Toko Sinar Borneo siang hari ini seprti biasa ramai dan terik panas matahari seperti sudah jadi makanan sehari hari. Toko milik Alvin Wiryadi yang dikelola oleh istrinya Stefanny atau dipanggil Ci Fanny memang selalu ramai dan banyak pelanggannya. Dan Ale, seperti biasa bolak balik seperti setrikaan dari depan dan kebelakang.
Sosok yang diandalkan oleh Ci Fany ini bagai tidak ada lelahnya. Dan hebatnya lagi, mereja berdua mampu menyembunyikan affair mereka hingga kini menjelang setahun Ale kerja disitu bagaikan tidak tercium sama sekali.
Orang tahunya Ale hanyalah karyawan andalan Ci Fany. Apalagi sulit dipercaya jika sosok secantik Fany akan mau untuk dijamah oleh Ale. Padahal mereka secara rutin paling lama seminggu sudah mencari waktu dan tempat untuk bertempur mengadu kelamin.
Social Society ini bahkan seperti tidak akan tahu bagaimana proses didalam yang demikian hancur terjadi. Alvin meniduri karyawatinya, dan Ale selain meniduri istri Alvin, juga adik iparnya Tanti pun sudah tidak luput dari senggolan kontol Ale. Ternyata dipermukaan begitu tenang dan semua menjaga imej masing-masing, dibelakang itu nafsu sudah membutakan alam sadar mereka.
“ale……” teriakan dari balik meja kasir
“siap Ci Boss….”
Dia segera meletakan barang-barang yang sedang dipindahkan, dan bergegas ke depan
“ lu jemput si Tanti gih di depan……” perintah Ci Fany
Jemput Ci Tanti? Seketika Ale kaget dan bengong mendengarnya
“jemput Ci Tanti?”
“iye……”
Ale masih bengong ****** mendengarnya
“ dia naik bus, turun di depan, makanya lu jemput sana…..”
Segera Ale sadar dari kebegoannya
“siap Ci Boss…..”
Ale pun bergerak kebelakang, tapi kemudian balik
“naik mobil pickup Ci Boss??” tanyanya lagi
“udah ngga jadi…. Dia naik grab kesini…..” jawab Fany sambil matanya tetap menatap ke handphonenya
“baik Ci Boss…..”
Ada nada kecewa dari Ale sebenarnya. Maklum kenangan dengan Ci Tanti masih membekas dihatinya, setelah kejadian di apartementnya dia di Kemayoran itu, hingga sekarang belum lagi mereka bertemu untuk mengasah ketrampilan jurus kuda lumping. Untungnya Fany yang sibuk dengan whatsapp nya tidak memperhatikan wajah Ale lagi. Dia benar-benar tidak tahu jika adik iparnya itu sudah pernah tersangkut paralon ajaib milik Ale.
Dan seketika terdengar suara heboh dua ipar-iparan itu pun bertemu. Bahasa yang roaming di kuping Ale pun terdengar saat dua wanita itu bertemu.
Dengan malu-malu Ale menganggukan kepalanya ke arah Ci Tanti
“selamat sore Ci…..”
“sore Ale…..”
Senyuman dari Tanti bagaikan menyimpan banyak misteri. Tidak banyak yang berubah dari sosok yang digauli Ale beberapa bulan yang lalu ini. Rambutnya yang dipotong sebahu, namun badannya tambah semok dan seksi. Tonjolan dadanya yang terbungkus kaos ketat kini terlihat menggoda Ale dan pria lain saat sweaternya dibuka.
Seketika Ale pun dibuat bertanduk melihat keindahan itu. Dua sosok yang saling berhadapan dan yang sudah pernah merasakan keganansan pentungan hansip dari Ternate ini, terliat cuek dan santai bercengkrama, sambil sesekali mata dua wanita itu bertukar pandang dengan Ale yang sibuk mondar mandir antar dan angkut pesanan langganan.
Ale benar-benar dibuat pusing melihat mereka berdua. Satunya masih muda dan seksi, yang lebih tua juga tidak kalah seksi meski sudah turun mesin. Semuanya bersih dan cantik, badan mulus serta vagina yang terawat indah. Sesuatu yang belum tentu didapati oleh Ale dalam kehidupan normal, karena pasti banyak wanita dengan status social dan normal seperti semodelan Ci Fany dan Ci Tanti berpikir panjang jika harus mencari pria seperti Ale untuk jadi pasangan resmi.
Jadinya semua hidup dengan kepura puraan.
Pura-pura bahagia dengan pasangan, karena status soasial dan alasan keluarga, tapi kemudian mencari kepuasan dibelakang untuk kebutuhan seks dan fantasi mereka. Termasuk mencari titit super ala milik Ale, dan yang tahan lama anti goyang. Sensasi berbeda dan kemudian berubah menjadi ketagihan yang dalam, membuat rasa yang sulit diterima akal sehat oleh orang lain, jadi terlihat bahkan dirasakan jadi hal yang wajar dan ketagihan dibuatnya.
“le… gue duluan ama Tanti yah….” Ujar Ci Fany
“iya Siap Ci Boss…..”
Senyum simpul Tanti tersungging saat melirik ke Ale. Dia sakan memberi kode-kode alam ke Ale dengan lirikan matanya, dan busungan dadanya yang sengaja dia tunjukan, membuat celana Ale jadi makin sesak dan seakan ingin berontak.
Sepeninggal mobil city car milik Ci Fany, semua anak-anak pekerja segera bergegas dan mebersihkan semua bahan-bahan yang masih berserakan, dan menyimpan di gudang, agar besok saat buka sudah rapih dan teratur.
Ale kemudian bersiap menutup toko, mematikan AC dan lampu, serta menghidupkan lampu luar, lalu bergegas dengan cekatan naik ke mobil pickup, menutup pagar dan segera mobil carry pick up itu keluar dari halaman toko, dan kemudian meluncur setelah pagarnya dikunci oleh Ale.
********************************
Setiba di rumah, Ale seperti biasa langsung sibuk dengan pekerjaan hariannya. Beres beras rumah dan membersihkan mobil. Pembantu di rumah banyak terbantu oleh cekatannya Ale sebenarnya, karena tugas-tugas mereka banyak yang dikerjakan oleh dirinya. Ini membuat dia sangat disukai oleh teman-teman sesama pekerja, termasuk oleh majikannya.
Garasi yang memang selalu bersih, selalu disapu dan mobil-mobil milik majikannya kotor dikit langsung dicuci oleh Ale. Termasuk taman-taman dan bunga-bunga, semua disiram dengan dirapihkan, sehingga rumah Alvin ini selalu rindang dan terlihat hijau dan bersih.
Ale lalu masuk untuk mandi dan membersihkan diri.
Dia mandi dan bersiap untuk makan malam.
Selesai mandi, dengan memakai celana pendek, kaos oblong Ale lalu masuk ke dapur untuk mengambil makanan jatahnya dia.
Dan pemandangan indah terhampar di meja makan. Ci Fany dan Ci Tanti sambil ngobrol di situ berdua sambil menikmati cemilan.
Ale bingung melihat mereka berdua, dia serba salah antara mau masuk atau balik lagi ke kamarnya
“le…..” panggil Ci Fanny
“siap Ci Boss….”
“ini ambil tape ketan nih…..”
Ale terdiam sambil berdiri ragu dekat pintu antara dapur dengan ruang makan
“ini…..” tawar Ci Tanty
Dengan sedikit menunduk malu malu kucing dia lalu masuk dan mengambil tape ketan di meja.
“ambil aja semua….”
“cukup Ci Boss…..”
Dua wanita itu seperti sedang menertawakan gaya Ale yang pura-pura lugu.
Sebaliknya Ale memang dibuat bergetar melihat penampilan kedua wanita yang saling menyimpan rahasia masing-masing dalam hati mereka. Ci Fany duduk dengan tanktop setali, dan tanpa menmakan bra. Putingnya jelas tercetak dibalik tantopnya yang membungkus dadanya itu. Sementara celaan pendek ketat yang menempel di bawahnya membuat paha mulusnya terlihat indah dikolong meja makan.
Sebaliknya Tanti juga tidak kalah menggoda. Dengan daster setali, buah dadanya terlihat bergoyang saat dia bergerak menyodorkan piring tape ke arah Ale. Meski dasternya longgar, namun garis celana dalamnya terlihat jelas karena tipisnya daster yang dia kenakan.
Dua wanita ini bagai saling berlomba menggoda Ale. Dan tanpa mereka sadari bahwa dibalik pakaian mereka, ada pentungan sakti yang bangun dan tegang. Sambil menutup gelembungan celananya, dia lalu pamit dengan cepat dari ruang tamu itu.
“makasih Ci Boss…. Ci Tan…..”
Mereka tertawa kecil sambil menganggukan Kepala mereka dan lanjut mengobrol dengan Bahasa roaming di kuping Ale.
Disisi lain, sebenarnya ada kecurigaan di diri Tanti terhadap sikap dan hubungan antara Fanny dengan Ale. Mulai dari cara dia memergokin Ale yang seperti hendak memeluk dirinya dilantai atas ketika itu, lalu cara Fanny memandang Ale, dia merasakan bahwa ada yang lain diantara Boss dan pekerja ini, apalagi yang dia tahu usia Fanny dengan Alvin yang ebrbeda jauh, dan Alvin yang jarang pulang tepat waktu, dia yakin ada yang lain.
Belum lagi Ci Fanny berani memakai baju terbuka seperti sekarang meski ada Ale yang masuk. Dia tahu Ale dengan jelas bisa melihat buah dada majikannya itu. Dan yang membuat dia makin yakin ialah cara Fanny mengistimewakan Ale dalam banyak hal, termasuk gajinya yang tinggi dibanding pekerja yang lain. Apalagi waktu di apartemen dengan beraninya Ale ‘memperkosanya’ waktu itu, dia yakin Ale punya pengalaman dengan Fanny, sehingga dia berani melakukan itu dengan dirinya.
Sebaliknya, Fany juga agak was was dengan Tanti. Cara Tanti berpakaian juga agak menggoda. Meski dia agak meragukan jika Tanti akan tertarik dengan Ale, namun karena dia merupakan pelaku, maka sering dia memakai isi kepalanya dengan isi pikiran orang lain. Jika dirinya saja bisa tertarik dengan paralon sakti milik Ale, mungkin saja orang lain pun akan melakukan hal yang sama.
Dan setiba di kamarnya, Ale langsung menghembuskan nafasnya dengan penuh kelegaan, meski menyimpan ganjalan karena dia bingung. Dan benar saja, ada dua whatsapp yang masuk ke hapenya, yang amsuk secara bersamaan.
Sabar yah, ada Tanti….. ngga bisa ke tempat lu…..
Wa dari Ci Fany
Lalu…..
Kayaknya ada yang bergelumbung tadi sore pas gue datang.
Besok antarin gue ke apartemen gue yah…. Nanti gue bilang Ci Fany……
Ale langsung bingung. Dia lalu membalas kedua wa tersebut dengan jelang waktu yang agak berbeda. Dia takut dia balas mereka berdua sama-sama lagi makan dan kaget karena bersamaan terima wa dari nomor yang sama.
Kepala Ale langsung puyeng dan bingung. Dia bingung karena dua wanita indah itu dalam satu waktu bersama sehingga membuat rencana dia berkunjung ke salah satunya jadi berantakan.
Puki kau item….. setan baiknya memakinya… nasib kau memang tai laso… dua perempuan kesepian kau gasak… padahal kau item bangsat kulit kau…. Muka macam arang angus…..
Selow man…. Nasib laki-laki parlente macam kou memang mantap…. Kali ini setan bajingan berbisik… kapan lagi kau bisa goyang istri orang yang kulitnya mulus licin macam ubi kupas??
Ale puyeng dan pentungannya kini mengencang.
Membayangkan indahnya tubuh mereka berdua membuat dia jadi sakau ngwee. Pentungannya semakin menjadi jadi tegangnya. Membuat dia hanya bisa golak golek di tempat tidurnya. Ingin coli dengan cd ci boss nya lagi, tapi dia memilih menunggu adanya keajaiban.
Kali aja diantara mereka berdua ada yang datang ke kamarnya malam ini. Kan mantap tuh barang, daripada beta colli pakai tangan, malah lecet nanti. Lebih baik beta celup sudah di puki nya Ci Boss atau Ci Tanti.
Helaan nafas Ale terhembus, sambil mendengar lagu dari headsetnya, dia memejambkan matanya meresapi lagu milik Vicky Salamor, cinta beda agama…….
Tiba-tiba……
Pintu Ale terbuka, dan betapa kagetnya Ale melihat dua wanita yang dia lihat tadi di meja makan, kini tiba-tiba masuk ke kamarnya. Ale terbelalak kaget melihat mereka.
“CI Boss….. Ci Tan……”
“halo Nyong……” bisik Ci Tanti sambil tersenyum genit
Ale kaget bukan main
“dia masih bingung Ci Tan……” ujar Ci Fany sambil tertawa
“iya… gemes gue lihatnya…..” balas Tanti
Ale bagaikan tidak percaya melihat dua bidadari itu dikamarnya. Meski dia sudah on trial dengan dua bidadari ini, namun kedatangan mereka berdua di kamarnya ini membuat dia tidak pelak kaget, dan sangat terpesona apalagi dengan seksinya dua wanita ini.
Mimpi apa beta? Dua bidadari datang ke kamar beta??
“ kangen ngga lu?” tanya Tanti sambil merapat ke Ale…. Lalu dia mulai membelai dada Ale yang terbuka dan kekar
Ale ternganga…..
“ayo Ci…. Kita serang dia…..” ucap Tanti ke Fany……
“ayo…..”
Ci Fany yang masih menggunakan tanktop dan celana pendek lalu menghampirinya dari sebelah kanan. Sedangkan Ci Tanti disebelah kiri Ale. Ale yang masih terbengong bengong makin kaget saat tiba-tiba bibirnya diserbu oleh sergapan bibir Ci Tanti. Sedangkan tangannya diarahkan oleh Ci Fany untuk meremas buah dadanya yang mumbul dibalik tanktopnya.
Ale dibuat bingung, namun dengan cepat dia menyesuaikan dirinya dengan situasi ini. Sambil bibirnya melumat bibir Ci Tanti, tangan kanannya meremas buah dada Ci Fanny. Dan tangan Ci Fanny lalu turun ke selangkangan Ale, pentungannya yang semakin keras, bertambah tegang dan seakan ingin keluar dari celananya.
Kini Ci Tanti membuka dasternya dan meloloskan dari atas kepalanya, menyisakan celana dalamnya yang tipis yang tersisa menempel di bajunya, lalu dia menyodorkan buah dadanya yang gempal dan ranum itu ke mulut Ale. Dengan rakus Ale yang bersandar di bantalnya dengan posisi setengah duduk, melumat buah dada indah milik Tanti yang disodorkan ke mulutnya
Dan Ci Fanny lalu membuka celana pendek Ale, dan juga langsung dengan celana dalamnya sekaligus.
“cici serang bawah….. gue diatas yah…..” bisik Tanti ke Fany, membuat Ale semakin blingsatan dibuat oleh dua wanita ini.
Sambil dia melumat buah dada Tanti yang sudah lama dia rindukan, paralonnya yang hitam dan gede, semakin mengacung kencang, dan bibir milik Ci Fany lalu melumat batangnya dengan penuh perasaan.
Aduh, mimpi apa Ale ini…. Diserang dua bidadari cantik dengan serangan udara dan lautan. Kepala Ci Fanny naik turun sambil melumat batang kemaluannya, sedangkan mulut Ale sambil mencong mencong melumat buah dada Tanti. Suara liar Tanti terdengar menjerit lirih genit saat buah dadanya dengan rakusnya dilumat Ale.
Sementara pantat Ale naik turun dibuatnya karena lumatan Tanti dibatang paralonnya dan jepitan bibir Ci Fanny membuat Ale semakin memuncak birahinya. Bibirnya masih melumat buah dada Ci Tanti, sementara tangannya mulai memasuki celah celana dalam Ci Tanti dan jarinya meraba bagian dalamnya yang lembab dan basah.
Mulut Ale bagaikan komat kamit
Bibirnya sampe menyong-monyong karena melumat buah dada indah
Pantatnya naik turun dan bergoyang liar…….
Auh….. ah….. nikmat Cici…. Desah Ale semakin ganas
Batang parolonnya kini semakin menjulang…….
Dan tiba-tiba pipinya berkedut kedut……
Ale mencoba mengeyahkan kedutan itu…. Tapi malah makin kencang
Tiba-tiba……
Ale kaget ternyata getaran handphonenya yang berbunyi dan kena ke pipinya karena dia tertidur dan pipinya menimpa hpnya.
Sungguh kaget Ale…. Dia menengok kiri kanan, kosong…..
Tidak ada Ci Tanty dan Ci Fany, yang ada justru paralonnya yang semakin tegang dan tertahan di dalam celananya.
Bangke, ternyata dia hanya bermimpi indah dengan dua bidadari tadi, bukan kejadian sungguhan.... gara-gara tertidur tadi…… sial banget nasib beta, pikirnya Ale
Dia bingung…. tatapannya bego seketika... sementara kontolnya menjulang tegak.
Paralonnya semakin kencang karena dalam mimpinya dia diservis habis oleh Ci Fanny dan Ci Tanty. Sementara bibirnya amsih komat kamit berasa sedang mengemut putting buah dada Ci Tanty. Siake banget dah, maki Ale dalam hati.
Sementara ponselnya terus bergetar, menyadarkan Ale untuk segera melihat siapa yang menelpon. Ternyata Koh Alvin yang menelponnya
“Halo Ko Boss….”
“Ale… lu dimana sih… dari tadi gue telp juga….” Semprot Koh Alvin
“maaf Koh Bos… beta tertidur tadi….”
“pantas…..”
“maaf Koh Boss…”
“udah ah…. Buruan jemput gue di tempat biasa…..” perintah Alvin
“siap Ko Boss…..”
Ale seketika sadar dari mimpinya.
Dia lalu celingukan sebentar. Sial banget beta ini….. dia lalu berdiri, membetulkan celananya, sambil mengingat indahnya mimpi yang nyaris basah dan dahsyat barusan. Dia tidak bisa membayangkan jika mimpi yang tadi bisa jadi kenyataan, pasti indah banget buat dia.
2 lawan 1? Oh mamayo…. Indahnya hidup beta….. pikir Ale
Ale lalu masuk ke kamar mandi, mencuci mukanya, lalu keluar dari kamar mandi menenteng jaket dari dalam kamarnya, lalu masuk ke ruang dapr dan ke ruang tengah, mengambil kunci motor untuk menjemput Koh Alvin dari rumah gendakannya.
Saat masuk ke ruang tengah, dia melihat ada Thomas yang sedang makan mie rebus campur sosis dan telur mata sapi.
“halo Koko Boss…..” sapa Ale. Koko Boss adalah pangilan akrab Ale ke semua anak-anak Alvin, termasuk Thomas yang akrab dengan dirinya.
Bocah itu hanya mengangkat keningnya sambil tersenyum ke arah Ale
“mama kemana Koko Boss?” tanyanya lagi
Anak itu dengan tatapan lucu menengok ke arah Ale… lalu dengan santainya dia menyahut
“kamu nanya???”
“kamu bertanya -tanya?”
BERSAMBUNG ...