𝐌𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐝𝐚𝐲𝐚 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 (𝐍𝐨 𝐒𝐚𝐫𝐚) 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏𝟓 & 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏𝟔

Episode 15 . Kebahagiaan dan Keterkejutan Sita

Azan Shubuh berkumandang, di sebuah pom bensin di daerah Citatah, terlihat pria yang kepalanya masih diikat perban bersama seseorang yang mengenakan jaket Ojol. Ya, dialah Danu, seorang suami dari tokoh utama cerita ini.
Dia telah menerima sebuah keajaiban dari sang maha kuasa, dia sembuh lebih cepat dari perkiraan, biasanya kesadaran pasien untuk pulih dari koma terjadi secara bertahap, beberapa dari mereka yang pulih dapat sembuh total sementara beberapa dari mereka ada yang mengalami penurunan fungsi otak pada bagian tubuh tertentu. Namun dilihat dari cara berdiri dan gerak-geriknya, sepertinya Danu benar-benar sudah sembuh total dari sakitnya.
Kemacetan yang lumayan parah di daerah tersebut karena masih ada bekas tumpahan minyak dari truk sawit yang terjungkir beberapa waktu lalu, membuat banyak pengendara motor yang terpeleset, sehingga di tempat itu dijaga oleh petugas kepolisian agar para pengendara melewati daerah itu secara perlahan agar tidak menimbulkan kecelakaan susulan, namun hal itu membuat lalulintas menjadi tersendat. Itulah yang membuat Danu bersama Ojol yang ditumpanginya baru bisa sampai setengah jalan menuju rumahnya, padahal jika lalulintas lancar, biasanya hanya butuh waktu satu jam lebih sedikit. Namun sekarang, waktu segitu hanya mampu mengantarkannya sampai setengah jalan.

Mereka memutuskan untuk berhenti sejenak untuk beristirahat dan sembahyang Subuh.

POV Danu
Alhamdulillah sudah Azan Shubuh, Sita juga pasti sedang hendak melaksanakan kewajibannya saat ini seperti biasanya. Aku kini merasa rindu padanya, rindu dibangunkan ketika Shubuh begini, lalu beribadah bersama dengan istri tercintaku. Aku akan segera pulang sayang, dan sepertinya aku akan membatalkan saja niatku untuk bekerja di restauran milik Ruben. Lagi pula ini sudah hari Selasa dan aku belum mengabari Ruben kalau aku jadi bekerja di restaurannya. Bisa saja Ruben sudah mendapatkan orang untuk bekerja disana mengisi posisi yang tadinya mau aku isi, karena aku terlambat mengabarinya kalau aku jadi kesana. Namun aku malah baru sadar malam tadi. Selain tidak memungkinkan untukku mengabari Ruben, aku juga tidak tau dimana Tas ku yang berisi kartu nama Ruben. Bahkan dompetku dan HP ku saja entah kemana.
Mungkin sudah dipakai oleh orang yang membawaku ke Rumah Sakit dan dijualnya untuk membiayai pengobatanku selama beberapa hari ke belakang. (Begitulah pikir seorang Danu saat ini).


***Namun pada kenyataannya, HP miliknya telah digunakan oleh sang penyelamatnya yakni Indra. Bahkan Indra memanfaatkan HP Danu untuk melakukan SSI kepada istrinya dengan mengaku sebagai Danu di belakang Chat WhatsApp.
Kenyataan selanjutnya, dugaan Danu yang berfikir kalau Sita sedang bersiap-siap untuk melakukan ibadah sembahyang Shubuh seperti kebiasaannya dulu, ternyata salah. Sita justru dengan malasnya masih tertidur pulas dengan tanpa sehelai benangpun di tubuhnya, dan tergolek mengangkang di atas kasur yang basah kuyup oleh cairan cintanya. Tangan kirinya juga tidak terlepas dari lubang memeknya, ya , Sita tidur sambil memasukkan jarinya ke dalam lubang memeknya. Itu semua karena dengan polosnya Sita malah kembali meminum ramuan perangsang itu lagi saat terbangun dinihari tadi karena merasa haus.


Kembali ke tempat Danu berada;
POV Danu
Alhamdulillah, terimakasih Tuhan atas kesembuhan dan kesehatan yang telah kau berikan kepada hambamu ini.
Aku sudah tidak sabar untuk kembali pulang kepada istriku. Selepas selesai sembahyang Shubuh, aku kembali mengajak sang driver Ojol itu untuk melanjutkan perjalanannya. Dia pun mengiyakan ajakkan ku itu.
Setengah jam kemudian kami sudah melewati gerbang Marhamah, yang berarti kami sudah memasuki wilayah kabupaten Cianjur setelah menyebrangi jembatan Citarum penghubung Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur. Sepertinya butuh waktu kurang dari satu jam lagi juga aku akan sudah sampai di rumahku.
>>>>>>>>>>>>>>>>>(Satu jam berlalu, Danu dengan Ojolnya sudah sampai ke kampungnya)


**Motornya sudah memasuki gang kecil menuju rumahnya, matahari pun sudah mulai menampakkan sinarnya. Danu sampai di depan rumahnya, dia pun mulai mengetuk pintu rumahnya. Sementara sang Ojol masih menunggu dengan setia, karena dia belum menerima bayaran atas jasa ojeknya.
Danu terus menerus mengetuk pintunya. "Tok tok tok ...." "Assalamualaikum.. " "tok tok tok..."
Hingga beberapa kali mengetuk pintu, Sita belum membukakan pintu rumah untuk suaminya itu.


POV Sita
"HoooOooaaaaaammmmmhhh...." (Sita menguap, terbangun dari tidurnya)..
Siapa itu mengetuk pintu pagi-pagi buta sekali. Mengganggu tidurku saja. (Namun karena ketukan itu terus berbunyi Sita pun memutuskan untuk bangun dari posisi tidurnya dan berniat membukakan pintu).
Adduh siapa sih, ini kan masih pagi, aku masih ngantuk sekali. Lemes banget ini badan gara-gara terlalu banyak orgasme semalam.
"Eh, orgasme, semalam?..."
"Astaghfirullah.." aku belum mengenakan pakaian, hampir saja aku membukakan pintu tanpa menyadari keadaanku yang sedang bugil.
Aku pun sedikit berteriak kepada orang yang mengetuk pintu di luar, "SEBennTaAaarRR...!!"
Lalu aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, karena badanku masih terasa lengket dan bau keringat serta cairan cintaku bekas pergulatanku semalam bersama Samuel. Aku mandi terburu-buru, hanya sebatas menyabuni badan dan mukaku yang disekitar bibirnya terdapat sisa-sisa bekas sperma yang sudah mengering. Tidak lupa pula aku menggosok gigi agar aroma sperma hilang dari mulutku. Bahaya juga kalau orang diluar mencium aroma sperma dari mulutku, mau beralasan apa aku nanti padanya.

Selesai mandi aku lalu berpakaian layaknya wanita Solehah, lengkap dengan jilbab simpel.
Lalu aku membuka pintu rumahku
Dan betapa terkejutnya aku, yang datang ternyata Mas Danu. Aku terkejut karena senang bertemu kembali dengan suamiku. Pasti dia mengabariku lewat HP ku, namun HP ku tertinggal di Mall kemarin. Karena aku ingat terakhir kali aku bicara padanya aku membutuhkannya, aku membutuhkan kontolnya untuk memuaskan nafsuku saat itu. Walau pada akhirnya aku mencari kontol lain untuk memuaskanku, dan sudah kutemukan pada diri Samuel yang semalam suntuk menggenjotku.

S : Sita
D : Danu
S : "ya tuhan, mas Danuuuu... Aku kangen tau..!"
D : "Sama sayang, aku juga sangat merindukanmu. Maaf beberapa hari ini aku tidak mengabarimu."
S : "Baru sebentar lah mas, baru sehari juga, gak papa kali."
(Dalam sepengetahuan Sita, Danu terakhir mengabarinya kemarin, ya ketika Danu palsu bilang kepada Sita untuk mencari kontol lain untuk memuaskan syahwatnya).
*Sementara yang dimaksud Danu adalah tidak mengabari istrinya selama dia tidak sadarkan diri di Rumah Sakit.


POV Sita
S : "ayo masuk Mas, kamu pasti kecapean ya dari Jakarta ke sini." Sapaku sambil memeluk dan merangkul suamiku, lalu menuntunnya ke dalam rumah..
D : "tunggu dulu sayang, aku belum membayar ongkos Ojolnya..apa kamu di rumah megang uang?"
S : "ada mas, uang yang kemarin kamu transfer masih ada kok. Aku cuma beli perlengkapan kebutuhan dapur. Berapa Mas ongkosnya?"
D : "Kang, berapa ongkosnya?" (Tanya Mas Danu ke driver Ojolnya.
Ojol : "karna Mas nya menjanjikan ongkos double, jadinya ya Rp682.000 Mas, ongkosnya. Tapi genapin aja deh jadi 500 ribu. Itung-itung saya bantu Mas."
S : "oh iya Mas, tunggu dulu sebentar ya, aku mengambil uangnya dulu."
Ketika memasuki kamar, betapa kagetnya aku. Aku lupa belum membersihkan dan merapikan tempat tidur bekas pergumulanku dengan Samuel semalam. Untung saja mas Danu belum kuajak masuk tadi.


***Sita pun bergegas membersihkan dan merapikan kamarnya.
"Sayang, kok lama amat ngambil uangnya, kasihan drivernya nungguin..." Teriak Danu dari luar. Sementara Sita masih belum selesai mengganti seprai dan merapikan tempat tidurnya.
Di luar, Danu merasa ada yang janggal, Danu tadi mendengar Sita mengatakan baru sehari dia tidak mengabarinya, dia berfikir apa dia sempat sadar dalam kondisi lupa ingatan sebelumnya, sebelum bangunnya yang sekarang ini? Atau bagaimana.
Danu juga kepikiran, transfer uang yang dibicarakannya. Bahkan Sita mengira Danu pulang dari Jakarta. Danu semakin mencoba mengingat momen itu, namun tidak dia ingat sama sekali.
Akhirnya Sita keluar juga, lalu membayar driver Ojol itu. Danu pun sangat berterimakasih kepada sang driver Ojol itu karena sudah membantunya hingga diantar sampai rumah


Ketika sudah membayarkan ongkos tersebut, Sita tiba-tiba kembali kaget, karena dia baru sadar, kepala suaminya masih dibalut perban.
Dia pun segera mengajak suaminya ke dalam rumah, dan menanyai kabar suaminya, kenapa Danu bisa sampai terluka di kepala begitu. Terlihat juga di belakang kepala Danu ada sedikit darah menembus putihnya perban yang membalut.


***********Setelah panjang lebar Danu menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya kepada Sita istrinya, Sita kembali kaget dan terkejut tidak percaya dengan apa yang diceritakan suaminya.

POV Sita
Hari ini masih pagi, namun aku sudah berkali-kali terkejut dengan apa yang terjadi. Cerita mas Danu yang mengatakan kalau dia tidak sadarkan diri di Rumah Sakit sejak ditabrak mobil pada hari keberangkatannya menuju Jakarta. Bahkan dia ternyata dirawat bukan di Jakarta namun masih di kota Bandung. Ini semua diluar nalarku,, lalu apa yang terjadi selama beberapa hari ke belakang? Apa aku bermimpi??? Tidak, ini bukan mimpi, ini nyata. Bekas pergumulanku dengan pria bernama Samuel jelas baru saja aku bersihkan. Itu tandanya semua kejadian memang benar-benar terjadi dan kualami, bukan sekedar mimpi belaka.
Ya Tuhan, apa yang terjadi. Apa suamiku yang sedang iseng bercanda mengerjaiku dengan karangan ceritanya bahwa dia koma di Rumah Sakit dari hari Jum'at???. Tidak mungkin aku meminta klarifikasinya saat ini..aku takut kalau benar yang dikatakan mas Danu, dia dirawat di Rumah Sakit beberapa hari.
Namun begitu, berarti, Lalu siapa orang yang chatting denganku dengan mengaku sebagai suamiku.
Tidak hanya sekedar mengaku mengatasnamakan sebagai suamiku, namun orang itu telah membuatku menjadi seperti ini, membuatku binal-sebinalnya dan menjadi budak dari Sex. Bahkan aku sudah berkali-kali mengirimkan foto seksi dan bugilku padanya. Ya Tuhan.....

Hatiku menangis, menyesali kejadian yang sudah menimpaku. Mas Danu memelukku mencoba menenangkanku, dia bilang tidak usah menangisi dirinya karena toh dia sekarang sudah pulang dengan selamat.
Padahal aku sekarang sedang menangisi kejadian yang menimpa diriku. Bagaimana kalau suamiku mengetahui jikalau aku sudah berzina berkali-kali dengan lelaki lain di belakangnya. Aku sudah bukan Sita si istri alim dan Solehah sebagaimana dia tahu.

D : "oh ya sayang, boleh mas pinjam HP mu? Mas mau menelpon ke HP Mas, siapa tau HP Mas ditemukan seseorang saat Mas tertabrak dulu."
S : "A..A..anu mas, HP ku hilang saat kemarin bepergian. Se..sepertinya terjatuh di jalan."
Bohongku kepada suamiku, padahal HP itu tertinggal di toilet Mall saat aku berganti pakaian untuk berburu kontol yang mampu menghilangkan dahaga birahiku sore kemarin.

Berarti juga, semua barang, mulai dari uang, pakaian-pakaian seksi sampai ke minuman yang diberikan orang yang mengaku sebagai suamiku, bukanlah dari suamiku.. apa jangan-jangan aku dilanda birahi sampai tak terkendali karena meminum ramuan penyubur yang dibilang itu..??? Siapa orang itu? Kenapa dia berbuat begitu padaku?... Aku sudah kotor, masih pantaskah aku bersanding dengan suamiku...!?

====================
Episode 16 . Semua Sudah Tak Biasa
POV Sita
Hari ini, hari dimana suamiku telah kembali ke rumah semenjak kedatangannya pagi tadi. Aku ini telah kembali ke rutinitas hidupku sebelum aku menjadi perempuan liar, seharian aku menghabiskan waktuku dengan suami tercintaku. Meskipun aku sadar aku kini sudah tidak lagi seorang wanita suci. Aku sudah ternoda dengan noda perzinahan, namun aku tidak mau suamiku sampai tahu apa yang telah menimpaku beberapa hari ini. Aku merasa bukanlah sesuatu hal yang mudah bagiku untuk melupakan semua rentetan kejadian tersebut, selain karena pengalaman yang aneh bagiku, kenikmatan yang kuterima sangat berbekas di kepala dan memekku. Sekarang saja aku sedang merasa horny, di hadapan suamiku. Walaupun tidak sampai kutunjukkan rasa ini. Aku ingin menjaga image diriku di depan suamiku sebagai wanita polos, alim dan Solehah. Aku pun berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan berusaha mengembalikan Sita yang dulu pernah ada dalam diriku.


Ketika mengobrol dengan suamiku, aku teringat akan HP ku yang ketinggalan di Mall. Ingin aku segera mencarinya, karena takut foto-foto yang pernah aku ambil untuk diberikan kepada orang yang mengaku sebagai suamiku tempo kemarin tersebar ke publik . Namun aku bingung harus memberi alasan apa kepada suamiku untuk pergi dari rumah, karena selama ini aku memang tidak pernah main keluar rumah karena tidak punya teman. Aku yang termasuk pendiam dan introvert, tidak suka terlalu bergaul dan bersosialisasi. Disinipun aku hanya berteman dengan ibu-ibu sekitar rumahku sebagai teman pengajian."Mah, kamu ngelamunin apa?"Tiba-tiba mas Danu menyadarkan ku dari lamunan, sontak saja aku reflek memberi jawaban sedang memikirkan uang yang tinggal sedikit di rumah. Aku pun tidak membahas lebih lanjut uang yang kuceritakan di awal kedatangan mas Danu tadi, Uang transferan dari suami palsuku. Takut dia kepikiran sehingga nanti kepalanya yang terluka bisa kambuh sakitnya. Ide cemerlang begitu saja terlintas di kepalaku, aku tau kalau yang diingat oleh mas Danu, dia meninggalkan uang sekitar 400 ribu di rekening sebelum keberangkatannya. Sementara uang dua juta rupiah dari transferan orang misterius itu kini tinggal kurang dari satu juta rupiah, setelah kubelikan keperluan dapur, memborong angkot menuju Mall serta tadi membayar ongkos Ojol suamiku."Mas, aku boleh izin ke alun-alun dulu enggak? Untuk mengambil uang yang dulu kamu tinggalkan untukku sebelum kamu berangkat?"


Suamiku pun menawarkan diri untuk mengantarku ke alun-alun, namun aku menolaknya dengan alasan dia masih sakit dan lebih baik beristirahat di rumah. Setelah mendapat izin dari suamiku, aku pun bersolek sedikit agar tidak terlalu polos mukaku. Lalu berangkat ke jalan besar untuk menunggu angkot. Namun yang tidak suamiku ketahui, dibalik pakaian syar'i yang kupakai, di dalamnya aku mengenakan baju haram yang dikirim oleh pria misterius lewat paketnya. Entah bagaimana bisa aku kepikiran untuk memakainya di balik gamisku. Setelah sekitar dua menit menunggu, angkot yang kutunggu pun tiba.


>>>>>>Selang setengah jam, aku sudah sampai di alun-alun..Entah mengapa sekarang aku merasa kegerahan jika memakai pakaian gamis begini, aku jadi berkeinginan membukanya dan kembali memamerkan auratku seperti dulu saat di Mall. Namun di alun-alun ini sering ada orang kampungku juga yang berseliweran, membuatku tidak berani melakukannya di tempat ini. Aku pun mengurungkan niatku.

Sebelum aku menuju Mall yang masih jauh dari alun-alun, aku akan mengambil dulu uang yang tadi kusebutkan agar suamiku nantinya benar-benar percaya aku kesini untuk mengambil uang.
Ketika hendak menyebrang menuju ATM, kulihat mobil yang pernah ku tumpangi sedang terparkir di sebrang sana, di dekat ATM yang kutuju, ya, itu adalah mobil milik Samuel. Pria yang pernah merasakan jepitan memekku.

Setelah menyebrang jalan, kudekati mobil itu, namun tidak kudapati Samuel di dalamnya. Kemana dia pikirku?Akupun langsung saja masuk ke ATM untuk mencairkan uang tadi. Saat berada dalam ATM, pandanganku teralihkan oleh sesosok yang kontolnya aku kagumi, Samuel, terlihat keluar dari sebuah gang di belakang ruko di sekitar ATM. Namun dia menggandeng dua perempuan di kiri dan kanannya, melihat kedekatan dua wanita itu dengan Samuel membuatku merasa cemburu. Aneh memang, mengapa aku harus cemburu kepada orang yang bukan siapa-siapa di hidupku. Samuel hanya seorang lelaki yang pernah menggenjotku. Hanya sebatas itu. Tapi aku benar-benar cemburu saat ini, apalagi kedua wanita itu berdangdan sangat seksi. Paha dan belahan susunya terlihat jelas tanpa harus dicermati lebih detail. Segera saja aku keluar dari ATM, dan memanggil Samuel. "SAMmmM....!!!"Dia pun mendekat menghampiriku dengan masih ditemani dua dua wanita tadi..Sam : "Haaiiii,, hallo Sita. Kukira siapa tadi perempuan yang memanggilku. Ternyata kamu, barusan sampai hampir tidak mengenalimu, ternyata kamu seorang akhwat ya."barusan sampai hampir tidak mengenalimu, ternyata kamu ini seorang akhwat ya."


Aku tak tau harus bicara apa kepadanya, aku yang memanggil tapi tidak ada tujuan pembicaraan, kenapa sih aku ini.
Sam : "sedang apa kamu disini Sita?"
S : "anu, aku menuju Mall kemarin, mau cari HP ku."
Sam : "ya Tuhan, seberapa mahal sih HP mu sampai jauh-jauh pun disusul."
S : "ya kisaran sejuta lebih, bagiku segitu sudah mahal Sam."
Sam : "lihat dua wanita di sampingku, mereka memakai perhiasan emas berlian di tangan, leher, dan telinga mereka. Bahkan di bagian tubuh yang tersembunyi pun terdapat perhiasan. Kamu bisa menjadi wanita royal jika mau ikut bekerja denganku seperti mereka?"
S : "maksudmu bekerja di salon kecantikan milikmu?"
Sam : "ya tentu saja bukan, berapa sih gaji pegawai salon. Paling di bawah UMR. Yang kumaksud adalah bekerja sebagai lonte di bawah manajemen ku."
S : "gila kamu ya, kamu menawari perempuan berhijab sepertiku pekerjaan macam itu."
Sam : "berhijab tapi doyan kontol, kan bisa juga jadi lonte syar'i... Bayarannya lebih mahal Loh jika kamu berdandan seperti akhwat Soleha begitu namun bisa di booking."
S : "Tidak. Terimakasih.."
Sam : "ya sudah, ayo aku antar ke Mall kemarin. Tapi sebelumnya kita antar dulu dua wanita ini balik ke salon."


Mendengar tawaran dari Samuel untuk mengantarku, aku pun bersedia dia antar. Aku juga takut sendirian ke Mall itu, takut bertemu kedua security itu lagi. Dua security yang pernah mencicipi juga memekku ini. Namun Sam terlebih dahulu kembali ke salon atau yang sering dia sebut sebagai markas. Kali ini dia mengajakku masuk lebih dalam ke dalam ruangan salon tersebut. Ternyata di balik salon kecantikan ini, di dalamnya terdapat tempat seperti tempat karaoke yang dibikin kamar-kamar dengan Televisi besar di setiap kamarnya. Sam menjelaskan bahwa ruangan ini adalah tempat karaoke plus-plus. Dan dua wanita tadi ternyata LC di karaoke ini. Namun mereka ini bisa di booking ,alias pelacur.


Aku merasa aneh, seorang perempuan berhijab dan memakai gamis sepertiku masuk ke dalam ruangan seperti ini. Ditemani satu laki-laki yang lumayan kekar, juga dua wanita seksi. Selanjutnya Samuel membawaku masuk lebih dalam lagi menuju lorong ruangan yang ternyata salon itu bangunannya sangat panjang ke belakang, serta memiliki tiga lantai. Setelah sampai di ujung lorong, aku diajak naik ke lantai dua. Disana banyak wanita-wanita yang lebih seksi lebih dari dua wanita yang ditenteng Samuel. Mereka menatapku dengan serius, aku pun mengajak Samuel turun karena merasa takut dengan tatapan mereka. Kudengar bisik-bisik dari salah satu wanita disana, "kayanya lonte baru si boss". Mereka mengira aku lonte baru, aku sedikit tersinggung. Aku pun turun ke bawah duluan. Lalu Samuel mengikuti ku.. Kami pun masuk mobil untuk menuju Mall , mencari HP ku.
Di mobil aku merasa kikuk, malu untuk memulai pembicaraan dengan Samuel. Malu karena teringat kejadian momen pertama ku satu mobil dengan Samuel . Waktu itu aku tanpa aba-aba langsung mendekatkan wajahku ke arah selangkangannya Samuel. Lalu mengocok sampai menyepong kontol besarnya.

Mengingat hal tersebut membuatku merasa sedikit terangsang. Meski berulangkali aku mencoba untuk tidak mengingat momen itu, namun tetap tidak bisa. Semakin lama aku memikirkannya, semakin sange pula diriku. Memekku mulai gatal dan terasa suatu cairan mulai mengalir di dinding-dinding memekku. Apa aku akan mengulangi lagi kejadian tempo hari itu?.. Tadi di rumah aku sudah berjanji untuk kembali menjadi wanita Solehah milik mas Danu. Tapi kenyataannya ternyata sangat sulit. Aku sepertinya sudah ketagihan..Sebelum sampai ke Mall, di tengah perjalanan aku meminta Samuel berhenti. Lalu aku keluar dari mobil, dan masuk ke WC umum di pinggir jalan tanpa menjelaskannya kepada Samuel niatanku. Lalu akupun keluar dengan mengenakan pakaian yang sedari tadi aku kenakan di balik gamiskuSamuel terlihat tersenyum melihat penampilan ku, aku senang bisa membuatnya tersenyum.

*Gambaran pakaian Sita;



Sam : "wah sudah berubah ke setelan lonte lagi aja kamu Sita. Mau ngapain kamu? Jadi ikut kerja di bawah manajemen ku?"
S : "aku melakukan ini hanya untuk kamu, memang sedari tadi juga aku mengenakan pakaian ini di dalam gamisku berniat untuk pamer aurat seperti kemarin."
Sam : "jadi kamu tidak kapok digenjot dua satpam seperti kemarin?"
S : "aku tidak dapat menjelaskannya, aku ingin kembali menjadi Sita yang biasa, seperti dulu lagi. Namun memek ku selalu tiba-tiba saja berdenyut dan basah ketika teringat kontol besarmu pernah menggenjotku."


Tanpa diminta aku pun masuk ke dalam mobil, lalu kudekatkan wajahku pada selangkangan Samuel.. kubuka resleting celana Samuel, dan ketika kontol besarnya melonjak keluar, langsung saja ku kulum. Ini luar biasa, membuatku tidak bisa kembali seperti Sita yang dulu. Aku menyukai kontol besar Samuel. Aku kembali khilaf dengan statusku sebagai istri orang. Aku terperdaya oleh kenikmatan yang diberikan kontol Samuel kepadaku. Samuel pun kulihat masih belum menginjak gas untuk segera melanjutkan perjalanan , dia malah terus memandangku, yang sedang menyepong kontolnya sambil memandang ke arah Samuel. Kami pun saling berpandangan.


Tiba-tiba dia bicara padaku;Sam ; "Heh Lonte, ngapain kamu? Berani-beraninya kamu menyepong kontolku tanpa izin dariku."Aku dipanggilnya lonte, namun justru malah merasa ada kebanggaan di lubuk hatiku bukannya merasa tersinggung ketika dipanggil lonte oleh Samuel.

Sam : "sudah kubilang kamu ada bakat jadi lonte, kalau kamu bersedia, selain bisa selalu merasakan kontolku, kamu bisa merasakan berbagai macam bentuk kontol. Juga mendapatkan uang. Bagaimana? Apa kamu berubah pikiran?"
S : "aku merasa senang dipuji olehnya, meski pujiannya itu sangat merendahkan harga diriku.

Aku melepas kulumanku sejenak untuk menjawab pertanyaan. "Gak Mau..." Lalu akupun kembali melanjutkan menyepong kontolnya. Sepertinya aku sudah handal melakukannya sekarang, soalnya Samuel tidak terdengar protes dengan seponganku yang sering mengenai gigiku seperti sebelum-sebelumnya.
Sam : "ya sudah jika tidak mau.." ucapnya sambil memaksa kulumanku terlepas dari kontolnya..dia lalu memasukkan kontolnya lagi ke dalam celananya dan menginjak gas melaju menuju Mall kembali.


Aku merasa sangat kecewa karena dia menghentikan aksiku menyepong kontolnya.
Dan bertanya padanya; "kenapa dimasukkin lagi ikh Sam..." Rengek manjaku padanya. Berharap dia kembali mengeluarkan kontolnya untuk ku hisap.

"Aku mau lagi Sam... Pliiiisssss...."
Namun Sam tidak menggubrisnya, dan malah menambah kecepatan mobilnya. Dalam sekejap kami pun sampai di Mall..
Aku berfikir keras,.apa benar aku akan keluar dengan keadaan seperti ini? Dengan mengenakan pakaian yang memperlihatkan auratku.
Aaaahh, masa bodo. Lagipula kemarin saja tidak ada yang mengenaliku di Mall ini. Aku pun bergegas menuju bagian kehilangan barang, sementara Samuel menunggu di mobilnya di tempat parkir.
Setelah dicari-cari oleh petugas , ternyata barangku tidak ada. HP dan kunci rumah serta pakaianku tidak ada di bagian barang yang hilang.
Kemana pakaian dan HP ku. Bagaimana bila diketemukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Bisa hancur image ku nanti bila foto bugil dan ******* tersebar.

POV Samuel
Aku sekarang sedang berada di parkiran Mall, mengantar Sita mencari HP beserta barang-barangnya yang lain yang tertinggal di Mall ini.
Aku hanya menunggu di dalam mobilku , kemudian dua satpam yang tentu saja kuingat wajahnya, dua satpam yang kemarin menggenjot Sita di tempat ini. Mereka menyapaku dengan sopan, mungkin masih takut padaku jika sampai perbuatan mereka kemarin dilaporkan kepada si atasan.
Mereka menanyaiku kenapa bisa sampai kembali kesini, aku pun menjawab sejujurnya. Bahwa aku mengantar Sita, perempuan yang kemarin genjot, untuk mencari HP dan barang lain miliknya yang tertinggal di Mall ini.

Setelah mengobrol panjang lebar, dengan ancamanku ,kedua satpam itu bersedia bekerja sama denganku untuk mengerjai Sita si tempat ini..
Tidak berselang lama, Sita datang dengan keadaan tertunduk lesu. Setelah kutanya dia bilang barang yang dia cari tidak ada di bagian kehilangan. Ketika fokus bicara denganku, salah satu satpam tadi membekap Sita dari belakang dengan sarungtangan yang sudah diberi obat bius.
Sita pun sempat melawan, dengan meronta-ronta supaya dilepaskan. Namun Sita keburu kehilangan kesadaran pada akhirnya. Kedua satpam itu lalu menggotong Sita dan memasukkannya ke jok belakang mobilku. Aku pun berterima kasih kepada kedua satpam itu. Dan kembali menuju markasku.

BERSAMBUNG...


 


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com