𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟏𝟗 𝐊𝐎𝐃𝐎𝐊 𝐓𝐄𝐋𝐀𝐍 𝐂𝐎𝐁𝐑𝐀 𝐇𝐈𝐓𝐀𝐌


Ale sejenak mengintip ke dalam ruang keluarga, ada Alvin lagi nulis dan cek-cek daftar sparepartnya. Dia lalu minta ijin mau pinjam motor, alasannya mau ketemu temannya dia, jam 10 sudah balik. Alvin nyantai saja menjawab, pagi balik juga ngga apa-apa, asal besok masuk kerja.


Ale dengan cepat keluar, mengeluarkan motor lalu mengunci gembok gerbangnya, dan dia membawa kunci reserve agak dia pulang dia bisa buka sendiri. Motor segera dia starter dan menuju ke RM seafood 88, karena tadi Tante Bertha pesan mau makan fuyunghai.

Pake duit lu dulu nyong nanti tante ganti dirumah

Siap Tante

Sambil menunggu fuyunghai dan capcai dimasak, dia menghayalkan indahnya tubuh Tante Berta, jika Fany mulus putih ala oriental, tapi tante Berta ini putih yang eksotif. Putih ba itang sadiki bahasa ambonnya. Membayangkan buah dadanya Berta tadi siang yang mau tumpah, membuat ular cobra Ale menggeliat.

Suasana restoran yang agak ramai membuat Ale rasanya mau maki batangnya dia, suka ngga tau diri batangnya kalau sudah sange, berdiri ngga tau tempat dan jam. Padahal sebagai pegawai teladan di toko, Ale pun ingin cobranya ini sehati dan sepikir dengan kepalanya dia. Tahu diri dan tahu tempat, tapi sayang cobranya suka ingkar janji dan melawan instruksi. Apalagi jika sudah lilat toket gede macam tadi toket Tante Berta.

Sebenarnya Ale ingin setia sama Ci Boss nya dia. Sudah mulus, pukinya enak dan wangi, baik dan sayang sama Ale, tapi masalahnya sudah beberapa hari ini dia tidak kasih jatah, ini yang sulit dan dilema buat Ale, kepala atas sih masih aman menerima, kepala bawah ini sulit menolak. Apalagi tadi sudah dipancing begitu, ada susu keju mantap yang mau minta dia kolaborasi jadi Kopasus ( KOpi PAke Susu KejuU Sedikit) sulit bagi Ale jika demikian

Fuyunghai... teriak kasir di restoran 88

Siap perintah....Ale sampai kaget

Dengan cepat dan gerakan patah-patah, Ale melaju menuju ke rumah Tante Berta, jam 8.30 malam, dia lalu menelpon Tante Berta. Tidak lama keluar Tante Berta, membuka pintu pagar, lalu meminta Ale masuk kedalam.

“parkir disitu samping motor tante aja” ujar dia

Malam ini Tante Berta dengan Tanktop hitam dan celana pendek putih, buah dadanya memang terpampang belahannya keluar. Dan tanpa memakai beha seperti tadi siang. Keseksian Tante Berta menyapanya dan makin membuat kontolnya bergoyang tanpa arah.

“ini Tante....” Ale menyodorkan fuyunghainya.

“makasih Nyong...”

Dia lalu masuk lewat pintu belakang

“makan yuk Nyong...’

“masih kenyang beta...”

“makan dikit aja...”

Akhirnya Ale tidak enak hati untuk menolak, dia lalu menemani makan sedikit saja.

Sambil makan, dia sesekali melirik ke belahan dada tante Berta. Dia usia yang sudah 40an memang pesona Tante ini masih belum pudar. Perutnya juga masih belum buncit, dan celana hotpantsnya dia yang ketat membuat kodok ungkepnya terpetak dengan jelas. Dan itu membuat celana Ale makin sesak.

“oma dimana Tante”

“sudah dikamar depan tidur...”

Ale menganggukan kepalanya

“ko sudah lama dengan Fany kerjanya?”

“sudah lumayan Tante...”

“baik mereka?”

“baik banget Tante....”

Saking baiknya dia kasih dia punya puki buat beta.... hampir saja Ale keceplosan bilang demikian.

Selesai makan, tante lalu bikin kopi buat Ale, dan teh manis buat dia. Dia mengajak Ale keatas, sebelumnya dia kunci pintu bawah, mematikan lampu garasinya, karena ada motor Ale nanti jadi pertanyaan tetangga motor siapa malam-malam parkir dirumah dia.

Ruang keluarga diatas ada tvnya, dan terbuka ke arah taman indoor diatas. Kipas angin yang berputar mambuat mereka duduk disitu agak adem. Ada sofabed juga disitu, Tante Berta lalu meletakan minuman mereka di atas meja.

“ini kamar si Nyong ama Nona kalao mereka dua orang datang, kamar tante dibawah, Cuma kalao mau santai kita diatas sini soalnya sambil lihat taman” ujar Tante Berta. Ada tembok tinggi membuat privasi di ruangan yang terbuka ke arah taman itu terjaga.

Dari tadi Ale sudah ngaceng berat melihat sintalnya body Tante Berta, mana putingnya tercetak jelas tanpa beha, membuat cobra Ale mulai mendesis dibawahnya. Dia lalu mencoba mentralisirinya

“tante, kamar mandi dimana?”

“itu diantar dua kamar itu...’

Ale masuk ke wc, buang air meski tidak rasa kencing, lalu dia membilas kepala cobranya yang bengkak dan ngaceng dari tadi. Maki Ale dalam hati, pukimai kau, sabar sedikit, sudah dekat ini barang jangan kau buat kacau yah....

Begitu dia keluar dari kamar mandi, Tante Berta sedang berdiri dekat kamar mandi juga.

“sudah?”

“sudah Tante...” jawab Ale sambil senyum

Tante Berta tersenyum, sambil mengikat rambutnya keatas, membuat ketiak indahnya terbuka, ada sedikit bulu-bulu halus disana. Tatapan Tante Berta yang agak nakal ke arah Ale, saat dia tahu Ale memandangi ketiaknya dan dadanya yang sengaja dibusungkan.

Dan kemudian Ale lepas kontrol jadinya

Dia mendekati Tante Berta, dan tanpa banyak bicara dia langsung menerkam dan memeluk Tante Berta, lalu menyandarkannya ke dinding. Kedua tangannya mengangkat lengan Tante Berta ke atas, dan bibir Ale dengan ganas melumat ketiak Tante Berta yang terbuka itu, Tante Berta kaget medapat serangan kilat seperti ini, dia tidak menduga akan diserang dengan ganas oleh Ale.

“oh....nyong ko nakal sekali...” desahnya saat ketiak indahnya yang ada bulunya dilumat oleh bibir Ale, dia kaget tapi senang dan menikmati serangan Ale.

Dia lalu melepaskan tangannya dari sekapan tangan Ale, dia membelai pipi Ale, menatap wajah pria muda yang gelap tapi eksotis, lalu dia melumat bibir Ale dengan ganas. Bibirnya melumat dan setengah menggigit bibir Ale, lidah mereka saling bertemu dan selangkangan mereka saling bergesekan

Tangan Ale mulai nakal turun ke dada yang besar itu, sambil bibirnya melumat bibir Berta, badannya disandarkan ke Berta yang terdorong ke dinding, dan kontol nya menekan dan menggesek memek Berta yang masih terlapis oleh hotpansnya.

Tangan Berta kini turun meremas kontol Ale yang menggelembung dari balik celana cargo pantsnya itu

“nyong...ini rudal kiapa pai skali.....” bisiknya sambil matanya meredup

Ale hanya tersenyum sambil kembali melumat bibirnya Berta

Kini Berta lalu turun kebawah, dia menurunkan celana pendek Ale hingg dibawah lutut, lalu menurunkan juga celana dalam GT man Ale hingga turun nempel dengan celana pendeknya. Kini batang jumbo mirip cobra hitam terjulur dan berayun ayun tegang bebas

Berta terkagum melihat betapa batang Ale ini memang besar, hitam dan berurat, dan tegang sekali

“gila punya Raymon aja ngga ada setengahnya kali ama punyanya Ale ini....” gumannya dalam hati.

Berta membuka mulutnya, lidahnya terjulur membasahi kepala topi baja Ale dengan ludahnya. Dan dengan bantuan tanganya yang mengurut lembut, lidahnya menjilat batang hingga kepala kontol Ale, mebuat Ale terdongak kepalanya, tangan kanannya menopang tubuhnya ke dinding, sedangkan tangan kirinya memegang kepala Berta

“adoh Tante....sedap sekali lidahnya.....” racau Ale

“ouwh.....” kembali Ale terkejut saat mulut Tante Berta membuka dan menghisap batang kemaluannya.

Rasanya tidak muat semua batangnya ke mulut Berta, dia lalu memainkan bibirnya dengan setengah menjepit diselingi oleh permainan lidahnya yang aktif mengkelitik kepala topi baja Ale dengan lincahnya. Dan Ale dibuat kelonjotan keeenakan oleh permainan mulut dan lidah Berta yang memang lihai dalam bercinta.

Puas dengan jilatan dan lumatannya, Berta lalu bangun, kembali lidahnya bertemu dengan lidah Ale. Sambil mulut mereka saling melumat, tangan Ale menaikan tanktop Berta keatas hingga buah dadanya terbuka, dan mulut Ale dengan rakusnya melumat kedua buah dada Berta secara bergantian. Pentilnya yang coklat dan agak besar itu dilumat oleh Ale, buah dada besarnya bergoyang seiring dengan goyangan badan Berta, dan lidah Ale ikut aktif memainkan sentuhan di ujung pentil Berta.

Lumatan dan nakalnya lidah dan bibir Ale membuat Berta merintih nikmat, dia benar benar menikmati keganasan Ale, setelah Raymon yang sudah uzur dan tidak mampu memuaskannya, juga brondong gantengnya yang gagal membuat dia O karena sudah meledak duluan dua kali saat bercinta dengan Berta, namun kali ini Ale menunjukan sisi lain dari sebuah kekuatan banteng hitam dan ganasnya cobra di selangkangannya yang berayun ayun menggesek selangkangannya yang masih tertutup celana hotpants

Lidah dan bibri Ale yang melumat dan menjepit pentilnya secara bergantian membuat Berta tidak kuat, vaginanya kini basah dan mulai managih minta disentuh, apalagi dari tadi Ale terus menggesekan cobra hitamnya kesitu, sentuhan dengan apem tembemnya itu membuat gairahnya semakin naik dan minta dituntaskan

Dia lalu melepaskan dari pelukan Ale, dia menarik Ale ke sofa bed yang di ruang keluarga itu. Berta lalu membaringkan tubunya menelentang pasrah. Ale membuka celana pendek dan celana dalam sekalian hingga bagian bawah Berta kini polos bugil.

Vagina yang indah dan polos tanpa rambut itu membuat Ale terpana, belahannya terlihat jelas dan bersih, berbeda dengan hutan lebat milik Ci Fany, ini justru padang luas yang tanpa adanya tumbuhan, namun indah karena belahannya yang basah seperti sungai yang menarik untuk dijelajahi oleh mata, jari dan juga lidah.

Melihat indahnya memek botak itu, Ale dengan ganas menempelkan bibirnya di belahan itu, dia melumat bibir luar hingga Berta berteriak histeris karena kelentitnya ikut tersentuh oleh lidah Ale yang masuk bergerilya kedalam, dan memberi sentuhan penuh kenikmatan dengan membela vaginanya dengan lidahnya yang nakal dan menusuk.

“ale....enak betul lidah lu nyong....ouch.....” rintrihan Berta membuat Ale semakin ganas melumat bibir luarnya dan memainkan itilnya dengan lidahnya, sedangkan tangannya seirama dengan lidahnya dan bibirnya digunakan untuk meremas buah dada besar milik Berta

Berta kini tidak kuat, dia lalu menarik Ale untuk segera menuntaskannya dengan meminta dengan penuh kemesraan dan birahi...

“Nyong...masukin syaang...Tante ngga kuat.....” bisiknya sambil mencium bibir Ale, meminta Ale agar segera memasukan cobra hitamnya ke kodok tembem miliknya.

Ale mengambil posisi tembak

Lalu digesek gesekkan kepala kontolnya ke kelentit Berta, dan wanita itu berteriak histeris, meminta Ale agar jangan menyiksanya

“masukin sayang......”

Batang kemaluan Ale yang besar dan berurat lalu mulai masuk. Seperti ular cobra yang masuk kesarangnya. Kontras kulit dua orang ini membuat suasana masuknya kontol itru ke memek mulus yang kemerahan itu mebuat suasana percintaan ini jadi semakin eksotis.

Ale mendiamkan sejenak batang kemaluannya saat semua masuk penuh ke memek Berta. Dia bisa merasakan vagina Berta agak meremas batang kemaluanya yang penuh dan terihat sesak saat didlaam vaginanya Berta.

“ouch sayang enak banget Ale....” rintih Berta lagi

Ale lalu mulai menggoyang dengan irama teratur, dan gesekan ular cobra antiknya ini saat bergesekan dengan dinding vagina Berta yang menjepit dan basah karena birahi lewat dinding-dindingnya membuat nikmat bercinta dua insan ini sangatlah dimanjakan.

Berta menatap sendu Ale, sambil tanganya meremas pinggul Ale. Merasakan kerasnya dan besarnya kontol Ale, membuat mata Berta mengerjap tiada henti menikmati sodokan maut Ale, dia benar-benar merasakan betapa nikmatnya coba gemuk yang dimakan oleh kodok tembemnya ini

“Enak Le....ampun kontol lu enak banget.....’ suara Berta bersahutan dengan suara nafas Ale

“ale.....” sela Berta disaat keluar masuknya kontol Ale

“naikin dikit sayang.....” perintah Berta

Ale lalu mengikuti kemauan Berta dengan mencabut kontolnya, lalu memasukannya lagi kedlam memeka Berta

“tahan Le...” perintah Berta pas kontol Ale masuk setengah

“oke sayang....mainin seperti itu....” pinta Berta

Ale lalu memainkan kontolnya dengan memasukinnya setengah dan secara berirama. Ini sedikit menyulitkan Ale untuk beraksi, karena dia harus menahan tubuhnya, lalu menahan kontolnya yang hanya diminta masuk setengah agar bisa menstimulasi memek Berta.

Ale lalu mencabut kontolnya, dia lalu meminta tukar posisi. Berta menuruti, dia lalu membuka tanktopnya yang masih menyangkut didadanya. Lalu dia menaiki Ale yang sedang menelentang di sofabed menanti kodoknya menelan kobra Ale yang masih garang mengangguk angguk minta diterkam

Berta memasukin kontol Ale ke vaginanya yang tanpa halangan karena sudah basah. Dia sedikit meringis meski masuk lancar, karena size kontol jumba Ale. Dia lalu mulai menggoyang pinggulnya dengan teratur, dengan posisi seperti ini Berta bisa mengatur agar kontol Ale bisa menyenggol kelentitnya.

Dan dia semakin tidak kuat saat Ale meremas buah dadanya yang besar dan pentilnya menantang tegak. Tangan Ale dua-duanya lalu meremas dan menyatukna kedua buah dadanya agar merapat ke tengah, lalu mulutnya melumat kedua pentilnya sekaligus. Buah dadanya yang besar dan pentilnya yang coklat itu memudahkan Ale melumat dan menggigit keduanya sekaligus, dan ini membuat Berta tidak kuat menghalangi lajunya aliran orgasmenya yang selama ini dia impikan

“ale.....ampun ale....tante mo keluar ini....” teriak dia histeris.

Dan memang akhirnya dia berteriak keras....” aahhhhhhhh ahhhhhh...aouch.........keluar Nyong....” dia menekan pantatnya dalam-dalam menekan kontol Ale yang menusuk keras vaginanya yang basah, sedangkan buah dadanya masih digigit lembut oleh mulutnya Ale....

“ohhhh....gila lu Ale.....” dia mencubit dada Ale dengan mesra..... lalu dia rubuh menimpa Ale, dan mencium dengan ganas bibir Ale... “ ampun sayang....Cuma ale yang bikin gue ambruk kayak gini.....top dah....” sambil mengatur nafasnya

Tiba-tiba

“Berta.....” suara nenek atau mama mertua Berta teriak dari bawah

Dia berdua kaget, ternyata suara berisiknya mereka saat ngewe terdengar oleh Ibu mertunya Berta

“ya Inang....?”

“kenapa kau teriak2?’

Berta tertawa sambil mengisyaratkan agar Ale diam

“abis telp Raymon, Inang....makanya teriak2 sambil bercanda...” kata Tante Berta berkilah

“oh baiklah....”

Terdengar langkah yang diseret menjauh.

“dia sudah tua ngga kuat naik kesini....” bisik Berta

Ale langsung membalikan badannya Tante Berta, lalu membuka pahanya lebar-lebar, dan bibirnya lalu meludah ke vagina botak itu, dan kemudian segera dia menusukan batang kemaluannya ke dalam vagina basah itu dan mulai menggoyangkan dengan ganas

Ale dengan garang menggoyang dengan cepat, full speed dan penuh konsentrasi. Sedangkan Berta yang dibawah, tangannya meremas buah dada Ale, kakinya melingkar di pantat Ale, dan pantatnya bergoyang mengikuti irama tusukan Ale yang tegang sekal

Lalu tidak lama Ale kemudian mulai mencapai klimaksnya

“buang dimana Tante sayang....” tanya Ale sedikit meburu nafasnya

“terserah nyong.....”

“terserah , Tante?”

“iyo....”

“di mulut tante boleh?” pertanyaaan nakal dan bangsat tercetus dari Ale...

“boleh sayang....”

Ale lalu mencabut batang hitamnya dari memek Berta dan lalu dia menancapkan ke mulut Tante Berta, dan menuangkan cairan pejunya ke mulut Berta, yang disambut sedotan vacuum nya Berta yang menyedot semua isi peju Ale. Sampai Ale kejang-kejang, karena sudah abis pejunya tapi cobranya masih disedot sampe kempot pipi Berta.

Ale mengatur nafsnya yang ngos-ngosan, dia lalu terbaring di ketiak Berta. Sambil memeluk Berta yang bugil dan berbaring dengan mulut berlepotan peju yang kemudian ditelannya hingga habis.

“enak Tante?” tanya Ale

“super Ale.....ko punya kontol enak sekali....lemas tante...”

Ale tersenyum dan memeluk Tante Berta

“kau punya kontol mirip Putin.... Putin sekali bilang Ura....ancor Ukraina....kalo kontol lu sekali hantam, porak poranda tante punya kodok....” ujar Berta sambil mencium Ale.

Ale memeluk Berta lagi. Meski ada sedikit penyesalan karena dia teringat dia punya memek lebat di rumah cap Ci Fany, tapi pesona Tante Berta memang lain. Apalagi tadi dia main betul-betul ganas dan goyangannya dia dahsyat sekali, bikin Ale ketagihan dijepit.

BERSAMBUNG ...


 


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com