Bengkel motornya Alvin siang ini hanya ada beberapa pelanggan yang sedang memperbaiki motornya mereka. Dan tidak lama hanya tersisa dua orang saja yang sedang diperbaiki motor mereka. Ada sepasang suami istri, dan satu lagi wanita yang masih muda, sedang menunggu proses pengerjaan di bengkel Alvin.
Rita, salah satu wanita yang menunggu motornya. Motornya Yamaha Freego sedang diperbaiki oleh montir. Usianya sekitar 30 tahun, rambutnya dicat agak pirang, kulitnya sawo matang, badannya sedikit kurus langsing, namun proporsional.
Tidak lama keluar Erika dari dalam ruangan, sepertinya dia ingin membeli makan siang, karena sudah pukul 11 siang lewat.
Tatapan Rita yang memakai masker tidak lepas dari Erika, semejak dia keluar dari dalam hingga ke seberang, lalu tidak lama kemudian Erika terlihat naik motor dan jalan ke arah timur dari bengkel.
“sudah Ka…..”
Ucapan dari montir mengagetkannya.
“oh oke…. Berapa Mas…”
“langsung ke Boss saja di dalam….”
Rita pun jalan ke ruangan dalam yang juga jadi kasir, dan hanya ada Koh Alvin didalam karena Erika sedang keluar membeli makan.
“ kanvas rem 60, ganti oli 75, servis 30, total jadi 165….” Ujar Koh Alvin
“oke Koh….”
Dia lalu menyerahkan uang 200 ribu
Alvin agak heran melihat wanita ini senyum senyum dibalik maskernya sambil melihat ke wajahnya
“ ada keluhan lain?”
“ngga ada sih Koh… nanti saya lihat lah….”
“iya, kalo ada yang ngga enak, bawa aja lagi kesini motornya..”
“iya Koh….”
“sering servis disini kan?” dia sambil menyodorkan uang kembaliannya
“sudah 2 kali sih….”
“oh oke…. Gimana pelayanan kita?” tanya Alvin
“bagus koh…. Suka saya….”
“mantap kalo gitu…. Nanti bawa lagi kalo ada yang kurang…”
Dia menganggukan kepalanya sambil tersenyum
“tinggal dekat sini?”
Rita tertawa
“kok ketawa?” tanya Alvin
Memang Alvi sedikit lebih soft dan lebih mudah bersahabat dibanding istrinya yang agak kaku dan cenderung galak ke anak buahnya.
“dekat rumah Koh….”
“dekat rumah gue? Sebelah mana? “ Alvin kaget ternyata Rita tetangganya
“bukan dirumah sana…. Tapi di kost an….” Rita agak berbisik
Alvin kaget, ternyata ada yang mengenalinya di kost an
Melihat wajah Alvin yang agak kaget, dia tertawa kecil.
“serius?”
“serius…..”
“kenal dong?”
Rita tertawa, dia tahu maksudnya Alvin itu Erika
“kenal muka aja…. Ngga kenal pribadi…..”
“oh gitu……”
Mereka bertatapn dan tertawa saat tahu saling punya kartu masing-masing
“sendiri disana?”
“iya….”
Alvin menganggukan kepalanya
“maaf yah, ngga ngenalin….”
“ngga apa-apa Koh….”
Alvin tertawan kecil
“mampir doang….. datang trus sejam dua jam langsung pergi sih Koh nya….”
Alvin tertawa kembali, ternyata aktivitasnya di kostan Erika tetangga ada yang memantau
“wah, tahu tetangga saya kasih diskon deh…..”
Kali ini Rita yang tertawa
“traktir makan aja di bakmi bangka…..”
“oh boleh tuh…..”
“ah koko kayak berani aja…. Ntar kena semprot sama tuan putri…”
Alvin tertawa kali ini
“ngga lah….. “ dia mencoba menepis
“ aku minta wa koh aja…”
Alvin lalu menyebut nomor whatsapp nya
“nanti aku wa yah….”
“oke….”
“awas jangan sampe ketahuan tuan putri….”
“iya siap…..”
Alvin tertawa sejenak sambil melihat Rita berlalu dengan motornya
Meski tampang Rita itu seksi dan mengundang, dengan badan agak berisi dan dada yang indah, namun Erika selalu jadi wanita idamannya dia. Bahkan bisa dibilang dia dengan Fanny dirumah palingan sebulan atau maksimal 2 kali sebulan, sisanya dia lebih suka menghabiskan dengan Erika.
Saat Erika sudah kembali dan asyik menyantap baso yang dia beli, sambil memegang ponselnya, tiba-tiba ponsel Alvin bergetar, dan ada sebuah wa masuk
Koh Alvin, ini Rita. Nanti kapan2 kita meet up yah, ada yang mau diceritain ke Koko
Alvin agak terkejut, feelingnya berkata ada yang lain
Oke, kabarin aja
IYa Koh, nanti aja pas ketemu saya cerita. Saya kasihan sama Koko sebetulnya, makanya saya beraniin wa Koko
Sepertinya ada yang lain ini
Oke, ada apa yah?
Ngga apa2, nanti aja pas ketemu saya cerita
OK
Alvin punya perasaan yang jadi lain saat membaca wa dari Rita. Dia yakin ini ada hubungan dengan Erika. Karena Rita mengatakan bahwa ingin bertemu dan ada yang akan diceritakan ke dirinya secara pribadi.
Alvin melirik ke arah Erika yang duduk disebelahnya. Wanita itu cuek sambil tetap matanya di ponselnya. Dia bagaikan tidak melihat dan mendengar jika Alvin sedang wa an dengan wanita lain. Dia sibuk dengan ponsel dia sendiri.
Memang dibanding awal-awal dulu hubungan mereka, Erika sekarang agak beda. Meski tetap dia melayani dan memberikan servis yang mantap, namun ada beberapa hal kecil yang dirasakan berbeda oleh Alvin. Erika nyaris tidak pernah menahan Alvin lama-lama di kostan jika dia ingin pulang.
Trus dalam bercinta pun dia sudah jarang meberikan beberapa servis yang dulu rutin sering dia berikan. Sekarang dia lebih suka main suruh masukin saja , sudah jarang dia mendapat servisan karaoke atau blowjob oleh Erika. Karena alasan Erika dia lebih menikmati jika batang tititnya Alvi saja yang masuk.
Lalu jika Alvin tidak datang, nyaris Erika tidak pernah marah atau cemburu kayak dulu. Dia kesal jika Alvin telat transfer atau ada yang dia pengen trus Alvin tidak membelikannya. Tapi untuk yang lain, Erika nyaris tidak seperti dulu lagi, seperti awal-awal mereka bercinta.
Dia rasa ada hubungannya antara apa yang dia rasa dengan apa yang wanita tadi yang bernama Rita ingin ceritakan.
Erika sekarang memang makin modis. Dia juga sekarang jika lagi bersama Alvin, sering sekali handphone nya dibalik, seakan takut ketahuan ada yang menlpon. Alvin benar-benar jadi gundah, apa yang dibilang oleh Rita bagaikan melekat didirinya sekarang, dan juga membuat dia mulai menghubung hubungkan dengan apa yang dia rasakan belakangan ini.
Nanti sore jam 5an boleh?
Boleh Koh, mau ketemu dimana?
Di Beringin café boleh?
Jangan Koh, saya sudah dua hari pindah kost an, kalo diberingan saya kejauhan
Ada ide?
Di warung steak aja, ngga jauh dari kokoh dan dari saya
Jangan, itu milik kawan saya warungnya
Jadi?
Kalo di bengkel aja gimana? Jam 5 lewat semua sudah pada balik sih, nanti saya pesan makan aja kita ngobrol sekalian makan disini
Oke boleh Koh.
Oke.
**********************************
Jam 16.30, Ci Fanny sudah berkemas duluan karena ada acara ulang tahun temannya Thomas, jadi dia harus menemani Thomas hari ini ke mall ke acara ulang tahun kawannya sekelasnya dia.
Jam 17.00 Ale langsung berinisiatif meminta semuanya pasukan pulang. Kebot dan Pak Wandi tentu senang sekali. Padahal Ale punya rencana sendiri, dia ingin mengunjungi Ati yang sudah beberapa hari dia tidak datangi.
Dan tadi Ati senang sekali saat Ale bilang jam 5 sore dia akan merapat ke kediamannya.
Bagi Ati, Ale seperti sudah jadi suami sendiri. Meski dia jauh dari kata tampan dan keren, namun hatinya dan cara dia melindungi Ati selalu buat wanita itu senang. Ale yang saat ini menerima gaji 5 juta dari Ci Fanny, dengan sukarela membagi gajinya 2,5 juta untuk di kampungnya, dia kasih 1,5 juta untuk Ati, 1 juta dia tabung. Sedangkan untuk hari-harinya dia mengandalkan tip setiap dia mengantar barang, atau juga sering dia dapat uang dari Ci Fanny dilaur gajinya.
Bagi Ati, ini sesuatu banget.
Orangtua Ati sudah kenal dengan Ale, anaknya yang bontot yang tinggal bersamanya juga senang dengan Ale. Surat perceraiannya pun sudah selesai diurus, dan meski mantan suaminya Rizal ayang akan segera bebas setelah menjalani 2/3 masa tahanan, mengancam akan datang mengambil anaknya, dia tahu Ale pasti akan menjaganya.
Daster mini yang sepaha dengan tali sebagai penahannya di pundak, tanpa bra membuat ujung putingnya nongol dan terlihat. Bahan daster yang tipis pun membuat garis celana dalamnya terlihat jelas. Ati hari ini sudah mandi bersih, menunggu Ale datang menjenguk kebun hangatnya itu.
Hanya saja anaknya ini yang masih bolak balik.
Dia sendiri sudah ingin rasanya bercinta dengan Ale, setelah hampir dua minggu tidak ditengok oleh paralon sakti itu. Kesibukan A;e dan Ci Fanny yang marah kalau Ale menghilang, jadi penghalang bagi mereka jika Ale ingin datang ke rumah Atin.
Suara motor Ale terdengar masuk ke halaman dari pintu samping.
Wajah Atin sumringah saat Ale masuk dari pintu belakang dekat dapur.
“kangen….: dia langsung memeluk Ale
Pelukan Atin dibalas oleh Ale dengan tidak kalah hangatnya. Ati tidak peduli meski Ale belum mandi, dia sudah akdung sange.
Atin bersandar di bahu Ale. Ale yang masih agak sedikit berkeringat karena baru kembali dari toko agak ngga enak dengan Ati yang sudah amndi, namun Ati dengan cuek memeluk Ale.
Ale langsung bertanduk isi celananya melihat kekasihnya sangat seksi sore ini.
“seksi kali….”
Atin tertawa.
Bibirnya langsung diseruput oleh Ale. Mulut dan bibir Ati terbuka, menyambut bibir hitam milik Ale. Ciuman mereka berpagut dengan liarnya, dan sambil bibirnya bertautan, tangan Ale turun ke dada Ati, dia meremas dengan lembut dan kemudian dilanjutkan dengan pilinan di putingnya yang menonjol dari balik daster.
Tangan Ale kini menurunkan tali daster Ati. Dan buah dada besar dengan putting coklat itu melompat keluar dan langsung dilumat oleh mulut Ale. Mereka sambil berdiri di dekat pintu belakang dapur, dekat kompor dan meja makan kecil, meski sedikit sulit lokasinya, namun tidak menghalangi percumbuan mereka.
Bibir Ale kembali naik ke leher Ati, lalu menyusuri dengan lidah dan bibirnya leher kekasihnya, dan kemudian gantian turun ke dadanya. Sementara tangannya kini turun meraba pangkal paha Ati, dan meremas gundukan vagina Ati dari luar.
Ati senang luar biasa. Akhirnya buah dadanya yang gatal beberapa hari ini ada yang sedot. Vaginanya ada yang colek-colek, dan pentungan gede yang dia suka rindukan kini mengeras dan mengencang, sudah siap diajak bertempur
“pelan pelan sayang….” Bisiknya
“si ade di kamar depan……”
Ale tersenyum menganggukan kepalanya.
Kini dasternya Ati sudah diturunkan lainya hingga ke perut dan buah dadanya kini terekspose di depan Ale. Bergantian dia meremas kedua buah dada besar dan wangi karena baru saja mandi, membuat Ati mengerang pelan, karena takut suaranya terdengar hingga kamar depan.
Ale lalu menurunkan celana dalam Atin, melempatkan celana yang tergulung itu ke lantai, dan kemudian dia mendorong Ati agar tangannya bertumpu di meja makan, sementara Ale berjongkok dari belakangnya Ati, dan kemudian dia melumat vagina Ati dari belakang, membuat pantat wanita yang besar itu naik turun tidak karuan bergerak, karena belahan vaginanya dijilat bahkan disapu oleh lidah Ale dengan liarnya
Ale kini menurunkan celana pendeknya, dan juga celana dalamnya, pentungannya kini siap bertarung.
Dengan gaya yang sama alias doggy style, Ale lalu mulai menggosok ke bibir vagina Ati, dan kemudian mendorong batang kemaluannya untuk masuk ke dalam vagina Ati. Mata Ati mendelik sedikit, dia menggigit bibirnya karena desakan batang kontol Ale yang keras menusuknya dari belakang
Suara anaknya dari depan terdengar
“iya sayang…. Ade main dulu yah didepan…..”
Suara Ati agak berat menjawab, goyangan Ale pun berhenti sejenak.
“pompa lagi sayang…..” pinta Ati
Ale kembali menggoyang pantatnya
Bunyi suara pinggang Ale dan pantat Ati yang bertabrakan akbat genjotan mereka, membuat iramanya jadi indah didengar. Suasana dapur yang sempit, dan ketakutan anaknya akan jalan kebelakang, membuat persetubuhan mereka sore ini jadi seru
Ati mendesah lirih….
Ale mendengus ganas….
Batangnya kini keluar masuk dengan lancarnya. Vagina Ati kini lancar karena basah dan dindingnya mengeluarkan cairan kenikmatan yang terpompa keluar akibat gesekan paralon ajaib milik Ale, yang memenuhi isi memeknya Ati.
“oh sayang… kangen aku….” Rintih Ati
Ale makin ganas menggoyang
Tangannya meremas buah dada Ati yang bergoyang goyang akibat sodokan Ale di pantatnya
Dan Ati kadang menengok ke belakang dan disambut dengan ciuman Ale di bibirnya
Atin kembali mengerang nikmat, diikuti oleh dengusan Ale, yang kadang tangannya di pantat Ati, kadang di buah dadanya.
Ati lalu berteriak pelan
“mau keluar sayang…. Dikit lagi….”
Ale makin keras menghujamkan rudalnya
Dan akhirnya
“ough….argh….. keluar sayang…….”
Atin mencoba menahan agar Ale tidak menggoyang lagi sementara dia menikmati orgasmenya. Dia sedikit terengah engah, sementara batang Ale masih berdenyut didalam vaginanya yang basah kuyup akibat licinnya dindingnya karena luber cairannya.
“goyang lagi sayang….”
Ale kini konsentrasi penuh
Batang kerasnya menggoyang dengan konstan, tangannya meremas buah dada Ati. Dia juga sudah dekat dengan tujuannya, dan kontolnya makin cepat keluar masuk, diiringi rintihan pelan Atin, dan dengusan nafasnya Ale yang sedikit terburu buru
Dan akhirnya pemilik pentungan sakti ini pun tumbang.
Dengan gemas dia meremas pantat Ati, dan sodokannya segera berhenti mengerem mendadak, dia menyemprotkan semua cairan vaginanya ke dalam lubang kenikmatan Ati.
“ough…….” Dia memeluk Ati dengan penuh kenikmatan, tuntas sudah semua pertempuran mereka dengan posis doggy style ini.
“mamah…..” teriak anak Ati.
Dengan cepat Ati mendorong Ale, dan segera menurunkan dasternya, Ale dengan cepat berbalik badan menghadap ke arah belakang
“mamah, Om Ale…. Ngapain?” tanya anak yang masih berusia 3 tahun itu
Atin kaget
“eh…. Ini… Om Ale baru datang mau mandi…” jawab Ati cepat
“oh…..”
“halo De…” sapa Ale sambil menarik restluiting celana pendek jinsnya
Anak itu tersenyum melihat gigi Ale
“mama mau mandi juga?”
“mama kan udah mandi…” Ati tersenyum
“tapi itu kolor mama di lantai….” Dia menunjuk celana dalam Ati yang tergulung dan teronggok di lantai.
Atin dan Ale terhenyak sambil bertatapan bingung.
**********************
Sementara itu di bengkel Alvin, pukul 17.35…..
Alvin bagaikan tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh Rita. Roti bakar yang dipesannya untuk mereka berdua itu tidak disentuhnya, dia bagaikan orang linglung mendengar apa yang disampaikan Rita baru saja
“aku kasihan aja sama Koh…. Anak-anak di kost an juga sama…. Cuma kita ngga enak mau cerita…”
Alin termenung
“masalahnya, mereka berdua kadang terang-terangan…..”
“jalan berdua, suka lama-lama di kamar berdua….. naik motor boncengan pelukan….”
“pokoknya lain lah Koh…. Bukan kayak majikan dengan karyawan…”
“becandanya juga beda….”
Alvin makin tercenung
“ pernah kok aku lihat, pas Koko pulang…. Ada kali 10 menit kemudian tuh laki-laki masuk ke kamar…”
Dada Alvin membara seketika mendengarnya
“kita semua kasihan,…. Kita tahulah gimana hidupnya dia…. Semua khan Koko yang biayain…. Tapi malah gitu balasannya…..”
Alvin tahu dan kenal pastinya dengan Arman. Anak muda yang diakui oleh oleh Erika sebagai kurir ojeknya yang ngantar-ngantar jualan onlinenya dia. Bisnis sampingan dia selain kerja dengan Alvin di bengkel.
Kesal, marah dan emosi membuncah didada Alvin
Dia tidak menyangka Erika yang sangat dia sayang dan manjain, tega mengkhianati dirinya. Meski dia sudah bisa merasakan bahwa ada yang berbeda dengan cara Erika memperlakukan dirinya belakangan ini. Meskipun demiian, mendengar cerita dari Rita pun dia jadi emosi juga dan menyimpan amarah jadinya.
“tiap bulan, semua apa yang dia pengen gue kasih……” keluh Alvin
“sudah Koh….. jangan disesali….. tinggal gimana Koh nya menghadapi ini….”
Lalu
“koh jangan pikir kita mau ngadu domba…. Cuma cara dia memang keterlaluan….”
Alvin terdiam
Rita membiarkan Alvin termenung beberapa saat. Dia tahu betapa sakit dan kagetnya pria itu. Dia sendiri kasihan saja dengan kondisi Alvin. Karena dia tahu, bagaimana Erika setelah Alvin pulang, langsung Arman itu masuk ke kamarnya bahkan hingga pagi, bikin tetangga kostnya geleng-gelang kepala melihat kelakuan Erika
“ jalan sama anak muda yah gitu Koh……”
Alvin membenarkan dalam hatinya
Memang jalan dengan Alvin pasti ngga akan mungkin mereka berdua ke mall bareng. Pasti jadi pertanyaan banyak orang. Makanya mereka ngumpet di kostan. Tapi kan bukan jadi pembenaran juga bagi Erika untuk jalan dengan cowok lain
Alvin benar-benar pusing.
Dia ingin marah, namun tidak mungkin dia marah ke Erika, karena pasti akan balik ke dirinya sendiri juga, secara dia juga berselingkuh dari istrinya Fanny.
“ Koko biasa aja sih sekarang….” Saran Rita
“mulai dari sekarang Koko juga harus punya sikap…..”
“kecuali Koko ngga kasih uang ke dia, ngga kasih fasilitas ke dia….”
“ pelan-pelan aja…. Kurangin ke tempatnya… atau kesana seperlunya…. Pelan-pelan lepasin, semua fasilitas mulai koko kurangin…. Kalo dia nanya, baru Koko balikin…..”
“kalo dia tanya atau menyangkal buktinya??”
Rita tertawa
“nanti saya minta kawan saya Bela yang masih disana lihat sekalian fotoin kalo laki-laki itu datang….. setiap hari kok suka datang pas Koko pulang….”
Alvin makin mengkerut jadinya. Dia tahu kemampuan dia sulitlah untuk menandingi anak muda. Pasti Erika ada alasan untuk melakukan itu. Namun tetap saja, namanya pengkhianatan akan sangat menyakitkan hati, apalagi dia yang begitu percaya ke Erika, sampai kebutuhan orangtua Erika dan adik-adiknya pun dia yang tangung. Tapi balasan Erika malah seperti ini.
Alvin emosi dan kesal dalam hatinya…..
BERSAMBUNG ...