Malam inagurasi kelulusan siswa kelas 3 di Madrasah Aliyah (MA) 09 akan diadakan seminggu lagi.
Zaenal yang didaulat oleh kepala sekolah sebagai koordinator acara sudah barang tentu disibukkan dengan berbagai persiapan.
Kesiapan tata panggung, konsumsi, detail rundown acara, marketing, humas sampai sponsor pendanaan dll membuatnya ekstra fokus banting tulang tanpa kenal capek.
Seperti halnya sore ini, Zaenal yang berada di aula sekolah nan megah MA 09 tengah melakukan gladi kotor persiapan para pengisi acara besok.
Mata tajamnya menatap segerombolan siswa-siswi yang berlatih tari modern dengan bimbingan seorang guru tari.
“Yak…satu dua…satu dua…Putar kanan…goyang pinggulnya… “ucap sang guru tari yang seorang perempuan setengah baya sambil memperhatikan para siswa.
Para siswa yang mayoritas perempuan segera mengikuti aba-aba darinya dengan gerakan tangkas dan cekatan.
Satu dari sekian banyak siswa yang paling menonjol karena keluwesannya dalam menari adakah Anissa yang juga sang sekretaris OSIS.
Gerak lakunya yang gendis luwes begitu terampil mengikuti irama lagu membuat sang guru tadi nampak tersenyum puas.
“Anissa, kamu besok ketika tampil berada yang paling depan ya… “ucap sang guru begitu latihan mereka usai sore ini.
Gadis manis 18 tahun ini tersenyum manis sambil menjura.
Hatinya berdebar penuh suka cita ketika didaulat untuk menjadi penampil terdepan.
Zaenal yang sudah berdiri bersama mereka sontak bertepuk tangan memberi semangat.
“ya Nis, bapak juga setuju dengan Bu Darwis. Kamu paling luwes dan paling trampil menari dari semua siswa… “
......
“...bukan begitu Bu? Ucap Zaenal yang langsung dibalas senyuman lebar guru tari senior berusia 45 tahun itu.
Para siswa pun bergegas berbenah untuk acara selanjutnya sementara Zaenal masih berbincang dengan Anissa.
Sesekali keduanya tertawa bersama dengan Nisa panggilan akrabnya menatap malu sang guru tampan ini dengan rasa berdebar-debar.
Berdua saja dengan guru pria paling dikagumi para siswi jelas merupakan kebanggaan tersendiri khususnya bagi Anissa.
Matanya yang jeli tak jenuh memandang Zaenal yang tampan dan gagah atletis.
Sebaliknya diam-diam Zaenal juga mengakui kemolekan siswi perempuan di hadapannya ini.
Bukan hanya manis berlesung pipi serta berkulit putih mulus tapi juga punya body yahud untuk ukuran anak SMA.
Dada menonjol meski tidak ‘tobrut’ serta pantat bulat dibalik rok ketatnya serta Betis mulus berisi sukses bikin Zaenal sedikit hilang fokus.
Meski sudah sering bergaul dengan banyak wanita cantik tak urung Zaenal nampak menarik nafas dalam takkala Anissa berbincang sembari sesekali menggerakkan body mantapnya entah sengaja atau tidak.
“Terima kasih Pak Zaenal atas perhatian Bapak… “
“...saran dan doa dari Bapak ini menjadi bekal bagi Anissa untuk meraih masa depan…menjadi dokter kandungan… sesuai impian saya… “kata sang dara sambil tersenyum malu-malu.
“Oya Nis, misal kapan-kapan kamu pengin ngobrol dengan Bapak sekedar sharing atau apapun itu…Bapak tidak keberatan.. “
“...Silakan kamu hub no bapak atau datang langsung ke rumah… “
“...asal jangan ngarep rumah bapak dingin sejuk kayak di gunung atau rumah kamu yang berAC ya… “ucap Zaenal sambil tersenyum lebar yang di balas senyuman manis Annisa.
Keduanya pun terlihat berjalan bareng menyusuri gedung aula yang besar tersebut.
Beberapa saat kemudian aula itu pun kembali lengang meninggalkan Zaenal seorang diri.
Matanya tajam menatap pesan di hp nya.
Dahinya mengerut pertanda ada yang ia pikirkan.
“Azka…..”
“...ada hal apa yang membuatmu pengin ketemu aku hanya berdua saja besok di malam minggu lusa… “
.....
“...jangan-jangan apa dia tahu soal kejadian sewaktu bersama Ulfa waktu itu. Semoga saja tidak…hahhh… “desah Zaenal yang bergegas menuju motor kesayangannya di area parkir.
Motor Megapro lawas itu pun segera menyalak halus sebelum melaju menuju pintu keluar sekolah di sore jelang maghrib itu.
=======
Suasana persidangan di sebuah gedung pengadilan setempat nampak cukup riuh oleh banyaknya pengunjung.
Siang itu sosok yang kebetulan menjadi pesakitan di meja hijau adalah seorang pemuda yang kebetulan anak seorang pengusaha kaya dan terpandang di kota.
Sebut saja namanya, Joni.
Joni telah didakwa melakukan tindak pidana kekerasan seksual atau pemerkosaan terhadap pembantunya sendiri yang masih berusia di bawah umur.
Sempat terjadi kekisruhan dan kehebohan di khalayak ramai bahwasanya sang pemuda tidak berniat untuk melakukan pemerkosaan melainkan atas dasar suka sama suka.
Keluarga korban yang adalah warga masyarakat kelas bawah merasa diintimidasi oleh pihak pelaku agar tidak membawa masalah ini ke ranah hukum.
Hampir saja hal tersebut terjadi kalu tidak dicegah oleh seorang aktivis wanita yang sekaligus ustazah kondang bernama Ustazah Hj. Azkalia Ramadani, SH. MM.
Atas perjuangan beliau didukung oleh LSM miliknya berikut segenap lapisan masyarakat Joni yang merupakan anak keluarga terpandang berhasil diseret ke kepolisian hingga terbit statusnya sebagai terdakwa di siang ini.
Wajah Joni nampak dingin seakan tak takut akan vonis yang akan ia terima.
Sementara Ustazah Azka yang berada di barisan saksi ahli memandang dengan tajam ke arah terdakwa.
Jauh di lubuk hatinya ia sangat bahagia akhirnya usahanya sekian lama berbuah manis.
Sebagai mantan aktivis kampus dan ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum di almamaternya dulu jelas hal ini sudah makanannya sehari-hari.
Selain sebagai pengacara, profesinya selaku pendakwah kian membuat orang-orang berpikir berkali-kali untuk berhadapan dengannya.
Suasana ruang sidang pun memasuki tahapan demi tahapan hingga pembacaan putusan hakim.
“Dengan berdasar pada penyelidikan serta bukti-bukti yang ada maka terdakwa an Joni Supranto dijatuhi hukuman 10 tahun penjara dan denda 1 milyar rupiah… “
“...demikian putusan telah ditetapkan… “....
“...Jika ada keberatan dari penasehat hukum dimohon segera mengajukan keberatan dalam waktu 2 x 24 jam… “
Tok…tok…tok….
“Horeee…yaaa…modarrr…!!”
Terdengar pekik kegembiraan dan sorakan dari barisan keluarga korban begitu mendengar hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa.
Wajah Azka nampak sumringah menyiratkan sebuah kepuasan atas perjuangannya selama mendampingi korban.
Hanya sebuah tatapan sinis dari keluarga pelaku ke arah Azka yang tak digubris olehnya.
“Terima kasih Bu Ustazah…ini semua berkat pertolongan ibu… “
“Jika bukan karena ibu Azka…entahlah apa keadilan akan datang khususnya buat Wati, putri kami….“ucap sang ibu korban sambil terisak penuh haru didampingi suaminya.
Azka yang ditemani sejumlah rekannya nampak tersenyum lalu memegang lembut jari sang ibu.
“Ini semua karena ridloNya, bu… kalu tidak mana mungkin kami bisa melakukannya….”
“...yang paling penting saat ini adalah proses rehabilitasi mental putri Ibu… “
“...dan saya berjanji akan membantu pemulihan dik Wati baik secara psikis spiritual maupun masa depannya kelak begitu dia sehat kembali… “
....
“...saya akan menjamin dik Wati akan memperoleh penghidupan yang layak termasuk soal pekerjaan agar dia bisa mandiri sekaligus sebagai terapi psikologisnya… “ujar Ustazah Azka.
Sontak sepasang suami istri paruh baya itu memeluk Azka bersamaan penuh haru dan syukur.
“Bapak dan ibu berdua tidak perlu kuatir lagi tentang dik Wati ya… “
“Insyaallah…semua akan baik-baik saja…”kata Azka lalu melepas senyum kepada mereka.
Azka kemudian berjalan beriringan menuju parkiran mobil namun di lobi seseorang berpakaian jaksa menahannya sambil menyalami.
“Bu Azka, sy turut senang akhirnya pelaku mendapatkan ganjaran yang setimpal atas perbuatannya..”
“...saya semula pasrah saja melihat pelaku yang notabene orang kaya terpandang akan bebas maupun hanya dihukum ringan… “ Ucapnya.
“Bu Jaksa, ini juga sumbangsih dari pihak jaksa penuntut umum yang bisa bertindak adil sekaligus berani mengawal kasus ini sampai sekarang…”
“..sering kali kasus yang melibatkan orang-orang besar menguap begitu saja dengan dalih damai maupun di meja hijau…”
“...saya turut berterima kasih juga kepada tim kejaksaan atas kerjasamanya…”kata Azka.
Mereka sejenak bercakap-cakap sebelum Azka bersama tim menaiki mobil mewah Toyota Vellfire membawanya kembali ke kantor.
Sesampainya di dalam kantor seseorang menghubunginya.
Sepertinya bukan orang biasa sampai wajahnya yang semula ceria berubah tegang seperti menyimpan sesuatu yang kurang mengenakkan.
Ia pun berganti mobil sendirian menaiki sedan BMW biru gress miliknya seharga 900 juta menuju sebuah kafe.
“Kau sudah menemukan siapa orangnya..?” Tanya Azka kepada pria bertopi yang ternyata seorang kepercayaannya, sebut namanya… Priyono.
Pak Priyo yang bertampang sangar ala Intel ini mengangguk lalu menyodorkan beberapa foto pria tengah bersama Ustazah Ulfa dalam berbagai angle yang sontak membuat wajah cantik Azka terdiam seperti terkejut. (Sudut)
Sebentar kemudian raut muka cantik berhijab itu terlihat mengeras seperti menahan emosi.
“Zaenal…”desahnya pelan sembari membolak-balik foto hasil jepretan kamera candid (sembunyi-sembunyi) Pak Priyono dengan jemari lentiknya yang putih mulus bercincin emas.
“Terima kasih Pak Pri… “
“Tugas bapak sudah selesai. Biar saya sekarang yang tangani…”ucap Umi Azka yang dibalas anggukan kepala Pak Pri.
Pak Priyono yang ternyata salah satu orang kepercayaannya segera berlalu.
Seiring kepergiannya Azka terlihat mengetikkan pesan di kolom WAnya dan orang yang ia tuju bukan lain, Zaenal !
Desah nafasnya terasa berat pertanda ada rasa sesal yang menyelimuti dirinya.
Itulah awal mulanya pesan yang diterima Zaenal beberapa waktu lalu..
Lalu apakah yang akan dibicarakan kedua teman karib yang dulu sempat terlibat cinta segitiga ini ?
(Kita akan lihat… )
======
Siang jelang sore itu nampak Ustazah Azka yang baru saja usai memberikan ceramah di sebuah pengajian kantor pemerintah khusus jamaah wanita memasuki hutan wisata nan asri.
Tak banyak yang datang berkunjung di siang hari nan terik ini.
Meski begitu lokasi hutan yang perdu rindang jelas menawarkan kesejukan alami pengobat penat.
Dandanannya kali ini tak banyak berubah dari biasanya yang mengenakan gamis rada ketat panjang semata kaki.
Mengenakan jilbab gamis warna putih mutiara menambah kesan glamour pada dirinya yang bertubuh tinggi semampai.
Sedikit lebih tinggi dari Ulfa sekitar 170cm.
Dulu sewaktu SMA hingga kuliah Azka hobi voli ditunjang dengan posturnya yang tinggi.
Kini setelah berkarier sekaligus sebagai seorang penceramah Azka masih suka berolahraga hingga masih menampakkan pesona kemolekan tubuhnya yang indah berbalut busana muslimah.
Langkah kakinya nampak tangkas dengan sepatu sneakers masa kini samar memperlihatkan betis putihnya yang mulus.
Dengan sebuah kacamata hitam modis bertengger di paras cantiknya yang sedikit tirus ala model catwalk justru membuatnya mempesona dan memancing rasa, penasaran.
Sekian menit berjalan sampailah dia di sebuah taman asri dengan beberapa pengunjung terlihat asyik bercengkrama.
Dilihatnya satu sosok pria terlihat berdiri di salah satu bangku kafe kopi seraya melambaikan tangannya.
Sosok inilah alasan Azka sebenarnya datang sore ini di tengah kesibukannya.
Dia, Zaenal Arifin.
“Silakan duduk Ukhti… “ucap Zaenal menyilakan tamunya untuk duduk.
Azka yang terakhir jumpa kira-kira 3 bulan lalu sewaktu acara malam keakraban almamaternya hanya tersenyum.
“Ukhti mau pesen apa? “
“Ehmm… aku lihat dulu ya… ? “
Tak lama makanan yang mereka pesen pun tiba.
“gimana kabarmu Ukhti..? “Tanya Zaenal berbasa-basi.
“ Alhamdulillah baik, Nal.. “
“...Kau sendiri? “
“Seperti yang kau lihat…very well…thk u..”sahut Zaenal santai sambil mengangkat gelas berisi orange juice.
“yah, syukurlah kalu begitu karena biar bagaimanapun seseorang yang belum berkeluarga tentunya tidak ada beban dalam hidupnya sebagaimana aku dan Ulfa… “
".....
“Oya Nal aku pengin tahu bagaimana pendapatmu tentang Ulfa…maksudnya sosoknya…pribadinya…keluarganya…sepanjang yang kau tahu..?”tanya Azka sambil menaruh kacamata modisnya di atas meja lalu bertopang dagu memandang tajam Zaenal.
Gayanya yang anggun tentu membuat Zaenal menghela nafas.
Bukan semata karena pesona sosok wanita yang dihadapinya ini tapi ia menangkap sesuatu dibalik pertanyaannya.
Sesuatu yang bernada curiga dan seakan penuh selidik.
Zaenal tersenyum saja sambil memandang Azka tak kalah tajam tapi tetap tenang.
Sedetik dua detik keduanya saling bertatapan dalam jarak dekat seperti membaca pikiran masing-masing.
Zaenal lalu tersenyum sebelum kemudian menjawab pertanyaan Azka.
“Ulfa yang sekarang tentu jauh berbeda dengan dulu… “
".....
“...sama seperti dirimu Ukhti.. “
“Kalian berdua telah bermetamorfosa dari seorang gadis muda yang bisa dibilang semau gue menjadi sosok wanita dewasa yang anggun dan punya prinsip…”ucap Zainal.
Azka balas tersenyum.
“Begitu ya. Perlu kau tahu Nal…sebenarnya aku tidaklah banyak berubah dibanding dulu sewaktu kita masih sama-sama kuliah.. “
“Hanya saja kini baik Ulfa dan aku sudah memiliki seseorang sebagai tambatan hidup. Tempat bergantung sekaligus mengabdikan diri sebagai seorang istri dari seorang pria yang telah sah menjadi suaminya…
'.....
“Bukan hanya itu, aku dan Ulfa telah dikaruniai anak yang merupakan darah daging kami berdua… “
“....
“Oleh karenanya tidaklah elok bila seorang pria lain menggodanya apalagi sampai merusak rumah tangganya…”
Zaenal sejenak terdiam. Dia masih berupaya mengira-ngira arah percakapan perempuan cantik yang ada dihadapannya.
“Aku sangat setuju dengan apa yang kau katakan ukhti…”
“...tapi omong-omong boleh aku tahu kenapa tiba-tiba kau membicarakan tentang itu?” Tanya Zaenal.
Azka tersenyum tipis lalu mengambil sejumlah foto dan menaruhnya di atas meja.
“Apa tanggapanmu soal semua foto ini…?”tanya Azka kemudian.
Zaenal terpekur sebelum raut mukanya berubah.
“Ini…?” ucap Zaenal lirih menatap tajam foto-foto dirinya disaat bersama Ulfa di berbagai kesempatan.
Moment bersama Ulfa beberapa waktu yang lalu.
Keduanya terlihat bercakap-cakap mesra dengan sesekali saling meremas tangan dan sesekali terlihat Ulfa membelai lembut paras tampan Zaenal pun sebaliknya.
“Darimana kau dapatkan semuanya ini Ukhti…apa kau memata-matai Ulfa dan juga aku… ? “ Tanya Zaenal mulai gundah dengan wajah memerah.
Azka tak lantas menjawab hanya memandang Zaenal dengan sorot tajam.
“Semuanya diambil oleh orang kepercayaan Pak Hasbi, Suami Ukhti Ulfa…”ucap Umi Azka berbohong akan siapa sebenarnya orang yang selama ini menguntitnya alias Pak Priyo.
“..Beliau sebenarnya sudah pulang dari luar negeri beberapa waktu yang lalu… “
".....
“Dan sepertinya beliau sudah curiga dengan perilaku istrinya yang berbeda dari biasanya.. “
“...kau cukup mengenal baik Pak Hasbi pun sama halnya aku, Nal.. “
".....
“Beliau memintaku khusus…mungkin kalu boleh sedikit ekstrim…seperti katamu memata-matai istrinya…. “
“Sebagai teman baik aku pun bisa memaklumi kegelisahan beliau… “
“Oleh karenanya selama hampir dua minggu ini beliau meminta seseorang mengamati kemanapun Ulfa pergi… “
".......
“...ternyata dugaan beliau cukup beralasan… “
“Wanita yang ia cintai sebagai istrinya tengah menjalin hubungan tertentu dengan pria lain… “
“...dan pria tersebut…adalah engkau, Nal… “
“Aku sama sekali tak mengira dan awalnya tak berprasangka buruk kepada Ulfa apalagi engkau… “
“Kupikir masa-masa itu telah berlalu seiring Ulfa menikah dan kaupun pergi untuk berkarir…hahhh… “
“Kalian berdua memang pernah menjalin sebuah hubungan asmara…tapi itu hanya kenangan… “
"......
“jika kini kalian berdua terlihat begitu akrab cenderung mesra…aku haqul yakin itu bukan keinginan Ulfa…“
“...Bagaimana menurutmu, Nal? “ Tanya Ustazah Azka memandang tajam Zaenal dengan sorot beningnya yang berbulu lentik.
Zaenal yang seperti layaknya dicecar tak lantas menjawab.
Jauh di lubuk hatinya ia mengakui bahwa getar asmara yang dulu sempat memudar kini seolah terpatri kembali antara dia dan Ulfa.
Ia sama sekali tak punya tujuan untuk mempermainkan perasaan Ulfa apalagi sampai berniat merusak rumah tangga orang.
“Ini…ini hanya sebuah sentimental saja, ukhti…tak ada niat buruk kepada Ulfa maupun suaminya, Pak Hasbi…“
".....
“Dia curhat dan meminta sharing atas semua yang ia rasakan patut untuk ia curahkan…”
“Kaupun pasti pernah dicurhati Ulfa tentang banyak hal… “
“...Kalu dia sampai memintaku mendengarkan keluh kesahnya, yang ada di kepalaku…Ulfa butuh pertimbangan seorang pria selain suaminya untuk berbagi… “
"......
“Itu saja…tak ada niat lain… “kata Zaenal balas memandang Azka dengan mimik serius.
“Termasuk soal urusan ranjang Ulfa dan suaminya alias soal seks..? Begitu maksudmu… ? “Kata Azka dengan muka merah dan nada sedikit meninggi.
Zaenal diam.
“ Aku tak bisa melarangnya untuk bercerita tentang apapun… karena dia bukan lagi anak kecil dan bukan pula anggota keluargaku… “
“...aku hanya ingin menjadi pendengar yang baik, Ukhti… “
“Itu saja…salahkah aku, ukhti..?”tanya Zaenal masih berusaha tenang menahan diri.
Azka mendesah pelan sebelum kemudian menjawabnya.
“Apa yang diceritakan ulfa kepadamu pasti sama dengan yang ia ceritakan padaku.. “
“...soal KONTOL dan kepuasan seks semata… “
“....
“ Kalu kau merasa bangga menganggap dirimu pria jantan karena ukuran penismu sebagaimana ucapan si Tony waktu itu…dan dengan begitu Ulfa bisa kau goda… “
“...kupikir kau telah bersikap sembrono kalu tidak ingin kusebut pria bajingan…”kata Azka tanpa tedeng aling-aling.
Suaranya terdengar dingin namun memberi kesan teguran yang menohok.
“Kalian berdua pasti telah melakukan sesuatu hingga Ulfa begitu berubah kepada suaminya. Jauh jika dibanding kepada dirimuu, Nal..“
“...
“berhubung aku mendapat amanah dari suaminya yang sah, Sekarang aku ingin kau jawab pertanyaanku… “
“Apakah kalian berdua pernah melakukan hubungan intim…? “
"....
“... Jawab dengan ksatria dan apa adanya Nal..?”ucap Azka dengan sorot menuntut.
Zaenal yang berada dalam kondisi “tertekan” Tentu saja serba salah dan rada bingung menjawabnya.
Tapi sebagai pria yang punya prinsip sebagaimana kesehariannya selalu guru silat dan didikan para master ia hanya menunduk sebentar mendesah pelan lalu menatap paras cantik perempuan di depannya.
“Aku mengaku khilaf atas apa yang terjadi antara aku dan Ulfa, ukhti… “
“...Aku tak berniat berbuat demikian dengan Ulfa… “
"....
“.. Akuu… “
“Jadi…jadi betul kalian telah berzina… ?”ucap Azka memotong omongan zaenal dengan nada bergetar dan mata setengah melotot.
Zaenal lagi-lagi menghela nafas lalu dengan sorot sayu ia pun mengangguk.
Plakkk… !
Praak… !
Gelas Azka yang berada di sebelah seketika jatuh berkeping-keping terkena kibasan jubah Azka yang tiba-tiba saja menampar pipi Zaenal.
Zaenal yang sebenarnya sudah melihat “serangan” Itu sengaja tak mengelak.
Pipinya yang terasa pedas terkena telapak tangan Azka nampak memerah tapi Zaenal terlihat keukeuh tak bergeming.
Ia hanya memandang sohib kental Ulfa ini dengan hati galau.
Ia bisa menerka apa yang tersimpan di dada wanita cantik ini.
“Aku tak sangka dirimu senista itu Nal…"
“... Kalu bukan sahabatku..Aku bisa saja bertindak lebih keras dari sekedar menamparmu… “
"....
“... Sekarang semuanya jelas… “
“... Aku… aku tak ingin Pak Hasbi tahu ini dari orang lain selain aku… “
"....
“... Sekarang apa maumu Nal… ? “
Zaenal hanya memegang tangan lentik Azka dengan penuh penyesalan.
“Kami melakukannya karena terbawa suasana…Ukhti…“
“.. Hanya sekali waktu itu dan…dan aku berjanji sebagai seorang pria muslim…bahwa aku tak berniat melakukan hal itu lagi dengannya… “
".....
“... Aku… aku sangat menyesal Ukhti… aku sungguh menyesal… “
“Jika kau… jika kau memang berniat melaporkan diriku kepada Pak Hasbi maupun polisi… akuuu… aku rela… “
“... Bawa suara rekaman percakapan kita barusan kepada beliau… “
"....
“... Aku sungguh tak keberatan… “
".....
“Aku malah bersyukur… dengan demikian bebanku sedikit berkurang sekalipun aku musti dipecat…diadili atau bahkan dibunuh… “
“...Aku…Zaenal Arifin…bersedia bertanggungjawab atas semua perbuatannya…“ucap Zaenal dengan muka serius dan suara penuh kemantapan.
Azka yang sempat kaget tak menduga pria tampan ini mengetahui dirinya tengah merekam ganti terdiam membisu.
Ada sekian waktu keduanya hanya membisu saling bertukar pandangan.
Sungguh apa yang dilakukan Zaenal yang notabene dulu sempat singgah di hatinya membuat Ustazah cantik sekalipun aktivis wanita ini justru tak karuan.
Di balik kemarahannya yang ia tahan sekejap sisi batinnya membayangkan Zaenal yang tampan gagah perkasa bercinta dengan rekan kentalnya, Ustazah Ulfa dalam sebuah persenggamaan.
Pikirannya makin tak menentu karena bercampur antara profesionalitas sebagai seorang aktivis dan di sisi lain sebagai wanita muda yang tentunya masih sangat bergairah dalam hal seksualitas.
Mata beningnya justru terlihat berkaca-kaca seperti menahan sesuatu yang ia sendiri tak mengerti.
Cemburu…emosi…jengkel…rindu…cinta dan sekelumit desiran birahi!
“Tak perlu kau menyesalinya karena semuanya sudah terlambat Nal… “
"....
“... Aku…aku juga bukan wanita yang naif lagi baperan… “
".....
“... Aku… Azkalia Ramadani, SH MBA…akan menyimpan hasil pertemuan kita sore ini kepada siapapun… “
“Aku akan menutupi aibmu dan umi Ulfa kepada suaminya…”
“…..
“tapi perlu kau ingat ini kulakukan bukan karena kamu, Nal…tapi demi kebaikan Ulfa dan juga suaminya… “
"....
“...supaya mereka kembali rukun dan saling menyayangi tanpa gangguan seorang pria bajingan… “
“...kau..kau telah berjanji kepadaku untuk tak lagi mendekati Umi Ulfa… “
“...Entah apakah ucapanmu bisa kupercaya… “
".....
“...tapi karena dirimu mengatas namakan dengan ajaran agamamu…keyakinanmu maka biarlah Tuhan yang akan menghukummu jika kau sampai melanggar janjimu sendiri di hari ini… “
"......
“Langit dan Bumi serta malaikat yang menjadi saksinya, Nal… “
Usai berucap Azka pun beranjak berdiri dari tempat duduknya.
“Kau adalah salah satu sahabatku, Nal...demikian Umi Ulfa… “
“...tapi dalam hal ini aku sangat kecewa kepadamu.. “
".....
“..Umi Ulfa biarlah menjadi urusanku…”
"......
“...aku sendiri yang akan berbicara dengannya…kau tak perlu kuatir tentang Pak Hasbi…”
"......
“...cukup pertemuan kita hari ini menjadi peringatan terakhir untuk tak lagi berhubungan dengan Umi Ulfa…”
Usai berbicara Azka beranjak pergi meninggalkan Zaenal sendirian dalam keheningan.
“Maafkan atas ucapanku dan kelakuanku tadi Nal…“ucap Azka dingin sembari menoleh sebentar dengan nada menyesal.
Kibasan gaun gamis panjangnya mengayun seiring pinggul besarnya dan bokong pejalnya yang mantap seksi bergerak gemulai menyusul langkahnya diikuti pandangan mata Zainal.
“Hahhh… “Zaenal mendesah keras sambil berdiri mengambil segenggam batu lalu dilemparnya jauh-jauh.
Pria gagah ini meremas kepalanya sendiri lalu memandang jauh ke langit yang cerah dibalik mega sore.
Matanya nampak sayu dengan dada bergemuruh karena penuh rasa sesal.
Sebagai pria ia merasa bukan hanya ditampar tapi ditusuk oleh ucapan Azka
Meski begitu Zaenal musti menyadari kesalahannya.
Entah apa yang ia pikirkan namun jauh di lubuk dirinya, Zaenal justru berterima kasih atas kehadiran Azka di tengah kemelut ini.
Zaenal sadar jika ini dibiarkan maka rumah tangga Ulfa bisa terancam goyah. Ujung-ujungnya berakibat perceraian yang menjadi korban adalah putra semata wayang mereka.
Zaenal masih berdiri diam mematung menatap jauh ke ujung cakrawala sore.
Ia menyadari dirinya sudah bermain api asmara dengan wanita lain yang celakanya sudah menjadi istri orang.
Apakah kejadian yang menimpa Siti Hanifah akan ia ulangi lagi…?!! Demikian isi hatinya memberikan peringatan.
“Tiddak ! Aku..aku tidak mau kejadian itu terjadi lagi dan menimpa Ulfa…!“ucap Zaenal setengah berteriak.
Ia tak mau hanyut akan bara birahi 🔥 yang membakar.
Cukuplah Siti Hanifah yang pertama sekaligus yang terakhir…!
Usai berpikir begitu Zaenal segera beranjak pergi.
Di parkiran sekilas ia melihat buntut mobil sedan mewah BMW yang dikendarai Azka keluar dari kawasan hutan wisata itu.
Tapi mata awas Zaenal menangkap penampakan yang mencurigakan dari sejumlah laki-laki berjaket gelap di kejauhan sebanyak 3 orang tiba-tiba naik ke dalam sebuah Fortuner yang terparkir di pinggir jalan.
Mereka seperti menunggu seseorang dan begitu melihat mobil Azka keluar dari area parkir mereka segera tancap gas seolah mengejar mobil BMW tersebut.
Perasaan tajam Zaenal mencium gelagat yang tidak enak…sinyal bahaya tengah mengancam Azka !
Drrrrr… .!!
Zaenal segera memacu Megapro lawas miliknya menyusul kedua mobil tadi.
--------
“Aaaahhhh… !! “
Azka menahan nafas sembari memekik ketakutan saat Fortuner berisi 4 orang pria tegap mencegatnya di tengah jalan yang sepi.
“Keluuar… !! “
Suara teriakan para lelaki beringas itu terdengar menyeramkan sembari menggedor kaca jendela mobilnya.
Praakk… !!
Azka yang memilih diam di dalam hendak menelpon seseorang tapi pecahnya kaca jendelanya membuatnya begitu paniknya
“Aahhh…tidaakk…lepaskan…lepaskan akuuu… !!! Siapa kaliannn… bedebahhh… !!!”pekik Azka msih berusaha meronta dan melawan di tengah sikutan keempat pria tegap berwajah garang itu.
“Nanti kau akan tau, Manis… hehehehe.."
"...akhwat hijab molek seperti ini memang bikin penasaran…pengin kulihat auratnya polos tanpa busana… hehehe… !! “
“... Ayooo cepaatt… bawa ke mobil… ! “
“.. Jon… kau bawa mobil perempuan ini… ! “Ucap seorang diantaranya yang berkepala plontos.
Sebentar kemudian Azka yang sudah tak berdaya dipaksa masuk ke dalam fortuner dan mereka pun segera berlalu.
Beberapa menit kemudian suara Megapro Zaenal akhirnya tiba dan ia melihat jejak yang terputus.
Beruntung seorang warga petani setempat yang lewat mengendarai motor butut berisi rumput untuk makanan ternak memberitahu arah pergi Azka.
----------
Brest… breeet… .
“Aaahhhh… tidddaakkk… lepaskan akuu bajingan… !!! “
....
“...Beraninya kalian sama perempuan…bajingannn...!! “
.. Aakhhh… !
Plaak… !!
“Akhwat cantik…ini bukan soal ksatria atau tidak…"
"...ini adalah masalah bagaimana rasanya mencicipi memek seorang muslimah nan cantik jelita…
"...bukan begitu brooo…hahahaha…"
“bener banget boss...Hahahaha… . !! “
Muka cantik Azka nampak ketakutan sambil berusaha menutupi auratnya yang terbuka sebagian di bahu dan dadanya.
Sementara hijabnya sudah terlepas sedari tadi menampakkan pesona rambut indahnya yang tergerai menjela bahu.
Keempat pria sangar di hadapannya mulai melepas baju atasannya hingga mereka setengah telanjang.
Mata mereka menatap penuh nafsu Umi Azka yang terpojok di sudut ruang sebuah rumah kosong.
“Siapaa kaliaannn… !!??
.....
“...kalu kalian mau merampok ku… silakan bawa saja mobilku…dan tinggalkan akuu… “kata Umi Azka dengan suara gemetar.
Mata beningnya menatap was-was Ke arah penculiknya.
Dadanya yang membusung terlihat sekilas memperlihatkan tonjolan buah dadanya yang padat membulat dari balik BH warna ungu.
“Kami tidak berniat merampokmu ukhti… “
.....
“... Kami sudah cukup kaya… hehehe… “
......
“...Kami hanya ingin menikmati rasanya menggenjot memek akhwat cantik seperti ukhti… hehehe…
......
“Cantik…pintar…terkenal…ustazah lagi… hehehe… . “
Gemetarlah tubuh Umi Azka mendengarnya. Meremang kulit tubuhnya seketika.
Kemana lagi ia akan meminta pertolongan.
“Jangannn…jangannn…lakukan…tolong… lepaskan sayaa Pakkk… “pinta Azka saat keempat pria tersebut mulai mendekat dan makin dekat.
“Kemana kesombongan dan keangkuhanmu selama ini di pengadilan ukhti… hehehe… “
"......
“...Hari ini kami akan menghancurkan kesombonganmu dengan mengentotmu habis-habisan… hahahaha… . “
“Tiddaakk… !!! “Pekik Azka saat mereka lambsung menubruknya bagaikan singa menerkam buruannya.
Brest… Breeet…
“Aaahhhh… janggannn… janggaannn… !!!
“Hahahaha… susunya mantap jiwaaa Bro… !!! “
......
“... Cepaatt sobek celana dalamnya… ! Aku pengin liat tempik akhwat cantik ini… apakah dia mencukur jembutnya atau tidak… hahahaha… !!!! “
“Janggaannnn…!!!”
......
“....Zaenaaaalll… !!! “jerit putus asa Umi Azka saat tangan-tangan kokoh itu menelanjangi tubuhnya secara membabi buta hingga sehelai kain nylon segitiga penutup alat vitalnya tercabik dan terlempar ke udara.
Azka pun terkulai pingsan.
Keempat pria buas itu terkekeh sambil asyik menggerayangi tubuh molek Umi Azka yang kini polos tanpa sehelai kain.
Indah nian tubuh akhwat dewasa bernama Ustazah Azkalia Ramadhani ini.
Sesaat mereka mulai akan melepas celana masing-masing tiba-tiba terdengar bentakan nyaring seorang pria mengagetkan para lelaki tersebut.
“Bangsaatt…!!
.....
"Modar kalian… !!
.....
"HIYAAAAAT..!! “ucap sosok pria yang baru tiba dengan rasa amarah seraya menerjang dengan serangannya yang dahsyat terlatih.
Keempat pria tersebut sepertinya bernasib apes bertemu pria gagah yang mahir bela diri ini.
Dia, siapa lagi kalu bukan... Zaenal Arifin.
========
“Sshhh… aahhhh… “
“....
“ Dimana akuuhhh… ahhh… “rintih Umi Azka berusaha melihat sekelilingnya.
Dicobanya untuk bangun tapi setelah menyadari keadaan dirinya ia pun memekik keras.
“ Tiddaakk… !!!”
Yah, ia kini terbaring dalam keadaan nyaris bugil.
Hanya sebuah jaket dan sisa gamis menutupi auratnya yang telanjang.
Ia sadar bahwa dirinya semula akan diperkosa secara keji oleh gerombolan lelaki bajingan yang tadi mencegat dan menculiknya.
Sesaat ia mencoba melihat dan legalah dia bahwa dirinya baik-baik saja.
Tapi kemana para bajingan tadi…aneh.
Mereka seperti menghilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak.
“...dan jaket ini…??"
"Rasanya aku seperti pernah melihatnya dipake seseorang… “pikir Umi Azka sambil berpikir sejenak.
Usai berpikir tiba-tiba ia memekik menyebut nama seraya mendongak menatap ke samping bersamaan kemunculan seorang pria yang kini telah berdiri di hadapannya.
“Zaenaall… !!!???“pekik Umi Azka setengah terkaget penuh tanya.
“Aahhh…Ukhti sudah sadar rupanya, syukurlah…“
“...minumlah dulu Ukhti…”sahut pria yang ternyata Zaenal Arifin.
Zaenal yang berdiri lalu berjongkok sambil memberikan minuman air mineral yang ia bawa.
Azka yang kehausan segera menerima air minum pemberian Zaemal dan segera dihabiskannya.
Sejenak keduanya hanya bertatapan.
Zaenal kemudian tersenyum manis lalu bersimpuh tak jauh dari Umi Azka.
Azka yang sudah relatif sadar dan pulih ganti memandang penuh selidik ke arah Zaenal.
Yah, kaos Zaenal yang jelas dipakai saat ketemuan di hutan wisata beberapa waktu lalu dalam kondisi robek besar.
Beberapa bagian tubuh Zaenal terlihat kotor berdebu dengan beberapa luka sobek di tangan dan jarinya.
“Akhi…Akhi Zaenal…kauuu… ???! “Tanya Azka seraya berusaha mendekat.
Tapi begitu menyadari keadaannya yang nyaris bugil ia menahan langkahnya sambil menahan malu.
Zaenal tahu apa yang dipikirkan akhwat cantik ini segera menceritakan ihwal sebenarnya yang terjadi.
“Begitu ceritanya Ukhti… “
......
“...bersyukur aku berhasil menemukanmu dan mengusir mereka pergi… “ucap Zaenal sambil tersenyum kembali.
Pria gagah ini seakan berusaha memberikan kenyamanan kepada Umi Azka atas musibah yang hampir saja merenggut kehormatannya.
Azka yang paham apa yang terjadi nampak menahan perasaannya.
“Terima kasih banyak Nal atas pertolongamu.. “
“Jika bukan karena kamu… entahlah apa yang terjadi kepadaku… “lirih Umi Azka berucap sambil menahan malu.
Ia tahu dalam keadaannya tadi jelas Zaenal telah melihat dirinya dalam keadaan tanpa busana.
“Aku… aku juga minta maaf Ukhti… “
.....
“... Jika… jika telah berbuat kurang ajar… “
......
“Aku bingung apa yang harus kulakukan kecuali memberikanmu jaket buluk milikku apa adanya… “ujar Zaenal tersenyum simpul sambil mengusap kepalanya sendiri yang tidak gatal.
Umi Azka yang sadar diri berusaha memaklumi yang dilakukan Zaenal meski tak urung ia dibuat salah tingkah.
Bukan apa-apa…berdua dalam kondisi nyaris bugil…di dalam rumah terpencil berdua dengan seorang pria gagah yang sempat hadir di dalam kehidupan cintanya. Jelas bukan hal sepele.
Entah apa yang terjadi.
Lambat laun suatu perasaan aneh dan asing mulai menghinggapi diri Umi Azka dan juga Zaenal.
Getar birahikah…???
“Salah satu dari mereka mengaku suruhan dari Pak Wanandi sang pengusaha garment yang sempat bermasalah denganmu… “
....
“...pasti karena anaknya berhasil kau masukan ke penjara karena kasus pemerkosaan itu… “kata Zaenal.
Umi Azka mendesah halus lalu memandang Zaenal.
“Bukan aku yang memasukkan ke penjara, Nal… “
“Tapi karena ulahnya sendiri… “
.....
“Aku hanya mencari keadilan untuk korban yang tertindas… “
Zaenal tersenyum sembari berdiri hendak ke luar.
“Kau mau kemana Nal… ? “
“Aku mau keluar sebentar mencari pakaian untukmu, Ukhti.. “
“tidak perlu Nal”
“... Di mobilku ada beberapa pakaian yang sengaja kusimpan buat jaga-jaga… “
......
“tolong ambilkan saja, Nal… ? “Ucap Umi Azka yang segera di iyakan Zaenal.
“Kau jangan mengintip yah… aku mau pake baju… “ucap Umi Azka begitu menerima baju ganti sambil setengah tersenyum yang dibalas anggukan Zaenal yang segera menjauh
Azka pun tahu tanpa disuruh Zaenal pasti tahu diri. Lagipula Zaenal telah melihat dirinya telanjang bulat tadi.
(Tapi yah, namanya… perempuan… jaga adab dong 😉)
GELEGARRR… . !!!
Suara dentuman halilintar segera menyalak memecah kesunyian malam itu disusul hujan turun dengan derasnya.
Azka dan Zaenal memutuskan untuk berteduh dulu di rumah kosong ini sampai hujan mereda.
Lagian arah lokasi menuju jalan besar cukup berliku, becek dan tanpa penerangan pula.
Keduanya berdiri bersisian di dinding rumah menatap hujan turun dengan deras disertai suara gemuruh yang melenakan.
“Mungkin baru besok kita bisa jalan, Ukhti.. “
".....
“Aku sudah mengecek lokasi ke arah jalan keluar dan medannya sulit apalagi malam di tengah hujan lebat begini… “
“Kau tidak apa-apa khan Ukhti… ? “
“Tidak apa-apa kok Nal… “
“Ketimbang dipaksakan jadinya malah membahayakan… “kata Umi Azka sambil memberikan sepotong roti yang ada di mobil kepada Zaemal.
Zaenal pun tersenyum.
Ia merasa lega bahwa kondisi psikis Azka ternyata baik-baik saja.
“Istirahatlah di dalam ukhti… biar aku yang menjaga di luar . .. “Kata Zaenal yang di balas senyum manis Umi Azka.
Umi Azka segera melangkah.
“Aakhhh… “
“Huuppp… aahhh… “
Azka yang beranjak hendak masuk secara tak sengaja kakinya tersangkut ranting dan hampir saja terjerembab keras ke lantai.
Untungnya Zaenal cepat merengkuh pinggang ramping Azka.
Untuk beberapa saat keduanya seakan berpelukan dalam jarak begitu dekat.
Keduanya bisa merasakan denyutan jantung serta tarikan nafas masing-masing.
Nuansa romantis pun segera tercipta di antara mereka terlebih dalam suasana dan tempat seperti ini.
“Kau cantik sekali, Ukhti… “
"......
“Tak berubah…sama seperti waktu itu… “” Kata Zaenal lirih sambil membelai lembut pipi ranum Umi Azka.
Sorot mata tajam Zaenal menatapnya mesra membuat Umi Azka seakan hanyut akan suasana yang tercipta.
Ia tak mampu berpikir jernih karena terlena akan nafsu dan asmara yang sekonyong-konyong muncul begitu saja mencengkram kesadarannya.
“Akhi.. akhi Zaenal… “
“...Akuuuu…akuuu…
Eehmmm… ehhmmmm… “
Azka tak mampu melanjutkan kata-kata karena keburu disergap ciuman hangat Zaenal di bibir tipisnya.
Seketika keduanya langsung terlibat dalam percumbuan yang makin memanas.
-----------
GELEGARRRR… . !!!
Kembali suara guruh menghantam langit pekat di atas sana dimana waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Dua sosok pria dan wanita nampak bergumul dan bergulat di atas lantai yang hanya dilapisi tumpukan kain dan jerami.
Zaenal yang setengah bugil menindih Umi Azka yang terus mengerang manakala jari kekar cowok ganteng ini menyelusup ke balik roknya dan membelai paha mulus itu.
“Sshhhh…aahhhhh…ak hhi…oohhhh… “erang merdu Umi Azka saat Zaenal menyergap batang lehernya yang jenjang dan putih mulus.
Ciuman bibir Zaenal bak sengatan tawon di sekujur leher sensitif Umi Azka.
Akhwat cantik ini pun seketika mendongak pasrah menyusul kecupan kuat sang guru tampan itu sampai meninggalkan sejumlah kawah cupang di kulit mulusnya.
Sementara di area bawah Zaenal menarik perlahan celana dalam Umi Azka yang menutupi bagian paling sensitif sang ustazah.
Umi Azka turut menggelinjang manja memudahkan pria gagah ini melepaskan kain nylon mungil berbentuk segitiga itu.
“Sshhh aaahhh…akhiii…lepasss… lepasss…aahhhh…“rintih Azka sembari menggeolkan pantat indahnya saat detik-detik celana dalamnya terlepas dari pangkal pahanya.
Tak lama busana atas Umi Azka oun sukses diloloskan begitu saja oleh Azka sendiri termasuk bra cantik yang semula menutupi buah dadanya.
“Ooohhh…Aahhhh…akhhi Zaenaall… “rintih Umi Azka manakala zaenal menyosor tonjolan gunung kembarnya yang memukau dengan lidah dan bibirnya
Dikecup dan djilatnya lembut puting susu nan cantik itu dengan sesekali remasan ringan di bongkahan kenyal payudara Umi Azka.
“Hahhh…buah dadamu begitu indah mengagumkan Ukhti…tak kalah dibandingkan Ulfa…puting susumu begitu cantiknya…“
“... Ehhhmmm… ehhmmmm… . “
“Ooohhhh…ooohhhh…Aaahhh..akhi….Teruss hisap jilatin pentil akuhhh… “
“..sedooot yang kerasss Nal…yahhhh… nikmaat Nallll…aahhhhh…“erang Umi Azka yang terus menggeliat kesana kemari seraya turut membusungkan dadanya ke bibir tebal guru tampan ini.
Jari kekar Zaenal di bagian bawah tak kalah cekatan. Dengan trengginas meremas pinggul lebar dan bokong padat Umi Azka yang seksi mulus tanpa noda.
Diremasnya kuat bongkahan pantat semok Azka sambil terus ia menyusu di kedua puting cantik payuadara Umi Azka yang kini mengacung tegak dan keras.
Perlahan Zaenal mengarahkan jari telunjuk menyusuri celah pantat seksi Umi Azka lalu ditusukkannya ke dalam anus Umi Azka yang seketika memekik keras.
“Ooouugghhhh…!!”seksi sekali Umi Azka yang menggeliat kuat saat lubang anusnya ditusuk jari kekar Zaenal.
Zaenal yang sudah berada di ambang batas segera berdiri lalu melepas celana dalamnya.
“Aaakkhhh… !! “Pekik terkejut Umi Azka takkala matanya menatap batang kemaluan pria tampan ini yang mengacung tegak ngaceng dengan ukuran fantastis.
Begitu gagah penis guru tampan ini.
Hampir 2x ukuran penis suaminya membuat Azka seperti terhipnotis.
Jarinya gemetar manakala Zaenal menyentuhkan batang ngacengnya mendekat ke wajahnya.
“Bessaaar…sekali iihh…Nal… “desah Umi Azka takjub sambil memegang penis kekar Zaenal.
Zaenal yang sudah terangsang hebat tak mau tunggu lama.
“Emut… KONTOLKU…ukhti… !!!”desah Zaenal tiba-tiba mencengkram erat rambut indah Umi Azka lalu disodoknya kuat mulut Sang ustazah cantik ini dengan batang ngacengnya yang gemuk.
“Aak khh hiiii… Ggooghhh…ggooghhh…ggooghhh…!! “
Suara seperti mengorok terdengar keras saat Zaenal mengocok mulut Ustazah Azka dengan kontolnya yang perkasa.
Pantat kekar Zaenal mengayun gagah bersamanya tusukan dan sodokan kontolnya ke dalam mulut Umi Azka.
“Ggooghhh…ggooghhh… !!!”
Umi Azka tak mampu menolak saat Zaenal menggenjot bibir indahnya dengan membabi buta.
“Hahhhh…enak sekali bibirmu Ukhti…rasanya...mirip memekk…!! "
“..uuugghh…aaahhhh…!!“Erang jantan Zaenal terus memaju mundurkan pantatnya sambil menahan kepala Umi Azka.
“Aaakhhiii….. ggooghhh…ggooghhh… “
Ada sekian menit Zaenal menggenjot mulut Ustazah cantik ini.
Lalu…
“Ukhti…!! Aku keluaaar… !!”
Crooot…
“Uugghh…Nikmaaaat..!!!”
CROOTT… crooot…
“Wuuuaakkk…!”Umi Azka memuntahkan sebagian mani kental sperma Zaenal yang memenuhi mulutnya sedang sisanya masuk ke dalam lambungnya.
“Huukkk…huukk…“Umi Azka ter batuk-batuk kepayahan dengan muka pucat.
Sungguh tak pernah ia diperlakukan begini sekalipun oleh suaminya sendiri.
Meskipun terlihat kepayahan namun dj mata seorang Zaenal, Umi Azka terlihat begitu cantik menggairahkan.
“Aaakhhh…Aakhhii..!!!“Pekik manja Umi Azka saat Zaenal tiba-tiba mendorongnya hingga terjerembab ke lantai lalu menindihnya.
Umi Azka yang hendak menutup pahanya tak sempat melakukannya hingga Zaenal sukses mendesak sang ustazah di pangkal pahanya yang indah mengangkang lebar.
“Ukhti…kamu cantik sekali jika telanjang bulat seperti ini…
.....
“...auratmu begitu indah tanpa cela… “
“..tak kusangka kau membiarkan jembutmu tumbuh subur di pucuk tempikmuu… “
“..aku pikir banyak akhwat yang mencukur bulu kemaluannya hingga bersih…”ucap Zaemal dengan senyuman manisnya.
Dusapnya lembut bibir indah Umi Azka yang masih belepotan spermanya.
Digosokkan perlahan ujung penis besarnya yang sebesar mentimun menyibak gerumbul hutan jembut yang tumbuh rapi di atas lubang vagina Umi Azka.
Sesekali kepala kontolnya yang membonggol besar bak akar pohon bersentuhan dengan bibir kemaluan akhwat cantik ini hingga Umi Azka oun tak tahan untuk tidak mengerang nikmat.
“Ooouugghhhh…akhi..jembut..jembutkuu memang sengaja kurawat Nal…karena suamikuu suka..”
.....
“...Kamuu..Kamu suka Nal..sshh aaahhh…??? “ucap Azka sambil mengerang lirih seraya mengigit bibir merahnya sendiri menahan rasa nikmat.
Sungguh dadanya turut bergemuruh akan rasa penasaran bagaimana saat kontol besar dan gagah Zaenal nanti menusuk lubang rahasianya.
Kakinya yang indah mulus makin mengangkang lebar seolah menyilahkan pria gagah ini mencumbu alat vitalnya dengan penis jantannya.
“Tentu saja Ukhti…aku pun sangat menyukai akhwat yang merawat jembutnya…asal jangan terlalu lebat juga.. “
"..bagiku akhwat yang menumbuhkan jembut di memeknya adalah akhwat yang menjaga kehormatan sekaligus tipikal wanita yang subur dan siap untuk dihamili…”
......
“...aaahhh…tempikmuuu… sudah begitu basah Ukhti…sudah melebar dan begitu merah dan berdenyut-denyut… “
“...sepertinya dirimu sudah siap untuk kumasuki..Sayang..Aahhh…”desah macho Zaemal yang trus menyibak bibir rapat kemaluan Azka yang merekah indah kembang kempis siap untuk bersenggama.
Azka menatap nanar ke arah Zaenal lalu berganti memandang ke bawah selangkangannya.
“Akhhi…masukin aku..masukin aku dengan zakarmu, Nalll..aaahhh…aaahhh… “
“...Akuu…akuu tak tahannn laggih.. aaahhh…aaahhh… “
Zaenal yanh mendengarnya meremang bulu tubuhnya.
“Kau siap berzina denganku ukhti…kau mau kuzinahi lubang tempikmuuu dengan kontolkuu…ukhti…hahhh.. Hahhh… “
Azka yang makin terdesak syahwat tak mampu menahan diri lagi.
Ia mengerang merdu sambil mendorong pantat bulatnya yang putih mulus menyorongkan lubang kemaluannya sendiri ke alat vital Zaenal yang tegak perkasa.
Diraihnya pantat kekar Zaenal yang keras dengan jemari lentiknya sambil merintih dan memohon minta disetubuhi.
“Aakhhiii…!!! Yahhh…!!
"Akuu akuu pengin berzina denganmu Akhiii…akuu pengin berzina denganmu Nalll… “
“...akuu mauu ngentottt dengan kamuu Akhhi… ! “
“Memekkkuu pengin ngentottt dengan kontol besaar kamuu, Nalll…!!! “
.......
“... Aaahhhh… aahhhhh… “erang merdu Umi Azka sambil menyentuh-nyentuhkan pangkal pahanya yang ciut ke alat vital Zaenal.
Zaenal yang sudah mendapat lampu hijau tak pikir panjang lagi.
Digeseknya kuat lubang cinta kemaluan akhwat cantik ini dengan ujung kontolnya hingga penisnya benar-benar keras maksimal.
Erangan jantannya sontak keluar bersamaan ayunan pantat kekarnya mendesak selangkangan Umi Azka.
“Ukhti…!! Terima kontolkuu cantikkk…KYAAA…!!!"
Sleepp…BLEESEKKK… !
“AAAAKKKKHHHH… !!!”jerit Umi Azka saat liang cintanya ditusuk begitu kuatnya oleh tombak kemaluan Zaenal.
Blesekkk…!!
“Uugghhhh…TEMPIKKKK… !!!
.......
“...Tempikkkmuuu UKHTII…sempiittt sayanggg...aaahhh…!! “
“Ahaggh…ooouugghhhh…NALLL..!!! “jerit Umi Azka manakala lubang alat vitalnya dimasuki sesuatu yang jauh lebih besar dibanding suaminya.
Jari lentiknya menahan perut sixpack Zaenal mencoba mendorong pria gagah ini supaya tak memasukkan kontolnya yang begitu besar.
“Aakhhii…!! Tidaaak bisaaa…! Terlllalu besaaar…ooouugghhhh…ooouugghhhh… ! “
“...KONTOL…!! Kon.tolmuu..!! Ahaggh…penuh sekaliiiihhh…Akhhii...!! Oouugghhhh…”pekik merdu Umi Azka merasakan betapa besar batang kemaluan guru tampan ini di lubang vaginanya.
“Sshhh…hahhhh…tempikkkmuuu ENNNNAK ukthi…menggigit kontolkuuu…hahhhh…”
......
“...aku masuk laggihhh ke dalam lubangmuuu ukhti…HAHHHH… ! ucap jantan Zaenal kembali mendorong jauh ke dalam lubang kelamin Umi Azka dengan penis ngacengnya yang masih tersisa.
“Aaaakhhhhhh….AHAGHHH…!!”jerit merdu Umi Azka saat pria gagah ini kembali menusuk tubuhnya dengan batang jantannya.
“KONTOL…!!”
".......
“KONTOLMUUHH…!! ahaghhh… !! “Umi Azka melolong merdu dengan mata indahnya yang belok membelalak indah.
Bibir tipisnya yang indah merah merekah menganga lebar saat ujung penis panjang Zaenal menusuk begitu dalam ke lubang seksnya yang indah berjembut hingga serasa menembus jantung.
“Uughhh ye aaahhh…tempikkkmuuu nikmaaat sekali ih… ukthi… hahhh.. “
"......
“...sempit…rapet.…dangkall…berdenyut..uughhh yyahhhh…! Erang Zaenal merasakan nikmatnya menyetubuhi kelamin Ustazah cantik ini.
“Ooouugghhhh, Nalll…kauuu..kau begituu besaaarrr..di dalam dirikuuu…ooohhhh…”
“...plssss..jangan disodok duluuu sayyy…biar biar aku merasakan besarnya kamu..Nalll…ooouugghhhh.. Ooouugghhhh… “
“Kau juga ukthi..kau begitu sempit…sangat sempit dan…nikmaaat sayanggg… “
Keduanya terdiam saling memandang dengan kemaluan yang saling bertautan.
Sungguh pemandangan yang begitu indah ketika sepasang anak manusia berbeda kelamin dalam keadaan telanjang menatap penuh mesra menyatukan alat seksnya masing-masing.
Kontol besar berotot Zaenal telah amblas separuh sedalam 10 cm ke celah nikmat kemaluan Umi Azka yang indah berjembut.
Jembut lebat Zaenal yang jantan membelukar terlihat serasi dengan jembut indah Umi Azka yang mungil di atas lubang seksnya.
“Sshhh…aaahhh…sodok yang pelan Nal… pelan saja ahh..aaahhh…aahhh…”pinta Umi Azka dengan sorot nanar penuh mesra.
Zaenal yang sedari tadi menahan diri langsung saja tancap gas menyodok tombak penisnya ke dalam lubang surga milik akhwat Ustazah cantik ini.
Lambat laun makin cepat, kuat dan…beringas!
Umi Azka kontan menjerit merdu dan melolong syahdu saat lelaki tampan ini menggagahi nya dengan jantan.
“Aaahhhh…aaahhhh… ooohhhh… !! “
“...Nalll…!! Pelannnn…pelaannn sayyy…"
"....ooouugghhhh…KONTOL kamuuuu…aaahhhh…KONTOL kamuuuhhh…!!! “jerit Umi Azka yang terdengar begitu legit di telinga Zaenal.
(Satu suara paling merdu bagi seorang pria di Planet Bumi ini tentu saja…tentu saja adalah rintihan seorang wanita yang tengah menikmati rasanya digenjot kontol. No Debat!
Para sedulur mungkin punya pendapat lain..hehehe…😁)
“Ukthi…Ukhti…Ukhti Azka…!!"
"......
"Ennaknyaa berzina denganmuu Ukhti...aaahhhh...aaahhh...! "
".....
"Tempikkkmuuu ukhti…tempikkkmuuu Ennnaaakk..!!!”erang Zaenal tak kalah syahdu merasakan nikmatnya menggenjot memek akhwat muslimah cantik yang juga seorang Ustazah ini.
Ayunan pinggulnya terus menyodok naik turun memompa selangkangan Umi Azka yang mengangkang lebar.
Dipegangnya erat pinggang ramping Ustazah cantik ini saat dirinya menjimak vagina nikmat akhwat muslimah ini dengan zakarnya yang perkasa.
Amblas keluar masuk bak piston mobil menerobos sempit dan legitnya liang cinta Ustazah Azka hingga lebar menganga menampung besarnya kemaluannya.
Slleppp…bless…sleeppo…bless…
(Blessss....) “Ooouugghhhh…Zinaaaah...!!!"
(blessss) ".Ooouugghhhh…Zinaaah...!!!"..
"Enaknyaaa berzinaaahh...!! Berzina denganmuuh NALLL...ooohhhh...ooohhhh...!" erang merdu Umi Azka di sepanjang menit-menit lubang seksnya diitusuk dan dizinahi oleh pedang surga milik Zaenal.
Sementara itu bersama-sama pula erangan macho Zaenal merasakan jepitan dan empotan vagina nikmat akhwat muslimah cantik ini di sekujur batang ngacengnya.
“Aahhh…aaahhhh…aaaahhhh..“Desis macho Zaenal kali ini sambil meremas bokong padat Umi Azka yang besar dan putih mulus.
Keduanya terus saling menggenjotkan alat vitalnya menikmati madu senggama tabu yang melenakan.
Sekian menit keduanya asyik masyuk dalam nikmatnya beradu kemaluan hingga Umi Azka tiba-tiba menjerit tertahan manakala ia sampai duluan di puncak senggama.
“Ooouugghhhh…YYYAAAHHHHH…!!! “jeritan Umi Azka di tengah malam yang sunyi di kala hujan deras.
Mata indahnya membelalak dengan bibir terbuka lebar saat ia sampai di puncak surga dunia yang tak pernah ia jamah sebelumnya.
Jari lentiknya menahan lengan Zaenal dimana kuku cantiknya menancap hingga melukai kulit lelaki yang menyetubuhinya ini.
“KONTOL...!!! "
"....ahaggh…ahaghhh…!!”Umi Azka Mengerang-erang sambil mengejat-ngejat bak terkena ayan saat klimaks mencambuk dirinya luar dalam.
Tubuh bugilnya yang indah menggeliat keras dengan bokong besarnya nan bulat dan paha indahnya mengejang kaku.
“Ssshhh aahhhhh…”erang nikmat Zaenal merasakan penis besarnya yang ngaceng perkasa dihisap, dijepit dan diremas kuat begitu rupa oleh dinding-dinding basah daging hangat lubang kemaluan nikmat akhwat solehah ini.
Enaknya lubang kawin Ustazah cantik ini sungguh luar biasa....!
Tak membiarkan akhwat muslimah ini berada di puncak sendirian Zaenal segera memompa kontolnya kuat-kuat.
Ditindihnya tubuh indah telanjang Umi Azka dengan segenap berat tubuhnya.
GELEGAR…!!!
Bersamaan gelegar halilintar di luar sana, Zaenal mengerang kuat di detik-detik terakhir kegatalan di ujung penis ngacengnya yang terbelenggu daging nikmat kemaluan Umi Azka.
Zaenal menusuk dalam sampai Umi Azka membelalak.
Jembut lebatnya menyatu rapat dengan jembut indahnya Umi Azka hingga kepala kontolnya menyentuh pintu rahim muslimah cantik ini jauh di dalam sana.
Hingga…Zaenal pun mengerang gagah dengan wajah tampannya memucat.
“Ukthi…!!!! Akuuu KELLUAAAR…!!! “
Croot…CROOTT…
“Uuugghhh……TEMPIKKK...!!! “
Croot…
“Aaakhh…TEMPIKKKK....!!! ENNNAAAKK…!! “erang Zaenal sembari meremas tubuh bugil Umi Azka berikut pantat besar nan indah sang Ustazah cantik itu.
"Ooooohhhhh...!!! Ooohhhh...!!!" Azka merintih dan mengerang merdu turut merasakan sensasi nikmat dinding rahimnya diterjang hempasan ombak cairan kental dan hangat sperma Zaenal yang memancut dahsyat.
CROOTT… .
Pantat kekar Zaenal mengejat-ngejat gagah mendesak selangkangan indah Umi Azka.
Ustazah cantik itu terus mengangkang seksi kala detik-detik sperma jantan lelaki tampan ini terus memancut dari lubang kontolnya yang terbenam di liang peranakannya hingga memenuhi rahimnya.
“Ehhmmm…ehhhmmmm..”
Zaenal memungkasi ejakulasinya yang nikmat di dalam kemaluan Umi Azka dengan melumat bibir seksi ustazah cantik itu yang terbuka saling berpagutan mengakhiri percintaannya nan panas bersama sang ustazah di malam yang dingin ini.
----------
Lama keduanya terdiam saling berpelukan dengan pakaian seadanya.
Saling menghangatkan satu sama lain di tengah cuaca nan dingin ini.
Zaenal memeluk. Umi Azka dari arah belakang sambil sesekali mengecup lembut area telinga dan tengkuk muslimah cantik ini.
“Maafkan aku Ukhti…akuu..akuu telah berbuat nista terhadapmu…”
“...maukah kamu memaafkan kelancanganku barusan…”ucap Zaenal sambil membelai lembut rambut indah Umi Azka.
Akhwat cantik ini tak menjawab malahan membalik badan sambil menatap syahdu Zaenal.
“Kita melakukannya karena sama-sama lalai, Nal…”
“...ini bukan salah siapa-siapa…”
"......
“...kita melakukannya dengan sadar…”
"......
“...biarlah kejadian ini hanya kita yang tahu…”ucap Umi lirih sambil membelai lembut paras tampan Zaenal.
Zaenal yang mendengarnya terlihat lega.
Umi Azka tersenyum sebelum matanya nakal melirik ke bwah selangkangan pria gagah ini.
“Kau..kau sungguh perkasa Nal… “
“...tak heran Ulfa termehek-mehek kepadamu… “desah Umi Azka sambil memandang manja ke arah Zaenal.
Digenggamnya lembut penis besar Zaenal yang menjuntai setengah lemas dengan jari halusnya yang putih mulus.
Zaenal yang tak menduga jelas sangat terkejut terlebih Umi Azka tiba-tiba membalik badan dan kini ganti menindih Zaenal.
“Aku…aku suka kamu, Nal…”
"......
“...biarlah malam ini aku memuaskan diriku untuk yang terakhir kalinya bersamamu.. “
“Ukthi…”desah Zaenal yang bengong dengan batang penisnya telah menegak kaku bak sepotong kayu.
Selang sekian menit kemudian Umi Azka terlhat menari lincah tanpa busana dengan posisi duduk mengangkang seksi di atas tubuh kekar bugil Zaenal.
Tubuh telanjang akhwat muslimah nan cantik ini bak penari jaipong profesional.
Berputar liar sesekali memutarkan bokong indahnya yang besar padat bahenol dengan gerakan ritmik..naik turun maju mundur di atas paha guru tampan ini.
Suara lolongannya terdengar merdu saat kontol besar Zaenal kembali menusuk-nusuk memenuhi lubang vaginanya hingga ke area terpencil yang tak pernah bisa dijangkau penis suaminya.
“Ooohhhh…ooohhhh…ooohhhh…!!! “
Azka terus mengerang merdu dan seksi seiring goyang pinggul dan pantat seksinya mengayak penis kekar pria tampan ini di lubang pangkal pahanya. .
Bergerak rancak bak pedangdut profesional...maju mundur...naik turun...kiri kanan...memutar-mutar merasakan menikmati enaknya daging kontol Zaenal nan kaku di malam dingin ini.
Zaenal yang merasakan nikmatnya hanya pasrah menerima ‘nasib’ sambil tangannya meremas buah dada montok Umi Azka yang menggantung menggemaskan serta sesekali mencengkram bokong seksi nan mulus muslimah cantik ini.
"Aaahhhh...Aakhhii... Akhiii....!!"
".....
"......KONTOL..ooouugghhh...!!" Enakkkk KONTOLMUUH....Akhhiii....!!"
"....
"....akuuuhh...akuuhhh....dapeeet...!!!" IIYYYAAAAHHHH...!!! Pekik merdu akhwat cantik ini takkala meraih orgasmenya sembari pantat indahnya menggenjot keras berkali-kali selangkangan guru ganteng ini
Sekali…dua kali..tiga…lima !! Umi Azka meraih orgasmenya yang seakan tanpa henti.
Pun sama halnya dengan Zaenal yang kembali memuncratkan mani kental berisi jutaan benih matangnya ke dalam rahim subur Umi Azka..
"Uuugghhh...Ukhtiii....akuuu KELLUAAARR....!!!!"erang Zaenal yang cepat membalik tubuh bugil akhwat cantik ini kemudian balas menggenjot kemaluan sang Ustazah keras-keras dengan batang oenisnya.
CROOTT....
'Oooohhhhhh.....!!!"pekik Azka yang yang cuma bisa mengangkang pasrah sebelum bibit seksinya disumbat ciuman pria gagah ini.
"ehhmmnn....ehhmmmm....
Sementara kedua insan itu asyik masyuk dalam nikmatnya bersenggama mengadu kemaluan seorang dara cantik yang juga seorang sekretaris OSIS MA 09 baru saja usai meraih kenikmatan ‘semu’ untuk yang pertama kalinya.
Yah, dia bukan lain Anissa Larasati yang diam-diam menaruh rasa cinta mendalam terhadap Zaenal Arifin.
Ditutupi nya tubuh remajanya yang indah dan bugil polos dengan selimut ranjangnya.
Ditatapnya seraut paras tampan Zaenal di layar hapenya yang tengah tersenyum.
“Aakhhh…Pak Zaenal…Anissa..Anissa cinta Bapak…Anissa suka Pak Zaenal..”desahnya dengan tatapan nanar memandang foto Zaenal.
Ditaruhnya sebuah mentimun berukuran sedang yang nampak lengket basah kuyup oleh lendir cintanya dan air kenikmatannya.
Benda yang tadi ia gunakan untuk memuaskan dahaga bara birahi 🔥 remajanya.
………
BERSAMBUNG....