Suasana sebuah acara pengajian elit yang dihadiri sekitar 50an ibu-ibu kalangan high class terlihat semarak di sebuah hall masjid berarsitektur mewah dan megah bak istana sultan.
Aroma hedon nampak jelas dari barisan mobil mewah dan gress semacam Pajero, Fortuner, Alphard, Mercedes dan banyak lagi mobill bermerek berjajar rapi.
Dandanan para jamaah wanita yang rata-rata berusia relatif muda terlihat seragam dengan dominan hijab gamis gaul berbahan satin nan mahal warna putih.
Satu yang terlihat mencolok dari penampilan para jamaah wanita tentunya adalah perhiasan yang dikenakan para ibu-ibu muda tersebut kian memperjelas status sosialnya.
Kalung, cincin dan gelang emas asli terlihat berkilau di sana sini mengiringi tas-tas branded mahal seperti Longchamp, Kate Spade dsb.
Benar-benar lebih mirip sebuah pagelaran fashion ketimbang acara pengajian.
Penampilan glamor para jamaah wanita tersebut berbanding lurus dengan sosok ustazah cantik yang berada di depan yang duduk bersila sambil memberikan tausiyahnya.
Parasnya yang menawan dengan kulit glowing bak gadis remaja menandakan perawatan estetika nan mahal.
Senyum manisnya sesekali terlihat menghiasi paras cantiknya dengan sebuah cincin kemilau bermatakan berlian Solitaire (utuh) seharga 110 juta terlihat jelas di jari manisnya.
Suasana tausiyah semakin semarak dengan tanya jawab menyoal hal sensitif yang mengundang keriuhan dan gelak tawa segenap jamaah.
“Mbak Ulfa, gimana hukumnya mengulum kemaluan suami maupun sebaliknya alias posisi 69…”
“...saya sebenarnya malas dan risih tapi suami seperti memaksa saya melakukannya…”
“...saya jadi bingung, Mbak..?”tanya Bu Henny seorang jamaah berusia 35 tahun yang istri seorang direktur.
Gerrr….
Sontak suasana riuh dipenuhi gelak tawa memecah keheningan.
Ustazah Ulfa yang mendengarnya tak luput merasa geli sekaligus merona di wajah mulusnya yang putih bersih.
Tak langsung menjawab Ulfa memejamkan matanya sambil menahan senyum malu.
Sejenak merenung akhirnya Ustazah cantik itu berucap lirih sambil menahan senyum.
“Jumhur ulama mayoritasnya membolehkan," tutur ustadzah Ulfa memberi jawaban
“Wanita atau istri adalah ladang bagi suami. Maka datangilah ladangmu itu..”
“Lebih lanjut, dijelaskan terdapat penekanan asalkan pada lubang yang dibolehkan, yaitu pada lubang kemaluan sang istri..”
“Itulah penjelasan dalil mengenai diperbolehkannya suami bersenang-senang dengan istrinya dengan gaya apapun. Sebagai catatan, hal tersebut boleh dilakukan selama suami dan istrinya tersebut saling suka, saling meridhoi, dan tidak ada keterpaksaan dalam melakukannya…”kata Ustazah Ulfa.
Mendengar penuturan Ustazah Ulfa para jamaah pun manggut-manggut sambil senyum dan tawa renyah mewarnai sesi tanya jawab siang hari ini.
Beberapa saat kemudian acara pengajian berakhir.
Para jamaah pun segera menyantap hidangan makan siang yang disajikan oleh sebuah katering terkenal di kota itu.
Di sela waktu makan Ulfa terlihat bercakap-cakap dengan seorang jama'ah wanita muda berdandan cukup mencolok dan modis dengan wajah cantik nan glowing.
Sebut saja namanya, Bu Safitri.
Dia seorang dokter spesialis kulit sebuah klinik kecantikan terkenal sedang suaminya seorang pengacara kondang.
Ia datang bersama sang sopir mengendarai sebuah Toyota Harrier yang ia beli dari baru keluaran 2015 dimana harga bekasnya saja sekarang masih di atas 300an juta.
Keduanya yang memang sebaya terlihat berbincang serius namun beberapa kali mereka tertawa kecil. Sesekali Safitri terlihat menepuk lengan mungil Ustazah cantik itu.
‘Mbak Ulfa kagak percaya ya….”
“...bojoku itu 'burungnya' cuma segini…”(Safitri mengangkat jari kelingkingnya sambil terkekeh ).
“Imut-imut dong Bu….”balas Ulfa menahan senyumnya.
Dokter Safitri yang cantik berbodi semok hanya melengos lucu lalu tersenyum lebar.
“Yah, standar laki pribumi sih, Mbak…”
.......
“....mau gimana lagi…penginnya yang besar dan mantap buat nusuk nih memek…kayak negro-negro gitu….jadi kebayang hehehe….”kata Safitri terkekeh geli.
Ulfa tersenyum saja tak menyangka mendengar dokter Safitri ternyata seorang wanita karier yang blak-blakan soal seks.
‘Ibu Khan dokter…pasti punyak kenalan buat merehab penis laki…siapa tahu…?”tanya Ulfa setengah nyengir sambil mengambil Snack.
“Alah…rehab…renov…oplas….kagak ngaruh Mbak…”
“...jadinya malah letoy karena ndak orisinil…”
“...beda ama yang dari sononya emang gede dan kekar…”
“...apalagi tahan lama…aaahh…bikin saya keluar terussss…Aaahhh….”
.......
“...kayak si Amran…sopir saya…upss…hehehe…”
Safitri menutup mulutnya saat menyebutkan kalimatnya yang terakhir.
Ulfa terpana dan nampak terkejut mendengarnya.
Mata bening ustazah cantik ini menatap tajam Safitri dengan sinyal curiga dan penuh selidik.
Safitri yang entah sengaja atau tidak akhirnya buka suara perihal sang sopir yang ganteng turunan India Pakistan itu.
“Jangan cerita siapa-siapa ya Sis…”
.........
“...si Amran itu kontolnya…HIIIHHH…guedeee…mantep….Hehehe…”ucap Safitri sambil mengangkat tangan ala panco 💪.
Muka Ulfa memerah mendengar cerita blak-blakan sang dokter cantik ini.
“...aku tahunya pas ngajak Amran nge-gym bareng di tempat biasa…”
.....
“...aku kaget setengah mati, Sis….”
.......
“...beneran punya si Amran gede dan panjang pas pake celana pendek ketat itu….banyak cewek yang kebetulan senam pada melongo ngeliatin…”
.......
“...udah ganteng…macho lagi…siapa yang kagak ngiler sama si Amran….”
“...hahhhh…jadinya kepikiran terus sama si Amran…”
”Penasaran rasanya disodok kontol besar Amran…hahhh…pasti mentok deh…”kata Dokter Safitri tersenyum simpul lalu terkekeh.
“Huuk…huukk…” Ulfa mendadak tersedak sambil buru-buru menutup bibirnya.
Ditaruhnya gelas kaca berisi koktail dengan sesekali terbatuk-batuk.
Parasnya yang ayu dan putih mulus telah benar-benar merah menahan berjuta rasa aneh yang menggelayut di dadanya sampai ke organ intimnya.
Putingnya perlahan menegak pun lembah vaginanya yang ia rasakan semakin lembab.
Ia yang seorang ustazah berusaha menahan diri terlebih persoalan klasik yang dialami Dokter Safitri pun juga ia rasakan.
(Betul-betul PR bagi sedulur yang mungkin berukuran pas-pasan 😅. Apakah Safitri akan memberikan tips…??)
Acara pengajian pun berakhir meninggalkan beberapa jama'ah yang asyik bercakap-cakap.
Ulfa yang berdiri bersama Safitri sejenak menatap pria ganteng berkulit coklat gelap berambut tebal ala Shahrukh Khan.
Dia sopir pribadi Dokter Safitri, Amran Kapoor.
Ulfa menatap paras ganteng dan sosok gagah Amran yang mirip peranakan India Pakistan.
Mata lentiknya yang menatap Safitri sesekali mencuri pandang selangkangan Amran yang memang terlihat menonjol.
Entah mengapa ia merasa deg-degan saat mata tajam Amran beradu pandang dengannya.
Harus ia akui Amran pria yang gagah dan menarik.
Sekejap pikirannya melayang ke satu sosok pria tampan yang tak kalah gagahnya.
Wajah pria Jawa yang kalem, berwibawa sekaligus meneduhkan, Zaenal Arifin
“Udah ya, Sis…aku mau diantar dulu nge-gym bareng sopir kesayangan….hehehe…”
.....
“...Yuk say….”ucap Safitri melepas senyum penuh arti sambil mengamit lengan kekar Amran.
Amran pun tersenyum sambil menggandeng tangan sang majikan.
Mata bening Ulfa memandang tak berkesip kedua pasangan pria wanita itu.
Pinggul besar membulat Safitri berjalan lenggak lenggok dengan kenesnya sementara di sebuah kesempatan jari kekar legam Amran sang sopir bergerilya nakal lalu meremas pantat semok Safitri.
Safitri kontan menepuk lembut jari nakal sang sopir namun Amran justru kian kuat meremas diselingi tawa keduanya.
“Aahhh….Zaenal….”ucap lirih Ulfa sambil memejamkan matanya setelah melihat pemandangan seronok tadi.
Sungguh tak ia duga seorang Safitri yang dikenalnya akhwat alim dan terhormat berlaku demikian di depan matanya.
Entah apa suaminya tahu tentang ini, Ulfa tak mau turut campur dan tak ambil pusing.
Satu yang membuatnya gelisah adalah bayangan sosok Zaenal sang guru tampan teman kuliahnya yang juga mantan pacarnya.
Terbayang beberapa waktu lalu ketika acara milad universitasnya di mana para alumni satu jurusan reunian bareng berjumlah sekitar seratusan orang.
…….
{{....Zaenal seakan menjadi salah satu bintang yang menarik perhatian terutama banyak kaum akhwatnya yang mayoritas berhijab dan bergamis rapat.
Dikerubuti para akhwat cantik dan berpenampilan glamour hingga membuatnya kelabakan dibuatnya.
Biarpun berhijab dan bergamis namun seperti layaknya trend busana muslimah masa kini apalagi di perkotaan model busana ketat dan trendy sudah merupakan kelaziman.
“Nal…kamu tambah ganteng dan makin keren deh….udah nikah belum …”kata salah satu ukhti teman karibnya Zaenal.
“.....woowww…macho dan kyut habis kamu Nal…bikin kesengsem gue nih…. sayang gue udah ada “buntutnya”...hehehehe…”ucap teman wanita yang lain. ( Anak.red)
Begitu sanjungan yang kerap diterima Zaenal.
Zaenal yang nyengir dan terlihat salah tingkah tak mampu berbuat apa-apa terlebih ketika sorot matanya bertatapan dengan sepasang mata bening dan sepasang alis hitam tebal yang melengkung indah.
Zaenal yang kontan mendatangi Ulfa sesaat diam sebelum akhirnya menjabat lembut tangan halus Ulfa yang berhiaskan cincin emas berlian.
“Ukhti…bagaimana keadaanmu…?”sapa Zaenal sambil tersenyum manis.
Suara Zaenal yang dalam berwibawa sungguh membuat Ulfa terpana.
Meski bertahun tak jumpa dan ia pun telah berkeluarga namun kenangan indah bersama pria tampan ini sulit untuk lepas.
Wajah cantiknya merona lalu membalas sapaan Zaenal.
“Alhamdulillah….ana baik-baik saja, Akhi…”
.......
“...gimana dengan anta…?”sahut Ulfa dengan suara merdunya yang lembut mendayu
“Alhamdulillah…”
“Hahahaha…”
“...hihihi….”
Sesaat keduanya diam lalu lepaslah tawa keduanya sembari Ulfa menutup mulut dengan jemari lentiknya yang putih mulus.
Panggilan yang mereka gunakan tadi itu memang terdengar kaku namun justru mencairkan suasana.
Kini mereka seakan berjarak karena Ulfa telah bersuami dan memiliki seorang putra.
Zaenal yang masih melajang berusaha menjaga diri agar tak terjerumus akan pesona akhwat muslimah nan cantik menawan bernama lengkap Ulfa Nayati Primasari ini.
Keduanya berdiri berhadapan dengan Ulfa yang cukup semampai 165 cm mengenakan sepatu high heels sedikit mendongak memandang Zaenal yang tinggi tegap.
Mereka sesaat diam dengan saling berpandangan saja.
Tapi sorot mata mereka seakan menyiratkan pesan kekaguman akan pesona masing-masing.
Zaenal menatap kagum akan keayunan Ulfa yang makin matang dan dewasa sebagai seorang ustazah plus seorang ibu muda dengan seorang anak
Tubuh fisik Ulfa pun demikian halnya.
Sebagai pria dewasa sudah barang tentu ia tak memungkiri kemolekan Ulfa yang kali ini nampak jelas dengan busana gamis ketat warna krem yang ia pakai.
Lekuk tubuhnya dan tonjolan kewanitaannya di sana sini memperlihatkan pesona seksualitas yang demikian kentara.
Buah dadanya yang cukup besar, bulat dan menonjol. Pinggang yang ramping meliuk di pusaran pinggulnya yang besar tapi tetap proposional.
Buah pantatnya yang aduhai montok dan besarnya karena pernah melahirkan nampak bulat menungging seksi.
Dibarengi sepasang paha gilig padat berisi dan betis jenjang mengintip samar berwarna putih mulus jelas sebuah hal yang tak mungkin diacuhkan oleh seorang Zaenal Arifin.
Pria ini mengakui bahwa Ulfa jelas sosok wanita yang kuat daya tarik seksualnya sekalipun dia seorang ustazah.
Zaenal hanya bisa mendesah dalam saat batang kemaluannya mengeras seketika berusaha memberontak dari balik cawet GT Man ukuran XL yang ia pakai.
Sungguh bikin ngaceng penampilan wanita ini, pikir sang p*nis
Bagaimana dengan Ulfa….?
Akhwat cantik ini juga terpesona dengan kegagahan Zaenal yang lama tak dilihatnya.
Wajahnya yang dulu ganteng kini semakin menarik seiring usianya yang matang.
Makin berwibawa dan kebapakan terlihat dari kumis dan jenggot rapi yang menghiasi paras tampannya.
Sungguh mencerminkan sosok pria maskulin yang tentu memiliki benih sperma sehat melimpah untuk menghamili rahim matang seorang perempuan.
Mata jeli Ulfa sekejap memandang pangkal paha Zaenal.
Terbersit ucapan salah seorang teman karib Zaenal menceritakan kesaksiannya saat tak sengaja melihat kemaluan sang jejaka idola kampus waktu itu saat tengah mandi di sungai kala pendakian Mapala ke Gunung Merbabu
“Kontolnya Zaenal….segini lho !! Edan tenaann….Joss gandoss..!”kata si Tony melukiskan batang kejantanan Zaenal yang ia lihat sambil membawa sebiji buah Pare.
“20 centi, Brooo….!!!”teriaknya keras.
Kontan teman-temannya terbelalak sambil tertawa gelak.
Ulfa yang tak sengaja mendengarnya tak urung penasaran dari kejauhan lalu mengintip.
Dada akhwat mahasiswi cantik ini pun bergemuruh keras seolah tak mempercayai penglihatan matanya…}}
………..
Bayangan itu serta merta menghinggapi benak dan pikiran Ulfa yang masih berada di belakang setir mobil sedan listrik Hyundai Ioniq 5 terbaru miliknya seharga 850 juta.
Entah apa yang ada dipikirannya dirinya yang hendak pulang selepas membersihkan ceramah pengajian beranjak cepat menghentak pedal gas lalu “mengejar” mobil Toyota Harrier yang ditumpangi Dokter Safitri bersama sopir pribadinya, Amran Kapoor.
======
Mobil Harrier yang ditumpangi Dokter Safitri dan sopirnya Amran ternyata tidak mengarah pulang menuju rumahnya melainkan melaju ke arah lain.
Sebuah wana wisata sejuk di lereng gunung bernama Sumirang yang ditempuh sekitar setengah jam perjalanan.
Ulfa yang menyetir sendiri lambat laun mulai curiga tetap menjaga jarak pandang agar tak kehilangan jejak.
Kondisi jalan yang meliuk-liuk sesekali naik turun membuat Ulfa harus waspada melakukan pengintaian.
Belum sempat menunaikan ibadah ashar Ulfa memilih tetap fokus menguntit mobil Toyota Harrier sampai kemudian masuk ke sebuah hotel bintang 2 yang sedikit tersembunyi di sebuah lembah.
Ulfa perlahan memarkirkan mobilnya sesaat setelah kedua buruannya yaitu Dokter Safitri dan sopirnya sudah memasuki lobby hotel nan asri itu.
Ulfa memilih kongkow di restoran hotel sambil menunggu.
15 menit berjalan Ulfa yang makin gerah karena penasaran akhirnya tak tahan untuk masuk ke lobby.
Berdalih hendak bertemu dengan temannya Ulfa mendapatkan akses kamar yang kebetulan dipesan a/n sang sopir, Amran Kapoor bukan Safitri sendiri.
Kecurigaannya makin besar disertai dadanya makin berdebar saat memasuki kamar nomor 7 yang dipesan Amran.
Tak terdengar suara apa-apa dari dalam kamar yang kebetulan tertutup rapat.
Ulfa memberanikan diri menelpon Safitri.
Sekian detik tak jua ada jawaban hingga akhirnya sebuah suara perempuan yang tak lain Safitri menyahut di seberang sana.
Suaranya seperti ngos-ngosan dengan nafsu memburu diselingi erangan serta pekik tertahan membuat Ulfa makin tak karuan.
“Sshhh…aahhh…hall.halooo…Iya Sis…ada apa Sis Ulfa…”sapa Safitri dengan terbata-bata.
“Kamu di mana Mbak ? Aku mau ke rumah kamu buat ngomongin soal traveling ke Yogya…sekalian ziarah religi…”ucap Ulfa dengan dada berdebar.
Tak ada jawaban langsung.
“Aooouwww…pelaannn…pelannn sayyy….punyaa kamuuu…aahhh besaar bangeeet sayy…ooohhhh…kontol…KONTOLMUUU sayyyy….ooohhhh….”sahut Safitri samar-samar di balik speaker namun cukup jelas di telinga Ulfa.
Jelas ini bukan jawaban atas pertanyaannya.
“Ehhh…sorry Sis…aku…akuhhh lagi pijat nih…”
......
“Oooouuuggghhh ennnak bangeet Sis…aahhh….”
.....
“...kalu soal itu…kita obrolin besok-besok aja ya Sis…,”
…..
“...ooohhh ooohhhh…Amrannnnn….akuuu..akuuu dapeeet…!!!!”
“IIYYYAAAAAAHHH….!!!”jerit merdu Safitri nun jauh di sana menyusul teriakan macho seorang pria dengan bahasa inggris berlogat India.
“Feel my big cock inside your tight pussy, Bitch….!!! I will impregnate you…KYAAAAAAHHHHH…!!!”
“AAAAKHHHHH…!!!.”jerit tertahan Dokter Safitri menyusul sedetik kemudian.
Pett….!
Tiba-tiba sambungan telponnya terputus.
Jemari lentik Ulfa yang putih mulus nampak gemetar mendapati kenyataan yang gamblang di depan mata.
Ingin rasanya dia mendobrak pintu kamar mesum itu untuk mendamprat mereka.
Tapi entah mengapa jarinya tertahan sambil menggigit bibirnya sendiri.
Mata Ulfa terpejam erat dengan bulu kulitnya meremang hampir di sekujur tubuhnya yang tertutup gamis panjang.
Tak..tak..takk….
Akhirnya Ulfa memilih pergi dengan langkah cepat dan keras dari sepatu high heels yang ia pakai mengetuk lantai lorong hotel kemudian masuk kembali ke dalam mobil.
Lampu mobil mahalnya yang ia naiki menerobos suramnya jalanan senja hari di area wisata eksotis itu.
Sementara dari balik kemudi Ulfa merasakan getaran birahi tak lazim makin kuat menggedor imannya.
Sungguh apa yang ia temukan barusan tentang kenyataan bahwa seorang muslimah terpandang sekaligus seorang dokter ternyata selingkuh serta berbuat mesum kepada pria selain suaminya membuatnya “terguncang”.
Ia tahu apa yang dilakukan Safitri adalah dosa besar tapi jauh di sisi lain ia seakan mencari pembenaran tentang kelakuan Safitri. Yah, bahwa Safitri berhak mendapatkan kepuasan seksual yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya.
Sekalipun itu dengan berbuat zina alias serong.
Untuk pertama kalinya sebagai ustazah, Ulfa seakan bimbang dan sulit untuk berpikir jernih.
Ia sendiri juga mengalami hal yang serupa dan sejauh ini ia berusaha menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan maksiat dengan berzina.
Tapi hari ini ia seakan risau dan kacau balau pikiran.
Betapa nikmat apa yang dirasakan Safitri saat kontol besar Amran yang jantan dan perkasa mengoyak gawang lubang kemaluannya yang rapat indah berjembut.
Menyesaki seluruh saluran vagina nikmatnya terus menusuk dalam hingga tembus ke rahimnya.
Membuat sang dokter sampai menjerit-jerit dalam orgasmenya yang menggila.
Sungguh Ulfa tak tahu lagi apa yang hendak ia perbuat. Terlebih ia menemukan “sosok” jantan yang ia dambakan itu dalam diri seseorang Zaenal Arifin.
Sesampainya di rumahnya yang mewah dan megah Ulfa segera saja membaringkan tubuhnya telungkup di atas kasur mahalnya.
Matanya berkaca-kaca saat menatap foto dirinya bersama sang suami tengah berpelukan mesra dengan latar belakang Masjid Hagia Sofia saat mereka berlibur ke Turki beberapa waktu lalu.
“Abi, maafkan umi…hik hik…”
......
“...Abi menyayangi Umi segitu rupa bahkan rela berbuat apa saja untuk membahagiakan Umi…umi pun demikian…”
.......
“...tapi umi juga manusia…umi butuh kepuasan seks sebagai wanita dewasa….”
….
“...aakhhh…Ya Rabb, maafkan Ulfa yang lemah dan tak berdaya ini….hik..hiks…”
Selesai berucap Ulfa pun mengambil sebiji pare yang ia beli di supermarket tadi. Dipandangnya dengan nanar kemudian digenggamnya erat tanaman sayur lonjong berbintil tersebut dengan jemari lentiknya.
“Aahhh…Zaenal…”ucapnya lirih seraya memejamkan matanya.
----------
Malam harinya suasana di komplek perumahan super elit kediaman Ustazah Ulfa dan Suaminya nampak lengang.
Ceesshhh….
Gelegarrr…..!!!
Hujan turun dengan derasnya dengan disertai kilatan petir menyambar di sela-sela awan pekat menimbulkan suara gemuruh yang menggetarkan.
Tak nampak kesibukan di rumah megah milik Ulfa.
Suaminya sendiri tengah berada di luar negeri untuk urusan bisnis pun putra semata wayangnya yang masih duduk di bangku sekolah dasar telah terlelap dalam tidurnya.
Para asisten PRT yang jumlahnya mencapai 10 orang juga tertidur pulas setelah seharian bekerja.
Sementara itu di kamar pribadi nan mewah sang tuan rumah tak nampak adanya penampakan kecuali beberapa pakaian dalam wanita tergeletak l di lantai marmer putih nan mahal itu.
Ehmmmm…aneh…?!
Lebih jelas maka terlihatlah sebuah BH dan cawet celana dalam perempuan mungil berenda seksi saling tumpang tindih dengan kain hijab plus gamis ketat yang tadi siang dikenakan Ustazah Ulfa.
Semuanya teronggok begitu saja di lantai yang dingin dengan siluet samar sesosok wanita terpantul di dinding kamar Ulfa terbuat dari porselen itu.
Bayangan siluet sosok wanita tersebut nampak jelas terpantul dari atas ranjang Ulfa seiring pancaran kilatan halilintar dari balik jendela besar yang dibiarkan terbuka.
Siluet yang nampak jelas memperlihatkan sosok telanjang seorang wanita menggeliat dan menggelinjang kian kemari bersamaan tonjolan buah dadanya yang membusung terlontar-lontar berikut puting susunya mengacung tegak.
“Ooohhhh…aaahhhhh….Zaenaaaal…Zaenaaaal….ssshhh…aaahhhh.. terussss…terussss sodokkkk…sodokkkk ZAKARRRR kamuuu Naaalll….sodokkkk yang kerassss ZAKAR kamu ke memek akuuuhh…oooohhh Naallll…. akuuuu…akuuuhh cintaaaa kamuuuh Nallll…. iyyyaaahh…”
Siara erangan merdu nan merangsang terdengar jelas bersamaan geliat siluet sosok perempuan telanjang itu tengah mengenggam erat sebuah benda lonjong besar dan panjang.
Tangannya yang memegang erat benda itu lalu mengayun keras seakan menusukkan benda tersebut ke pangkal pahanya yang mengangkang lebar menyusul pekik merdunya penuh kenikmatan pecah seketika.
“Oooouuuggghhh… ZAKAAAARRRRR.!!!”
.......
“...ZAKARMUUU Naaalllll….Zaenaaaal…!!! AAAAKHHHHH…!!!”
Wanita tersebut menjerit begitu menggetarkan kala sebiji pare besar yang berada dalam genggamannya melesak dalam membelah celah farji nya yang berjembut indah penuh berlelehkan lendir cintanya.
Ditekannya lembut buah pare berbintil itu dengan jemari lentiknya yang putih mulus berhiaskan cincin emas berlian menusuk semakin dalam ke liang senggamanya sedikit demi sedikit.
Bibir kemaluannya yang merah indah dan menggelambir terkuak saat lonjoran batang kaku sang pare menjelajah lubang kenikmatannya yang seharusnya hanya “boleh” dimasuki penis suaminya.
Sayang sekali batang penis sang suami jauh lebih kecil dan pendek dari si pare hingga perempuan cantik tersebut menjadikan sang pare beruntung itu sarana pelampiasan nafsunya yang lama terpendam.
“Naaalll…..oooouuuggghhh…akuuhhh KELLUUAARRR….!!!”
“...Yyyyaahhhhh….!!!”
Sang perempuan bugil di atas ranjang itu menjerit merdu dengan menyebut sebuah nama yang tak asing.
Pantat bugilnya yang bulat mulus serta pinggul besarnya terlonjak-lonjak bak kesetrum listrik.
Paha indahnya mengangkang lebar. Disusul cairan orgasmenya memancar keluar tiba-tiba dari lubang kencingnya di atas bibir indah lubang vaginanya yang masih tersumbat batang pare nan kekar itu.
Creeet….”Oooohhhh…..Naalll….!!!”
Creeet….”aaaahhhh…Zaenaaaal….!!!”
Terus air kenikmatan itu mengucur dari lubang pipisnya bersamaan rasa nikmat mengguncangkan seisi tubuh dan relung jiwanya yang haus akan seks.
Sekian saat terhempas badai klimaksnya yang luar biasa si wanita akhirnya terkulai dengan wajah lelah penuh keringat diselingi senyum kepuasan di wajah ayunya.
Ditutupnya sejenak tubuh telanjangnya yang indah mempesona dengan selimutnya.
“Naalll…aahhhh…membayangkanmu sajaaa sudah begini rasanya…bagaimana jika….??”
........
“...aaahhhh….!”erang halus sang wanita sambil menutup hapenya yang sempat jelas memperlihatkan seraut paras tampan dan gagah Zaenal Arifin.
Ia pun mengatur nafas lalu mengambil kain lingerie di atas ranjang untuk menutup tubuh telanjangnya yang berbasuh keringat.
Dipandangnya lukisan besar dirinya yang cantik berhijab dimana bagian bawah bertuliskan namanya terpajang di sudut ruang.
Yah, wanita cantik yang malam ini tengah memuaskan hasratnya dengan bermasturbasi lewat sebatang pare bukan lain adalah Ustazah Ulfa.
Akhwat muslimah yang selama ini terkenal alim solehah tak mampu menahan gairahnya yang memuncak dan terjadilah sesuatu yang tak pernah ia perbuat sebelumnya, memuaskan diri sendiri.
Matanya yang bening nampak sembab dengan raut muka terlihat pucat.
Tangannya gemetar ketika meraih hape iPhone 15 miliknya yang seharga 25 juta.
Sejenak Ulfa seperti mengetik pesan di hapenya sambil menahan sesak debar di dadanya.
Cukup lama menunggu, balasan dari orang yang ia tuju akhirnya muncul disusul senyum manis Ulfa di sudut bibir tipisnya.
Ternyata dari Zaenal…!!
(“Aku akan datang, Fa…besok jam tujuh malam…”)
=======
Malam itu suasana restoran kebun bintang lima di sebuah lembah bukit asri di pinggiran kota nampak romantis.
Lampu kristal yang redup serta penataan meja kursinya terlihat private begitu memanjakan para tetamu yang datang.
Tidak terkecuali, Ulfa dan Zaenal.
Keduanya memilih tempat strategis di tepian tebing jauh memandang panorama kota yang terhampar jauh di bawah mereka dan dipenuhi cahaya lampu-lampu kota berpendar begitu cantik.
“Kamu…,cantik sekali Ukhti…”kata Zaenal sambil memandang Ulfa penuh kagum.
Ulfa tersenyum sambil menahan malu di wajah mulusnya nan cantik merona.
“Terima kasih Nal…”
.......
“...tapi please jangan panggil aku , Ukhti, ya…”
......
“...panggil saja Ulfa…Nal. Toh kita hanya berdua…kecuali ada orang lain bersama kita…yah…”sahut Ulfa yang dibalas anggukan kepala Zaenal dibarengi senyuman manis.
Malam ini Ulfa mengenakan dress ketat model gamis warna peach yang terkesan tipis dan memberikan kesan transparan.
Entah mengapa sang ustazah cantik ini berani memakai busana sedemikian seksinya.
Meski berhijab tapi busana dress panjang yang ia pakai jelas memperlihatkan pesona lekuk tubuhnya yang indah menawan.
Harum lembut tubuhnya, bahu kecil, buah dada yang menonjol padat, pinggang rampingnya serta pinggul besar yang dibarengi bokong montok yang membulat seksi dan kencang jelas membuat Zaenal tak tenang.
Paha padat berisi dan betis mulusnya yang jenjang mengintip samar dari belahan dress-nya membuat Zaenal makin berdebar.
Terakhir, tentunya keindahan bongkahan pantat molek Ustazah Ulfa yang semok kian nyata.
Terlebih saat dress ketat yang dikenakannya tak sanggup menyembunyikan betapa sensual celah bokongnya yang mengintip samar bersama garis celana dalam mungilnya tercetak cukup jelas dibaliknya.
Sungguh seksi dan menggairahkan penampilan Ulfa malam ini.
Sempat sebelumnya sejumlah tamu pria terlihat kasak kusuk sambil berusaha mengintip keindahan sang ustazah yang berjalan gemulai memasuki area lobby.
Namun begitu melihat sosok pria gagah yang datang bersamanya sontak mereka pun segan dan segera mengalihkan pandangannya.
Zaenal yang mulai dihinggapi getaran birahi berusaha menetralisir suasana hatinya tapi tingkah laku Ulfa dan topik pembicaraan yang mereka bincangkan seketika memupuskan asa sang guru tampan ini.
“Aku terus terang saja Nal…”
.........
“...entah apa ini sebuah hal yang tabu buat diceritakan…cuma kamu yang tahu soal kehidupan rumah tanggaku….”
........
“...aku..aku cuma berbagi…sharing kepada pria yang paling kupercayai…”
........
“...kamu, Nal…”ucap Ulfa memandang syahdu sang lelaki ganteng ini.
Zaenal sesaat diam.
Ia merasa hampir semua wanita yang curhat kepadanya melulu hanya soal kepuasan seksual dan hubungan intim, Just that.
(edaaan…kenapa aku ini, demikian pikiran Zaenal pada dirinya sendiri.)
“Aku tak bisa banyak membantu, Fa kecuali hanya memberi saran…karena kau tahu sendiri…aku belum pernah menikah…”kata Zaenal sambil mengamit jari lembut Ulfa dan meremasnya pelan.
Ulfa yang tahu keadaan ini tak bisa berpikir panjang kenapa harus Zaenal yang ia curhati. Kenapa bukan psikolog ataupun rekan2 da'i yang lebih senior.
Ulfa sendiri merasa bingung.
Satu yang pasti kegagahan pria di hadapannya ini betul-betul membuatnya tak jenak untuk duduk lama-lama.
Terbayang kembali ucapan si Tony tentang alat vital pria tampan teman kuliahnya sekaligus mantannya ini terngiang kembali di telinganya yang terbungkus jilbab.
(...Kontolnya Zaenal….segini lho !! Edan tenaann….Joss gandoss..!”katanya)
Tak ayal memori itu membuat bulu tubuhnya merinding.
Bukan karena takut tapi lebih kepada hasrat birahinya yang pelan namun pasti terus mendaki menuju puncak.
Lamat-lamat suara live band menyanyikan lagu romantis…”Tonight I Celebrate My Love For You” …kian membuat suasana makin syahdu.
Setelah dirasa cukup Zaenal berusaha menghibur Ulfa dengan mengajaknya melantai diiringi alunan lagu nan romantis itu.
Keduanya berdiri saling berhadapan sebelum kemudian Ulfa menyandarkan kepalanya di dada bidang Zaenal.
Zaenal yang makin tak tenang berusaha menarik nafas dalam-dalam sambil berlaku tenang sembari mendekap lembut ustazah cantik ini.
Hampir dua jam berlalu menginjak pukul setengah sembilan malam keduanya berlalu pulang diikuti lagu lawas milik Ed Sheeran ”Perfect”.
Sesampainya di depan rumah megah sang ustazah itu Zaenal yang tadi menitipkan motor Megapro lawas kesayangannya hendak beranjak pergi untuk pulang.
“Nal, aku…aku masih mencintaimu Nal…dan aku ingin merasakan sedikit sisa kehangatanmu waktu itu….”
........
“...maukah kau memelukku lagi barang sejenak, Nal…”lirih suara Ulfa setengah memohon.
Zaenal yang tak berpikir lama hanya melempar senyum lalu memeluk Ulfa kembali.
Zaenal yang berpikir dirinya berhasil menaklukan syahwatnya akhirnya kecolongan. Terlebih ketika Ulfa tiba-tiba mengecup bibirnya sambil meremas kepalanya erat.
“Nall…akuu..akuuh ingin dirimuuu malam iniii Naaallll….aaahhhh…”.
Ucapan Ulfa yang bagaikan suara magis membuat letupan gairah Zaenal bak tersundut bara birahi.
Zaenal yang tak tahan langsung mendekap Ulfa makin erat sampai buah dada montok sang ustazah mendesak dada bidangnya yang berotot.
Keduanya segera larut dalam ciuman panas yang makin bergelora.
Saling kecup saling lumat di antara bibir Zaenal dan Ulfa dibarengi saling menghisap lidah dengan sesekali mata mereka terpejam merasakan sensasi percumbuan ini.
"Ehhhmmm…ehhmmmm…mmmmmmm…."
“Ssshhhh….aaaahhhh…Naalllll….”rintih merdu Ulfa ketika jari kekar pria tampan ini mulai nakal menggerayangi lekuk tubuhnya sebelum kemudian mencengkram pinggul padatnya serta meremas pantat indahnya.
-----------
Malam pun semakin dalam menginjak pukul 10 waktu setempat.
Sejuknya AC di kamar pribadi Ulfa dan suaminya tak mampu memadamkan bara birahi Zaenal yang sudah menindih tubuh indah Ulfa yang kini polos tanpa sehelai kain menutupi auratnya.
Pakaian dalam keduanya tersampir begitu saja di atas kursi bertumpuk dengan dress dan hijab milik sang ustazah idola ini.
Baik Zaenal dan Ulfa Keduanya bergumul rapat dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benang bergesekan kulit satu sama lain.
Zaenal yang menindih sang ustazah meremas rambut kepala Ulfa yang tergerai indah.
Dilumatnya bibir seksi Ulfa dengan liar bersamaan jari-jari tangannya yang besar meremas sepasang payudara montok milik sang ustazah dan membelai paha mulus akhwat cantik ini.
“Ssshhhh…aahhhhh…Nalllll…terusss…terusss kulum putingkuuu…remasss yanggg kuaaat…ooohhhh…yaaah begituuu…”erang manja Ulfa yang kini bak kerasukan setan hingga lupa akan dirinya sebagai seorang wanita alim solehah.
Zaenal yang sedari tadi menikmati payudara montok Ulfa lantas menggereng keras sambil melebarkan kedua paha padat nan indah milik Ulfa.
Mata Zaenal menatap nanar keindahan organ vital sang ustazah di pangkal pahanya yang mengangkang pasrah.
Lembah ciut dan gelap vagina Ustazah Ulfa yang dikelilingi jembut indahnya nampak begitu menggoda.
Lubang surga kemaluan sang ustazah bergerak membuka menutup kembang kempis memompa lendir kawinnya untuk terus keluar pertanda dirinya siap untuk berjimak.
“Ukhti…Ukhti Ulfa…aku..aku ingin berzina denganmu sayangggg….”
.......
“....zakar kerasku ingin berzina dengan memek cantikmuu sayanggg…haaahhhh…”desah liar Zaenal bak lokomotif bermesin diesel yang telah memanas.
Digeseknya kuat kepala kontolnya yang besar tumpul ke celah cantik berjembut indah memek Ustazah Ulfa.
Terus saja bergerak naik turun…naik turun…menyibak gerumbul jembutnya Ulfa berikut gelambir bibir memek ustazah cantik ini yang makin merekah siap untuk dimasuki kontol besarnya.
Sementara Ulfa terus merintih dan mengerang manja manakala guru tampan ini terus merapatkan batang ngacengnya ke menyibak bibir hangat membasah liang cintanya.
Ulfa yang makin tak tahan untuk bercinta kontan menyahut tak kalah panas.
“Ooohhhh…Nalll..
.......
"Akhi Zaenaalll sayanggg….zinahi ana…akhi...zinahi ana dengan KONTOL besaar akhiii…”
......
“...akuuu…akuuh juga pengin berzina malam ini denganmuuu Akhi ZaeNaaalll….”
.......
“...zinahi ukhti sepuasmuuuh…zinahi memekkkk ukhti pake KONTOL kamuuu, sayyyy….aahhhhh…”
......
“Akuuu…akuuu rela hamil karena kau zinahi…Naalll….”
......
“...entooot…entooot akuuu Nallll…senggamai akuuu dengan batang kemaluannuuu…sayanggg…”
.......
“....sodokk akuuu…tusuk lubang kemaluan ukhti dengan tombak KONTOLMUUU yang perkasa…Akhi ZaeNaaallll…”
........
“....masuki akuuuu dengannnn…. AAAKHHHH….!!!!”
jleeeb….BLESSSeekkk…
“Aaarrghhh UKHTIII….!!!”pekik Zaenal sekonyong-konyong menghunjamkan penisnya yang besar dan tegak kaku menembus rapatnya lubang kemaluan Ustazah Ulfa di pangkal pahanya.
“OOOOUUUGGGHHH…AKHI...ZaeNaaallll….AHAGHHH….”jerit tertahan Ulfa begitu nerdu saat detik-detik dirinya ditusuk oleh zakar besar dan kaku pria tampan ini.
Zaenal yang tak memberi kesempatan Ulfa untuk bernafas sontak kembali menghentakkan bokong kekarnya ke bawah.
Menekan selangkangan sang ustazah alim ini kuat-kuat memasukkan kontol besarnya sedalam mungkin ke tubuh indah telanjang Ulfa yang meregang bak sapi akan dipotong.
Diremasnya pantat indah ustazah cantik ini dengan kesepuluh jari kekarnya saat kontolnya menusuk kuat lubang kenikmatan Ulfa
“TERIMAAA INI….Ukhti….!!!”pekik jantan Zaenal sambil pantatnya mengayun kuat ke bawah.
“Akhiiii...!! AHAGHHH….!!”kembali Ulfa memekik pendek.
Tak menggubris pekik dan erangan Ulfa , Zaenal terus menaik-turunkan bokong kekarnya mendesak selangkangan Ustazah Ulfa yang mengangkang lebar tepat di bawah tindihannya.
“Akkhhiii….!!! Tiddaakkk bisaaa…terlalu BESSAAARR….OOOHHHH..…!!!”
"...Naaalllll....aaakkhhhh...!!!" Jerit tertahan Ulfa saat pria gagah ini terus menusuk buas liang cintanya dengan kontolnya yang perkasa.
Jari lentiknya yang putih mulus seakan berupaya menahan pantat kekar Zaenal untuk tidak memasuki dirinya lebih dalam.
Tapi itupun sia-sia saja.
Mata bening Ulfa membelalak serta mulut menganga saat Zaenal menusuk alat kelaminnya begitu rupa.
Zaenal yang mendengar sontak makin membabi buta menyetubuhi ustazah cantik ini.
Ia merasa bangga bahwa kemaluannya pastinya jauh lebih besar dan panjang serta lebih mantap jika dibanding suaminya.
“Oooouuuggghhh…KONTOL…KONTOLMUUU Akhiii…KONTOLMUUU….Naaalll.... Oooouuuggghhh….!!!”erang Ustazah Ulfa di sela-sela dirinya tengah dijimak dengan liarnya.
“...Ukhtiiii….! Lubangmuuu…ENNAAKK….tempikmuuuu Ukhti...!!”
Sreet…BLESSS…sreeet…BLESSS….”
“Ooohhhh…ooohhhh…..”Rintih Ulfa saat lelaki tampan ini terus menusuk dalam liang kemaluannya.
Tak butuh waktu lama Zaenal pun berhasil membawa ustazah cantik ini ke puncak surga dunia yang begitu mengharu biru.
“... Zaeee…Naaal…"
.........
""...aakhii....ukhtiii....dapppeet...AHAGHHH….!!”jerit tertahan Ulfa setengah terbata dengan mata terbuka nyalang.
Tubuh bugilnya yang ditindih Zaenal seakan meronta kala orgasme dahsyatnya menusuk di kedalaman alat kelaminnya.
Zaenal yang berada jauh di dalam tubuh Ulfa sontak mendesah kuat saat penisnya diremas kuat oleh dinding hangat vagina Ulfa.
Jepitan rapat dan empotan liang cinta sang akhwat cantik ini begitu nikmat di sekujur batang ngacengnya.
Ia diamkan barang sebentar laju penisnya sembari meresapi detik-detik nikmatnya mengadu kemaluan dengan akhwat muslimah nan cantik ini.
Ulfa yang tak butuh waktu lama untuk klimaks kembali meraihnya seakan tanpa henti.
Ckckck…inikah mimpi yang menjadi kenyataan bagi sang ustazah cantik ini.
Sekian waktu berlalu.
Zaenal yang sudah berada diambang batas mempercepat ayunan pinggulnya hingga penisnya bak piston mobil amblas keluar masuk ke dalam lubang ciut selangkangan Ulfa yang kini menganga lebar dan basah kuyup.
Dan….
“Ukhti….akuuuu muncraat….aaaarrghhh….KELUAARRR…!!”pekik Zaenal sambil meremas bokong indah akhwat muslimah ini.
CROOOOTTT….
“Ukhtti Ulfaaaaa…!! Enakkknyaaa sayanggg…Aaahhhh…!!!
Crooot…. crooot….
“AHAGHHH…!”Ulfa hanya melenguh pendek dengan bibir terbuka lebar saaat merasakan semburan demi semburan mani hangat sperna Zaenal memenuhi rongga rahimnya.
Pantat kekar Zaenal mengejan menekan pangkal paha Ulfa yang masih mengangkang seksi saat penisnya memompakan benih jantannya ke dalam rahim ustazah cantik ini.
"Ehhhmmm…ehhmmmm…."
Zaenal kembali melumat bibir Ulfa yang membuka sembari tangannya memeluk erat tubuh telanjang sang ustazah erat-erat.
Zaenal seakan menegaskan dirinya betul-betul ingin menghamili akhwat cantik sekaligus ustazah ini dengan bibitnya yang subur.
Saking banyaknya air maninya sampai tak tertampung di lubang nikmat Ulfa seketika membasahi paha mulus hingga kasur tempat tidurnya.
Usai bercinta keduanya saling berpandangan mesra dalam balutan selimut.
Tak terucap sepatah katapun dari mulut mereka kecuali raut muka dan sorot mata keduanya seakan memberikan kesan.
Kesan dan pesan bahwa keduanya sangat menikmati dosa 'terindah' yang mereka lakukan malam ini.
Entah apa yang terjadi terhadap perasaan masing-masing terutama Ulfa yang notabene sudah berkeluarga.
Hanya satu yang bisa diucapkan Ulfa saat mengantar kepergian Zaenal esok harinya.
“...Nalllll….i love u….”ucap lirih Ulfa meski pastinya tak terdengar oleh Zaenal yang makin menjauh meninggalkan istananya.
...............
Bersambung …..