“sudah Le?” tanya Tanti sambil membuka kulkasnya
“sudah Ci...”
Tatapan Ale rasanya mau copot melihat badan semulus dan seputih itu di hadapannya. Dia sudah pernah lihat punyanya Ci Fany, punyanya Evelyn juga, tapi yang ini memang berbeda, masih terlihat mulus, licin dan sepertinya segelnya juga belum copot betul.
Ale menyeringai dalam hati, dia mulai mengumpulkan keberaniannya. Dia yakin Ci Tanti ini tidak mungkin sengaja berpakaian seperti ini begitu terbuka dengan adanya dia disini, jika tidak ada maksud apa-apa, karena hanay mereka berdua, beda halnya jika dirumah dengan Ci Fany atau ada suaminya. hanya memang memulainya ini yang sulit.
“nih...minumnya...”
Sambil menerima gelas minum berisi orson jeruk yang dingin, Ale dibuat salah fokus dengan belahan dada Ci Tanti yang mengintip dari tepian tanktopnya. Belahan indah itu disuasana hanya berdua seperti ini membuat isi celana Ale bergeliat dan mengencang.
Ci Tanti tiba-tiba memukul lehernya sendiri dengan kepalannya
“kenapa Ci?”
“ngga tau... salah tidur kali semalam...”
“oh....”
Masih memukul mukul dia pelan, memperlihatkan ketiak indahnya yang sepertinya ada bulu halus yang belum sempat dia cukur. Batang kelot Ale semakin kencang seperti tali kapal yang ditarik. Tengang betul
“mau saya urut Ci?” tawar Ale
“emang bisa lu...?” tanya Ci tanti balik
“kalo cuma ngilangin pegel sih bisa....” ujar Ale sambil sedikit cengengesan
“ya sudah.... nih....”
Dia mepersilahkan Ale untuk pindah kebelakangnya, dia sedang berdiri di meja kitchen set
Dengan setengah gemetar Ale lalu mendekati Ci Tanti dari belakang. Melihat punggungnya yang mulus dan indah, membuat kelot Ale makin mengencang, dan dengan sedikit gemetar lalu dia mulai memijit punggung bagian atas kearah lehar.
“eh...enak Le...” ujar Tanti pelan, setelah merasakan sentuhan Ale
Ale konsentrasi memijat sedangkan isi celananya tidak mau kompromi dan malah makin mengeras saat melihat dari dekat betapa mulusnya kulit Tanti, apalagi buah dadanya yang terlihat mengintip dari tanktopnya.
“iya disitu Le...” ujar Tanti lagi saat Ale memijit bagian leher yang kanan.
Pijatan Ale nampak mebuat Tanti agak relaks, dan tanpa sadar pantatnya menyundul selangkangan Ale yang sudah berjendul keras. Dan meski dia kaget dan sedikit shock, namun dia berusaha menetralisir karena bagaimanapun Tanti malu, apa jadinya jika dia ditiduri oleh babu semacam Ale, meski dia pun merasakan bahwa selangkangannya juga mulai gatal, dan nenennya mulai mengeras.
Batang kemaluan Ale yang mengeras pasti berbeda dengan milik Antonius yang harus diolah dulu baru bangun. Dia ibarat mobil manual yang kurang tenaga, masuk gigi satu, dua, hingga empat pun perlu waktu, tapi Ale ini ibarat mobil Matic yang greng tarikannya.
“makasih Le....” ujar Tanti
Ale melepaskan tangannya dari pundak Ci Tanti, isi celananya kini benar-benar mengencang. Bau harum dan mulusnya kulit sang cici membuatnya sulit menahan birahinya. Apalagi belum dapat jatah dari Ci Fany, membuat pentungannya kini meminta agar dicelupkan ke kolam sempit yang baru.
“lu pulangnya gak sorean aja..... kalo mo nonton tv nyalain aja...” kata Tanti
Dia lalu tersenyum ke arah Ale dan masuk ke kamar belakang yang merupakan kamar utama, karena jendelanya langsung keluar, meninggalkan Ale yang sudah mulai bertanduk dan mengganas isi celananya.
Ale melongo, dia benar-benar dimbang kebingungan. Antara Gas atau Rem.
Injak kanan atau kiri.
Birahi Ale kini benar-benar diubun ubun, dia berpikiranya sudah pendek. Cara Tanti memandangnya tadi seperti mengundangnya, tapi dia masih ada rasa ragu, jikalau cicinya ini tidak mau dia bisa disangka melecehkan atau memperkosanya.
Bingung Ale
Kepala atas bingung, kepala bawah mengamuk. Kontolnya kini benar-benar ngaceng
Kulit mulus dan ketiak yang berbulu sedikit tadi membuat dia cenat cenut pentungannya. Otaknya buntu, dan dia lalu nekat. Kalaupun teriak biarlah, yang penting harus beta tuntaskan, demikian tekadnya sudah bulat.
Ale lalu nekat masuki kedalam kamar tempat Tanti berada, dan Tanti yang sedang berdiri memegang ponsel kaget melihat Ale masuk, karena memang pintunya tidak dikunci
“kenapa Le?” tanya tanti
Ale tidak menjawab tapi langsung menyerobot masuk dan dengan cepat dia lalu menerkam Tanti. Tanti yang kaget langsung mendorong nadan Ale..
“Le...appa-apaan ini....”teriaknya setengah panik
Namun Ale tidak menjawab, malah semakin keras memeluknya, dan mendorong Tanti ke dinding. Tangan Tanti mendorong badan dan kepala Ale, namun dengan cepat Ale menangkap tangannya dan mendorong hingga tersandar di dinding, dengan setengah kalap Ale mencoba mencium lehernya Tanti
“ale...jangan....gue teriak nih....” ancam tanti
Tapi Ale tidak peduli, nafsu birahinya sudah diubun ubun, dengan cepat dia lalu mencoba melumat bibir Tanti, yang tangannya ditahan dan tetap mendorong Ale. Tenaga Ale yang lebih kuat dengan mudah menahan badan Tanti yang bergerak menolaknya, dan dengan cepat Ale lalu mencium leher Tanti yang terus meronta
Tanktop Tante lalu diplosotkan oleh Ale sekaliaa dengan behanya, dan buah dada putih mulus dan keluar dari sarangnya. Mulut Ale dengan liar menyambut buah dada montok itu, dan meski tangan Tanti masih dengan keras mendorongnya, namun Ale tetap mampu melumat dengan ganas kedua buah addanya
“ale...gila lu.... gue iparnya boss lu... njing.....”
Ale tidak peduli lagi, mau teriak juga silahkan, dia sudah nekat.
Buah dada yang ranum itu kini dalam lumatan Ale, dan tangannya dengan gemas meremas yang satunya lagi, sementara Tanti masih memberontak dengan tetap mendorong badan Ale, berteriak namun tidak keras, dan itu membuat Ale semakin nekat. Dia bergantian melumat buah dadanya Tanti dan leher Tanti, yang masih kapalanya bergerak kiri dan karena menolak Ale yang ingin menyerobot dan mau melumat bibirnya.
Dia merasa terhina diperlalukan seperti ini oleh Ale, dia marah dan mendorong badan Ale, namun tenaga pemuda hitam ini jauh lebih kuat.
Tangan Tanti tidak mau diam dan tetap mendorong kepala Ale, badannya meliuk liuk memberontak. Itu membuat bukannya Ale sadar, malah semakin bernafsu karena liukan badannya Tanti membuat buah dadanya bergoyang goyang indah, dan mulut Ale makin ganas melumatnya.
Kin Ale lalu mengangkat badannya Tanti lalu menghempaskannya di tempat tidur
“ale... sadar lu.... udah gila apa...’
Rintihan Tanti tidak didengar oleh Ale, dia malah semakin ganas menindih, dan melumat buah dada indah yang belum pernah diisap mulut bayi.
Kini celana pendek Tanti dengan ganas ditarik oleh Ale, dan sekalian celana dalamnya juga ditarik. Tanti masih merintih dan memohon kepada Ale agar berhenti, namun badan mulus, buah dada indah dan vagina yang diselimuti bulu selangkangan yang leabat itu membuat Ale makin kesetanan
Dengan kasar dia menarik pinggul Tanti, tangan Tanti yang menutup selangkangannya juga ditarik, dan ditahan, pahanya dibuka paksa oleh Ale, dan rintihan serta tangisan Tanti yang merasa dilecehkan kehormatannya oleh Ale, sama sekali tidak diperdulikan Ale.
Dia sudah kepalang tanggung, nafsunya sudah diubun ubun, dan bagi dia ini sudah tanggung, karena dihentikan juga pasti fatal akibatnya, jadi lebih baik dia teruskan.
Dorongan tangan Tanti dan kadang pukulan kepalannya tidak dihiraukan, dan kini Ale dengan ganas menempelkan bibirnya di vagina Tanti, dan dengan setengah memaksa, dia melebarkan paha Tanti dan vagina itu terbelah, langsung disambut oleh lidah Ale, dan bibirnya tanpa ampun melumat bibir vagina Tanti.
Rintihan, erangan dan dorongan Tanti masih saja terdengar dan meminta Ale berhenti, namun Ale maju terus pantang mundur.
Lidahnya kini mulai dengan lincahnya bermain di vagina yang meski sedikit agak kecut karena sepertinya pipisnya tadi kurang bersih ceboknya, namun tetap saja dislaber dengan lincahnya oleh mulut Ale, lidahnya masuk kedalam belahannya yang tadi menegang, kini mulai basah oleh jilatan Ale.
Tangan dan dorongan dari tanti mulai melemah, meski masih tetap berusaha mendorong kepala Ale, namun tidak sekuat tadi lagi.
Dan lidah Ale kini menjejali isi di dalam vagina itu, bibirnya juga dengan lincahnya memainkan peranannya, sedangkan tangannya meremas buah dada yang bergoyang goyang indah seiring dengan gerakan tubuhnya Tanti, meski tidak seliar tadi lagi.
Tanti sendiri akhirnya tidak bisa memungkiri bahwa jilatan Ale memang berbeda. Dirinya merasa aneh dengan badannya kini, dia jujur merasa terhina dengan pemerkosaan dan pemaksaan ini, meski dia juga sebenarnya menginginkan ada kontol perkasa lain, namun cara Ale seperti ini benar-benar melecehkan harga dirinya.
Namun pelan tapi pasti, jilatan si black ini membuatnya merasa berbeda. Tidak pernah sekalipun suaminya Antonius dari jaman berpacaran hingga kini menikah melakukan oral seks terhadap dirinya, dan apa yang Ale lakukan terhadapnya kali ini benar-benar baru pertama dia rasakan, dan rasanya memang membuat dia yang memberontak tadi, kini meski tangannya masih sedikit menolak, namun badannya dan birahinya naik dan dia secara perlahan mulai menikmati
Erangan dan rintihan tanpa sadar kini keluar, dan itu disadari oleh Ale.
Cukardeleng lu, tadi aja lu teriak teriak kayak film cewe-cewe Jepang, pertama aja Yamete kudasai, sekarang pasti lu dalam hati teriak Kimochi lah, Sugoi lah.....
Lidah Ale makin kencang dan lindah bergerak, dia berniat menaklukan Tanti dengan jilatan lidahnya. Jangan salah, lidah Ternate kadang-kadang lebih dahsyat dari lidah buaya. Sekali tusuk pake lidah dan digoyang, pasti pantat langsung ta angka
Kenikmatannya kini memenuhi seluruh tubuhnya, dia sudah tidak ingat akan pemerkosaan itu lagi, yang dia ingat sekarang ialah klimaksnya yang kini semakin dekat, sesuatu yang langka dia dapatkan selama dia berhubungan badan dengan suaminya yang loyo
Persetan Antonius, lu boleh putih dan keren, duit banyak, tapi di tenpat tidur lu coro. Kali ini si blacky ini benar-benar berbeda, baru pakai lidah saja gue rasanya mau terbang, demikian pikiran dan isi hati Tanti.
Dan benar juga, tangan dan badan Tanti kini tidak lagi menolak, namun malah bergetar. Aliran dan kehangatan yang diberikan oleh nakalnya lidah Ale, membuat dia akhirnya mencapai titik yang dia selama ini susah dapati dengan Antonius. Pantatnya bergetar hebat, tangannya meremas rambut Ale, dan erangannya tidak bisa disembunyikan, orgasme pertamanya kini hadir.
Bibirnya mengerang hebat, tangannya menekan kepala Ale dlaam-dlaam ke vaginanya, dan pantatnya bergoyang hebat. Penolakannya kini berganti rasa nikmat yang luar biasa, puncak kenikmatan pertama akhirnya di rasakan lewat lidah liar Ale.
Dengan masih menyimpan rasa malu, Tanti menekukan kakinya, badannya kini mengkerut dengan malu-malu, dia berbaring miring, masih ada rasa getaran sisa orgasme tadi, membuat badannya gaka bergerat dan sensitif jika tersentuh.
Ale kini tidak ingin melepas momentumnya, dengan cepat dia membuka kaosnya, celananya dan sekaligus celana dalamnya, kini Ale sudah telanjang bulat juga.
Dia lalu meraih badan Tanti. Melihat Ale yang dsudah telanjang bulat, Tanti shock melihat ular cobra Ale yang ukurannya seperti tangan bayi itu, gila gede banget, ngaceng lagi, bisik hati Tanti takjub.
Dia meronta kembali saat Ale membuka pahanya
“jangan lu... udah udah....cukup Le.....” teriaknya lirih
Namun Ale tahu bahwa ini hanyalah basa basi semata, dari tadi juga dia menolak tapi kan ngecrot juga. Dasar munaro juga nih cici satu.
Paha Tanti yang sudah dikangkangi oleh Ale kini terbuka lebar. Memek merah itu terbuka merekah, dan batang kemaluannya yang sudah ngaceng pol itu lalu menempel, membuat Tanti agak ngeri ngeri sedap saat batang itu mulai bergesekan dengan bibir vaginanya.
Dan pelan tapi pasti meski masih berusaha ditahan oleh Tanti, namun Ale dengan setengah memaksa, akhirnya mampu menenggelamkan batangnya kedalam vagina Tanti. Tanti merasa agak perih, dia masih mendorong dan sedikit mencakar, namun tangannya dihalau oleh Ale, ditahan keatas, dan ketiaknya yang ada bulu sedikit, langusng dilumat oleh Ale dengan ganasnya.
Gila nih black ini, benar-benar kayak banteng ngamuk. Semua seisi tubuh gue dijilatin ngga ada jijik-jijiknya yah, pikir Tanti. Mulai dari leher, memek sampai ketiak pun dijilatinya.
Masuknya batang yang gede itu membuat sakit dan perih awalnya, namun setelah cairan vaginanya keluar membanjiri, rasa nikmat akibat jepitan vaginanya dan penuhnya lubang itu, membuat kenikmatan yang dirasakan Tanti kini mengalir lancar.
Meski masih memalingkan wajahnya dari wajah Ale, namun Ale dengan penuh senyuman lalu mulai menggoyangkan pantatnya. Dia benar-benar merasa sudah menang dan diatas angin. Musuh sudah takluk, dan tangannya selain masih memegang tangan Tanti, bibirnya lalu menyedot ketiak Tanti.
Kini mulutnya melumat buah dada yang sangat indah itu. Jujur buah dada Tanti ini jauh lebih indah dari Ci Fany yang sudah turun mesin, ini masih sekal dan keras, bijinya juuga kecil.
Lumatan di buah dada dan pentilnya Tanti, diiringi goyangan dan masuk keluarnya pentungan hansip Ale yang besar dan penuh, menimbulkan kenikmatan tersendiri. Dia tiodak lagi merintih menolak, namun kini mulai merintih keenakan. Benar-benar enak dan sugoi banget.
Ale kini matanya setengah terpejam, kontolnya dijepit eratnya memek Tanti. Sedangkan Tanti juga sama, memeknya kini penuh dengan masukinya batang hitam kedalam memek merahnya, tubuh hitam legam Ale yang dalam posisi menimpah Tanti, membentuk kombinasi sempurna seperti sebuah kopi susu yang belum teraduk.
Ale yang merasa akan ada diujung kenikmatan, ingin memberi pengalaman yang berbeda kepada Tanti, sekaligus membalas dendamnya yang tadi dia merasa ditolak dan hampir dicap pemerkosa.
Dia lalu mencabut batang kemaluannya, dan Tanti memalingkan wajah menatap Ale, seperti protes karena dia juga merasakan nikmatnya yang luar biasa.
Ale lalu membalikan badan Tanti, kini Tanti tengkurap. Pantatnya ditarik dan lututnya jadi tumpuan. Pahanya dilebarin dan Ale bertumpu di lutut mendekatinya dari belakang. Dia lalu menusukan kembali pentungannya ke memek Tanti.
Oh, ini rasanya kalo didoggy, pikri Tanti. Enaknya luar biasa
Sambil meremas dan kadang memukul mesra pantat Tanti, Ale lalu menggoyangkan kembali dan memaju mundurkan kontolnya ke memek Tanti. Jeda sedikit tadi membuat dia seperti ditarik kembali mendekati garis start, dan kini kontolnya dengan perkasa mengubek ubek memek Tanti dari belakang.
Sodokan dari belakang dan tangan Ale yang meremas buah dadanya, membuat Tanti menjerik penuh kenikmatan kali ini, sodokan dan goyangan Ale kali ini rasanya memang mulai mengantarnya menuju puncak yang kedua kalinya.
Namun Ale lagi-lagi putar otak, dia merasa inspirasi dan gaya permainan ala JAV harus dia praktekan kali ini, dia tidak ingin tumpah lewat belakang, dia lalu kembali mencabut kontolnya yang kembali membuat wajah penasaran Tanti muncul.
“ganti posisi Cici.....” ujar Ale. Si bajingan ini sudah tahu kalau si ci Tanti sudah takluk, dan tidak akan mungkin berteriak atau berbuat yang aneh-aneh, makan kini dia yang ambil alih komando
Ale kini berbaring, dan dia menyuruh Tanti naik ke atas nya
“gimana?” tanya Tanti lemas
Ale senangnya bukan main mendengar itu.
Dia lalu menuntun agar Tanti naik ke badannya, dan dia lalu mengambil tangan Tanti, agar memegang kontolnya yang hitan dam basah karena berlumuran cairan memeknya Tanti, untuk diarahkan ke lubang yang tepat.
Dan benar saja, sesaat kemudian memek Tanti sudah melumat masuk kontol bagongnya Ale.
Kini dia pegang peranan diatas, dan tanpa diajarin lagi,pantatnya kini secara otomatis bergoyang mengikuti kemana titik nikmat yang harus dia tuju, sedangkan kontol Ale yang mengacung tegang kini bersiap menyambut setiap goyangan Tanti.
Kali ini Tanti benar-benar merintih penuh kenikmatan
Pantatnya bergoyang dengan cepat, dia seperti tidak mampu menahan saat dia dalam posisi diatas, dan kerasnya dan besarnya batang Ale yang beda jauh ukurannya dengan Antonius, ditambah remasan rangan Ale di buah dadanya, mebuat dia semakin sulit mengontrol dan menahan diri, orgasme yang kedua miliknya kini sudah menjelang.
Alel lalu mengambi posisi untuk merapat ke kepala tempat tidur, dan dengan setengah duduk dia lalu melumat buah dada Tanti. Oh, rasanya luar biasa bagai Tanti, saat dibagian bawah dia sibuk bertarung karena itilnya dihantam oleh palkonnya Ale, diatasnya bibir Ale malah melumat buah dadanya dengan gigitan dan jilatan yang membuat dirinya terbang.
Dia rasanya tidak sanggup bertahan
Dan dengan enguhan yang kencang....
“gila lu Le..... gue keluar lagi nih..... auh,,,,oh...oh... oh.... “ Tante berteriak tanpa malu lagi, pantatnya bergetar hebat dan kembali dinding vaginanya mengeluarkan cairan sekaligus berkedut kedut akibat orgasme yang hebat kali ini.
Orgasme terbaik yang dia dapatkan selama ini. Karena fantasinya untuk bersetubuh dengan pria legam seperti ale akhirnya terjadi juuga, dan memang Ale sangat perkasa. Kuat dan daya tahan serta kelincahannya luar biasa.
Ale yang juga sudah diujung jalan, langsung membalikan badan Tanti, dia melebarkan paha Tanti dan kembali memasukan kontolnya
“oh...gila Ale.... ngilu....”
Ta[i Ale tidak perduli. Kini badannya menempel ke badan Tanti, dia memeluk erat dan tidak ada lagi penolakan kali ini, ciuman Ale menyebar di leher putih mulusnya Tanti. Dadany menempel di dada Ale, dan batang kemaluan Ale bergoyang cepat keluar masuk
“buat didalam boleh....” tanya Ale
“jangan Le.... gue ngga kabe...” masih sadar Tanti ternyata
Dan kemudian Ale menggeram dengan hebatnya
Dia lalu mencabut ular cobra hitamnya dan cairan kental yang banyak kemudian terpancar di perut hingga ke dada Tante
“ohhhhh..... ohhhhh....oh........” teriak Ale dengan derasnya, dan kemudian dia tumbang di samping Tanti.
Mereka sama-sama terbaring, dan menatap ke langit kamar apartment.
Ale kini tersadar dan kembali ke bumi. Dia kini kembail ke Ale yang asli, dan meski dia tahu cici Tanti menikmati, tapi dia rasa kuatir dan takut jika perbuatannya ini diketahu Koh Alvin dan keluarganya, bisa berbahaya baginya.
Tanti lalu bangkit
“banyak banget sih....” ujarnya melihat ceceran air peju Ale yang menyemprot ke badan hingga ke seprai.
“sampe ke seprai lagi.....” gerutunya
Ale hilang nyali mendadak.
Tanti lalu masuk ke ke kamar mandi dan mencuci bersih perabotannya yang baru selesai dipakai bertarung. Ale sendiri masih termenung. Dia lalu berdiri, dan Tanti yang masuk setelah dari kamar mandi tiba-tiba mendekati dan langsung menampar Ale yang sedang memegang celananya
“bangsat lu.... “
Ale kaget dan terdiam
“maaf cici...” sambil menunduk
“ngga bisa lu minta baik-baik apa?” Tanti malu diperkosa oleh Ale, sedangkan dia yang diperkosa tapi sampai dua kali orgasme
“maaf cici.... maaf banget...” Ale hanya bisa tertunduk.
Meski kesal, tapi Tanti kasihan melihat mukanya yang penuh penyesalan itu.
“sana cuci, trus bantuin gue copotin seprai.... jorok bekas pejuh lu...”
“iya Ci...”
Ale segera bergegas ke kamar mandi mencuci kontolnya.
**********************
Selesai mencuci kontolnya, Ale kembali masuk kamar, dan hendak memakai celananya.
“ngapain pake celana lu?” tanya Tanti
Ale bingung
“pake handuk aja....”
“iya Ci.....” pasrah Ale
Dia melingkari badannya dengan handuk, sedangkan Tanti sudah berganti bajunya dengan daster setali namun bawahnya pendek
“Anton pasti malam baru balik, mungkin bisa besok... jadi lu temenin gue sampai dia udah dekat sini baru lu balik....”
Ale bingung, antar kaget dan senang
“Iya Cici....”
Mereka lalu membereskan seprainya, mengganti dengan seprai yang baru dan Ale lalu memasukan seprai itu ke mesin cuci, dia langsung menggilingnya agar bisa segera dijemur nanti.
Dia masuk lagi ke ruangan tengah
“lu lapar ngga?”
“tadi udah makan Cici....”
“makan buah aja yah....”
“iya Ci...”
Sambil menyeduh teh, Tanti mengeluarkan buah dari kulkas, dan menyodorkan ke Ale
“gila, rasanya kayak robek memek gue....”
Ale hanya tertuntuk malu
“ci Fany jebol ngga ama lu....” tanya dia
“ngga Cici..... ngga.... “ sangkal Ale cepat
“beneran lu?”
“bener Ci.... ngga ada hubungan apa-apa kami, hanya natar boss dengan karyawan saja”
Tanti mencoba percaya sama di hitam satu ini
“lu bisa simpan rahasia kita kan...?”
“siap cici, kalau saya cerita cari mati saya....”
Tanti tersenyum mendengarnya.
“le, tutup pintunya tuh yang belakang, trus nyalain Acnya” perintah Tanti
Lalu
“itu sofa tarik aja, bisa jadi tempat tidur kok....”
Ale lalu menarik sofanya, alu membentangkannya menjadi tempat tidur. Tanti lalu memberikan kain agar dipakai buat alas, dia menyuruh Ale mengambil bantal dari kamar depan. Lalu Ale duduk disebelah kanannya, sambil menikmati cemilan dan buah apel serta teh manis, sementara Tanti sedang asyik membalas pesan-pesan dari WA nya.
Buah dadanya yangg tidak terbungkus beha nampak tercetak dari daster titpis itu, paha mulusnya juga terlihat terbuka karena pendeknya daster itu. Dan bangsatnya lagi si cobra, melihat itu sudah mulai lagi bangun dia.
Saat dia bangun hendak menaruh gelas dimeja,. Handuknya terjatuh dan dengan jelas Tanti bisa melihat batang kemaluannya yang sudah naik lagi
“asataga.... udah bangun aja lagi yah...” dia mengakui stamina dan kekuatan Ale memang beda. Ini berbanding terbalik dengan Antonius yang jika sudah nembak perlu waktu lama lagi dia bangun.
“tiduran lu....” perintah Tanti
“udah ngga usah ditutuup...” sambungnya lagi “tadi aja lu main buka-buka tangan gue....”
Ale tersenyum kecut karena tadi dia agak malu dan mencoba menutup selangkangannya
Tanti lalu mengambil kamera ponselnya dan dia memotret kontol Ale yang tegang itu, meski Ale kaget, tadi dia membiarkannya.
Tangan Tanti meremas dengan gemas kontol Ale
“gila gede banget yah.....” bisiknya gemas.
Dia lalu membuka dasternya, tubuhnya yang tidak mengenakan apa-apa lagi, kini telanjang bulat. Dia lalu berbaring disamping Ale. Perpaduan antara mereka berdua sungguh kontras, satunya putih mulus dan cantik, satunya lagi hitam legam dan sangar.
“mau yang kayak tadi Le....” pinta Tanti setengah malu malu
Dia membuka pahanya, dan segera Ale maklumi jika Tanti ingin mendapat jilatan lagi memeknya.
Ale langsung memposisikan di bagian bawah tanti. Jika tadi dia buru-buru, kali ini dengan tenang dan kemudian lidahnya lalu mulai menjilati bibir vagina Tanti dengan lembut.
“oh Ale..... enak banget....”
Lidah Ale kini bermain kemabli ke memek yang kini bau sabun dan tidak kecut lagi, dan dengan posisi lidahnya dia sambil melumat dan menjilati itil dan memainkan kacang itu dengan lidahnya, membuat Tanti bergoyang dan bergetar lagi pantatnya.
“oh...... augh......” ritihnya kin tidak malu malu-malu lagi
Serangan lidah dan bibir Ale kini semakin liar, remasan di buah dada itu juga semakin lembut dan sesekali jarinya menjepit puting buah dadanya.
Tanti benar- benar tidak kuat mendapati serangan sedahsyat itu
“Le.... masukin benar kontol lu...... pengen keluarnya pake kontol....” bisiknya dengan bahas yang vulgar tanpa malu lagi.
Sambil menatap tanti yang terbaring, Ale lalu menutun cobranya yang sudah naik dan tegang, lalu sambil menggosok ke pinggiran bibir dan permukan vagina Tanti, Ale lalu menenggelamkan batang kontolnya kedalam memek Tanti yang sudah basah.
“ pelan-pelan Le....” suara parau Tanti
Cobra yang hitam dengan kepalanya yang mengkilap itu lalu masuk penuh, dan erangan kaget dan sedikit sakit di memek Tanti, lalu berubah menjadi sebuah sensasi yang berbeda saat ada batang hitam legam masuk ke memeknya yang berada diantara paha putih mulus dan vagina yang merah merekah.
Kini dengan erat Tanti memeluk Ale, dan pantat Ale lalu bergoyang dengan irama lembut, batangnya keluar masuk dengan lancar, dan jepitan memek Tanti serasa menggigit batang kemaluannya, dan rasanya sungguh membuat Tanti merasa bagai terbang ke angkasa birahi.
Matanya berkejap kejap menikmati tusukan batang Ale, dan Ale juga menikmati betapa erat cengkraman vagina Tanti, meski becek karena banyaknya cairan yang keluar, namun tetap saja seperti rem cakram cengkramannya mantap sekali rasanya.
Tangan Tanti yang terangkat membuat Ale dengan lidahnya lalu menjilat ketiak Tanti. Wanita itu tersenyum melihat ketiaknya dijilatin, geli namun nikmat, sesuatu yang baru bagi dirinya.
“ada bulunya..... belum sempat cukur...” bisik Tanti
“ngga apa-apa..”
“suka lu?”
“suka sekali cici.....”
Tante tersenyum dan memeluk Ale dengan eratnya.
Ketiak indah yang mulus memang meski ada bulu halus yang tipis selalu indah dilihat dan dijilat, berbeda dengan ketiak hitam yang jorok, pasti jangankan Ale, semua pria juga malas menjilatinya.
Tanti dibawah terbang ke langit ketujuh rasanya. Badannya benar-benar kini penuh sensasi dan lemas namun penuh gairah akibat sebuah simponi seks yang indah, yang berbeda dengan gaya tempurnya Antonius yang nyaris standard banget tanpa variasi dan gaya-gaya yang membuat dia lemas dan ingin lagi.
Dan matanya kembali merem melek sambil menikmati goyangan lembut Ale dan menempelnya dadanya yang lembut dan bergoyang goyang ke dada Ale yang keras berotot itu.
“nanti kalo gue ke Jakarta lagi, lu datang yah temuin gue...” bisiknya pelan
“Iya cici....”
“beneran?”
“bener Ci....”
Tanti tersenyum manja, sodokan Ale membuat dia merintih lagi
Ale lalu mencium leher indahnya dan membuat dia kegelian dengan ciuman itu
“enak ngga memek gue....”
Tanya Tanti lagi sambil matanya berkejap kejap
“ini memek juara....” puji Ale
Tanti tersenyum
“lu jangan jajan yah......”
“ngga cici....”
“oke... jangan sampe gue kejangkit nanti penyakir gara-gara lu jajan....”
“ngga cici...”
Obrolan sambil menikmati tusukan kontol dan jepitan memek seperti ini memang rasanya berbeda, ada rasa nyaman dan rasa birahi yang naik turun, membuat persetubuhan ini terasa indah.
“ nanti buang diluar dulu yah....” bisik tanti lagi
“iya Ci......”
“kalo gue ngga subur.... lu buang didalam deh....”
Ale menggangguk....
“enakan didalam sih.... tapi gue takut jadi...” senyumannya Tanti sambil menyembunyikan wajahnya di lehar Ale.
Lalu mereka saling bertatapan dan kali ini Tanti pasrah saat bibir Ale menyentuh bibir indahnya, bahkan mereka kemudian saling melumat dan lidahnya berpilin dengan penuh nafsu.
“Le... goyang agak kencangan..... gue mao keluar nih...”
Alel lalu mulai mengoyang dengan irama yang sedikit lebih cepat, kontolnya diarahkan agak sedikit keatas tusukannya, dan itu membuat itilnya Tanti jadi terstimulasi dengan baik dan membawanya ke gelombang birahi yang sudah mendekati pantai orgasme
Akhirnya dia berteriak lirih.....meremas pantat Ale dan menekannya agar menusukan lebih kencang, saat orgasmenya tiba. Nafasnya terengah engah, dia bagaikan habis maraton dan terlempar ke finish line di pulau kenikmatanan.
Lalu Ale tanpa membuang waktu, menggenjotnya lebih kencang dan dengan konsentrasi penuh dia memeluk erat Tanti, rintihan dan erangan Tanti dia tidak pedulikan, dengan cepat dan kencang dia menggoyang lagi, dan menghantamkan kontolnya ke memek indah itu.
Lalu akhirnya ujungnya pun tiba
Lalu dan dengan cekatan dia mencabut serta membuang semua cairan kenikmatan itu ke perutnya Tanti sekali lagi, dan hebatnya meski tadi sudah keluar, namun cairan dia kali ini juga berlimpah ruah bertebaran di perut hingga ke dadanya. .
Ale lupa sesaat dengan Ci Fany, lupa dengan Antonius yang tadi memberinya uang untuk hasil kerjanya, yang dia ingat hanyalah enaknya memek dari Tanti, panlok cantik yang barusan memberinya kenikmatan, yang kini sedang terbaring di sampingnya sambil tersenyum penuh kepuasan, karena baru saja merasakan kenikmatan yang ketiga kalinya siang ini.
Tanti memeluk Ale dengan lembut, lalu sambil tersenyum puas, tangannya membelai dada Ale.
“enak banget.... kontol kamu memang kuat...” puji Tanti
Ale tersenyum malu, dia sekarang malah bingung bagaimana nanti jika Tanti datang lagi ke Jakarta dan memintanya datang, lalu apa alasannya ke Ci Boss??
Memang jika dalam birahi otak itu tumpul dan bego. Giliran sudah muncrat seperti ini, baru akal sehatnya berjalan normal dan berpikir segala kemungkinan yang akan muncul.
Pusingnya Ale seketika mereda saat pelukan dari Tanti menempel dari belakang, dan benda lembut itu menempel di punggungnya membuat dia merasa seperti menjadi laki-laki bataruh, meski tampang pas-pasan , namun jika berada di situasi yang tepat dan kesiapan yang bagus, maka nasibnya akan sangat beruntung sekali.
BERSAMBUNG ...