𝐑𝐚𝐡𝐚𝐬𝐢𝐚 𝐒𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏𝟓 ( 𝐑𝐔𝐒𝐀𝐊 )

Bang Tigor menyalakan sepeda motor bututnya. Nampak beberapa kali di engkol tetap tidak mau hidup.

"Motor butut sialan…." Umpat bang Tigor

"Nely pusinghh banghh" aku yang sudah duduk menyamping sambil memeluk bang Tigor sudah tidak memiliki tenaga karna efek minuman tadi. Kepalaku bersender di bahu bang Tigor

"Ntar… motor gua nih gak mau hidup.." umpat bang Tigor

"Pake mobil Nely aja" ucapku yang sudah ingin segera mencari tempat tidur

"Hehe…mana mana mobil lu ?" Bang Tigor melirik ke arahku

"Nih kuncinya, itu disana…" sambil ku menunjuk mobilku

Bang Tigor langsung menurunkan standar motornya dan aku langsung turun, kurangkul leher bang Tigor, dengan tergesa-gesa bang Tigor berjalan ke arah mobilku. Aku di dudukan di kursi, kemudian bang Tigor dengan cepat berjalan ke kursi pengemudi.

"Duhhh… udah lama lagi gak bawa mobil" umpat bang Tigor.

"Sini Nely yang bawaa…." Ujarku namun aku hanya bisa bersandar di bahu bang Tigor.

"Lu mabuk bego…gue bisa bawa mobil" bang Tigor pun menstater mobil

"Brakk…." Terdengar belakang mobil menabrak sesuatu.

"Ahhh… motor sialan.. ngapain parkir disitu" umpat bang Tigor sambil melihat kebelakang.

Dengan perlahan bang Tigor menjalankan mobilku dan keluar dari tempat itu. Hingga sampailah kami di depan gubuk kayu di belakang terminal.
"Turun moy" ujar bang Tigor

"Eeee… nelyhh pusinghh…" ujarku sambil menegakkan kepala karna sedari tadi aku tertidur di mobil.
Kulihat keluar ada sebuah gubuk kayu, hanya di terangi lampu remang-remang dan di depan nya ada meja dan terlihat kartu berserakan di atas meja

Tak lama bang Tigor membuka pintuku dan menarik lenganku menggayutkan di pundaknya, aku pun di gopoh menuju ke dalam gubuk. Aku berdiri di depan kasur di atas lantai, kasur yang lusuh dan tanpa ranjang, Karna kepalaku sudah pusing aku langsung berbaring di atas kasur itu.

"Hehe…nih.. minum" bang Tigor menegakkan tubuhku dan memberiku minuman yang rasanya sama seperti tadi di tempat pesta orgen

"Aahhh…" aku menarik nafas setelah meminum minuman itu.

"Banghh…" suaraku parau

"Apa moy" jawab bang Tigor yang sedang melepaskan bajunya

"Pelukhhh…dinginhh" suaraku parau sambil menjulurkan kedua tangan ku supaya di peluk bang Tigor

"Mmhhh …. Slurrpp…. Mmmhhhh…." Dengan segera bang Tigor melumat bibirku dan langsung kubalas dengan melumat bibirnya juga.

"Aahhh … banghhhh…. Slurppp…" aku mendesah menerima rangsangan dari bang Tigor .

Lidahku di sedot-sedot oleh bang Tigor dan lidahnya pun masuk dalam-dalam ke rongga mulut ku.
"Cuihh…" bang Tigor meludahi mulutku dan terpaksa ku telan

"Mau jadi lonte Abang gak ?" Ucap bang Tigor sambil menatap mulutku

"Aaaahhhhh… gak banghhh.." desahku saat bang Tigor menjilati leherku dan lenganku langsung memeluk kepala bang Tigor. Kepalaku mengadah ke atas membiarkan bang Tigor menjilati sepuasnya.

"Aahhhh…Abang kasih kau cupang dulu, tanda kau lonte Abang malam ini" ucap bang Tigor yang menyupangi leher ku

"Aahhh….janghhh… nanti suamhh…ii… ahhh…. Nely tauhhh" desahku namun jemariku tetap meremas rambut ikal berminyak bang Tigor

"Hahaha bagus kalau suami kau tau… biar tau dia Abang mau ngentot bininya hahaa" tawa bang Tigor

Bang Tigor menurunkan tali daster ku yang kusambut dengan meloloskan tanganku dari tali dasterku hingga dasterku kini sudah turun ke pinggang. Sementara aku membuka sendiri pengait braku dan langsung merangkul leher bang Tigor untuk ku cium. Aku tidak tau kenapa malam ini aku begitu bernafsu untuk di setubuhi bang Tigor.
"Mhhh….slurpp……ahhhh…" bang Tigor pun dengan rakus menghisap air liurku.

"Kau hisap dulu kontol Abang" bang Tigor yang dengan cepat berjongkok di hadapan ku yang terbaring di kasur kumuh ini.

Penis bang Tigor besar, hampir sama dengan penis om Flores namun sepertinya bang Tigor gak disunat soalnya penisnya nampak tertutup. Langsung kuraih penis itu dan ku elus pelan sambil menatap mata bang Tigor sayu
"Haha… lembut kali tangan kau lonte" tawa bang Tigor

"Mhh… Abang mau nely apain ?" Tanyaku manja sambil menggigit bibir bawah ku

"Sepong lah sayang" bang Tigor meremas payudaraku dan memelintir pentilnya. Aku pun menjulurkan lidahku menjilat kepala penis bang Tigor

"Aahhhh…..anjinghhh" racau bang Tigor keenakan.

Perlahan ku masukan penis itu sedikit dan kusedot kepala penis bang Tigor. Terasa asin dan amis namun tak kuhiraukan karna aku juga ingin penis itu menerobos vaginaku.
"Pintar kali kau nyepong moy" bang Tigor pun menjambak rambutku dan mendorong kepalaku dan masuklah penis itu tiba-tiba ke mulutku semua

"Mmmmhhhhhhh……ekhh…ekhhh" aku yang terkejut langsung tersedak namun tertahan penis bang Tigor

"Aahhhhhhh……." Kuhirup nafas dalam-dalam saat bang Tigor melepaskan penisnya dan kepalaku di dorongnya kembali hingga penis itu tertanam dalam-dalam di mulutku.

Mataku terpejam menerima sodokan penis bang Tigor di mulutku. Terasa air mata keluar sedikit karna aku tidak bisa bernafas.
"Aahhhhh……." Aku bernafas kembali setelah bang Tigor melepaskan penisnya

"Hahaha… ngapa moy ?" Tanya bang Tigor sambil tertawa

"Ahhh … Nely gak bisa nafashh" ujarku sambil menarik nafas dalam-dalam.

Nampak tatapan nya menjalar dari paha hingga vaginaku. Aku hanya menatap nya sayu menunggu perlakuan apa yang akan dilakukan bang Tigor terhadap tubuhku malam ini.
Bang Tigor mencium pahaku kiri dan kanan, terasa jilatannya mengalir dari paha hingga ke bibir vaginaku.
"Wangi juga memeklu" ujar bang Tigor

"Mhhh… gelih banghhhh" aku mendesah menerima perlakuan bang Tigor
"Ahhhh……." Desahku panjang saat lidah bang Tigor menerobos masuk ke dalam vaginaku.

"Anjinghhh…gak bau kayak memek lonte sialan itu.." ujar bang Tigor sambil memperhatikan vaginaku. Ada rasa bangga tersendiri terhadap vagina yang selalu kurawat.

Aku menatap kepala bang Tigor yang tenggelam dalam jepitan pahaku, kaki ku kunaikan dan menjepit kepalanya agar tidak terlepas dari vaginaku.
"Aahhh…. Enakhh… ahhhhh…." Desahku manja menerima jilatan bang Tigor

"Sluurppp…..slurppp…" terdengar suara bibir bang Tigor menyedot-nyedot vaginaku dan aku hanya bisa menggelengkan kepala kiri dan kanan, jemariku meremas rambut bang Tigor erat

"Iihhh…ihhh…. Nelyhhh… keluarhhh…" desahku panjang sambil mengangkat pinggulku sementara jepitan pahaku makin erat menjepit kepala bang Tigor

"Aahhhhhkkkk……" satu teriakan panjang menandakan orgasme ku telah dapat oleh jilatan bang Tigor dan tubuhku terhempas lemas tak berdaya

Saat mataku terpejam terasa pahaku diangkat oleh bang Tigor dan terasa vaginaku di gesek-gesek oleh penis bang Tigor.
"Abang masukin ya" ujar bang Tigor sambil menggeseknya atas bawah sehingga nafsuku memuncak kembali.

Kuanggukan kepala ku sambil menggigit bibir bawahku menahan birahi oleh gesekan penis bang Tigor
"Ouuhhhhhhh……" kepalaku mengadah ke atas saat penis itu menerobos masuk dalam-dalam, bang Tigor nampak menekan sedalam-dalamnya penisnya dalam vaginaku dan mendiamkan nya

Bang Tigor langsung memelukku dan mencium bibirku dan langsung kusambut ciumannya.
"Mmhhhhh…." Desahku tertahan oleh ciuman bang Tigor saat penis itu di tarik keluar

"Aahhhhhh……." Desahku kembali saat penis itu di tekan dalam vaginaku

"Enakhh moy ?" Tanya bang Tigor dan kubalas dengan anggukan kepalaku dan kuberi bang Tigor tatapan sayu bertanda sedang merasakan kenikmatan penetrasi penisnya dalam vaginaku

Bang Tigor mengangkat kedua pahaku dan di letakkan nya di pundaknya sementara wajahnya menatap wajahku.
"Mmhhh… janghhannhh lihathhh nelyhh ahhh….." ujarku sambil tanganku kuarahkan ke wajahnya

"Kau lonte Abang ya malam ini ?" Ujar bang Tigor

"Mhhh…. Iyaahh banghhh…" jawabku dengan desah tertahan

"Kau ijin dulu dengan laki kau" ucap bang Tigor

"Ahhhhhhh….. ko hendrihhh" desahku saat bang Tigor menekan penisnya dalam-dalam

"Nelyhhh ijin… ouhhh.." bang Tigor menarik penisnya dan menekan kembali dalam-dalam

"Ijin apa ?" Ucap bang Tigor

"Jadihh…. Lontehh….ahhhh…." Desahku keras saat bang Tigor menggenjot vaginaku dengan cepat.

"Plak … plak…. Plakk…plakk…" bunyi peraduan paha bang Tigor dengan pahaku terdengar saat bang Tigor dengan tempo cepat.

"Oouhh…..ahhh…. Enakhh…. Terusshhh banghhh ahhhh…." Racauku saat menerima sodokan dari bang Tigor

Terasa cucuran keringat bang Tigor jatuh ke atas payudaraku dan tubuhku pun basah oleh keringat, kasur di gubuk itu Basah menjadi saksi bahwa aku malam ini sudah menjadi wanita pemuas nafsu bang Tigor. Preman terminal yang membawaku dari pesta orgen yang entah apa membuatku melalui malam panjang saat ini sampai aku di bawa ke gubuk ini. Bahkan aku gak tau dimana diriku saat ini, yang kutahu diriku tengah di setubuhi oleh bang Tigor dan aku rela melayani nafsunya.

"Brakk…." Suara pintu terbuka saat aku sedang asik di genjot oleh bang Tigor

"Wihhh….bang udah mulai aja haha" tawa beberapa lelaki yang masuk ke dalam gubuk itu
"Anjingg….bang barang sehat ini bang" ujar lelaki yang lain
"Hahaha…. Ngentot amoy kita malam ini bos"
"Hahaha…."
Ada 4 lelaki yang datang ke gubuk itu.

"Ehhh… ahhhh…banghh stophh…." Suaraku tertahan oleh desahan karna bang Tigor tak menurunkan temponya

Sementara bang Tigor menghentikan genjotannya namun penisnya masih tertancap di vaginaku dan aku langsung menutupi payudara ku dengan tangan.
"Ehh…bang… siapa" tanyaku pada bang Tigor sambil terus menutupi payudara ku

"Teman-teman Abang yang di orgen tadi haha" tawa bang Tigor

"Boleh gabung bang haha" tawa mereka sambil mendekatiku

"Sinilah kau" ucap bang Tigor pada mereka
"Amer masih ada, kau tambah dulu biar mantap goyangan ni lonte" timpal bang Tigor

"Ada bang, amann…" ucap seorang lelaki yang mengeluarkan botol minuman

Tubuhku pun di angkat oleh bang Tigor dan aku kini duduk di pangkuan bang Tigor berhadapan dengannya, penisnya masih tertancap di vaginaku dan pemuda itu langsung mengarahkan minuman itu ke bibirku.
"Minum sayang hehe" ucap lelaki itu

Ya ampun.. aku harus melayani nafsu mereka semua, kenapa aku bisa sampai disini. Mau lari pasti gak bisa, persetubuhan malam ini tak dapat kuhindari. Namun efek minuman tadi masih belum hilang dalam otakku dan nafsu yang sedang memuncak membuatku tak ada pilihan untuk rela di setubuhi oleh penis mereka satu-persatu.

"Mmhhhhh…bentarh.." ujarku yang masih berada di pangkuan bang Tigor, kuambil botol minuman itu dan langsung ku teguk hingga setengah botol tersisa.

"Ahhhh……" aku mengambil nafas saat minuman itu selesai kuteguk dan ku sapu mulutku dengan tangan

Tanpa pilihan lain aku akan melewati malam ini dengan melayani mereka semua.
"Hahaha….. ayooo sayang kita senang-senang" tawa mereka

Kutatap sayu mata bang Tigor dan kurangkul lehernya lalu perlahan ku goyang pinggulku
"Mhhh…..ahhhhh….." mataku sayu menatap bang Tigor
"Plakk ….." bang Tigor menepuk bokongku dan meremasnya
"Ouhhh……" kugigit bibir bawahku dan makin cepat kugoyangkan pinggulku

"Hahahaha…… anjing ni lonte buat gue gak tahan" ujar seorang pemuda yang entah kapan sudah membuka seluruh pakaiannya dan mengarahkan penisnya ke wajahku.

Langsung kusambut penis itu dengan mulutku dan kusedot dengan kuat, bahkan lidahku kumainkan saat penis itu di dalam mulutku.
"Ahhhh…. Mantep benar sepongannya…" ujar lelaki itu.

Lenganku yang satu bergayut pada leher bang Tigor dan satunya lagi berpegang pada tubuh lelaki itu sambil pinggulku di maju mundurkan bang Tigor aku tetap memaju mundurkan kepalaku menghisap penis itu.
"Abang juga mau moy" ujar seorang laki-laki yang sudah berdiri di sebelahku dan mengarahkan penisnya ke wajahku sementara tanganku langsung berpindah mengocok penis yang tadi aku hisap dan langsung menghisap penis yang barusan di sodorkan ke wajahku.

"Aahhhhh….. banghh…. Gila ni lontehh…" racau lelaki itu yang langsung mengerang kenikmatan saat aku hisap penisnya

"Aahhhh……..aahhhh…." Desahku manja saat bang Tigor menggoyangkan pinggulku. Penis itu terlepas dari mulutku karna goyangan bang Tigor dan aku dengan sigap mengocoknya dengan jemariku.

"Aahhh….mmhhh…." Aku hanya mendesah manja, mataku terpejam menahan nafsuku yang memuncak saat di hadapi oleh 3 penis

Tiba-tiba ada dua kepala yang menyosor menyedot payudaraku kiri dan kanan. Kini posisiku sedang berada di pangkuan bang Tigor sementara dua lelaki menyedot payudaraku kiri dan kanan dan dua jemariku menggenggam penis.
"Sluurpp… slurppp….." terdengar suara sedotan mulut lelaki itu dengan rakus menjilat payudaraku

"Aahhh….ahhh…. Nely gak kuathhh… nelyhhh gak kuathhh ahhhh…." Dan tiba-tiba tubuhku bergetar karna aku baru saja mengalami orgasme karna perlakuan mereka. Kepalaku terasa melayang-layang dan tubuhku lemas jatuh di pelukan bang Tigor yang dengan sigap memeluk tubuhku.

Bang Tigor kini berbaring dan aku berada di atas tubuh bang Tigor, penisnya masih tertancap, wajahku terbenam di bahu bang Tigor.
"Hahaha…lemas yaa sayang" ucap seorang lelaki.

"Aahhh…. Iyahhh banghhh" ucapku sambil mengatur nafas

"Plak…..plak…." Terdengar bongkahan pantatku di tampar oleh mereka

"Gilak… ni pantat, semok bener boss…" ucap lelaki yang terus menampar pantatku kiri dan kanan

Tiba-tiba rambut ku di Jambak dan langsung di hadapkan dengan penis yang meminta untuk kumasukan ke mulutku
"Sepong dong sayang" perintah lelaki itu

"Aaaahhkkkkk……." Terasa ada penis yang menorobos masuk ke lubang anus ku dan langsung ku lirik ke belakang namun langsung di tarik lagi ke depan oleh pemuda yang menjambak rambutku tadi

"Sepong kontol Abang…" perintah pemuda itu dan langsung penis itu kumasukan kemulutku.

"Mmmmhhhhhhh…….." teriakku tertahan karna lelaki itu perlahan mendorong penisnya ke lubang anus ku.

"Cuihhh….."
"Sempit bener ni pantat" ujar lelaki itu sambil meludahi lubang pantatku

"Hahahaha…. Kapan lagi kau dapat ngentot dengan amoy gini" tawa bang Tigor

"Ahhhkkkkkkk…." Teriakku seketika saat penis itu menerobos masuk ke lubang pantatku.

"Ouhhh… pelanhhh banghhh…" desahku saat menerima penetrasi di kedua lubangku kini

"Sepong lagi kontol Abang" perintah lelaki yang masih menjambak rambutku dan langsung ku masukan penis itu ke mulutku

"Mmhhh….mhhhh…..mhhhhhh…." Kini desahku tertahan saat mulutku tersumbat oleh penis

"Anjinggg…..lubang boolnya empot bangsathhh" ucap lelaki itu yang perlahan memaju mundurkan penisnya dalam lubang anus ku

Sementara dua laki-laki langsung merapatkan tubuhnya untuk meremasi payudaraku.
Entah kenapa aku sangat bernafsu di setubuhi mereka semua, dengan rela aku bersedia semua lubangku di masuki oleh penis-penis mereka.
"Aahhh….memekhh nelyhhh… ahhh…." Desahku saat penis yang di mulutku lepas

"Hahaha kenapa memek kau" tawa bang Tigor
"Aahhhh… memekhh nelyhhh… engghhh… terushhh…." Racau ku yang menahan nafsu di ubun-ubun dan efek minuman yang kuminum tadi.

"Terus apa sayang ?" Tanya bang Tigor
"Emhhhh…. Terusshhh entothhh memekhh nelyhhh auwwhhhhh" seketika kepalaku menggeleng kiri dan kanan menahan nikmat saat kedua lubangku di sodok mereka dengan keras

"Doyan kontol dia bos" tawa laki-laki yang sedari tadi menghisap payudara ku
"Kontol lakinya kecil haha" tawa bang Tigor
"Oooo….udah punya laki" ujar lelaki yang sedari tadi menjambak rambutku

"Kau bilang dulu kontol laki kau kecil hahaa" tawa lelaki itu
"Aahhhh … enghhhh…. Kontolhhh suamhhiii…. Ahhh… nelyhhh… kecilhhh…. Ahhhh…" racauku sambil mendesah sekuatnya karna diriku sudah di kuasai oleh birahi dan langsung ku hisap penis itu.

"Mmnhhh…..mhhhh…..ahhh….." desahku tertahan penis dan kulepas untuk mengambil nafas lalu kumasukan lagi penis itu kemulutku.

"Aahhh………gak tahannn aku boss ahhhh…." Racau lelaki yang menyodok anusku
"Lontehh…. Sialannnhhh…. Ahhhh…."
"Bangsatttt" racau lelaki itu

Kulirik kebelakang dengan tatapan sayu dan kugigit bibir bawahku.
"Ahhh…. Jangannhh lihathhh abhh" "Akhhhhh……" tiba-tiba lelaki itu menarik penisnya dan menumpahkan spermanya dalam di atas bongkahan pantatku

"Lemahkali kau lup" ejek Tigor yang berada berada di bawahku yang sedari tadi menikmati jepitan vaginaku

"Hihii…. Iyahhh…" aku pun tertawa saat bang Tigor mengejek lelaki itu
"Yahhh di ejek kau sama Nely" ucap lelaki yang sedari tadi penisnya berada di hadapan wajahku

"Kau coba aja sendiri bang….lobang pantat nya sempit bener" ucap pemuda itu yang terduduk menyender di dinding gubuk itu.

"Ahhh…. Dasar kau aja yang lemah, kau tu ngentot sama lonteh terminal yang memeknya udah longgar sana" ejek bang Tigor
"Hihihi…." Aku pun tertawa mendengar pertikaian mereka
"Tuhh Nely aja ketawa" ucap lelaki yang di depan ku berjalan ke arah pantatku sambil mengambil entah baju siapa dan mengelap sperma yang meleleh di atas pantatku.
"Tuhh… makan Peju kau" lelaki itu melempar baju itu ke arah lelaki yang sudah terduduk lemas.

"Banghhh….mau amerhh…" desahku manja saat lelaki itu menggosokkan penisnya pada lubang anusku

"Kau ambil dulu Amer Ndak" perintah bang Tigor

Posisiku masih berada di atas tubuh bang Tigor dan pantatku menungging menunggu di masuki oleh penis lelaki di belakang ku.
Lelaki itu menyodorkan botol minuman itu ke mulutku dan langsung ku teguk dan kucium bibir bang Tigor yang berada di bawahku.
"Mhhh...Slurppp….slurppp…" Suara bibir aku dan bang Tigor yang saling melumat dan ku minum lagi minuman itu dan kucium lagi bibir bang Tigor, kini bibirku dan bang Tigor berlepotan sisa minuman yang keluar dari bibir kami.

"Kau tengok ni lup"
"rasain ni kontol bang bujang"ujar lelaki itu yang menekan perlahan penisnya ke dalam anusku.

Ku lirik kebelakang sambil ku lemparkan senyum sambil menggigit bibir bawahku
"Sini banghhh…." Aku menyuruh lelaki yang mengambil minuman untuk mengarahkan penisnya ke wajahku

Tangan bang Tigor beralih ke payudaraku dan memelintir putingku sementara tangan satunya berada di pinggang ku, sementara lelaki yang sedar tadi meremas payudaraku meminta jemariku mengocok penisnya.
Kini posisiku bertumpu pada satu tangan dimana tangan ku mengocok penis dan bibirku tertahan oleh penis yang lain.

"Mmhhhh….mhhh……mhhhhh…." Desahku tertahan karna bang bujang dengan tempo cepat menyodok lubang anusku

"Ahhhh….. enghhhh… nelyhhh… gak kuathhh…. Mhhhhh…." Desahku di saat melepaskan penis yang kuhisap.

"Kontolhhh… banghh bujanghh besshh… ahhhhhh….." desah manjaku dan karna tak kuat bertumpu aku menjatuhkan tubuhku dan langsung di peluk oleh bang Tigor

"Ahhh….. nelyhhh…. Gak kuathh…. Ouhhh…." Desahku di kuping bang Tigor

"Banghhh…. Ampunhh…. Ahhhh…." Seketika tubuhku bergetar hebat merasakan kembali orgasme namun bang bujang sama sekali tidak menurunkan tempo genjotannya

"Iihhhh…. Nelyhhh lemashhh… ouhhh…." Ku peluk erat bang Tigor dan tak terasa aku mencatak bahunya karna tanpa di kasih bernafas oleh kedua penis yang menghantam lubangku

"Hahaha… minta ampun dia Jang" tawa bang Tigor yang memelukku erat

"Plakk…. Plak….." Namun bukannya menghentikan genjotannya malah pantatku di tampar oleh bang bujang

"Ciumhh nelyhhh ouhhh…." Aku pun menyosor bibir bang Tigor dan langsung di sambut oleh bang Tigor

"Plok…plokk…plokk…." Bunyi peraduan pantatku dan paha bang bujang yang menggenjot anusku. Terasa anusku keluar masuk mengikuti genjotan penis bang bujang

"Ouuhhhh…. Inihh…baru kontolhhh ahhh….." racauku saat terus-terusan di genjot dengan tempo cepat oleh bang bujang

"Rasain nih lontehh…. Ahhh…." Bang bujang semakin cepat menggenjot anusku sementara penis bang Tigor mengikuti goyangan bang bujang pada tubuhku

"Aaaahhkkkkk……." Terasa sperma bang bujang memenuhi lubang anusku dan aku pun ikut bergetar saat sperma itu menyemrot ke dalam lubang anusku.

"Aahhhh….. nelyhhh lemasshhh…" aku memeluk erat tubuh bang Tigor terasa melayang - layang tubuhku saat di genjot oleh bang bujang

"Ploppp…" terdengar suara penis bang bujang terlepas dari lubang pantatku dan terasa cairan sperma meleleh keluar mengikuti penis itu.

Tubuhku langsung di balikan oleh bang Tigor dan pahaku di bukanya lebar-lebar
"Giliran Abang" ucap bang Tigor yang kubalas dengan senyuman dan tatapan sayu
"silahkannnhhh sayanghh… ouhh…." Bang Tigor tanpa aba-aba langsung menggenjot vaginaku dengan cepat

"Ahhhh…..banghhh….gelihh…." Desahku tak tertahan dengan genjotan bang Tigor

"Ampunhh….ampunhhhh… ahhhh…." Kepalaku hanya menggeleng kiri dan kanan saat di genjot oleh bang Tigor

"Terushhh… sayanghhh… mhhh…." Bang Tigor langsung mencium bibirku dan aku peluk erat bang Tigor. Keringat kami sudah bercampur membasahi kasur tipis tempat dimana aku di setubuhi oleh 5 orang

"Aahhhh….abanghh mau titip benihh…." Racau bang Tigor

"Silahkannnhhh banghh… ouhh….."
"Bikinhhh nelyhh ham…ilhh… ahhh…" desahku dan langsung ku gigit bahu bang Tigor, jemariku mencengangkan erat pada punggung nya bahkan terasa kucakar bang Tigor dan pahaku menjepit pantatnya seakan penis itu tak boleh lepas dari vaginaku

"Plak…plakk…plak …" suara hentakan penis bang Tigor dan vaginaku terdengar di gubuk itu.
"Aaahhhhkkkkk…….." satu lolongan panjang tiba-tiba bang Tigor gemetar dan menumpahkan seluruh spermanya dalam vaginaku.
"Ouuhhh…. Nelyhhh lemashh……" aku memejamkan mataku, tubuh ku masih memeluk bang Tigor menikmati sisa orgasme ku dan terasa hangat semprotan sperma bang Tigor dalam vaginaku, terasa kedutan penisnya memenuhi vaginaku.

"Inih baru lontehhh bangsatt…" racau Tigor yang mulai melepaskan pelukannya pada tubuhku.

"Aahhh…. Enakhh sayanghh ?" Tanyaku sambil menatapnya sayu dan melepaskan pelukanku.

"Memek paling enak yang pernah Abang entot" ucap bang Tigor yang perlahan mencabut penisnya , sperma bang Tigor meleleh keluar dari vaginaku

"Aahhh…..nelyhh gak di kasih ampunhhh..
Ahhh…." Aku masih mengatur nafas, entah udah orgasme yang menerapkan kali malam itu

Tiba-tiba tubuhku di angkat dan di suruh menungging oleh lelaki yang sedari tadi rupanya mengocok penisnya sendiri.

"Bang yandak boleh ngentotin Nely ?" Tanya lelaki yang sudah memposisikan penis nya di bibir vagina ku yang masih basah oleh sperma bang Tigor

"Auwhhh… silahkannnhhh" desahku karna dengan sekali hentakan penis itu langsung masuk ke dalam vaginaku.

Kulirik bang yandak sayu sambil mengodanya, entah kenapa aku bisa seliar ini di setubuhi oleh mereka, aku bahkan dengan suka rela menerima sperma-sperma mereka masuk ke dalam rahim dan lubang anusku.

"Aaahhhhhhh….." bang Tigor menumpahkan sisa Amer tadi ke seluruh tubuhku dan kini aku basah oleh keringat dan minuman itu.

"Aaahhhh…..ahhhhhh" aku hanya mendesah menerima perlakuan mereka.

"Nely suka kontol ?" Tanya bang Tigor

"Ahh….. eeehhh….." jawabku sambil menggigit bibir bawahku saat bang yandak dengan cepat menggenjot vaginaku

"Mau jadi lonte Abang ?" Tanya bang Tigor yang berjongkok di depanku, aku yang menungging menatap bang Tigor dengan tatapan sayu.

"Aahhh….. iyahhh …. Nelyhh lonthh ehhh" seketika wajahku di siram dengan Amer oleh bang Tigor

Aku menggeleng kan kepalaku dan ternyata datang lelaki yang minta di hisap penisnya dan langsung ku hisap dengan kuat.
"Aaahhhhkkkk…….." tak lama penis itu menumpahkan spermanya dalam mulutku
"Lontehhh bangsathhh…." Racau lelaki itu saat penisnya tetap kusedot saat sperma nya sudah tumpah di mulutku

"Ngilu anjing…" lelaki itu dengan cepat menarik penisnya dari mulutku.

"….yahh… gak nyobainhhh memekhh nelyhhh ahhhh…." Ejekku dan lelaki itu langsung tersungkur lemas

"Gak kuathh gue banghhh" racau lelaki itu

"Hahaha kau sama kulup gak cocok ngentotin amoy gini tok tok" tawa bang Tigor

"Aahhhhhkkkk….." erang bang yang sedari tadi menggenjot vaginaku dari belakang

"Mau crott….. ahhkkkk….." erang bang Yanda

"Barenghh banghhh…..ahhhhh…." Desahku yang juga merasakan akan orgasme kembali

"Aaaahhhkkkkkk….." dengan satu sentakan dalam bang Yanda menembak kan spermanya di dalam vaginaku dan aku pun tersungkur lemas ke depan.

Terasa bang Yanda memeluk ku dari belakang saat mengikuti tubuhku yang terkulai lemas. Terasa lengan bang Yanda memelukku dan meremas payudaraku yang kusambut dengan menggenggam jemarinya. Kini aku terbaring di atas kasur tipis di atas lantai dengan posisi bang Yanda memelukku dari belakang. Terasa penuh semua lubangku oleh sperma dan badanku pun bau Amer yang di tumpahkan oleh bang Tigor tadi.

Kesadaran ku sudah melayanng di sebuah gubuk dimana lelaki kasar ini berlima menyetubuhi ku malam itu. Bahkan aku tak memikirkan suamiku, anakku bahkan ce Jesica yang kutinggalkan di tempat pesta orgen tadi. Kubalikan tubuhku dan kucium bibir bang Yanda

"Mhhh….. nelyhhh lemashh… " ujarku dan ku peluk bang Yanda dan tertidur di atas dadanya dengan tangan bang Yanda mengelus punggung mulusku. Sementara pahaku kunaikan di atas perut bang Yanda.

Kesadaran ku hilang tertidur di gubuk itu setelah di setubuhi lima lelaki sekaligus

Bersambung

 

Read More

𝐑𝐚𝐡𝐚𝐬𝐢𝐚 𝐒𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏𝟒 ( 𝐌𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 )

 


 Sore itu ce Jesica datang kerumah bersama Hendri, entah dari mana mereka. Mungkin dari rumah ko awi, mereka bertemu disana

"Yuk masuk ce" ajakku pada ce jes

"Anak-anak mana nel ?" Tanya ce jes

"Ada di atas lagi di kamar" jawabku

Hari itu kami ngobrol di ruang tamu, hanya aku sama ce jes, anakku dari tadi di kamar. Mungkin masih trauma dengan kejadian tadi, ngelihat ibunya sedang bersetubuh dengan orang lain, Sedangkan Hendri dari tadi di kamar gak keluar-keluar.

"Udah jam 8 nel, anterin pulang yuk" ujar ce jes sambil melihat ke jam dinding

"Ee.. boleh gak ya sama ko Hendri" jawabku lesu

"Tar Cece yang ngomong, mana dia ?" Tanya ce jes sambil melihat kiri kanan

"Dikamar ce, bentar ya Nely panggil in" aku beranjak dari kursi menuju ke kamar

"Pii… ce jes mau pulang tu" ujarku sambil melihat Hendri yang bermain handphone di kamar

"Hemm" hanya itu yang keluar dari mulut Hendri dan dia berjalan keluar kamar

"Udah mau balik jes ?" Tanya Hendri sambil duduk di sofa

"Hehe.. iya hen, gue minta anterin Nely ya" tanya ce jes sambil tersenyum pada Hendri

"Ohh… yaudah"
"Lu anterin Jesica ya, pake mobil gue aja" ujar Hendri datar

Aku hanya tertunduk lesu, Hendri pun di depan ce Jesica masih berlaku datar terhadapku.

"Hmm.. thanks ya hen, yang tadi juga hihi" ce Jesica tersenyum pada Hendri

"Iyaaa, tar WA gue ya" jawab Hendri sambil tersenyum

Perlakuan Hendri sangat beda saat berbicara padaku dengan ce Jesica, hati ku sedikit sakit dengan perlakuan Hendri. Tapi ini akibat perbuatan ku juga, sudah selingkuh di belakang nya.

"Tadi ce jes bilang yang tadi, kira-kira apa ya?" Gumamku dalam hati.

"Paling juga hal biasa" gumamku yang masih berfikir positif terhadap mereka

"Yuk nel" ajak ce Jesica memecah lamunanku

"Eh iya.. Nely ambil jaket dulu ya, gak enk pake daster lengan pendek" aku berjalan ke arah kamar

"Ehhh… gak usah, kan di mobil juga toh" ujar ce jes

"Yuk cepetan" ce jes berdiri dari sofa dan mengambil tasnya

"Eh.. iya juga sih.. mami pergi dulu ya Pi" aku pun mengambil kunci mobil dan mengikuti ce jes keluar rumah

Aku berjalan membuka gerbang garasi dan mengeluarkan mobil dan ce jes segera masuk dan duduk di sebelahku.

"Yuk jalan hehe" senyum ce Jesica

Aku pun melajukan mobil menuju rumah ce Jesica .

"Tadi sama siapa ?" Tanya ce jes

"Eh… sama siapa maksudnya ce ?" Aku sedikit gugup dengan perkataan ce Jesica

"Hahaha tadi ngentot sama siapa ?" Tawa ce Jesica sambil tersenyum mengejek ku

"Ee… tapi jaga rahasia ya ce" jawabku sambil melihat nya

"Kapan sih Cece buka-buka rahasia Nely haha" tawa ce Jesica

"Sama om Flores ce, kulinya ko Hendri" wajahku seketika memerah menjawab pertanyaan ce Jesica

"Hahahaha…. Ya ampun sama kuli, pantesan aja sampe di cupang tu leher" ce Jesica tertawa puas mendengar pengakuan ku

"Iihhh…. Ce jes.. malu….." aku pun memalingkan wajah ku

"Gede gak ?" Tanya ce jes

"Eemmm… eeh ce" aku menatap ce Jesica saya sambil mengangguk karna aku mengingat perlakuan om Flores tadi di gudang

"Kami ngelakuin nya di gudang ce" timpalku pada ce Jesica

"Wihhh…. Seru tu… keringetan bareng kuli di gudang haha" ce Jesica tertawa puas

"Hmm… eeh ce… basah, kayak orang mandi hihi" aku pun tersenyum malu

"Kenalin dong sama ce jes kapan-kapan hihi " tawa ce Jesica

"Hahahaha… enak dong dia cee… udah nyicip Nely, nyicip ce jes juga" ujarku

"Dasar nely gak mau bagi-bagi kontol kuli haha… maunya ngentot sendiri" ledek ce jes

"Eeehhh.. bukan gitu ce" aku menyangkal sambil menepuk pahanya

"Hahaha gak usah nepuk-nepuk, ni tangan abis megang kontol kuli hahaha"
"Tenang aja, ce jes juga bisa nyari sendiri hahaha" tawa ce jes yang kusambut dengan tertawa juga

Sejenak kami terdiam, ketika mobil melewati jalan arah kerumah pak parno. Aku melihat lorong rumah pak parno yang nampak dari jauh, nampak batang pohon yang biasa aku memarkirkan mobil disitu.
"Bisa gak ya aku mampir sebentar kesitu abis nganterin ce jes..hmmm"
"Duhh.. kenapa tiba-tiba aku kangen di masukin penis pak parno" aku melamun sambil melihat ke arah jalan rumah pak parno

"Kenapaaaa…? Kangen kontol pak parno.." ujar ce Jesica meledekku

"Eee .. gak kok ce… kata siapa…" aku kaget ce Jesica tau apa yang aku pikirkan

"Hahaha ngaku aja, dari tadi ngeliatin jalan kesitu terus"
"Tar Ce jes bilang sama Hendri kalau kamu duduk dirumah ce jes dulu, biar kamu bisa kesana" ce jes menatapku

"Eee… gak usah ce…" aku menggaruk kepala kebingungan, dalam hatiku senang sekali berarti aku bisa punya waktu untuk mampir ke rumah pak parno.

"Tenang aja Nely, biar kamu bisa ngentot sama pak parno hihi… kangen kan sama kontolnya " ce Jesica tersenyum melihat ku

"Eehh… dikit sih hahaha" aku pun tersenyum malu

Malam itu jalan sangat macet, nampak mobil semuanya berputar arah
"Terus terus…" suara seorang petugas mengatur jalan
"Kenapa pak ?" Tanyaku sambil membuka kaca mobil
"Jalan di tutup Bu, ada perbaikan" teriak petugas tersebut
"Ohh iyaa makasih ya pak" sambil ku arahkan stir mobil untuk memutar arah

"Yahh… mana jalan satu-satunya ce..terpaksa muter lewat jalan lintas nih" gerutuku karna memakan waktu, yang aku pikirkan aku tidak punya waktu untuk bertemu pak parno

"Kita lewat jalan kampung aja nel, agak sempit sih jalannya , tar tembusnya Deket terminal kota" ujar ce jes

"Yaudah deh gapapa ce, yang Deket aja" aku pun melajukan mobilku kembali

"Hahaha kenapa buru-buru amat sih, dah gak sabar di entot pak parno ya?" Tawa ce jes

"Eeehh… gak kok ce" aku menggaruk kepala karna malu di ejek ce jes

"Hihi… emang ya… gara-gara Hendri nihh gak bisa muasin Nely, jadinya bininya gila kontol kuli hahaha" ce jes tertawa kegirangan meledekku

"Iihhh…. Ce jes" aku geram dan mencubit lengan ce jes karna di ejek terus menerus

"Hihihi aw..aw… pak parno pak parno.. enak banget hidup Lo.. bisa ngentotin amoy mulus kayak Nely" tawa ce Jesica dan aku pun ikut tertawa karna sudah tidak bisa mengelak lagi dengan kenyataan yang sudah di ketahui oleh ce Jesica

Mobil pun melaju kearah sedikit keluar kota masuk ke perkampungan sempit, jalannya sangat gelap karna hanya ada beberapa rumah warga dan juga kiri kanan masih banyak pohon-pohon sawit. Namun jalan yang kami lewati di tutup oleh pesta orgen tunggal warga desa disini.
"Yahhh… jalan di tutup ce" aku pun menarik nafas panjang karna kesal melihat jalan yang di tutup.
"Nely putar mobil lagi" ujarku sambil memasang persneling mundur

"Tunggu nel" ce jesica menahan tanganku

"Kenapa ce ?" Tanyaku heran

"Lihat tu, banyak cowok" ce jes memperhatikan segerombolan orang yang sedang berjoget menikmati musik orgen, mereka sepertinya mabuk-mabukan, hanya ada beberapa wanita disitu yang di kerumuni beberapa lelaki. Bahkan wanita itu di gerayangi oleh lelaki itu bahkan ada yang memeluknya dari belakang sementara wanita itu terus berjoget menikmati musik orgen.

"Kalau kita gabung, pasti seru nel hihi" tawa ce Jesica

"Iihhh.. serem tau ce, lihat tu cewek aja di kerubungi cowok-cowok" aku juga melihat ke arah kerumunan orang-orang itu.

"Hihi… ihhh… ayoklah, kapan lagi laki-laki itu bisa gerayangi amoy kayak kita" ce jes pun mengambil lipstik di tasnya memakai sedikit ke bibirnya dan menyemprotkan parfum ke bajunya.

"Ayok…" ce Jesica tersenyum padaku

"Eh…tapi ce" aku masih ragu untuk masuk ke pesta orgen tunggal itu

"Parkir disitu aja tu" ce Jesica menunjuk ke tanah kosong yang banyak berjejer motor-motor warga.

Perlahan ku arahkan mobil ke parkiran tersebut dan masih kuperhatikan gerombolan warga tersebut yang sibuk berjoget menikmati musik orgen.

"Yuk turun" ujar ce Jesica saat rem tangan sudah ku tarik.

"Eehh.. tapi Nely pake daster ce, ada jaket gak" aku melihat ke kursi belakang mencari yang bisa menutupi lenganku karna aku pakai daster lengan pendek malam itu.

"Ihhh ngapain.. biar mereka bisa nyentuh kulit mulus Nely hahaha, ayok cepat" tawa ce Jesica sambil membuka pintu mobil. Langsung terdengar suara musik dangdut khas orgen tunggal.

Aku menggaruk kepala ku karna takut juga belum pernah pergi ke tempat seperti ini dan ce Jesica sudah menutup pintu mobil.

"Eh ce tunggu" aku segera keluar dari mobil namun ce Jesica sudah berjalan ke arah kerumunan orang itu

"Ce tunggu" teriakku dan aku berlari ke arah ce Jesica

"Ce ini beneran ?" Tanyaku sekali lagi saat berjalan di sebelah ce Jesica namun ce jesica hanya tersenyum padaku

Kami pun semakin dekat ke arah kerumunan warga tersebut. Nampak beberapa laki-laki menatap kami dengan tatapan mesum,ce Jesica pun tersenyum dan tubuhnya bergoyang sedikit mengikuti irama musik orgen. Kami berdiri sedikit di belakang kerumunan, laki-laki disitu sudah melihat kami dan perlahan mendekati kami.

Tak berapa lama kami sudah di kerubungi laki-laki yang berjoget, aku memegang tangan ce Jesica namun ce Jesica terlihat ikut berjoget.

"Ya ampun… gimana nih.." aku hanya terdiam namun laki-laki ini merapatkan tubuhnya padaku.

"Ahhhhh….." aku kaget karna ada yang memelukku dari belakang

"Ehh.. lepas bang" aku kaget dan menepis tangan laki-laki itu namun dia tetap memeluk ku. Pinggulku pun di cengkram erat sama laki-laki itu namun laki-laki itu tidak perduli dan terus berjoget sambil memelukku, sementara lelaki lain pun merapatkan tubuhnya kepadaku ada yang di depanku kiri kanan, kulihat ce Jesica juga sama.

Ce Jesica menatapku dan tersenyum, ce Jesica nampak menikmati musik dengan berjoget. Pinggul ce Jesica berlenggak lenggok nampak laki-laki di belakangnya memegang pinggul ce Jesica. Namun ce Jesica lama-lama menghilang entah kemana masuk ke dalam kerumunan orang.

"Lup… bawa dulu Amer kesini" suruh lelaki yang sedang memelukku

"Okehh bang Tigor" ucap lelaki yang di suruh tadi

"Hehe amoyhh, namanya siapa.. cuphh…" tanya lelaki yang memelukku, terasa aroma nafasnya bau rokok dan bercampur alkohol dan mencium tengkukku dari belakang.

"Mmhhh…. Nely banghh…" aku merasa geli saat bibir itu menciumi leherku dari belakang.

"Hahaha, nih amoy mau bikin kita senang bang" tawa orang yang ada di depanku

"Goyang dong Nely" suruh lelaki yang memeluk ku

"Kenalin nama Abang Tigor, ketua parkir terminal haha" tawa lelaki yang bernama Tigor sambil terus mengecup pipiku

"Mabukin dulu bang, masih malu itu haha" ucap lelaki yang di samping ku dia pun mengelus lenganku yang mulus

"Ini bang Amer nya" datang pemuda membawa minuman berwarna merah di dalam botol Aqua dan langsung diambil oleh pria yang memelukku.

Dia melepas pelukannya pada pinggulku dan membalikkan tubuhku menghadap nya. Terlihat bang Tigor membuka tutup botol Aqua yang berisi minuman berwarna merah.

"Minum sayang hehe" ucap bang Tigor

"Ehh… gak bang" aku menggeleng kan kepala kulihat bang Tigor ini badannya kurus tangannya pun banyak tato. Kulitnya hitam dan ada bekas luka di pipinya.

"Minum dong hehe, temanin kita joget disini" bang Tigor mendekatkan botol itu ke mulut ku

"Mmhh… gak bang" aku masih menggeleng kepala.

"Plakk…" menampar bokongku dari belakang dan langsung segera kulirik ternyata orang yang berjoget di depanku tadi

"Abang suruh minum ya minum" suara bang Tigor mengeras dan terpaksa aku teguk minuman itu dan seketika mereka semua bersorak

"Huuuuu…… lonte amoy ni broo…" teriak seorang lelaki
"Anjingg….baru ini gue liat amoy ke orgen hahaha" teriak lelaki lain
"Barang sehat, pesta kita malam ini bosss hahaha" teriak lelaki di sebelah ku

Sekitar 3 teguk aku memasukan minuman itu ke mulutku, rasanya gak enak Perut ku pun langsung terasa panas di masuki minuman itu.
"Ahhh….." aku mengambil nafas panjang setelah bang Tigor melepaskan botol itu dari mulutku terlihat minuman itu berlepotan di mulutku.

"Hahaha…. Enak gak moy?" Tanya bang Tigor
Aku hanya diam dan mengelap mulutku dengan tanganku.

Tak lama kepalaku terasa sedikit melayang dan perutku panas. Efek minuman tadi sudah mempengaruhi kesadaran ku sedikit dan bang Tigor kembali lagi menyodorkan minuman itu ke mulutku. Kali ini aku hanya menerima minuman itu dengan membuka mulutku dan sekitar tiga teguk lagi minuman itu masuk ke mulutku.
"Hahaha…. Ayooo moy… kita habiskan malam ini…goyang dong" teriak Tigor
"Goyang sayang…." Pemuda di sekitarku pun berteriak

Kini aku benar-benar merasa melayang dengan efek minuman itu dan tanpa sadar aku merangkul leher bang Tigor.
"Huuuu…..mulai goyang dia boss hahaha" teriak lelaki disitu dan semua pun bersorak.

Tubuhku pun bergoyang dan bang Tigor memelukku dari depan sambil mengangkat botol Amer. Terasa pemuda itu makin merapatkan tubuhnya pada tubuhku, yang di belakang pun meletakkan tangannya pada bokongku dan meremasnya.

Tanpa sadar aku mengangkat tanganku dan pinggul ku bergoyang kiri kanan. Mereka pun makin bersemangat dengan makin bersorak.
"Kalianhh… bangsathh" teriakku sambil mengangkat tanganku ke atas sambil menggoyangkan pinggulku.

"Mmmhhh…. Slurpp…." Bang Tigor mencium bibir ku dan langsung ku balas dengan menghisap lidahnya.
"Mmhhh….mhhh…. Slurppp…" aku sudah tidak sadar lagi karna efek minuman itu .

Aku membalikan tubuhku dan langsung segera di peluk bang Tigor dari belakang, sambil mengikat rambutku melihatkan leher ku yang putih mulus kulihat kesekitar lelaki itu sangat rapat seperti mau menerkamku semua.

Kini posisi ku di peluk bang Tigor dan aku merangkul kan leher ku pada lelaki pada lelaki yang di depanku, dia pun mencium bibirku dan langsung ku balas.

Terasa tangan bang Tigor beralih ke payudaraku dan meremasnya kuat-kuat sementara tangannya yang satu nya menahan pinggulku dan terus di peluknya.
"Aahhh….mhhh….kalianhh bajinganhh… ahhhh…." Aku berteriak tidak jelas dan bibirku terus di lumat oleh orang di depanku sementara payudaraku dari tadi di remas oleh bang Tigor
Kini tubuhku basah oleh keringat karna panasnya di antara kerumunan laki-laki yang dari tadi menggerayangiku.

Tiba-tiba kepalaku di tarik ke samping dan langsung di cium oleh laki-laki dan ternyata dia memasukan minuman itu ke mulutnya dan memindahkan ke mulutku dan aku pun menerima ciuman lelaki itu sekaligus meminumnya.

"Mhhh…ahhhh….." aku mengambil nafas panjang saat lelaki itu melepaskan bibirku dan langsung di tarik lagi kepalaku ke sebelah dan langsung di cium oleh lelaki lain dan ternyata sama juga memasukan minuman itu ke mulutku dari mulutnya.
"Aahhhh….ahhhh….." aku menarik nafas panjang.

"Goyanggg lagi sayang" teriak mereka dan dengan refleks aku menggoyangkan tubuhku dan jemariku menjadi liar dengan meremas kepala lelaki di sekitar ku dan aku pun meraih kepala bang Tigor yang berada di belakang ku dan langsung melumat bibirnya
"Sluurppp …. Slurppp…. Mhhh…." Suara bibir kami beradu.

Ada yang bergantian meremas payudaraku dan mengelus paha mulusnya dari dasterku yang sudah tersingkap ke atas, aku masih merangkul leher bang Tigor dari belakang dan melumat bibirnya.
Bang Tigor melepaskan ku dan mendorong tubuhku.
"Goyang kau" ucap bang Tigor
Kutatap mereka dengan sayu dan mulai bergoyang dan mereka langsung mengangkat tanganku kiri dan kanan, tubuhku pun terus berlenggok.

"Hahaha…. Lonteee amoyy….." teriak mereka
"Nely gak lontehhh" teriakku keras
"Loh…lohhh… kok marah kau" teriak bang Tigor
"Pelukhh nelyhhh" aku langsung merangkul bang Tigor
"Hahahaha…. " Tawa mereka dan sorakan mereka karna senang ada wanita muda cantik dan putih seperti ku di tengah pesta orgen mereka.

Entah berapa lama aku di tengah kerumunan mereka dan berapa teguk minuman lagi di masukan mereka ke mulutku, setiap laki-laki bebas menggerayangiku disana. Aku dengan sukarela menyerahkan tubuhku untuk mereka raba, remas bahkan jilati dan aku tanpa sadar bergoyang mengikuti musik orgen.

"Eh…. Gue bawa dulu ya ni amoy ke belakang terminal, tar kalian nyusul" ucap bang Tigor sambil berjalan keluar kerumunan. Aku yang merangkul bang Tigor hanya bisa mengikuti langkah kakinya.

"Siap bossss……"
"Okeee bosss…."
"Hajarrr……"
"Goyangin bosssss" teriak mereka semua

"Kemana bang…" aku yang sudah tidak sadar dengan mudah di bawa bang Tigor dan dengan gontai aku merangkul leher bang Tigor mengikuti langkah kakinya.

"Hehe kita happy-happy dulu ya berdua" tawa bang Tigor dan aku tidak menjawab karna sudah tidak sadar lagi dengan keadaan ku sekarang.

Bersambung…
Read More

𝐑𝐚𝐡𝐚𝐬𝐢𝐚 𝐒𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐏𝐀𝐑𝐓 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏𝟑 ( 𝐇𝐚𝐧𝐜𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐃𝐢𝐫𝐢 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 )


 Aku berjalan menuruni tangga dengan wajah tertunduk lesu, selama 2 bulan ini hanya sepatah dua patah kata yang keluar dari bibir Hendri. Suamiku sudah asing bagiku, bukan seperti Hendri yang aku kenal dulu. Sudah beribu maaf aku ucapkan tapi hatinya tetap keras dan tentu aku masih merahasiakan hubungan ku dengan pak parno di belakang nya.

"Ada apa Pi ?" Tanyaku pelan saat berada di toko.

"Lu jaga toko, gw mau pergi ke acara nikahan ko awi" ucap Hendri datar

"Ee… iya Pi…" aku jawab dengan nada pelan karna gak tau apa yang mau aku katakan lagi pada Hendri.

"Eh pi… mami mau bakso" ucapku memancing komunikasi yang baik. Namun Hendri berlalu tanpa berkata sepatah katapun.

"Hmmmm…. Pii… kapan bisa balik kayak dulu sih" aku duduk di kursi kasir yang biasa di duduki oleh Hendri.

Siang itu begitu sepi, setelah 30 menitan aku duduk sambil bermain handphone. tak berapa lama lewat om Flores, matanya tak lepas dari tubuhku seperti ingin menerkam seluruh tubuhku, tapi dia hanya berlalu dan ketika mau sampai gudang dia kembali lagi dan kini duduk di depanku.

"Ce…" suaranya sedikit pelan seperti agak berbisik.

"Apa om..?" Jawabku singkat

"Ayok hehe" cengir om Flores terlihatlah giginya yang kuning dan kumisnya yang tebal terangkat.

"Ayok kemana ?" Aku meletakkan handphone dan menatapnya

"Gudang aja yok" jawab om Flores pelan

"Hah… ? Ngapain" aku mengerutkan keningku

"Ngapain lagi, ngentot lah hehe" om Flores langsung menggenggam tangan ku, nampak tangannya yang hitam menutupi tanganku yang putih.

"Ee… tapi.. nanti ada orang datang gimana" aneh aku tidak berteriak atau melawan untuk melayani nafsu om Flores

"Kita tutup aja ya hehe" om Flores melepaskan tanganku dan berjalan ke gerbang toko depan dan menariknya menutupnya dari dalam.

Setelah toko tertutup om Flores langsung menghampiri ku dan langsung merangkul pundakku. Bibirnya di dekatkan ke leher dekat telinga ku

"Ayok…mmhh… om mauhh hajar memekhh ce nelyhh" cengir om Flores dan berbisik di kumpungku sambil mencium pipiku

"Ahhh… udahhh di kuncii omhh"ujarku sambil melihat ke gerbang depan

"Amanhh… cuphh" om Flores mengecup leherku kembali

"Ahhhh….gelihh…" vaginaku terasa hangat setelah om Flores menciumi leherku

"Nico sama velin mana ?" Tanya om Flores

"Tidur dikamarnya" jawabku menatap om Flores

Seketika tanganku langsung di tarik ke dalam gudang dan dengan tergesa-gesa aku mengikuti langkah om Flores.

Setibanya di dalam gudang om Flores langsung menerkam bibirku dan payudaraku langsung di remas dari luar bajuku.

"Ahhhh…..ommhhh… pelanhhh…. ahhh…" aku seketika mendesah mendapat serangan tiba-tiba dari om Flores

"Sluurppp… slurppp… ngentotinnhhh bini ko Hendri mana bisa pelanhh" racau om Flores sambil menjilati leherku yang mulus dan mulai berkeringat karna panasnya hawa gudang

"Aahhh.. keringat ce Nely enakhh.. gurihh… " om Flores menyapu seluruh keringat di leher ku dengan lidahnya

"Aahhhh… pelanhhh omhh…. Gelihh… ihhh" aku mendongkak kepala ku ke atas searah jilatan om Flores pada leher putihku, jemariku meremas-remas rambut keriting om Flores

"Ahhhh… mantaphh.. bolehkan bini ko Hendri om pake memeknya hehe" om Flores nyengir di depanku,

aku hanya mengangguk pelan tanpa berkata-kata.

"Hahaha bini lu ngasih izin ko" tawa om Flores keras

"Buka baju dong ce" om Flores mendekatkan wajahnya ke leherku kembali sambil menjilat ya

"Aahhhh… awass minggirhhh dulu…mhhh" aku mendorong tubuh om Flores sedikit

"Jangan diliatin" ketusku pada om Flores

"Lah kenapa ce ?" Tanya om Flores yang juga membuka baju dan langsung dengan celana jeans pendek nya, terpampang lah langsung penis besar Hitam berurat om Flores

"Malu, sana jangan liatin" aku menutup kedua payudaraku setelah selesai membuka semua pakaianku

"Hahaha mau ngentot kok malu" om Flores langsung menyosor ke kedua puting payudara ku

"Ihhh…. Sakhhittt…. Pelanhhh… ahhhh" om Flores menggigit gemas kedua putingku dan sepertinya mengecapnya hingga bercak merah di sekeliling payudaraku.

"Ahhh…. Janghhannn di gigithhh" om Flores menggigit dan menariknya hingga nampak payudaraku tertarik mengikuti sedotan bibir om Flores

"Ahhh…. Mantap bener ni tetek ce" dengan liar om Flores membasahi seluruh area payudaraku

"Punya om di anggurin nih ?" Tanya om Flores yang mengarahkan tanganku ke arah penisnya dan dengan sigap ku genggam penis itu yang tidak penuh jemari ku menggenggamnya

"Aahhh.. mantap bener baru di kocok pakai tangan, apalagi masuk ke memek ce Nely " racau om Flores

Seketika badanku di putar balik oleh om Flores dan aku reflek Manahan tubuhku menghadap tembok

"Plakk…plakk…" suara tamparan pada kedua bongkahan pantatku

"Awwwwhhh…. Sakkiittthh" perih rasanya pantatku abis di tampar oleh om Flores

"Plak…plakk …plak…" kini dengan tempo cepat om Flores menampar kiri dan kanan membuat pantatku semakin menungging

"Hahaha udah basah ya ce" wajah om Flores ternyata sudah berada di kedua bongkahan pantatku

"Eee…jangannhh di liatinhh om..malu"

"Ahhhhhhh………." Seketika kepalaku mendongkak ke atas bibirku aku gigit ternyata om Flores langsung melahap lubang vaginaku dan lubang anus ku dari belakang.

Rasanya mau melayang tubuhku merasakan sensasi kenikmatan yang di lakukan oleh laki-laki kasar seperti om Flores ini, terasa selangkangan ku dan pantatku basah bercampur keringat dan air liur om Flores

"Aahhh… memekhh bini ko Hendri emang wangi…slurpppp" dia terus menusuk-nusuk lidahnya ke dalam lubang vaginaku

Aku hanya mampu memejamkan mata menahan kenikmatan ini, pinggulku semakin menunggit mengikuti alur jilatan om Flores

"Aaakkkkhhhhh……" seketika aku berteriak karna dengan keras om Flores langsung menghentakkan penisnya ke dalam vaginaku

"Ahhhh…… kenapahhh gak pelanhh pelanhhh… ouhhhhh " aku menatap om Flores sayu karna kesal dengan perlakuannya

"Hahaha memek ce Nely emang enak di kasarin" tawa om Flores

"Om genjot yahh" om Flores bersiap memegang pinggul ku untuk menggenjot penisnya dalam vaginaku

"Aahhh…. Pelanhh omhhh…." Aku menggigit bibir bawahku dan menatap om Flores sayu memancing gairah om Flores untuk berlaku kasar terhadap tubuhku

"Anjing…. Muka Cece bikin om sangek" racau om Flores sambil menggenjot kuat vaginaku

"Plakk…plakk…plak…."

"Ahhhh…aahhh…ahhhh" bunyi peraduan pantatku dan pinggul om Flores beserta suara desahanku memenuhi ruangan gudang hari itu.

"Plokk….plokkk ..plokk…."

"Aahhhkkkk……..rasain ni Hendri kontol om ngobok-ngobok memek bini lu ahhh…." Om Flores dengan tempo cepat menghujamkan penisnya dan seketika pinggulku di lepasnya sehingga aku tersungkur ke depan

"Ahhhhhhh….. ampunhhhh….. aahhhhh" aku menarik nafas dalam-dalam karna sedari tadi tidak di beri ampun oleh om Flores dengan menggenjot penisnya dengan cepat ke vaginaku

"Gak ada ampun haha om mau bikin ce Nely lemas" sambil mengangkat tubuhku om Flores mendirikan ku berhadapan dengannya

"Mmmhhhh….. slurppp…" bibirku di lahapnya dan lidahku disedot-sedot hingga bibir dan daguku kini basah dengan air liur om Flores . Kaki ku yang satu diangkatnya dan om Flores menghujamkan kembali penisnya

Aku hanya bisa menggelengkan kepala kiri kanan, lenganku bergayut di leher om Flores menahan tubuhku agar tidak jatuh

"Aaahhhhh ….. gelihhh….. " aku mendesah sekuatnya di dalam gudang karna menikmati sodokan om Flores

Seketika om Flores menghentikan genjotannya, aku menatapnya satu menandakan kesal karna lagi merasakan puncak kenikmatan om Flores menghentikan sodokannya.

"Ommhhh.." aku menggigit bibir bawahku menatapnya sayu

"Enak punya om apa suami Cece ?" Tanya om Flores sambil menatap wajahku yang memerah dan mataku yang sayu

"Ihhhh….. janghannnhh gitu ahhhh" aku berusaha menyembunyikan wajahku karna malu

"Jawab, kalau gak om gak mulai ni" ancam om Flores

"Punya omhhh… ahhhh…. Slurpppp……" aku langsung menyambar bibir om Flores aku sudah tidak tau lagi aku dengan siapa bercumbu di gudang tempat suamiku meletakkan barang tokonya

"Hahaha….."

"Sini" om Flores tertawa dan tiba-tiba dia melepaskan penisnya dan duduk di atas susunan semen dan dia langsung mengarahkan tubuhku membelakangi nya

Payudaraku di remasnya kuat dari belakang dan penis itu dengan sigap masuk ke dalam lubang vaginaku

"Ahhhh….. enakhh…..terusshhh" om Flores mulai menggenjot vaginaku, tanganku di tarik kebelakang agar om Flores dapat dengan maksimal menggenjot vaginaku

"Mamiiiiiii……….." tiba-tiba kami di kejutkan dengan velin yang sudah berdiri di pintu gudang melihat ke arah kami

"Ahhh….. velinhh…. Lepashhh ommhh… ahhh.." aku berusaha melepaskan tubuhku dari pelukan om Flores dari belakang namun pingggulku di tahan om Flores

"Ahhh…. Lepashhhh…mhhh…" aku berusaha memukul-mukul tangan om Flores namun tenaganya begitu kuat memelukku

"Mamiii….. mamii kenapaaaa…." Teriak velin

"Omm lepashh… ada velinn " aku melirik ke belakang menyuruh om Flores melepaskan tubuhku

"Hahaha enak aja, om belum keluar " tawa om Flores

"Ahahhhh….. janghhh ahhh….."

"Velinhhh…. Pergii sayhhh ahhhh" om Flores kini menggenjot ku dengan tempo cepat

"Ahhhh… ommhhh lepashhh…."

"Velinhhh ke kamhhharr dulu sayhhangghhh… ouhhhh…" suara ku terputus karna menahan desahan akibat genjotan om Flores

"Plok…plok…plok …" bunyi peraduan pantatku dan paha om Flores pun terdengar kuat di gudang itu

Velin tiba-tiba berlari dari pintu gudang entah kemana, seketika om Flores menghentikan genjotannya

"Ahh… omhh.. gilaaa yahhh bangsathh itu anak ku"

"Kurang ajar…." Aku memukul lengan om Flores yang memperlakukan ku di depan velin anakku

"Hahaha…. Biarin…biar dia tau maminya lagi menikmati kontol om hehe" om Flores seketika membalikkan tubuhku dan langsung mengangkat tubuhku di pangkuannya

Kini aku berada di atas pangkuan om Flores yang duduk di atas sak semen

Cucuran keringat sudah membasahi badan kami berdua

"Cepat selesaikan om" aku menatapnya

"Heheh bentar lagi ce, om belum puashh…" om Flores mulai memaju mundurkan tubuhku dengan menekan bongkahan pantatku

"Ahhh…. Ahhhh…..cepathhh omhhh" desahanku mulai terdengar seiring dengan goyangan penisnya pada vaginaku

"Mamiiiii……. Mamiiiii….. ngapain…" teriak Nico, ternyata Nico dan velin kini berdiri di depan pintu gudang

"Ahhhh….. velhhinnhh… nicohhh ahhh…"

"Pergihhh….. janghhann disitu… ahhh" aku mengayunkan tanganku menyuruh mereka pergi sementara om Flores gak memperdulikan mereka

Om Flores tetap menggenjo vaginaku dengan cepat

"Ahhh…. Ahh…. Omhh… anakku ahhhh" aku menatap mata om Flores sayu

"Hahaha… ahhh…. Biarinhhh… maminya om entot…. Mhhhh…. Slurppp " seketika om Flores melahap payudaraku yang menggantung tepat di wajahnya

"Ahhhhahhhh…… nelyhhh keluarhhh….." aku melolong panjang seiring genjotan om Flores yang semakin cepat dan gigitan pada puting payudara ku

"Miiii…….om Flores lepasin mamiiiii….." teriak mereka berdua yang menyaksikan ibunya sedang melakukan persetubuhan dengan anak buah papinya.

Aku hanya menatap mereka sayu karna tidak tau apa yang harus ku perbuat,

"Cepethhh keluarinhh omhhh" aku menatap om Flores kembali dan seketika tubuhku di angkat om Flores dan aku di baringkan di atas tumpukan semen

"Ommm… lepasinnn mamiiiii….."

"Mamiiii…… hiksss……" mereka masih berteriak melihatku sementara tangis velin sudah pecah

"Bentar… om lagi buat dedek untuk kalian hahaha" sambil mengarahkan penisnya ke arah vaginaku

Aku hanya mampu menutup mulutku dengan tangan dan melihat ke arah kedua anakku yang menyaksikan persetubuhan ku dengan om flores. Sesuatu yang seharusnya tidak di perlihatkan oleh orang tua pada anaknya bahkan ini dengan kuli pekerja kasar papi nya sendiri. Seketika air mataku menetes merasakan kondisi saat ini.

"Aaahhhh…. Mantaphhh….." om Flores melesatkan penisnya ke vaginaku, kakiku di bukanya lebar-lebar

"Miii….. udahhh…..miiiii….." mereka masih berteriak di depan pintu gudang

Kepalaku mengadah ke atas karna menerima penetrasi penis om Flores yang sangat cepat saat menggenjot vaginaku

"Mmmhhhh….mhhhh…aahhhh…." Aku menahan desahanku sambil menatap om Flores

Sementara tanganku masih mengayun menyuruh mereka pergi agar tidak menyaksikan persetubuhan ini.

"Plakk…plakk ..plakk …" om Flores semakin cepat mengayunkan penisnya

"Aahhh….di dalamhh yahh…." Racau om Flores

"Eeeehhh…ahhh… janghhh…." Aku menggeleng namun pinggulku semakin terangkat ke atas menerima sodokan om Flores, desakan orgasme ku pun semakin terasa terdorong keluar.

"Aaakkkkhhhhh……" dengan satu lolongan panjang om Flores menumpahkan spermanya ke dalam rahimku dan tubuhku pun bergetar karna merasakan orgasme bersamaan dengan om Flores

Terasa hangat rahimku di tumpahi sperma dan tubuhku terasa lemas, basah karna keringat dan air liur om Flores. Om Flores mendiamkan penisnya di dalam vaginaku terasa kedutan penisnya di dinding vaginaku.

Mataku tertutup erat sementara nafasku tak karuan merasakan orgasme hebat bersamaan dengan om Flores dan perlahan om Flores menarik penisnya keluar. Terasa lelehan sperma mengalir di pahaku jatuh ke atas tumpukan semen.

"Ahhh anjing, mantap bener memek ce Nely, om sampai lemas" om Flores terduduk di lantai sambil menatap lelehan sperma yang keluar dari vaginaku

"Velin, Nico semoga Peju om nanti jadi adek buat kalian ya hahaha" tawa om Flores sambil berdiri mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai

Aku segera membalikan tubuhku membelakangi anakku, karna malu sudah di saksikan darah dagingku sendiri sedang bersetubuh dengan kuli anak buah suamiku.

"Mamiiii……" seketika velin dan Nico berlari ke arahku dan memelukku

"Ehh… sana velin, Nico jangan peluk mami, Mami lagi kotor" aku berusaha menjauhkan mereka dari tubuhku

"Mamiii…. Kenapa… mami ngapain…hikss" tangis velin terisak

"Mami gapapa sayang, kalian keluar dulu gih, tunggu mami di kamar ya" aku menyuruh mereka keluar dari gudang itu

"Ayok… Nico ajak velin ke kamar" suruhku pada anakku

"Iyaa mii…." Nico menggenggam tangan velin dan berjalan keluar dari gudang

Aku segera bangkit dan memakai pakaianku lalu.

"Bangsatttt…. Kurang ajarrr…. Bajingan….." aku memukul mukul tubuh om Flores namun dengan sigap om Flores memelukku dengan erat

"Lepasshh… anjinggg…. Brengsek lu" aku mengumpat sejadi-jadinya pada om Flores

"Lahhh tadi kita ngentot biasa aja, kenapa sayang" om Flores menjilati leherku

"Lepasshh…..lepasinnn" aku mendorong sekuat tenaga tubuh om Flores tapi tenagaku tidak cukup kuat melawan tenaganya

"Itu anak gw, jangan kurang ajar lu bajingan…" aku masih terus melepas kan pelukan om Flores

"Iyaaa tar Peju om jadi anak kita ya hehe" om Flores masih saja tertawa dengan apa yang terjadi padaku.

"Hiksss…. Hikss….." seketika aku menangis

"Udahhh… jangan ngamuk lagi ya ce…yang tadi enak kan…" om Flores mengusap pundakku

"Itu anak Nely om,hiksss…hiks… dia belum ngerti apa-apa hiksss" aku sesegukan menangis kesal dengan om Flores yang masih melanjutkan persetubuhan tadi di depan anak-anak Ku

"Abis nanggung, lagi enak-enak ngentot eh mereka datang, salah mereka sendiri" jawab om Flores seenaknya

Aku hanya terdiam, air mataku terus mengalir membasahi pipiku

"Udah jangan nangis, masak abis ngentot nangis haha" om Flores mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mencium bibir ku

Aku hanya diam ketika bibirku di jilati om Flores, lidahnya menerobos mulutku dan menyedot lidahku.

"Ahhh….. udah yok keluar, hehe om suka desahan Nely, buat om semangat genjot memek Nely" om Flores melepaskan pelukannya

"Besok boleh kan om ngentotin Nely lagi" ujar om Flores sambil meremas payudaraku

Aku hanya berdiri mematung tanpa sepatah katapun . Air mata masih mengalir di pipiku

"Om mau ngerokok dulu, toko om buka lagi ya" om Flores pergi meninggalkan ku sendiri di gudang

Aku pun berjalan lemas ke kamarku, pandangan ku kosong. Bukan masalah berhubungan dengan om Flores tadi, tapi bagaimana dengan Nico dan velin yang menyaksikan aku di setubuhi om Flores.

Kubersihkan tubuhku di kamar mandi dan segera mengganti baju dan langsung berjalan ke kamar Nico dan velin. Ketika pintu terbuka kulihat mereka saling termenung

"Nicooo.. velinn" ku dekati mereka

"Maafin mami ya" aku memeluk kedua anakku

"Mami tadi ngapain, mami di apain sama om Flores" ujar velin yang belum mengerti apa-apa

"Mami gak kenapa-kenapa kok, om Flores gak jahatin mami" ujarku sambil ku elus kedua kepala mereka

"Tapi mami kenapa teriak pas om Flores peluk mami, terus om Flores masukin tempat pipis nya ke tempat pipis mami" ujar velin polos

"Mami velin lihat kesakitan kan pas tempat pipisnya di masukin ke tempat pipis mami?" Cecar velin kembali sementara Nico hanya diam tertunduk lesu

"Gak sayang, mami gak kenapa-kenapa ini buktinya baik-baik aja" jawabku

"Velin, Nico mami mau kalian janji ya" ujarku sambil melihat ke arah mereka berdua dan seketika mereka melihat ku

"Kalian harus rahasiain ini dari siapapun dan kalau bisa kalian lupain apa yang kalian lihat tadi" aku menatap mata mereka berdua

"Kenapa gitu mi… kenapa gak bilang ke papi biar papi pukul om Flores" tanya Nico

"Jangan… kalau kalian sayang sama mami sama papi kalian harus janji" tekanku pada mereka

"Bisa ?" Tanyaku kembali

"Tapi mi…" Nico masih menyanggah ucapanku

"Nico kalau kalian sayang sama mami, jangan ceritain ini sama siapapun" aku mengusap rambut Nico dan berusaha meyakinkan nya

"Iyaa mi… Nico janji" ucap Nico lesu

"Velin ?" Tanyaku sambil kutatap matanya

"Iya mi velin juga janji" velin memelukku

"Maafin mami sayang, mami bukan ibu yang baik utk kalian" gumamku dalam hati

"Yaudah mami mau turun dulu ya ke bawah" aku berdiri dan berjalan meninggalkan mereka

Aku hanya berharap mereka bisa melupakan kejadian ini dan menjaga rahasia ini tanpa mengatakannya pada siapapun.

"Ehh…ce Nely udah cantik aja" om Flores duduk tepat di depan meja kasir

Aku terus berjalan dan duduk di meja kasir tempat biasa ko Hendri duduk saat menjaga toko

"Gimana anak ce Nely udah aman ?" Tanya om Flores

"Udah ya om, ini terakhir nely gak mau lagi kejadian seperti tadi" aku berbicara datar pada om Flores

"Yahhh…. Berarti gak boleh ngentotin ce Nely lagi ?" Tanyanya

"Gak…" aku jawab singkat

"Padahal om tadi udah buat ce Nely lemas loh… apa ce Nely gak suka di kasarin ya.. om bisa kok lembut hehe" om Flores menyengir tanpa merasa bersalah

Aku hanya terdiam dengan perkataan om Flores

"Tadi itu luar biasa om"

"Nely lemas sampai sekarang" ujarku dalam hatiku

"Duhhh…kalau di kasih kesempatan lagi om mau deh pelan-pelan hehe" ujar om Flores

"Tar deh ya… Nely masih gak suka om masih ngelanjutin pas ada Nico sama velin" ujarku pelan sambil menatap om Flores

"Hahaha berarti ce Nely suka kan" tawa om Flores

"Gak, kata siapa suka" aku memalingkan wajahku

"Hahaha dapat berapa kali tadi " om Flores sambil berjalan ke tempatku

"Eh ngapain kesini… sana aja nanti nampak orang" aku kaget dengan tindakan om Flores

"Mau remas tetek ce Nely aja" om Flores dari belakang langsung memasukan jemarinya ke dalam baju kaos yang ku pakai

"Lepas omm… lepass…. Nanti nampak orang .. ahhh…." Om Flores dengan kasar meremas payudaraku dengan kuat

"Hahaha dapat berapa kali tadi ?" Tanya om Flores sambil tertawa

"Ihhh…. Ahhh….. apaannhhh sih… ahhh…" om Flores dengan cepat memelintir putingku

"Jawab dulu ce hahaha" tawa om Flores

"Iihhh…tighh.. tiga … ahhh…" aku langsung mendorong tangan om Flores keluar dari bajuku

"Hahaha mantap Rambo, kerja bagus" om Flores terlihat mengusap-usap penisnya dari luar celana jeans-nya

"Sana… nanti ada orang gimana" usirku menyuruh om Flores pergi

"Hihii.. iyaaa…. " Om Flores dengan cepat pindah kembali ke meja di depanku

"Oh iya ce ?" Tanya om Flores

"Kenapa lagi" jawabku ketus

"Rokok om habis, boleh pinjam uang hehe" cengir om Flores sambil mengadah tangannya

"Iihhh… udah merkosa malah minta uang" ketusku sambil menepuk telapak tangan om Flores yang langsung dengan cepat om Flores menggenggam tanganku

"Kulit ce Nely mulus, putih, om sangek terus kalau ngeliatin ce Nely" puji om Flores

"Dasar lu tau aja ya nafsuan" ketusku

"Udah lepas, mau berapa ?" Tanyaku kembali

"30 ribu ce hihi" tawa om Flores sambil melepaskan tangan ku

"Nih 100 ribu, ambil" aku menaruh uang seratus ribu di atas meja

"Kalau gini om tiap hari siap genjot ce Nely, di kasih cepek haha" tawa om Flores

"Enak aja, itu terakhir wekk… udah sana pergi" aku menjulurkan lidahku dan mengusir om Flores

Om Flores dengan cepat berjalan keluar menuju ke arah warung untuk beli rokok

"Fiuhhhh….." kuhela Nafas panjang

Ada rasa puas setelah mendapat kan sentuhan kasar lagi dari laki-laki selain ko Hendri.

"Mhhh…. Ommhhh…" seketika vaginaku berdenyut membayangkan persetubuhan panas di dalam gudang tadi.

Aku terduduk lemas di kursi, badanku terasa tidak berdaya sehabis di hajar habis-habisan oleh penis om Flores. Sesekali aku tersenyum membayangkan kenikmatan tadi.

"Pi… mami cuma mau penis besar, di perlakukan kasar saat di setubuhi ,tapi hati mami, cinta mami utk papi" gumamku dalam hati

Tersadar dari lamunanku, datanglah mobil Hendri. Hendri turun membawa kantong berisi bakso, namun tak berapa lama terlihat ce Jesica turun dari mobil Hendri

"Bakso" ucap Hendri singkat

"Ada ce Jesica Pi?" Tanyaku namun tidak di jawab oleh Hendri

"Nely…. Apa kabar" ce Jesica berlari kecil ke arahku.

"Sehat… Cece apa kabar" kami pun berpelukan

Namun saat berpelukan dia melihat bercak merah di punggung ku.

"Habis ngentot ya" bisik ce Jesica

"Eh… gak kok" sanggahku

"Mainnya kasar banget sampe ninggalin cupangan hihi" ce Jesica melepaskan pelukannya. Aku langsung melihat sekitar pundakku namun tetap tidak terlihat bekas cupangan dari om Flores

"Itu di belakang leher hihi" tawa ce Jesica kecil dan wajahku pun memerah malu dan berusaha menutupinya dengan rambutku

Bersambung

 

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com