mesum saya penuh dengan fantasi seks." Jawab Adrian seenaknya.
"Hahaha..otak mu mesum karena didikan seorang ibu?" Goda Bu Triyana.
"Saya mandi dulu Bu..gerah tadi gak lepas baju." Adrian bangun dan berlalu ke kamar mandi.
Bu Triyana bangkit duduk memandang tubuh Adrian dari belakang.
"Bokongnya bagus juga ni anak."
"Ternyata remaja ini memang mengenakkan Kartika, pandai sekali engkau menandur bibit."
Bu Triyana tersenyum lalu melepas kaosnya. Tubuhnya terasa gerah dan lengket karena keringat sehabis memadu syahwat. BH kremnya selaras dengan kulit nya yang putih bersih dan mulus. Payudara yang besar itu sedikit kendor. Urat yang terlihat menandakan betapa segarnya kulit yang membalut gundukan kenyal di dadanya.
Adrian keluar dari kamar mandi bertelanjang bulat. Ia tercengang melihat payudara besar dan mulus yang masih terbungkus cup.
"Tete Ibu luar biasa." Puji Adrian yang berjalan mendekat.
"Sudah tidak sekencang tete nya Kartika." Elak Bu Triyana tak ingin besar kepala.
Adrian berdiri tepat di depan Bu Triyana. Kakinya masuk diantara kedua kaki yang Bu Triayana yang mengangkang. Ia menundukkan muka dan mengangkat dagu Bu Triyana.
"Cup..cup..cup.." Adrian mengecup mesra bibir tipis Bu Triyana.
"Ibu sangat menantang." Kata Adrian sambil melumat ganas bibir Bu Triyana.
"Mmmppphhh...sluurrpp..mmmhhhh"
Bu Triyana serasa melayang karena serangan di bibirnya. Ia membalas serangan pada bibirnya sama ganasnya. Tangannya bergerak otomatis merangkul leher Adrian.
Adrian mencoba mencari getaran pada hatinya tatkala mencumbui bibir Bu Triyana. Setelah beberapa saat ternyata ia tidak berhasil menemukannya.
"Mandilah dulu Bu, biar segar." Kata Adrian melepaskan rangkulan Bu Triyan dan membantunya berdiri.
"Nanti Ibu akan mendapatkan seperti yang Ibu impikan selama ini." Bisik Adrian mesra.
Bu Triyana tersenyum kecut, nafsunya yang hampir terbakar langsung padam.
"Kamu...." Kata Bu Triyana geram.
"Sebentar Ibu semok, mandilah dulu biar wangi" Goda Adrian, tangannya mengusap lembut bokong Bu Triyana dan,
"Plak..plak..plak.." tamparan lembut Adrian malah membangkitkan libido Bu Triyana.
"Aduh..Adriaaaaannn.."
"Awas kamu..."
Bu Triyana berjalan dengan geram ke kamar mandi.
Adrian mencoba mengesampingkan kegundahannya. Ia mengambil gulungan pita di saku celananya. Otak mesum itu otomatis mengembangkan imajinasinya. Ditaruhnya pita itu di bawah bantal. Merebahkan tubuhnya, mengganjal kepala dengan kedua tangan dan memeramkan matanya.
Tak berapa lama, Bu Triyana keluar hanya memakai handuk putih. Mengambil sebotol air mineral yang tersedia di kamar itu.
Dilihatnya Adrian yang dikiranya tidur, di amatinya tubuh kurus itu hingga ke penis yang masih setengah gagah. Ia tidak biasa memulai, jadi ia hanya bisa menelan ludah melihat penis yang beberapa menit lalu sudah membuat tulangnya seakan tanpa daya.
"Dia pandai memainkan libido dengan rangsangan-rangsangan kecil tanpa henti. Semuda ini pandai bermain seks. Dia tidak akan pernah mudah mendapatkan pasangan hidup yang bisa meladeninya dalam urusan ranjang."
Kata batin Bu Triyana, entah dia mengasihani atau memuji. Tidak semua wanita haus sex, tidak semua wanita berani mengeksplorasi fantasi sex nya. Patriarki yang turun temurun menyebabkan wanita hanya mampu menjadi objek seksualitas. Yang berani mendobrak sistem hanya segelintir, apalagi dalam urusan sex.
Adrian seperti ingin menumbuhkan perlawan terhadap sistem yang memenjarakan imajinasi dan peranan wanita. Bagi Bu Triyana, Adrian mencoba membuat wanita melakukan hubungan seksual dengan merealisasikan imajinasi-imajinasi liar mereka.
Awal bercinta tadi membuat Bu Triyana membangun asumsimya sendiri. Dia hanya menunggu apa yang akan dilakukan Adrian selanjutnya. Bu Triyana duduk di ujung ranjang mencoba mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Sssssshhh..kirain kamu tidur." Desis Bu Triyana akibat kecupan dan sedotan bibir Adrian di lehernya dari belakangnya.
"Ibu belum merasakan semuanya." Bisik Adrian melepas handuk yang melilit tubuh Bu Triyana dan membuangnya.
Tangan Adrian mengusap kedua pundak hingga ke telapak tangannya berulang ulang. Hembusan nafasnya meniup panas tengkuk Bu Triyana.
"Adriaaann..ssssshhhh" Bu Triyana hanya bisa mendesis dan memejamkan mata.
Kedua telapak tangan Bu Kartika disatukan. Bibir Adrian merayapi leher,tengkuk dan pundaknya.
"Eeeegggghhh..geliiii..."
Desah Bu Triyana tanpa menyadari telapak tangannya telah menyatu dan terikat tali pita pada sendinya.
"Kenapa tanganku diikat??" Tanya Bu Triyana begitu membuka mata.
Adrian menarik lembut tubuh Bu Triyana hingga ke tengah ranjang tanpa menjawab pertanyaannya. Adrian bergerak ke kanan dan membaringkan lembut tubuh molek itu. Tangan terikat itu ia angkat melewati kepala Bu Triyana dan mengikatnya di kepala dipan.
"Adriaaaannn..kenapa begini???"
Pertanyaaan itu hanyalah pengecoh untuk menyembunyikan gelombang birahi yang berdebur di seluruh tubuhnya.
"Cup..cup." Adrian mencium lembut bibir tipis menggoda itu.
"Eemmmppphhhh.."
Lumatan,jilatan dan kuluman bibirnya liar menyerang,
Bu Triyana yang terikat hanya bisa menggerakkan kakinya lemah. Nafasnya memburu begitu Adrian melepaskan ciumannya. Matanya berkilat penuh syahwat. Libidonya liar tanpa kendali. Seluruh tubuhnya meremang, putingnya membesar dan mengeras, vaginanya terasa gatal.
Adrian menyergap leher putih mulus Bu Triyana, menyedot dan menjilatnya.
"Ssssshhh..Adrian..jangan tandai leher ku..eeeeggghhhh.." Ucap Bu Triyana mengingatkan.
Adrian menyadari resiko dan dia tidak mau mengambil resiko dari sebuah hal yang tidak terlalu penting dalam bercinta
Jilatannya semakin menurun. Tangan kanannya bergerilya meraba dan meremas payudara kiri Bu Triyana.
"Ooouuuggghhh..Adriaann..aaaaggghh.."
Tangan Bu Triyana yang terikat hanya bisa berkelonjotan, kakinya bergerak tak beraturan karena rangsangan di leher dan payudaranya.
Tangan Adrian merayap menyusuri perut lalu turun mengusap kedua paha mulus itu hingga ke pangkalnya.
Lidahnya menggoyang puting kiri yang menantangnya sedari tadi. Jari tengahnya membelai bibir vagina Bu Triyana.
"Aaaauuuughhhhhh...aaaaaaaaahhhh..."
Deshan keras terlontar, bibirnya menganga, matanya terpejam dan badannya melengkung ke atas seakan menyodorkan puting itu untuk dilahap mulut Adrian. Bu Triyana mengejar kenikmatan.
Kaki Bu Triyana merapat menjepit jari Adrian di vaginanya. Adrian beringsut turun dan membuka lebar kedua kaki itu. Ia tengkurap, bibirnya tepat di atas vagina yang merekah itu. Ia meniupnya lembut.
"Whuuuuzzzz.."
"Eeehhh..Adriaaaannn.."
Bu Kartika hanya mampu mendesis dan menatap plafon kamar.
"Cup..cup..slurrpp..slurrppp.."
Adrian mengecup dan menjilati vagina itu dengan semangat.
"Aaauuuggghhh..oooouuggghhh.."
Bu Triyana terhenyak dan menjerit tertahan ketika merasakan lidah Adrian menyeruka masuk ke vaginanya. Kepalanya hanya bisa menggeleng kiri kanan mencium lengannya sendiri.
"Aaaahhh..Adriiaann..enggg.***aakk..kuuu..aaattt..aaaaaaaaahhhhhh.."
Bu Triyana tidak sanggup menahan gempuran gelombang syahwatnya. Cairan itu keluar deras.
Adrian tidak berhenti begitu saja. 2 Jarinya gantian menghajar vagina basah itu. Tubuhnya merangkak naik dan mengenyot puting kana Bu Triyana.
"Clepak..clepak..clepak.."
"Adriiiaaannn....ooooouuuggghhh...ooouuuggghhh.."
Suara kocokan 2 jari Adrian dan desahan keras Bu Triyana bergema di kamar yang luas.
"Aaaaaaagggghhhh..aaaaaggghhhhhhh..."
Rangsangan di vagina dan payudaranya membuat gelombang syahwat itu semakin tinggi. Tubuhnya berkelonjotan, tangannya yang terikat membuatnya tak berdaya dalam cengkeraman gairah yang membuatnya seakan enggan keluar.
Adrian tidak mau Bu Triyana keluar ke dua kalinya.
"Ibu pernah oral?" Tanya Adrian setelah melepas semua rangsangannya. Ia mengangkangi dada Bu Triyana dan mengarahkan penis di depan mulutnya.
"Heeehhh..heeehhh.." Bu Triyana ngos-ngosan menahan deburan birahinya yang tertahan. Matanya merah antara jengkel dan bergairah.
Ingin rasanya ia memegang penis itu lalu mengocok dan melumatnya. Tapi tangannya terikat,
Bu Triyana menatap tajam lalu mengelurkan lidahnya menjilat kepala penis di depannya.
"Uuuuhhhh..Ibu ingin kontol saya??" Goda Adrian.
Bu Triyana hanya menganguk pasrah, kilatan gairah di matanya semakin kuat.
Mulutnya terbuka siap melahap penis kenyal Adrian.
Pelan-pelan Adrian mengarahkan penisnya masuk ke mulut Bu Triyana. Dimaju mundurkannya di dalam mulut.
"Ssssssshhhh..mulut Ibu nikmat dientot..eeeegghhh.."
Adrian meracau dan mendesis keenakan. Di bawahnya Bu Triyana memejamkan mata menikmati penis kenyal di mulutnya,kepalanya sesekali bergerak mengikuti gerakan penis Adrian.
Kenikmatan di penisnya hampir melenakan Adrian. Setelah beberapa saat ia mencabut penisnya. Ia bergerak mundur dan berlutut di depan selangkangan Bu Triyana. Kedua paha Bu Triyana diletakkan di kedua pahanya, penisnya tepat di depan vagina Bu Triyana.
"Blessss!!"
Tanpa basa basi Adrian langsung menghujamkan penisnya.
"Aaaaaccchhhh..Adriaaaannn.."
Bu Triyana merasakan vaginya sesak. Penis itu membawa kegelian luar biasa pada klitorisnya.
"Eeeeggghhhh..eeeeggghhh..enak kan Bu?"
Adrian menggerakan otot pinggulnya maju mundur dengan cepat.
"Oooouuuccchhh...aaauuccchhh..kontol mu nikmat banget." Sahut Bu Triyana di sela desahannya.
Tangan Adrian meremas kuat payudara yang bergoyang turun naik akibat hempasan selangkangannya.
"Eeeeeecchhh...eeeeccchhhh.."
Desahan keduanya bersahutan.
Adrian yang capek dengan posisi ini. Setelah menghentikan sodokannya. Dia membalikkan tubuh Bu Triyana yang terikat tangannya. Bu Triyana tengkurap kakinya merapat dan Adrian memasukkan penisnya kembali.
"Eeeuuughhhh..memek Ibu benar-benar nikmat..uuuuggghhh.."
Adrian kembali menyodok vagina itu, kali ini gerakannya lebih pelan. Ia ingin menikmati jepitan vagina Bu Triyana yang lebih sempit rasanya.
"Adriaaaan..eeeegghhh..eeeegghh..lebih keras ngentotnya..eeeeegghh..eeeeggghhh.."
Bu Triyana sama sekali tidak pernah membayangkan bercinta dengan seorang remaja yang seliar ini. Remaja ini membuatnya tidak berdaya dengan gelombang kenikmatan di sekujur tubuhnya.
Adrian mengangkat bokong Bu Triyana hingga posisinya menungging. Adrian berjongkok dan kembali menghujam kan penisnya. Kali ini dia sangat liar.
"Ooouuuhhhh...ooouuuhhh..ooouuuhhh.."
"Terus..lebih cepat lagi..aaaaaahhhh.."
Racau Bu Triyana.
"Eerrrggghhh.."
Geraman kenikmatan Adrian menandakan ia hampir mencapai batasnya. Hujamannya semakin tak terkendali.
"Arrrrrgggghhhh...aaaaaaaahhhhhh..."
"Crot..crot..crot.."
"Aaaahhh...Adriaaaaannn...keluaaarrr.."
"Oooouuuugghhhhhh..."
Adrian menggeram, Bu Triyana melenguh. Kedua tubuh itu gemetaran, gelombang kenikmatan itu bergemuruh.
Keduanya kembali tumbang bersamaan dalam pergumulan syahwat yang kedua ini.
BERSAMBUNG ...