𝐊𝐎𝐏𝐈 𝐒𝐔𝐒𝐔 𝟎𝟏 𝐃𝐀𝐈𝐋𝐘 𝐋𝐈𝐅𝐄

 


Sengat matahari lumayan menyiksa kulit siang ini.

Tapi tidak bagi Ruslan.

Ini sudah menjadi sarapan sehari hari. Dengan cepat dia bergerak mengangkat balok-balok kayu dari truk dan memindahkan ke tempat penyimpanan di gudang belakang. Dia sengaja bergegas cepat memindahkannya, karena akan ada semen satu truk lagi yang akan masuk sebentar lagi.

“istirahat dulu, Ale” Teriak Pak Wandi sambil duduk dan menghisap rokok

“slow Be” sahut Ruslan

Ale merupakan panggilan akrabnya, karena dia memang asli dari daerah Maluku, tepatnya daerah Ternate. Kulitnya hitam khas orang-orang timur, ditambah lagi ibunya dari Buton, maka lengkap sudah gelapnya kulit Ruslan

Tanpa memperdulikan Pak Wandi dan Kebot yang duduk sambil merokok dan minum, Ale tetap mengerjakan tugasnya hingga semua balok rapih tersusun di gudang belakang. Lalu dia berpindah ke samping lagi, mengangkat beberapa sak semen dan disusun rapih, agar jika semen baru masuk bisa dengan mudah peletakannya.

Ale lalu jalan kedepan dan laporan ke majikannya

“Ci, balok semua sudah dipindahkan trus nanti jam 1 semen mau masuk” ujarnya Ale dengan dialek timurnya yang tidak pernah lepas

“Oke Ale, gudangnya sudah lu rapihin kan?” Tanya sang majikan

“Sudah Ci…..beres”

Ale segera berlalu kebelakang lagi sambil membawa 2 bon dari meja etalase depan, untuk menyiapkan pesanan yang sudah masuk, nanti dimuat di mobil pickup lalu diantar ke pelanggan yang sudah memesannya.



PROLOG:

Toko bangunan Sinar Borneo ini merupakan milik toko bangunan milik Alvin Wiryadi, atau suka dipanggil Koh Alvin, usianya sudah dikepala 5 tepatnya 55 tahun. Selain toko Sinar Borneo ini, Koh Alvin juga memiliki bengkel motor dan toko sparepart yg letaknya kurang lebih 5 km dari took bangunannya yang diberi nama Bengkel Karya Borneo.

Istrinya bernama Stefany Hong, 38 tahun usianya. Memiliki tinggi 163 cm dengan badan yg masih langsing dan tidak pernah lebih dari 55 kg, membuat Ci Fany panggilan akrabnya tidak terlihat seperti wanita yang sudah mau masuk kepala 4.

Berbeda dengan suaminya yang sudah terlihat tuanya, dan suka berpakaian seadanya, maka Ci Fany selalu terlihat licin, wangi dan menarik, disamping dikarunia kulit putih mulus dan wajah cantik ala wanita oriental.

Koh Alvin sehari harinya mengelola bengkel dan took sparepart, dan Ci Fanny mengelola toko bahan bangunan atau material, dan seperti biasa jam bukanya jika toko bangunan itu mulai jam 9 hingga jam 5 sore, maka bengkelnya Koh Alvin bukanya jam 10-18 setiap harinya.

Mereka berdua sudah menikah selama 12 tahun, dan dikaruniai satu orang anak laki-laki yang berusia 11 tahun bernama Thomas, atau yg suka disapa Tommy yang kini duduk di bangku sekolah kelas 6 sekolah dasar swasta.

Sebenarnya anak Koh Alvin sendiri sudah ada 3 semuanya, ada Justin kini berusia 27 tahun yang sekarang memilih kerja dan tinggal di Singapore, sudah menikah dengan orang Malaysia, lalu ada Hendry 24 tahun yang baru lulus dari peternakan, tapi memilih tinggal dengan Akong dan a-mah nya di Pontianak, sekalian mengurus peternakan ayam potong dan budidaya telur disana.

Alvin sendiri istri pertamanya meninggal 14 tahun yang lalu, setelah dua tahun menduda, oleh keluarganya diperkenalkan dengan Stefany, yang waktu itu masih berusia 25 tahun atau beda 11 tahun dengan anak pertamanya.

Akibat repot mengurus anak dan kerjaannya, Alvin akhirnya memutuskan untuk melamar Stefany, meski mereka bisa dibilang tidak pacaran sama sekali, kecuali dicomblangin oleh pihak keluarga masing-masing.

Stefany sendiri sebenarnya lulusan Universitas juga bagian Accounting, dia ikut membantu usaha keluarganya di Pangkal Pinang. Namun sayangnya usaha restoran mereka harus gulung tikar dan nyaris bangkrut. Banyaknya saingan dan kondisi restoran mereka yang nyaris tidak banyak berubah, membuat banyak ditinggalkan oleh pelanggannya.

Stefany sendiri saat itu baru saja gagal menjalin hubungan dengan pacarnya, karena pacarnya memilih meninggalkan dia dan menikah dengan wanita lain. Disaat galau dan kondisi keungan keluarga seperti itu, maka lamaran dan uluran tangan dari Alvin rasanya sebagai pelampung penolong bagi mereka.

Adik Stefany, yaitu Stefanus sedang di bangku kuliah tingkat II Kedokteran, dan tanpa diminta pun Alvin sudah mengisyaratkan akan menolong keluarganya Fany jika pernikahan ini terjadi, sehingga pilihan buat Fany pun semakin sulit dan harus memilih Alvin, meski dia tidak pernah mencintai, bahkan kenal lebih dalam, apalagi bermimpi akan menikah dengan duda.

Setelah menikah Fany diboyong ke Jakarta dan menetap dipinggiran Jakarta, rumah mereka dekat dengan Toko Bangunan milik Alvin, dan Fany akhirnya harus beradaptasi dan ikut mendidik anak-anak Alvin, termasuk anaknya sendiri yang lahir setahun kemudian setelah menikah.

Setamat SMA Justin langsung pindah dan kuliah di Singapore hingga menikah dan menetap disana, dia juga jarang sekali pulang. Adiknya malah setamat SMP langsung pindah ikut Engkong dan A Mah nya ke Pontianak, maklum anak bungsu ini sangat dimanja oleh kakek dan neneknya.

Alvin sendiri tidak keberatan, Fany juga demikian, toh mereka bisa saling datang dan berkunjung jika rindu satu sama lain. Meski anak-anaknya kurang dekat dengan ibu tirinya, tapi Thomas adiknya sangat disayang oleh dua kakaknya. Thomas bahkan pernah ikut satu bulan lebih dengan Justin ke Singapore bersama Hendry, bahkan jalan-jalan bertiga hingga Malaysia.

Di bengkel Karya Borneo ada 4 staff Alvin, satu bagian administrasi dan kasir, dan 3 lagi tekhnisi bengkel yang mengurusi perbaikan hingga perawatan motor. Di Toko bangunan sendiri selain Fany yang bertugas menjaga toko sekaligus boss disana, ada 3 anak buahnya yang ikut membantunya.

Yang pertama Pak Wandi, sudah 60 tahun usianya merupakan pegawai lama dari jaman Koh Alvin baru buka toko bangunan ini,merangkap sopir pickup lalu ada Rivai yang suka dipanggil kebot, baru 3 bulan kerja sebagai kenek, dan terakhir ialah Ruslan atau yg suka dipanggil Ale.

Ale sudah bekerja selama 6 bulan, paling rajin dan tidak pernah diam orangnya. Bisa dibilang toko bangunan ini menjadi rapih, teratur dan juga tertata semua berkat Ale. Gudang yang berantakan semua ditata dan dirapihkan agar barang-barang dan material mudah dicari dan gampang dihitung saat opname. Pasir dan kerikil juga dibuatkan sekat dari kayu dan papan bekas agar tidak berhamburan kemana mana. Dia juga bisa menyetir dan jika Pak Wandi berhalangan, maka Ale yang mengambil alih. Sehingga sedikit banyak bisa dibilang Ale ini tangan kanannya Koh Alvin dan Ci Fany di toko bangunan ini, dan itu sangat membantu sekali kedua majikannya.​

Bersambung ...


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com