𝐌𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧 𝐈𝐈 𝐄𝐩𝐢𝐬𝐨𝐝𝐞 𝟏𝟎 Terlibat Kejahatan

 


Episode 10 . 
Ketika hendak pergi sembahyang Subuh ke mesjid, pak RT melihat rumah Sita pintunya sedikit terbuka dan suara desahan kerasa seorang perempuan terdengar dari luar.
Pak RT pun memeriksa ke dalam, dan didapatinya Danu tengah bersama seorang tamu laki-laki.
Namun kembali suara desahan seorang perempuan dari arah kamar mandi mengalihkan perhatian Pak RT.

"Ada apa sebenarnya ini pak Danu?" Tanya Pak RT
Namun Danu bersama Indra hanya terdiam karena kaget akan kedatangan pak RT setempat. Danu dan Indra saling melirik satu sama lain memberi kode lewat mata.
"Siapa itu pak di Kamar mandi? Kenapa kalian diam saja?" Pak RT kembali bertanya.
Namun karena tidak mendapat jawaban dari Indra dan Danu. Pak RT berinisiatif menghampiri sumber suara karena takut ada apa-apa.
Akan tetapi ketika pak RT melangkah ke arah kamar mandi, tiba-tiba Indra menyekap pak RT dari belakang.
"Heh jangan diem aja, bawain tali. Kita iket orang ini." Perintah Indra kepada Danu yang masih terdiam.
Danu pun pergi ke dapur, dan kembali dengan membawa tali tambang. Sementara Pak RT terus meronta berusaha melepaskan diri dari sekapan Indra. Namun karena kalah tenaga pak RT tidak mampu melepaskan diri, dan kemudian Danu membantu untuk mengikat tangan pak RT ke belakang tubuhnya, juga kedua kakinya diikat. Setelah diikat, pak RT didudukkan di kursi.
"Apa-apaan kalian ini, lepaskan saya. TOOO...LOOOOONNGGG...", Pak RT meronta dalam keadaan terikat, dan berusaha berteriak minta tolong, sementara Danu tidak menggubrisnya.
"Lepaskan saya pak Danu, kenapa kamu lakuin ini ke saya. Saya aparat Pak. Jangan sampai warga datang kemari. TOOo..LOOOoonnnnnggg..." ,pak RT terus berusaha berteriak.


Indra yang sedari tidak diperhatikan oleh pak RT, tiba-tiba datang membawa Sita dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat. Hal itu membuat pak RT kaget, bahkan sepintas tidak mengenali Sita karena penampilannya memang berbeda. Yang biasanya dilihat pak RT adalah Sita dengan pakaian syar'i dan juga full hijab, sementara sekarang, Sita muncul berambut pirang, dan terdapat tindikkan di puting, pusar dan di vaginanya. Namun tatto temporer yang dipasang Indra ternyata sudah bersih dari tubuh Sita pasca Sita mandi bersama Samuel tadi.
"Neng Sita,, apa benar ini Neng Sita, istrinya Danu?" ,pak RT bertanya kepada Sita yang kini sudah berada di hadapannya dengan bertelanjang bulat. Namun Sita tidak menjawab, dan hanya menunduk malu di hadapan pak RT.
"Bagaimana ini mas Indra? Dia RT disini. Bisa gawat kalau dia manggil warga kesini." ,Danu bertanya kepada Indra.
"Tenang, saya punya rencana." Jawab Indra dan kemudian dia berbisik kepada Sita.
Sita pun memelototkan matanya ketika dia mendengar perintah dari Indra.


Beberapa Menit Sebelumnya;
POV Sita
Aku, Sita Romansa, seorang istri alim dan Solehah milik suamiku Danu, setidaknya itulah titelku dulu, sebelum sekitar seminggu ini aku mulai berubah. Bukan berubah, lebih tepatnya, dirubah, oleh seseorang yang kini sedang menggenjotku di kamar mandi rumahku, seorang lelaki yang bernama Samuel, anak buah Indra yang awalnya memperdaya diriku.


Namun tidak bisa kupungkiri, aku menikmati peranku saat ini, karena memang kenikmatan demi kenikmatan yang terus aku rasakan ketika berada di dekat Indra dan Samuel. Meskipun suamiku tidak pernah kurang memberiku nafkah batin, namun yang diberikan Samuel lebih dari apa yang pernah kurasakan kudapatkan dari suamiku. Aku kini mendesah keras sambil memekku digenjot oleh Samuel dari belakang dengan posisi tubuhku yang menungging, aku sudah tidak peduli lagi jika tetangga atau orang di kampungku bisa mendengar suara desahanku. Karena kenikmatan ini sungguh tiada tara, namun ketika aku hendak mendapatkan orgasme ku, tiba-tiba Indra masuk ke kamar mandi, sehingga Samuel menghentikan genjotannya di memekku. Aku pun merasa kecewa sekali, nafasku ngos-ngosan karena aku gagal orgasme. Sesuatu dalam memekku ada yang mengganjal ingin keluar namun tidak jadi.
Tiba-tiba Indra membawaku keluar kamar mandi dalam keadaan telanjang, aku yang sudah tidak peduli dengan ketelanjanganku ini mengikuti Indra begitu saja.
Namun ketika aku keluar dari kamar mandi, aku melihat pak RT dalam posisi tangan dan kaki terikat di atas kursi.
"Pak RT, kenapa bisa ada disini !?" ,batinku bertanya.
"Ndra, apa-apaan ini?" Bisikku pelan kepada Indra.
"Bagaimana ini mas Indra? Dia RT disini. Bisa gawat kalau dia manggil warga kesini." ,suamiku bertanya kepada Indra.
Ternyata suamiku juga bersekongkol untuk menangkap pak RT.
"Tenang, saya punya rencana." Jawab Indra pada suamiku.


"Sita, ayo pelorotkan celana pak RT mu ini. Sepong kontolnya. Bikin dia kelojotan.!!" Indra berbisik kepadaku.
"Astaghfirullah... Mana mungkin aku melakukannya kepada orang yang aku kenal, apalagi pak RT disini." Batinku merasa bingung.


Namun karena aku yang memang tengah dilanda birahi, karena gagal orgasme saat di kamar mandi tadi reflek berjongkok di depan pak RT, lalu aku buka perlahan-lahan sarung pak RT, ya, pak RT hanya mengenakan bawahan sarung, dan ketika kusingkapkan sarungnya ternyata pak RT tidak mengenakan slempak.
Aku yang sudah sering melihat kontol Samuel dan kontol-kontol para laki-laki yang pernah menyetubuhiku sangat heran melihat milik pak RT yang lebih kecil dari ukuran normal, pantas saja saat ku goda tempo hari pak RT tidak tergoda. Sepertinya pak RT mempunyai kelainan disfungsi ereksi, meski sudah kukocok beberapa kali, kontol pak RT tetap tidak tegang. Kudengar Indra pun menertawakan pak RT. Aku yang tidak tega melihat pak RT pun menghentikan aktifitas ku pada pak RT.
"Ampun Pak, Mas, lepaskan saya." Pak RT memelas kepada suamiku dan Indra. Sementara Samuel masih belum terlihat keluar dari kamar mandi.
"Gimana ini mas Indra, pak RT bisa melaporkan kita semua kepada warga." Ucap suamiku.
"Enggak pak Danu, saya gak bakalan laporin ini semua. Saya janji, tapi tolong lepaskan saya." Pak RT kembali memohon-mohon.


Sementara aku masih terdiam dalam posisi bersimpuh di depan pak RT. Tiba-tiba Indra mencekik pak RT dari belakang kursi. Hal itu membuatku kaget, apa yang dilakukan Indra pada pak RT, pak RT bisa mati. Ya Tuhan, selamatkan pak RT.
"Eerrggghhh...eeeggghh... Neng Hiittaaa.. holongin hsaya.." ,pak RT berbicara dengan kesusahan karena lehernya dicekik oleh lengan Indra, sepintas kudengar pak RT meminta pertolonganku.
"Ndra, udah Ndra.. nanti bisa meninggal pak RT kalo kamu lakuin begitu." ,aku mencoba meminta Indra untuk menghentikan aksinya.
Namun Indra tidak menghentikan cekikan di leher pak RT, sementara suamiku hanya terdiam membisu di posisinya. Tak lama kemudian pak RT pun tak sadarkan diri.
Entah meninggal dunia atau pingsan, aku tidak berani memeriksanya.


"Ya Tuhan ,Ndra. Kenapa kamu lakuin itu..? Gimana kalo pak RT mati?" Tegurku pada Indra.
"Diam kau lonte, jika dia tidak ku bungkam. Nama baikmu juga akan tercemar." Jawab Indra padaku.
Aku pun terdiam mendengar jawaban Indra.


"Ya Tuhan, Boosss.. ente apain itu orang sampe gak sadar begitu..?", ucap Samuel yang baru keluar dari kamar mandi.
"Ente ngapain aja lama di kamar mandi... cepat amankan orang ini Sam..!!" Perintah Indra pada Samuel.
"Tadi mules boss, harus ane apain nih orang? Masih hidup enggak?" Tanya Samuel pada Indra.
"Gak tau, ente cek aja nadinya." Jawab Indra.
"Bawa aja dia ke mobil kita Sam.!!" Sambung Indra.
"Ya sudah ane bawa Boss, mumpung masih belum terlalu terang di luar. Keburu banyak orang nanti." ,Samuel mengiyakan instruksi Indra.


Samuel pun pergi membawa pak RT menuju mobil yang terparkir di jalan besar. Karena jalan ke rumah ini memang tidak masuk akses mobil.
Sementara aku yang masih dalam keadaan telanjang bulat pun pergi ke kamar mandi untuk melanjutkan mandiku yang tadi tertunda karena malah "dihajar" Samuel di kamar mandi.
Aku pun bergegas mandi, meninggalkan Indra dan suamiku di ruang tamu.


***
Setengah Jam kemudian, aku selesai mandi dan langsung masuk ke kamarku untuk memakai pakaian, namun ketika membuka lemari pakaian, aku melihat sebuah mukena yang terlipat rapih. Aku pun mulai menitikkan air mata, karena teringat akan dosa-dosa yang akhir-akhir ini ku lakukan. Aku pun tidak ingat kapan terakhir aku melakukan sembahyang.
Kulihat jam dinding di kamar sudah menunjukkan pukul 05.30 WIB. Kurasa masih sempat untuk melakukan sembahyang Subuh.
Aku pun segera bergegas berpakaian, lalu kemudian sembahyang Sholat Shubuh.


POV Author
***SEMENTARA di luar kamar, Indra dan Danu masih berbincang membicarakan rencana-rencana yang akan mereka lakukan kepada Sita.


Sekitar 15 menitan, Sita keluar dari kamarnya dengan menggunakan pakaian gamis beserta jilbabnya, terlihat seperti Sita yang dulu, Sita seorang istri alim dan soleha milik Danu.

Waktu hampir menunjukkan pukul 6 pagi, dan matahari sudah mulai terbit menerangi teras rumah Sita. Sita yang enggan bertegur sapa dengan Indra dan Danu suaminya lebih memilih untuk pergi ke teras rumahnya menghirup udara segar. Di teras rumah, dia kembali merenungi nasibnya, dia mulai menyesali semua perbuatannya, namun bagaimana cara untuk kembali ke Sita yang dulu, belum Sita temukan. Ketika tengah dalam lamunannya, tiba-tiba teman kajiannya yang bernama Nissa, datang ke rumahnya.

Anissa Elsyifa Nurlaela nama lengkapnya ,umurnya 25 tahun, 2 tahun lebih muda dari Sita, namun mereka lumayan akrab karena memang sering berangkat bersama ke pengajian.
Nissa atau Syifa ini merupakan putri tunggal dari kiyai sekaligus ustadz yang menjadi pemuka agama di kampung Sita.


N : Nissa
S : Sita
N : "Assalamu'alaikum... Teh Sita.. kebetulan ada di rumah.."
S : "eeh, waalaikumussalam Nis. Ada apa?"
N : "ngomong-ngomong Teh Sita kemana aja, Jum'at kemarin gak ada di rumah pas saya kesini mau ngajak kajian Teh..?"
S : "Oh, anu,, saya ada keperluan ke luar. Eeemmpp ke Ci..panas.. ke pondok tempat dulu Teteh mondok." , ,jawab Sita sedikit terbata.
N : "nah, itu yang mau aku bicarain sama Teh Sita. Coba lihat foto ini Teh.!" ,Nissa memperlihatkan HP nya pada Sita.
N : "ini bukannya teman mondok Teh Sita yang dulu pernah nginep di rumah Teh Sita kan?"
S : "iya Nis, itu temen Teteh. Nurul namanya. Baru aja kemarin Teteh main sama dia ke pondok di Cipanas.." ,jelas Sita pada Nissa.
N : "i..ini.. ini Teh.. temen Teteh masuk berita online Cianjur. Katanya dia ditangkap polisi Teh di sebuah Villa. Ada kasus pembunuhan katanya."
S : "Astaghfirullah... Yang bener kamu Nis??? Coba Teteh pinjem HP mu.


Sita pun merebut HP Nissa dan mulai mengecek kabar berita tersebut.
"Buka aja IG aku Teh, beritanya ada IG. Foto temen Teteh yang aku screenshot tadi juga terpampang di laman beritanya." Ucap Nissa pada Sita.


Sita pun membuka IG milik Nissa, dan menscroll berandanya, dan benar saja, Nurul temannya ada di berita terkini Cianjur. Tertulis di laman berita tersebut.
//TEGA, MAJIKAN BUNUH SUPIRNYA SENDIRI DI SEBUAH VILLA//


Sita pun terperanjat berdiri,, "astaghfirullah... Nurul,, apa yang terjadi selepas aku pergi kemarin. Kenapa ini bisa terjadi." Ucap Sita berbicara sendiri.
"Jadi gimana Teh? Bener itu temen Teh Sita?" ,Nissa kembali bertanya.
"Iya Nis. Itu Nurul temen Teteh. NDRAAAA... NDRAAAA..." ,teriak Sita memanggil Indra yang ada di dalam rumahnya.


Indra pun keluar,, "ada apa Sit? Pagi-pagi sudah teriak aja. Wiiiiiiihhhh siapa tuh Sit? Manis bener..?? Boleh dong dikenalin.." ,ucap Indra setelah melihat Nissa yang berada di teras bersama Sita.
"Gak boleh Nissa udah punya suami.." jawab Sita.
"Ooooh namanya Nissa, cantik namanya kaya orangnya..." Ucap Indra. Sementara Nissa hanya tersipu malu.
"Husssstttt, diem.. mending lihat nih di berita.. supir Nurul yang kemarin kabur itu meninggal Ndra..!!" .. mending lihat nih di berita.. supir Nurul yang kemarin kabur itu meninggal Ndra..!!" Ucap Sita sambil mengarahkan layar HP tersebut kepada Indra.
"Lah, kan gak diapa-apain, dia kabur lewat jendela. Apa dia luka parah karena terkena pecahan kaca? Masa orang meninggal karena beling, ada-ada saja." Ungkap Indra pada Sita.


"Iya juga sih, kenapa bisa meninggal coba." ,Sita pun merasa heran.
"Itu buka aja Teh, link beritanya. Disitu tertulis kok penyebab kematiannya." Jelas Nissa yang memang sudah membaca beritanya lebih dulu.


"Luka tusukkan pisau Ndra penyebab kematiannya.." ,ujar Sita kepada Indra setelah membaca berita lengkapnya.
"Lah, kok bisa. Ada kejadian apa setelah kita pergi.... Tapi ya sudah lah Sit, itu bukan urusan kita lagi." Ucap Indra pada Sita.
"Dia sahabatku Ndra, aku gak bisa diam saja." ,jawab Sita.
"Tapi dia kan sudah ngusir kamu Sit. Kamu gak ingat?" Tanya Indra pada Sita.


Sita pun terdiam mendengar ucapan Indra. Sementara Nissa yang tidak mengerti obrolan diantara Sita dan Indra hanya terdiam menyimak dan tidak paham arah pembicaraan mereka.


"Sit, temen mu boleh juga nih. Cantik dia." , bisik Indra kepada Sita yang sedang melamunkan sahabatnya yang sedang terkena masalah.
"Iiihhh,, dasar kamu. Udah pergi sana.!!" Sita pun mengusir Indra untuk kembali masuk ke dalam rumahnya.
Indra pun pergi kembali ke dalam rumah sambil mengedipkan mata kepada Nissa yang memandangnya.


"Itu siapa sih Teh,,? Genit amat." ,tanya Nissa pada Sita.
"Emmmp.. anu, itu eeeennnggghh boss nya suami Teteh." ,Sita berbicara terbata dan berbohong kepada Nissa.
"Oohh, genit ya Teh orangnya. Padahal tadi sudah dikasih tau kalo aku punya suami. Masih aja genit ngedipin mata sama aku. Hati-hati Teh sama laki-laki kaya begitu." Ujar Nissa pada Sita.
"Hmmpp iya Nis." ,jawab Sita pelan. Karena dia memang sudah terjebak oleh Indra, Nissa tidak mengetahui hal tersebut.
"Terus gimana itu Teh temen Teteh? Apa Teh Sita gak mau nyamperin dia?" ,tanya Nissa pada Sita.
"Gak tau Niss, Teteh bingung." , Sita pun kembali terdiam melamun.


POV Indra
Mendengar Nurul terkena masalah di Vila sana, aku bergegas mengechat Samuel yang masih belum kembali dari mobil setelah membawa seorang yang kuketahui adalah seorang ketua RT di tempat tinggal Sita.
isi pesan ku pada Samuel "Sam, bergegaslah ke Vila tempat si Nurul berada, dia terkena sebuah kasus disana. Kita bisa memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan perempuan itu untuk menjadi lonte di tempat kita. Caranya terserah padamu.!" , perintahku pada Samuel.


Untuk sementara aku tinggal dulu di rumah Sita, karena aku juga tertarik untuk memperdaya teman si Sita yang sedang bertamu ini.

>>>>>>> BEBERAPA JAM KEMUDIAN
Situasi di Villa Buana 5,, Samuel sudah sampai ke Vila yang dituju, namun ternyata disana sudah mulai ramai orang, mulai dari warga sekitar dan beberapa wartawan yang terlihat membawa kamera berkerumun di sekitar Vila.

Namun Samuel yang tidak diberitahu secara detil kasus apa yang terjadi, terlihat kebingungan pada situasi yang terjadi.

"Permisi Pak, ada apa ya??" Samuel bertanya kepada seorang warga yang memakai kupluk dan sarung dibelikan di pinggang, terlihat orang itu seperti seorang penjaga Vila.
"Ada peristiwa pembunuhan Mas..!" ,jawab bapak itu.
"Astaga, siapa yang mati meninggal Pak..?" Tanya Samuel lebih lanjut.
"Supir dibunuh majikan Mas. Detilnya saya juga kurang tau, tapi itu yang saya dengar dari petugas kepolisian yang tadi keluar dari dalam Vila." Jawab si Bapak itu kembali.

Kini Samuel mengetahui peristiwa tersebut, namun belum tahu secara pasti siapa yang membunuh si sopir, apakah Nurul atau suaminya.
"Bagaimana aku bisa masuk ke dalam, sudah dipasangi garis polisi mulai dari gerbang Vila." ,pikir Samuel sesaat.

Namun tak berselang lama, polisi yang dia kenal yaitu Pak Yos keluar dari Vila.
"Lah, itu pak Yos, bukannya dia kemarin terkena kasus setelah memperkosa Sita. Kenapa bisa bertugas disini.", Pikir Samuel.

Samuel pun bergegas menemui pak Yos,
S : "Siang Pak Yos,, apa yang terjadi??"
Y : "Loh, Sam, ngapain kamu ada disini??"
S : "anu Pak, penghuni Vila ini temennya Sita. Kami kemarin sempat kesini.."
Y : "Kami??"
S : "Ya, saya, Sita, sama Boss Indra."
Y : "jadi kamu tau tentang kasus pembunuhan ini?"
S : "ENGGAK PAK, justru saya disuruh boss Indra kesini memeriksa keadaan."
"Perempuan penghuni Vila nya menjadi target boss Indra Pak." Bisik Samuel kepada Pak Yos.


Y : "Begini Sam, seseorang yang diketahui adalah merupakan seorang supir pribadi dari penghuni Vila ini ditemukan tewas oleh para penjaga Vila, dan di Vila ini selain korban yang meninggal hanya ditemui seorang perempuan yang bernama Nurul Zen Asyiffa. Kesimpulan sementara, dia kami duga sebagai tersangka pembunuhan ini. Sidik jari di senjata tajam yang menjadi alat pembunuhan, didapati sidik jari perempuan itu."


TAK LAMA setelah pak Yos menjelaskan kronologi kejadiannya, keluarlah Nurul dalam keadaan terborgol tangannya dibawa oleh polisi keluar dari pintu Vila. Terlihat juga di lengannya ada noda darah yang lumayan banyak.

Samuel tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa terdiam dan terpana melihat ke arah Nurul yang di bawa polisi.
"Oke Sam, saya kembali dulu ke kantor untuk mengurusi kasus ini. Sampaikan salam saya kepada Indra." ,ucap pak Yos kepada Samuel.

Samuel pun kini bergegas mengechat Indra.
"Boss, Nurul ditangkap polisi karena menjadi tersangka pembunuhan." ,isi chat Samuel kepada Indra.

Tiiinnngggggg.... (Suara chat balasan dari Indra)
"GILAaaa.. mana mungkin Sam Nurul membunuh si Bondan. Cepet kamu hubungi pengacara kita, kita bebaskan Nurul lalu kita perdaya dia dengan alibi balas Budi karena sudah kita bebaskan dari jerat hukum." ,balasan chat Indra.

Tanpa basa-basi panjang, Samuel pun menuruti perintah Boss nya.

Setelah menghubungi seorang pengacara, Samuel pun kembali ke mobil dan melanjutkan misi dia sebelumnya, yakni menyingkirkan pak RT yang sekarat di dalam mobilnya.


BERSAMBUNG...

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com