𝐑𝐚𝐡𝐚𝐬𝐢𝐚 𝐒𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝟑 ( 𝐏𝐚𝐤 𝐏𝐚𝐫𝐧𝐨 𝐃𝐢 𝐏𝐞𝐜𝐚𝐭 )

 Ku parkirkan mobil di parkiran sekolah, namun hari ini aku tidak melihat pak parno mengatur parkiran. Hari ini aku pakai rok ketat di atas lutut dan baju dengan belahan dada yang rendah, entah kenapa aku hari merasa agak sedikit canggung dengan pakaian seperti ini, padahal biasanya aku biasa saja ke sekolah antar anakku dengan pakaian yang terbilang seksi. 

Kulirik kiri kanan setelah keluar dari mobil "emmm tumben, kemana ya pak parno" gumamku, mataku melihat pos jaganya juga tidak ada orang "yok nak kita masuk kelas" aku menjinjing tas anakku dan masih melihat ke sekitar mencari keberadaan pak parno.

Aku berjalan kembali ke mobil setelah mengantar anakku ke dalam kelas dan masih melihat sekitar, tidak ada yang berjaga dan mataku tertuju ke pos jaga biasanya di diami oleh satpam sekolah itu. Entah kenapa aku tidak langsung menuju mobil dan melangkahkan kakiku ke arah pos. 

Kulihat ke dalam pos tidak ada orang "sebenarnya ngapain sih aku cari pak parno" bingung dengan sikapku pagi ini "ah sudahlah mungkin dia gak masuk hari ini" ujarku sambil meninggalkan pos itu dan melangkahkan kakiku ke mobil.

Ku hidupkan hp ku dan kubuka kembali WA pak parno tadi malam. "Ngapain juga ya aku kirim foto selfie ke pak parno, mana seksi gini lagi" sambil jariku menaikkan pesan-pesan sebelumnya dari pak parno. "ooo… jangan sampai tau dong, rahasia kita aja Cece cantik, eh ngmng2 emang boleh tongkat bapak masuk ? Haha" kembali ku baca WA pak parno semalam "ya gak boleh pak, aku ini punya suami" gumamku menjawab pertanyaan pak parno semalam "rahasia ?" 

Aku berfikir dengan kata-kata ini "berarti cuma kita yang tau ya pak" otakku sedang berkecamuk dengan apa yang sudah di lakukan pak parno. "Jangan melangkah lebih jauh neli, nanti rumah tanggamu hancur" otakku seakan tidak singkron dengan hatiku saat ini. "Fiuhhh" aku menghembuskan nafas dan menyalakan mobilku.

Sudah sekitar seminggu aku tidak melihat pak parno lagi di sekolah dan hari ini sepertinya ada orang baru yang mengatur parkir di sekolah. Terlihat pria itu sedikit masih muda, mungkin sekitar usia 35 tahunan, badannya hitam dan berkumis. Bibirnya hitam seperti orang yang sering merokok. 

"Silahkan Bu" sapanya saat aku keluar dari mobil "terimakasih" jawabku "perkenalkan Bu, saya Agus satpam baru di sekolah ini" sambil menundukan kepalanya "oh iya makasih ya pak Agus" ucapku membalas sapanya dan berlalu meninggalkan nya. "Lah berarti pak parno gak kerja disini lagi dong" gumamku dalam hati "kok aku jadi gelisah ya" langkahku sedikit terburu.

Aku melihat kepala sekolah keluar dari ruangannya setelah mengantar anakku kekelas aku menghampiri nya "pagi ce Jesica" tegurku. Kepala sekolah disini kebetulan orang Chinese juga. "Eh neli, apa kabarnya neli ?" Jawab Jesica ramah. "Baik, Cece sehat kan ?" 

Tanyaku balik pada Jesica "emm.. baik, makin cantik aja ya mami nya Nico ni" tawa Jesica dengan ramah memujiku. Ya begitulah aku akrab dengan kepala sekolah disini karena mungkin sesama orang keturunan China. "Eh itu satpam baru ya ce?" 

Langsung aku bertanya mengenai satpam baru di sekolah tersebut "iya itu Agus baru hari ini mulai kerja" terang Jesica "pak parno kemana ce ?" Menanyakan kemana pak parno kalau satpam sekolah di gantikan dengan Agus "eee…. Eee…. Kemana ya… ktnya balik kampung nel" jawab Jesica sedikit kebingungan "emmm aneh.. kenapa ce Jesica kayak org bingung" gumamku dalam hati "yuk ngobrol di dalam aja" ajak Jesica ke dalam ruangan kantornya.

"Bentar ya nel, Cece suruh ob buatin minum" kemudian Jesica pergi meninggalkanku di ruangan itu sendiri. Ruangan ini luas dan rapi, ya namanya ruangan pribadi kepala sekolah, apalagi sekolah nya ini kan sekolah mahal tempat banyak orang kaya sekolah disini dan rata-rata anak orang keturunan China. "Drrrtttt….drrrttt….drrrttt" Terdengar getaran hp dari dalam laci meja yang di ruangan Jesica. 

"Eh hp ce Jesica lupa di bawa sepertinya" aku sebenarnya ingin mengambil hp itu dan menyusul ce Jesica ketika aku membuka laci "lohh ini kan wa pak parno, ngapain dia nelpon ce Jesica" kulihat layar hp yang memunculkan foto pak parno yang senyum. Seketika aku ingat kejadian di mobil waktu itu "hemmm…" ku hembuskan nafasku. 

Tiba-tiba saja panggilan itu mati dan ada wa masuk. Karena hpnya terkunci aku hanya bisa baca dari luar "jam 2 ke toilet lama ya" begitu pesan dari WA pak parno.
"Ceklek" suara pintu terbuka aku langsung meletakan hp ke dalam laci dan buru-buru duduk di kursi kembali "eh ce Jesica jadi ngerepotin. Kulirik jam tangan baru jam setengah 9 pagi "Nico sama velin pulang jam 1 aku harus balik lagi ke sekolah setelah antar pulang mereka" bisiku dalam hati karena penasaran dengan isi WA pak parno tadi.

Waktu menunjukkan pukul 12:30, aku sudah menunggu anakku di mobil, ya hari ini aku datang lebih cepat karena harus buru-buru balik ke sekolah lagi "mau ngapain ya mereka" otakku menerka-nerka apa yang mereka kerjakan di toilet belakang. Terlihat berhamburan anak-anak keluar sekolah dan aku bergegas masuk ke sekolah dan langsung mengajak Nico dan velin pulang. 

"Pih, mami mau ke sekolah lagi ya, tadi ce Jesica ajak pertemuan orang tua anak kelas 3" ucapku berbohong kepada Hendri, jujur baru sekali ini aku berbohong kepadanya "terus ngapain anter anak-anak pulang mending tadi langsung aja" jawab Hendri yang heran karena aku terburu-buru siang itu "kasian anak-anak capek jadi mami antar pulang aja pih, dahhh bye" ucapku bergegas menuju mobil.

Sekolah sudah sepi siang itu karena tidak ada aktifitas lagi, hanya ada pak Agus yang berjaga di pos dan beberapa mobil guru mungkin yang terparkir di sekolah. "Siang Bu ada yang bisa saya bantu ?" Sapa pak Agus melihat aku datang lagi ke sekolah "enggg… enggak pak.. tas anak ketinggalan di kelas.. gapapa aku ambil sendiri" ucapku mencari alasan. Kulihat jam sudah menunjukkan sekitar jam 2 "saya duluan ya pak" berlalu meninggalkan pak Agus. "Toilet lama, dimana ya itu" gumamku mencari-cari letak toilet di setiap sudut sekolah. 

Aku berdiri di tengah sekolah dan melihat kiri kanan, kulihat ada tulisan petunjuk arah ke gudang "mungkin Deket situ kali ya" langkah kaki kupercepat dan benar dari jauh kulihat ce Jesica berjalan menuju ke arah gudang tersebut. Aku lekas bersembunyi di dalam ruangkelas, kulihat ce Jesica melirik kiri kanan dan masuk ke dalam ruangan tersebut. "Ngapain ya ce Jesica kesitu" pikiranku kemana-mana, kemudian aku berjalan perlahan sesampainya di pintu gudang aku mencari celah untuk mengintip, hanya ada celah pintu sedikit kulihat tidak ada apa-apa di dalam kemudian dengan perlahan ku dorong pintu tersebut ternyata di dalam hanya ruangan kosong. 

Kulihat sekitar tidak ada orang dan aku ikut masuk ke dalam gudang ternyata di dalam ada jalan kecil dan sempit karena ada tumpukan barang-barang sekolah yang tidak terpakai. Sampailah aku di sebelah ruangan yang sepertinya itu toilet "plak…" terdengar suara tamparan dari dalam ruangan tersebut "eh… dengar ya orang tua, lu jangan kesini lagi, hampir aja aku di ceraikan laki ku karena kamu kirim gambar kontol mu malam-malam, terus ngapain kamu kesini lagi" terdengar suara ce Jesica menghardik seseorang "hahaha.. kamu gak kangen sama ini sayang" terdengar jelas itu suara pak parno. 

Aku memajukan kepala ku melirik ke arah dalam dari celah pintu Yang sedikit terbuka "ya ampun" aku seketika menutup mulutku di dalam nampak pak parno sedang berdiri berhadapan dengan ce Jesica. 

Terlihat pak parno memajukan bibirnya ingin menangkap bibir ce Jesica, namun ce Jessica memundurkan kepalanya "kenapa sayang, kamu gak ingat ini tempat pertama kita ngentot ?" Ucap pak parno yang tangan mengelus pipi ce Jesica. "Aku takut pak…hiks" terdengar ce jes tersedu sepertinya dia menangis "iya bapak teledor, abis malam-malam ingatnya tubuh seksi kamu sayang" pak parno memajukan kepalanya kembali "cupp.." pak parno mengecup bibir ce Jesica "pak udah ya.. aku gak mau lagi melakukan ini.. aku takut kehilangan keluarga ku, bapak pergi ya dari hidupku, kemaren kan aku sudah TF bapak 200 jt aku rasa cukuplah untuk hidup bapak" sedu suara ce Jesica 

"baiklah bapak akan menjauh, tapi izinkan bapak ngentot sekali lagi ya dengan kamu" kepala pak parno mendekat menyosor bibir ce jes, namun yang tak ku sangka ce jes langsung melumat bibir pak parno "slurrpp…mmhhh…slurrpp…" 

Suara peraduan bibir mereka terdengar jelas dari tempat aku berdiri, aku melihat tangan pak parno meremas-remas bongkahan pantat ce Jesica dan ce Jesica pun mengalungkan lengannya di leher pak parno jemarinya yang lentik meremas-remas rambut pak parno yang memutih itu 

"sluurppp…sluurppp…." Lidah ce Jesica tertarik keluar di sedot oleh bibir pak parno "ahhh….ouhhhh pakkhhh…..ahhhh…" desah ce Jesica pak parno tanpa melewatkan 1 inci pun kulit mulus pada leher ce Jesica terlihat leher itu basah oleh liur pak parno kembali pak parno mengarahkan bibirnya ke bibir mungil ce jesica dan langsung di sambut oleh ce Jesica "mmmhhh….mhhhh….." desah ce Jesica tertahan oleh bibir pak parno "bapak buka ya sayang" ujar pak parno membuka kancing demi kancing kemeja yang di gunakan Jesica

Ce Jesica meloloskan kemejanya dan langsung tergeletak di lantai toilet. Toilet itu cukup besar dengan satu WC jongkok dan bak mandi yang lumayan besar, toilet yang sepertinya sudah lama tidak di gunakan.

Kini terpampang lah tubuh putih ce Jesica dengan masih memakai bra berwarna hitam tangan pak parno berada di pinggang ce Jesica dan ce Jesica sayu menatap mata pak parno "terakhir ya pak, habis itu bapak pergi dari kehidupan aku" ucap ce Jesica menatap pak parno sayu. 

Tanpa menjawab pak parno langsung menyosor kan lidahnya ke leher putih ce Jesica "ouhhhhh…….." lenguh panjang ce Jesica menerima jilatan pak parno di lehernya, pak parno semakin turun ke arah payudaranya dan terlihat pak parno menurunkan bra ce Jesica kini payudara ce Jesica menggantung menahan dua buah payudara indah miliknya, ukurannya yang bulat dengan puting yang kecil dan berwarna sedikit gelap "sluurpp….slurppp…." Pak parno menjilat, mengigit dan melahap payudara itu dengan rakus "ahhh….pakhhh….ouhhh…" ce Jesica hanya mendesah 

Dia menatap pak parno yang berada di payudaranya, sayu dan hampir tertutup Matanya jemarinya yang lentik mengelus kepala pak parno seakan menyuruh pak parno menelan seluruh payudara nya "pakkhh…..ahhh….. ahhhh…." Erang ce Jesica.

Pak parno mendorong pelan tubuh Jesica ke arah tembok dan mengangkat kedua lengan ce Jesica ke atas melihatkan ketiak mulusnya "bapak mau keluarin di dalam sebagai kenangan terakhir untuk kamu sayang" ucap pak parno menatap ke arah wajah ce Jesica

Terlihat ce Jesica memalingkan wajahnya kesamping, matanya di pejamkan mungkin karena dia berfikir dia adalah istri dan sekaligus kepala sekolah di situ, dia adalah wanita terhormat yang kini sedang menikmati cumbuan dari mantan satpam sekolahnya. "Ahhh……….. geli pakhhh.. " seketika kulihat pak parno menjilat ketiak ce Jesica, ketiak mulus itu basah oleh liur pak parno seketika pak parno kembali menjulurkan lidahnya ke bibir ce jesica dan di sambut dengan sedotan bibirnya yang mungil, ya lidah pak parno di sedot oleh ce Jesica.

Tangan pak parno terlihat meraih belakang kaitan bra ce Jesica dan meloloskan bra itu dari lengan ce Jesica dan melemparkan nya kesamping, kini terpampang lah kedua bukit payudara ce Jesica. Kulihat payudara itu begitu kencang dan tidak ada kendur sama sekali putingnya sudah mengeras mengacung mungkin karna sedang terangsang hebat. 

Terlihat jari pak parno mengarah menuju vagina ce Jesica, aku teringat jari itu pernah mengobok vaginaku kini jari itu masuk ke dalam celana dalam ce Jesica dan dengan sekali tarik kini ce Jesica berada di pelukan pak parno dari belakang, pak parno mencium pundak ce Jesica dan jarinya menjalar di vagina ce Jesica sementara tangan satunya meremas-remas payudara ce Jesica 

"ahhh……ouhhhh… ampunnhhh" desah ce Jesica panjang karna tidak kuat menerima rangsangan yang di berikan pak parno. "Plak…plak…plak…." Terdengar jari pak parno semakin cepat mengobok vagina ce Jesica "ah.ah..ah…ahh…" hanya desahan yang keluar dari bibir ce Jesica. 

Tangan pak parno kuat meremas payudara ce Jesica terlihat payudara itu memerah karna di remas-remas oleh jari kasar pak parno " ahh… pak aku gak tahan…ahhh" desah ce, terlihat kakinya menjinjit dan badannya semakin disenderkan ke pak parno "ahhhhh pakkhhhh" erang ce Jesica sepertinya dia mengalami orgasme hebat hanya oleh jari pak parno.

Ada perasaan aneh yang aku rasakan saat itu, tubuhku memanas menyaksikan persetubuhan ce Jesica dan pak parno, terasa cairan gatal mengalir membasahi vaginaku "mmhhh…" aku mengigit bibir bawahku , tanpa kusadari jemariku meremas payudara ku sendiri "mmhhh…" aku pun mendesah dan mengigit bibirku berusaha tidak mengeluarkan suara.

Pak parno menurunkan celananya terpampang lah penisnya, aku terkejut melihat ukurannya, bentuknya seperti tidak terawat bulunya lebat menutupi pangkal penisnya. Ce Jesica yang lemas bersimpuh di lantai di depan wajahnya telah berdiri penis besar pak parno seketika ce Jesica melihat ke wajah pak parno seakan mengerti apa yang harus dia lakukan jemari lentiknya menggenggam penis itu ce Jesica bangkit dan berlutut di depan pak parno jemarinya mengurut penis itu 

Terlihat jemarinya yang putih menggenggam penis Hitam pak parno, memaju mundurkan penis itu dan perlahan kepalanya mengarah mendekat ke penis pak parno. Lidah ce Jesica menjilat bawah penis pak parno hingga ke kepala penis itu, penis itu mulai basah oleh liur ce Jesica. 

Wajah dan tubuh putih khas orang China itu kini berlutut di hadapan penis Hitam dan besar pak parno, walaupun badannya keriput karna sudah tua aku masih melihat penis itu masih tegak sempurna bahkan nampak jelas ada urat-urat kecil di pinggir-pinggir penis itu. Mulut ce Jesica perlahan mencoba menelan penis itu namun terlihat hanya setengah nya yang masuk. 

Pak parno melihat ke bawah melihat seorang wanita China yang cantik putih mulus sedang mengoral penis hitamnya. Tangan nya meraba kepala ce jesica, rambut Jesica di uraikannya kebelakang melihat kan wajah cantiknya sedang mengoral penis pak parno "mmhh…slorppp ..slorppp" suara bibir mungil ce Jesica terdengar jelas ketika penis itu keluar masuk mulutnya jemarinya pun ikut mengurut batang penis itu dari dengan cepat. Kulihat matanya berusaha menatap wajah pak parno "hahaha bibir kamu emang nikmat sayang" pak parno tertawa merasakan sensasi di oral oleh orang Chinese yang berstatus istri orang.

Pak parno mengangkat tubuh ce Jesica dan mencumbu bibirnya yang di sambut langsung oleh bibir ce Jesica. Lidah pak parno menjelajah setiap rongga dan menghisap bibir ce Jesica nampak liur pak parno berlepotan di wajah Jesica hingga ada yang jatuh ke payudara ce Jesica

Seketika pak parno membalikan tubuh ce Jesica dan "plak" bunyi tamparan tangan pak parno pada pantat mulus ce Jesica "plak..plak" kembali pantat ce Jesica di tampar oleh tangan kasar pak parno sehingga meninggalkan bekas merah "ahh……ahhhh…" hanya desahan yang keluar dari bibir ce Jesica. Kini pak parno memposisikan penisnya pada lubang vagina ce Jesica namun pak parno hanya menggesek an ke atas bawah sehingga lubang anus dan vaginanya terasa di gesek oleh penis pak parno.

 "Pakhhh.." lenguh Jesica menatap pak parno sayu "iya sayang ?" Jawab pak parno "ayo pakhh" ucap ce Jesica wajahnya memelas kepada pak parno "ayo apa sayang ?" Sambil tangannya menampar kan penisnya pada pantat mulus ce Jesica "masuskinhh…. Ahhhhhhhh….." desah ce Jesica panjang ketika penis itu tiba-tiba terdorong ke dalam vagina ce jesica namun kulihat hanya masuk dan di tarik lagi oleh pak parno "ouuuhhhhhh……" desah ce Jesica ketika penis itu terdorong masuk dan di tarik lagi oleh pak parno "akkkhhhhh……pakkhhhh" 

Dan kulihat penis itu tenggelam sepenuhnya ke dalam vagina ce jesica. Pak parno mendiamkan penisnya di dalam vagina ce Jesica nampak mata ce Jesica memejam menahan nikmat penis itu di dalam vaginanya "aahhhh….." lenguh ce Jesica ketika pak parno mulai menggoyangkan pantatnya tangannya menggenggam kedua pinggul ce Jesica "plak…plak…plak…" tiga kali pak parno menghantam kuat penisnya ke dalam vagina ce Jesica "ouhhhhh….." kepala ce Jesica mengadah ke atas dan bibirnya terbuka.

Tanpa sadar aku meremas payudara ku sendiri dan menyilang kan pahaku karna cairan juga mengalir dari vaginaku. Namun tiba-tiba ku rasakan ada tangan yang meremas payudaraku dari belakang "ehh…." Aku terkejut ternyata Agus tiba-tiba berada di belakang ku dan tanganya memegang pinggul ku, sebelah tangannya meremas payudara ku "ssstt… diam Bu" bisik Agus di telingaku 

"eh mau ngapain kamu" berusaha menghindar dari pelukan Agus. "Mending diam Bu dari pada kita ketahuan" bisiknya di telingaku, bisikannya membuat badanku merinding "ahh…. Jangan…" ucapku ketika Agus tiba-tiba mencium bibirku "mmhhh….mhhhh lepashh…" aku berusaha mendorong Agus "ssttt…. Diam nanti ketahuan Bu" jari telunjuk Agus berada tepat di bibirku menyuruh ku jangan berisik "sini Bu kesebelah" ucap Agus menggiring tanganku dan menarikku ke gudang. 

Aku di dorong dan kini terududuk di lantai gudang "dari pada nonton mending sama saya Bu" ucap Agus merangkak di atas tubuhku dan seketika Agus menjilat leherku dan tanganku di tariknya ke atas. "Lepas pak lepas" kepalaku menggeleng saat Agus berusaha mencecar bibirku dengan bibir hitam nya "jangan berisik Bu nanti mereka dengar" ucap Agus menenangkan kan ku. 

Aku menatap Agus dengan perasaan takut namun tiba-tiba agus meremas payudara ku, aku hanya terdiam menggenggam tangan Agus berusaha menyingkirkannya dari payudara ku. Agus dengan cepat menarik baju ku ke atas dan menampilkan kedua payudaraku yang putih "mimpi apa aku semalam bisa ngentot Cece Cece cina hahah" seketika Agus membenamkan wajahnya pada kedua payudaraku 

"ahh….lepashhh …. " Kepalaku menggeleng ketika kedua payudaraku kini tengah di kuasai Agus, putingku terasa kuat di tarik oleh bibirnya dan terasa di gigit oleh Agus, terasa putingku di sedot oleh nya "aaahhh…..mmmhhh… lepashh…" aku masih mendorong pundak Agus agar menjauh namun tenagaku tidak cukup kuat di tambah nafsuku sepertinya sudah mengalir di darahku "slurpp…slurpp…" terdengar bibir Agus melahap payudaraku kiri dan kanan, aku menatap Agus yang sedang meremas payudaraku dan kepalanya menyedot puting ku "ouhhh……….." aku mulai mendesah mendapat perlakuan seperti itu. 

Nafsuku kini mulai naik kini tidak ada dorongan lagi agar tubuh Agus menjauh aku hanya memejamkan mataku dan merasakan jilatan Agus menjalar ke leherku dan kupingku pun di jilat oleh Agus "ihhh … gelihhh… auhhh" ketika kupingku di jilat oleh Agus, basah bercampur keringat dan air liur mulai dari payudara leher hingga kupingku. Bibir Agus menyosor kedalam bibirku dan tanpa aku sadari aku membuka bibirku memepersilahkan lidah itu masuk ke dalam bibirku, terasa aneh bau rokok bibir ini namun Agus terus menjelajah kedalam rongga bibirku lidahku kini di Sedot oleh Agus "mhhh….mhhhh….mhhh…" lenguhku tertahan oleh bibir Agus.

Tanpa kusadari penis Agus sudah berdiri tepat di hadapan vaginaku "jangan… jangan di masukin…." Agus menarik celanaku ke bawah namun tidak sampai lepas hanya sebatas paha dan menampilkan bongkahan pantat ku dan vaginaku. Agus menggesek-gesek kepala penisnya dari atas ke bawah terasa vaginaku basah oleh rangsangan Agus "ahh…. Janganhhh dimasukinhhhh" 

Agus mendorong kepala penisnya perlahan namun kurasakan baru masuk kepalanya saja dan menarik mundur lagi penisnya "anjing sempit banget ni memek" ucapnya kesusahan menerobos vaginaku di dorongnya sekali lagi "ahhh……." Lenguhku panjang ketika penis itu perlahan nerobos vaginaku "ahhh…….ouhhhh" di tarik lagi keluar oleh Agus dan ketika Agus ingin mengetakan seluruh penisnya aku berusaha mundur dan tanpa sengaja menyenggol kursi yang tersusun di gudang dan kursi itu tiba-tiba berjatuhan "siapa itu hey" teriak suara pak parno dari dalam toilet. Aku segera bangkit dan menaikan celanaku dan menurunkan bajuku, nampak Agus sudah berlari keluar duluan dari ruangan itu dan disusul olehku.

Aku berlari ke lapangan dan kuambil kunci mobil lalu langsung membuka pintu mobil. Nafasku sengal karna berlari dari ruangan itu kesini cukup jauh. Setelah nafasku sedikit teratur aku menyilang kan kedua tanganku di atas setir mobil dan air mataku menetes 

"maafin aku Pi.. hampir saja penis itu masuk.. hiks…" aku menangis di dalam mobil. Aku nyalakan mobilku dan bergegas pergi meninggalkan sekolah itu, "maafin mami, maafin mami" ucapku memukul setir mobil. Aku kesal, marah pada diriku sendiri "ya ampun untung akal sehatku masih ada" gumamku karna saat itu aku berhasil di rangsang oleh Agus 

"penis itu sudah masuk… pi maafin mami, mami sudah di masukin penis lain yang seharusnya ini hanya untuk papi" aku melamun saat menyetir mobil menyalahkan diriku sendiri "aaaaa…….brak…" aku menginjak rem sekuatnya, tanpa sengaja aku menabrak seorang ibu-ibu yang sedang naik motor. 

Aku buru-buru turun dari mobil dan melihat keadaan ibu itu "tolongin… tolongin…" teriak warga yang berkerumun disitu aku terdiam saat itu karna shock apa yang terjadi denganku hari ini "eh kamu tanggung jawab dong jangan liatin doang" teriak salah seorang pemuda "eh iya iya pak ayo naikin ke mobil saya biar saya antar kerumah sakit" ucapku 

Sambil berlari ke pintu belakang dan membukanya. Nampak beberapa pemuda menggotong ibu itu masuk ke dalam mobilku "eh kamu tanggung jawab ya, sini KTP kamu saya sita dulu" ucap seorang sepertinya dia pemuda setempat dan aku langsung menyerahkan KTP itu "eh nanti aku ambil sama siapa ktpku" ucapku ke pemuda itu "udah nanti kamu kesitu di pos itu kami tungguin disini" pemuda itu menunjuk pos di seberang jalan. Tanpa pikir panjang aku tancap mobilku ke rumah sakit karna takut terjadi apa-apa terhadap ibu yang barusan aku tabrak.

Bersambung.


 

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com