𝐏𝐞𝐭𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐁𝐢𝐛𝐢 𝐊𝐀𝐑𝐈𝐍𝐀 𝐃𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐦𝐚 [𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟐]

 


Hari Rabu ku Jalani kegiatan belajar mengajar seperti biasa, hanya saja waktu itu aku dikejutkan dengan beberapa pesan masuk yang tak biasa dari mama. Aku benar benar lupa, waktu itu tak membuka isi pesan mama dan yang lainnya karna terlalu bersemangat untuk segera sampai Rumah.


"Kamu dimana keponakan ku sayaaang??? Bibi jemput kamu ni diTempat lapangan Futsal Sekolahan kamu." Begitulah isi pesan terakhir dari Bibi ku yang cantik dan Sexy.

Sial, Sial, siaaaallll!!!! Aku yang saat itu sudah setengah perjalanan di kendaraan umum terpaksa turun dan kembali keSekolahan. Namun sesampainya diLapangan Futsal sekolah ku yang diMaksudkan bibi, aku justru mendapatkan sambutan yang hangat dari Kakak kelas 3 diTim Futsal Sekolah ku.

"Eh, elu Cepi Permana ya...?? Saya Rico....." Sapa salah satu Anggota Tim Futsal yang sekaligus Pentolan sekolah bernama Rico. Mejulurkan tangannya kepada ku. Yang Sontak aku bagai disambar petirrrr siang Bolong!!!

"Iya kak, saya Cepi kelas 1." Salam ku menghormati dan awal berkenalan dengannya. Namun mencoba sekalem mungkin.

"Tadi Kakak kamu kesini nungguin kamu lumayan lama.... " Jelasnya kepada ku. Yang bertampang cukup sangar namun bersikap baik pada ku.

"Trus sekarang kemana kak?" Tanya ku dengan wajah bingung melihat disekitar.

"DiAnterin siFahri sii.... Ya udah deh kita kerumah elu aja.... sekalian gue jemput siRico." Ajaknya kepada ku berjalan keArah motornya berjenis X Trail keluaran terbaru.

Gilaa... SiFahri kan sama Rico 2 pentolan sekolahan, kq bisa ya bibi menarik perhatian mereka?? Tanya ku dalam hati. Karna selain Gantengnya diatas level gue, siFahri terkenal keturunan Arab sedangkan siRico blasteran Sunda, Belanda, Ambon. Belum lagi mereka berdua hanya 2 dari beberapa murid Tajir lainnya disekolah ini.

Tak kurang dari 7 menit Rico mengantar ku sampai rumah, rupanya diDalam Bibi dan Fahri sudah ditemani Mama dan adik ku yang bungsu Rudi diruang Tamu.

"Cepii..... Sayaang, kamu kq tega si biarin Bibi nunggu kamu...??? " Bibi ku yang berhijab Cantik namun mengenakan pakaian tak sesexy kemarin, berdiri depan pintu ruang tamu dekat sofa berdiri sambil bertolak pinggang cemberut pada ku.

"Maaf bibi maaf banget, HP android aku keluaran lama jadi susah nangkep sinyal." Sambil ku tunjukkan HP butut ku kepada bibi ku.

"Huufftt kamu... Tp gpp sii jadi kakak pulang diAnterin Cowok Ganteng.... Hihihi... " Sambil merangkul bahu Fahri yang duduk di kursi sofa dekat bibi ku berdiri.

Aaaah.... Kampret, ni orang pasti dah kena tempel punggungnya sama Payudara kenyal bibi ku. Umpat ku dalam hati.

"Kenalin... Fahri....." Eeee busyeett!!!! Dua kali gue kena petirr siang bolong!!! 2 sekaliguss pentolan sekolah yang terkenal Cool dan ga Akur satu sama lain ini mencoba akrab dengan ku.

Kecantikan bibi ku ini sungguh hebat!!! mendapatkan kenalan 2 orang penting disekolah, kenapa penting?? Karna aku sama sama Hobby main futsal sama seperti mereka.

Saat ku lihat Fahri dan Rico, jujur minder sii.... Tinggi mereka aja hanya sedikit lebih tinggi dari bibi ku, sedang kan tinggi ku sama dengan tinggi mama 174 cm dan aku 176 cm.

"Rico.... Kenalin... " Kearah mama yang pakai Daster tertutup dan Jilbab.

"Kania mamahnya Cepi.... " Wajah Rico melongo, lalu memandang ku, memandang adik ku, lalu memandang mama. Sambil tetap memegang tangan mama lembut tak melepasnya.

"Beneran tante Mama nya cepii??? Aku kira kakaknya Cepi Tante." Jawab Rico. Seketika wajah mama pun merona merah.

"Ya ampun Rico.... Naksir ya sama mamanya cepii kakak aku...??? " Sambar bibi, Rico dan mama hanya tersenyum malu malu. Entah disengaja atau tidak Fahri menggenggam tangan Bibi ku Karina. Mereka seperti sepasang kekasih.

"Ngawur kamu, udah tua gini juga... " Sambil malu malu mama menjawab.

"Mama Rudi main dulu ya." Kaya adik ku yang kecil.

"Eh main kemana dek??" Tanya Rico.

"Main bola kak, supaya jago kayak kak Cepi... " Jawab adik ku Polos sambil membawa bola plastik.
"Ya udah nii kakak kasih jajan supaya nanti bisa beli minuman kalau aus ya... " Rico memberikan selembar uang kepada adik ku. Tentu saja adik ku senang bukan main lalu pergi setelah mengucapkan Terima kasih.

"Nak Rico repot repot gitu, ibu jadi ga enak." Kata mamah

"Gpp kq kak eh bu, lagian juga aku ga punya adik atau kakak diRumah." Jelas Rico terlihat sedih wajahnya kepada mama.

"Eh, gmana ni Ri?? Mau latihan ga?? " Tanya Rico pada Fahri... Yang terlihat mencoba mengalihkan perhatiannya agar tak terlihat sedih.

"Ayuk...." Sambil melepaskan genggaman tangannya dari Bibi ku.

"Ee ya ampun.... Rico.... ibu belum buatin minum buat kamu naak... " Kata mama ku yang segera bergegas kedapur.

"Kak Kania gpp ga usah repot repot maksud aku ibu.... " Rico bangkit dari tempat duduknya lalu menyusul mama keDapur.

Bibi ku dan Fahri tertawa melihat ulah konyol Rico yang selalu salah memanggil nama mama, lalu mereka berpandangan hingga saat akan dicium bibir bibi ku oleh kak Fahri ditahan satu jari oleh bibi ku lalu mengarahkan matanya bahwa ada aku disana dengan mata indahnya.

"Ups Sorry aku ga liat aku ga liat.... " Sambil pura pura memalingkan wajah ku. Lalu berdiri menyusul mama dan Rico yang berada di dapur.

Tapi Astaga.....

Kq mama dan siRico berdiri deket banget ya....!!! Aku pun mundur dan melihat pemandangan lebih heboh dari pada diDapur, ku lihat bibi seperti menempelkan wajahnya ke Fahri di ruang tamu....

"Waduuh....!!!!" Kata ku spontan. Lalu sepersekian detik melihat melihat kedua tangan mama seperti dicium oleh Rico saat ku palingkan wajah ku, yang sebenarnya menghindari melihat bibi dan Fahri di ruang tamu.

Reaksi mama dan Rico pun lalu saling menjauh sadar aku disitu menatap tajam kearah mereka. Namun wajah mama terlihat seperti merah padam, lalu sambil sesekali menatap ku yang memperhatikan mereka mama melihat keArah Rico yang bertubuh Kekar dan tegap diHadapannya.


Aku pun berjalan melewati mereka berdua didapur, lalu salin baju seragam dengan baju kaos rumahan biasa. Tak lama kemudian mama tanpa mengetuk pintu kamar ku masuk, menghampiri ku yang ada dikamar.
"Cepii sayaaaang.... Kamu ga boleh judes gitu dong sama Rico, dia udah baik lho sama kamu dan adik mu.... Yuk kebawah, mereka dah mau pamit kesekolah lagi." Ajak mama kepada ku.

Entah perasaan apa yang menyelimuti saat itu, mau cemburu..... Tapi masa iya sih siRico naksir Emak gue??? Mau seneng tp gmana ya.... Serba salah dah!!!


"Hihihi iaa... Tp ga janji ya... " Terdengar pembicaraan samar samar mereka di ruang tamu, karna dari arah ku berjalan ke ruang tamu terhalang dinding orang tua ku dan dinding Garasi.

Jadi pasti tak terlihat aku berjalan keArah mereka yang melewati 3 langkah lorong jalan ke ruang tamu rumah ku setelah melewati ruang keluarga dan meja makan.

"Tapi seriuskan ada aplikasinya??" Tanya Rico.

"Ada kq nanti ku kasih ya.... Hihihi... " Jawab mama centil, lalu mereka berdua terdiam kaget melihat ku datang. Seperti habis Rico melakukan sesuatu saat ku datang di ruang tamu.


"Bro!!! Gue cabut dulu ya!!! Kalau lu santai atau mau gabung, gabung aja. Ku denger dari kak Kania lu jago main Bola." Kata Rico terlihat serius. Dan mama terlihat tersenyum manis kepada ku.


"Itu bener bro!!! Lagian jg kita kebagi dengan tim basket sama Volly, belum lagi sama kegiatan lain." Tambah Fahri.


"Siap kak, nanti aku gabung kalau tugas dari Wali kelas selsai." Jawab ku seramah mungkin, yang sebenarnya risih dengan mereka mendekati Mama dan Bibi ku.


Mereka berdua berpamitan dan pergi meninggalkan kami bertiga dirumah, lalu segera ku keatas ke kamar ku dan tidur membawa perasaan campur aduk didalam hati ku.


Kq malah kepikiran yang aneh aneh yaa...??? Ku mulai membuat lubang kecil di dekat ventilasi serta Internit rumah ku, 2 lubang mengarah keGarasi dan Ruang tamu. Tambah 2 lubang lagi kearah kamar Mama dan Bibi ku, terlihat mama dan Bibi mereka tersenyum kecil sambil sesekali tersenyum melihat layar Ponsel mereka. Karna pengintaian ku, mereka ada di kamar masing masing.


Ayah ku dulu berpesan, ini adalah rumah ku dan rumah ku ini memiliki 3 kamar namun hanya kamar ku lah yang Paling Strategis. Karna selain setiap sisi Tembok Kamar ku menghadap ke tiap bagian rumah, sebelah kamar ku ada pintu jalur masuk ke Internit dalam rumah atau atap. Dulu saat ku masih SMP hanya menanggapi santai pesan ayah, namun sekarang baru bisa ku rasakan manfaatnya.


Ku cek lagi komputer CPU sederhana di kamar ku, setelah terhubung keCCTV diwaktu saat Fahri datang hingga aku dan Rico sampai ke rumah. Ku perhatikan detik dan menit sekitar 1 jam yang lalu, rupanya baik mama dan Bibi ku terlihat sangat terpesona dengan KeRupawanan Fahri.


Emang ganteng sii sikampret itu, selain berwajah keArab araban tajir pula orang tuanya. Wajar aja ia kesengsem sama bibi ku yang cantik dan Sexy. Ku amati hingga menit saat bibi ku mendekatkan wajahnya kepada Fahri, rupanya saat itu yang berbisik bisik dengan bibi mengecup kening bibi ku di ruang tamu.


Lalu ku percepat saat menit saat bibi dan fahri berada di teras, lalu mama dan Rico berada diRuang tamu. Rupanya Rico terlihat sangat akrab walau bertemu singkat dengan mama.

Adegan selanjutnya yang membuat dada ku panas adalah saat Rico berbadan Cukup gelap tapi gagah dan sangar itu, mulai kembali memegang kedua tangan mama. Rupanya mama sesekali menengok kedalam tanpa melepas genggaman kedua tangan Rico, Rico juga terlihat seperti melihat keadaan diluar yang saat itu Bibi dan Fahri berada di teras depan.


Sorot mata mama dan Rico seperti saling memancarkan rasa kekaguman satu sama lain, pembicaraan mereka tak terdengar jelas.


Hingga saat mama mengatakan sesuatu, Rico mencium kedua Punggung Tangan Mama ku. WHAT!!!! MENCIUM KEDUA TANGAN MAMA KU???? Shit Man!!! lalu dengan cepat mama menarik kedua tangannya karna saat itu aku ada di ruang tamu.


Tapi anehnya, saat itu ku hapus bagian Fahri mencium kening bibi dan Rico mencium kedua tangan ibu ku. Aku takut, ayah dan mama bertengkar kalau ayah liat rekaman itu.


Sebenarnya kamera kamera pengawas rumah ku awalnya digunakan Ayah untuk mengawasi adik ku yang bungsu, total ada 4, garasi, teras rumah depan rumah, luar pintu dapur hingga sampai belakang rumah, hingga paling canggih dilengkapi night vision dan suara adalah bagian Ruang tamu.


Semua 1 set perlengkapan kamera pengawas ini, adalah kado hadiah lahiran untuk lahiran adik ku dari sahabat ayah. Setelah ku pelajari, ternyata semua emang berguna buat ngawasin rumah dan penggoda Mama dan Bibi ku.


Setelah selsai mengedit rekaman CCTV dan selesaiin tugas sekolah, ada sesuatu mendorong ku ingin sekali mengintip sisi lubang lantai ku buat yang mengarah kedalam kamar mama.


Bukan tanpa alasan, semua ku lakukan karna aku mendengar suara percakapan mama dan bibi ku diarah bagian kamar mama. Rupanya benar saja, meskipun telat dan terdengar serius rupanya mama yang meminta adiknya yang tak lain bibi Karina yang berbicara pada ku.


Aku pun langsung pura pura tertidur di kasur, ku tak lupa ku buka slot kunci kamar memberi kesan pintu kamar tak ku Kunci. Setelah beberapa ketukan bibi ku tak ku jawab karna pura pura tidur. Rupanya bibi perlahan membangun kan ku dikamar.

"Cepii.... Sayaaang... Bangun bentar doong... Bibi mau ngobrol ma kamu.... "Sambil berbisik membangunkan ku dan Anjaaaay..... Toketnya broohhh... Nempel diPunggung gue.... Wkwkkwkwk.....


" Cepii.... Maaf sayaang bibi ganggu istirahat siang kamu.... Ada yang mau bibi omongin nii.... " Duuuh, makin rapet dah ni toket neken bahu gueee... Cihuuuyyy.... Tapii....


"Hmmmhhh.... " Dengan akting ala aktor panasonic award aku pura pura membuka sedikit mata ku pelan.


"Keponakan ku sayaang... Bangun bentar aja bibi mau ngobrol ma kamu... " Kali ini sambil mencium pipi ku penuh kasih sayang. Konak berat dah penis gua.


"Iyh bi da apa...?? " Tanya ku pura pura bangun setengah sadar, aku takut bibi sadar aku menikmati situasi itu.


"Eummppt... Bangun dulu... Biar enak ngobrolnya... " Bibi pun duduk di pinggir ranjang sesuai dengan hal yang ku takut kan beberapa detik yang lalu hehehhe.....


"Da apa bi... " Ku duduk dikasur tak lupa ku tutup selangkangan ku dengan slimut takut ketauan.


"Eummppptt... Bibi mau tanya... Tp janji yaa.. Jangan bilang ayah kamu... Nanti bibi kasih hadiah... " Wajah bibi ku sangat manis berada beberapa centi dari wajah ku.


"Mang da apa bi... " Sambil berusaha nahan nafsu agar aku tak mencium bibirnya yang sexy.


"Janji dulu... Kalau ketauan ayah kamukan bibi malu...!!! " Kali ini bibi memeluk ku.


"Iaa aku janji ini jadi rahasia kita... " Kata ku pura pura malas padahal senang bukan main badan ku diHimpit gunung kembar yang amat kenyal.

"Eummmpptt... Tadi kan bibi deket banget sama siFahri, trus bibi sempet eummmpptt.." Lanjutnya ragu.


"Sempet apa bi...?? " Jawab ku lesu padahal aku tau arah pernyataan dan permintaannya kemana.
"DiKiss ma Fahri... Bibi malu sayaang kalau keliatan atau ketauan ayah kamu... " Lagi lagi bibi memeluk ku.

"Lah, emang kenapa... Kan tadi ayah ga ada.." Kata ku santai sambil menikmati pelukan bibi ku.

"Ish, mang kamu ga tau... Kan set kamera CCTV ada yang diruang tamu... " Kata bibiku. Ooo, jadi mama dan bibi mau coba bujuk aku buat hal ini.


"Mang masih ada yaa...?? Perasaan itu nyambung di komputer ayah deh yang di kamar mama... " Kata ku santai.


"Tolong dong sayaang... Please.... Bibi malu.." Pintanya memelas. Tapi aku ga ngerti kenapa juga tadi kq mau.... hhhaaahhhh... Dasar!!!


"Kan ada mamah dibawah, kenapa ga minta bantuan mama?? " Kata ku santai.


"Mama kamu ga tau kode passwordnya sayang..." Kata bibi


"Ia deh ia yuk kita cek, kamera nya masih aktif engga... " Terdengar langkah kaki menderu sebelum aku dan bibi keluar kamar pasti mama tadi nguping di luar kamar.


Selama jalan keKamar orang tua ku, bibi menggandeng mesra diriku. Terlihat dari wajahnya bibi seperti panik ketakutan, andai ayah liat rekaman siang tadi. Duh gmana ini yaa...?? Tapi sebenarnya rekaman tadi siang dah ki save juga si, sayang aja Head set sama speaker cpu rusak yang dikamar.


"Cepii anak ku sayang, sini deh nak ajarin mama buka komputer ayah doong." Ga tau kenapa saat itu dimata ku mama kq "Tandukan" Ya...??


"Itu bisa dibuka.... " Jawab ku santai...


"Tapi ini ada passwordnya sayaang..." Tu...


"Hari Terindah dalam hidup ku... " Sebuah petunjuk password yang sebenarnya sangat mudah mama buka andai mama benar benar mencintai ayah.


"Kamu tau sayang apa...?? " Aku pun menatap lesu keMama. Lalu ku berikan pertanyaan ujian kepada mama.


"Emang kenapa sii maa sama kamera ruang tamu?? Tumben banget mama panik??" Tanya ku setenang dan sedingin mungkin kepada mama saat itu. Sedangkan mulai bibi terlihat semakin panik dengan pertanyaan ku.


"Kamuu...!!!! Mulai durhaka yaa sama mama!!!! Mama cuma minta gimana cara liat rekaman CCTV aja udah ngelunjak kamu yaaa sama mama.... Bener bener ga sopan!!" Sambil memelintir telinga ku kuat sekali, sebuah jeweran paling menyakitkan yang lama tak ku rasakan.


"Adu adu adu... Sakiti ma sakiiit!!! Ampuun ampuun...!!! Ampuun maaaa.....!!!!" Hingga ku terduduk diranjang, bibi pun mencoba menenangkan mama ku. Karna aku yakin bibi berfikir mama terlalu berlebihan menanggapi pertanyaan ku.


"Udah riin ga ada guna kita minta tolong sama anak durhaka satu ini, biar kakak coba sendiri aja cari passwordnya" Sakit diTelinga ku tak seberapa, tapi rasa perih dan sakit hati ku mulai tumbuh setelah mendengar ucapan mama ku tadi


Aku pun meringis menyatukan rasa sakit diDada dan telinga ku saat itu, bibi ku terlihat iba melihat sikap tempramental kakaknya. Sedangkan mama terlihat sibuk beberapa kali mencoba memasukkan password untuk membuka Folder kamera CCTV rumah ini.


Hingga mamah pun duduk dikasur terlihat wajah cantiknya putus asa dan tetap BerTanduk dimata ku. Rasa nyeri di telinga ku sudah reda, setelah ku pertimbangkan baik baik. Akhirnya ku bangkit dan menjawab password itu.


"Hari Terindah dalam hidup ku..... Versi ayah adalah tanggal bulan dan tahun pernikahan mama dan ayah. Kayaknya saat itu bukan saat terindah buat mama lagi ya." Sambil satu jari ku mengetik tanggal bulan dan tahun pernikahan mereka dan TERBUKA, lalu ku tinggalkan mereka berdua di kamar tanpa menengok kebelakang.

Menjelang sore itu aku duduk termenung, aku berfikir dan merasakan. Kq bisa sii mama seperti itu ama aku? Kq tega gitu... Ku duduk sendiri diBukit dekat rumah yang menyajikan pemandangan Kota ini.


Hingga saat tak ku temukan jawaban, aku pun melaksanakan ibadah menenangkan diri lalu sempat bertemu ayah ditempat ibadah yang berada diKomplek perumahan ku.Namun aku pulang terlebih dahulu.


Tok... Tok... Tok...!!!!!


"Sayaaang... Mama boleh masuk engga??" Tanya mama dari luar pintu kamar ku.


"Masuk aja ma ga aku kunci kq.... "Kata ku yang sedang memeriksa beberapa tugas rumah ku dan mempersiapkan beberapa buku untuk besok.


" Maafin mama ya sayang udah kasar sama kamu tadi.... " Mama merangkul dan mencium telinga ku yang ia jewer tadi, walaupun tak semerah tadi sore. Namun masih cukup terasa nyeri.


"Ia gpp kq ma, aku juga maaf dah buat mama emosi tadi.... " Berasa nyaman ku dipelukan mama, namun kalau ku bandingkan lebih nyaman dipelukan bibi ku yang berpayudara lebih besar.


"Sayang, Rico itu keluarga broken home. Jadi mama harap kamu jangan cemburu sama dia ya sayang. Kamu harus maklum dengan sifat manja dia sama mama dan bibi mu." Sambil memeluk dan mencium telinga ku mama bercerita.


"Kalau Fahri, sejak SMP ditinggalkan ibunya makanya ia langsung akrab dan dekat dengan bibi mu.... Jadi... Mama harap kamu jangan cemburu ya sayang. Karna mama tegap sayang dan cinta sama keluarga kita. " Jelas mama lebih jauh.


"Gitu ya ma, mama tau darimana mereka broken home dan kurang kasih sayang...?? " Tanya ku polos dan santai.


"Eummmpppt itu... Itu.... " Dari pantulan cermin ku lihat, bibi diluar kamar membantu mama menjawab pertanyaan ku.


"Ittuu.... Mama tau dari bibi mu sayaaang, iaa mama tau dari bibi. Bibi cerita kemama tadi sore. " Karna mama memeluk ku makin erat, aku hanya membalasnya dengan singkat. Dengan hati hati ku perhatikan keadaan diluar kamar, rupanya bibi ku sudah pergi saat ku respon penjelasan mama.


"Hmmmmhhh...... " Sambil membalas pelukan mama yang berdiri memeluk ku yang sedang duduk di meja belajar.


"Kamu belum makankan sayang, makan yuk.... Mama udah masak makanan kesukaan kamu dan adik mu malam ini" Ajak mama setelah menghela nafas panjang. Aku pun menikmati makan malam saat itu, walaupun terasa tak nikmat dilidah ku. Karna ku paham betul mulai ada yang mama dan bibi ku sembunyikan dari ku.





**********




Hari Kamis sekolah ku mendadak heboh karna setelah kegiatan belajar mengajar kami, kebagian jatah Kandang latih Tanding Futsal dengan sekolah lain dari sekolah Tetangga yang tak kalah bergengsinya dengan sekolah ku.


Masalahnya adalah, beberapa Anggota tim inti dari Futsal sudah diSiapkan untuk Tournament Volly dan Baseket, belum lagi beberapa dari mereka sedang menjalankan program latihan bernang, silat dan lain lain.


Guru olahraga raga ku dan asisten plus anggota OSIS bagian Olahraga terpaksa mendata dan memangil beberapa siswa kelas 1, sejak jam belajar mengajar setelah istirahat sekolah.


Nama ku rupanya tercantum diDaftar nama mereka dari 2 lainnya siswa kelas 1 selain aku. Sebenernya ni moment kampret banget....


Kenapa gue bilang "kampret" Sebenernya sebelum nama ku disebutkan depan kelas, bahkan jadi pemain cadangan jam istirahat gue ngrokok beberapa batang Marlboro ditempat Rahasia dengan siYudi.


Kapan lagi coba gue bisa nikmatin rokok mahal?? Mana dah sebulan lebih lagi ga pernah main Futsal.


Team sekolah Tetangga dateng bersama suporternya, mereka dateng Full team siang itu. Karna bagi mereka latih tanding ini penting buat ngukur kemampuan junior sama seniornya.


Ga kayak sekolah gue, konon katanya yang maen itu itu aja.... Jadi minim prestasi, malah gue dapet info dari Adipati CS baru gue. Kebanyakan tim sekolah gue cuma pamerr sepatu mahal sama kendaraan mahal tiap keTournament.


"Bapak tau kalian masih baru, tapi andai kalian kalah tolonglah skornya jangan terlalu jauh. Malu diliat siswa lain." Anj*ng!!! Guru olahraga macam apa ini??? Gini amat mentang mentang cuma Ninggalin siRico sama Okta dari tim inti senior.


"Cepiii..!!! Ni pake aja sepatu Galih..." Sesosok salah satu bidadari sekolah perwakilan dari Osis semanis Bulan Sutena menyapa ku.


"Jangann diAmbil hati ya Ceep, gue tau kq elu itu siRaja belut dari sekolah Pasundan. Gue yakin elu pasti bisa obrak abrik gawang mereka." Aaaaahhhh.... Neng Anya yang mirip Bulan....!!!! Wakil OSIS sekolah ini membakar semangat gue.


Ku manfaatkan skill ku berkat semangat dan dukungan dari teh Anya siang itu, sekaligus bakal ku Bungkam mulut guru olah raga supaya jadi dungu.


Dengan skill dribble bola diatas rata rata, ku beri umpan matang kepada Adipati yang bertubuh tegap menjulang hingga 3 kali hingga bisa dijadikan 3 gol berkelas yang disambut Riuh satu Sekolah yang menonton pertandingan itu.


Cuihh.... Dalam hati ku, segini doang!!! Mudah banget ku kecoh pemain muda kelas 1 dan lalu di ganti kelas 2 sekolah tetangga sebelah, setelah skor tertinggal 3 - 0 dengan waktu cukup singkat.Akhirnya sekolah tetangga merasakan skill sesuai julukan Raja Belut (karna belut terkenal licin) hingga mereka lengah, Ku lepas kan 1 tendangan keras yang menusuk hingga jaring jala lawan hingga Skor menjadi 4 - 0.


Siswa siswi sekolah ku makin Riuh, setelah ku rayakan gol ku ke arah Anya yang mirip bulan sutena terdengar suara mama dan bibi ku mendukung ku. Rupanya mereka bersama Fahri yang dipersiapkan untuk team Volly awal minggu ini.


Gerakan taktis ala legenda Ronaldinho ku keluarkan, hingga berhasil ku kecoh 2 lawan saat berhadapan dengan keeper ku berikan umpan datar ala mezut ozil kepada cr7 akhirnya siTendang keras oleh Rico hingga skor menjadi 5 0 tanpa balas.


Siswa dan siswi di sekolah semakin bergemuruh, karna Sebuah skor sementara memalukan untuk pertandingan Futsal antar sekolah, walaupun sekedar latih tanding.


Entah mengapa ku merasa cemburu melihat mama sangat senang kagum melihat kearah Rico dan bibi ku sangat bersemangat memberi Rico dukungan, belum lagi kedekatan bibi ku dengan Fahri.


Ku kesampingkan ego ku, karna masalah utama datang saat sepatu yang dipinjamkan Anya robek. Aku pun langsung di ganti sambil diberikan minuman dingin yang nikmat, aku diApit Shendy dan Anya satu anggota PMR Yang body sinyal dan hot tambah satu lagi anggota OSIS Yang super cute dan manis.


Hingga 2x8 menit akhirnya tim sekolah tetangga mulai bringas dengan tim intinya, mulai masukkan 1 gol. Hingga skor menjadi 5 - 1, lebih parah saat Fahri ditarik keluar tim sekolah ku berbalik menjadi bulan bulanan tim sebelah. Hingga akhirnya...


"Gue carrin loe sepatu tunggu bentar." Hati ku berdebar, entah perasaan apa yang kurasakan melihat Anya dan Anggi mencarikan sepatu Futsal untuk ku.


"Pak kami siap masuk. Pertahankan kemenangan" Kata Fahri kepada guru sekolah ku. Hingga 2X15 kami pun bermain kembali. Setelah cukup sengit bersaing dengan tim inti sekolah tetangga yang hampir mengejar dengan skor 5 - 4 . Ku manfaatkan kelelahan mereka dengan menusuk sisi kiri, melewati 3 pemain lawan hingga berhadapan dengan keeper ku kolongkan bola diantara kakinya mengarah kepada Fahri yang berdiri bebas dan dengan sekuat kuatnya menendang Bola ke dalam gawang dan tak bisa dicegah lawan yang berduel dengannya.


Menjadikan Skor 6 - 4 di menit akhir 2x19, dan bertahan hingga 2x20. Seluruh siswa pun bersorak sorai bagaikan merayakan kemenangan Final piala dunia. Usut punya usut ternyata kata Anya, sekolah ini tidak pernah menang melawan mereka sejak 2 taun lalu. Baik saat latih tanding sampai Tournament.


Hmmmm..... Pantesan!!!


Kehebohan terjadi hingga luar lapangan bagian penonton, aku yang sedang merayakan kemenangan dengan ngGibah dengan 2 gadis cantik sekolah ini.


Mulai tercengang saat melihat Rico diarak bersama Adipati, lalu hanya sebagian siswa melihat Rico menghampiri disusul berpelukan dengan Mama dan bibi dipeluk Fahri dari belakang.


Bibi ku sadar aku memperhatikan mereka dari cukup jauh, lalu mencubit lengan mama ku. Lalu mereka melepaskan pelukan mereka. Kawan ku mengarak ku, saat itu namun wajah ku datar yang melihat moment selama beberapa puluh detik yang menyakitkan tadi.


"Bro udah bro.... Gue mau keAir dulu... " Kata ku kepada teman teman yang mengarak ku.


Lagi lagi Anya dan Shendy setia menemani ku disalah satu sudut sekolah yang sepi dari keramaian selama beberapa menit.


"Yang dipeluk si Rico tadi tu cewek elu ya?? " Tanya Anya polos.

"Emang tu cewek keliatan masih muda??" Tanya ku polos padanya.

"Keliatan kayak anak kuliahan kali.... " Jawab Shendy dengan dan diamini Anya.
DiSpot aman ku memantau diParkiran, ku lihat mama ku menyapukan pandangan seperti mencari ku. Namun saat ku hendak menghampirinya tiba tiba bibi yang bergandengan dengan Fahri beberapa saat menyapukan pandangan ke sekitar, lalu datang Rico.


Bibi ku terlihat merangkul mesra lengan Fahri, entah apa yang mereka bicarakan lalu mama bergandengan dengan Rico. Bibi ku menaiki motor trail Fahri, lalu memeluk erat Fahri sangat rapat.


Sedangkan mama setelah baik moge Rico yang berbranded ZX 250RR, seperti memastikan aku tak ada di sekitar. Lalu berbarengan bersama mama memeluk Rico seperti sepasang kekasih.


Ah kali aja mereka khilaf, aku pun dengan cepat memutar jalan berdiri diPinggir jalan yang akan dilalui mereka. Namun seperti mereka pura pura tak melihat, baik mama dan bibi ku malah seperti menyembunyikan wajah nereka. Bahkan hanya beberapa meter kendaraan mereka terhenti karna lampu merah, tak ada satupun dari mereka sekedar berbalik atau melirik diriku.


Hanya terlihat seperti mama dan bibi ku membicarakan sesuatu. Lalu hingga lampu berwarna hijau baik Fahri dan Rico malah kebut kebutan, mama dan bibi yang saat itu dibonceng mereka malah saling berteriak histeris lalu tertawa bersama.


Saat ku tatap wajah ku kedepan ada Adipati, Yudi, Shendy dan Anya disana. Andai aku tak ingat sepeda motor perjuangan ayahku, mungkin sudah ku tinggalkan motor itu diParkiran sekolah.


Saat dekat rumah ku lihat keadaan disana, rupanya aman ku lajukan motor ku sampai ke rumah ku. Setelah masuk garasi, ku keringkan keringat sambil melihat CCTV dan Mengecek komputer sederhana ku. Aku pun mandi lalu makan lalu tidur siang.



**********



Aku pun terbangun ku lihat dimeja belajar ku ada sebuah Ponsel baru Yang Mewah masih terbungkus rapih didalam boxnya dan 1 Sepatu Futsal bermerk baru terletak dimeja belajar ku. Ku kunci pintu kamar, lalu ku lihat CCTV rupanya mama dan bibi pulang dengan taksi Online.


Mereka pulang dengan membawa banyak belanjaan ditangan mereka masing masing. Mama dan bibi terlihat sangat bahagia, terlihat dari kamera mama membawa 2 box hadiah untuk ku.


Jam menunjukkan saat itu pukul 15.30 berarti ku perkirakan mereka berempat sekitar satu jam setengah bersama sama. Pantauan kamera pengawas, baik mama dan bibi masuk kamar mereka masing masing.


Ku intip bibi didalam kamarnya kosong, begitupun di kamar orang tua ku sepi dari tempat 'pengewasan rahasia' dari kamarku. mereka rupanya berdua tengah berada diRuang keluarga sore itu, Seperti sedang mencatat dan menghitung sesuatu dengan sangat teliti.


Hingga pukul 05.00 sore terlihat ayah ku pulang dari aktifitas kewajibannya sebagai karyawan ditempat pekerjaannya. Terlihat dan terdengar samar samar mama menyambut ayah, yang rupanya ayah serta adik ku kebagian hadiah yang entah apa diberikan langsung oleh ibu ku.


Expresi ayah terlihat senang dan sangat antusias mendengar cerita mama, setelah mengambilkan air minum untuk ayah mama terlihat kembali bersemangat bercerita kepada ayah. Aku hanya berfikir bagaimana andai ayah tau mama dekat dengan pemuda tanggung yang hanya 2 tahun lebih muda dari ku.


Ayah mengucapkan sesuatu kepada adik ku, lalu adik ku berlari meninggalkan mereka berdua di ruang tamu. "Kakak dipanggil ayah dibawah" Lalu ia tanpa menunggu jawaban ku, adik ku berlari kekamarnya dan berlari lagi untuk membawa handuk untuk mandi.


"Kamu hebat naak.... Ayah bangga sama kamu.. " Sambil memeluk ku, terlihat ayah sangat senang dan kagum kepada ku.


"Aksi kamu tadi jadi Viral lho di medsos... Kayaknya keponakan kesayangan bibi ku bakal jadi idola baru disekolah. Hihihi...... " Jelas bibi ku yang bergabung diruang tamu sore itu.


"Mungpung lagi kumpul semua, ayah sekalian mau bicarakan kalau besok Jumat hingga minggu malam ayah akan dinas di kantor pusat diJakarta. Ayah harap, Cepi anak ayah, mama, serta karina bisa saling jaga ya.... " Kata ayah terlihat senang sambil dipeluk mama.


"Lho tumben A ngdadak?? " Tanya mama.


"Ayah juga mamu berikan kejutan, kalau sesungguhnya ayah juga dapat Promosi Jabatan keKepala Divisi. Jadi setiap akhir pekan, ayah mungkin akan rutin mengunjungi dan bekerja dikantor Pusat diJakarta." Jawab ayah bangga dan terlihat kebahagiaan diwajahnya.


"Waaaaahh....!!! Bisa barengan gini ya ayah sama Aa bisa bawa kebahagiaan.... mama mau masak makanan special malam ini. Pokoknya kita rayain hari ini dirumah." Mama pun berlalu dari ruang tamu berjalan kedapur.


"Cepi sayaang... Dah liat medsos belum?? Kamu lagi Viral lho....!!! Kan dapet hadiah dari Tim kamu." Tanya bibi ku yang sambil bersiap keDapur menyusul mama.


"Belum bi.... Aku mau ketemen dulu pinjam buku. Karna, aku belum selsai ni ngerjain tugas sekolah." Jawabku.


"Selsai makan malam bibi bantu kamu kerjain tugas ya, tenang aja. Sekarang bibi mau bantu teteh diDapur (yang berarti mama). " Lalu pergi meninggalkan aku dan ayah.


"Sepertinya.... Kamu tidak menikmati prestasi mu di sekolah hari ini nak...? " Tanya ayah pelan dan sangat hati hati.


"Jujur aja aku fokus keMata Pelajaran dan ambisi ku bisa lolos melalui jalur beasiswa yaah. Jadi aku ga memberatkan ayah kalau masuk Universitas Favorite." Jawaban ku membuat sorot ayah semakin Bahagia sore itu. Lalu ku pamit kerumah teman sedangkan ayah terlihat bersiap mandi.


Liat mama dan ayah tadi.... Apa bener ya aku terlalu Cemburu sama kedua Kakak kelas ku? Merasakan Indahnya dan kehangatan mama maupun bibi sore tadi lalu dimakan Malam bersama keluarga, terasa sekali mama maupun bibi ku sangat sayang kepada ayah, aku, maupun Rudi.


Hingga waktu cukup malam tiba, mama memanggilku dikamar ku memberitaukan ada 4 teman ku datang kerumah. Ganggu aja nih, pdhal kan gue belum beres ngerjain tugas sekolah.


Terlihat diruang tamu, ayah mengobrol akrab bersama Rico, Fahri, Aldi dan Fandi. Ayah dan bibi menemani mereka sedangkan siBungsu anteng menonton TV diruang keluarga.


"Jadi gini bro... Mulai besok Bibi Karin dibantu ibu mu, bakal mulai buka Usaha diRuko Fandi. Nanti Fandi, Bibi karin dan Ibu mu bakal bagi Hasil." Jelas Fahri kepada ku.


"Sayang tu Tempat, selain lengkap dan bagus ga sempet berjalan dan dikelola kakak Fandi mubazir kalau ga diOperasikan." Aku pun hanya melongo dan Tercengang dengan rencana mereka. Sisi buruk ku menilai, makin banyak waktu luang Mama dan Bibi bersama mereka. SIAL!! Umpat ku dalam hati.


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com