Namaku fatimah safitri. Berumur 39 tahun. Kehidupanku sangat sederhana. Setiap hari hanya sebagai ibu rumah tangga biasa. Mengurusi rumah dan pastinya seorang suami dan anak tunggal ku satu-satu nya.
Namun aku tetap bersyukur karena suamiku merupakan orang yang alim dan sangat bertanggung jawab tyerhadap keluarga nya. Walaupun suamiku memiliki warisan yang besar tapi ia tidak pernah mengambil nya. Hanya disimpan. Kata nya untuk jaga-jaga kalau memang sudah terdesak. Suamiku bernama Halim Al Fatah ia anak terakhir dari 4 bersauadara. Ketiga saudara tuanya ialah perempuan yang sangat alim persis seperti dirinya.
Sehingga kini aku pun malu jika tidak menggunakan baju syari jika ada acara keluarga. Kini sudah hampir 9 tahun baju-baju yang kukenakan berbahan gamis. Dirumahpun aku memakai jilbab lebar jika teman-teman anakku berkunjung atau juga para tetamu laki-laki yang datang. Sangat jarang kuperlihatkan rambut atau aurat ku di dalam rumah termasuk kepada anak laki-laki ku.
Anak laki-laki ku berumur 17 tahun bernama Nurhadi. Kini ia bersekolah di sekolah SMA negeri. Sudah 1 tahun kami menempati perumahan ini. memang rumah ini hanya disewa selama 2 tahun karena suamiku kini sedang ditempatkan di kota ini. kehidupanku pun hanya banyak berdiam dirumah. Membaca atau menonton film menjadi kegitana ku sehari-hari sehabis berberes rumah.
Semua kegiatan yang kulakukan seorang diri ini lma-lama membuatku bosan juga. Suami dan anakku selalu pulang hampir malam menjelang. Jarang sekali dapat kesempatan untuk mengobrol bersama. Begitu juga tetangga di depan rumah ku dan disamping rumah. Tetanggaku di isi oleh pasangan yang kedua-duanya bekerja. Sehingga otomatis tidak ada di antara mereka yang bermukim kala siang hari.
Sampai suatu hari aku bilang kepada suamiku untuk mengikuti majelis taklim yang diadakan di komplek perumahan kami. Syukur suamiku mengizinkanku untuk mengikuti aktivitas kebajikan itu. ia mahfum kalau aku mesti lah bersosialisasi dilingkungan kami yang baru ini.
Sudah 3 bulan aku mengikuti majelis taklim dan itu membuat diriku tidak lagi suntuk menjalani hari-hari.
Suatu hari, aku pergi ke supermarket untuk membeli baranh-barang keperluan dapur. Ingin sebenarnya berbelanja seperti ini bersama suami terlebih kami jarang mendapat momen berduaan. Kesibukan suamiku selain bekerja ialah sekarang dia mengikuti aktivitas partai politik berbasis agama. Waktu luang nya kini ia curahkan di dalam landasan poltik dirinya.
Ia hanya memberi uang untuk keperluan ku. Hari itu anakku juga ada kegiatan di sekolah. Akhirnya aku pun pergi sendiri ke super market. Aku memakai pakaian longgar dan jilbab lebar. Bagaimanapun aku harus menjaga pandangan laki-laki dari tubuhku.
“Ummi “ tiba-tiba suara memanggil ku dari belakang. Saat menoleh ke belakang hanya ada seorang remaja seusia anakku.
“Kamu manggil saya?” kata ku saat menoleh ke sosok yang kutuju.
“saya Joe Ummi. Kawan sekelas hadi. Bulan kemarin saya pernah mampir kerumah. Makanya saya tahu kalo ummi adalah ibu nya hadi.”
“tapi kenapa kamu manggil saya dengan ummi?”
“ oh itu karena si hadi sering manggil ummi. Jadi saya ikut saja.”
Dalam hatiku kenapa hadi menceritakan diriku didepan teman-temannya. Tapi sebelum selesai aku berpikir.
“Kalau ummi tak berkenan saya panggil ummi sama seperti hadi. Saya panggil ibu atau tante saja. kalau ummi merasa risih.” Kata pemuda ini.
“enggak kok. Cuma ya kaget aja ada yang manggil ummi selain hadi.” Kata ku lagi.
“Jadi boleh saya panggil ummi saja.”
“Boleh, ummi atau ibu itu kan sama arti nya.”
“Terima kasih ummi.”
“Tapi saya kok gak pernah lihat kamu ya.”
“Mungkin waktu itu saya lihat ummi sekilas saja. lagian saya juga baru sekali main kerumah hadi.”
“Oh mungkin juga. Tapi kenapa kamu gak sekolah?”
“Saya telat tadi ummi. Habis begadang nonton bola. Jadi disuruh pulang sama satpam nya. Makanya saya mau belanja-belanja dulu disini.”
“Lain kali kalau malam sekolah jangan lah begadang.” Nasehatku.
“Ia ummi. Saya usahain gak begadang lagi. Ngomong-ngomong ummi sendiri aja ya?” tanya dia balik.
“Ummi sendiri aja. Suami ummi lagi istirahat karena tadi baru pulang pagi.”
“Boleh saya temanin ummi. Ya sekalian bantu-bantu ibu teman. “
Akupun mengizinkan joe untuk menemaniku. Ya setidaknya dapat kawan ngobrol. Entah bagaimana aku merasa senang mengobrol dengan joe. Terlebih saat dia memanggil ku dengan ummi. Senag saja mendengarnya. Selain itu anak ini juga banyak topik-topik pembicaraan. Sepertinya dia tipe anak yang hobi membaca dan mudah bergaul. Tak sadar ternyata troli yang kami gunakan untuk mengelilingi super market ini sudah penuh dengan barang belanjaan ku.
Dari pembicaraan ku dengan Joe baru ku ketahui kalau dia sudah berumur 18 tahun. Ia bilang telat masuk sekolah waktu kecil.
Penampilan Joe sangat rapi Dan sekilas dia memang anak yang cukup tampan. Walau maaf kulitnya sedikit hitam Dan rambutnya keriting. Namun Tampak ia sosok yang baik Dan sopan.
Saat sedang ingin membayar barulah aku tersadar. Ternyata aku salah membawa tas. Tas yang ku bawa tidak ada uang yang tadi pagi suami ku kasih. Tas ini tas yang selalu kubawa saat pengajian. Makanya uang nya pun tidak ada yang nominal besar.
“Kenapa ummi?” tanya joe saat melihat ku kebingungan.
“Ummi salah bawa tas. Uang ummi di tas lain.”
“Ya udah pakai uang saya aja dulu. Berapa mbak semua?” sambil ia kasih kartu kreditnya kepada kasir.
“Pakai kartu kredit?” tanyaku.
“Ia ummi. Papa yang kasih saya kartu kredit. Biar saya gak cemas kalau mau beli sesuatu.”
“Tapi nanti papa kamu marah kamu belanja sebanyak ini. apa lagi ini alat-alat dapur yang banyak. Gimana nanti jelasin ke papa mu?” tanyaku yang gak enak.
“Santai ummi. Papa itu gak pernah nanya kemana uang nya digunakan.”
“Aku hanya terdiam dan tak tau harus bagaimana menanggapi si joe lagi.
Setelah menyelesaikan transaksi.
“Ummi bawa barang banyak gini pake apa?”
“Ummi mau pesan Taksi Online aja Joe.”
“Keberatan kalau saya antar ummi sama belanjaan ummi sekalian. Soalnya saya bawa mobil.”
“Aduh ngerepotin kamu aja ummi.”
“Ya santai aja ummi. Lagian juga kan arah rumah kita searah.”
“Baiklah kalau gitu. Sekalian nanti dirumah ummi juga ganti uang kamu ini.’
“Oke ummi.”
Akhirnya kami sampai dirumah. Joe membantu ku menurunkan barang-barang belanjaan ku.
“Boleh bantu ummi bawa masuk belanjaan nya Joe”
“Dengan senang hati ummi.” Senyumnya kepadaku.
Aku tidak mengetahui bahwa suamiku tidak berada dirumah. Sebab mobil yang dia gunakan terparkir di halaman parkir rumah. Joe akhirnya mengangkat satu per satu belanjaan tersebut. ia memang kuarahkan langsung menuju dapur. Biar nanti aku yang membereskan nya. Sementara itu aku masuk ke kamar untuk melihat suamiku. Bagaimanapun joe bukanlah mahram bagi diriku. Namun saat ke kamar kulihat suamiku tidak ada di ranjang begitu juga saat aku melihat ke kamar mandi. Tak ada seorangpun yang ada dirumah ini.
Sebuah pesan singkat masuk di hp ku. Ternyata suamiku baru saja pergi keluar bersama kawan-kawan partai nya. Aku masih terduduk di ranjang kamar. Barulah sekejap aku tersadar masih ada lagi orang didalam rumah. Orang itu tak lain ialah joe.
“Maaf joe. Ummi buat kan minum dulu ya.”
“Ia ummi gak usah repot-repot.”
“Tak apa. Ini kan juga terima kasih ummi udah dibantuin.”
Kuhidangkan air teh untuk joe dan diriku. Tanpa sadar kini kami mulai kembali berbincang-bincang. Sebenarnya ini hal yang salah karenaa diriku sedang berduaan tanpa seorang pun mahram. Terlebih joe juga bukan seorang mahram ku.
Tapi entah kenapa pembawaan joe yang gampang membawa bahan obrolan membuat ku tak bosan menaggapinya. Lagian tak mungkin juga anak seumur joe tertarik dengan wanita tua sepertiku.
Hampir sejam aku dan joe berbincang. Dalam keadaan berbincang itu sekali aku pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil. Tapi saat kembali dari kamar mandi dan meminum air teh ku lagi. Aku merasakan bahwa kini aku sedikit pusing.
“Ummi gak apa-apa?” tanya joe yang melihat ku mulai merasa berbeda saat mengobrol.
“Ntah joe. Ummi merasa pusing.” Sambil menguruturut kepala ku yang masih tertutup jilbab lebar.
“Apa ummi capek. Ummi istirahat aja dulu. Saya bantu ya bawa ummi ke kamar. Baru saya pulang.” Sambil joe mulai menghampiri diriku. Kini ia mememagang bahu ku untuk memamapah ku kedalam kamar.
Karena kepalaku yang pusing. Aku tak dapat lagi menolak saat anak itu mulai mengangkat badan ku dari kursi. Aku memegang erat punggumh dan lengan joe. Lengan yang cukup berotot untuk anak seusianya. Lalu aku dibaringkan diatas ranjangku. Aku melirik kearah joe yang berada disampingku. Samar kulihat dia dan akhirnya mataku terpejam sehingga aku lupa apa yang terjadi selanjutnya.
****************************************************************************************
Aku terbangun saat suamiku membangunkanku. Dia melihat ku heran karena tidur dengan baju gamis yang masih terpasang dan jilbab lebar yang tak dilepas. Sedikit heran juga saat melihat seprai di ranjang sedikit acak-acakan. Karena sejujurnya aku bukan tipe orang yang tidur lasak.
Aku kemudian beralasan bahwa diriku kecapekan sehabis berbelanja tadi. suamiku pun percaya apa yang kukatakan. Padahal sampai saat ini aku masih tak ingat pa yang terjadi sebenarnya. Lalu kulihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 6 sore. Ternyata lama juga aku tertidur. Tapi saat bangun aku merasa tubuhku letih. Tapi aku lalu mengambil handuk dan mandi membersihkan tubuhku. Aku mencoba melupakan kejadian pagi atau siang hari itu.
Lama sudah kejadian saat aku berjumpa dengan joe dan aku juga tidak mau mengingat kembali. Sampai suatu hari hadi datang bersama kawan nya. Terkejut aku melihat kawan yang dibawa hadi adalah joe. Tapi saat mereka datang sudah siang hari. Maka sekalian ku ajak joe makan bersama aku dan Hadi.
Kami mengobrol seperti biasa. Tapi hari itu joe memanggi diriku dengan panggilan ibu bukan ummi seperti saat ia bertem dengan ku waktu di supermarket. Aku merasa dia segan memanggil ummi didepan hadi. Aku pun memaklumi dirinya.
Setelah menghabiskan makan siang. Hadi dan joe masuk ke kamar hadi. Mereka bilang sedang mengerjakan tugas sekolah. Aku lalu membereskan meja makan dan membersihkan piring di dapur. Namun saat hendak menghidupkan keran. Tampak joe berada disamping dispenser dan meminum air.
Aku kembali melanjutkan cucian piring yang baru kumulai. Sampai tiba-tiba.
“Kepala ummi pusing lagi.” Tanya dirinya kepadaku.
“Udah enggak pusing kok joe. Maaf kalau kemarin ummi ngerepotin joe.”
“Enggak ngerepotin kok ummi. Malah joe seneng.” Sambil sedikit tersenyum kepadaku.
"Oh ia. Ummi baru ingat ada hutang sama kamu ya.”
"Gak usah dibayar juga gak apa-apa ummi."
"Gak boleh gitu lah. Hutang wajib dibayar."
"Gak apa ummi. ummi kan udah bayar pas kemarin itu."
"Maksud kamu?"
"Waktu ummi pusing kemarin. Ummi udah bayar. Hehehehe"
"Loh. Mana bener ini. tadi kamu bilang ummi gak usah bayar sekarang kamu bilang ummi udah bayar.” Membuatku semakin bingung.
"Soalnya ummi bayar gak pake cara lain” Sambil ia mendekati diriku.
"Cara lain?” tanyaku sambil menoleh kebelakang yang saat ini diri si joe sudah hampir mendekati diriku.
Aku lalu meletakkan piring dan membasuh tangan ku. Kini kami berhadap-hadapan. Joe memang lebih tinggi daripada diriku. Aku memandang kepalanya yang diatas kepalaku saat berdiri.
Ia kini mengeluarkan hp nya. Sambil membuka folder dan sebuah video yang tinggal di klik. Hatiku berdebar.
"Apa maksud anak ini?"
"Ini ummi pegang hp nya. Terus ummi lihat video itu."
"Sebelum ummi tekan play. Saya mau kasih tau kalau video ini udah di back up. Jadi percuma ummi menghapus video ini.” sambil tersenyum dan menjauhi diriku. Ia berjalan mundur.
"Video apa ini Joe?" Aku mulai ragu.
"Tekan aja ummi. saya tunggu di depan. Jangan panik kalau gak mau bocor rahasia ini.” ia lalu pergi meninggalkan diriku di dapur.
Perasanku tak menentu. Tapi akhirnya aku tonton video di hp itu. sekejap aku menutup mulutku. Diriku terperanjat menyaksikan video di hp itu. tampak diriku sedang berbaring dengan gamis dan jilbab ku tempo hari.
Aku hampir menjerit saat video berjalan. Joe merekam setiap tubuh ku dari atas sampai bawah dengan sangat rinci. Terlebih wajah dan payudaraku direkam dengan sangat intens. Nyaris ku banting hp itu. kini video itu menggambarkan diriku tengah dibelai oleh joe. Tampak tangan joe mulai menaiikan gamis bagian bawah tubuhku. Tampak kini cd berwarna merah krim. Tangan nya juga meraba-raba paha putih ku. Lalu tangan pemuda itu masuk kedalam cd ku.
Lalu aksi joe semakin liar. Kini kamera hp itu diletakkannya di pinngir ranjang. Kini terlihat jelas seluruh badan joe dan diriku dalam kamar tidur ku. Kini ia lebih leluasa meraba bahkan mulutku pun mulai dia ciumi.
Air mata ku menetes saat joe sekarang memasukkan penis nya ke dalam vagina ku. Aku meras terhina saat ini. bagaimanapun aku tak sadar atas apa yang menimpa tubuhku. Tapi yang aneh saat kulihat tubuhku seperti memberi respon saat joe menyetubuhi diriku. Seolah-olah diriku juga menikmati perlakuan pemuda tersebut.
Video berdurasi 15 menit itu berakhir saat joe melepaskan spermana nya kedalam vaginaku. Tampak tubuhnya bergetar hebat saat sperma itu keluar dari sarangnya. Seteklah selesai ia kemudian merapikan gamis ku kembali.
Kini aku sadar apa yang terjadi waktu itu. bagaimana aku bisa letih dan celah vaginaku terasa sedikit nyeri. Ternyata kesalahan ku membiarkan seorang laki-laki yang bukan mahram bersama didalam rumah saat tidak ada seorang mahram yang menemaniku.
Aku mencoba untuk tegar. Bagaimanapun aku juga punya andil dalam kekhilafan ini. aku harus menyelesaikan ini dengan joe. Kuhapus air mata ku dan kemudian aku berjalan menuju ruang tamu.
"Joe. Ikut ummi ke kamar. Kita bicarakan ini. “ aku mencoba berkata tegas.
"Langsung ngamar aja ummi.” ucapnya santai sambil ia memeluk pinggangku.
Aku menepis tangan pemuda ini.
Jangan pikir macam-macam. Saya ajak ngobrol kedalam kamar supaya hadi tak tau semua ini.
"Santai ummi. kita mau ngobrol apa sekarang. Hehehe"
"Berapa orang yang udah melihat video ini.'
"Untuk sekarang baru aku dan ummi. besok tak tau siapa lagi. Hehehe"
"Apa yang kamu inginkan sebenarnya?” aku mulai menangis.
"Belum tau ummi. tapi kalau disebar di internet bakalan trending video kita. Seorang pemuda dan ummahat berjilbab istri anggota partai sedang berzina.heheheh"
"Joe.” Aku sedikit membentaknya. Tapi aku tidak meninggikan suara takut anak ku mendengar teriakan ku.
Aku sudah tak dapat lagi berpikir. Hanya airmata yang kembali mengalir deras. Entah bagaimana masalah ini akan berakhir. Mau ku bungkam joe dengan duit dia sendiri adalah anak orang kaya sampai-sampai barang belanjaku pun dia bayar. Aku pun menangis terisak-isak. Kini aku terduduk di ranjang ku. Sementara joe mendekati diriku dan berjongkok memandangiku.
"Santai ummi. ada caranya kok biar video ini gak kesebar."
Terlintas dipikiranku untuk melaporkan kepada pollisi. Tapi yang kutau hukum dinegara ini masih mendiskriminasi korban pelcehan dan perkosaan terlebih ia adalah perempuan belum lagi joe yang anak orang kaya pasti lah para polisi itu lebih memihak kepada dirinya.
Aku hanya menangis. Ketika menangis itu joe sudahlah duduk disampingku.
Tangannya kurasakan meraba punggungku. Aku hanya memakai gamis tipis itu merasakan tangan pemuda ini menjamahi stiap lekuk tubuhku. Payudaraku pun tak lepas ia jamah dan ia remas dengan lembut. Aku bagaikan patung. Terdiam tanpa tau harus berbuat apa.
Kini lidahnya mulai bergerak kearah leher ku yang masih tertutup jilbab. Ia menjilati nya di luar jilbab. Ada rasa aneh yang menjalari diriku. Ia juga membelai kepalaku dengan tangannya.
"Buka mata ummi.” joe berbicara lembut.
Aku pun membuka mataku perlahan-lahan. Joe lalu mengusap air mata yang berlinang di pipiku.
"Maafkan saya ummi.” kata nya
"Joe jangan lakukan ini kepada ummi.” aku mencoba merayunya.
"Tapi sejak pertama berjumpa. Joe udah jatuh hati sama ummi.” ia membelai lembut wajahku.
"Ummi ini istri orang. Ibu teman mu joe. Cari wanita lain. Biar lah kejadian kemarin kita lupakan. Ummi mohon joe.”
Tapi bukan jawaban yang kudapat dari joe.
"Cuuupppppp...” sebuah ciuman mendarat di bibirku.
=================================
Joe mencium bibir ku. Tampak usaha nya memasukkan lidahnya kedalam
mulutku. Aku hanya menutup rapat mulutku. Aku tidak ingin anak muda ini
mengendalikan diriku. Tapi satu gerakan tangannya tiba-tiba meremas
keras payudara ku. Aku seperti ingin berteriak dan disaat itulah lidah
Joe akhirnya masuk kedalam mulutku. Aku pasrah saat lidah pemuda itu
bergerak mencari lidah ku.
Muaaachhhh,,......
Tapi hanya sebentar Joe melepaskan ciuman nya dari bibir ku. Ia kemudian bangkit dari ranjang.
“Besok ya Ummi kita lanjut. Nanti ketahuan hadi. Heheheh."
Aku yang mendengar ucapannya tersadar bahwa anakku masih berada dikamar
nya. Aku hanya berharap anakku tak tahu akan apa yang menimpa diriku
bersama teman sekelasnya.
“Apa maksud kamu Joe?”
“Besok Joe kesini pagi. Joe harap Ummi melayani Joe kalau tidak mau video kita Joe sebarluaskan.” Ancam nya.
“Bajingan kamu.” Aku memaki dirinya
“Hehehe. Joe seneng Ummi galak gini. Sampai jumpa Ummi.” sambil meremas
payudaraku yang masih terlindungi hijab lebar dan gamis ku.
Sontak aku menepis tangannya.
Ia lalu membuka pintu kamar dan menutup kembali. Aku hanya bisa menangis
setelah apa yang bru saja aku alami. Pelecehan sekseual oleh seorang
yang berada jauh dari umurku. Aku menghapus air mata ku dan aku masuk ke
kamar mandi untuk membersihkan diriku yang ternyata sudah dnodai oleh
Joe.
Aku pun mandi wajib untuk membersihkan tubuhku. Saat mandi air mataku
tetap mengalir membayangkan apa yang akan aku lalui esok hari dengan
seorang pemuda bernama Joe.
Setelah selesai mandi kini diriku hanya menggunakan handuk. Kulihat
didepan cermin disamping ranjang tidurku. Perlahan kubuka handuk yang
menutupi diriku. Kini kulihat badan ku yang telanjang bulat yang besok
mungkin akan dicicipi kembali oleh lakilaki yang bukan muhrim ku.
Kesalahan yang kubuat yang membuat ku kini terjebak dalam suasana yang
tak akan diinginkan oleh wanita manapun.
Saat ku pandangi tubuhku. Baru kusadari tubuhku sungguh sangat bagus.
"Apa yang kupikirkan.” Dalam hatiku berkata.
Saat sedang asyik memperhatikan tubuhku. Tiba-tiba saja suara pintu kamar ku diketuk.
Tok-tok-tok
"Sebentar. “ jawabku sambil aku mengambil handuk untuk menutupi tubuhku. Kini kulilitkan saja tubuhku dengan handuk.
Aku membuka sedikit saja pintu serta ku dongakkan kepalaku sedikit. Ternyata anakku yang mengetuk pintu ku.
“Kenapa hadi?” tanyaku.
“Enggak Ummi mau nanya. Ummi nampak Joe.” Tanya anakku.
“Tadi Joe udah pulang. Dia gak bilang hadi.”
“Kok dia gak bilang ke hadi ya Ummi.”
“Enggak tau juga Ummi.”
Saat anakku hendak pergi meninggalkan kamarku.
“Hadi.”
“Ia Ummi.”
“Joe sama hadi udah lama ya berteman.”
“Baru aja Ummi. kenapa?”
‘Ummi harap hadi gak usah terlalu akrab sama Joe ya.”
“Kenapa Ummi. Ummi di gangguin si Joe ya?”
“Bukan. Entah kenapa Ummi lihat si Joe bisa bawa pengaruh buruk sama hadi.”
“Ya Ummi kita lihat aja nanti. Tapi Ummi beneran gak di ganggu sama Joe kan?”
“Gak kok.”
Saat itu tiba-tiba saja aku lepaskan genggaman ku pada pintu.
Hadi yang masih berhadapan denganku seketika melihat tubuh ibu kandungnya hanya memakai handuk yang menutupi bagian tubuhnya.
“Eh.. ya udah Ummi ganti baju dulu. Sekalian Ummi mau masak.” Mencairkan
suasana yang agak canggung antara diriku dan hadi anak semata wayang
yang amat kau sayangi.
“Ia Ummi.” hadi agak gemetaran menjawabnya.
Aku lalu menutup pintu kamarku dan berharap itulah terakhir kalinya
anakku melihat tubuhku memakai handuk. Entah kenapa aku berpikir anakku
bisa saja terangsang dengan tubuhku. Pikiran yang menggoda akalku.
Malam itu aku dan suami serta anakku makan bersama. Aku banyak termenung
saat makan. Pikiranku terus menghantui apa yang akan terjadi esok hari
antara aku dan Joe. Suamiku melihat ku dan menanyaiku apa aku sedang
sakit. Aku hanya menjawab bahwa diriku baik-baik saja. saat itulah
suamiku bilang besok akan pergi keluar kota selama seminggu. Sementara
hadi juga bilang bahwa besok ia kemungkinan akan pulang sampai malam.
Katanya ada acara yang akan dibuat di sekolahnya dan kebetulan ia
menjadi panitia untuk acara tersebut.
Entah semesta yang menggiringku untuk melakukan hal yang dilarang agama
atau semua ini hanya kejadian yang kebetulan untuk diriku dan Joe esok
hari.
Sebelum tidur suamiku kupikir akan menyetubuhiku. Tapi yang kulihat ia
cepat mengganti pakaiannya dan tidur. Aku sedikit kecewa. Sudah hampir 2
bulan aku tidak disentuh suamiku. Kuberharap malam ini ia menyentuhku.
Pagi hari aku melepaskan 2 laki-laki dalam rumahku untuk pergi menyambut
aktivitas mereka. Sementara diriku masih sedikit was-was apa benar si
Joe akan kembali datang kerumahku. Tapi yang sebenarnya yang ku
khawatirkan adalah apa kah aku harus merelakan sang pemuda mencumbu dan
meniduriku.
Tak lama setelah ku menutup pintu tiba-tiba suara pintu diketuk
terdengar. Aku segera memakai jilbab panjangku. Aku tak berpikir bahwa
seseorang yang mengetuk pintu ku adalah Joe.
“Selamat pagi Ummi.”
“Joe.” Aku sedikit terperanjat.
“Joe disini aja nih gak diajak masuk.”
“Cepat masuk.” Entah kenapa aku menyuruh sang pemuda itu masuk. Aku
melihat kedepan kearah teras rumahku. Kulihat sekeliling kompleks ku
pagi itu sepi. Bahwa banyak diantara mereka sedang menjemput rezekinya
masing-masing.
Sementara kulihat Joe masih berdiri diruang tamu rumahku.
“Udah siap Ummi merasakan kenikmatan surgawi dunia.”
“Kurang ajar kamu. Saya gak akan menikmati apa yang kamu lakukan terhadap saya.”
“Hehehe. Santai Ummi. Joe jamin orang kayak Ummi ini justru punya birahi yang besar.”
“Apa mau kamu. Lakukan secepatnya.” Kataku geram.
“Hehehe. Joe gak akan terburu-buru. Joe ingin Ummi menikmatinya. Joe
tahu Ummi pasti jarang disentuh sama suami Ummi kan.” Goda nya.
“Darimana kamu tahu.” Aku keceplosan dan sedikit terpancing akan omongan pemuda ini.
“Hehehe. Kepancing juga Ummi.”
“Eh enggak. “ aku sadar aku keceplosan.
“Udah lah Ummi. kita nikmati hari ini.” Joe lalu menarik tanganku. Kini aku dan Joe duduk si sofa. Joe memandangi diriku.
Agak risih diriku di pandangangi oleh seorang pemuda ini.
Ia lalu membelai wajahku.
“Ummi emang cantik. Wanita tercantik yang Joe temui.” Entah dia jujur atau itu hanya gombalan pria untuk meniduri wanita.
“Joe ingat ini dosa.” Aku mencoba mengingatkan.
“Hehehe. Bagi Joe ini gak dosa Ummi.”
“Ummi mohon sekali lagi Joe. Ummi akan jaga rahasia kita. Jangan nodai Ummi.”
“Joe jatuh cinta sama Ummi.” lalu ia mengecup bibirku. Aku hanya pasrah
tapi aku kembali tak membuka bibirku. Ia terus mrangsang diriku. Kini ia
mengecap bibir dan lidahnya di wajahku. Aku pertama kalinya mendapatkan
pengalaman ini. suamiku hanya mencumbui dan mencium bibirku. Tak pernah
ia lakukan seperti yang Joe lakukan saat ini. diriku mengalami
rangsangan yang hebat. Entah apa yang membuat tubuhku kini terangsang
oleh jamahan anak muda ini.
Tangannya tak tinggal diam. Tangannya mulai menaikkan jilbab lebar ku.
Kini tangan itu mulai meraba payudaraku yang masih tersembunyi di dalam
gamis dan masih tersangkut di bra. Lembut Joe meremas payudaraku. Aku
coba menepis tangan nya. Tapi sepertinya Joe tidak terpengaruh denganku.
Sementara itu cumbuannya membuat diriku tak bisa menolak. Saat usahanya
memasukkan lidahnya dimulutku. Akhirnya aku refleks membuka bibirku.
Tak menunggu lama Joe lalu mencari lidahku. Aku yang sudah dirangsang
dari wajah dan payudaraku akhirnya pasrah dan kini lidahku juga membalas
lidah Joe. Lidah kami saling menari dan bertautan erat.
Entah apa yang sudah menimpa diriku ini. kenapa aku kembali pasrah
dihapadan pemuda ini. tangan nya dan mulutnya seperti tahu titik-titik
terlemah dari seorang wanita.
“Kenapa Joe lebih berpengalaman dari suamiku.” Bathinku.
Kemudian Joe melepas cumbuan nya.
Ia lalu membuka kemeja sekolah nya. Aku hanya memandangi tubuhnya dan
aku seperti menunggu apa yang akan Joe lakukan. Kini tampak disampingku
tubuh yang atletis. Tampak otot-otot seorang yang baru akan beranjak
dewasa. Badan Joe yang hitam membuat otot-otot itu tampak sempurna. Joe
memang tampan harus kuakui.
Dilehernya ada sebuah kalung salib emas yang melingkar. Barulah kusadar
bahwa Joe bukan hanya seorang yang bukan muhrimku tapi juga seorang
berbeda keyakinan denganku. Sensasi dari rangsangan dan pikiranku
membuat diriku tak mampu lagi berpikir jernih.
“Ummi yok di buka baju Ummi. biar imbang.”
“Joe Ummi mohon.” Aku mengiba.
Tapi sepertinya Joe tak menghiraukan omonganku. Kini ia menarik tubuhku
untuk mendekati tubuhnya. Lalu tangannya mulai membuka kancing gamisku.
Perlahan kini mulai tampak kulit putihku dihadapan sang pemuda. Joe
berhenti sebentar saat ia mulai meraba payudaraku yang masih tertutup
bra berwarna putih milikku. Gamis ku lalu turunkan sampai kepinggangku.
Ia juga menaikkan jilbab lebarku diatas bahuku.
Kini tubuhku sudah separuh bugil dari pinggang ke leher. Hanya bra ku
yang masih menampung payudaraku. Joe kulihat sangat bersemangat.
“Joe buka ya Ummi.” saat tangannya mulai membuka kaitan bra ku di belakang punggungku.
Aku hanya diam dan pasrah.
Plakkkk...
Bunyi jepitan di bra ku lepas dan kini sepasang payudaraku terpampang jelas dihadapan seorang pemuda berkulit hitam ini.
“Wow. Lebih jelas toket Ummi. putih banget.” Sambil ia mulai menangkupkan kedua tangan nya di payudaraku.
Aku coba memegang tangan Joe yang mulai sedikit meremas-remas payudaraku ini.
“Jooooeeee.” Suaraku sedikit mendesah.
Lalu Joe mendorong tubuhku untuk bersandar di sofa. Aku mengikuti kemauan pemuda ini.
“Buka mata Ummi.” pintanya
Aku pun membuka mata ku yang kupejamkan. Ia lalu menghapus air mataku yang membasahi pipiku.
“Joe janji akan buat Ummi bahagia.”
“Joe ini salah dalam agama Ummi.”
“Ini Cuma perkspektif dari Ummi aja. Bagi Joe ini gak salah Ummi. dimana
seorang wanita harus mendapatkan kepuasan yang juga di dapat oleh
seorang pria.”
“Tapi Joe.”
Muachhhh... dia lanjut mencumbui diriku. Aku membalas cumbuan Joe.
Tangannya bergerak meremas payudara ku dengan lembut. Tubuhku seperti
alami menunujukkan tanda-tanda seorang wanita yang terangsang.
Payudaraku mulai keras dengan sendirinya. Tampak bulat memang
payudaraku. Walaupun aku tidak sering berolahraga namun aku rutin
meminum ramuan dari kakak iparku. Ramuan yang konon bisa membantu wanita
tetap mendapatkan tubuh ideal di usia yang sudah tidak muda lagi.
Joe lalu melepas cumbuannya. Kini mulutnya menyusuri dadaku. Kedua
payudaraku kini di lumat oleh mulut Joe dan tak lupa juga tangannya juga
juga mencubit dan meremas payudaraku. Aku hanya bisa memegang kepala
Joe agar tidak terlalu keras saat ia mulai menggigit sedikit puting
payudaraku.
“Arhhh... Joe. Jangan di gigit. Sakit Joe.” Sambil menjambak rambut Joe yang kriting.
Tangan Joe kini bukan hanya meremas payudaraku namun kini mulai turun
kebawah dan mencapai vagina ku. Ia merangsang vaginaku yang sudah mulai
basah akibat rangsangan-rangsangan yang ia berikan.
“Joe... arrrhhhh..... jangan disitu. “ pintaku.
Namun seperti angin lalu. Tangan pemuda itu tersu saja bermain dan kini
kurasakan satu jarinya sudah menyentuh vaginaku yang masih tertutup oleh
rok dan cd ku.
Kurasakan jari pemuda itu meraba-raba mencari bagian tubuh wanita yang sangat sensitif bila disentuh oleh pria.
Ahhhh..... ahhh......
Setelah ia mencoba merangsang diriku dengan memasukkan satu jarinya di
vagina ku. Joe tiba-tiba bangkit dari sofa tempat kami bercumbu. Ia lalu
berdiri. Aku membuka mataku. Kupandangi tubuh atletis itu mulai
menurunkan celana sekolah dan tentunya cd nya. Kini tepat di depan
mataku sebuah penis seorang pemuda berkulit hitam itu bergerak mengacung
dengan keras nya.
Aku terbelalak melihat penis Joe yang berukuran jumbo. Aku kaget penis
Joe berukuran 2 kali lebih besar dari punya suamiku. Penis Joe lebih
panjang dengan diameter yang juga besar. Kupandangi penis Joe yang
berkulup itu Tampak kepala penis itu sedikit menyembul keluar dari celah
kulup nya.
“Joe.”
“Kenapa Ummi. belum pernah lihat kontol besar berkulup ya.”
Aku hanya terdiam dan masih memandangi penis besar itu. terbersit
dipikiranku bahwa apa mungkin penis itu bisa masuk dengan leluasa di
dalam vaginaku. Belum selesai aku berpikir. Joe lalu menunduk dan
menarik rok panjang ku. Aku yang sudah terbawa suasana dan nafsu yang
tertahan menuruti saja kemauan Joe. Aku menaikkan pantatku untuk
mempermudah Joe menanggalkan bagian dari tubuhku yang tertutupi.
Kini Joe lalu melemparkan rok panjang ku entah kemana. Kini tubuh ku
hanya menyisakan cd dan jilbab lebar ku yang kutarik perlahan kebawah
untuk menutupi kedua payudaraku. Tapi Joe dengan sigap kembali menunduk
dan berjongkok. Ia kini menarik cd ku. Aku hanya berusaha menahan. Agar
penolakan itu menunjukkan aku tidak sepenuhnya pasrah.
Tapi kini cd ku pun sudah lolos dari pahaku dan turun dengan perlahan melewati betis ku dan akhirnya lepas juga dar kaki ku.
“Wow. Vagina Ummi memang nomor satu. Sekarang Joe akan buat Ummi menjadi seorang akhwat.”
Aku hanya diam saja mendengar kata-kata Joe.
Joe kemudian mulai mengangkangkan kaki ku. Kaki ku kini dinaikan diatas
sofa. Persis seperti saat aku melahirkan hadi posisiku saat ini. bedanya
kini ada kepala seorang pemuda yang berada tepat dibawahku. Kepala
pemuda itu kini mulai mendekati vagina ku. Kelamin yang harus kujaga
tapi kini sudah tak bisa kujaga lagi dari jamahan pria selain suamiku.
Aku memejamkan mata. Perlahan sebuah benda hangat dan berair menyentuh
vaginaku. Kubuka mataku. Kulihat lidah Joe kini berada menjilat dan
menyapu vaginaku yang baru seminggu kucukur. Tampak lidah itu menyusuri
bagian depan vaginaku. Lalu 2 jari Joe mulai membuka lebar vaginaku.
Lidah Joe makin mudah masuk dan menjilati klitoris ku.
Rangsangan yang Joe berikan membuat tubuhku bergerak tak karuan. Pinggul
ku bergerak naik tapi tangan Joe dengan sigapnya menahan kaki ku agar
aku tidak banyak bergerak saat lidah itu mulai menyapu dan menjilati
dengan nikmat.
Kenikmatan ini sangat membuat ku merasakan rangsangan yang baru kualami
seumur hidupku. Tubuhku tampak mulai menunjukkan gejala alami seorang
wanita. Bulu- bulu halus di sekujur tubuhku juga berdiri menandakan aku
terangsang oleh lidah Joe.
“Ahhhh....arhhhh.... geli Joe..”
“Aaarrgghhhhh.... argghhh.....”
Aku menjambak rambut Joe. Ia sepertinya tidak peduli tentang apa yang
aku lakukan. Kini lidah dan jarinya semakin lama semakin dalam menembus
vaginaku. Cairan vaginaku ku pun kini mulai keluar. Tampak vagina ku
makin basah. Belum pernah diriku sebasah ini.
Sampai akhirnya Joe dengan cepat menjolok jari tengah dan telunjuk nya
di vaginaku. Ia menusuk dengan kecepatan tinggi. Sementara tanganku
berusaha untuk menghentikan kegiatan tangan Joe.
Tangan ku berusaha agar jolokan jari Joe di vagina ku berhenti. Namun
apa daya tubuhku bergerak semakin tak karuan. Pantatku naik turun
menerima irama maju-mundur jari-jari Joe.
Namun kini sesuatu di dalam tubuhku seakan akan meledak. Vaginaku seakan-akan mengeluarkan air seni. Tapi ini berbeda.
“Apa yang aku alami. Kenapa ini sangat nikmat”
“Arggghhhhh.... berhenti Joe..... Ummi mohon.” Pintaku.
“Joeeeee.......”
“Argggggghhhh........ arggggghhhhh......”
Akhirnya aku mengalami orgasme pertama dalam hidupku. Joe membiarkan
kedua jarinya disirami cairan cintaku. Ia sudah sedikit menunduk dan
berhadapan muka dengan wajahku yang baru saja merasakan kenikmatan
seksual yang ku alami.
Aku membuka mata dan tangan ku refleks meraih bahu Joe.
“Joe apa yang kamu lakukan terhadap Ummi.?” tanyaku lirih.
“Ummi orgasme. Baru pertama kali ya Ummi.” dia membelai pipiku dan mengambil dagu ku.
Aku hanya mengangguk. Terasa lututku dan kakiku seperti di lolosi oleh
sesuatu yang aku juga tak tahu apa. Yang kurasakan hanya kenikmatan yang
sangat nikmat dan berbeda.
Kini Joe berdiri tepat dihadapanku yang sedikit lemas setelah meraih
orgasmeku. Nampak batang penis Joe yang sangat besar dan mengacung.
"Joe udah gak tahan lagi Ummi.” ia kini memosisikan tubuhku untuk
berbaring di sofa. Kepalaku diarahkan nya di samping sofa. Ia juga sudah
menaikkan kaki ku ke sofa dan perlahan penis itu juga menyentuh
vaginaku dari luar. Joe juga mulai memegang tangan nya untuk mengarahkan
penis jumbo tersebut.
“Joe jangan. “ aku memohon kepada Joe. Walau tau itu tampak sia-sia.
“Sayur-sayur “
Terdengar seorang tukang sayur keliling menjajakan dagangannya.
Sontak aku menahan penis Joe yang masih berada di luar vaginaku.
“Joe. Jangan disini.”
“Kenapa Ummi.”
“Dikamar Ummi aja ya.” Pintaku. Aku khawatir jika ada tetangga yang melihat dari jendela atau tamu yang tak diinginkan.
Joe lalu menurunkan kaki nya. Ia lalu berdiri dan tampaknya ia
memahamiku. Aku berusaha bangkit dan berdiri. Saat itu aku dapat
merasakan betapa lemasnya kakiku setelah orgasme ku tadi.
Joe lalu menuju pintu dan mengunci nya tak lupa goredn ku yang masih
terbuka sebelah ditutupnya rapat. Kini aku menuju kamarku dengan sedikit
tertatih. Tapi tiba-tiba Joe meraih pundakku dan dengan segera ia
membopong tubuhku menuju kamarku.
“Joe.”
“Santai Ummi.”
Aku hanya pasrah digendong oleh Joe. Toh tenagaku juga sudah sangat
lemah dan aku juga pasrah apa yang akan dilakukan oleh Joe terhadap
tubuhku ini.
Joe lalu meletakkan tubuhku perlahan-lahan. Seandainya Joe adalah
suamiku pasti aku sangat beruntung diperlakukan oleh seorang pria. Tapi
Joe adalah laki-laki yang akan menodai ku sebagai seorang ummahat dan
seorang istri. Joe mengambil bantal dan kini kepalaku diletakkan nya
dengan perlahan. Ia kini juga naik diatas ranjang itu.
Jilbab lebarku kini naikkan diatas bahuku. Tampak olehnya dua payudara
ku yang berukuran lumayan besar dan agak keras karena rangsangan
dirinya.
“Sempurna Ummi.”
Aku hanya memejamkan mataku.
Joe lalu mulai mengangkangkan kembali kaki ku. Kini tubuhnya dan tubuhku sejajar. Penis itu kembali berada diatas vaginaku.
“Ummi udah siap.”
Aku hanya menggeleng.
“Buka mata Ummi.” Dia lalu meraih wajahku.
Aku membuka mataku. Kini seorang pemuda sedang berada diatas tubuhku. Ia seperti meminta izinku.
“Tahan ya Ummi.”
“Joe Ummi mohon sekali lagi.” Sambil memegang lengan nya.
“Joe akan beri Ummi kenikmatan yang sesungguhnya. Siap ya Ummi.” ia masih membelai wajahku.
Kepala penis Joe kini sudah sedikit menembus vaginaku.
Aku memejamkan mataku.
“Maafkan fatimah Mas.” airmataku menetes.
Penis joe mulai merangsek masuk kedalam vaginaku. Dinding vaginaku
merespon penis berkulup jumbo itu dengan sangat sensitif. Kurasakan joe
seperti sedikit kesulitan memasukkan penisnya. Kurasakan ini berbeda
saat petama kali aku bersetubuh dengan suamiku dulu.
Perasaan yang aneh. Disatu sisi dinding vaginaku seakan menjepit erat
penis joe yang berusaha dengan keras untuk masuk. Tapi hatiku tau bahwa
aku sedang dizinahi oleh pemuda yang bukan muhrimku.
Aku hanya memukul pelan dada bidang joe. Aku masih menutup mataku. Merasakan bahwa sudah seperempat [enis itu menembus vaginaku.
“Joe. Berhenti. Sakit.” Pintaku.
“Sedikit lagi ummi. awalnya emang sakit. Nanti enak kok.” Joe tersenyum.
“Ummi mohon berhenti joe. Penis mu besar sekali vagina ummi sakit.” Aku memohon.
“Ini namanya kontol ummi. kalau penis punya suami ummi. hehehe.” Joe
mengejek penis suamiku yang harus kuakui terlihat lebih inferior
daripada milik dirinya.
Penis itu masih mencoba masuk. Tapi dinding vaginaku yang menjepit rapat
itu seolah menahan untuk masuk dengan mudah. Joe seperti tidak hilang
akal. Ia kini mulai merangsang tubuhku. Kini lidahnya mulai turun
menjamah payudaraku. Jilatan-jilatan lidahnya di puting payudaraku
membuat tubuhku memberi respon yang sangat aneh. Perlahan keluar cairan
dari vaginaku. Cairan yang menjadi pelumas untuk penis jumbo itu.
Tangan joe pun kini mulai meremas dengan lembut payudaraku ia kini
bergantian dengan mulut joe memainkan dan menjilat puting payudaraku
yang mengeras atas rangsangan ini.
“Joe. Ummi mohon. Berhenti.” Aku mengiba karena penis joe yang sangat keras masih menjadi momok aneh dalam vaginaku.
“Sabar ummi udah separuh jalan kita.” Sambil membelai wajahku.
“Ah. seandainya ini adalah hubungan kelamin yang resmi bukan sebuah dosa.” Bathinku.
Ya aku tersadar kini penis itu sudah masuk separuh dalam vaginaku.
Tinggal menunggu hentakan saja agar penis itu masuk semuanya kedalam
vaginaku.
“Ummi ini agak sakit.” Katanya pelan sambil berbisik di samping kupingku yang masih tertutup jilbab lebar.
“Joe apa yang mau kamu lakuin?” aku memandang wajahnya.
Aku membuka mataku saat kulihat tubuh joe mulai naik dari dadaku. Kini
kulihat ia mulai memegang pinggulku. Ia seperti ingin menancapkan penis
jumbo itu dengan sekali sentakan.
“Joe ummi mohon jangan.” Tanganku refleks memegang kedua lengan pemuda yang berotot itu.
“Ini akan nikmat kok ummi joe janji.” Tangannya menjawili daguku.
“Joe.” Aku hanya berkata lirih. Aku pasrah dengan keadaan ini.
Joe mulai mengambil nafas. Aku tau vaginaku tak akan bertahan lama lagi
untuk dimasuki oleh penis joe. Aku tau agar penis itu dapat masuk.
Perlahan aku mulai melemaskan semua otot di pinggulku. Aku lalu mulai
merenggangkan pahaku.
Joe tersenyum melihatku.
“Udah mulai paham ummi.” ia membelai payudaraku.
Kedua tanganku memegang lengan joe. Sementara penisnya mulai mundur perlahan. Kini ia memandangiku.
“Siap ya ummi. sama kayak waktu ummi diperawanin dulu.” Dia tersenyum penuh kemenangan.
Aku hanya memejamkan mataku. Menunggu vaginaku di masuki penis jumbo
itu. penis pertamaku dalam perzinahan yang tak pernahku bayangkan
apalagi kurencanakan. Ia ini memang bukan penis pertama dan terakhir ku
dalam perzinahan yang ku jalani.
“Joe..... arggghhhhhh....... sakit.” Suaraku sedikit mengeras. Tiba-tiba
saja sentakan pinggul joe menghentak vaginaku. Sentakan yang kuat dan
batang penis yang keras yang semakin memudahkan penis jumbo itu akhirnya
menerobos masuk vagina yang kurawat dengan baik selama aku hidup.
Tubuhku melengkung keatas saat penis joe akhirnya masuk menembus
vaginaku dan kurasakan kepala berkulup itu menyentuh dinding rahimku.
Aku memegang erat kedua lengan joe. Sementara joe memegang erat
pinggangku.
Tubuhku perlahan-lahan turun kembali diranjang.
“Argghhhhh.... ahhhhh.....”
Aku mengambil nafas sebisaku. Pegangan tanganku di kedua lengan joe juga
ku kuatkan. Sakit tapi nikmat yang kurasakan bercampur menjadi satu.
Perasaan yang sebenarnya harus ku hindari.
“Gimana ummi?” tanya joe sambil mengambil bantal dibelakang kepalaku dan membuat kepalaku kembali bersandarkan bantal empuk itu.
“Sakit joe. Kamu ...” belum selesai aku bicara. Sebuah ciuman langsung medarat di bibirku. Aku membalas.
Muachhhh... muachhhh....
Lidah joe kembali mencari lidahku. Sementara kini aku yang pasrah
membalas lidah joe yang sekali-kali bergerak masuk dan menjamahi bagian
dari dinding atas mulutku.
Saat bibir kamu saling berpagut. Posisi badan kami statis. Joe seperti
nya juga tidak terlalu terburu-buru untuk menggoyangkan penis nya.
Perlakuan yang sangat berbeda dari suamiku yang langsung menggenjot penisnya jika kelamin kami sudah bersatu padu.
“Kenapa ini begitu nikmat.” Bathinku.
Kini jamahan tangan joe mulai meremas dan memilin puting dan payudara
bulatku. Jilbab lebarku yang kembali menutupi dadaku segera ditarik naik
oleh tangan joe. Aku seperti tak mau kalah dari joe. Perlahan
pinggangku juga mulai merapat di pinggang joe.
Joe tersenyum penuh kemenangan. Tak ada perlawanan berarti dariku.
Joe kini mulai mencoba memaju mundurkan penisnya. Terasa sangat lambat
dan pelan penis itu di vaginaku. Dinding vaginaku bereaksi seperti
mencengkeram batang penis itu.
Joe masih sangat sabar kuperhatikan. Ia memaju mundurkan tubuhnya dengan
perlahan-lahan. Lama kami mencoba menyesuaikan kelamin kami yang
menyatu ini.
Plok.... plokkk....
Tampak paha kami beradu. Walau tidak terlalu kuat suara yang timbul.
Tapi penis jumbo joe membuat vaginaku merasakan kenikmatan saat batang
keras itu mulai sedikit cepat masuk dan gerakan maju mundur dari joe
membuat dinding vaginaku merespon dengan jepitan yang membuat gesekan
kelamin kami membuat kami melayang mencapai kenikmatan yang seharusnya
diraih oleh dua manusia berbeda kelamin dalam ritual yang bernama seks.
Joe mulai mendapatkan ritme yang dinginkan oleh nya atau mungkin oleh
diriku juga. Joe seperti sudah berpengalaman. Ia tau kapan penis itu
harus menyentuh dinding rahimku atau kapan tempo cepat namun sekali-kali
menyentuh dinding rahimku.
Plokkkk...ploookkkk....
Aku hanya memegang lengan tangan joe.
Aku sudah pasrah bahkan menikmati ini.
“Arhgggg.... argggghh....”
“Enak ummi...”
Aku menggeleng. Walau aku tau joe sudah tau jawabanku yang sebenarnya.
Arhhhh.... ahhhhhh....
Plokkk... plokkkkkk......
“Joe ummi udah gak tahan lagi. “ tubuhku seperti ingin mengeluarkan
kenikmatan yang tadi kudapat di ruang tamu. Cairan yang akan kembali
keluar dari vaginaku.
Aku memegang erat bahu joe.
“Joe cukup. Ummi gak tahan lagi.” Aku memohon diantara gerakan kelamin kami.
Joe tau aku akan mengalami orgasme. Ia lalu semakin cepat menggenjot tubuhku.
Ploooookkkk. Pllokkkkk....
Hantaman penis joe semakin kuat dan cepat. Dinding rahimku seperti
disundul-sundul. Ada perasaan nikmat saat penis joe menyentuh dinding
rahimku. Terkadang aku merasakan kepala penis joe langsung tapi
terkadang kulup dari penis itu yang kurasakan.
Dan akhirnya tubuhku kalah.
“Arggghhhh.... joe.”
Srrtttt.... srrrttttt....
Cairan orgasme kupun membasahi dinding vaginaku dan penis joe.
Aku memegang erat leher joe. Tubuhku terangkat sedikit dari ranjangku.
Aku mengalami orgasme keduaku. Kakiku kurapatkan dipinggang pemuda ini.
nafasku terengah-engah saat mendapatkan kenikmatan dari perzinahan ini.
“Ahhhhh..... ahhhhh......”
Diriku untuk kedua kalinya mengalami orgasme. Tapi penis joe masih saja bersemayam divaginaku.
“Apakah anak ini masih kuat.” Bathinku.
“Pertama kali ya ummi orgasme dikontolin.” tanya joe.
Aku hanya mengangguk. Sungguh perkataan yang sangat cabul.
“Bodoh banget ya suami ummi.” joe berkata merendahkan harga diri suamiku.
Ingin aku marah. Tapi apa yang joe bilang ada benarnya. Kenapa suamiku
tidak bisa membuatku menikmati kenikmatan ini. kenapa harus seorang
pemuda yang pantas jadi anakku yang membuat diriku merasakan kenikmatan
bersetubuh. Kenikmatan yang selalu dilarang oleh agama.
Joe kini perlahan-lahan menaikkan tubuhku untuk berhadapan dengannya. Tanganku refleks memegang dadanya. Joe tersenyum.
Muachhhh.... muachhh...
Cumbuannya terasa lembut. Aku membalasnya dengan lembut. Ia membelai wajahku.
“Ummi benar-benar cantik.” Puji joe.
Aku hanya diam dan menunggu apa lagi perlakuan yang akan joe lakukan terhadap diriku. Ingin rasanya menerima pujian joe.
“Capek ummi.” joe mengakhiri cumbuan nya.
Aku hanya mengangguk. Kini tanganku memegang leher joe.
“Tapi nikmatkan.” Joe kembali membelai wajahku. Penisnya masih menancap
di vaginaku yang masih menjepit setelah tadi mengeluarkan cairan yang
lumayan banyak.
“Joe.”
“Kenapa ummi.”
“Kapan semua ini berakhir.” Tanyaku.
“Belum tau ummi. kontol joe masih pengen disini.” Sambil kembali pantat
joe bergoyang keatas. Membuat dinding rahimku kembali tersentak oleh
penis jumbo itu.
Posisi kami saling berhadapan. Posisi yang baru pertama kali kurasakan.
Posisi yang membuat tubuhku sedikit mengangkan dan berjongkok disaaat
yang bersamaan. Bedanya kini pantatku ditahan oleh dua tangan pemuda.
Aku melihat pantulan diriku dan joe di depan cermin lemari yang memang
mengahadap tepat deihadapan ku. Dapat kusaksikan punggung joe yang besar
dan berkulit hitam tengah berhadapan denganku wanita yang berkulit
putih. Pemandangan yang entah kenapa membuat gairahku naik. Walau aku
tau ini adalah Aib.
“Arggghhhh... joe.” Joe mulai menghentakkan penisnya yang memang menotk di dinding rahimku karena posisi bercinta kami ini.
“Hehehe. Biar sekarang joe yang genjot ummi. sini tangan ummi.” ia kini
meraih tanganku untuk bergelayut lebih erat dilehernya. Aku menuruti
permintaan pemuda ini. ia juga menaikkan jilbab lebarku yang turun
menutupi payudaraku. Ia memegang erat kedua pantatku.
Kini telapak kakiku bertumpu pada ranjang. Joe menahan berat tubuhku
dengan memegang erat dan membelai pantatku yang lumayan besar.
Kenikmatan yang kurasakan saat semua bulu kuduk diriku naik dan betapa
kulit ku kini sangat sensitif akan sentuhan dan remasan dari tangan
pemuda seusia anakku ini.
Plokkkk.... plokkkkkk....
Kembali bunyi paha bawahku berbenturan dengan paha atas jo.
Arggghhhhh.....
Argghhhhh....
Aku kembali merasakan kenikmatan. Posisi seks ini membuatku seperti
dipompa dari bawah. Namun aku yang mengalami tusukan-tusukan penis joe.
Seperti alamiah pinggulku pun ikut bergerak turun naik ketika menerima
penis joe.
“Nikmatin ummi. wanita seperti ummi memang pantas mendapatkan kepuasan.” Joe berkata kepadaku.
Plokkkk...plokkkk.....
Lalu joe kembali mencumbuku.
Muacchhhh.... muachhhh...
Aku membalasnya. Aku tau ini sudah terjadi. Tak ada lagi tangisku.
Arrhgghhhhh......argghh.....
“Joe pelan-pelan.”
Plokkkk..... plokkk.......
“Ummi gak tahan lagi joe.”
Srrrttttt..... srtttttt.....
Aku akhirnya mendapatkan orgasme lagi. Kupeluk erat tubuh joe berhadapan
denganku. Ia memegang kepalaku dan mengelusnya. Seperti anak kecil aku
bergelayutan di tubuh joe. Tubuhku dan joe mulai berkeringat.
“Nikmat kan ummi. “
Aku tak menjawab. Tapi aku masih terus memeluk erat tubuhnya. Saat
vaginaku mengelurakan cairan cintaku. Joe masih membiarkan aku
memeluknya.
Kini perlahan-lahan joe kembali membaringkan tubuhku. Aku yang sudah
lemas karena mendapatkan orgasme ketiga dari sodokan penis jumbo pemuda
bernama joe.
Tubuhku kini kembali terlentang dengan penis joe yang masih tertancap
erat. Walau tidak sepenuhnya penis jumbo itu masuk di vaginaku. Namun
aku tau penis itu membuat tubuhku mengalami kenikmatan yang tak pernah
kubayangkan sebelumnya.
Kenikmatan yang kuraih dengan berzina.
“Sungguh hina nya diriku.” Bathinku.
Joe kini membelai wajahku. Kuraih tangannya dengan genggaman tanganku.
Kubelai punggung tangannya. Entah aku merasa sudah terlambat dan
terlanjur. Toh aku juga menikmati semua perlakuan pria muda ini. sesuatu
yang tidak aku dapatkan dari suamiku. Sesuatu yang sering dilupakan
oleh suami-suami yang meremehkan nafkah bathin.
“Joe kapan kamu keluarnya.” Tanyaku dengan memandang wajahnya.
“Bentar lagi ummi.” ia lalu mendekatkan bibirnya.
Muachhh... muachhh...
Bibirnya langsung menuju bibirku. Aku membalas ciuman joe. Lidah kami
saling bertukar. Liur kami menyatu. Dada ku yang tertutup jilbab lebarku
kembali disingkap joe keatas bahuku. Kini ia memeluk tubuhku erat. Dada
bidangnya menempel erat di payudara bulat milikku.
Penis joe masih berdiam belum ada tanda ia akan bergerak aktif untuk menghantam vagina ku yang sempit ini.
Lidahnya kini mulai merayap kembali ditubuhku. Bedanya kini tubuhku
dibasahi keringat yang kami dapat dengan permaianan panas kami.
Diruangan kamarku yang sebenarnya dingin oleh AC namun tidak dapat
mengalahkan gairah dua anak manusia dalam bercumbu.
Tangan nya semakin aktif meremas payudaraku sekali-kali tangan itu juga menyentuh vaginaku.
“Argghhhhh.... joe.”
Kembali joe kini mulai menggerakkan kembali penisnya di vaginaku.
Dapat kurasakan betapa kerasnya penis ini. penis yang masih juga belum tampak akan mengeluarkan sperma.
Tangan joe kini meraih kedua tanganku. Telapak tangan kami kini
bergenggam. Dinaikkan nya tanganku keatas. Aku memandangnya penuh tanya.
Ia lalu turun kembali mencumbu bibirku.
Muachhh...muachhh...
Aku membalas cumbuan joe. Sensasi yang sanngat aneh menjalar ditubuhku.
Seperti pasrah saat kedua tanganku diapait keatas. Namun sebuah genjotan
pelan dari penis joe membuat pahaku dan dirinya menyatu. Pinggulku pun
ikut merapatkan penis yang masih tetap bertahan dalam vaginaku.
Entah sudah berapa lama kami berzina. Tapi kenikmatan-kenikmatan yang
kudapat dari joe mampu membuat tubuhku seakan ketagihan. Sebuah
pengalaman yang membuat ku tidak akan pernah bisa melupakan ini.
“Argghhhh.... joe. Jangan siksa ummi.”
“Hehehe...”
Joe lalu menaikkan tanganku di lehernya. Ia kini juga mulai menggenjot
vaginaku dengan kecepatan sedang. Aku sudah terbawa suasana perzinahan
ini tiba-tiba mermbelai wajahnya.
Joe yang mendapat belaian tanganku lalu berhenti menggenjotku.
“Kenapa berhenti.?” Tanyaku.
“Apakah ummi menikmatinya?”
Aku hanya mengangguk. Aku tak dapat menutupi kenikmatan ini.
“Joe akan buat ummi jadi akhwat yang sesungghunya.”
“Joe. Ummi mohon Selesaikan.”
“Ia ummi .”
Lalu ia kini mencumbuku.
Muachhhhh.... muachhhhh....
Aku membalas ciuman joe.
Kini joe pun mulai menggoyang kembali penis nya. Aku juga semakin
membuat penis itu mudah dengan ikut juga membantu menggoyangkan
pinggulku. Kelamin kami seperti alunan melodi musik. Saling melengkapi.
Suasana pagi hari yang paling indah yang kulalui.
Plokkkk..... plokkk....
Kini genjotan joe semakin cepat. Ia juga menarik tangan ku bersilang
diperutku. Penisnya makin cepat dan makin sering menyentuh dinding
rahimku.
Arrrghhhh... argghhhhh....
“Joe ummi udah gak kuat lagi.”
“Sabar ummi. joe juga mau nyampe.”
Genjotan joe semakin tidak terkendali. Begitu juga tubuhku yang kembali
akan mendapatkan orgasme keempatku. Serasa titik sensitif tubuhku sudah
terbuka semuanya.
Arrrghhhh.... argghhh....
Ploookkkkk.... plokkkk.....
“Joe ummi keluar.” Aku memegang erat leher joe. Pinggangku menjepit erat pinggul joe.
Srrrrtttt...... srrrttt......
“Joe juga ummi.”
Crooootttttt...... crrrrooooootttttt......
Kulihat badan joe menegang dengan keras. Tangannya memegang erat
pinggulku. Kulihat ia begitu menikmati saat spermanya keluar di
vaginaku. Aku memegang tangannya. Entah apa perasaan nya saat itu.
Sperma joe akhirnya membuahi rahimku. Dapat kurasakan ada sekitar 9 kali
tembakan sperma dari penis jumbo itu. aku merasakan kenikmatan lagi.
Badan joe yang kekar itu tampak gagah terlebih dibaluri oleh keringat
dari pertempuran birahi kami.
Pagi itu aku dan joe kembali menikmati perzinahan kami. Sore ketika
waktu ashar datang. Joe akhirnya meninggalkan diriku yang penuh sperma
dan keringat.
Aku tau ini adalah aib bagi diriku. Namun diriku juga turut andil dalam skandal perzinahan ini.
Mungkin ini yang bisa kutulis untuk menutupi aib ku dengan seorang pria yang pernah berzina denganku.
Maafkan aku suamiku