𝐈𝐧𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟑𝟖

Pagi harinya, vivi kembali lari pagi. Tapi kali ini rendra ikut bersamanya, berkeliling kompleks perumahan. Wajahnya lebih ceria rendra udah pulang.


"seksi banget pagi ini, " bisik rendra sambil berlari kecil,

"biarin, gak suka ya." Wajah vivi berubah menjadi centil terhadap rendra.

"sukalah, apa lagi nanti di kamar haha" di tepuknya pelan pantat vivi yang tertawa kecil. Mereka pun berlari kecil melewati rumah wanita tua itu dan ternyata wanita tua itu melembaikan tangan menyapa vivi, vivi tersenyum kearah wanita tua itu dan melambaikan tangannya. senyum merekah wanita itu.

"kamu udah kenal sama nenek itu?" ucap rendra sambil menyenggol tangan vivi.

"kalau nama sih ngak, cuman tergur sapa gitu aja kok hehe, lagian juga kemarin-kemarin dia jarang keluar." Vivi menceritakan selama 3hari rendra tak ada d rumah, vivi langsung terdiam saat setelah menceritakann kenapa wanita tua itu cuman bersama suster.

"kamu ke inget papa mama kamu ya?" wajah rendra menatap ke arah vivi.

"iah, tapi gpp kok, lagian kalau kangen telepon aja bisa kok hehe" wajah vivi kembali tersenyum. Belaian tangan rendra membuat vivi merasa lebih tenang. Mereka pun segera masuk kembali untuk sarapan.


***

"terus gimana ren kamu udah mulai kuliah?" ucap om hen sambil melahap sarapannya.

" 1 bulanan lebihlah pa, lagi libur musim panas disana" tak terlihat batang hidung andri saat sarapan pagi.

" lama juga ya, bisa-bisa duluan vivi kuliahnya" sambung tante nia.

"oh, ia vi gimana hasilnya?"

"belum tau, hari ini aku mau cek sekalian tanya hehe" ucapnya sambil kembali menghabiskan sarapan pagi ini. rendra pun dengan sigap bersedia mengatar sang kekasih ke kampusnya. Vivi pun duluan kekamarnya untuk mandi, dan lagi-lagi berpapasan dengan andri yang baru keluar dari kamarnya, sikap vivi santai dengan senyum menggoda ke andri, dan melangkah menaiki tangga ke kamarnya.

"jangan salahin gue ya vi, kalau gue mau cicipin lo, " gumamnya saat melihat vivi menaiki tangga dan dengan sengaja vivi menggerakan pinggulnya.

"hahahaa... rasain" gumam senang vivi melihat andri terdiam,


***

Siang ini rendra mengantar vivi ke kampusnya, dan ternyata pengumuman belum tercantum dan sekitar 1 minggu lagi baru ada.

"langsung pulang?" anggukan kecil dari vivi, rendra pun menggandeng tanganya menuju parkiran dan berjlan untuk pulang. Tampak kecemasan dari wajah vivi yang belum mengetahui hasilnya. Mobil pun melaju ke arah rumah. Hampir sampai mereka melihat mobil andri masuk ke rumah, rendra pun memelankan mobilnya.

"mau ngapain si andri bawa silvie" rendra penasaran sambil melihat mereka jalan memasuki rumah.

"paling main lagi" celetuk vivi santai

"gituaan?" sambil melihat ke arah vivi, anggukan kecil dari vivi.

"gile gile, mentang-mentang sepi seenaknya aj ya gak tau ada orang disini" ucap rendra sambil geleng-geleng kepala.

"ih kayak ngaak aja," ucap vivi menyindir rendra. Tawa kecil dari rendra saat mendengar ucapan vivi seperti itu. Mereka pun segera masuk ke dalam rumah. Tak terlihat andri dan silvie di ruang tamu dan tengah. Ajaknya rendra menguping ke kamarnya andri. Dan ternyata mereka berdua ada di dalam.

"ihh ngapain ngintip... penasaran sama bodynya silvie?" ucap vivi sambil tarik kupingnya rendra.

"awhh.. ngk kok, hee, mendingan kita bikin acara sendiri" di bopongnya tubuh vivi ke kamarnya.


***

Di rebahkannya tubuh vivi dan rendra langsung menindih, di rabanya sambil mencopot pakian masing-masing. Di lumatnya memek vivi dengan rakus, erangan lembut keluar dari bibir vivi dengan menjambak rambut rendra.

"3 hari di gak ketemu aja kayak 1 tahun gak ketamu uhh" ucap vivi di sela-sela erangannya.

"abisnya di godain sih " rendra pun langsung menghujamkan kontolnya dengan lembut sambil memainkan buah dadanya. hentakan demi hentakan dan semakin cepat. cukup lama bermain tubuh vivi pun mengejang pertanda ia klimaks, di susul rendra mengocok kontolnya sendiri. semburan hangat membasahi perut vivi. Senyum puas dari wajah rendra.

"aku mau ambil minum ya, kamu mau?" di belainya lembut vivi yang terlentang lemas serta anggukan kecil dari vivi, ia pun segera memakai pakiannya dan turun ke bawah.

Saat menuruni tangga terlihat silvie keluar kamar andri menuju arah ruang makan, silvie saat itu memakai kaos yang kebesaran dan menutupi pantatnya. Rendra pun melangkah pelan, silvie mencari sesuatu sambil membungkuk. Tak langsung rendra melihat selangkangan silvie yang tak memakai celana dalam dan samar-samar terlihat belahan memeknya silvie.

"ehk ada rendra" ucap silvie saat membalikan badan sambil menuangkan jus jambu ke gelasnya.

"mana andri?" ucap rendra sekenannya.

"ouh di kamar lagi bobo capek kayaknya" silvie sambil berjalan mendekati rendra.

"ouh..abis main ya hehe" rendra sambil mencairkan suasana yang sempat tegang, anggukan kecil dan senyumnya silvie ke rendra dan duduk di meja yang di dapur. Rendra segera mengambil minumannya.

"sini ngobrol bentar dulu" ajak silvie sambil tarik tangannya, rendra mau tak mau duduk berhadapan dengan silvie.

"oh ia ren kemarin itu pacar kamu?" anggukan rendra sambil minum.

"wah dia tinggal dimana?" kaki silvie sengaja menginjak pelan kaki rendra.

"disini juga," rendra sedikit menatap wajah silvie, tingkahnya menjadi aneh.

"wahh seru ya mamam daging mentah tiap malam haha" tawanya sambil geleng-geleng kepala,

"ngak kok.. kak silvie kali yang sering dapat tongkat eheh" senyum rendra membalas perkataan silvie.

"ya dong, " senyumnya sambil jari-jari kakinya menyentuh selangkangan rendra, rendra menatap ke arah silvie, tetapi kakinya mengelus kontol rendra yang masih tertidur.

"uhm maaf ya , mau antar minuman dulu" ucap rendra lempar senyum, dan berjalan ke arah kamar vivi.

"hahahaa.. rendra rendra, kata andri di godain dikit nafsu tuh anak. hm tapi kok gak ke goda yah " silvie pun menenggak habis jus jambunya dan menuju ke kamar andri.


***

"kamu kok lama sih" ucap andri yang sedang asik menonton tv,

"iah tadi aku ketemu adik kamu, aku iseng aja godain dia" ucapnya dengan serius.

"terus?"

" yah ternyata dia gak kepancing tau, padahal tadi aku udah kangangin paha biar bisa liat memekku tapi malah pergi gitu aja" silvie ikut berbaring samping andri dan menceritakan apa yang terjadi.

"masa? " anggukan kecil dari silvie, andri pun menarik tubuh silvie duduk di atas perutnya,

"ah ih tuh kan baru aj crot dah mau lagi" protes silvie saat pinggulnya di angkat dikit dan kontol andri kembali masuk ke memeknya.

"hehe itulah kelebihan kamu, nafusin" di peluknya sambil berciuman, silvie menaik turunin pinggulnya perlahan.


***

"ini minumnya" rendra menaruh minumannya di meja dekat kasur vivi, vivi masih terlentang sambil memainkan spermanya andri di perutnya.

"tumben kamu lom bersih-besih?" rendra duduk sambil elus pipi vivi.

"gpp, lagi asik lengket-lengket gimana gitu" tawa kecil vivi, ia pun bangun dan duduk sambil minum,

"aku keluarin di dalem terus ahh biar kamu hamil " canda rendra sambil merangkul vivi yang sedang minum.

"ih ih emang mau?"

"gak lah haha, nanti udah lulus, tapi untung yah selama aku keluarin di dalam kamu gak hamil" senyum rendra sambil mengelus bibir vivi.

"iah untung aja, huft, " vivi merasa tak enak tidak memberitahukan rendra bahwa ia memakain alat kontrsepsi mencegah kehamilan. Vivi pun ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Rendra melihat bingkai foto mereka berenam saat perpisahan, senyum rendra sambil mengingat kembali kenang-kenangan masa SMA.

" udah lama juga yah gak ada kabar dari mereka semua, " gumam rendra dalam hati sambil menaruh bingkai foto kembali di atas meja. Iseng ia membuka lemari kecil dekat mejanya.

"ini novel kesukaan vivi" rendra membukanya dan melihat selembar foto yang agak sudah lama, terlihat vivi dengan pakaian yang dulu ia pakai dan kedua orang tuanya bersama beberapa ekor sapi di depan halaman rumahnya. Rendra kembali tersenyum kembali melihat wajah vivi yang polos dan lugu.

"ngapain kamu" tegur vivi yang di sampingnya, rendra pun menutup buku novelnya, di tariknya sambil di buka bukunya oleh vivi.

"kamu liat fotonya?" ucap vivi ragu, anggukan kecil sambil senyum ke vivi.

"kenapa?" di tariknya tangan vivi sambil duduk di sampingnya yang masih memakai handuk.

"gpp, itu foto kalau aku kangen aku liatin itu foto tau" ucap vivi sambil kepalanya bersandar di bahu rendra.

"ouh, tapi beda banget kamu yang dulu sama sekarang" ucap rendra sambil menggengam erat tangan vivi.

"ha masa? Ndut ya sekarang?" vivi memanyunkan bibirnya.

"bukan.. dulu polos sekarang binal hahaah" tawa rendra lebar-lebar.

"aahhhh.. ihhhhh rasain nih.." cubitan kerass di pingang rendra.

"aw aw aw.. ampun ampun" rendra memegang kedua tangan vivi dan membuat vivi terlentang dengan tangannya ke tertahan tangan rendra.

"ahh.. ia udahan." Ucap vivi sambil senyum ke rendra.

"hehe" rendra kembali melumat bibir vivi, tanganya membuka handuk vivi dan menurunkan kembali celananya. Di gesekannya di belahan memek vivi perlahan sampai memeknya terasa basah lagi. Rendra memeluk vivi dari belakang dan memposisikan miring, di angkatnya kaki vivi dan kontol rendra mulai menghujam memeknya. Gerakan pelan sambil bibir mereka berciuman dan semakin lama semakin cepat.


***

"haa.. haa. Ha.. aku lemas say" ucap silvie terlentang pasrah dengan wajah penuh sperma andri,

"hehe, makin cinta aku sama kamu, cuman kamu yang bisa tandingin aku" andri sambil menepuk-nepuk kontolnya di wajah silvie.

"huh..." silvie memejamkan mata sambil mengatur nafasnya. Andri segera memakai celananya dan keluar kamar. Andri diam-diam menaiki tangga ke kamar rendra, dan menguping tetapi tak ada suara, dan kembali menguping di kamar vivi yang tak tertutup rapat, di bukanya sedikit dan telihat tubuh vivi lagi naik turun di atas rendra.

"wah lagi main" gumam andri, terlihat dengan jelas buah dada vivi naik turun membuat andri sedikit menelan ludah, wajah vivi yang memerah dengan terus meanik turunin pinggulnya.

"jadi penasaran sama bodynya aaah sial, ngapain gue kesini pula" gerutu kesal andri menyudahi mengintip dan berjalan ke dapur, andri sambil memikirkan sesuatu sambil menenggak berapa gelas minumannya.

"ih kamu disini sayang" ucap manja silvie sambil peluk dari belakang, silvie memakai baju yang besar sampai menutupi pantatnya.

"katanya lemes" di ciumnya bibir silvie.

"iah abisnya lama banget gak balik ke kamar" terbayang kembali wajah vivi dan wajah silvie berubah menjadi vivi, andri langsung menari silvie ke meja makan, membuat kontol andri kembali tegang,

"ihh lom puas?" gumam silvie saat kakinya di renggangkan, tak ada jawab dari andri. Kontolnya melesak masuk dan menghujam cepat memek silvie.

"aaaahh syaangg auhh" rintih silvie dengan tubuhnya bergunjang hebat, kontol andr masih keluar masuk dengan cepat. Di lumatnya bibir silvie dengan nafsu.


***

"aaahhhhhh " jeritt vivi saat klimaks dengan posisi cowgirl, begitu juga rendra. Tubuh vivi rebahan di atas tubuh rendra dengan nafas yang terputus-putus.

"udah lama kamu gak posisi gini vi" di peluknya tubuh vivi mesra sambil tangan rendra mengelus rambut vivi.

"uhm hu," cukup lama istirahat vivi bergegas ke kamar mandi lagi, selesainya rendra masih tiduran. Vivi memilih untuk ke dapur dan mengambil minuman segar.

"hm apa ini" tanganya menyentuh cairan kental di pinggir meja

"ih ini kan sperma hm, parah banget si andri jorok lagi ihh" vivi dengan jijik membersihkan tanganya dan segera mengambil lap basah serta membersihkan sperma yang berceceran di lantai dan meja.

"aahh" jerit vivi saat buah dadanya di pegang.

"ihh rendra udah ah" vivi masih membersihkan meja, sambil buah dadanya di remas-remas.
"rendra... " vivi langsung membalikan badannya, dan ternyata itu andri.

"plaakkk" reflek tangan vivi menampar pipinya, wajah andri cengegesan melihat wajah vivi yang langsung berubah kesal sambil memegang buah dadanya.

"kurang ajar lo, " bentak vivi menatap tajam ke andri.

"gede yah, haha" tawa andri santai tanpa menghiraukan wajah vivi yang kesal.

"lo mau apa?" dengan nada tinggi.

"sorry gue kira silvie" andri senyum-senyum sambil jawab dengan santai. Vivi teringat rencananya, mencoba meredakan amarahnya. Dan tersenyum.

"kalah yah body silvie sama gue?" vivi memasang pose nakal. Membuat andri terdiam.

"rasaiann lo." Gumam vivi senang. Melihat andri terdiam ia berjalan melewati dengan gaya yang centil berjalan kearah kamarnya.

"fuck!" ucap andri kesal tak berkutik melihat tinggkah vivi yang godain dirinya,

"jangan salahin gue vi, lo nantangin gue dengan cara gitu, fine gue ladenin" senyum andri mengangguk-angguk.


***

Hari pun berlalu, tak seperti biasa silvie terus datang kesini tiap hari. Dengan santai andri, silvie, dan rendra berbincang-bincang. Vivi hanya diam di kamar sambil membaca novel. Rendra sepertinya nyambung saat berbincang dengan silvie dan andri, Sambil minum-minuman yang berbau ahkohol tinggi.

"kebanyakan mabok lo ren.." ucap andri sambil suguhin segelas minuman lagi.

"ngaklah slow, dapet dari mana nih minuman? merk luar semua" rendra kembali menenggak minumannya,

" silvie kan gudangnya ya kan sayang?" andri mengkedipkan matanya ke silvie sebagai kode.

"eh iah uhm.." jawab silvie sambil menangguk. tak lama rendra mengobrol melantur kesana kesini.

"aku ke wc ya, " ucap andri sambil menepuk pundak silvie, meninggalkan mereka berdua di ruang tengah.

"kamu yakin rencana ini?" bisik silvie sambil melirik ke arah rendra. senyuman andri mengisyaratkan lanjutin rencananya.

"lagi gak ren?" ucap silvie senyum ke arahnya.

"udah cukup kok" rendra berusaha bangun, silvie mencoba membantu tetapi tubuh rendra terjatuh dan tak sengaja menarik tangan silvie sampai rebahan di atas tubuhnya.

"awh... " ucap silvie sambil memegang kontol rendra dari luarnya celananya. Tanganya silvie menelus-elus dari luar celananya. Wajah silvie berbayang oleh rendra menjadi vivi, tak lama silvie membuka relseting celananya rendra dan mengocok kontolnya sampai tegang. Silvie pun langsung mengulum kontolnya, desah rendra sambil wajah silvie berubah berbayang menjadi vivi.

" lakuin terus sampai si vivi liat okeh" bisik andri di sampingnya, rendra terlihat terkapar dengan mata yang terpejam pertanda mabuk berat. Andri dan bantu silvie mengankat tubuh rendra duduk di sofa, dan kembali silvie mengulum kontolnya.

"sekalian threesome yuk" bisik andri sambil meremas buahdadanya dari belakang.

"ahh nakal, uhm" silvie bergantian mengulum kontol rendra dan andri, di turuninya celana silvie dan setengah menungging dan andri langsung menghujam kontolnya sedangkan silvie masuh mengocok dan mengulum kontol rendra.desah silvie tersumbat kontol rendra. Suara rendra yang berat sambil agak mendesah.


***

"hueee pegeelll.." tubuh vivi sambil menggeliat.

"udah pulang apa belom ya mereka. " vivi penasaran keluar kamar untuk mengintip, langkahnya pelan menuruni tangga, suara desah menghiasi ruang tamu, vivi melihat silvie menungging dengan posisi doggy style.

"uhm.." vivi terus mengintip, andri mencabut kontolnya setelah melihat kepala vivi mengintip dari samping tangga dan andri pun kasih kode ke silvie, silvie pun langsung seolah-olah menaiki kontol rendra yang mabuk berat, perlahan ia pun naik turun.

"ehhgh, ada dua orang ha?" vivi terkejut saat andri pindah posisi ke samping kanan silvie sambil mainin buah dadanya,

"itu siapa? Masa rendra? Gak gak mungkin kok bisa kalau itu rendra" vivi hanya melihat tangannya saja, silvie terus memainkan pinggulnya. Vivi mentintip dari pinggir tembok tangga, sambil terus menerka-nerka siapa cowok satu lagi.

"desah sayang, itu vivi lagi ngintip" bisik andri sambil memainkan buah dadanya.

"ahh rendraa,,, nakal yah" jerit silvie, senyum simpul dari andri saat silvie berbicara seperti itu. Mata vivi melotot setelah silvie sebut nama rendra.

"gak gak mungkin,kok bisa?" vivi menutup mulutnya dan berlari ke kamarnya.

"hahahaa.. berhasil kayaknya sayang, dah stop sini aku yang mainin" di tariknya pinggul silvie dan andri menghujamkannya dengan posisi berdiri sambil kaki satunya bertumpu di sofa,


***

"gak mungkin itu rendra" gumam vivi sambil menyeka air matanya yang keluar tanpa sadar,

"apa ini balas dendam andri, melalu rendra?, tapi kok rendra mau aja?" pikiran tak karuan dari vivi dan mencoba menenangkan dirinya. vivi duduk di balkon kamarnya sambil mengambil nafasnya dalam-dalam, dan kembali menenangkan dirinya. sedangkan andri mengajak silvie main di kamar, meninggalkan rendra setelah merapihkan pakaianya. Rendra tak sadarkan diri karena terlalu banyak minum.

"uhh aahh" desah kembali menghiasi kamar andri. Hujaman keras dan cepat membuat silvie teriak histeris. Cukup lama tubuhnya mengejang hebat, tetapi andri tak menghiraukan terus menghujamkan kontolnya..

"aahh .." di cabutnya kontol andri sambil di kocoknya pelan.

"crotttt...crott" semburan di wajah silvie yang tergeletak lemas, silvie tanpa jijik menghisap bersih kontol andri tanpa sisa. Ia pun beristirahat di samping silvie.

"rendra kamu apain kok bisa teler gitu?" ucap pelan silvie sambil peluk erat tubuh andri.
"sedikit obat tidur haha, oh ia kontol adikku gede gak?" di belainya bibir silvie.

"uhm, gedean kamulah hehe, aku lebih suka kamu" ucap silvie sambil bibir mereka berciuman mesra.


***

Vivi kembali penasaran untuk memastikan, ia pun turun kembali ke ruang tengah, tetapi tak ada suara apa pun, langkahnya pelan memberanikan diri dimana tadi silvie main.

"rendra.." ucap vivi sambil tutup mulut, rendra terlihat tertidur pulas dengan pakaian utuh. Vivi pun mengecek celana rendra yang ternyata resleting celananya tak tertutup, di buka perlahan dan kontol setengah tegang rendra dengan sedikit cairan sperma yang mulai mongering.

"gak gak mungkin, yang tadi itu bener rendra" vivi menggigit jarinya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Di dekatkannya muka rendra dan tercium aroma minuman.

"rendra .. bangun." Ucap vivi menampar pelan pipinya. Tak ada reaksi dari rendra.

"kecapean dia vi, abis main sama cewek gue" ucap andri dengan memakai boxer berjalan mendekati vivi.

"ini gak ada urusan sama rendra, kenapa lo libatin dia?" ucap vivi mendekati andri.

"lah mana gue tau, tuh tanya cewek gue siapa yang minta?" ucap andri sambil memanggil sivlie yang keluar sambil memebenarkan pakiaanya.

"sayang, rendra yang maksa kamu kan minta jajalin?" anggukan kecil dari silvie.

"rendra bilang pussy lo udah gak sempit" senyum andri.

"iah dia tadi puas aku service, gpplah adik cowokku ini aku sekali aja kok" ucap silvie sambil peluk pinggang andri.

"gak percaya,,," ucap vivi dengan wajah kesal. sambil sesekali melihat rendra.

"seterahlah, tuh liat aja rendra ketiduran dan bilang lebih puas daripada lo" senyum sinis andri melihat vivi terdiam dan tak bisa berbuat apa-apa. Ia pun berlari kea rah kamarnya.

"haha.. hahaa.. puass hahaha" tawa andri senang melihat sikap vivi seperti itu.

"kamu jahat banget sama ceweknya rendra"

"dia yang nantangin duluan sih, sok jagoan. Haha, yuk aku antar balik" mereka berdua pun kembali ke kamar untuk merapihkan pakaiannya.

"thanks yah sayang mau bantuin aku, love you" kecupan hangat di bibir silvie sambil mereka berdua berjalan keluar rumah. Anggukan senyum manis dari silvie.


***

"gak gak mungkin, " air mata vivi tertahan keluar.

"rendra gak mungkin bilang gitu, pasti ini kerjaan rendra. gak mungkin " vivi menutupi tubuhnya dengan selimut sambil memeluk guling.

"kreeekk" suara pintu kamarnya terbuka, langkah kaki perlahan mendekatinya.

"tidur ya?" ucap rendra sambil mengurut-urut dahinya. Vivi tak sedikit bergerak sedikit pun dan di bukanya selimut dan mencoba memeluk tubuh vivi, tetapi bahunya bergerak seolah menolak untuk di peluk.

"kamu kenapa?" rendra membalikan tubuh vivi, terlihat wajah vivi yang habis nangis dan buang muka ke rendra.

"vi. Kamu kenapa?"

"tanya aja ke kakak kamu tuh apa yang terjadi tadi" vivi membalikan tubuhnya.

"tadi? Tadi cuman" rendra pun berpikir kembali apa yang terjadi, di ingat-ingatnya. Ia pun terbayang-bayang setengah sadar silvie mengulum kontolnya saat berbaring di lantai.

"vi.. itu itu bukan kemauan aku, " tanganya rendra mencoba menjelaskannya.

"tadi aku mabuk vi, beneran. Jujur aku pas sadar pas pacaranya andri kulum burung aku, abis itu aku gak sadar suer vi." rendra mencoba meyakinkan vivi yang masih membelakanginnya.

"tapi kamu keenakan kan? Aku tuh liat silvie sampai histeris panggil nama kamu" wajah vivi kembali menahan isak nangis.

"vi, itu aku gak sadar beneran deh, aku gak bohong, percaya sama aku" di ubahnya posisi vivi menghadap rendra dan di tatapnya mata vivi dengan serius.

"vi, aku sayang sama kamu gak mungkin aku selingkuhin kamu" di peluknya erat tubuh vivi, tanganya vivi pun memeluk erat tubuh rendra cukup lama. persaan vivi pun mulai tenang, dari ucapan rendra, vivi yakin ini kerjaan andri.

"aku bikin perhitungan sama andri!" bisiknya sambil lepas pelukannya dari vivi dan segera berjalan keluar kamar. Vivi pun langsung memeluk tubuh rendra dari belakang.

"gak usah, aku percaya sama kamu kok" di dekapnya erat,

"pliss.. jangan kebawa emosi ren" wajahnya merengkut sambil terus menahan langkah rendra.

"gak bisa vi, andri udah ganggu hubungan kita dan bikin kamu salah sangka sama akuu.." tangan rendra mencoba melepaskan dekapan vivi, tetapi vivi kembali mendekap rendra lagi.

"ren... ren dengerin aku rendraa" tapi rendra tak mendengarkan vivi, ia berjalan menuruni tangga.

BERSAMBUNG ...


 

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com