𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟑𝟓

Sesampainya rendra dan vivi langsung masuk ke kamarnya, vivi segera merebahkan setelah membersihkan tubuhnya. Teringat kembali perjanjian ke rendra, ia pun segera membuka lemarinya mencari pakaian yang dibelinya bersama rendra. Vivi dengan agak ragu pun memakai pakaian itu, di lihatnya di cermin dengan wajah yang memerah vivi segera melapisinya dengan pakaian tidur. Langkahnya langsung menuju kamar rendra.


"kreeekk..... " suasana gelap hanya lampu tidur, vivi mendekati rendra dan terlihat rendra terpejam. vivi pun berusaha membangunkannya.

"ihh pules banget tidurnya.." suara dengkuran keras keluar dari mulutnya, vivi pun menyelimuti tubuh rendra yang tertidur pulas, dan ia kembali ke kamarnya untuk rebahan sejenak, tak lama mata vivi pun terpejam tanpa melepas bodystockingnya.


***

"bangunn tet tet tet tet..." ucap rendra sambil memencet pipi vivi yang masih tertidur, tak ada reaksi dari vivi ia pun membuka selimutnya, berbayang kain hitam halus dari pakian tidur vivi. Rendra yang penasaran mendekatinya, dan ia sadar itu ternyata bodystockingnya yang di beli kemarin-kemarin. masih penasaran rendra pun membuka satu per satu kancing baju tidur vivi sampai terbuka, begitu juga celananya di tariknya. Termpampang tubuh vivi dengan bodystockingnya membuat rendra nafsu seketika.

"waw" gumam rendra meluhat vivi memakai bodystocking yang di belinya.

"slruuppps.." rendra yang nafsu langsung melumat buah dada vivi yang masih tertidur, vivi pun menggeliat dan menjadi posisi rebahan, terlihat selangkanngya yang tak tertutup bodystocking karena modelnya seperti itu. Ditariknya sedikit atasannya sampai buah dada vivi menyembul keluar. Di pilinnya sambil bibirnya rendra melumat memek vivi yang tak tertutup sehelai benang.

"ngghh" lenguhnya sambil menggeliatkan badannnya dengan mata yang masih tertutup, di hisapnya klitoris perlahan membuat vivi mulai tersadar. Lenguh nafas vivi semakin cepat.

"ahh.. hmm ihhhh.." ucapnya campur desah tertahan, tanpa menghiraukan rendra mengocok memeknya dengan 2 jari sambil memainkan klitoris vivi. Di remas-remasnya rambut rendra sambil mendesah pelan. Kembali di hisapnya kencang klitoris vivi.

"uhhh... " desahnya tertahan sambil menggigit bibirnya, rendra pun berdiri membuka celanannya dengan kontol yang sudah tegak sempurna, tanpa aba-aba di masukannya perlahan. Di hujamkannya perlahan.

"nafsuin banget kamu pakai ginian" bisiknya sambil menindih vivi, di ciumnya leher vivi.

"uhhmm" hanya desah yang keluar dari mulut vivi, rendra pun semakin mempercepat hujamannya sambil bibir mereka saling melumat.

"uhh sini anak nakal" bisik rendra sambil ubah posisi vivi menjadi menungging, rendra kembali memainkan kepala kontolnya keluar masuk,

"ihh... jangan di gituinnn uhmm" ucap vivi sambil mendesah.

"di apainn maunya?" rendra terus memasukan dan keluarin kepala kontolnya.

"uhmm di enjott oohh" ucapnya mendesah.

"okeeeh.." di hentakannya kontol rendra sampai masuk semua. Dengan cepat kontol rendra keluar masuk dengan cepat. dan sesekali di tepuknya bongkahan pantat vivi.


***

"kreekkk..." suara pintu kamar kebukam dan ternyata itu tante nia,

"eegghhhh" di tariknya kedua tangan vivi ke belakang, rendra terus menghujamkannya dengan cepat, tante nia diam-diam memperhatiakn anaknya dan vivi bersetubuh tanpa menyadari dirinya sedang lihat mereka.

"eehh" vivi sadar di celah pintu yang terbuka itu tante nia yang sedang melihat dirinya, ia pun berusaha memberitahukan rendra tetapi apa daya tubuhnya sedang di nikmati oleh rendra, buah dadanya terus bergoyang mengikuti irama pinggul rendra.

"rendra.. aahh..."

"kenapa? Mau pipis?"

"ituu auhh.. aahh" vivi langsung merasa dirinya akan klimaks, tak mampu bilang kalau tante nia sedang asik menyaksikan.

"okee aku cepetin". Tangan vivi pun bertumpu di kasur sambil terus keluar masukan kontolnya, tanganya memilin dengan lembut..

"eennggggghhhhh" desahnya di ikuti tubuhnya mengejang hebatt.. dengan sayup-sayup vivi melihat tante nia kasih jempol ke vivi, jarinya mengisyaratknya untuk diam. Tante nia pun perlahan menutup pintu kamar vivi..


***

"1 : 0 ehehe, aku buat lemes kamu ya" bisik rendra saat vivi masih terlungkup menikmati klimaksnya. Vivi pun masih mengatur nafasnya.

"masih pagi ih.." ucapnya pelan.

"hehe.. lagi ya. " rendra langsung memangku vivi dan membelakangin tubuh rendra serta menghadap ke ceriman besar dekat meja rias vivi, wajah vivi tersipu malu melihat dirinya di cermin sambil kontol rendra menggesek sela-sela memeknya, remasan lembut serta ciuman hangat di lehernya.

"ehhhmm ihh ganti tempat ahh.." rengek vivi

"kenapa?" tangan rendra terus meremas dan memilin.

"malu ihh masa gituan lihat cermin hmm.." ucapnya pelan

"masaa?" angguk vivi pelan, rendra pun diam-diam memasukan kontolnya, diam-diam vivi melirik kontol rendra yang keluar masuk pelan di memeknya, di gerakinya pinggul vivi perlahan seirama dengan hentakan kontol rendra dari bawah.

Vivi memainkan pinggulnya naik turun sambil buah dadanya di mainkan oleh rendra, tak lama kembali tubuh vivi mengejang, erangannya yang tertahan dengan hentakan dari rendra.

"ahhhhh" desahnya saat rendra melebarkan pahanya dan menekan kontolnya ke atas, masih posisi di pangku ia mencoba mengatur nafasnya. Keringatnya mulai menetes membasahi wajahnya,

"lemess yah. " ucap rendra sambil mengangkat vivi bepegangan ke ujung meja rias tanpa mencabut kontolnya. Di angkatnya satu kaki vivi ke meja rias sambil rendra menciumi lehernya dan juga meremas buah dadanya.

"uhhh yahh,,, nafsuin kamu vi" rendra mulai menghujamkan kontolnya dengan irama cepat, dapat di lihat kontol rendra keluar masuk dari cermin di meja rias. Wajah vivi yang sat uterus mendesah mengikuti hujaman kontol rendra, matanya terpejam menikmati hujaman demi hujaman dan posisi vivi menunging di meja rias dengan terus rendra menghujamkannya cepat.

"nggghhh akuu mau pipis lagii.." ucapnyaa sambil menahan desah dan berpegangan di cermin, tak kuat tubuh vivi kembali mengejang hebat, rendra pun menekan kontol sampai di pepetkan tubuh vivi.

"crotttt..crrootttt" semburan hangat membasahi liang memeknya, kecupan di leher vivi yang kuat dan sesekali hentakan kontol rendra.rendra pun mencabut kontolnya, vivi yang masih lemas langsung duduk di bangku meja rias dan merebahkan tubuhnya di meja rias. Di bopongnya tubuh vivi rebahan di kasurnya sendiri.

" love you honey," kecupan hangat di bibir vivi, rendra pun bergegas keluar kamar vivi. Vivi masih rebahan menikmati sisa-sisa kenikmatannya.


***

"baru bangun kamu ren?" ucap tante nia saat rendra menuju dapur,

"iah ma, loh kok mama gak ke kantor?" pakian tante nia masih pakian tidur dan sedang santai minum kopi hangat.

"enggak.. oh mama lupa bilang ke kamu, hari ini kakak kamu pulang, jadinya mama sengaja cuti buat jemput, papa juga nanti siang pulang." Jelasnya tante nia.

"Heee.... Serius ma?" rendra yang terkejut langsung duduk di samping tante nia.

"iah.. kok kaget gitu.. ?"

"gpp senang aja udah lama gak ketemu, "

"kamu mau ikut gak?" ucap tante nia.

"boleh.. " cukup lama rendra dan tante nia berbincang sambil sarapan, vivi yang sudah mandi dan memakai pakian seperti biasa ikut duduk, tante nia dan rendra tak lagi membicarakan tentang kakaknya rendra, vivi menjadi agak cangung saat menatap tante nia karena selalu senyum terhadapanya. Tapi tante nia bisa menjaga rahasianya. Siang pun berlalu, rendra pun menjelaskan ke vivi kakaknya yaitu andri akan pulang hari ini. vivi pun gak terlalu kaget karena udah lihat kakaknya di foto keluarga mereka. Jam 2 mereka pun pergi menjemput andri di bandara.


***

"wahh.. den andri bakal pulang nih" ucap bi inah.

"iahh kok kayak cemas gitu bi?"

"ya dulu kan den rendra sama den andri susah akur, ributt terus itu bikin di rumah ini ramai. Tapi berubah setelah den andri pilih kulian di luar negeri sana, sepiiii banget nih rumah.. hehe" jelasnya bi inah.

"tapi ada non vivi jadi rame juga, ibu dan bapak juga udah bisa atur waktu buat keluarga karena non vivi juga hehe" lanjutnya sambil tersenyum lebar.

"ih bibi mah bisa aja.. hehe jadi malu". Vivi senyum senyum sendiri.

"non bibi mau tanya tapi jangan marah ya?" ucap bi inah, vivi pun mengangguk kecil.

"non udah kikuk kikuk? Sama den rendra?" ucapnya berbisik.
"heee... ihh itu.. gak sampai gitu kok hehe, ih bibi tanya macem-macem aja sih" vivi agak terkejut bi inah menanyak seperti itu.

"ahaha maaf non, jujur ya susu non makin gede loh sama pinggul non juga.. kata orang bohai apa montok tuh,," cerocos bi inah.

"ahh bibi mah.. masa gitu bi?

"iah non, orang dulu kalau anak gak perawan susunya makin gede soalnya sering di pegang ehehe, duh maaf non." Ucap bi inah malu-malu

"ouh gitu. bearti aku ndut bi..?" ucapnya sambil manyun,

"ih non maksud montok itu seksi non, jadinya seimbang besarnya gitu.. gak gendut kok" ucapnya sambil berusaha menuluruskan perkataannya.
"ouh..hehe bisa aja ih, sering makan enak sih jadiya montok haha..." vivi tak tersinggung dengan ucapan bi inah, karena bi inah sudah sangat baik sama dirinya disini tak ada alasan untuk marah kepadanya, bi inah pun izin untuk beres-beres kembali. Dan waktu sudah menunjukam jam 6 sore, belum ada tanda-tanda rendra pulang. Vivi pun memilih nonton dvd di ruang tengah sambil menunggu mereka pulang.


***

"kreekk.." bunyi pintu depan ke buka, vivi yang tau suara pintu terbuka langsung berlari.

"rendra... buukkk......." Vivi menabrak seseorang yaitu bukan rendra.

"awwhh..." vivi pun jatuh terduduk melihat perawakan orang itu, dengan rambut gondrong, lengan penuh tattoo, dan memakai kaos kutang serta celana ¾. Kesannya bagi vivi sangat seram karena tatapnya lebih sangar dari preman sekelas baron.

"lo siapa?" ucapnya sambil membantu, tetapi di tangkis tangannya dan vivi berdiri sendiri.

"lo yang siapa,, mau rampok haa?" vivi langsung menepis tangannya dan mengambil ancang-ancang.

"lo kali, gue tinggal sini.. lo siapa?" vivi pun langsung melihat baik baik mukanya, dan sekilas mirip-mirip kakaknya rendra yaitu andri.

"halooo kok diem?" lambaian tangannya andri ke wajah vivi.

"enggh..." vivi terkjut langsung berlari ke kamarnya.

"hee.. bocah aneh" gerutunya sambil menarik kopernya duduk di ruang tengah, di lihat sekeliling tak jauh berbeda saat ia meninggalkan rumah.

"brruuuummmm" suara mobil tante nia dan om hen, mereka bertiga langsung masuk ke dalam rumah.


***

"Andriiiii?" ucap tante nia memanggil,andri pun berdiri..

"Ma Pa.... " tante nia dan om hen pun langsung memeluk erat andri, tante nia dan om hen tak komentar tentang rambut gondrongnya dan lengannya penuh tattoo, rendra pun berpelukan dengan kakaknya itu.

"udah gede nih bocah satu" candanya,

"ya..lahh.. " mereka berempat pun duduk sejenak dan mengobrol.

"kamu tuh ya bikin kwahtir terus, udah tau mau di jembut.. malah pulang duluan" di usapnya rambut andri dengan penuh rasa kangen dan rindu.

"ya.. abisnya kan mama sama papa selalu sibuk, daripada andri tungguin lama mending pulang duluan. Walau kesasar sih haha" ucapnya sambil tertawa, senyum senang tante nia dan om hen.

"ya udah kamu ke kamar istirahat dulu" ucap tante nia, Andri pun langsung ke kamar bekas kamar rendra dulu.

"andrii.. kamu sementara sama rendra ya, kamar itu lagi di renovasi" ucapnya om hen, karena lupa belum di bersihin semenjak buat rencana untuk rendra dan vivi.

"ok.." ia pun langsung ke lantai atas dan diam sesaat karena ada 2 kamar, vivi diam-diam keluar kamarnya dan terkejut kembali andri ada di depan kamarnya.

"aahh" Teriakan kecil dan vivi langsung menutup kamarnya.

"bocah aneh lagi, itu siapa ya ?anak pembantukah? Tapi semok juga" andri ke kamar satunya, dan segera berberes-beres.


***

"duhh... gue jadi salah tinggkah gini.. beda banget yang di foto sama yang disini..lebih serem" gerutunya mencoba menenangkan diri. Tak lama bi inah memanggil untuk makan malam, vivi pun keluar kamar menuju ruang makan yang ternyata semua udah berkumpul begitu juga andri, vivi pun dengan ragu ikut duduk.

"vi kenalin.. ini kakaknya rendra.." ucap tante nia, vivi pun bersalaman dengan andri dan saling lempar senyum, tetapi senyum andri sambil menatap vivi membuatnya menjadi salah tinggkah atas kejadian tadi.

"ini loh.. vivi itu calonnya rendra.. ya kan ren" ucap om hen di sela-sela makan malam.

"oh ceweknya rendra.." ucapnya santai sambil melahap makan malam.

"calon kamu mana ndri?" ucap tante nia.

"ada ma.. orang indo juga kok, tapi andri duluan balik ke indo, dia masih ada urusan" ucapnya terus melahap.

"wahh bagus donk.. kenalin ke mama ya... kalau ok cepat-cepat deh lamaran haha" ucapnya tante nia tersenyum senang.

"pastilah ma, pasti mama juga suka. 1 mingguan ya dia balik kok ke indo, kalau dah balik andri kenalin kok.", vivi hanya terdiam tak seperti biasanya karena masih bersalah atas menuduh andri maling karena masuk kerumah. Selesai andri langsung ke kamar untuk istirahat.

"vi.. kamu gugup gitu?" ucap rendra, vivi pun menejelaskan soal kejadian tadi. Rendra hanya tertawa mendengar ceritanya.

"ihh jahat bangett..."

"abisnya kamu tuh ya, galak banget." ucap rendra tertawa.

"ih abisnya tampang kakak kamu beda banget sama yang di foto ruang keluarga." vivi menghela nafas.

"hehe. gak bisa main tiap hari deh" bisiknya sambil meniup telinga vivi.

"ihh.. baguslah.. " ledek vivi sambil menjulurkan lidahnya.

" aku ke kamar yah hehe, kamu sana temuin kakak kamu" lanjutnya, vivi dan rendra pun berjalan bersama menuju kamar masing-masing.

"awas ngadu pedang ya hihihi" ledek vivi sebelum masuk kamarnya dan langsung menutup pintu kamarnya.


***

"oi ren.. " panggil andri yang sedang asik memainkan hpnya.

"apaaan.."

" gue lihat dah gak perawan tuh.. lo perawanin apa nggak?" ucapnya terus terang.

"haaa.. sok tau lo..ah" jawab rendra sekenanya karena andri bisa nilai vivi dari luar hanya sekejap,

"aahh.. malu-malu lagi adek gua yang satu ini haha.. halah kita sama-sama cowok ren.." lanjutnya sambil tertawa lebar.

"preett.. tau darimana?"

"haha... ya di tanya, gue spesialis tentang gituan.. tapi beruntung ya lo dapetin cewek aneh gitu sama galak gitu" ucap andri sambil mengangguk-angguk.

"aneh gimana dan beruntung kenapa??" ucap rendra dengan wajah bingung.

"anehh aja kayak lihat apa gitu, hmm beruntung dapat body cewek galak kayak gitu haha" ucapnya tertawa kecil.

"jarang gue temuin cewek galak gitu, kalau sok jual mahal sih banyak, apa lagi jinak-jinak merpati lebih banyak. Tapi tipe cewek lo apa ya.. dari pengalaman gue sih, tipe setia gitu. Intinya dia mau main sama orang yang dia suka dan terakhir." Ucapnya menganalisis sikap vivi sambil memainkan dagunya.

"halahh lebay banget ah. Gak percaya ah.." ucap rendra.

"yah gak percaya, gua dah cicipin pussy dari asia sampe bule, tante-tante dsb. modal muka sama duit buat jajanin dapet buat semalam. " ucap andri dengan bangga, ia pun menceritakan pengalaaman selama di ausy.

"gilaa... berapa cewek tuh... bangsat juga kakak gua " ucap rendra geleng-geleng kepala.

"yah... gak tau.. tapi enakan asia ren.. pussy nya gak bau kayak orang bule, tapi lebih liaran bule haha"

"terus sama cewek lo yang sekarang ? ucap rendra kembali pensaran.

"yahh dia yang terakhir.. udah jarang cicipin pussy lagi cuman dia.. " ucapnya sambil menghisap rokok.

"ouh."rendra tidak tahu mau menanyakan apa lagi, sikapnya andri udah banyak berubah lebih dewasa. Rendra merasa seperti anak kecil yang polos saat andri menceritakan pengalaman seks di banding dia. dan merasa sedikit canggung karena tampilan kakaknya berubah drastis, Rendra pun berpikir jangan sampai vivi kehasut sama andri apalagi sampai di nikmati andri.


***

Vivi pun bangun pagi-pagi langsung menuju dapur, ia pun heran pintu ke belakang halaman terbuka biasanya selalu tertutup di pagi hari. Ia pun mengintip sedikit tetapi tak ada orang,

"fuhhh..." asap rokok di hembuskan ke wajah vivi oleh andri.

"uhukk..uhuukk.. uhukk." Vivi terbatuk- batuk

"ngapain lo ?" ucap andri yang berdiri di depannya sambil menghisap rokok.

"nggk.. tadi dkirain gak ada orang hehe" ucap vivi yang tak mau tatap wajahnya karena tak enak dengan ucapannya yang kemarin malam ke kakaknya rendra itu. Andri pun segera masuk ke dapur langsung melahap roti yang mau di bakar oleh vivi.

"erggg.." gumam agak kesal melihat tingkah andri yang seenaknya, tapi vivi memilih diam. Ia pun segera membuatnya lagi. Vivi menyadari tinggkahnya andri ada sesuatu yang di tunjukan ke dirinya dari tatapan matanya. Dan memilih untuk ke kamarnya untuk mandi.


***

"ko vivi gak ikut sarapan?" ucap tante nia.

"itu bu,, tadi vivi bilang ke saya dia udah sarapan," ucap bi inah, mereka berempat pun melanjutkan sarapan kembali.

"maa.. nanti rendra mau ikut test masuk universitas, " ucap rendra membuka pembicaraan.

"ouhh mau ikut jalur beasiswa ke tempta kuliah gua?" ucap andri santai,

"boleh tuh. Lumayan.. testnya bahasa inggris semua, emang lo ngerti?" lanjutnya.

"ngertilah.. doain aja masuk" rendra dengan penuh optimis masuk ke universitas tempat kakaknya, tante nia dan om hen segera ke kantor, rendra bergegas mandi karena test di adakan jam 10 pagi. Andri dengan santai menghisap rokoknya di ruang makan.


***

"vii.. aku berangkat dulu ya" di kecup bibirnya vivi yang rebahan di kasur.

"uhm iah.. semoga lancar ya.." vivi tersenyum, rendra pun bergegas ke tempat ujian. Vivi memilih berdiam di kamar membaca buku karena tak ada kegiatan, keluar pun malas apa lagi ketemu kakaknya rendra.

Terasa suntuk vivi memlih untuk ke gazebo, tetapi berpapasan lagi dengan andri saat mau turun tangga. Vivi memilih buang muka, tetapi andri berusaha memepetkan tubuhnya ke vivi, vivi memilih mundur.

"cakep juga, tapi gak yakin masih virgin." ucapnya sambil memegang dagu vivi, vivi pun langsung menepis tangan andri, dan menatap tajam mata andri.

"wah galak banget sih... sama rendra aja gak galak,, sama gue galak" andri cengegesan melihat mata vivi yang menatap dia tajam, andri pun tak mau kalah menatap tajam ke vivi.

"permisi ya kak.. mau lewat" ucap vivi ramah dan mendorong tubuhnya andri, ia pun setengah berlari langsung menuruni tangga.

"cewek yang menarik" . Andri melihat tingkah vivi sambil mengaruk-garuk dagunya.

Vivi pun mencoba menangkan diri, karena tak menyangka andri berani melakukan sesuatu seperti tadi ke dirinya. Hari ini vivi bersikap seperti biasanya tanpa mempersalahkan hari ini dengan sikap andri ke rendra.


***

"gimana hasilnya ren.." ucap vivi saat rendra sudah ada di rumah.

"minggu depan hasilnya.. aku yakin masuk hehe.." ucapnya sambil tersenyum lebar.

"ouhh bagus deh.." vivi menghela nafas, rendra pun langsung merangkul vivi dan mengusap kepalanya.

"kalau aku gak masuk, aku pasti cari yang dekat kok" rendra mencoba menghibur karena tahu membuat vivi terpikiran lagi, vivi pun merangkul pinggang rendra dan bibir mereka saling berciuman cukup lama.


***

Rendra pun masuk ke kamarnya melihat andri sedang asik menghisap rokok di balkon kamarnya, rendra memilih untuk tiduran.

"oi ren.. gue penasaran nih, cewek galak gitu lo bisa lo tidurin gimana ceritanya?" andri segera menghampiri setelah tau rendra sudah masuk ke kamar.

"ahh galak apanya.. masih perawan kali" ucap rendra

"yahh masih gak mau ngaku.. gpp dah, tapi ke gue galak banget ya" ucap andri di depan rendra.

"hah? Lo apain?" rendra kaget andri ngomong gitu.

"say hello aja, tapi tatapannya kesel gitu ahaha" ucapnya ceplas ceplos ke rendra.

"anjritt... parahh.. awas lo apa-apain, itu cewek gue." rendra sontak kaget mendengar ucapan andri.

"kgk lah.. kasian nanti adek gue gak ada cewek.." ucapnya masih menghisap rokok.

"dia cewek baik-baik, yang lo bilang. memang gue beruntung dapetin dia. dia udah bikin gue berubah termasuk mama papa." ucap rendra duduk.

"ouh.. iah ya. sikap lo aja lebih tenang. gak kayak bocah lagi.."

"mama papa juga.. cuti demi jemput gue ren.. jadi penasaran tuh cewek lo" andri kembali memainkan dagunya.

"makanya gue beruntung.. dah molor" rendra langsung menarik selimutnya dan tertidur. andri kembali seperti memikirkan sesuatu

BERSAMBUNG


 

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com