Beberapa bulan setelah peristiwa penjebakkan.
Di teras rumahnya, ustadz Ruslan sedang memikirkan istrinya yang masih belum ditemukan keberadaannya pasca peristiwa di markas Indra. Air mata terlihat mulai keluar dari mata sang Ustadz karena memikirkan istrinya.
Semula, ketika Indra merasa semua rencananya telah sempurna, ternyata ustadz Ruslan lah yang selangkah lebih dulu daripada Indra.
Ternyata ustadz Ruslan sudah mempersiapkan rencana pembongkaran sindikat prostitusi dan perdagangan perempuan yang dilakukan Indra dan Samuel ini. Ustadz Ruslan ternyata telah meminta bantuan kepada anggota kepolisian yang notabene adalah anak dari kawan ustadz Ruslan sendiri.
Bahkan bukan sekedar polisi dari Polsek ataupun Polres, akan tetapi langsung polisi dari Polda Jabar yang menangani kasus ini. Karena diketahui, usaha Indra ini memiliki cabang-cabang di kota-kota di Jawabarat.
*Flashback ke hari kejadian;
Ustadz Ruslan yang selesai menunaikan sholat Isya kini memasuki ruangan yang akan menjadi tempat "selametan". Namun disitu sudah ada Sita yang menyambutnya dengan memakai pakaian yang diminta Indra.
Ustadz Ruslan yang memang sudah tahu niat busuk para musuhnya ini mencoba bersikap biasa saja. Agar rencana penggerebegan yang ia rencanakan berjalan lancar.
Sita : "Selamat datang Pak Ustadz... Silahkan duduk." , ucap Sita sambil menghampiri ustadz Ruslan.
Ustadz Ruslan pun duduk sebagaimana permintaan Sita, namun tidak lama kemudian, Samuel tiba-tiba datang dari belakang ustadz Ruslan dan membekap serta memiting tangan ustadz Ruslan. Namun Ustadz Ruslan menghadapinya dengan santai tanpa melawan, karena dengan secepat kilat pula, dari belakang Samuel, seorang polisi menodongkan pistol tepat di belakang kepala Samuel.
"Jangan bergerak, lepaskan ustadz, atau kami tembak kepalamu ini." ,ternyata polisi itu tidak sendirian, akan tetapi ditemani beberapa anggota yang lain.
Samuel pun tanpa bisa melawan melepaskan cengkramannya dari ustadz Ruslan. Dia pun mengangkat tangan seperti instruksi sang polisi di belakangnya. Lalu kemudian dia diamankan oleh anggota polisi yang lain, tangannya langsung diborgol dan dibawa keluar untuk dimasukkan ke dalam mobil.
Sementara Sita yang kaget masih mematung tanpa mengucapkan satu patah katapun.
Ustadz Ruslan : "Sita, dimana istri saya?" ,tanya ustadz Ruslan kepada Sita yang nampak syok.
Sita : "anu,, emmm.. di atas pak Ustadz."
Ustadz Ruslan : "Pak Dicky, ayo kita ke atas." ,ajaknya kepada polisi yang memimpin penggerebegan itu.
Dicky : "Siap Pak.. mari..!!"
Mereka pun bergegas ke atas untuk menangkap Indra yang notabene pemilik sekaligus pemimpin usaha prostitusi berkedok salon kecantikan ini. Sementara Sita menunggu di lantai bawah ditemani satu orang anggota polisi yang berjaga.
Ketika hendak masuk ke ruangan atas dimana tempat ustadzah Azizah berada, ternyata pintu masuknya dikunci dari dalam. Maka dengan terpaksa pintu itu mereka dobrak, dengan beberapa kali dobrakan, terbukalah pintu itu. Dan didapati banyak sekali perempuan yang memang bekerja disitu menjadi wanita penghibur. Para wanita itu ketakutan akan kehadiran polisi, dengan reflek mengangkat tangan mereka.
Namun yang dicari ustadz Ruslan, yakni istrinya Ustadzah Azizah ternyata tidak ada di tempat itu. Ustadz Ruslan yang sedari tadi tenang pun kini mulai merasa cemas karena batang hidung istrinya tidak terlihat sedikitpun di ruangan itu.
Para polisi menggeledah kamar-kamar ruang karaoke untuk mencari istri sang Ustadz, namun mereka tidak berhasil menemukan sang ustadzah yang dicari.
Dicky : "istri anda tidak ada disini pak Ustadz. Kami sudah menggeledah semua ruangan."
Pak ustadz segera bergegas ke lantai bawah menemui Sita.
Ustadz Ruslan : "Sita... Dimana umi Zizah? Dia tidak ada di atas...??"
Sita : "demi Allah pak ustadz, tadi umi Zizah ada di atas sebelum saya turun kesini."
Ustadz Ruslan : "ayolah Sita, jangan membohongi pak Ustadz, kamu tidak sayang sama umi Zizah? Bukankah kamu sudah menganggapnya sebagai ibu kamu juga..?"
Sita : "serius pak Ustadz, demi Allah. Saya tahu nya umi Zizah ada di atas."
"Ya Allah Umi.. dimana Umi?? Maafkan Abi, karena teledor melibatkan umi dalam rencana penggerebegan ini." Gumam ustadz Ruslan berbicara sendiri menyalahkan dirinya.
Ustadz Ruslan bukannya tidak memperhitungkan resiko ini, namun jika dia melarang istrinya ikut, takutnya Indra dan komplotannya bisa curiga pada rencananya.
Terlihat para polisi sudah turun dari lantai atas dan mengamankan para wanita penghibur yang ada disana, namun sekali lagi ustadz Ruslan tidak melihat istrinya ikut turun.
Dicky : "Maaf pak Ustadz, istri anda tetap tidak dapat kami temukan."
Ustadz Ruslan pun hanya bisa menunduk menyesal dan mencemaskan istrinya.
Dicky : "Pak Yadi, anda duluan saja ke kantor membawa para tahanan bersama anggota lain. Saya hendak mengantarkan dulu Ustadz Ruslan pulang ke rumahnya...!" , ak Yadi, anda duluan saja ke kantor membawa para tahanan bersama anggota lain. Saya hendak mengantarkan dulu Ustadz Ruslan pulang ke rumahnya...!" , perintah Dicky kepada anggota polisi bawahannya.
"Semoga Umi baik-baik saja dimanapun umi berada. Abi akan cari umi sampai ketemu. Ya Allah, lindungi istri hamba." , do'a ustadz Ruslan dalam hati untuk istrinya yang entah dimana.
KEMBALI KE MASA KINI
Sita, hanya bisa memandangi sang Ustadz yang tengah merenung di teras rumahnya dari kejauhan.
Ya, Sita kini sudah kembali ke kehidupan normalnya, dia sudah terlepas dari perbudakan sex dari Samuel dan Indra. Suaminya juga sudah ikut ditangkap oleh pihak berwajib karena terlibat dengan kasus tersebut.
Sita bisa kembali ke jalan yang benar sebagai seorang muslimah karena ustadz Ruslan telah menyadarkan dirinya dengan cara menceramahi Sita dari hati ke hati. Ustadz Ruslan menyampaikan semua pesan dan wasiat orangtua Sita kepada dirinya, ditambah dengan ditemukannya sebuah surat dari orangtuanya di tempat kecelakaan mereka dulu. Surat itu disampaikan oleh Dicky, selaku polisi yang dulu memang menangani kasus kecelakaan orangtua Sita. Surat itu ditemukan di dalam kendaraan yang rusak. Memang sudah lama surat itu ditemukan oleh sang polisi, namun baru sempat sekarang ini Dicky bisa menyampaikan barang tersebut kepada ustadz Ruslan yang kemudian diserahkan kepada Sita.
Surat tersebut berisi keinginan orangtua Sita terhadap Sita, agar Sita menjadi pribadi yang baik, juga menjadi seorang istri Soleha dan muslim yang taat. Hal itulah yang membuat Sita kini tersadar dan berhasil keluar dari lembah hitam yang menjeratnya.
Entah apa tujuan surat itu ditulis, hanya almarhum orangtua Sita yang tahu. Namun seperti sudah ada firasat jikalau mereka akan meninggalkan Sita selamanya di hari itu.
Kini, Sita tinggal di rumahnya seorang diri. Pekerjaannya saat ini ialah menjadi pengajar ngaji menggantikan tugas Ustadzah Azizah yang hilang. Sita sudah kembali ke jalan yang benar, menjadi muslimah yang taat seperti dahulu, seperti keinginan orangtuanya.
Namun kini, statusnya sudah menjanda. Karena Sita resmi bercerai dengan suaminya yang kini mendekam di penjara.
Di Sebuah klub malam, terlihat seorang penari striptis dengan wajah ditutupi topeng dan mengenakan hijab tengah menari melenggak lenggokan badannya dengan hanya mengenakan G-string yang hanya menutupi lubang memeknya.
Sementara payudaranya bebas bergoyang tanpa terhalang sehelai benang pun.
Sorak Sorai penonton membuat tarian striptis perempuan tersebut semakin liar, bahkan kini perempuan tersebut mulai mengambil sebuah dildo dari dalam kotak yang berada di atas panggung pertunjukkan.
Dia mulai menjilati dildo tersebut hingga dildo tersebut dikeluar masukkan ke mulutnya.
Ya, perempuan tersebut adalah istri ustadz Ruslan yang hilang, ustadzah Azizah. Dia kini menjadi seorang wanita penghibur di sebuah klub malam.
Dia ternyata berhasil ditaklukan oleh Indra, yang memang sang maestro. Ahli dalam menaklukkan seorang wanita, dan memang sudah banyak istri orang yang dia perdaya.
Dia kehilangan Sita, namun mendapatkan istri seorang Ustadz untuk dia perbudak saat ini.
Bukan Indra namanya jika dia tidak bisa lolos dari suatu penggerebegan, jika tidak ahli meloloskan diri, tidak mungkin dia menjadi pengusaha sukses di bidang prostitusi.
MALAM ITU, Indra yang memang memiliki banyak sekali Intel disana sini sudah mendengar rencana polisi yang akan menggerebeg tempat yang dikelola oleh Samuel tersebut. Maka dari itu, ketika Sita dia suruh untuk menghadap sang Ustadz di lantai bawah, dia pun segera bergegas membawa Azizah si istri ustadz yang sudah dalam keadaan tak sadarkan diri menuju pintu belakang, dan turun menggunakan lift darurat yang hanya bisa diakses oleh Indra. Begitulah cara dia meloloskan diri dari sana dengan mudah, bahkan sambil membawa istri seorang Ustadz kabur bersamanya.
Lagi-lagi kekuatan uang yang paling berpengaidi negeri ini, dengan banyaknya uang, Indra mampu membayar dan memiliki Intel atau orang dalam di pihak kepolisian sekalipun.
"Bagus... Mantap sekali penampilanmu Ustadzah.." ucap Indra kepada sang istri ustadz yang baru turun dari panggung striptisnya.
Namun ustadzah Azizah tidak menjawab pujian dari tuannya tersebut, dia hanya melirik dengan mata tajamnya kepada Indra.
POV Ustadzah Azizah
Setelah melakukan pertunjukan striptis di klub malam ini, tuanku Indra menghampiriku dan memuji penampilan ku. Namun aku tak menggubrisnya. Aku acuhkan pujiannya, karena dia terus saja selalu mengingatkanku pada statusku sebagai ustadzah, namun pekerjaan yang kulakukan saat ini tidak mencerminkan seorang ustadzah.
Beberapa bulan lalu, kehidupanku normal-normal saja bersama suamiku dan anak tunggal ku di kampung, keluarga kecil yang harmonis dan hidup di lingkungan yang agamis.
Akan tetapi, peristiwa yang terjadi di salon kecantikan yang kami datangi atas undangan Sita yang sudah kuanggao sebagai anakku sendiri malah menjerumuskanku ke dalam dunia malam dan perbudakan sex.
Malam itu, aku berniat melakukan perawatan kulit di salon yang Sita tawarkan, akan tetapi tiba-tiba saja ada orang yang membekap hidung dan mulutku dengan sebuah kain dari belakang, dan aku pun tak sadarkan diri.
Dan ketika ku terbangun, aku berada di sebuah tempat yang gelap, dan dalam keadaan terikat. Kurasakan posisi kakiku mengangkang dengan sebuah benda yang keluar masuk ke dalam kemaluanku. Ketika kesadaranku perlahan mulai kembali, semakin terasa pula benda yang berada kemaluanku ini menggesek sela-sela dinding vaginaku.
Suaranya terdengar seperti sebuah mesin mixer namun sedikit asing bagiku karena baru pertama mendengarnya. Sementara mataku tidak bisa melihatnya karena ruangan yang memang gelap. Namun gesekan benda itu di vaginaku semakin membuatku tidak tahan dan mulai mengeluarkan desahan demi desahan.
"Tooo...looonngggg.... Lepaskan saya... Siapapun.. saya sudah tidak kuat..."
Ucapku dengan suara yang keras dan membuat gema di dalam ruangan tersebut.
Semakin lama, gerakan maju mundur benda di vaginaku semakin tidak bisa kutahan, rasanya begitu nikmat di vaginaku, terasa lubang vaginaku semakin berdenyut dan terasa becek."ooooOooowwwhhhh... Nikmatnyaaaahhhh... Aku ingin muncrat..."
"Aaaa Hhhh.... Aaaawhhhhh... Aaahhh...." Dan crooootr.... Vaginaku terasa menyemburkan suatu cairan.
Akan tetapi ini belum usai, ternyata alat itu terus bergerak maju mundur di vaginaku yang sedang mengalami orgasme.
"Ooowwhhhh Abbiiiihhh... Tolong Umiihh... Umi gak tahan..." ,aku bicara sendiri berharap ada suamiku di luar sana menolongku.
Namun tidak terdengar suara seorangpun di luar ruangan gelap ini.
Hingga akhirnya aku pun kembali orgasme karena genjotan benda di vaginaku yang ku tak tahu benda apa itu. Yang kutahu, rasanya lebih nikmat dari genjotan penis suamiku ketika kami bersenggama.
Berkali-kali aku merasakan orgasme, dan terus menerus benda itu menggenjotku tanpa jeda. Membuatku kewalahan hingga membuatku pingsan entah pada orgasme yang ke berapa kalinya. Aku kelelahan dan tak sadarkan diri.
**DI SUATU TEMPAT
"Kurang ajar, info mengenai penggerebegan barusan terlalu dadakkan. Bahkan Aku tak sempat mengamankan Sita, dasar Intel sialan. Ngasih info telat banget."
Ucap Indra marah-marah bicara sendirian. Ya, Indra berhasil lolos dari penggerebegan tersebut, namun harus kehilangan Samuel dan Sita. Serta para wanita-wanita yang bekerja untuknya di tempat itu diamankan pihak berwajib.
Namun Indra bukannya dengan tangan kosong, meskipun kehilangan Sita , dia berhasil menculik istri sang ustadz yang menjadi otak penggerebegan malam itu.
"Sial..Siall Siaaaal...." ,Indra masih menggerutu kesal.
"Awas kau ustadz Sialan..." , kesal Indra terhadap Ustadz Ruslan.
Bagaimana tidak kesal, Indra yang merencanakan penjebakkan untuk ustadz Ruslan, malah terjebak balik oleh rencana sang ustadz.
"Aku akan membalas perbuatanmu ustadz Sialan, dengarkanlah itu ,kini suara desahan istrimu semakin keras. Akan kujadikan istrimu menjadi budak sex ku. Dengan siksaan Sex Mesin itu, istrimu akan mengeluarkan jati dirinya sebagai lonte murahan. Hahahahah" , gerutu Indra yang masih dendam kepada Ustadz Ruslan.
Sementara itu, kembali ke tempat Ustadzah Azizah disekap, yang dalam keadaan terikat mengangkang ternyata sedang dipasangi mesin sex dengan sebuah dildo yang terus keluar masuk mengocok vagina sang ustadz.
Sang Ustadzah terlihat baru sadar kembali dari pingsannya, namun dia kembali mulai merasakan genjotan dildo dari mesin sex itu di vaginanya.
Namun kali ini, Indra yang mulai mengawasi ruangan tersebut dari CCTV infra red nya, mulai mengontrol alat tersebut. Seketika ketika sang ustadzah akan terlihat orgasme, dia iseng mematikan alat tersebut.
Membuat sang ustadzah keheranan dan merasa kentang..
"Ehhh... Eehhhhh... Ennnggghhhh... Kok berhenti...", sang Ustadzah merasa tanggung.
Dan kini mulai terlihat menggoyangkan pinggulnya sendiri agar benda di dalam vaginanya kembali menggesek dinding vaginanya. Alat itu berhenti bergerak namun dalam posisi dildo nya masih dalam vagina sang ustadzah.
Ustadzah Azizah yang sedari tadi berteriak minta tolong agar dia dilepaskan, sekarang mulai merengek dan meminta-minta agar alat tersebut kembali bergerak.
"Oooowwhhh... Gatal sekali memekku.. siapapun, ayo hidupkan kembali benda ini.
Ooooooowwhhhhh....."
Ucap sang Ustadzah sambil terus menggerakkan pinggulnya dengan susah payah karena dalam posisi terikat.
Karena benda tersebut tidak kunjung bergerak kembali, sang ustadzah mulai terlihat frustasi dan merengek-rengek.
"Huuuu..hhuuu... Tolong gerakkin lagi benda ini.. aku gak kuat gatall... Huuuu... Huuuu... ", rengek sang Ustadzah sambil terus menggeol-geolkan pinggul dan pantatnya agar tergesek dildo di dalam memeknya.
Hingga akhirnya, Indra berbicara lewat mikrofon kepada sang ustadzah yang berada di dalam ruangan gelap tersebut.
"Bagaimana ustadzah?? Gatal kah memekmu??"
,tanya Indra.
Ustadzah Azizah yang mendengar suara dari sudut ruangan tersebut mulai menghentikan aksinya menggerakkan pinggulnya.
"Siapa kamuu...?? LEPASKAN saya...!!!" ,teriak sang ustadzah.
"Tadi minta alatnya dinyalakan kembali, sekarang minta minta dilepaskan. Bagaimana ustadzah ini, plin-plan sekali ya..!?" ,ledek Indra pada sang Ustadzah.
"Sudah.. lepaskan saya cepat.. saya punya suami. Lepaskan saya.. !!" , Ustadzah mulai memohon pada sumber suara agar dilepaskan.
"Justru ini salah suamimu.. dia mengacak-acak usaha ku malam ini. Dan sebagai balasannya, kamu harus menjadi budak sex ku. Menggantikan peran semua wanitaku yang diamankan polisi. ", ucap Indra melalui Mikrofon.
"To..Loong lepaskan sayaa...a....aaaahhhh..."
Belum selesai sang Ustadzah bicara, alat mesin sex di vaginanya malah kembali menyala.
Dan seketika memek ustadzah Azizah pun kembali orgasme. Sang Ustadzah terlihat mengejang-ngejangkan kakinya. Dan seluruh badannya gemetar.
Sementara mesin itu menurunkan temponya dalam menggenjot memek sang ustadzah dengan tempo sedang.
Ustadzah Azizah kembali menggelinjang, dia sudah tidak berteriak minta dilepaskan kembali. Kini dia kembali mendesah-desah seksi seperti tadi sebelum mesin itu mati.
"Dasar ustadzah lonte, tadi minta dilepaskan. Sekarang malah kembali menikmati." ,ledek Indra kepada ustadzah Azizah yang tengah fokus menikmati setiap gesekkan di dinding vaginanya.
Lambat Laun, terlihat gelombang orgasme akan kembali melanda sang ustadzah, namun Indra malah kembali mematikan mesin sex tersebut.
"ANN...JIIINNNGGG... Malah mati lagi.." , teriak Ustadzah Azizah ketika Indra mematikan mesin itu. Tanpa sadar dia berkata kasar.
"Bagaimana Ustadzah??? Mau lagi??" ,tanya Indra.
"Iyaahhh .. tolong lanjutkan.. hidupkan lagi mesinnya." ,jawab sang ustadzah tanpa pikir panjang.
"Lebih enak mana? Benda yang ada pada memekmu atau kontol suamimu, si ustadz Ruslan sialan itu???" , tanya Indra.
"Eeehhmmmm... Enakkan yang ini. Benda yang ada di vaginaku.." jawab sang ustadzah.
"Tettt...toooooooott.. jawabanmu salah ustadzah...", ucap Indra.
"Aku bersumpah, alat ini lebih nikmat genjotannya di vaginaku daripada genjotan penis suamiku. Tolong cepat hidupkan kembali" ,jawab sang Ustadzah.
"Jawabanmu tetap salah Ustadzah. Itu bukan vagina, namanya memek. Dan bukan penis tetapi kontol.." ,Indra membenarkan.
"Iya iya.. kontol.. cepet hidupkan.. aku mohon. .memekku gatal sekali ini.... Aku mohon.. aku mohon.. kocok kembali memekku. Hidupkan benda ini.." ,sang ustadzah memohon-mohon kepada sumber suara.
Dan akhirnya mesin pun Indra nyalakan kembali.
"Selamat menikmati .. dasar ustadzah Lonte..!!! Akan kubiarkan mesin sex ini hidup sampai pagi nanti. "
Ucap Indra menutup pembicaraan.
Sang Ustadzah pun mulai kembali mendesah dan terlihat memejamkan matanya karena silau, sebab ruangan tersebut tiba-tiba menyala terang dengan lampu neon besar di setiap sudut ruangan. Sementara dinding ruangan di depan mata sang ustadzah tersebut terpasang sebuah cermin besar. Membuat sang Ustadzah akan melihat wajah mesumnya sendiri ketika dia membuka matanya.
Begitulah awal siksaan kenikmatan bagi ustadzah Azizah yang diberikan Indra, sehingga membuat sang ustadzah kini menjadi wanita penghibur di klub malam milik Indra di kota B.
Namun bukannya iman seorang ustadzah Azizah yang lemah menghadapi ujian seperti itu, namun sebelumnya Indra sudah memberikan obat perangsang dengan dosis maksimal kepada sang ustadzah.
BERSAMBUNG...