𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟒𝟎

Setelah kejadian itu, sikap andri sedikit berubah. Tak menatap vivi dengan tajam. Hati vivi pun lega melihat andri, tak seperti biasanya andri lebih ceria berbincang ke om hen, tante nia dan rendra. Vivi melihat mereka berempat merasakan rindu ke orang tuanya di kampung.

"non kok bengong" ucap bi inah membawakan piring kotor.

"eh ngak bi. Hehe. Cuman lihat mereka aja akur kayak gitu jadi keluarga yang harmonis ya bi" ucap vivi sambil membantu bi inah membawakan piring kotor.

"iah non, tentram rasanya rumah ini" ucapnya senyum. vivi pun ikut tersenyum sambil berjalan ke arah dapur.

"tangan kamu gimana andri?" ucap om hen.

"udah mendingan kok pa," ucap andri.

"ih ia ren, gue temenin gak? Takutnya nangis disana sendirian haha" ledek andri tertawa sambil mengalihkan topic dari om hen.

"gak usahlah, gue bisa kok sendiri. mendingan urusin aja cari modal buat kawin wkkw biar gue dapat keponakan." ledekan balik dari andri sambil tertawa lebar. Om hen dan tante nia hanya tertawa melihat adik dan kakak tak seperti biasanya menjadi akur. Selesai om dan tante pun bersiap-siap ke kantor. Terlihat vivi menuruni tangga sambil membawa tas nya.


***

"uhuk uhuk, mahasiswi nih ya" ledek rendra berpapasan dengannya.

"iah dong, emang kamu belom haha" ledeknya sambil menjulurkan lidahnya.

"mau di anterin gak?" ajak rendra sambil usap lembur kepala vivi denagn senyuman.

"ngak usah, kamu kan kurus bahasa inggris lagi kan?, aku bisa kok berangkat sendiri" ucap vivi mengecup pipi rendra dan berjalan keluar rumah. Lambaian tangan rendra. Vivi pun berjalan santai sambil di lihatnya makanan yang kemarin ia kasih ke anjing itu sudah habis, tetapi masih tetap di posisi yang sama tak bergerak.

Vivi pun sedikit lega, ia pun dengan semangat berangkat kuliah. Entah sejak kapan rendra mengambil kursus bahasa inggris. Hari pun berlalu tak terasa besok malam rendra berangkat ke ausy, vivi pun segera pulang lebih awal karena tante nia dan om hen bikin acara makan-makan hanya untuk keluarga, vivi seperti biasanya berhenti membawakan makanan untuk anjing itu,

"nah, ini makan ya" vivi kasih beberapa potong ayam goreng yang masih utuh, dan langsung di tinggalkan.

"guukk... guukk" suara anjing itu menggongong, vivi pun sontak melihat ke arahnya. Terlihat anjing itu mengigit ayam gorengnya sambil mendekati vivi.

"hehe" tawa vivi senang melihat anjing itu, di usapnya kepalanya dan melangkah pergi. Tetapi anjing itu mengikutinya perlahan dengan mulut dengan ayam goreng. Vivi berhenti melangkah dan anjing itu juga diam sambil duduk berjarak 1 meter dari dirinya. ia pun berlari cepat dan begitu juga anjing itu berlari sampai vivi di depan pagar.

"mau ikut aku?" ucap vivi berjongkok di depan anjing itu, sambil melebarkan tangannya seolah ingin menerima pelukan, tak di sangka anjing itu pun mendekati menggesekan badannya memutar tubuhnya di lengan vivi. Vivi pun melihat kalung bertulisan Bruno.

"Bruno?" ucap vivi

"gguukk.." gonggongan anjing itu. terlihat anjing ini mempunyai semangat baru.

"yuk masuk Bruno" vivi membuka gerbang dan anjing itu pun masuk mengikuti vivi dengan mulutnya dengan potongan daging ayam, Bruno menuju genangan air di halaman dan di jilatnya sampai kering, tampak ia kehausan. Vivi pun pergi kedalam mengambil gayung, shampoo, selang dan makanan lagi, vivi pun kembali ke depan rumah. Bruno terlihat duduk berdiri sambil memainkan ekornya dan potongan ayam itu sudah habis.

"yuk mandi biar bersih" ucap vivi sambil menyiramkan air dengan gayung, bruno pun tampak tak senang dengan namanya mandi.

"aaahhh" Bruno mengkibaskan bulunya sampai baju vivi basah, dengan susah payah dan baju yang basah Bruno akhirnya bisa di mandikan. bruno pun berlari dan mengkibasknya bulunya lagi.

"ahhh, ih betein kayak rendra. udah main kotor-kotoran lagi" di lap nya wajahnya dan bajunya yang basah, melihat bruno berlari di sekitar halaman.

"vi ngapain?" tegur rendra yang keluar dan melihat vivi yang basah kuyup.

"hehe, abis mandiin gugug" senyumnya lebar.

"hee? Itu kan anjing punya si nenek itu, kok bisa disini?" rendra mendekati vivi dan melihat Bruno yang berlari-lari di sekitar dirinya.

"entahlah ngikutin aku terus, boleh pelihara ya, ya , ya" ucap vivi dengan wajah cat face, rendra pun diam sejenak sambil melihat anjing itu mengelilingi mereka berdua.

"iah boleh, nanti aku bilangin ke mama papa juga ya" di tariknya pipi vivi dan kecupan hangat di bibirnya.

"hihi, maacih" vivi memeluk tubuh rendra dengan tingkah yang kegirangan.

"titip bruno, bentar hihi" Vivi pun segera masuk langsung kamarnya untuk mandi, Bruno berlari-lari sekitar taman mengejar ekornya sendiri.

"wkwkwk bego banget ngejar ekor sendiri" tawa rendra melihat tingkahnya Bruno, menjadi hiburan tersendiri. Di sisi lain bi inah sedang memasak, harumnya masakan bi inah sudah tercium dan sangat lezat.


***

"vivi,, anjing kamu nih masuk ke dalam" ucap rendra sambil mengejar Bruno di ruang tengah. Vivi pun langsung menghampiri, Bruno pun bersembunyi di belakang kaki vivi dan mengongong.

"kayak udah kenal lama tuh anjing sama kamu, udah nurut " ucap rendra yang nafasnya terputus-putus mengejar Bruno.

"hehe, kamu juga udah nurut sama aku " ledek vivi sambil menjulurkan lidah.

"enak ajah, haha, eh ia gimana kalau gitu nanti malam kamu nurut sama aku" bisiknya sambil rangkul pinggang vivi.

"uhm, iah deh mau apah?" ucap vivi manja, karena tau besok malam rendra sudah mau berangkat.

"puasin aku, haha. Besok malam aku kan udah berangkat dan pasti gak sempat main" ucapnya rendra sambil mengecup bibir vivi. Anggukan kecil dari vivi. Vivi pun pergi ke dapur membantu bi inah dan juga anjingnya yang sedang tiduran dekat pintu belakang dan vivi sesekali kasih beberapa sendok untuk makan bruno. waktu sudah menunjukan pukul 17.00, makanan sudah siap di sajikan.


***

"gukk.. guukk. Gukk" Bruno mengonggong ketika mobil om hen dan tante nia masukin halaman.

"pa.. itu anjing siapa" ucap tante nia yang agak takut karena tiba-tiba ada anjing.

"gak tau ma, tapi sekilas mirip anjing tetangga itu deh, tapi kok bisa di sini?" om hen sambil turun perlahan, dan mencoba mengusir anjing itu agar menjauh. Tetapi tetap mengongong, tante nia pun segera berlari kecil masuk ke dalam rumah. Vivi setangah berlari langsung mendakti om hen dan menarik Bruno agak menjauh.

"hehe maaf om. " ucap vivi sambil mengelus kepala Bruno sampai berhenti menggonggong.

"itu anjing tetangga kan, kok bisa disini?"

"hm itu, vivi kasian om, tiap hari vivi coba kasih makan, pas vivi mau pulang dan kasih makan, dia ikutin vivi terus, ya udah vivi bawa kesini hehe" ucapnya menjelaskan sambil senyum-seyum kecil dan merasa tak enak.

"ouh, om sih setuju kamu pelihara tapi harus persetujuan dari ibu Negara"

"haa? Ibu Negara?" ucapnya terkejut

"ia, ibu Negara di rumah ini, tante nia" ucapnya setengah berbisik, tawa vivi mendengar om hen berbicara seperti itu.

"iah om, nanti vivi bilang hehe, terima kasih ya om." Senyum lebar dari vivi, om hen pun segera masuk. vivi pun mengajak Bruno ke halaman bekalang untuk masuk kandang yang besar, ia pun segera bersiap-siap untuk acara nanti malam.


***

Makan malam hampir tiba, terdengar beberapa mobil memasuki halaman rumah, dan itu ternyata keluarga silvie, dan beberapa kerabat dekat om hen. Vivi pun segera turun, melihat andri dan rendra mengobrol akrab dengan kerabat om hen, vivi pun bertergur sapa dengan beberapa orang.

"hi cewek" ucap rendra saat melihat vivi berdiri di pintu bekalang halaman,

"eh kamu, hehe" ucapnya sambil minum.

"kenapa gak ke dalam, ikut ngobrol aja" ucap rendra sambil elus rambutnya.

"gpp, aku temenin bruno aja hehe" alasan vivi.

"ya udah, nanti kalau mau ikut gabung aja yah, gpp" rendra mencium kening vivi dan berjalan meninggalkan vivi, vivi masih terpikiran besok malam rendra akan berangkat ke ausy. Vivi akhirnya ikut bergabung, om hen dengan bangga mempernakalkan vivi sebagai calon rendra dan rencana selesai rendra lulus kuliah mereka berdua akan menikah. tak langsung muka vivi memerah begitu rendra, karena tak tahu bahwa om hen berbicara seperti itu.

"selamat, selamat ya ren, jadi tinggal kakaknya nih siap nikah" ucap seseorang kerabat om hen,

"yah semoga secepatnya aja" andri tersipu malu begitu juga silvie. Jamuan makan malam di akhirinya dengan minum anggur. Entah berapa botol anggur sudah habis, vivi memilih ke dapur membantu bi inah. Terdengar suara mereka pamit satu persatu meninggalkan ruang makan.

"udah non, bibi bisa sendiri kok. Non istirahat aja ya" ucap bi inah, melihat vivi keringetan.

"iah deh bi hehe," ia pun segera ke kamarnya, dan melihat andri dan rendra sedang asik minum dan juga berbincang, tak ingin menggangu vivi langsung ke kamarnya.


***

"eh ren, lo gak temenin si vivi tuk malam terakhir?" ucap andri dengan santai.

"nantilah baru jam 9an, haha" ucap rendra yang setengah mabuk.

"wah, gue kasih saran mau gak?" andri sambil menenggak kembali anggurnya.

"apa?"

"sesekali lo ikat tangan vivi sama matanya, dan mainin tubuhnya. Gue sering sama silvie gitu" bisiknya pelan.

"haa?? Gak mana mau vivi di gituin" rendra geleng-geleng.

"pasti mau lah, bilang aja sekali ini aja, dan lo rasain sensasinya haha, gue jamin pasti suka." andri tertawa melihat reaksi rendra.

"gak ada gitu-gituan gue" rendra kembali menenggak anggur lagi.

"gue pinjemin, buat adek tersayang haha" andri kembali mengajak rendra bersulang,

"boleh, sekali doank hehe" anggukan rendra, andri pun ke kamarnya mengambil seutas kain panjang dan sebuah penutup mata. Rendra kembali kepikiran pernah melihat vivi terikat oleh ben saat itu, hal itu membuat rendra langsung bernafsu.

"dah sana, semoga berhasil ya" ucap andri menyuruh rendra ke kamar vivi, rendra yang ternyata mabuk berat berjalan perlahan, tubuhnya tidak seimbang membuat jalannya tidak karuan. Ia pun melangkah sambil memegang pinggiran tangga.

"vivi, saat nya gue bikin perhitungan sama lo," gumam andri dalam hati, dan bergegas kekamarnya mengambil handycam.


***

"vii.." ketuk rendra,

"masuk" vivi sedang tiduran menggunakan pakaian tangtop dan hotpants tipis, membuat rendra menelan ludah.

"kamu mabuk?" ucap vivi saat rendra duduk di sampingnya

"dikit hehe, kamu seksi banget sayang. Udah siap?" bisik rendra.

"iah, aku gak pakai daleman kok hihi, " bisik vivi dengan senyum nakal. Rendra pun langsung memegang kedua tangan vivi, di ikatnya kedua tanganya menjadi satu dan di lilitkannya di tengah tempat tidur.

"ahh, ih ngapain. Aku gak suka ah" rengek vivi.

"sekali ini aja ya," di ciumanya bibir vivi mesra, membuat vivi tak berontak.

"iah, uhm" ucap vivi pelan sambil tanganya rendra elus-elus perutnya, tak lama di pakaiannya penutup mata ke vivi.

"rendra, uhm.. ih gelap" vivi pun pasrah, dan tanganya rendra mulai meremas buah dadanya perlahan dan ciuman di lehernya. Diam-diam di balik pintu andri mulai merekam adegan meraka dengan senyum kecil di wajahnya.

"bruukkk" tiba-tiba rendra jatuh di samping vivi. Andri pun terkejut.

"ren,.. rendraa, rendra. Gak lucu ih, kemana kamu" ucap vivi bête.

"aahh rendra. Ah beneran gak lucu, " rengek vivi sambil menggerakan tangannya berusaha melepaskan ikatannya. Andri pun mendekati rendra dan melihat keadaanya yang ternyata tertidur karena mabuk berat. Ia pun berdiri melihat tubuh vivi yang terikat dengan tangtopnya yang setengah tersingkap menutupi buah dadanya.

"rendraa ihh, beneran ahh gak lucu lepasin" ucap vivi, andri pun menggeser tubuh rendra perlahan. Dan langsung meremas kedua buah dada vivi.

"ahh.. uhm tuh ah, suka banget bikin bête" gerutu vivi saat bibir andri menciumi lehernya, desah vivi di ikuti jari-jari andri bermain di putingnya. Di naikannya sampai tangtop vivi dan di sumpalnya mulut vivi dengan tangtop yang tergulung.

"nggghh" suara vivi tertahan, andri menelan ludah melihat buah dada vivi yang menggiurkan, lidah andri pun langsung bermain, di putarnya lidahnya di sekitar putting vivi, membuat tubuhnya tak mau diam. Dan di hisapnya lembut putingnya.

"ahh rendra sshh" uucap vivi yang kainya tangtopnya terlepas dari mulutnya, andri pun membuka bajunya, di pilin kedua putting vivi sambil mulut andri bermain semakin turun dari dada sampai pusar vivi. Tak ada kecurigaaan dari vivi. Andri pun menurunkan hotpantsnya sampai terlepas, dan terpampang memek vivi dengan hutan yang sangat lebat.

"gila jembutnya lebat banget" gumam andri menelan ludah, mulut andri pun langsung menelusuri memeknya yang wangi karena sudah bersih.

"aahh" desah vivi, saat bibir andri memainkan bibir memeknya.

"kalau botak tembem nih pussy" gumam andri yang sudah bernafsu dalam hati, jari-jari andri pun memilah rambut-rambut vivi sampai menemukan klitorisnya. Di hisapnya perlahan sambil 2 jari andri masuk ke memeknya.

"aahh ren,, sssh" desah vivi menggeliat geli, saat hisapan dan jilatan di klitorisnya. Terasa sudah basah sambil di kocoknya cepat.

"ahhhh," jerit vivi di ikuti klimaksnya, di cabutnya jari andri yang basah,

"ih rendra, udah lama kamu gak mainin gitu, biasanya langsung coblos" ucap vivi dengan nafas yang terputus-putus. Dan tak ada jawaban, andri segera membuka celananya dan langsung di gesekannya perlahan di bibir memeknya. Desah vivi pelan dan andri kembali memainkan buah dadanya perlahan.

"ah rendra ayooo, uhm" ucap vivi yang tubuhnya menggeliat.

"eehh"andri pun langsung emmasukan kepala kontolnya.

"awhh" jerit vivi agk terkejut sedikit.

"(masih seret juga nih pussy" gumam andri sambil sengaja memainkan kepala kontolnya menggesek keluar masuk di memek vivi.

"rendraa aahhh ssh" desah vivi di ikuti tubuhnya yang menggeliat kegelian,

"aawh ren ih" gumam vivi saat kontol andri pelahan masuk, kontol andri pun sepenuhnya masuk. terasa sempit bagi andri karena ukuran kontol andri lebih besar dari rendra. Di diamkannya sebentar sambil bibir andri memainkan buahdada vivi,

"ren uh, uh" vivi tak merasakan perbedaan antara ukuran kontol rendra dan andri, desah vivi membuat andri mulai menghujamkan kontol semakin cepat.

"aaahh aku mau keluar uhh rendra" desah vivi sambil mengigit bibir bawahnya, andri tak menghiraukan kicauan vivi dan terus menghujamkan kontolnya, tak lama tubuh vivi menggeliat dan mengejang hebat. Jepitan liang memek vivi menjepit kencang kontol andri.

"fuck " gumam andri dalam hati sambil meremas buah dada vivi dan membiarkan vivi menikmati klimaksnya, andri pun melepaskan kain di ujung ranjangnya, tangan vivi berusaha membuka penutup matanya tetapi di tahannya kedua tangan vivi oleh andri yang langsung menghujamkan kontolnya lagi dengan irama perlahan.

"eh eh ren, nggh" desah vivi menggerakan kepalanya kekiri dan kekanan. Libido vivi pun naik kembali dan mulai mendesah perlahan, melihat vivi mulai menikmatinya lagi andri mencabut kontolnya dan memposisikan vivi menungging. Tangan vivi kembali berusaha menutup matanya, andri dengan cekatan mengikat kembali kedua tangan vivi ke ujung ranjang. Ciuman di punggung vivi dan juga di tengkuknya, begitu juga remasan-remasan lembut.

"aaahhh" desah vivi saat kontol andri menggesek belahan memeknya dengan cepat, tak lama andri memasukan kepala kontolnya dan menghentakannya kencang.
"uhh rendra, kamu nafsu banget ih" gumam vivi sambil terus mendesah, andri pun menggerakan pinggulnya sambil tanganya meremas-remas buahdada vivi. Andri pun semakin cepat, di bungkukannya tubuh vivi agar pinggulnya semakin naik.

"plokkk.plokk..plokk" suara kelamin mereka berdua beradu dengan cepat, vivi mendongakkan kepalanya sambil terus mendesah.

"ahh,( bitch nikmat bener ini memek)" gumam andri terus menghujamkan kontolnya.

"rendraaaa aahhhhhh" jerit histeris vivi sambil mendongakkan kepalanya, vivi kembali klimaks dan andri sengaja menekannya dalam-dalam. Andri kembali melepaskan ikatannya vivi, nafasnya terputus-putus. Di perhatikannya pinggul vivi. Tangan vivi kembali ingin membuka penutup matanya perlahan, andri tak membiarkan begitu saja, memegang kedua tangan vivi ke belakang. dan hujamkannya cepat,
"re re re ren,, draa, ah ah ah ih ih ahh" suara vivi terputus-putus dengan tubuh yang berguncang hebat. Desah vivi kembali lagi, suara kontol andri menghujam ke memek vivi memenuhi ruang kamar. Andri pun ubah kembali posisinya, di baringkan lagi tubuh vivi tanpa mencabut kontolnya. Dan kedua tangan vivi tertahan oleh kedua tangan andri. Andri dengan bernafsu menghujamkannya dengan cepat.

"uhhhmmm" bibir andri mencium bibir vivi, vivi pun membalas ciuman andri, gerakan andri semakin tak beraturan.

"aahh ren mau keluar aahhh" desah vivi lemah, andri pun merasakan hal yang sama, kepala kontolnya mulai berkedut. Dan semakin cepat ia menghujamkan kontolnya.
"aaaaahhhhh" desah vivi panjang , pertanda ia kembali klimaks. Andri pun kembali menekan kontolnya dalam-dalam.

"Crott..Crott.crrott.crrotttt" semburan berkali-kali yang keluar dari andri, vivi merasakan begitu banyak sperma yang masuk. andri kembali mencium bibir vivi dengan mesra. Tubuh vivi terasa lemas, hanya nafasnya yang hampir habis.

"ploopppppp" di cabutnya kontol andri yang penuh cairan putih, begitu juga memek vivi cairan putih mulai meleleh keluar sedikit dari memeknya. Andri pun membersihkan kontolnya dan segera memakai celananya, melihat rendra yang terkapar, dengan cepat andri melucuti pakaiannya sampai telanjang dan di ambilnya sedikit cairan sperma yang memeleh keluar dari memek vivi, andri pun mengolesakannya di kontol rendra. Andri pun menggeser rendra ke sebalah vivi yang masih mengambil nafas kelelahan.

Andri segera keluar kamar dan mengambil handycam yang tak jadi ia pakai, tak lupa di matikanya lampu kamar, dan bergegas turun ke ruang tengah.

"fuck lebih enak memek si vivi , tapi balas dendam gue udah cukup sampai di sini kalau gitu" gerutu andri sambil kembali menenggak minumannya.

"pussynya banyak rambut, emang gampang nafsuan ternyata. Silvie aja udah klimaks butuh 10 menitan baru mau lagi, si vivi terus enjot aja desah lagi. Haha" andri tak percaya bisa menikmatinya, dan terus berbayang tubuh vivi.

"puassssss gue vi, kita satu sama hahaha" ucap andri sambil rebahan di sofa, dengan senyum puas tak sadar andri pun tertidur di sofa sambil memgang botol anggur yang sudah kosong.


***

Vivi pun membuka penutup matanya, melihat tubuh rendra berbaring di sampingnya dan tertidur sangat pulas.

"aku sayang kamu ren" di kecupnya bibir rendra, vivi segera ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"ihm tumben sperma rendra banyak sama kental pula," ucap vivi sambil membersihkan memeknya yang penuh sperma andri. Selesai vivi kembali ke tempat tidur, membuka tangtopnya dan tidur telanjang bareng rendra. Dan sesekali di tatapnya wajah rendra yang tertidur pulas.

"ren, besok aku mau ke rs, mau cabut spiral, dan aku mau sebelum kamu berangkat kita main lagi, dan aku juga berharap setelah hari itu aku hamil karena kamu." Bisik vivi sambil peluk rendra.

"aku sengaja lakuin ini, agar andri gak bisa macem-macem sama aku karena kamu udah tandain aku yaitu dengan hamil ehehe" lanjutnya.

"maaf yang aku mau lakuin ini, demi hubungan kita ren. Lambat laun saat kamu pergi ke ausy, andri pasti bisa nikmatin tubuh aku, " bisiknya

"tubuh ini, cinta ini, sepenuhnya buat kamu rendra, I love you" di kecupnya bibir rendra, vivi pun memejamkan matanya karena lelah dengan permainan tadi.


***

"pagii sayang," di kecupnya kening vivi oleh rendra, rendra sadar tubuh mereka berdua telanjang bulat.

"pagii.." ucap vivi dengan senyuman.

"capek banget kayaknya?" belaian lembut di pipi vivi.

"iahlah.. kamu mainnya liar banget hihi," bisiknya.

"masa? Kita malam main? Kok aku gak ngerasa gak sadar ya?" ucap rendra merasa ada yang ganjil, dan langsung melihat kontolnya ada bercak sperma yang mengering.

"iahlah, kamu mabuk pasti, makanya gak sadar, tapi aku suka kamu gituin aku haha, ada sensasi gitu" ucapnya manja.

"hehe, aku balik ke kamar ya mau mandi yah bersih-bersih" anggukan kecil dari vivi, rendra pun segera memakai bajunya sambil mengingat kembali, tetapi ia benar-benar tak ingat. Kecurigaan pun langsung muncul ke andri, rendra pun bergegas ke andri dan menemukan andri masih tertidur dengan memegang botol anggur.

"tapi iah juga bisa jadi gue gak sadar, andri gak mungkin. Mabuk berat gitu" rendra pun bergegas mandi, waktu menujukan jam 7 pagi. Vivi terlihat sudah rapih dan membawa tas di bahunya.

"mau kemana vi? Kok pagi banget udah rapih?" tegur rendra yang selesai memberi makan Bruno.

"uhm, mau ke kampus," senyum vivi.

"ouh, bukanya hari ini kamu masuk siang ya?" rendra ingat semua jadwal kuliah vivi,

"iah, dosen mau majuin jadwalnya dan lagian biar pulangnya juga gak kesorean kan bisa temnin kamu hehe" ucapnya senyum manis ke rendra.

"ouh ya udah, mau di antar?"

"gak usah, aku buru-buru, bye" di kecupnya bibir rendra, vivi pun bergegas keluar rumah dan berjalan santai keluar perumahan.

"Takssiiii" lambaian tangan vivi saat vivi lewat, taksi itu pun berhenti dan vivi segera masuk.

"kemana mba?" vivi masuk dengan tergesa-gesa.

"ke rumah sakit ini ya pak" vivi menyembutkan nama rumah sakitnya, anggukan dari supir taksi itu, perjalanan cukup jauh memakan waktu hampir 2 jam karena macet. Vivi pun melihat isi dompetnya karena takut tak cukup, ia pun memutuskan berhenti dan berjalan. Berjalan memakan waktu hampir 20 menit.


***

Sesampainya vivi pun langsung menuju ruang informasi menanyakan jam praktek dr. annisa, yaitu dokter yang memasangkan alat kontrasepsi ke dirinya.

"ada mbak, sebentar lagi ia dr. annisa datang kok, silahkan ke ruang tunggu di ruang prakteknya aja mbak"

"terima kasih mbak," vivi segera ke ruang prakteknya, dan menunggu dr.annisa cukup lama, matanya melihat kiri kanan, dan tak jauh dr. anissa pun datang mendekati vivi.

"kamu yang mau konsultasi?" ucapnya berdiri depan vivi, anggukan kecil dari vivi.

"oke, langsung masuk aja oke" lanjutnya, vivi pun duduk di depan dr annisa.

"uhm, oh ia. Kayaknya saya kenal kamu deh, kalau gak salah kamu yang pasang spiral kan sama nia?" ucapnya sambil mengingat-ngingat wajah vivi.

"iah hehe" jawabnya senyum lebar.

"wah wah.. maaf ya soal kamu agak berisi hehe jadi lebih montok" candanya, vivi hanya tersipu malu.

"nah sekarang kamu ada apa?"

"uhm, vivi mau lepas spiralnya dok. " ucap vivi sagak ragu.

"loh?? Kenapa?? Oh ia jangan panggil dok ah, tante aja kayak kamu panggil nia ok?" sambungnya.

"iah dok, eh tante, vivi mau lepas aja. Soalnya rendra mau kuliah ke ausy, dan vivi pernah baca di artikel kelamaan pakai alat kontrasepsi bisa mandul tante, makanya vivi takut hehe" ucapnya berbohong.

"bisa sih, tapi itu kemungkinannya kecil vi kamu jangan takut, pasti aman" ucapnya.

"iah tante, tapi lagi pula rendra kan nanti kuliah, aku udah minta izin kok ke tante nia soal ini. makanya aku beraniin dateng sendiri kesini tante" ucap vivi masih kekeh dengan pendiriannya.

"gimana ya, tapi tante nia kasih izin sama tante nia..... uhm, oke tante cabut spiralnya" ucapnya senyum sambil mengajak ke ruangan khusus, vivi pun mengikuti tante annisa ke ruanga itu.


***

Suasana di rumah terasa sepi, rendra entah pergi kemana, begitu juga andri. Pak agus yang santai sambil menuntun anjingnya vivi Bruno ke halaman depan dan di lepasnya, Bruno pun berlari sepuas-puasnya bermain sambil mengejar ekornya sendiri.

"aaahh.. tolong..." teriak bi inah di kejar-kejar Bruno,

"pak agus.. aaaaaa" bi inah berlari dan naik ke atas cap mobil.

"hus hus.. huss" bi inah sambil berusaha mengusir , pak agus pun membantu bi inah dengan memegang Bruno yang ternyata meninginkan makanan sisa yang hendak di buang oleh bi inah.

"nih" bi inah kasih sisa sarapan tadi pagi ke Bruno dan langsung masuk ke rumah lagi, pak agus hanya tertawa melihat tingkah bi inah.


***

"selesai vi, hehe" senyum dr. annisa kembali ke ruangannya dan langsung duduk.

"iah tante, "senyum lebar.

"vi kenapa gak di cukur bulunya?" ucapnya santai.

"hee? Itu, biarin tante hehe" ucapnya malu-malu.

"tembem tau kalau kamu cukur gitu, pasti rendra suka makin sayang ke kamu" ledeknya tertawa melihat tingkah vivi.

"hehe, bisa aja nih tante.oh ia tante totalnya berapa? Vivi mau langsung pulang soalnya nanti malam rendra berangkat hehe" senyum lebar vivi.

"no no no, gak usah. untuk kamu free oke,ya udah sana pulang. jangan lupa di cukur hihi " bisik dr annisa sambil tertawa, ia pun langsung bangun dan mengantar vivi keluar ruangannya.

"hehe sekali lagi terima kasih ya tante," senyuman lebar dari vivi.

"iah, sama-sama" di ciumnya pipi kanan dan kiri seolah anak dan ibu. Vivi pun segera menuju rumah dan waktu menunjukan jam 12 siang lewat.


***

"eh den rendra baru balik darimana?" ucap pak agus yang sedang cuci mobil.

"abis belanja buat keperluan nanti, vivi udah pulang pak agus?" ucapnya sambil memasukan mobil ke garasi.

"belum den, tuh den andri udah balik juga" mobil andri memasuki halaman.

"ohh ya udah, lanjutin cucinya aja pak haha." Rendra pun segera masuk ke rumah. Di susul andri. Di dalam rendra terlihat sedang asik menonton tv.

"oi ren, gimana tadi malam?" ucap rendra duduk di sampingnya.

"sukseslah, gue bikin sampai lemes haha, thanks ya sarannya" jawab santai rendra.

"haha kan udah gue bilang, pasti suka cewek di gituin, cewek lo kemana sekarang?" ucapnya tersenyum melihat rendra yang berbohong.

"kuliah, bentar lagi balik." obrolan singakt pun berakhir,Rendra pun meninggalkan andri di ruang tengah menuju dapur.

"kasian adek gue, gak dapat jatah sebelum berangkat. Bukan salah gue ya ren, tuh cewek lo yang mulai haha" gumam andri sennyum-senyum sendiri.


***

Jam menunjukan jam 3 sore, vivi pun masuk ke dalam rumah sambil membawa bungkusan. Ia pun segera berlari ke dalam. Ruang tengah sepi, vivi langsung menuju ke kamarnya. Saat melangkah menaik tangga vivi berpapasan dengan andri yang mau turun ke bawah.

"baru pulang vi?" ucapnya santai dengan senyum ramah ke vivi, ia pun diam sejenak melihat tinggkah andri menjadi ramah.

"iah" jawabnaya ragu.

"udah gue lupain masalah kemarin-kemarin, thanks bantingannya" ucapnya sambil menepuk bahu vivi, ia pun tersontak kaget.

"iah" jawabnya singkat,

" thanks juga tubuh lo" gumam andri di dalam hati, vivi pun merasa lega melihat andri menjadi lebih kalem, vivi pun bergegas ke kamarnya untuk beres-beres dan langsung ke kamar rendra, terlihat rendra sedang merapihkan pakaiannya dan memegang bingkai foto sebelum di masukan ke koper.

"ren.. kamu berangkat jam berapa?" ucap vivi sambil peluk dari belakang.

"eh kamu vi, baru balik?" anggukan kecil dari vivi.

"jam 5an lah, kenapa??" di elus pipi vivi.

" duluan yuk, takutnya macet. Aku takut nanti kamu telat hehe"

"boleh sih, kamu ssakit kok tegang gitu?", gelengan kepala vivi sambil memeluk erat tubuh rendra. Di elusnya punggung vivi dan mendekapnya erat, vivi pun bantu rendra merapihkan perlengkapnya,

"aku mandi dulu, ya" ucapnya langsung ke kamarnya, selesainya vivi dan rendra langsung menuju ruang tengah.

"udah mau berangkat ren?" ucap andri.

"iah," jawabnya singkat.

"ouhh, ya udah goodluck yah, see u again" pelukan adik dan kakak terasa sangat erat walau sebelumnya sempat berkelahi.

"aku ke wc dulu, mau pipis" vivi pun menuju kamarnya untuk berganti celana menjadi rok dan mengganti cd nya dengan g-string. rendra tak memperhatikan jelas penampilan vivi, dan menuju ke mobil.

"oiii renn.. tadi mama papa telpon, ketemuan langsung di bandara aja, takutnya gak keburu kalau pulang ren" ucap andri sebelum rendra masuk ke mobil.

"oke, lo gak ikut?"

" ngaklah, kan udah ucapin perpisahan."

"oke deh, gue berangkat dulu ya" Lambaian tangan andri mengantar kepergian rendra ke bandara.


***

"vi, tumben kamu pakai rok? Lebih cantikan gitu daripada celana panjang" bisiknya

"kan khusus anterin kamu hehe, " di rangkulanya tangan rendra sambil kepala vivi bersandar di bahu rendra,elusan lembut. Tak terasa sudah memasuki area bandara

"ren" ucapnya ragu.

"aku mau main sama kamu sebelum kamu pergi" bisiknya pelan.

"he?" rendra terkejut.

"kenapa tadi gak minta pas masih d rumah, masih sempat tau" di elusnya pipinya vivi.

"aku pengennya sekarang uhm," ucapnya manja.

"duh udah di bandara mana bisa" ucapnya ragu.

"main di mobil aja, main cepet kok" ucap vivi.

"ha, kamu mau?" anggukan kecil dari vivi, rendra pun berpikir sejenak.

"pak agus, cari tempat yang sepi ya"

"he kenapa den?" pak agus tak langsung berputar mencari tempat yang agak sepi.

"mau main bentar, dah jangan bawel nih.." rendra langsng kasih 3 lembar uang 100rb.

"ok siap den, uhmm disini aja" ucap pak agus yang langsung menepikan mobilnya dan menyalahkan lampu hazard sambil pak agus melangkah keluar.


***

"uhm" vivi tak sabar langsung duduk di pangkuan rendra dan melumat bibirnya, rendra pun memeluk erat dan membalas ciuman vivi, tangan vivi yang sudah lihai membuka resleting celana sampai kontolnya yang masih tidur terlihat, di kocoknya pelan. Tangan rendra pun meremas buah dada vivi.

"wah gak pakai BH ya" bisiknya.

"iah, khusus hari ini" vivi pun turun dari pangkuan rendra dan duduk di sampingnya, dan langsung mengulum kontol rendra dengan rakus.

"ouh vi, iah makin lihai kamu" tangan rendra pun menyingkap rok vivi yang ternyata pakai g-string membuat rendra bernafsu. Jari-jari rendra pun menelusuri belahan memek vivi, membuat vivi semakin cepat mengluarkan masukan kontolnya.

"uhh, udah cukup," di tariknya tubuh vivi, vivi sudah tau maksudnya rendra, ia pun menggeser tali g-stringnya sedikit dan memposisikan kontol rendra di memeknya.

"ahhh" vivi menurunkan tubuhnya sambil tangan rendra meremas-remas bongkahan pantatnya. Secara perlahan vivi pun menaik turunkan pinggulnya sambil berciuman, gerakannya pun semakin cepat membuat mobil berguncang.


***

"kringg,, kringg." Suara telepon pak agus berbunyi.

"haloo.."

"halo pak aguss ada dimana? Saya sama ibu udah di bandara" ucap om hen.

"ouh anu pak maaf, lagi ganti ban. Tadi bocor pak bentar lagi selesai kok" ucap pak agus berbohong sambil melihat mobilnya berguncang.

"ya udah, cepetan soalnya hpnya rendra gak aktif, vivi juga lagi" nada om hen begitu kwahtir.

"iah pak iah, saya udah gak terlalu jauh kok.", pak agus pun menutup teleponya, mobil pun masih berguncang, pak agus pun berjalan mondar-mandir dan ragu untuk kasih tau ke rendra.


***

"tok tok" di ketuknya jendela mobil.

"iah kenapa pak agus?" rendra menurunkan jendelannya setengah dengan posisi agak membungkuk dan masih menggenjot vivi yang di bawahnya.

"anu bapak sama ibu udah di bandara" ucapnya ragu dan sesekali melirik ke dalam mobil.

"haa serius?" vivi pun ikutan terkejut.

"ya udah masuk pak agus, jalanin mobilnya. lagi nanggung" ucap rendra yang terus menghujamkan kontolnya. Pak agus pun masuk dan menyalahkan mobilnya.

"awas jangan ngintip, nanti di tambahin" ucap rendra yang merasa mata pak agus melihat dari spion tengah.

"hehe, iah den maaf", mobil pun berangkat.

"aahhh," desah vivi, rendra pun semakin cepat menghujamkan sambil meremas buah dada vivi.

"aahh rendra, mau pipis" vivi sambil menggiit bibir bwahnya, rendra pun tak lama merasakan hal yang sama.

"rennnn ngghh" di jambaknya rambut rendra di ikuti tubuh vivi yang mengejang.

"ahh vi... crroott croottt crootttt" di tekannya dalam-dalam, sambil bibir mereka berciuman, di hentak-hentakannya sedikit.

"den maaf, udah mau masuk pintu terminal." Ucap pak agus.

"iah pak agus, udah selesai kok " rendra pun mencabut kontolnya dan menaikan celananya.

"uhmm sini aku berisihin" vivi langsung menjilati kontol rendra sampai bersih, dan pas sampai di pintu terminal, vivi pun segera merapihkan pakaiannya.

"sampai" ucap pak agus, vivi dan rendra pun turun. Sambil mengambil kopernya menuju pintu masuk bandara.


***

"rendra, vivi" teriak om hen yang sudah menunggu. Mereka pun segera menghampiri.

"udah ganti bannya?"

"ha?" rendra agak kebingungan.

"iah om udah, tadi pak agus hehe" sambung vivi, sambil membenarkan posisis g-stringnya.

"iah udah yuk," ajak tante nia sambil memegang erat tangan rendra. sampai pintu masuk.

"cuman bisa sampai sini ren" ucap tante nia yang tampak wajahny sedih.

"iah pa ma, rendra juga seneng mama papa bisa temanin rendra disini, jaga diri kalian baik-baik ya" di peluknya om hen dan tante nia.

"iah kamu juga jaga diri," ucap om hen, vivi berusaha tersenyum karena terasa sepi tanpa rendra. Di ciumnya pipi rendra oleh tante nia dan om hen.

"vi, aku berangkat, jaga diri. I love you"

"iah I love you to.." di ciumnya bibir vivi dengan mesra, roda koper pun berjalan memasuki bandara di ikuti lambaian tangan om hen, tante nia dan vivi. Tante nia pun mengelus-mengelus rambut vivi dan tak sadar air mata tante nia keluar, begitu juga vivi. Renda pun sudah tak terlihat di pintu masuk.


***

"pulang yuk vi" ajak tante nia, anggukan kecil dari vivi. Om dan tante pun ke arah mobil yang ada pak agus sudah menunggu.

"tante sama om kan bawa mobil, kok ikut sini?" ucap vivi bingung.

"iah, om sama tante naik taksi, hehe dah yuk pulang" ajak om hen yang duduk di depan, di kursi tengah tante nia dan vivi. Kepala tante nia pun menoleh kebawah saat tanganya menyetuh jok yang agak licin dan basah, matanya melihat vivi, vivi melihat keluar jendela. Mobil pun melaju kea rah rumah.


***

"sepi deh, gak ada rendra di rumah" ucap tante nia saat memasuki rumah,

"jangan gitu ma, masih ada andri sama vivi" ucap om hen menghibur tante nia, vivi yang baru keluar pun di sambut Bruno yang menunggu didepan halaman. Hati vivi sedikit terhibur melihat Bruno, ditambah tante nia sudah tidak takut lagi sama Bruno.

***

2 minggu kemudian.

Hari ini tak terasa rendra sudah tak ada di rumah, andri juga sudah mendapat kerja. Vivi seperti biasa berangkat kuliah di temani Bruno sampai halte depan perumahan, dan Bruno menunggu dengan setia sampai vivi pulang di depan halte. Tak ada kata bosan bagi Bruno yang setia terhadap majikan barunya yaitu vivi. dan pagi ini pun seperti biasanya.

"huueeeeeekk.. hueeekkk.." vivi yang sudah terbangun langsung ke kamar mandi, terasa sangat mual. Di basuhnya mukanya dan di lihat dengan jelas wajahnya yang agak pucat, vivi pun bersikap seperti biasa saat sarapan,

"hueeeekk..." rasa mual itu kembali, vivi langsung ke kamar mandi di dapur, di susul tante nia karena khwatir ke adaan vivi.

"vi kamu gak apa-apa?" tante nia sambil mengurut leher vivi.

"iah tante, gpp, masuk angin kali hehe" ucapnya senyum,

"sebentar, tante mau ambil sesuatu" dengan berlaari kecil kekamarnya mengambil sesuatum dan bergegas kembali ke dapur, vivi terus memegang perutnya.
"vi, kamu test pakai ini," ucap tante nia sambil kasih testpack ke vivi, sontak vivi pun terkejut.

"ambil, gpp, buat cek aja," senyum tante nia., vivi pun langsung ke kamar mandi dengan tangan gemetar memegang testpack.

BERSAMBUNG


 

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com