𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟑𝟒



Vivi terbangun jam menunjukan pukul enam pagi, dengan jaket, celana panjang, kaus kaki dan sarung tangan serta penutup kepala vivi pun keluar kamar menujur dapur.

"kreekkk.." suara pintu dari kamar reni, ia reni pun keluar bersamaan dengan vivi.

"renii... hehe" ucap vivi yang mengigil.

"huh,, dingin banget vi.." mereka berdua berjalan ke dapur untuk menyeduh teh hangat, dan duduk sambil menikmati teh hangat.

"gimana?" ucap reni membuka pembicaraan.

"apanyaa?" ucap vivi sambil menium-nium tehnya.

"ituu.. udah gituaann??" vivi menanggapi dengan tersenyum.

"wihh,, gimana? Pakai kondom kan?" ucap reni penasaran.

"uhmm.. ih belum kok.. cuman sebatas pegang hehe.." ucap vivi malu-malu,berpura-pura dan menyimpan rahasia yang sebenarnya dari temannya sendiri.

"yahh payah nih rendra... sayang padahal ke sempatan tuh" ucap reni kecewa dengan jawaban vivi.

"hehe.. gpp lah.. karena perawan gue khusus buat suami gue" vivi senyum sambil menyeruput teh.

"ouh gitu ya,, tapi pakai kondom vi kalau rendra kelepasan okeeh.." vivi hanya mengangguk pelan, reni pun memasak air kembali untuk yang lain.


***

Rendra, jerry, dan raka sudah bangun dan asik mengobrol di halaman depan villa, duduk santai sambil menunggu sinar matahari muncul.

"ren, gmn? Pas gue tinggal lo jadi gak ah ah ahin vivi?" ucap jerry sambil merenggangkan badannya.

"ituuu belom. Gue takut kelepasan crot di dalam, kan gak bawa kondom." ucapnya berbohong.

"yahh... tumben sih lo bisa nahan nafsu, rendra yang gue kenal sih hantem terus" jerry tertawa.

" Gue tunggu vivi mau aja.. haha, gue kan bukan yang dulu. " ucap rendra bersikap santai.

"ouhh gitu, gak biasanya omongan lo tinggi haha.... wahh iaa.. oi raka... asik ya bobo bareng anna?" jerry mulai meledek raka,

" asik lah angett.. hahaa" ucap raka dengan pede.

"wahh gilaa.. udah mulai sakti ini anak" rendra geleng-geleng dengan ucapan raka.

"ahh paling di batasin sama bantal tidurnya hahaha" celetuk jerry sambil tertawa, reni dari kejauhan melambaikan tangan untuk mengajak mereka bertiga masuk untuk sarapan, sarapan nasi goreng dengan telur dadar. Dan anna yang memasak ini semua. Canda tawa seperti biasanya bertolak belakang seperti kejadian tadi malam. mereka pun merencanakan untuk ke danau 3 warna yang lumayan jauh dari villa dan memakan waktu 2 jam dari vila , mereka pun bersiap berkemas-kemas dan menuju mobil.


***

"dingin bangettt rendra.." vivi megandeng erat tangannya sesampainya di lokasi tujuan, mereka pun menuju loket.

"nanti juga terbiasa kok.." dah yuk, rendra dan vivi langsung menuju pintu masuk. mereka berenam menelusuri jalan agak menanjak. Cukup lama berjalan naik dan turun tangga sampai di danau, mereka berenam pun berjalan mengelilingin danau yang air ada tiga warna, hitam, hijau dan hijau kebiruan. Berisitrahat sejenak sambil memesan minuman hangat sebelum kembali berkeliling danau.

"gimana vi.. masih dingin?" ucap rendra memegang tangan vivi. Vivi pun menggeleng pelan sambil tersenyum, suasana tidak terlalu dingin karena matahari tidak tertutup oleh awan.

"vi.. gue sama anna mau ke wc, ikut gak?" ucap reni mengajak vivi.

"boleh deh.." mereka bertiga pun mencari wc terdekat.

"jadi pengen goyang lagi gue dingin gini haha" jerry sambil menyeruput kopi hangatnya.

"eek.. masih sempet aja kepikiran gitu."

"kesempatan ren.. haha" jerry tersenyum lebar.

"wkwk.. malam lo godain lagi, udah lampu ijo tadi malam" ucapnya jerry sambil mengangkat alis.

"pastilah.." celetuk raka yang sedang makan mie.

"gue gak tanya lo peaaa.. wkwkw" rendra hanya tersenyum kecil liat tingkah raka dan jerry, rendra mau menyimpan rapat-rapat rahasianya agak teman-teman tidak tau. Vivi, anna dan reni pun kembali dari wc, dan melanjutkan keliling. Puas berfoto-foto mereka memilih untuk balik ke villa, karena disini hanya danau menjadi tujuan utama wisata. Kembali naik turun tangga menuju parkiran mobil, dan mereka semua langsung menuju pasar untuk membeli beberapa keperluan makan malam.

"bakal ada makan-makan lagi nih" ucap raka saat reni dan jerry membawa bahan makanan.

"yoaa.. bakal barbeque kita.." ucap rendra masuk mobil, mobil pun melaju kembali ke villa, sesampainya masih terlihat terang sekitar jam 2 sore. Reni dan jerry meminta izin jalan-jalan ke kebun the yang tak jauh dari villa dan raka izin ke belakang membantu anna. Vivi memilih duduk di ayunan sambil melihat pemandangan dari villa.

"hi.. " di usapnya rambut vivi lembut dan rendra ikut duduk di sampingnya.

"uhm." Vivi tersenyum lebar sambil melihat kembali pemandangan, cukup lama mereka terdiam.

"kenapaa.?

"entah.. hehe.. aku aja gak tau".. di dalam hatinya vivi mau bilang sesuatu tentang rencana rendra kuliah di luar negeri, dan ini bukan waktu yang tepat.

"uhmm ya udah.. gpp, ke dalem yuk.. kasian raka sama anna berduaaan beres-beresin" rendra pun menggandeng tangan vivi masuk ke villa dan menuju dapur.


***

Lambaian tangan di wajah tante nia, tetapi tak ada reaksi. Tante nia melamun kembali memikirkan sesuatu.

"eh papa ehehe" tersadar ternyata lambaian itu tangan om hen.

"mikirin apa hayooo? Pasti andri ya..?" ucap om hen sambil elus lembut rambut tante nia, anggukan kecil tante nia.

"ya itu lagi.. gak usah kwahtir ma.. papa jamin oke." Om hen mencoba menghibur.

"apa mama suruh vivi cabut spiral yah, biar hamil gitu.." ucapnya sambil menatap om hen.

"gak usah ma.. tujuan kita kan cuman biar rendra berubah, lagian rendra berubah tanpa vivi hamil kan? Dan kasian vivi hamil, rendra pernah bilang ke papa mau kuliah di luar negeri, nah.. kalau vivi hamil kasian vivi nya.." ucap hen menjelaskan.

"uhmm.. iah sih,, tau sendiri andri liat bening dikit pasti godain, kayak papa nya.. lebih parah dari rendra malah sama papa.. huh" tante nia menjelaskan sedikit kepribadian jelek kakanya rendra yaitu andri.

"iah juga ya.. itu kan dulu, siapa tau berubah. Udah lama gak liat andri ya ma hampir 3 tahun." Om hen menghela nafas.

"hu,uh.. udah lama gak ketemu cuman lewat telepon." Rasa rindu terhadapa anaknya merantau kuliah.

"hehee gpp bentar lagi pulang.. pasti rendra juga kangen sama kakaknya..walau sering berantem juga hahaa.." tante nia dan om hen pun mengebrol santai.



***

"ehhemm eheeemm.." rendra berdehem ketika raka dan anna berciuman mesra di dapur, raka yang kepergok pun salah tinggkah, begitu juga anna. Rendra dan vivi pun segera membantu anna yang masih agak terkejut dan vivi berusaha bersikap tak seperti tejadi apa-apa. Vivi hanya bisa melihat anna yang cekatan membuat bumbu.

Waktu pun tak terasa menjelang sore, reni dan jerry pun kembali. Tampak pakiannya reni agak kusut dan wajahnya juga agak kusam, tak ada yang menyadari kalau mereka berdua main di kebun teh tanpa sepengetahuan mereka berempat. Satu per satu pun mandi dan mempersiapkan panggang serta kayu bakar.


***

"wahh udah malam yuk mulai.. lapar gue rendra.." ucap jerry yang tak sabar menunggu. Rendra pun segera menyalahkan api unggun. Raka dan anna pun membawa daging sapi yang sudah di tusuh, sosis, bakso. Vivi jerry dengan sigap langsung memasukan ke panggangan.

" busett.. udah pada lapar ya.. haha.. nih sambil nunggu matang gue bawain kentang goreng." Jerry pun tak sabar mencicipi langsung mecaplok tusukan daging yang paling besar. Reni, vivi, rendra, raka dan anna tertawa melihat jerry yang seperti kelaparan. Yah mungkin tenaganya habis setelah gembur reni. Makanan pun semua sudah matang, mereka berenam duduk mengelilingi api unggun dan bersila sambil makan.

"uhukk uhuukk.. mumpung pada ngumpul nih.. ada sesi curcol dong,, udah lulus kalian pada mau kemana? Ada yang mau kawinn gitu?" ucap rendra membuka pembicaraan.

"hahaah jerry nohh kawin mah udah,, nikahnya belom" celetuk raka sambil tertawa, di ikuti anna sama vivi pun ikut tertawa.

"taii..." di lemparnya berapa tusukan ke raka sambil tertawa.

"gue sendiri sih mau kuliah hehe... yah gak jauh-jauh dari rumah" ucap reni sambil mengambil potongan sosis.

"giliran gue... sama lah kuliah ambil teknik elektro, haha" ucap raka semangat.

"kalau gue sih.. mendingan buka usaha.. pusing belajar teruss" ucap jerry.

"sama kawin ya jerrr... haha" celetuk raka.

"nah itu haha" sontak mereka pun tertawa,

"gue.... Kuliah tapi di luar negeri, tempat kakak gue di ausy ehehe" mereka sempat terkejut,seorang rendra mau kuliah di luar negeri.

"wahh serius lo? Kepikiran gitu?" ucap jerry yang tersedak sosis.

"slow slow.. gue tau kalian semua kangen kan kalau gak ketemu gue.. gak ada yang traktir.hahah" ucap rendra tertawa.

"bukan gitu rendra.. yang dekat-dekat banyak kok yang bagus" ucap raka.

"ya.. lahh. bisa. jarang kumpul donk.. abis lulus.." ucap jerry menimpali pembicaraan.

"masih rencanaa woii.... Slooww haha" rendra mencoba menenangkan, vivi hanya terdiam sejenak.

"kalau lo vi?" ucap reni melihat vivi sedikit melamun.

"enggh enggh.. gue.. belum ke pikiran hehe.. uhmm" ucapnya seadanya, di dalam hatinya kepikiran rentang rencana rendra.

"kalau aku sih... masih sekolah.." ucap anna ikut bicara,

"oh ia ya.. masih ada anak di bawah umur satu" ucap rendra tertawa, anna pun memasang muka jutek ke rendra.

"hayolohhh.. rendra.. haha" anna tau itu candaan dan tidak di masukan ke hati, tak terasa sudah habis, mereka berenam pun bergegas merapihkan perlengkapan ke dapur. Selesai beres-beres mereka semua kembali ke kamar masing- masing.


***

"udah tidur?" peluk rendra dari belakang dengan mesra.

"udahh... udah mimpi kok" ucap vivi sambil wajahnya berkaca-kaca memikirkan andai rendra beneran keluar negeri., belaiannya jari rendra menelusuri pipi vivi dengan lembut.

"uhmm kenapa,,mau ajak main pasti" ucapnya sambil membalik arah vivi menghadap rendra.

"ngak tuh.." wajah vivi berkaca-kaca.

"kok sedih gitu?" vivi terdiam dan hanya geleng-geleng kepala, di hapusnya air mata vivi yang sedikit keluar dari matanya, vivi berusaha tersenyum dan menenangkan perasaannya.

Sudah merasa tenang tangannya rendra menelusuri ke dalam celananya vivi sampai jari-jarinya mengelus belahan memeknya. Tak ada penolakan dari vivi, matanya terpejam sambil berciuman. Di kocoknya perlahan memeknya dengan 2 jari rendra sambil tangan satunya memainkan buah dadanya. di tariknya celana vivi serta celana dalamnya dan di lemparnya ke pinggir ranjang,

"pakai selimut ahh, dingin. Hmm" ucap vivi yang berubah menjadi rengek manja , rendra pun menarik selimut yang cukup tebal menutupi tubuhnya dan vivi. Rendra pun langsung membuka celanannya dan di keluarkan kontolnya yang sudah menegang.

"pakai kondom aja" ucap vivi saat palkon rendra memasuki memeknya.

"emang kamu ada?" bisiknya pelan, sambil menggesekan kontolnya di belahan memek vivi.

"ihh jadi selama main sama aku kamu gak pakai kondom?" ucap vivi kaget yang baru menyadari rendra tak pernah pakai kondom saat mereka main, rendra menggelengkan kepala sambil tertawa kecil,

"ih ih.. jahat.. aku hamil gimana.." vivi menakuti rendra karena rendra sendiri belum tahu vivi memasang spiral.

"buktinya gak hamil kan hehe.." vivi langsung berlari kecil karena udara dingin di kamar cukup membuatnya menggigil, di ambilnya kondom 1 pack masih utuh yang di berikan oleh tante nia.

"nih dari mama kamu...." Vivi kasih sebungkus kondom ke rendra. Dan kembali masuk ke dalam selimut.

"wahh mama aku baik ya hehe.... kamu hadap belakang donk, malu ah burung aku pake helm hehe" vivi pun berbalik badan membelakangin rendra, rendra pun memakai kondom dan kontolnya kembali mengesek memek vivi dari belakang sambil di angkatnya kaki kanan vivi. Vivi pun menikmati gesekannya sambil tangan rendra memainkan kembali buah dadanya.

"nggghh".. rendra pun langsung menghujamkan kontolnya sampai mentok dan di gerakannya perlahan-lahan semakin cepat, desah vivi pelan dan merasakan kontol rendra semakin licin di dalam memeknya, cukupa lama dengan posisi itu, rendra pun mencabut kontolnya dan menindih vivi sambil kangkangin kakinya. Diam-diam rendra membuang kondom yang di pakainya dan langsung kembali menghujam memek vivi dengan cepat,

"Ahhh.... mau mau keluarr" di rangkulnya leher rendra wajah vivi yang sayu membuat rendra semakin semangat menghujamkan kontolnya, tak lama erangan di ikuti tubuh vivi yang mengejang, rendra semakin mempercepat gerakannya.

"aaaahhh vii..." di tekannya kembali kontol rendra sampai dalam.."crrootttt....crrroottt.." semburan hangat membasahi memeknya, di peluknya erat sambil berciuman dan sesekali rendra menghentakan kontolnya.

"uhmm.. " lenguh vivi sambil memejamkan mata.

"kamu gak bersihin? Ucap rendra mengusap pipi vivi.

"ngak ah.. dingin besok aja hehe.. enakan gini kamu kan pake kondom hehe, tapi terasa nyembur." ucapnya memeluk tubuh rendra erat,

"hehe kondomnya tipis sih.. jadi serasa beneran yah" di tekannya terus sambil menikmati pijatan linag memek vivi, mereka pun berpelukan sambil berciuman mesra.


***

Pagi hari vivi terbangun lebih dini, di tariknya selimut menutupi tubuhnya membenahi pakiannya yang tercecer di lantai, tak ada curiga vivi membuang kondom yang di pakai rendra. Dan memaksakan diri mandi dengan air dingin.

Tubuhnya yang mengigil keluar dari kamar mandi langsung memakai jacket tebal, keluar menuju dapur membuat susu hangat, saat melintas kamar reni yang sedikit terbuka vivi mengintip sedikit. Pakaian jerry dan reni berceceran di lantai termasuk pakian dalam, dan melihat sedikit mereka di dalam selimut. Vivi pun langsung bergegas ke dapur.

"hi.. hhee udah bangun kak vivi.." ucap anna yang sudah lebih duluan bangun dan membuat teh.

"ih jangan panggil kakak ah.. hehe. Tumben udah bangun anna?" vivi duduk di samping anna.

"iah udah terbiasa bangun pagi hehe.. km juga?" anna dan vivi ada kesamaan karena sudah terniasa bangun lebih awal dari sejak kecil. Tapi yang kurang dari vivi ke anna yaitu, vivi tak bisa memasak seenak anna. Vivi pun segera membantu anna membuat sarapan.


***

"abis sarapan kita langsung beres-beres balik ya" ucap jerry sambil mengunyah makanan, yang lain pun setuju. Selesai mereka bergegas merapihkan keperluannya dan memasukannya ke mobil. Dan langsung berangkat.

"beli oleh-oleh dulu yukk" ucap reni, terlihat wajah reni terlihat lebih ceria daripada yang lain. mungkin karena puas bersetubuh sepuasnya saat di villa. Mobil pun berhenti sejenak membeli oleh-oleh, terasa cukup perjalan pun kembali di lanjutnya. 4 jam perjalanan berlalu akhirnya sampai, pertama antar raka, anna, dan kedua antar vivi dan rendra.

"thanks jer. Hehe" ucap rendra sambil lambaikan tangan ke jerry dan reni, vivi dan rendra pun segera masuk ke dalam rumah,


***

"masih yah beb, hehe.." ucap reni senyum.

"buat?"

"buat kepuasan 2 hari ini, aku bener-bener puas hihi.." reni tertawa kecil.

"iah.. aku juga.. kamu semakin nafsuin hehe".. jery sambil elus bibir reni.

"tapi payah nih rendra sama vivi, gak jadi gituan haha, padahal aku pengen denger ceritanya" lanjutnya reni.

"iah sih rendra udah berubah yah, udah bisa control diri.. itu semua berkat vivi, aku ikut senang juga hehe" ucap jerry tersenyum melihat sikap rendra sudah terlihat semakin membaik, bukan rendra yang dulu.


***

Beberapa hari menjelang pengumuman hasil Ujian, anak kelas tiga berkumpul untuk membentuk perayaan perpisahann malam hari setelah pengumuman hasil ujian. Anak kelas lain pun menunjuk rendra sebagai ketua panitia, pandangan miring tentang rendra mulai berubah dengan dipilihnya rendra yang di tunjuk langsung oleh siswa lain.

"Thanks kawan-kawan, udah percaya sama gue" ucap rendra dengan senyum lebar, susunan acara pun segera di buat mengikuti sususan acara yang sudah di buat oleh kakak kelas sebelumnya. Persiapan pun langsung di mulai dari sekarang.

"sebelum pulang yuk kita satuin tangan dan teriak LULUS buat hasil besok ok" ucap rendra semangat ke semua orang yang ikut dalam acara ini, satu per satu para siswa menumpukan tanganya dan teriak "LULUS 100%, yee haaaaa". Teriaknya bersama dengan semangat, dan satu per satu pamit untuk pulang. Begitu rendra dan vivi.


***

Pagi pun tiba, pagi ini rendra terlihat begitu semangat tidak seperti biasanya. karena hari ini adalah hari pengumuman hasil ujian antara lulus atau tidak.

"semangat banget...hati-hati nanti kalah loh hasilnya" bisik vivi saat sarapan bersama.

"oh ya.. haha.. lihat aja deh.. inget loh perjanjian kita." Bisik rendra dengan nada menggoda.

"iah iah" vivi pun kembali sarapan,

"papa mama berangkat duluan yah, semoga hasilnya memuaskan ya vivi rendra" ucap om hen memberi semangat, vivi dan rendra pun segera bergegas ke sekolah. Vivi dengan optimis pasti menang dari nilai rendra. Sesampainya para siswa kelas XII di kumpulan di lapangan sebelum masuk ke kelas masing-masing, pidato sejenak dari kepala sekolah dan para siswa masuk ke kelas masing-masing, tak lama wali kelas masuk membawa sebuah amplop. Doa bersama pun di mulai agar hasilnya memuaskan. Di sebutnya satu-satu nama siswa termasuk rendra dan vivi, amplop sudah di tangan masing-masing.

Teriakan dari kelas sebelah, dan di ikuti teriakan kegembiraan dari kelas ke kelas, vivi membuka amplopnya dengan perlahan, ia pun tersenyum melihat tulisan LULUS. Begitu juga rendra tersenyum lebar dan melihat nilai ujiannya di atas angka 9 koma. sorak sorai kegembiraan timbul dari dalam kelas, Siswa yang lain pun keluar kertas sambil melihat hasil teman-teman yang lain. Jerry, reni , raka dan indra pun bertukar hasil dan mereka semua lulus.

"saya memberitahukan untuk para siswa kelas XII sekola ini LULUS 100%" ucap kepala sekolah dari speaker dengan semangat, spontan sorak sorai senang terdengar kembali dari berbagai kelas. Dan kembali kepala sekolah menghimbau untuk tidak mencoret-coret seragam.

"vi liattt nilai lo donkk..." rengek reni, vivi pun segera menunjukan nilainya yang jelas lebih tinggi vivi dari reni, begitu juga raka, jerry dan indra. Vivi masih belum siap untuk melihat nilai rendra.

"wahh gila ren,, nilai lo hampir sama kayak vivi eh.." ucap jerry melihat nilai ujian rendra.

"masaa? Lebih gede gue apa vivi?" bisik rendra penasaran

"kurang tau.. gue gak perhatiin." Ucapnya, rendra pun ragu menanyakan langsung ke vivi. Ia pun segera menemui vivi,

"vi.. liat nilai kamu" rendra duduk samping vivi.

"iah... nih" vivi agak ragu kasih ke rendra, ia pun langsung membukanya. Di lihatnya dengan seksama, dan rendra pun tersenyum lebar.

"kenapa.. kalah yaaa.. vivi gitu loh" ucap vivi dengan senyum senang.

"ngak donk. Nih liat... beda 0.01 setiap pelajaran hahaha.. aku unggul 0.03" vivi pun langsung mengambil kertas nilai rendra dan langsung melihatnya dan benar hasilnya beda tipis.

"ya kan.." rendra sambil memainkan alisnya.

"iah.. ihh ihh ihh kok bisa sih.. hmm.." bibir vivi manyun yang ternyata kalah sama rendra.

"dah jangan manyun gitu ah.. cuman aku yang tau kok hehe" bisiknya menggoda, vivi pun tau maksudnya rendra, Selesai itu panitia pelaksaan pun berkumpul untuk merampungkan acara untuk nanti malam. rendra dan vivi pun melupakan sejenak tentang nilai dan focus untuk acara nanti malam.


***

"tok tok.tok vi.. udah siap?" ucap rendra, vivi pun segera keluar dengan gaun pesta yang gak terlalu mencolok dan simple.

"berangkat yuk.. " vivi agak terkesima tampilan rendra dengan tuxedo membuat dirinya lebih dewasa, vivi sedikit tersipu malu melihat rendra. Mereka berdua pun langsung menuju mobil dan segera berangkat.

Suara music sudah terdengar dari luar sekolah, anak band dari kelas masing masing pertanda pembukaan acara perpisahan sekolah.

"rendraaaaaa.." teriak seseorang saat vivi dan rendra memasuki lobi sekolah.

"randy,,," rendra terkejut kenapa randy ada di acara ini, dan ternyata menemani angel di acara perpisahan ini.

"sukses yah.. langgeng sama vivi juga" ucap senyumnya karena sudah tahu rendra sama vivi pacaran, vivi pun lempar senyum ke randy. Tak ada canggung antara mereka berdua setelah beberapa tahun kemarin.

Tak terasa sudah memasuki setangah acara, dimana kepala sekolah dan rekan- rekan guru berpidato singkat antara kasih masukan atau minta maaf ke para siswa. Tiba –tiba rendra pun berdiri dan melangkah maju ke panggung, suara hening sesaat. Rendra pun berdiri di samping kepala sekolah.

"test 1 2 3.. ehem.."

"gue juga mau bilang sesuatu boleh kan" ucap rendra berdiri di tengah panggung.

"boleehh" ucap beberapa siswa bersamaan.

"pertama, gue minta maaf ke kalian semua, terutama karena sikap gue dam orang -orang yang pernah gue kerjain" suara menjadi hening.

"kedua, gue minta maaf ke para guru yang telah mau bersabar membimbing siswa seperti saya. Oleh karena itu saya mau langsung minta maaf ke para guru satu per satu" ucapnya sambil menghadap ke para guru.

"ketiga. untuk seseorang yang telah ubah kehidupan gue menjadi lebih baik, dan teman –teman gue yang udah mau bersahabat sama gue, jerry, reni, raka, indra dan vivi" senyumnya ke arah mereka berlima. ".

"dan " belum menyekesaikan ucapannya, rendra langsung bersalaman dan minta maaf kepada semua guru yang di panggung. Jerry, reni, raka, indra, dan vivi pun berdiri sambil tepuk tangan untuk rendra, dan tak lama di ikuti para siswa lain yang ikut berdiri sambil bertepuk tangan. tepuk tangan mengiringi rendra turun dan kembali ke tempat duduknya, di peluknya rendra oleh jerry, reni, raka, indra dan vivi bergantian. Vivi terharu sikap rendra yang sekarng benar-benar berubah.

"dah jangan nangis ah jelek" ucapnya sambil mengahapus air mata vivi yang mau keluar, dengan senyum lebar vivi sambil kembali di peluknya erat, acara pun di lanjutkan dan memasuki penutup yaitu ada perubahan penutup di lakukan dengan para siswa bergandengan tangan melingkar di tengah lapangan, satu persatu para siswa bergandengan tangan dan menyanyikan "Hipne guru". Dengan perasaaan dari hati para siswa menyanyikan dengan sepenuh hati membuat beberapa guru menitikan air matanya. Acara pun selesai dan sebagian mereka berjabat tangan antara guru dan siswa bergantian.


***

"ini hari terakhir kita bisa kumpul di sekolah, dan masing-masing dari kita bakal berpisah buat kejar impian masing-masing. " ucap rendra yang sambil berangkulan berenam.

"iahh gue gak bakal lupain lah.. lo semua sahabat terbaik bagi gue" ucap jerry.

"hu,uh,, walau nanti kita susah kumpul karena kesibukan, gue gak lupain lo" ucap reni dengan mata yang berkaca-kaca.

"gue juga.. gue gak nyesel temenan sama kalian walau sering di ledek" ucap raka.

"ya rendra dan semuanya.. kalian semua sahabat gue" ucap indra.

"gue juga, hehe gue gak tau ngomong apa. Gue senang bisa kenal kalian, terutama rendra." Ucap vivi sambil menahan tangis, mereka pun berpelukan.

"see u again.. sampai pembagian rapot dan ijazah oke.. kalian semua sahabat gue." ucap rendra sambil berpelukan erat, acara pun selesai mereka berenam berpisah di halaman parkir sekolah. Vivi pun bersandar di bahu rendra sambil melaju ke arah pulang.

BERSAMBUNG


 

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com