Pada malam hari setelah sorenya hampir dipergoki oleh papa, mama mempersiapkan makan malam seperti biasa tidak ada kecurigaan sama sekali dari papa. Seperti biasa mama berteriak memanggilku yang ada di kamar untuk makan malam, saat berjalan ke ruang makan aku lihat mama duduk berseberangan dari papa dan masih menggunakan dasternya yang mini itu.
Aku menghampiri mama dan sebelum duduk aku mencium mama terlebih dahulu seperti yang direncanakan, bibir kami saling beradu belumat satu sama lain tidak seperti kecupan kami yang biasanya. Dari ujung mataku aku lihat papa hanya menoleh sedetik ke arah kami sebelum melanjutkan makannya, cukup lama kami bercumbu dan saat kulepaskan bibir mama dia sedikit mendesah sebelum disamarkannya dengan suara batuk.
Makan malam kami berjalan normal, kami makan sambil mengobrol dan bercanda seperti biasa. Tiba-tiba terbesit ide jahil dalam pikiranku ketika melihat mama yang duduk disampingku, dengan dasternya yang mini itu ketika mama duduk dasternya terangkah cukup tinggi, apabila mama mengenakan celana dalam sudah pasti ujung segitiganya terlihat.
Menggunakan tangan kiriku aku mulai mengelus-elus paha mama, kulihat mama hanya melirik ke arahku tanpa berkomentar apa-apa. Pelan-pelan aku mencubit paha mama dan setiap kali ia agak sedikit kaget dan tersentak, semakin tertantang aku menarik paha mama membuatnya menjadi ngangkang dan terlihatlah memeknya mengarah tepat ke papa di bawah meja.
Kepanikan sedikit terlihat di wajah mama yang juga mulai memerah, tangannya mulai mendorong-dorong tanganku tetapi pahanya masih dibiarkannya terbuka lebar. Melihat reaksi mama yang menggemaskan malah membuatku menjadi konak dan semakin ingin mengerjainya, aku mengelus jari-jariku di bibir memeknya yang membuat mama menjadi sedikit menggelinjang dan menghela nafas panjang.
Papa: mama kenapa? demam ya? kok merah gitu
Mama: engga kok pa, mungkin kecapean aja
Papa: jangan diporsir ma, itukan ada si Haykal suruh dia aja mumpung di rumah
Aku: tenang pa, aku sering kok bantuin mama
Sebelum sempat mama lanjut menjawab aku memasukkan dua jariku ke dalam lubang memeknya, menyebabkan mamaku terkejut dan mendesah.
Mama: hmmh! iyah pah, H-Haykal banyak bantu kokk
Papa: yaudah bagus deh kalo gitu
Papa: mumpung kamu di rumah, kalau papa ke kebun kamu harus bantuin mama
Papa: kamu harus gantiin papa pas papa ga ada
Aku: iya pa, kalau itu sih udah sering aku
Mama: Haykal rajin kok pahh ngegantiin tugas papa..h
Mama: ba-bantuin mamaah
Mama: nanti..kamu bantuin mama cuh..ci piring yah sayangg
Aku: siap ma, nanti aku kucek-kucek
Papa: yaudah, ini papa udah selesai makannya
Papa: papa ke kamar duluan ya ma
Mendengar papaku yang pamit dari kami dengan cepat aku mengeluarkan tanganku dari dalam memek mama sebelum papa sempat berdiri dan melihat, mama juga langsung merapatkan pahanya dan berusaha merapihkan dasternya. Mama memalingkan badannya ke arahku dan menatap dengan tampang ketakukan bercampur nafsu, aku yang juga kepalang nafsu langsung bergerak ingin menciumnya di situ.
Tetapi sebelum sempat badanku maju lebih jauh tiba-tiba papa menyeletuk lalu berbalik badan, ia mengatakan kalau tadi salah satu karyawannya yang mana adalah suami dari tetangga yang kami temui tadi pagi akan mengadakan syukuran besok sore, karena ternyata dia baru saja tes positif hamil anak pertama mereka.
Kami berdua berandai-andai kenapa tetangga kami itu tidak menyampaikannya pagi tadi saat bertemu di pasar, hingga kami teringat kalau kami bercumbu mesra di depannya dan mungkin itu membuatnya lupa. Kami berdua tertawa mengingat kejadian tadi yang membuat tetangga kami menjadi gugup dan salah tingkah, akhirnya aku membantu mama mencuci piring sambil bercanda memercik-mercikkan air kepada satu sama lain dan kembali ke kamar masing-masing, memberikan ciuman selamat tidur.
Pada pagi hari seperti biasa aku mulai dengan melumat bibir mama di depan papa yang sedang sarapan, mama juga tidak kagok dengan perubahan ciuman kami yang semakin menderu, sebuah rutinitas pagi kami yang sudah menjadi hal normal.
Saat kami sedang sarapan papa menyampaikan kalau dia mungkin tidak bisa datang untuk syukuran tetangga kami, atau mungkin datang tetapi sangat telat karena syukurannya dilakukan sore hari saat papa masih di kebun. Mama mengiyakan dan tidak masalah dengan itu, mama juga bilang kalau nanti akan ditemani olehku saja. Setelah papa pergi mama langsung menjalankan program hariannya, membuka dasternya dan melanjutkan aktifitas seperti biasa dengan telanjang bulat.
Mama kembali ke dapur menenteng dasternya yang kemudian dilemparnya ke dalam keranjang pakaian kotor sebelum ia melanjutkan merapihkan meja dan mencuci piring, aku yang konak melihat pantat mama yang beradu kanan kiri saat mencuci piring memanggilnya dan menunjuk ke arah kontolku. Paham dan patuh dengan arahanku, mama meninggalkan piring-piring tadi dan belutut di hadapanku sambil membuka celanaku dan mengulum kontolku seperti orang kelaparan ingin sarapan.
Aku: mama udah tau kan nanti sore harus apa?, *kataku sambil mengelus-elus kepala mama yang maju mundur menghisap kontolku*
Mama: hmm, hmm..hmm, *jawab mama dengan tidak jelas karena kontolku yang masih menancap di mulutnya*
Aku: mama ngomong apasih?
Mama: hahh, tau kamu..hmm..mau ngerjain..mmm..mama kan?, *mama menjawab dalam keadaan masih menyepongku tetapi sesekali mengeluarkannya*
Aku: bukan ngerjain
Aku: ngelatih biar ga malu
Mama: mau..hmmh..kamu apain..mm..mama?
Aku: mulai dari baju mama aja aku pilihin
Aku: nanti di sana gimana, ya belum tau
Mama: mmm..ya udah..hmh..jangan aneh-aneh
Aku: udah mama tenang aja
Mama melanjutkan menghisap kontolku sampai akhirnya aku menariknya dan membiarkan mama kembali mencuci piring, sengaja aku lakukan seperti itu agar menimbulkan rasa tanggung pada mama. Sisa hari itu pun kuhabiskan dengan menggoda mama dan membuat birahinya memuncak, mama yang bugil di rumah sesekali aku hampiri dan kobel-kobel memeknya, atau aku ciumi lehernya dari belakang sembari memainkan pentilnya, tetapi selalu kutinggal sesaat sebelum mama mencapai orgasme.
Sore hari pun tiba dan aku dan mama mandi bersama sebelum pergi, aku menyabuni sekujur tubuh mama dan kuminta mama untuk menyabuni kontolku dengan menjepitkan teteknya yang sudah berlumuran sabun. Melihat mama yang semakin memerah dan tampak seperti tidak lagi kuat menahan nafsunya, aku menyudahi sesi mandi bersama kami dan mengajak mama ke kamarnya untuk bersiup. Selagi mama handukan dan mengeringi rambutnya, aku sibuk memilih-milih pakaian apa yang cocok mama pakai nanti.
Akhirnya aku memilihkan mama tiga potong pakaian, sebuah blouse hijau tua tanpa kancing tanpa lengan dengan potongan dada cukup dalam, sebuah rok tiga perempat hitam bermotif bunga, dan sebuah BH maroon yang hanya seperempat.
Aku menyuruh mama untuk mencoba itu semua satu persatu, pertama mama mencoba BH itu dan benar saja kalau itu hanya menutupi sedikit bagian bawah dari tetek mama dan malah menganggkat tetek mama dan membuatnya menjadi terlihat lebih kencang.
Kemudian mama mencoba mengenakan blouse yang sudah kupilih tadi, blouse yang tadinya biasa saja ketika dikenakan oleh mama malah membuatnya terlihat binal. Dari samping blouse tanpa lengan itu terlihat tali BH mama yang kontras dengan kulitnya yang cerah, sedangkan dari depan tetek mama yang terangkat dan potongan dada yang rendah memperlihatkan belahan dada mama dan teteknya yang seperti akan melompat keluar, tetapi bahannya yang cukup tebal sedikit menyamarkan pentil mama yang sudah tegak sedari kami mandi. Terakhir, rok yang kuberikan bukan lah rok yang ketat ataupun mini, tetapi modelnya yang tanggung dan melebar memberikan kesan centil pada mama yang terlihat binal dari atas.
Sama sekali tidak ada raut penolakan pada wajah mama, malah ia menyuruhku untuk bersiap dan melanjutkan merapihkan rambutnya. Aku kembali ke kamarku dan bersiap-siap, sesaat setelah aku selesai dan berniat menunggu mama di depan.
Ternyata mama sudah menungguku di depan pintu dengan rambut yang disisir semua ke belakang, membuatnya menjadi terlihat semakin cantik. Akhirnya kami pun meninggalkan rumah dan berjalan menuju rumah tetangga kami dengan perasaan campur aduk, deg-degan dan juga horny.
-Bersambung-