𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟐𝟏 𝐏𝐔𝐊𝐈𝐌𝐀𝐈, 𝐀𝐋𝐄 𝐌𝐎𝐃𝐔𝐒 𝐁𝐔𝐓𝐔𝐋

 


“Assalamualaikum Ruslan”


“wa alaikumsalam, Mama...”

“sehat Ale?”

“sehat sekali Mama, alhamdulilah”

Suara ibunya di ujung telpon Ruslan

“eh Ruslan, kau di Jakarta khan?”

“ada betul Mama....”

“eh kau ingat si Evelyn?”

Ale mengingat sejenak

“Evelyn anaknya Om Yorri?”

“betul Ale....”

“kiapa Mama?”

“bagini Ale, Om Yorri sudah almarhum, mamanya Tante Eta sudah sakit-sakitan juga. Tadi Kakanya dia Riko kesini minta tolong, kau kesana temui si Evelyn ini....”

Buset, nemui Evelyn? Manusia sombongnya minta ampun ini?

“dia di jakarta?”

“iyo.... tadinya ikut suaminya, tapi sudah baku pisah sekarang dengan suami bulenya dia, seng ada anak jua, dia kerja sekarang di jakarta, suaminya sudah kawin lagi katanya...”

Oh begitu

“trus beta temui dia untuk apa?”

“Riko kesulitan cari dia, karena nomor dia sudah ganti, tapinya katanya dia sudah kerja bagus, gajinya besar, khan Halimah kerja di tempat mereka...”

“iyo.....trus kenapa beta harus cari dia...?”

“Riko minta tolong kau antar dia punya bagian....”

“bagian apa?”

“ bagian pusakanya dia Ale, tanah bapaknya sudah dijual disini, dibagi 4 ke anak anaknya, jadi ale pergi cari dia antar dia punya bagian...”

Ale terdiam, bagaimana mau carinya

“nanti Halimah kirim alamatnya lewat hp...” tutup Mamanya

Evelyn ini adalah anak dari tetangga sekampungnya dia di Ternate dulu, dia anak bungsu dari 4 bersaudara. Bapaknya asli Manado, mamanya Cina Ternate. Wajah cantiknya jangan ditanya. Saking cantiknya, Evelyn ini dikenal sombong dan tidak mau bergaul, meski dia dikenal banyak orang, tapi dia hanya mengenal sedikit orang. Maklum orang cantik, kulit putih seperti bahasa Manadonya ubi kupas katanya.

Ale agak ragu jika Evelyn kenal dengan dia, namun karena diminta tolong sama ibunya, Ale akhirnya bersedia, namun dia harus meminta ijin sama Ci Boss nya dulu, selain meminjam rekening Ci Boss nya untuk menerima transferan, dia juga minta ijin untuk besok tidak masuk karena harus antar kiriman tersebut.

“siapanya lu?” tanya Fany

“tetangga Ci Boss..”

“jadi mereka transfer ke gue, gue kasih cash ke lu, trus lu antar ke Jakarta?”

“iya Ci Boss...”

“ ya sudah....”

Sore harinya Fany memanggil Ale

“ini udah masuk nih.... nanti dirumah aja gue kasih cashnya yah....”

“iya siap Ci Boss....”

Malam harinya, karena Koh Alvin ada dirumah, Fany tidak berkunjung ke kamar Ale seperti biasa, dia hanya memberi uang sebesar 7 juta sesuai yang ditransfer ke rekeningnya dia.

“besok lu bawa motor aja...”

“ngga apa-apa Ci Boss, saya naik angkutan umum saja, dekat dari stasiun kereta naik gojek...”

“ya sudah...jangan malam-malam lu pulangnya....”

“ia siap Ci Boss....”

Fany tersenyum melihat Ale yang menundukan wajahnya

“ngga mau coli lu?’ goda Fany

“ngga Ci Boss... masa saya coli Ci Boss ngga...” sambil menunduk malu

“tumben waras lu....”

Fany tertawa

“Ngga mau cd gue nih?” tawarnya genit sebelum masuk lagi ke kamarnya

“ngga usah Ci Boss... nanti aja isinya....”

Fany mencubit Ale dengan gemes, kalo ngga ada Alvin udah gue terkam lagi lu item.... pikir dia

Besoknya, Ale ke toko dulu mempersiapkan semuanya, lalu dia pamitan ke pak Wandi

“ini mah lapangan tembak Le.... sodara lu ini kerja disini?” ujar Pak Wandi

“maksudnya lapangan tembak apa, Beh?”

“tempat ngewe, ******....masa lu ngga tau...”

Haduh, masa iya tempat beginian sih? Pikir Ale.

Marlboro Hotel and Executive Club, namanya Amel kalau disana, bukan Evelyn.

Demikian wa dari Halimah ke Ale kemarin sore.

“gila, ini mah kelas tinggi.... gue tahu tempatnya....” ujar Wandi

“ ada cungko juga ama panlok....anjay....sodara lu kerja disini?”

Ale bingung mendengar penuturan Pak Wandi

“ah, kaga tau deh Beh.... nanti gue lihat aja....”

“awas nanti lupa sodara lu......” gelak tawa Pak Wandi

Ale hari ini necis betul gayanya. Celana jins, kemeja kotak-kotak warna putih hitam, Sepatu kets putih , memang laki-laki perlente betul siang ini. Naik gojek sampai stasiun kereta, pake kacamata, jam tangan 150 ribuan yang keren, tidak lupa dia selfi di kereta, kirim foto ke Halimah

OTW ke Cici Evelyn.

Puki betul gaya Ale hari ini. Macam mau pergi konser Mita Talahatu di stadio Kie Raha saja dia.

Jam 10 pagi dia sudah menemukan gedung hotel dan club yang dimaksud. Ale masuk dan bertanya ke security, si security lalu menyuruh Ale cek suhu badan, log in ke sistem peduli lindung, lalu suruh dia masuk ke atas lewat lift.

Setibanya di lantai atas, Ale sedikit bingung melihat kondisi disini, karena baru kali ini dia datang ke tempat seperti ini. Kalo cuma lokalisasi pinggiran dia sudah pernah pergi, tapi ke hotel mewah seperti klub ini benar-benar baru bagi dia. Namanya saja executive club.

“halo...selamat siang Ka...” sapa seorang wanita dengan stelan blazer

“ambil kunci dulu....” perintahnya

Ale bengong, tapi dia menerima saja gelang yang katanya kunci

“udah pernah kesini?” tanya wanita tadi dengan ramah

“oh...belum Mbak...” jawab Ale bengong

“oh gitu... mau mami pilihin?” tanya wanita itu lagi

Mami? Sejaka kapan kau jadi mami beta? Tanya Ale dalam hati

“mau yang lokal, ck atau usbek?”

Makin bengong Ale

“eh.....saya....”

“apa mau saja kontesin kesini?” tanya Mami

“kontesin?”

“iya...mami panggil mereka kesini, biar abang pilih siapa yang cocok buat abang...”

Dengggggg.... ini rupanya yang dibilang sama Pak Wandi

“saya mau ketemu Amel.....” kata Ale dengan cepat

“oh Amel.....”

Sepertinya si Mami kaget mendengar Ale menyebut nama itu

“abang pernah ama Amel...?”

Ale hanya tersenyum

“dia primadona sih disini.... Cuma dia termasuk VIP lokal yah.... harganya dia 1,8 juta...” ujar si Mami

Ale terkejut, dia sedikit mulai bisa menganalisa

“gimana? Mau saya panggil si Amel?”

“iya boleh..” jawab Ale cepat

“Tunggu yah”

Ale terdiam, namun isi kepalanya berputar cepat.

Dan setelah menunggu sekitar 10 menit, munculah sosok bidadari di hadapannya

“nah,,,ini si Amel....”




Evelyn ternyata tidak banyak berubah, masih cantik seperti dulu, malah sekarang makin matang, toketnya makin gede. Dan wajahnya meski dilapisi make up tebal, tetap dikenali oleh Ale, dan memang Evelyn atau Amel ini tidak kenal Ale, maklum di kampung dia jarang keluar rumah, dan sudah jadi rahasia umum, orang cantik dikampung sampai kucing di hutan pun kenal, sedangkan anak bawang kayak Ale mana dikenal.

“gimana? Mau?”

“iya...iya...mau....” kata Ale

Amel tersenyum melihat Ale, meski dia sebenarnya kurang suka mendapat tamu dari daerah timur sana, tapi dia bersyukur, maklum dipandemi seperti ini tamu banyak berkurang drastis dan rate senilai dirinya suka kalah bersaing dengan LC reguler yang lebih murah, makanya sepagi ini ada yang pakai dia, dia sudah senang saja.

Dia mengajak Ale naik ke atas lewat lift, pemandangan keduanya saat dipantau lewat bayangan yang terpantul di kaca lift, memang seperti interacial mode on. Ale dengan badan kekar hitam agak pendek, sedangkan Amel putih mulus, cantik seperti bidadari.

Mereka masuk ke kamar, lalu Ale seperti orang bego duduk di tepi kasur, sementara Amel sedang merapihkan perlengkapan lenongnya, dan menelpon ke resepsionis lewat telpon dikamarnya, memberi tahukan jika dia masuk kamar.

“cuci yuk....” ujarnya ke Ale....

Ale agak bengong

“buka bajunya, gantung disitu” perintah Amel

Otak Ale langsung bergerak dengan cepat, kapan lagi beta bisa ewong nih cewe idaman sekampung bahkan sekecamatan beta dulu. Samua laki-laki ingin sama dia dulu, saking cantiknya ini wanita. Dan sekarang ada di depan dia.

Khan dia tidak tahu beta siapa? Ini uang 7 juta juga kan buat dia? Kenapa ngga beta kasih ke dia, dan beta ewe dia? Khan dia ngga tahu? Bisik hati iblis Ale. Harganya dia Cuma 1,8 juta, beta hajar sudah, lagian tanggung sudah dikamar. Nanti kalau dia mengaku, uang diambil dia disuruh bayar bagaimana?

“ayo abang ganteng...” ujar Amel lagi

Ale langsung membuka bajunya dan menggantungkan di gantungan di belakang pintu kamar.

“semuanya sayang....kan mau dicuci....” ujar Amel lagi

Ale melucuti semua pakaiannya hingga bugil, lalu dia masuk ke kamar mandi, dan Amel sudah didalam menunggunya. Batang pentungannya dengan lembut dielus dan disabunin oleh tangan lembut Amel. Ale rasanya mau pingsan, wanita idaman kecamatan ini mengelus batangnya dia.

“wuih...kelot pai skali....” ujar amel mengomentari pentungan Ale yang mulai mengembang kencang.

Ale tersenyum manis sekali.

“sudah....tunggu di koi yah....” bisik Amel

Ale lalu masuk ke kasur, dia tiduran menunggu Amel masuk dari kamar mandi.

Dan ale terkesiap melihat wanita yang selama ini dia hanya bisa intip dari jauh jaman mereka masih kecil itu, kini berdiri di depannya. Badannya mulus dan licin luar biasa, meski lampunya gak temaran, tapi dia dengan jelas bisa melihat mulusnya badan Amel.

Buah dada indahnya yang pentilnya masih kecil, perutnya rata dan mulus, dan vaginanya ditumbuhi bulu halus yang dicukur rapih, membuat kelotnya ale semakin tidak terkendali naik turun. Dadanya bergetar melihat keindahan wanita bunga kampungnya itu.

Untuk sementara dia mengikis rasa berdosanya karena membohongi wanita ini. Toh dia tidak ditanya namanya siapa dan kenapa menemui dia, pasti di kepala Amel bahwa Ale ini tamu yang memang mencari wanita tipikal seperti dirinya, makanya dia dipanggil.

Tangan Amel dengan lembut mengelus pentungan Ale yang sudah mengangguk angguk dengan kencangnya, sambil jarinya yang kiri mengelus dan mengocok batang kelot Ale, tangan kanannya bermain meraba puting dada Ale, sentuhan tangan lembut itu membuat Ale semakin terangsang dan pentungannya mengencang

Kini lidah Amel melumat pentil dada Ale, dalam hati Ale mimpi apa gue tadi malam sampai siang ini Amel lalu jilat gue punya pentil, tangannya sapu-sapu gue punya batang kelot, anjir memang ini namanya rejeki Ale yang soleh.

Lidah Amel masih bermain disitu, sementara tangan Ale juga tidak tinggal diam, dia meremas buah dada Amel yang menggantung indah, putingnya yang kecil dan payudara kencang itu diremas dengan lembut, baru kali ini Ale menemukan buah dada indah yang masih belum disusui bayi, dan dengan sedikit gemas dia memilin puting buah dadanya.

Kini Amel turun ke pentungan Ale, sudah jadi SOP bahwa blowjob diwajibkan, maka dengan lembut lidah Amel lalu menyentuh batang pentungan Ale yang sudah tegang banget dari tadi, dia memasukan kepala kelot yang gede itu ke mulutnya, meski hanya memainkan kepalanya di mulutnya, ini sudah membuat Ale gelagapan, meski sering bercinta dengan Ci Fany yang mulus, namun merasakan barang baru yang jauh lebih muda dan punya story di masa kecil Ale, membuat dia megap-megap juga jadinya.

Melihat Ale yang sudah kelabakan diserang olehnya, Amel lalu mengambil posisi untuk rebahan, dia memberi kesempatan bagi Ale untuk mengeksplore tubuhnya.

Ale lalu bangun dan mulai menjilat leher mulus wanita itu, saat dia mencium bibirnya, Amel dengan sedikit melengos mencium pipi Ale, dia sepertinya menghindari french kiss dengan Ale, dan akhirnya ale pun turun melumat buat dada indahnya itu, dengan penuh nafsu kedua pentil itu dimaikan oleh mulut dan lidah Ale.

Puas bermain di dada, Ale kini turun ke perut mulus nan indah indah itu, dan bibirnya turun lagi selangkangan Amel, kini bibirnya mengecup rambut tipis di pangkal paha yang indah itu, dan kemudian lidahnya menyapa bibir kemaluan yang agak sedikit tirus, tidak tembem seperti milik Fany atau Berta. Lidahnya masuk kedalam belahan vaginanya Amel, dan lidahnya terjulur menjilat isi kacang polong yang menggantung di ujung atas vaginanya

Amel segera menarik Ale, dia sepertinya ingin segera dimasukan batang pentungan Ale yang kini tegang sekali. Amel lalu merobek sachet plastik yang dia siapkan disamping bantalnya, dengan cepat dia lalu membungkus batang kelot Ale, dan kemudian dia membuka pahanya lebar-lebar, mempersilahkan Ale untuk menancapkan pentungannya ke vaginanya yang dibasahi lagi dengan ludah

Merasakan vagina yang baru, memang lain rasanya bagi Ale, memek Amel ini agak tipis dibanding memek berta atau Fany yang sudah berumur dan banyak lemaknya,ini benar-benar tirus dan saat batang kelotnya semua tenggelam, kaki ramping Amel tetap membuka dengan lebarnya, tangannya menelentang keatas memperlihatkan ketiaknya yang bersih dan licin.

Ale kini dengan penuh konsentrasi mulai menggoyangkan batang kemaluannya dengan keras, tubuh indah dan wajah yang cantik itu kini meringis menahan gempuran kelotnya Ale, dan dia memalingkan wajahnya ke samping, dan dia sedikit mendorong kepala Ale saat Ale menjilat ketiaknya dia, bahkan saat Ale mencium buah dadanya, seperti ada rasa geli yang dia rasa sehingga dia mendorong kepala Ale.

Mendapat perlakuan seperti ini, membuat Ale lalu berkonsentrasi untuk segera keluar, dia memejamkan matanya sambil menikmati keberuntungannya menggocek vagina Amel, merasakan bahwa jepitan vagina atau puki wangi ini yang dulu hanya buat bahan coliannya, membuat Ale meringis keenakan, dan dia meski ditahan dengan plastik pengaman, tetap saja dia seperti tidak mampu menahan birahinya yang terus naik.

Dan tidak lama kemudian Ale merasakan bahwa ujung orgasmenya kan segera muncul dan tiba, dan benar saja, dia kemudian mengejang dan sambil menahan hantaman pantatnya dan kontolnya bagai kena jepit, dia lalu memuntahkan semua isi cairannya ke dalam vagina Amel

“oughh....” dengus Ale terdengar saat crotan cairannya tumpah ruah di kondomnya.

Amel lalu mendorong badan Ale agar segera mencabut batang kemaluannya. Ale terengah engah akibat goyangannya yang bersemangat tadi ke vagina Amel, dan kemudian Amel bangun, menyerahkan tisu ke Ale agar membungkus kondomnya di tisu tersebut.

Wanita itu masuk mencuci vaginanya dengan sabun khusus pembersih, juga sempat mandi lagi membersihkan badannya akibat ludah dan jilatan Ale tadi di badannya, jujur saja dia agak geli sebenarnya. Dia kemudian keluar dan melihat Ale masih tergeletak di tempat tidur, batang kelotnya kini agak mengecil, meski masih terlihat besar aja walau sudah menumpahkan isi kantong semarnya.

“cuci gih....”

Ale lalu bangun dan mencuci batang kelotnya. Dia seketika rindu dengan Ci Fany yang luar biasa pelayanananya jika bercinta, atau Tante Berta yang sadis kalau sudah mengemut pentungannya. Ini sepertinya servis nya standar banget.

Namun Ale segera sadar, kau Ruslan bajingan betul, sudah tipu orang, kau pake pula lubang pukinya secara gratis, masih mau minta diservis bagus. Lupa kau kalo dia tahu kau si Ruslan Pettu kakaknya Halimah Pettu yang keling dan tukang toki batu di kampung, mana mau dia kasih pukinya ke kau, dasar kau tidak tahu diri aja, demikian otak warasnya berbisik.

Dia segera mencuci sambil melap dengan handuknya dia memperhatikan Amel yang lagi pakai baju dari belakang, dia bagai bermimpi selesai menggasak memek wanita idaman sekecamatan, bahkan sampai ke seluruh penjuru kota dulu rasanya wanita yang dua tahun dibawah dia usianya ini sangat dikenal karena kecantikannya. Memang sangat terkenal, sayang saja salah jalan hingga masuk ke tempat ini.

“nanti bayar dibawah, di resepsionis dan kasir dibawah...” ujar Amel

Ale bingung

“kalo Bung mau kasih tip baru kesaya langsung” ujar Amel dengan senyuman manis. Kalau sudah pancing minta tip dia manis sekali

Ale mencabut uang cash 500 ribu dan memberikan ke Amel.

“makasih Kaka....” sambil mencium pipi Ale. “ sampai jumpa lagi yah....” sambungnya lagi

Mereka lalu turun kebawah, keluar lift Amel langsung jalan ke kanan, dan dia menunjuk Ale untuk ke kiri.

“1 juta 950 ribu, Bang... sama cover charge nya...” ujar resepsionistnya

Ale segera membayar sejumlah yang diminta, lalu setelah mendapat resinya, dia segera menuju lift dan turun kebawah, keluar dari bangunan hotel dan klub tersebut.

Ale lalu masuk ke warung makan padang yang tidak jauh dari situ, waktu masih menunjukan jam 12 siang. Dia makan dengan lahapnya, sambil memikirkan bagaimana dia barusan selesai mencoblos wanita impian para pria sekampungnya. Dia tersenyum sendiri menyadari bangsatnya dia sekaligus beruntungnya dia.

Kan beta ngga ditanya sama dia.... bisik hati busuknya dia...

iya tapi lu bajingan, bukannya kasih uang yang jadi haknya dia, lu malah makan untung Ondos bangsat.... bisik hati baiknya....

iya, ngga apalah kapan lagi lu bisa cuki dia.... bisik hati busuknya lagi

Ah... Ale pusing jadinya, namun dia jujur senang sekali bisa merasakan enaknya memek indah milik Evelyn atau Amel tadi. Untungnya Amel ngga mengenali dirinya, jika sampai dia tahu pasti Amel bertanya dapat duit dari mana bangsat ini sampai bisa masuk dan paku dia disini.

Ale lalu menghitung sisa uang tadi. 7 juta dan dia bayar tadi total 2.450.000,- artinya masih ada 4.550.000, di kantongnya dia yang belum dia serahkan ke Amel, bagaimana dia bisa serahkan lagi , dia bingung, kalau dia naik lagi lalu main kasih bisa –bisa Amel tahu dia tipu dan digebukin sama security disana, kalau dia balik lagi lagi pulang nanti ditanya sama Halimah dan Riko apa semua sudah dikasih?? Aih pusing kepala Ale

Lalu kemudian, otak bangsatnya mulai berjalan licik

Kenapa lu ngga naik lagi aja, ewe dia lagi lalu kasih uangnya, lu bisa goyang dia dua kali malahan jika bayarnya cuma 2 juta sekali goyang dia. Ale ikut membenarkan jadinya, tambah kontolnya kini bangun lagi mengingat betapa indahnya badan Amel tadi. Gila tuh kulit, lalat aja bisa terpeleset, lagipula tadi belum puas isap toketnya dia dan pukinya dia Amel sudah minta segera masukin, tambah dia nafsu banget melihat indahnya tubuh Evelyn, maka cepat keluar deh tadi.

Dia melirik, masih jam 12.40, dia lalu menghabiskan minumannya, dia kemudian masuk lagi melangkah kedalam klub executive tadi.

“balik lagi Bang...” sapa security yang tadi

“iya Bang,,,,”

“silahkan....”

Mami yang tadi kaget Ale balik lagi setelah sekitar sejam tadi dia baru kelar dengan Amel

“mau ama Amel lagi?”

“iya...”

“wah...ketagihan yah ama Amel...” ledek Mami sang itu

Ale hanya tersenyum dengan senyuman liciknya

Amel tentu kaget, kalau nyong ambon tadi datang lagi mau sama dia. Biasanya dia baru dapat tamu dua hari sekali, ini malah orang yang sama datang lagi minta dia untuk naik kembali. Amel senang banget, lumayan rejeki hari ini pikir Amel

“eh... abang sayang...”

Kali ini perlakuan Amel agak berbeda ke Ale, dia sedikit lebih lembut dan soft juga mesra ke Ale. Diperlakukan seperti tadi aja dia balik lagi, apalagi kalo gue mesra sama dia yah, pikir Amel. Dia juga merasa bersalah karena memang tadi servisnya agak berbeda, karena memang Amel kurang suka dengan pria yang nota bene dari kampungnya, dia suka yang putih-putih atau bule seperti mantan suaminya dia yang campuran India Inggris.

“cuci lagi yuk...” ajak Amel

Kini mereka sudah bugil di kamar mandi, Ale dengan telaten perkakasnya dibersihkan oleh Amel. Ale bagai tidak percaya sosok yang dikagumi banyak pria itu memegang kelotnya dengan mesra, menyabuninya dengan telaten dan menyeka handuknya dengan hati-hati, seperti takut lecet. Lalu dia membersihkan badannya, sebelum mereka kemudian masuk ke ruang kamar lagi.

Kini bibir amel melumat dengan penuh nafsu bibir Ale, dia penuh totalitas kini melayani Ale, dia membiarkan bibir indahnya dilumat oleh Ale, tangannya mengelus pentungan Ale yang kini mengacung kembali setelah kuranmg lebih 1.5 jam yang lalu menyemprotkan cairan kenikmatan yang banyak di kondomnya.

Dia melenguh saat Ale melumat lehernya yang putih dan bersih, kini dia tidak menolak kepala Ale, dia membiarkan leharnya dilumat dengan bibirnya Ale yang hitam, juga saat buah dadanya dilumat oleh bibir Ale. Mulut Ale dengan rakus menghisap buah dada yang pentilnya masih kecil dan berwarna pink itu. Sambil menikmati enaknya lumatan dan rangsangan di buah dadanya, tangannya meremas pentungan hansip yang terjulur dan menegang sejak tadi.

Batang kemaluan yang besar itu emmang sudah sering ditemui oleh Amel, namun yang berurat dan hitam seperti ini jarang sekali ini dia rasanya memegang dan merasakannya.

Kini dia terlentang di tempat tidur, bibri Ale kini turun ke bawah ke bagian perutnya, dan kini lidahnya dengan lincah masuk ke vaginanyanya, bibirnya melumat bibir vagina Amel, kini Amel tidak malu lagi merintih dan berteriak mendesah keenakan, karena memang lidah agak kasar menusuk dan menyusuri setiap celah di dalam lubang basah miliknya, namun rasa nikmat dan enak akibat jilatan lidah itu membuat pantatnya terus bergerak tiada henti, tangannya menekan kepala Ale mengarahakan ke arah yang nikmat, ke titik yang menjadi g spotnya hari ini.

Dan akhirnya pertahanan Amel jebol juga, dia berteriak lirih sambil menekan kepala Ale, memejamkan matanya dan menikmati orgasmenya siang ini lewat jilatan lidah kasar Ale,,,

“anjrit, enak banget sih.....oughhhh....” desahnya sesaat setalah hempasan gelombang orgasme itu menyapunya.

Matanya dengan genit menatap wajah lugu yang banyak dia temui di waktu dia masih di kampung halaman. Tipikal wajah ambon yang keras dan garang, namun lidahnya bikin Amel takluk kali ini.

Dia lalu mengambil alih komando. Dia mendorong Ale untuk berbaring di kasur, dia lalu meraih batang pentungan yang gede dan mengacung kencang.

“gila....gede banget sih nyong kelot ale....” desisnya sambil membuka mulutnya

Batangnya itu lalu dicium kepalanya dengan bibirnya, lalu kemudian masuk ke dalam mulutnya, kepala Amel naik turun sambil memasukan batang kemaluan Ale kedalam mulutnya, kadang hingga semua mulutnya penuh. Tehknik deep throat dipraktekkan ke batang hitam yang besar ini, meski ngga muat semuanya, namum ini cukup membuat Ale bergetar dengan limpahan birahinya.

Dia lalu menarik badan Amel untuk naik ke atas tubuhnya, dia ingin Amel tempurnya kali ini posisinya woman on top dulu kali ini. Batang kemaluannya yang tegang di pegang oleh tangannya dan kini kepala kelotnya digesekkin ke bibir vagina Amel yang basah dan becek, dan sudah siap untuk diterobos masuk dengan sekali sentak

“bang.....pasang kondom dulu.....” ujar amel lirih ditengah luapan birahinya

Ale tidak mendengar, dia tahu Amel sudah sange ingin diterobos, meski barusan sudah orgaasme dengan lidahnya

Ale lalu mendorong kontolnya untuk masuk, sambil dia menahan pinggul Amel untuk tidak bergerak dan dengan sekali dorong, batang kemaluannya yang keras itu masuk ke memek basah Amel, dan dengan setengah berteriak dia protes kecil ke Ale....” masuk Bang....ngga pake pengaman.....”

Tapi protes itu lalu diganti dengan teriakan lirih dalam deru gelombang nafsu, apalagi saat batang kemaluan itu masuk penuh dan memeknya tertancap pentungan sakti itu, mata Amel membeliak merasakan cobra monster kini bergeliat masuk dan menyundul dinding rahimnya. Rasanya benar-benar enak banget disodok kontol yang penuh di dalam memek.

Kini badan dan pantat Amel tanpa dikomando naik turun, beriringan berirama sambil memeknya menjepit batang kelot hitam yang bagaikan ular coba masuk sarang, menggeliat dan mengorek isi vaginanya yang makin basah dan becek, air pelicin vagina bagaikan banjir membasahi, membuat keluar masuk batang kemaluan Ale makin mudah dan lincah bergerak

Ale lalu bangkit dan duduk, badannya yang memang lebih pendek dari badannya Amel, membuat dengan posisi seperti ini tepat sekali wajahnya di buah dada Amel, dan tanpa diminta dia melumat dan menggigit kecil buah dada yang berukuran 34 B itu. Kadang dia melumat dan menggigit buah dadanya, kadang dia menjepit pentil pink itu dengan bibirnya, lalau memainkan lidahnya ke puting yang menegang indah

Posisi woman on top dan perpaduan yang dan yang rasanya kontras sekali dalam persetubuhan ini. Pantat Amel naik turun dengan cepatnya, itilnya benar-benar tersentuh tepat oleh kepala kontol Ale, membuat dia makin sulit menahan lagi gelombang orgasmenya yang kedua, keringat membasahi sedikit badannya, membuat liukan badannya yang berkeringatan ditimpa sinar temaran lampu dikamar, membentuk garis lekuk tubuh indah jadi semakin terekspose nyata.

Dia tidak tahu bahwa ada hati yang tertawa kencang dibalik persetubuhan ini, namun itu tidak disadari oleh Amel, yang ada di benaknya ialah naluri dia sebagai wanita kini terpenuhi nafsunya oleh batang hitam yang menncap di memeknya, dan bibir kasar di putingnya, serta tangan kekar yang meremas pantatnya. Dia dibuat tidak berdaya menahan orgasme kembali

“bang.......gue keluar bang......”

Ale makin kencang menyodok

“gila enak banget...”

Remasan di pantatnya makin kencang

“oughhh......gila........”

Gigitan di putingnya kini menari lidah basah itu

Dan kemudian dia bertyeriak kencang

“aaaahhhhhhhhhhhhhhhh..... ogggghhhhhhhhhhhhhhhh.....uuuuu......keluar.....auhhhhhh...”

Teriakan Amel sambil memeluk erat Ale, dia seperti tidak perduli dengan hitamnya kulit pria ini, yang dia tahu hanya kencangnya pentungan itu di dalam memeknya dan mampu mengantarnya ke langit ketujuh menggapai orgasmenya yang kedua.

Dan Ale tanpa melepas batangnya, tanpa meperdulikan ngilunya memek Amel, dia tetap menggoyang dengan kecepatan penuh, bibirnya tetap menetek di payudara indah itu, tangannya memeluk punggung Amel, dan kemudian sang gladiator legam itu berteriak dengan menggeram giginya

“ohhhhhh.....auhhhhhh.......oh......”

Sempotan kecrotan kontol Ale akhirnya menembus vagina Amel, dia memeluk erat tubuh Amel, dia lupa akan bokisnya dia, lupa dengan muslihatnya dia, yang dia tahu ialah dia tiba di pelabuhan orgasmenya kembali, memek yang indah itu mengantarnya kesitu

Sambil menahan nafasnya mereka masing-masing yang terengah engah, mengatur nafasnya masing-masing setelah bertempur dengan hebatnya, arena pertempuran di kerajaan Maluku Utara kini berpindah ke kamar sempit ini, dan hasilnya membuat mereka berdua tersenyum, meski senyum Ale yang jauh lebih lebar.

Bangsat kalu Ale....bajingan kau.... maki dia dalam hatinya

Amel luar biasa senangnya mendapat tamu seperti Ale siang ini. Setelah pandemi panjang, kali ini dia boleh mendapat rejeki lebih akhirnya, bagi dia ini merupakan rejeki yang sulit ditolak dijaman sulit seperti sekarang, apalagi dengan harganya yang memang lumayan tinggi di kelas VIP LC

Ale lalu extend lagi satu putaran, dan Amel luarbiasa happy, dia bahkan dengan sukacita memberi Ale servis yang mantap luarbiasa. Mereka bercinta dnegan penuh nafsu dan terjun bebas, bahkan dia membiarkan Ale menumpahkan sisa peju terakhirnya ke mulutnya, saking bahagianya dia dibooking total 3 putaran oleh Ale.

Ale kemudian pamit, dia membayar total 4,5 juta untuk dua putaran dengan rincian 150 ribu cover chargenya, 3,6 juta biaya dua putaran, sisanya buat tip Amel. Dan Amel bahagia sekali dengan bookingan Ale hari ini, dia mengantar Ale hingga depan resepsionis, dia juga memberi nomor telpnya ke Ale, biar kalau Ale datang bisa wa dia duluan.

Pemilik pentungan pulang dengan hati senang, dia tiba jam 5 sore tepat di toko. Dengan setengah bersandiwara sedikit ke Ci Fany, lalu dia menutup toko, dan pulang dengan mobil pickup toko. Ale langsung mengerjakan tugas hariannya, lalu mandi dan makan, dan tiduran di kamarnya. Dia lalu wa ke Halimah agar disampaikan ke kakaknya Evelyn bahwa titipan 7 juta sudah diserahkan dan dterima dengan baik oleh Evelyn atau Amel.

Dangke banya-banya Ale, kata Ka Riko

Sama-sama

Dia juga mengirim nomor contact Evelyn yang tadi dikasih, agar Riko bisa konfirmasi ke Evelyn

Dilain tempat, Evelyn yang sedang siap-siap maskeran untuk tidur, tiba tiba dapat wa dari dari nomor baru

Malam Evelyn, ini Ka Riko, tadi Ruslan yang kasih nomor ini.

Ha? Ka Riko kakaknya mengirim wa ke nomor barunya dia

Malam Ka, apa kabar kasiang? Ruslan sapa kang?

Ruslan tadi yang antar doi dang? Halimah pe kaka?

Doi?

Iyo, doi 7 juta kata so kaseh pa ngana. Itu doa ngana pe bagian hasil papa pe tanah laku 35 juta, jadi bagi lima dengan mama, samua dapa rata 7 juta.

Amel kaget luarbiasa, tadi satu-satunya anak ambon yang bertemu dengan dia hanya orang itu tadi. Dia bahkan lupa bertanya siapa namanya. Halimah memang dia kenal, tapi Ruslan dia lupa.

Evelyn lalu menghitung memang sekitar 7 juta uang yang dibayarkan untuk 3 putaran tadi. Tapi khan dia dibooking dan dipake? Jadi itu uangnya dia sebetulnya? Uang warisan dia?? Lalu dipakai oleh Ruslan untuk booking dia

Amarah Evelyn benar-benar mendidih,....

Bangsat, bajingan emang lu item....

Dia memaki dalam hatinya tanpa henti, mentah-mentah dia ditipu oleh manusia bangsat itu, bilangnya booking dia ternyata uang warisan dia yang dia pakai untuk booking dia.

Evelyn ingin menelpon kakaknya meminta nomornya si ruslan

Tapi kemudian dia segera disadarkan, dia marah apa gunanya? Dia telp kakanya minta nomor ruslan maki-maki dia nanti ketahuan jika dia ternyata perempuan tidak benar disini? Apa kata kakaknya nanti? Dia marah ke ruslan nanti pria itu cerita juga di kampungnya?

Dia hanya bisa memaki kebodohannya sendiri. Sudah tahu anak ambon banyak yang brensgsek, bukan dia cek dulu, tanya dulu, ini malah dia dengan senang hati buka paha, bahkan namanya si ireng itu aja dia lupa tanya... sungguh bodoh diriku ini.... dia tidak henti menyesali sialnya dia hari ini. Senang dapat tamu ngga taunya uang dia sendiri yang dimanfaatkan tamu itu untuk pakai dia

Sedangkan Ale dengan tenangnya, tiduran di kasurnya, membayangkan indahnya pengentotan tadi siang, badan mulus, memek wangi dan liarnya sampai dia keluar di mulutnya Evelyn. Memang rejeki anak soleh itu luar biasa kata hati Ale. Kalau sudah crot sampai 4 kali begini, biar Ci Boss ngga datang pun aman lah gue, pikir Ale....

Dengan santai dia tiduran sambil menopang kepalanya dengan tenangnya, sayup-sayup lagu Dodi Latuharhari terdengar...

Bet janji...beta jaga

Ale untuk selamanya....

Beta janji beta cinta, hanya untuk satu cinta......

BERSAMBUNG ...


Read More

𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟐𝟎 𝐍𝐎 𝐀𝐋𝐄, 𝐍𝐎 𝐏𝐀𝐑𝐓𝐘

 


 Hari minggu pagi Ale seperti biasa mengerjakan tugas rutinnya pagi ini, dia mencuci semua mobilnya yang ada, membersihkan garasi, menyiram bunga dan membersihkan kandang burungnya Koh Alvin, setelah semua selesai dia akan mandi siap-siap ke toko lagi.


Fany tiba-tiba muncul di depan Ale

“ale, hari ini libur yah, kita mau ke kondangan saudaranya si Koh nikah Tangerang” ujar Fany

Ale sedikit kaget mendengarnya

“oke siap Ci Boss...’

“lu istirahat aja hari ini....” perintah Fany

“siap Ci Boss”

Ale agak menunduk, tapi kepala atasnya yang menunduk, kepala bawahnya justru mulai mendongak. Bajingan nih pentungan bisik Ale dalam hati.

Bagaimana pentungan Ale tidak bereaksi, Fany keluar hanya dengan tanktop dan celana pendek banget. Pentilnya benar-benar nyeplak, dan pangkal pantatnya juga terlihat. Keseksian Fany pagi ini meski belum mandi, tapi sudah membuang cobra hitam Ale menggeliat dari balik celana pendek

“apa liat-liat?” bisik Fany

Ale diam aja

“”pengen lu?”

Ale hanya tersenyum lalu menganggukan kepalanya

“makanya jangan diulangi lagi.....”

“iya siap Ci Boss....”

Fany langsung masuk ke dalam rumah lagi, dia seperti sengaja memancingnya dengan dandanan seperti itu, membuat Ale hanya bisa menahan diri dan membujuk cobra hitamnya untuk bersabar. Sabar kau nyong, perempuan kalau lagi dibutuhkan suka reseh begitu memang.

Karena mendengar Ci Fany dan Ko Alvin akan ke Tangerang, berarti siang ini dia bisa datang ke Tante Berta lagi. Aih, dia ingat Tante Berta sudah dua kali dia goyang dan bertekuk lutut terus di depan Ale.

“Cuma ngana yang bekeng Tante pusing.... pusing karena minta tambah ...” celoteh Tante Berta ketika itu.

Dan belum juga dia mau wa tante Berta, dia lihat di status tante Berta di whatsapp

Berkebun dengan suami tercinta, I love you My Husband

Bajingan, tai puki lah. I love you, My Husband?? Tai laso lah. Love husband tapi kena patok beta punya cobra bilang minta tambah, suami lemah lah Cuma beta yang bikin dia puaslah. Aduh, wanita memang dimana mana kadang susah ditebak isi hati sama isi otaknya, isi celananya saja yang yang sama, tidak ada yang melintang, semua membujur garisnya.

“ale....”

“siap Koh Boss...” dia segera keluar dari kamarnya, dipanggil oleh Alvin soalnya.

“lu siap-siap, ikut kita ke Tangerang..”

Waduh

“kita ada kondangan, jadi lu ikut biar nyetirin karena gue kalo nyetir jauh-jauh suka ngantuk....” kilah Alvin

“oke siap Koh Boss”

“lu ada kemeja kan?”

“ada Koh Boss.....” jawab Ale

“yah sudah, jam 8.30 kita jalan, soalnya acaranya jam 11 siang ini.

Ale dengan cepat berkemas, mandi dan bersiap siap untuk jadi sopirnya Boss ke Tangerang hari ini. Dia lalu mengeluarkan celana panjang jinsnya, kemeja batiknya dan sepatu putih yang dibeliin oleh Ci Bossnya.

Jam 8 pagi dia sudah siap, sempat sarapan dulu dan minum kopi, memanaskan mobil. Hari ini dia bawa fortuner punya Boss.

Jam 8.35 semua sudah siap. Thomas dengan kemeja batik dan celana jinsnya juga sudah siap, Koh Alvin dengan kemeja putih dan celana kain dan dasi, jasnya dia digantung di bagasi belakang. Dan yang bikin Ale telan ludah ialah penampilan Ci Boss nya yang luarbiasa. Dengan gaus pesta setali warna merah, rambutnya yang dibiarkan tergerai meneutupi pundaknya yang mulus, membuat Ale terkesiap dan memuji dalam hatinya, luarbiasa cantiknya ratu hatiku ini.

Dalam perjalanan, Ale menyetir Fortuner. Biadap, pikir Ale, beta macam raja minyak saja naik Fortuner. Biasa tarik angkot plat hitam di Sofifi, kini dia bawa fortuner. Thomas duduk disampingnya dan sejoli Alvin dan Fany duduk di kursi belakang. Dan selama perjalanan lewat kaca spion tengah atau centre mirror, Ale diam-diam suka mengintip ke belakang curi pandang ke Fany

Fany bukannya tidak tahu, dia dengan setengah tersenyum sambil sesekali mengangkat lengannya keatas pura-pura membereskan rambutnya, dia memang iseng menggoda Ale. Maklum sudah beberapa hari dia ngambek tapi aslinya dia juga pengen mendapat sodokan maut pentungan Ale. Rasain lu, pikir Fany, emangnya enak sange menahan pengen diewong.

Hampir dua jam perjalanan akhirnya mereka tiba di hotel tempat acara pernikahan berlangsung. Ale masuk ke lobby hotel, Alvin dan Thomas segera turun, sambil mengambil jasnya.

“ale lu cari parkiran dulu aja, nanti ikut masuk aja biar makan didalam” perintah Koh Alvin

“oke siap Koh Boss...”

“gue belum selesai make up, kalian berdua Thomas masuk aja dulu, nanti gue nyusul...” ujar Fany

“ya sudah....”

Ale lalu mencari parkiran di karena di halaman hotel ramai, akhirnya dia masuk ke basement dan nemu parkiran kosong di pojokan.

“nyalain dulu lampunya Ale” ujar Fany

Ale lalu menyalahkan lampu dalam mobil, Fany lalu memperbaiki riasannya sejenak. Dia keluar lalu masuk di kursi depan, mematut wajahnya di kaca spion tengah sambil memiringkan wajahnya, dan memeriksa riasan wajahnya

“udah oke ngga?”

“udah Ci Boss...” ujar Ale yang duduk disampingnya

“matiin lampunya”

Ale lalu mematikan lampunya

“kangen ngga lu....” tanya Fany agak lembut setelah lampu kabin mati.

“kangen banget Ci Boss....”

Fany meliriknya dengan senyuman

“keren juga lu pake batik.... itu sepatu yang gue beliin?”

Ale tertunduk malu

“iya Ci Boss....”

Tangan Fany lalu terulur mengelus pentungan Ale dibalik celana jinsnya

“apa kabarnya dia.....??”

Ale kaget mendapat elusan dari Ci Fany

“ih...ngaceng yah....” terkikik Fany begitu mengelusnya langsung bangun cobra hitam Ale

Ale malu hati dan tertunduk

“bukain dong....” ujar Fany

Dia sambil melirik kiri kanan takut ada yang datang. Ale lalu menurunkan retsluitingnya, dan kemudian membuka kancing jinsnya, lalu menurunkan celana dalamnya, dan pentungan hitam yang kini sudah mengeras keluar dari sarangnya

“aduh....keras banget...” tangan lembut Fany mengelus batang pentungan Ale. bibirnya digigit sendiri, terlihat aura gemas dari mukanya.

“nanti pulang yah kita tuntasin.....” sambil mengelus lembut

Ale bingung, kirain dia mau disepong di mobil makanya minta dikeluarin.

Namun dia kembali ke prinsip awal, hormati boss mu, sayangi dia, dan beri jika dia minta

“siap Ci Boss.....”

Sebelum turun, Fany tiba-tiba mencium Ale dengan lembut. Ale kaget mendapat ciuman dari boss nya. Untung dia masih sadar, ingin rasanya dia telentangi si Ci Boss di jok belakang dan dihajar dengan putaran tinggi, tapi dia sadar diri lokasinya sangat rawan.

Fany lalu berjalan duluan, dan Ale mengikuti dari belakang. Dia mengagumi kecantikan boss nya ini. Badannya bagus, pantatnya besar, buah dadanya juga masih oke, dibandingkan Tante Berta, Ci Fany jelas jauh lebih indah, selain lebih muda, Ale lebih suka dengan boss nya ini dalam bercinta, meski dia juga sebenarnya dapat durian runtuh gara-gara dengan Tante Berta. Tapi jika disuruh memilih, Ci Boss nya ini jauh lebih indah dan ewetable banget.

Ale lalu membaur dengan undangan, sesekali dia melihat Thomas yang sedang main dengan saudara saudaranya, dan dari jauh dia juga melihat ci Boss pujaaan hatinya sedang ngobrol dengan saudara-saudaranya juga. Ini sebenarnya pernikahan saudaranya Koh Alvin, makanya yang hadir banyak saudara Koh Alvin saja. Ale macam tiang listrik tidak ada yang tegur, tapi biarlah, makan gratis kata Ale, sambil sesekali cuci mata dengan panlok-panlok yang berseliweran.

Melihat Ci Fany dari jauh ale merasa sangat bersyukur. Dia tidak bisa membayangkan betapa Ci Fany sudah sangat baik kepadanya, memberi kerjaan, gajinya dinaikan, tinggal dan makan gratis, dikasih juga barang empuk yang dia Cuma bisa mimpi selama ini, tapi jadi nyata gara-gara dikasih sama Ci Boss.

Sedangkan Koh alvin dia lihat sedikit-sedikit lihat ponselnya. Dia tahu bahwa Koh Alvin ini ada wanita lain, namun dia tidak ingin turut campur, baginya urusan Koh Boss itu ranah pribadi yang tidak perlu dia turut campuri, karena dia pun sama bajingannya dengan Ko Boss nya, malah lebih parah lagi Ci Boss nya yang di hantam sama dia.

Jam 3 sore acara akhirnya selesai, dan Ale yang sedang menunggu diluar ditelp oleh Koh Alvin, agar segera mengambil mobil dan menjemput mereka di lobby. Begitu semua naik, segera mereka jalan balik pulang ke arah rumahnya.

Thomas tadinya ingin tinggal lebih lama, karena banyak saudaranya yang seumuran dengan dia datang, namun karena kakanya yang dari Pontianak tidak datang, Alvin tidak mengijinkan, lagipula besok harus sekolah, jadi Thomas ikut kembali ke rumahnya

Jam 5 sore mereka tiba di rumah, sedikit kelelahan mereka. Thomas langsung naik ke atas, bagi dia handphone adalah teman dia yang paling menyenangkan. Ale juga demikian langsung mencuci mobil, masuk kamar dan kemudian mengecek kondisi di luar rumah, seperti biasa yang dia lakukan

“ale...” panggil Koh alvin

“siap Koh Boss...”

“Antar gue ke bengkel...”

“siap Koh Boss...”

Meski heran, karena setahu dia bengkel dan toko bangunantutup hari ini, dan meski buka pun jam 6 malam pasti sudah tutup, pasti karyawannya sduah pada pulang. Tapi dia mengiyakan saja.

“nanti gue wa jemput gue yah....” ujar Koh Alvin setiba di bengkel yang memang sudah tutup.

“iya siap Koh Boss...”

Dia segera balik dan pulang ke rumahnya, dia tidak mau kejadian kayak kemarin lagi, meski ini masih jam 6 sore. Suasana rumah sudah sepi, Mbak Ratmi jam segini sudah tidak akan turun, Thomas apalagi, makan di kamar hingga tidur pasti dikamar dia, Ale lalu membersihkan dirinya, memakai celana pendek dan kemudian masuk ke dapur, mengambil minuman dan makanannya, masuk kamar lagi makan dan setelah selesai kemudian mengembalikan piringnya ke dapur.

Saat dia di dapur tidak lama kemudian keluarlah Ci Fany, sepertinya dia tertidur sejenak tadi, kini mukanya agak segar dan hanya menggunakan daster setali. Dia tersenyum melihat Ale yang mau melotot melihatnya yang hanya dengan daster pendek seksi dan lengannya setali. Buah dadanya yang bergoyang dan pahanya yang mulus menjadi santapan matanya Ale.

“udah lu anterin si Alvin?”

“sudah Ci Boss..”

“nanti lu jemput lagi?”

“iya Ci Bos...”

“jam berapa?”

“ngga bilang Ci Boss, palingan jam 9 jam 10...”

Lalu Fany tersenyum

“lu cek dulu keatas....”

“iya ci Boss....”

Ale naik keatas mengecek Mbak Ratmi dan Thomas, pintunya semua tertutup, lalu dia segera turun kebawah. Fany yang menunggunya lalu memerintahkan mengunci semua pintu, dan setelah Ale menguncinya, dia menunggu didepan pintu kamarnya.

“di kamar gue aja....” bisik Fany

“ngga apa2 Ci Boss?” tanya Ale kaget.

“justru kalau disini, Ratmi ngga curiga kalau di turun makan, kalau di kamar tamu malah dia curiga..” kilah Fany

Iya juga yah, jika dikamar ini disangkanya Alvin yang didalam.

Ale berdebar kencang jantungnya, baru kali ini dia diajak bercinta di ranjang kamar tidurnya Ci Boss nya. Selama ini mereka kalau tidak di kamar depan, mereka di kamarnya Ale yang sempit dan terbatas untuk acara banying-bantingan.

Ale masuk kedalam kamar mewah itu, ranjang besarnya terlihat rapih dan teratur

Fany langsung menarik badan Ale dan memeluknya, dia mencium bibir Ale dengan penuh nafsu, sudah hampir seminggu goa kenikmatannya tidak ditembusi pentungan sakti yang hitam milik Ale, membuat dia berkedut kedut membayangkannya, apalagi tadi di mobil dia sempat menyentuh pentungan itu, membuat dinding vaginanya makin banjir.

Bibri Ale melumat dengan penuh nafsu bibir Ci Bossnya, dari tadi dia hanya bisa memperhatikan dan mengagumi kecantikan istri boss nya ini, dan sekarang dia baru merasakan kembali lembutnya bibir Fany, setelah absen beberapa hari.

Tangan Ale meremas buah dada Fany dibalik dasternya, dan sambil berciuman Fany lalu membuka kaos Ale, kulit Ale yang hitam legam dan badannya yang atletis memang kontras sekali dengan kulit mulus Fany yang nyaris tanpa cacat. Celana Ale diturunkan oleh Fany, termasuk celana dalamnya juga, dan kini Ale sudah bugil, batang pentungannya yang mengacung bebas, kini berayun di depan Fany

Ci fany lalu duduk di pinggiran tempat tidur, dia menarik Ale agar mendekat, dan bibirnya yang merah merekah itu lalu membuka dan melahap cobra sakti Ale yang kini tegang akibat rangsangan yang tertahan dari dalam perjalan tadi.

Lembutnya bibir dan lincahnya lidah Fany, kini bergantian dan menyentuh batang kontol Ale, dia dibuat meringis nikmat mendapat jilatan di batang kontolnya itu. Tangannya membelai rambut wanita cantik itu, dan membiarkan bibir yang indah melumat batang hitamnya, Ale merasa luar biasa untungnya dia, karena mendapat rejeki seindah ini, batang kontolnya dilumat oleh wanita secantik Fany.

Mulut Ale saling menggigit bibirnya sendiri, sementara Fany dengan gemas dan penuh nafsu melumat batang kontol berurat milik Ale, dia benar-benar dibuat jatuh hati dengan keperkasaan si hitam ini, batangnya yang besar kini sangat tegang, dan panjang, membuat vaginanya basah dan puting buah dadanya kini menegang kencang

Ale lalu mengangkat wajah boss nya ini, dengan beringas Ale melumat bibir Ci Fany, bibir lembut itu dilumat dengan bibir hitam Ale, sementara tangannya meremas buah dadanya yang menggantung, dan dapat dirasakan oleh Ale bahwa dibalik daster mini itu boss nya tidak mememakai beha lagi.

Dengan sekali angkat dia membuka daster bossnya yang sedang duduk di pinggir tempat tidur. Dia lalu menunggingkan Ci fany, lalu menarik celana dalam hitamnya dan kini dengan posisi menungging, Ci Fany sudah telanjang tanpa sehelai benang pun. Bibir ale lalu menyerang vaginanya dari belakang. Pantat Fany yang menungging dan kakinya terbuka lebar, memudahkan Ale untuk memaminkan bibir vaginanya dari belakang, kadang lidahnya menjulur menyapu bagian antara lubang pantatnya dan lubang vaginanya, dan itu membuat Fany berteriak kecil kegelian.

Kini vagina Fany yang sudah basah, semakin basah karena lidah dan bibir Ale bergantian disitu melumatnya. Tangan Ale kini meremas pantatnya dengan penuh nafsu, pantat putih mulus dan indah itu membuat nafsu Ale semakin naik dan berderu.

Dia lalu memposisikan dirinya di belakang Fany, dan kemudian kontolnya mulai diarahkan untuk ditembakan. Batang petungan yang berurat hitam itu lalu masuk ke dalam vagina Fany setelah dengan penuh perasaan dan pelan-pelan dia mendorongnya, dan sambil dia mendiamkannya sesaat, buah dada Fany yang menggantung bebas diremas dari belakang.

Ale lalu memaju dan memundurkan pantatnya, Fany sedang dalam posisi menungging, tangannya bertumpuh di tempat tidur, matanya berkejap kejap menerima sodokan pentungan Ale dari belakang, dan bunyi hantaman pinggul Ale ke pantat Fany, menciptakan irama yang membuat mereka semakin dalam dan kencang menautkan kontol ke vaginanya Fany

Posisi Ale di belakang Fany bagaikan sosok interracial dalam film jepang. Kulit putih dan wajah cantik oriental dipadukan dengan wajah seram dan kulit hitam dari kawasan timur menjadikan pergulatan mereka jadi seperti sebuah siluet hitam putih yang indah.

Fany benar-benar merasakan kepuasan indah yang dia tidak pernah temukan dari pria yang sbelumnya pernah dengan dirinya. Pentungan hansip Ale memang berbeda, cara dia memperlakukan wanita dengan penuh hormat serta lumatannya di setiap inchi tubuh Fany, membuat wanita ini merasa sangat dihargai oleh gentlenya pembantu dia ini, dan itu yang membuat dia suka, senang dan menikmati setiap masuk dan keluarnya pentungan itu di memeknya

Kini dia dibuat mau meledak lagi, beberapa hari dia tidak merasakan indahnya bercinta membuat dia seperti merindukan betapa kuatnya pentungan ini, dan sodokan Ale kali ini kembali membuat dia takluk, rasanya dia tidak mampu menahan, sodokan pentungan yang penuh di memeknya, remasan serta jepitan jari di pentil buah dadanya, serta ciuman Ale di bibirnya dari belakang, membuat dia tidak mampu manahan lagi

“ahhhh ......oouhhhhhh...aohhhhhh....ale....gue keluar...ale....gue keluar.....teriak Fany sambil meremas seprainya erat-erat, dia berteriak diri dambil wajahnya menengadah keatas ke arah plafon, dan Ale seperti membiarkan Bossnya mencapai duluan orgasmenya.

Dia sangat menikmati melihat Ci Fany yang puas dan berteriak saat orgasme seperti ini, kepuasan dia sebagai pria, sebagai asistennya Fany dan juga sebagai kaum bawah lalu berhasil membuat boss seperti Fany takluk dengan goyangan dan pentungannya, rasanya sensasinya luar biasa indahnya.

Fany kini terkulai lemas, setelah ale mencabut batangnya dari vagina Fany. Dia kini terkulai lemas, dan lalu meraih dasternya untuk melap vaginanya yang basah.

“cuci dulu...?? ” tanya dia sambil emnatap Ale mesra

“ngga usah Ci Boss...”

Ale tidak membuang waktu, vagina yang dia rindukan itu segera dia terjang dengan lidahnya dan mulutnya. Dengan penuh nafsu dia kembali melumat vagina basah tersebut. Bentuk vagina yang bersih, segar dan rambutnya yang hitam memang berbeda dengan milik tante Bertha yang coklat dan botak, namun ini yang dia bilang memek yang indah dan dia sukai, makanya kini lidahnya bergerak liar melumat dan masuk ke dalam belahan yang basah itu.

Menikmati setiap sentuhan Ale memang membuat Ci Fany selalu terkapar, termasuk permainan lidah Ale yang agak kasar namun tepat di G spotnya, membuat nafsunya selalu naik dan dibuat ingin dan ingin selalu, kini tangannya meremas kepala Ale yang agak kasar rambutnya itu, lidah Ale yang bermain di kelentitnya membuat mulut Fany meracau tidak tentu

Bibir vaginanya yang merah kecoklatan juga tidak luput dari jilatan Ale, dia mencoba menarik kepala Ale, namum Ale memilih untuk tetap menjilat vagiannya dan lidah itu tetap disitu dan tidak mau berhenti untuk bergerak mengorek isi memeknya

“oh...sayang...suka sayang.....?’ racaunya ditengah badai nafsu

“suka memek gue....kangen lu sayang....’

Ale tidak menghiraukan kata-kata yang keluar dari bibir Fany, lidahnya dengan lincah dan bergerak terus, membuat gua itu makin basah dan berdenyut hebat, dan kembali untuk kedua kalinya dia harus mengakui bahwa sulit dia menahan orgasmenya kembali karena serangan lidah Ale...

“gillaaaa.....gue keluar lagi Ale......”

“ohhhhhh....ouhhhhhhhhh.....ourggggghhhhhhhh....oh.....”

Fany menekan kepal Ale dalam dalam, badannya bergetar hebat akibat orgasme yang datang untuk kedua kalinya. Gelombang kenikmatan itu benar-benar menyapunya hingga terdampar ke pantai kepuasan yang sulit dia gapai selama ini dengan Alvin, dan hanya Ale saja yang mampu menghadirkan nuansa seliar dan seindah ini.

Melihat Fany sudah orgasme untuk kedua kalinya, Ale tidak ingin membuang waktunya, kini Ale kini naik keatas badannya Fany

Gila ini anak kuat banget, pikir Fany, cara dia ngewe memang lain, badannya keras, batangnya gede, dan juga staminya mantap. Belum lagi jilatannya bikin gue merinding.

Kini pentungan Ale mengarah ke vaginanya, dan dengan sekali dorong, dan kondisi vaginanya yang basah membuat pentungan itu masuk sarangnya dengan lancar. Dia meringis nikmat bercampur ngilu, rasanya enak sekali batang itu bersarang di kemaluannya yang sudah dua kali orgasme.

Buah dada indah yang terpampang bebas lalu menjadi santapan Ale, dengan rakusnya bibir Ale melumat buah dada yang yang montok itu, pentilnya dilumat dan dijepit dengan bibirnya, membuat Fany semakin tidak berdaya dan tidak mampu berkata apa-apa selain pasrah dan menerima indahnya memeknya disodok dengan kencang oleh pentungan Ale.

“kangen ngga sayang....? bergetar suara Fany

“kangen Ci Boss.....”

“beneran??”

“ Iya Ci Boss sayang....”

“enak....”

“enak banget Ci Boss.....”

Fany memejamkan matanya menikmati sodokan kontol Ale

“ayo sayang....gue pasrah....pasrah....terserah lu mau diapain.....” racau Fany salbil menikmati sodokan Ale yang penuh di dalam vaginanya. Bibirnya kini menempel dan saling melumat dengan bibir Ale, tangannya memeluk pundak Ale, dan kakinya melingkar di pinggang Ale, pemandangan yang sangat kontras antara pekerja kasar yang hitam legam kulitnya, dengan Coi Boss yang mulus dan putih tanpa ada celah sedikitpun, semua bersatu dengan kuncian dan bersatunya kemaluan mereka.

Bibri Ale melumat buah dada Fany.... kiri kanan bergantian dilumatnya....

Kini Ale yang tidak kuat menahan, uratnya dijepit erat membuat alur pejunya kiri bagaikan dipompa keatas untuk segera ditumpahkan dengan segera.

“Ci Boss....”

“iya sayang...”

“buang dimana.....” bisik Ale dengan penuh nafsi

“di dalam sayang.....”

‘bener didalam?”

“iya sayanng.....keluarin sayang.....”

Sapuan lembut kadang diiringi remasan lembut jari Fany di punggung Ale, seperti membuat Ale semakin bersemangat untuk menggenjot, bibirnya yang setenagh membuka seakan mengundang Ale untuk melumatnya, dan buah dada indah montok yang bergoyang seakan memintanya untuk ikut bersama ke pulau kenikmatan

“keluar ci........ohhhhhhhhh auhrggggggg......aohhhhhhhh.....”

Ale berteriak sambil memeluk erat Ci Fany, dan semburan air kenimatann yang kental itu tumpah ke dalam vagina Fany, bibir mereka saling bertautan dengan erat, buah dada Fany terhimpit oleh dada kekar Ale, dan kaki Fany mengunci pantat Ale, agar batangnya jangn dikeluarkan sebelum semua cairan kenikmatannya tumpah.

“oh...makasih Ci Boss.....”

Ale kembali memeluk Fany dengan eratnya, keringat mereka saling bersatu, pelukan erat dan ciuman mesra bibir mereka bersatu kembali dengan liarnya....

“puas sayang...”

“puas banget Ci Boss....”

Fany tersenyum

“Ci Boss puas....”

“selalu puas ama lu, sayang.....”

Tangan Fany dengan lembut membelai dada Ale, dia benar benar merasa dimanjakan oleh perlakuan manisnya Ale, dan kali ini kembali dia bisa merasakan nikmatnya pentungan hansip sakti, yang mampu membawa dia dua kali orgasme malam ini. Pertarungan yang bisa dibilang selalu buat dia puas dan nikmat selama bersama anak ini.

“lu jam berapa jemput Alvin?”

“Jam 10an mungkin Ci Boss...”

“oke sekarang jam 7 lewat, kita istirahat sebentar, trus bisa sekali lagi nanti yah.... sebelum lu jalan....” senyum genit Fany tersembul di wajahnya

“siap Ci Boss......” jawab Ale cepat.

BERSAMBUNG ...


Read More

𝐊𝐨𝐩𝐢 𝐒𝐮𝐬𝐮 𝟏𝟗 𝐊𝐎𝐃𝐎𝐊 𝐓𝐄𝐋𝐀𝐍 𝐂𝐎𝐁𝐑𝐀 𝐇𝐈𝐓𝐀𝐌


Ale sejenak mengintip ke dalam ruang keluarga, ada Alvin lagi nulis dan cek-cek daftar sparepartnya. Dia lalu minta ijin mau pinjam motor, alasannya mau ketemu temannya dia, jam 10 sudah balik. Alvin nyantai saja menjawab, pagi balik juga ngga apa-apa, asal besok masuk kerja.


Ale dengan cepat keluar, mengeluarkan motor lalu mengunci gembok gerbangnya, dan dia membawa kunci reserve agak dia pulang dia bisa buka sendiri. Motor segera dia starter dan menuju ke RM seafood 88, karena tadi Tante Bertha pesan mau makan fuyunghai.

Pake duit lu dulu nyong nanti tante ganti dirumah

Siap Tante

Sambil menunggu fuyunghai dan capcai dimasak, dia menghayalkan indahnya tubuh Tante Berta, jika Fany mulus putih ala oriental, tapi tante Berta ini putih yang eksotif. Putih ba itang sadiki bahasa ambonnya. Membayangkan buah dadanya Berta tadi siang yang mau tumpah, membuat ular cobra Ale menggeliat.

Suasana restoran yang agak ramai membuat Ale rasanya mau maki batangnya dia, suka ngga tau diri batangnya kalau sudah sange, berdiri ngga tau tempat dan jam. Padahal sebagai pegawai teladan di toko, Ale pun ingin cobranya ini sehati dan sepikir dengan kepalanya dia. Tahu diri dan tahu tempat, tapi sayang cobranya suka ingkar janji dan melawan instruksi. Apalagi jika sudah lilat toket gede macam tadi toket Tante Berta.

Sebenarnya Ale ingin setia sama Ci Boss nya dia. Sudah mulus, pukinya enak dan wangi, baik dan sayang sama Ale, tapi masalahnya sudah beberapa hari ini dia tidak kasih jatah, ini yang sulit dan dilema buat Ale, kepala atas sih masih aman menerima, kepala bawah ini sulit menolak. Apalagi tadi sudah dipancing begitu, ada susu keju mantap yang mau minta dia kolaborasi jadi Kopasus ( KOpi PAke Susu KejuU Sedikit) sulit bagi Ale jika demikian

Fuyunghai... teriak kasir di restoran 88

Siap perintah....Ale sampai kaget

Dengan cepat dan gerakan patah-patah, Ale melaju menuju ke rumah Tante Berta, jam 8.30 malam, dia lalu menelpon Tante Berta. Tidak lama keluar Tante Berta, membuka pintu pagar, lalu meminta Ale masuk kedalam.

“parkir disitu samping motor tante aja” ujar dia

Malam ini Tante Berta dengan Tanktop hitam dan celana pendek putih, buah dadanya memang terpampang belahannya keluar. Dan tanpa memakai beha seperti tadi siang. Keseksian Tante Berta menyapanya dan makin membuat kontolnya bergoyang tanpa arah.

“ini Tante....” Ale menyodorkan fuyunghainya.

“makasih Nyong...”

Dia lalu masuk lewat pintu belakang

“makan yuk Nyong...’

“masih kenyang beta...”

“makan dikit aja...”

Akhirnya Ale tidak enak hati untuk menolak, dia lalu menemani makan sedikit saja.

Sambil makan, dia sesekali melirik ke belahan dada tante Berta. Dia usia yang sudah 40an memang pesona Tante ini masih belum pudar. Perutnya juga masih belum buncit, dan celana hotpantsnya dia yang ketat membuat kodok ungkepnya terpetak dengan jelas. Dan itu membuat celana Ale makin sesak.

“oma dimana Tante”

“sudah dikamar depan tidur...”

Ale menganggukan kepalanya

“ko sudah lama dengan Fany kerjanya?”

“sudah lumayan Tante...”

“baik mereka?”

“baik banget Tante....”

Saking baiknya dia kasih dia punya puki buat beta.... hampir saja Ale keceplosan bilang demikian.

Selesai makan, tante lalu bikin kopi buat Ale, dan teh manis buat dia. Dia mengajak Ale keatas, sebelumnya dia kunci pintu bawah, mematikan lampu garasinya, karena ada motor Ale nanti jadi pertanyaan tetangga motor siapa malam-malam parkir dirumah dia.

Ruang keluarga diatas ada tvnya, dan terbuka ke arah taman indoor diatas. Kipas angin yang berputar mambuat mereka duduk disitu agak adem. Ada sofabed juga disitu, Tante Berta lalu meletakan minuman mereka di atas meja.

“ini kamar si Nyong ama Nona kalao mereka dua orang datang, kamar tante dibawah, Cuma kalao mau santai kita diatas sini soalnya sambil lihat taman” ujar Tante Berta. Ada tembok tinggi membuat privasi di ruangan yang terbuka ke arah taman itu terjaga.

Dari tadi Ale sudah ngaceng berat melihat sintalnya body Tante Berta, mana putingnya tercetak jelas tanpa beha, membuat cobra Ale mulai mendesis dibawahnya. Dia lalu mencoba mentralisirinya

“tante, kamar mandi dimana?”

“itu diantar dua kamar itu...’

Ale masuk ke wc, buang air meski tidak rasa kencing, lalu dia membilas kepala cobranya yang bengkak dan ngaceng dari tadi. Maki Ale dalam hati, pukimai kau, sabar sedikit, sudah dekat ini barang jangan kau buat kacau yah....

Begitu dia keluar dari kamar mandi, Tante Berta sedang berdiri dekat kamar mandi juga.

“sudah?”

“sudah Tante...” jawab Ale sambil senyum

Tante Berta tersenyum, sambil mengikat rambutnya keatas, membuat ketiak indahnya terbuka, ada sedikit bulu-bulu halus disana. Tatapan Tante Berta yang agak nakal ke arah Ale, saat dia tahu Ale memandangi ketiaknya dan dadanya yang sengaja dibusungkan.

Dan kemudian Ale lepas kontrol jadinya

Dia mendekati Tante Berta, dan tanpa banyak bicara dia langsung menerkam dan memeluk Tante Berta, lalu menyandarkannya ke dinding. Kedua tangannya mengangkat lengan Tante Berta ke atas, dan bibir Ale dengan ganas melumat ketiak Tante Berta yang terbuka itu, Tante Berta kaget medapat serangan kilat seperti ini, dia tidak menduga akan diserang dengan ganas oleh Ale.

“oh....nyong ko nakal sekali...” desahnya saat ketiak indahnya yang ada bulunya dilumat oleh bibir Ale, dia kaget tapi senang dan menikmati serangan Ale.

Dia lalu melepaskan tangannya dari sekapan tangan Ale, dia membelai pipi Ale, menatap wajah pria muda yang gelap tapi eksotis, lalu dia melumat bibir Ale dengan ganas. Bibirnya melumat dan setengah menggigit bibir Ale, lidah mereka saling bertemu dan selangkangan mereka saling bergesekan

Tangan Ale mulai nakal turun ke dada yang besar itu, sambil bibirnya melumat bibir Berta, badannya disandarkan ke Berta yang terdorong ke dinding, dan kontol nya menekan dan menggesek memek Berta yang masih terlapis oleh hotpansnya.

Tangan Berta kini turun meremas kontol Ale yang menggelembung dari balik celana cargo pantsnya itu

“nyong...ini rudal kiapa pai skali.....” bisiknya sambil matanya meredup

Ale hanya tersenyum sambil kembali melumat bibirnya Berta

Kini Berta lalu turun kebawah, dia menurunkan celana pendek Ale hingg dibawah lutut, lalu menurunkan juga celana dalam GT man Ale hingga turun nempel dengan celana pendeknya. Kini batang jumbo mirip cobra hitam terjulur dan berayun ayun tegang bebas

Berta terkagum melihat betapa batang Ale ini memang besar, hitam dan berurat, dan tegang sekali

“gila punya Raymon aja ngga ada setengahnya kali ama punyanya Ale ini....” gumannya dalam hati.

Berta membuka mulutnya, lidahnya terjulur membasahi kepala topi baja Ale dengan ludahnya. Dan dengan bantuan tanganya yang mengurut lembut, lidahnya menjilat batang hingga kepala kontol Ale, mebuat Ale terdongak kepalanya, tangan kanannya menopang tubuhnya ke dinding, sedangkan tangan kirinya memegang kepala Berta

“adoh Tante....sedap sekali lidahnya.....” racau Ale

“ouwh.....” kembali Ale terkejut saat mulut Tante Berta membuka dan menghisap batang kemaluannya.

Rasanya tidak muat semua batangnya ke mulut Berta, dia lalu memainkan bibirnya dengan setengah menjepit diselingi oleh permainan lidahnya yang aktif mengkelitik kepala topi baja Ale dengan lincahnya. Dan Ale dibuat kelonjotan keeenakan oleh permainan mulut dan lidah Berta yang memang lihai dalam bercinta.

Puas dengan jilatan dan lumatannya, Berta lalu bangun, kembali lidahnya bertemu dengan lidah Ale. Sambil mulut mereka saling melumat, tangan Ale menaikan tanktop Berta keatas hingga buah dadanya terbuka, dan mulut Ale dengan rakusnya melumat kedua buah dada Berta secara bergantian. Pentilnya yang coklat dan agak besar itu dilumat oleh Ale, buah dada besarnya bergoyang seiring dengan goyangan badan Berta, dan lidah Ale ikut aktif memainkan sentuhan di ujung pentil Berta.

Lumatan dan nakalnya lidah dan bibir Ale membuat Berta merintih nikmat, dia benar benar menikmati keganasan Ale, setelah Raymon yang sudah uzur dan tidak mampu memuaskannya, juga brondong gantengnya yang gagal membuat dia O karena sudah meledak duluan dua kali saat bercinta dengan Berta, namun kali ini Ale menunjukan sisi lain dari sebuah kekuatan banteng hitam dan ganasnya cobra di selangkangannya yang berayun ayun menggesek selangkangannya yang masih tertutup celana hotpants

Lidah dan bibri Ale yang melumat dan menjepit pentilnya secara bergantian membuat Berta tidak kuat, vaginanya kini basah dan mulai managih minta disentuh, apalagi dari tadi Ale terus menggesekan cobra hitamnya kesitu, sentuhan dengan apem tembemnya itu membuat gairahnya semakin naik dan minta dituntaskan

Dia lalu melepaskan dari pelukan Ale, dia menarik Ale ke sofa bed yang di ruang keluarga itu. Berta lalu membaringkan tubunya menelentang pasrah. Ale membuka celana pendek dan celana dalam sekalian hingga bagian bawah Berta kini polos bugil.

Vagina yang indah dan polos tanpa rambut itu membuat Ale terpana, belahannya terlihat jelas dan bersih, berbeda dengan hutan lebat milik Ci Fany, ini justru padang luas yang tanpa adanya tumbuhan, namun indah karena belahannya yang basah seperti sungai yang menarik untuk dijelajahi oleh mata, jari dan juga lidah.

Melihat indahnya memek botak itu, Ale dengan ganas menempelkan bibirnya di belahan itu, dia melumat bibir luar hingga Berta berteriak histeris karena kelentitnya ikut tersentuh oleh lidah Ale yang masuk bergerilya kedalam, dan memberi sentuhan penuh kenikmatan dengan membela vaginanya dengan lidahnya yang nakal dan menusuk.

“ale....enak betul lidah lu nyong....ouch.....” rintrihan Berta membuat Ale semakin ganas melumat bibir luarnya dan memainkan itilnya dengan lidahnya, sedangkan tangannya seirama dengan lidahnya dan bibirnya digunakan untuk meremas buah dada besar milik Berta

Berta kini tidak kuat, dia lalu menarik Ale untuk segera menuntaskannya dengan meminta dengan penuh kemesraan dan birahi...

“Nyong...masukin syaang...Tante ngga kuat.....” bisiknya sambil mencium bibir Ale, meminta Ale agar segera memasukan cobra hitamnya ke kodok tembem miliknya.

Ale mengambil posisi tembak

Lalu digesek gesekkan kepala kontolnya ke kelentit Berta, dan wanita itu berteriak histeris, meminta Ale agar jangan menyiksanya

“masukin sayang......”

Batang kemaluan Ale yang besar dan berurat lalu mulai masuk. Seperti ular cobra yang masuk kesarangnya. Kontras kulit dua orang ini membuat suasana masuknya kontol itru ke memek mulus yang kemerahan itu mebuat suasana percintaan ini jadi semakin eksotis.

Ale mendiamkan sejenak batang kemaluannya saat semua masuk penuh ke memek Berta. Dia bisa merasakan vagina Berta agak meremas batang kemaluanya yang penuh dan terihat sesak saat didlaam vaginanya Berta.

“ouch sayang enak banget Ale....” rintih Berta lagi

Ale lalu mulai menggoyang dengan irama teratur, dan gesekan ular cobra antiknya ini saat bergesekan dengan dinding vagina Berta yang menjepit dan basah karena birahi lewat dinding-dindingnya membuat nikmat bercinta dua insan ini sangatlah dimanjakan.

Berta menatap sendu Ale, sambil tanganya meremas pinggul Ale. Merasakan kerasnya dan besarnya kontol Ale, membuat mata Berta mengerjap tiada henti menikmati sodokan maut Ale, dia benar-benar merasakan betapa nikmatnya coba gemuk yang dimakan oleh kodok tembemnya ini

“Enak Le....ampun kontol lu enak banget.....’ suara Berta bersahutan dengan suara nafas Ale

“ale.....” sela Berta disaat keluar masuknya kontol Ale

“naikin dikit sayang.....” perintah Berta

Ale lalu mengikuti kemauan Berta dengan mencabut kontolnya, lalu memasukannya lagi kedlam memeka Berta

“tahan Le...” perintah Berta pas kontol Ale masuk setengah

“oke sayang....mainin seperti itu....” pinta Berta

Ale lalu memainkan kontolnya dengan memasukinnya setengah dan secara berirama. Ini sedikit menyulitkan Ale untuk beraksi, karena dia harus menahan tubuhnya, lalu menahan kontolnya yang hanya diminta masuk setengah agar bisa menstimulasi memek Berta.

Ale lalu mencabut kontolnya, dia lalu meminta tukar posisi. Berta menuruti, dia lalu membuka tanktopnya yang masih menyangkut didadanya. Lalu dia menaiki Ale yang sedang menelentang di sofabed menanti kodoknya menelan kobra Ale yang masih garang mengangguk angguk minta diterkam

Berta memasukin kontol Ale ke vaginanya yang tanpa halangan karena sudah basah. Dia sedikit meringis meski masuk lancar, karena size kontol jumba Ale. Dia lalu mulai menggoyang pinggulnya dengan teratur, dengan posisi seperti ini Berta bisa mengatur agar kontol Ale bisa menyenggol kelentitnya.

Dan dia semakin tidak kuat saat Ale meremas buah dadanya yang besar dan pentilnya menantang tegak. Tangan Ale dua-duanya lalu meremas dan menyatukna kedua buah dadanya agar merapat ke tengah, lalu mulutnya melumat kedua pentilnya sekaligus. Buah dadanya yang besar dan pentilnya yang coklat itu memudahkan Ale melumat dan menggigit keduanya sekaligus, dan ini membuat Berta tidak kuat menghalangi lajunya aliran orgasmenya yang selama ini dia impikan

“ale.....ampun ale....tante mo keluar ini....” teriak dia histeris.

Dan memang akhirnya dia berteriak keras....” aahhhhhhhh ahhhhhh...aouch.........keluar Nyong....” dia menekan pantatnya dalam-dalam menekan kontol Ale yang menusuk keras vaginanya yang basah, sedangkan buah dadanya masih digigit lembut oleh mulutnya Ale....

“ohhhh....gila lu Ale.....” dia mencubit dada Ale dengan mesra..... lalu dia rubuh menimpa Ale, dan mencium dengan ganas bibir Ale... “ ampun sayang....Cuma ale yang bikin gue ambruk kayak gini.....top dah....” sambil mengatur nafasnya

Tiba-tiba

“Berta.....” suara nenek atau mama mertua Berta teriak dari bawah

Dia berdua kaget, ternyata suara berisiknya mereka saat ngewe terdengar oleh Ibu mertunya Berta

“ya Inang....?”

“kenapa kau teriak2?’

Berta tertawa sambil mengisyaratkan agar Ale diam

“abis telp Raymon, Inang....makanya teriak2 sambil bercanda...” kata Tante Berta berkilah

“oh baiklah....”

Terdengar langkah yang diseret menjauh.

“dia sudah tua ngga kuat naik kesini....” bisik Berta

Ale langsung membalikan badannya Tante Berta, lalu membuka pahanya lebar-lebar, dan bibirnya lalu meludah ke vagina botak itu, dan kemudian segera dia menusukan batang kemaluannya ke dalam vagina basah itu dan mulai menggoyangkan dengan ganas

Ale dengan garang menggoyang dengan cepat, full speed dan penuh konsentrasi. Sedangkan Berta yang dibawah, tangannya meremas buah dada Ale, kakinya melingkar di pantat Ale, dan pantatnya bergoyang mengikuti irama tusukan Ale yang tegang sekal

Lalu tidak lama Ale kemudian mulai mencapai klimaksnya

“buang dimana Tante sayang....” tanya Ale sedikit meburu nafasnya

“terserah nyong.....”

“terserah , Tante?”

“iyo....”

“di mulut tante boleh?” pertanyaaan nakal dan bangsat tercetus dari Ale...

“boleh sayang....”

Ale lalu mencabut batang hitamnya dari memek Berta dan lalu dia menancapkan ke mulut Tante Berta, dan menuangkan cairan pejunya ke mulut Berta, yang disambut sedotan vacuum nya Berta yang menyedot semua isi peju Ale. Sampai Ale kejang-kejang, karena sudah abis pejunya tapi cobranya masih disedot sampe kempot pipi Berta.

Ale mengatur nafsnya yang ngos-ngosan, dia lalu terbaring di ketiak Berta. Sambil memeluk Berta yang bugil dan berbaring dengan mulut berlepotan peju yang kemudian ditelannya hingga habis.

“enak Tante?” tanya Ale

“super Ale.....ko punya kontol enak sekali....lemas tante...”

Ale tersenyum dan memeluk Tante Berta

“kau punya kontol mirip Putin.... Putin sekali bilang Ura....ancor Ukraina....kalo kontol lu sekali hantam, porak poranda tante punya kodok....” ujar Berta sambil mencium Ale.

Ale memeluk Berta lagi. Meski ada sedikit penyesalan karena dia teringat dia punya memek lebat di rumah cap Ci Fany, tapi pesona Tante Berta memang lain. Apalagi tadi dia main betul-betul ganas dan goyangannya dia dahsyat sekali, bikin Ale ketagihan dijepit.

BERSAMBUNG ...


 


Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com