𝐔𝐤𝐡𝐭𝐢 𝐀𝐫𝐢𝐧𝐚 & 𝐆𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐨𝐭𝐨𝐫 𝐁𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝟏𝟏

 


Beberapa jam sudah aku terus digoyang oleh mereka. Sayup-sayup kudengar suara yang menandakan saat ini mungkin sudah mendekati pagi hari. Udara semakin terasa dingin saja, menusuk ke tulangku yang saat ini sedang telanjang bulat diantara para lelaki yang juga sedang telanjang pula. Tetapi sebagian anggota lainnya sudah pada pulang. Saat ini hanya menyisakan diriku dan juga 6 orang anggota gang motor yang masih bertahan di markas ini.

Entah sudah berapa kali para anggota gang motor membuang sperma mereka ke vagina, lubang anus, dan juga mulutku. Terasa sekali vaginaku sudah lengket berlendir terkena sperma mereka. Kondisi anusku pun sama saja, belepotan sperma dimana-mana. Kelima orang nampak sudah tertidur pulas setelah puas menyetubuhiku. Ditengah sunyinya ruangan ini, yang terdengar hanyalah suara ceplok ceplok dan suara desahanku yang terdengar menggema di ruangan yang dingin ini.

“Ahhhh.. Aaahhhh.. Ahhhhh..”, desahku begitu manja sambil naik turun diatas penisnya

Hingga saat ini aku hanya melayani satu orang saja. Orang terakhir yang mendapat jatah menyetubuhiku dengan leluasa. Karena kini aku hanya fokus melayaninya tanpa ada gangguan orang lain. Tidak seperti tadi saat tubuhku sibuk melayani semua batang penis para anggota gang motor dengan lubang-lubang pada tubuhku.

Tubuhku bergelayut manja diatasnya. Pantatku bergoyang perlahan memanjakan penisnya. Saat ini aku sedang bersetubuh dengannya, lelaki yang kulihat cukup dekat dengan si Boss. Lelaki berambut berantakan dan berbadan atletis dengan penisnya yang besar dan panjang. Aku duduk diatas tubuhnya. Payudaraku menggelantung diatasnya dengan bebas, seolah memberikan view terbaik bagi dirinya yang sedang kusetubuhi.

Kusetubuhi?

Iya betul, saat ini aku lah yang menggoyangkan tubuhku diatasnya. Aku lah yang menancapkan penisnya ke vaginaku sendiri dan kunaik turunkan tubuhku perlahan diatasnya, memberikan gesekan-gesekan nakal vaginaku pada penisnya. Sesekali kuturunkan tubuhku dan kucumbu bibirnya. Ciuman kami begitu liar, lidah kami saling menindih dan bergumul satu sama lain hingga menimbulkan suara berdecik yang sangat panas.

Sesekali lelaki itu memainkan payudaraku, meremasnya perlahan dan memuntir puting susuku. Aku mendesah pelan saat puting susuku disentuhnya. Jemari kasar lelaki itu entah mengapa terasa enak sekali saat memencet pentil susuku. Bahkan aku semakin merasa nyaman saat daging berwarna cokelat mudaku itu dikenyot perlahan dan diemutnya dengan penuh birahi.

Rasanya tubuhku disedot seutuhnya kuat-kuat, seolah pentil susuku itu bisa mengobati dahaganya. Aku terus menggerakkan tubuh telanjangku diatasnya. Naik turun disodok penisnya yang berdiri tegak dan keras dari bawah.

“Mbak kamu jadi pacarku aja ya...”, ujarnya sambil memandangi wajahku

“Aaahhhh... Jangan mas nanti kamu kenapa-kenapa.. Bossmu gila soalnya Ssshhh...”, jawabku sambil terus menggerakkan tubuhku naik turun diatasnya

“Hmmm aku ga takut kok... Oiya namaku Bima”, ujarnya memperkenalkan diri sambil mengajakku bersalaman selagi tubuhku masih naik turun diatasnya

Rasanya memperkenalkan diri disituasi saat ini terasa aneh. Setelah ia beberapa kali menusukkan kemaluannya ke vaginaku, setelah ia menyemburkan spermanya ke rahim dan juga anusku, aku baru tau namanya sekarang.

“Aahhh.. Iyaaahh.. Aku Arinaa...”, jawabku terus mendesah sambil memperkenalkan diri dan menjabat tangannya

“Aku serius mbak. Aku pingin kamu jadi pacarku. Masalah dengan boss gampang...”, ujarnya penuh keyakinan

Aku hanya menggeleng tidak menjawabnya. Aku hanya takut Bossnya akan marah dan berbuat jahat kepadanya

Ada apa denganku? Kenapa aku malah peduli terhadap lelaki ini?

Kemudian ia terdiam tidak melanjutkan percakapan itu lagi. Ia sepertinya memahami apa yang kutakutkan. Walau aku baru bertemu si Boss, tetapi aku sudah tau wataknya yang keras dan tidak segan melukai seseorang. Aku yang merasakannya tadi. Betapa takutnya diriku saat ia mengancamku dengan goloknya. Sungguh itu adalah momen yang menakutkan bagiku, seakan nyawaku sudah diujung tanduk saja. Mungkin karena kuatnya pemimpin mereka itulah, gang motor itu termasuk gang motor yang disegani di lingkungan anak-anak underground

*ceplok ceplok ceplok ceplok* suara kedua kelamin kami terus beradu, saling memberikan kenikmatan satu sama lain

“Memek kamu enak Arina..”, pujinya membuatku tersipu malu

Ini adalah sebuah pujian yang sukses membuatku merasa malu saat melayaninya. Walau ucapan itu sudah berkali-kali kudengar dari anggota lain tadi saat mereka bergiliran menyetubuhiku, tetapi suasana romantis berdua saat ini mengubah semuanya. Berduaan dengannya memberikan feeling yang beda dan lebih syahdu. Bahkan pertemuan kedua kelamin tadi terasa nikmat karena tidak berhenti saling bertumbukan.

“Kontol kamu juga enak Bimaa... Aaahhh”, jawabku tersipu sambil tubuhku terus naik turun diatasnya

Ini adalah jawaban yang paling tepat untuk lelaki ini. Karena memang sejak awal aku merasa cocok dengan alat kelaminnya. Walau besar dan panjang entah mengapa aku begitu enjoy dan menikmati setiap sodokannya. Bukan berarti penis anggota lainnya tidak membuatku enjoy, semua aku suka. Tetapi yang paling berkesan memang penis lelaki yang sedang tiduran dibawahku ini

“I Love you Arinaaa... Aku mau hamilin kamu sayang..”, ujar Bima sambil mempercepat menyodokku dari bawah

“Iyaahh hamili aku Bima.. Keluarkan spermamu ke rahimku Bimaaa..”, ujarku nakal sambil kupercepat pompaan tubuhku

Saat hendak mempercepat hentakan pinggulku ke penisnya tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara teriakan keras yang mengejutkanku dan juga 5 orang yang sedang tertidur pulas disana. Aku bahkan sampai menghentikan genjotan pinggulku saat menyadari siapa yang datang.

“Jangan bergerak!!! Angkat tangan semuanya!!!”, tiba-tiba 2 orang polisi berpakaian preman datang menggerebek markas ini sambil menghunuskan pistol

Aku yang panik buru-buru turun dari tubuh Bima dan kuangkat tanganku dengan cepat karena ketakutan. Kelima anggota gang motor yang sedang tidur pulas pun tak kalah terkejutnya. Mereka dengan segera menyeka liur mereka yang tak sengaja keluar saat tertidur dan langsung mengangkat tangan mereka. Aku bahkan sampai lupa saat ini aku sedang telanjang bulat. Aku kemudian berlari menuju dimana pakaianku berserakan namun polisi-polisi melarangku

“Jangan bergerak diam ditempat dan angkat tanganmu mbak”, ujar polisi berkulit hitam

Kakiku langsung berhenti seketika mendengar ucapan polisi itu. Aku langsung mengangkat tangan dan menghadap ke mereka. Kusadari saat ini payudaraku menggantung bebas dihadapan bapak-bapak polisi berwajah preman itu. Mata kedua polisi itu bahkan tertuju kepadaku semua tanpa mempedulikan keenam lelaki yang bersamaku. Kulihat mereka kemudian berbisik-bisik sambil sesekali tersenyum kearahku. Sebuah senyuman yang memuakkan bagiku

“Udah-udah pesta kalian bubar. Buruan pergi tapi syaratnya cewek kalian tinggal disini untuk kami mintai keterangan”, ujar polisi bertubuh tambun

“Siap terima kasih pak”, ujar mereka, bahkan Bima pun meninggalkanku begitu saja tanpa menoleh kearahku sama sekali

Mereka kemudian segera kabur dan meninggalkan semua barang yang ada di bangunan ini. Termasuk motor, handphone dan juga barang-barangku ditinggal oleh mereka. Dalam hati aku sedikit lega karena semua ini akhirnya berakhir dan bapak-bapak polisi ini akan menyelamatkanku.

“Hehehe gampang menangkap mereka, kita sudah mengantongi identitas mereka. Saya hanya terkejut rupanya ada juga anggota mereka yang cewek.. Karena itu saya mau interograsi kamu”, ujar si polisi bertubuh tambun mengejutkanku

“Heheheh.. Masih muda tapi sudah jadi lonte ya kamu...”, imbuh si polisi berkulit hitam sambil tersenyum nakal

“Sa.. Saya hanya korban pak.. mereka memperkosa saya...”, ujarku panik dan berharap polisi itu percaya

“Korban? Diperkosa? Mana ada diperkosa tapi goyangnya pas ngentot enak bener kayak tadi. Heheheheh..”, ujar polisi yang bertubuh tambun

Aku tersentak mendengar ucapannya. Sepertinya polisi itu tidak akan mempercayaiku. Memang sebagai penegak hukum mereka tidak akan percaya begitu saja kepadaku. Apalagi faktanya mereka lihat sendiri aku bergoyang diatas tubuh Bima tadi begitu menikmati persetubuhan kami.

“Sekarang kamu hadap tembok dan taruh tanganmu diatas kepala”, ujar polisi berkulit hitam

Tanpa bisa membantah kuturuti perintah si pak polisi berpakaian preman itu. Aku pun kemudian menghadapkan tubuhku ke tembok dan kuposisikan tanganku diatas kepala. Sekarang saat ini aku tidak bisa melihat ke arah para polisi itu. Samar-samar aku mendengar seperti suara kamera handphone saat aku sedang membelakangi mereka.

*Apa mereka sedang memotretku diam-diam?* kataku dalam hati

“Sapa namamu?”, tanya Polisi berkulit hitam

“Arina pak..”, jawabku

“Mbak Arina rumahnya dimana?”, selidiknya lagi

“Di.. Di Jalan Tegalmemek Pak...”

“Tegalmemek Nomor berapa?”

“69 pak...”, jawabku

“Kamu sejak kapan bergabung dengan gang motor kampungan itu?”, tanya polisi bertubuh tambun

“Saya bukan anggota mereka pak.. Saya korban...”, jawabku mencoba jujur

“JANGAN BOHONG!!! JUJUR SAJA BIAR INI SEMUA CEPAT SELESAI”, bentak si polisi tambun

“Boleh juga mereka bisa ngerekrut anggota cewek macem mbak. Mulus bener ini bokong”, kata polisi berkulit hitam sambil meremas pantatku

“Bapak jangan kurang ajar...”, kataku memberanikan diri

“Ho? Kurang ajar? Kayak gini kurang ajar?”, ujarnya kembali meraba pantatku lebih parah

“Udah John jangan kau goda mbaknya. Heheheh..”, ujar bapak polisi tambun

“Sok sokan jual mahal dia Wo, padahal badannya Cuma dipake anak-anak kampungan”, ujar polisi berkulit hitam yang ternyata bernama John itu

“Berapa lama kamu sudah bergabung dengan mereka?”, tanya polisi yang dipanggil Wo oleh Pak John (anggap saja namanya Jarwo, karena sampai cerita ini tamat aku tidak tahu nama aslinya)

Kembali pertanyaan ini dilontarkan dan aku seperti dipaksa mereka mengakui statusku sebagai bagian dari mereka. Ingin kujawab aku hanyalah korban perkosaan yang dilakukan oleh gang motor itu, tapi kedua polisi itu tidak akan percaya. Tetapi jika aku menjawab pertanyaan ini dengan berbohong, aku akan fix dianggap salah satu anggota gang motor.

“1 bulanan”, jawabku pada akhirnya berbohong

“1 Bulanan ya? Terus biasanya gang motor tiap rekrut anggota cewek, si cewek harus rela ditiduri oleh seluruh anggota gang? Benar demikian?”, selidik Pak Jarwo

“I.. Iya ..”, jawabku berbohong dan berharap ini semua segera selesai dan aku dibebaskan seperti bima dkk tadi.

“Lalu pekerjaan kamu di gang ini sebagai apa? Tidak mungkin hanya untuk ditiduri saja kan?”, selidik Pak John

“I..Itu...”, aku bingung menjawab pertanyaannya karena aku sama sekali tidak bekerja untuk gang motor itu

“JAWABBBBB!!!”, bentaknya lagi

“Sa.. saya cuma sebagai pemuas mereka..”, jawabku kemudian

Kedua polisi itu terdiam sejenak, aku tidak mampu melihat apa yang sedang mereka lakukan dibelakangku.

“Apa motifmu gabung mereka? Apa karena kamu memang suka sex bebas atau dipaksa?”

“Dipaksa!”, jawabku semangat

“Jangan bohong! Kamu pasti hyper sex kan? Memek kamu suka dikontolin kan??”, selidik Pak Jarwo

“Err.. Ta.. Tapi...”, jawabku ketakutan

“JAWAB! Kamu hypersex kan???”, tanya mereka mengintimidasiku

“iya.. Saya hypersex..”, jawabku pasrah mematuhi arahan mereka

“Jadi kau hypersex ya? Berapa usiamu?”

“21...”

“Masih muda tapi memeknya sudah ngerasain kontol 17 orang anggota gang motor. Itu belum termasuk yang diluar gang. Oiya kamu biasa jual diri buka harga berapa?”, selidik Pak Jarwo si polisi tambun

“Itu....”, aku bingung menjawabnya

“gratis, mbaknya ga narik biaya buat ngentot memeknya. Bener kan mbak? Mbak kan hypersex jadi butuhnya kontol bukan duit”, kata Pak John tiba-tiba

“I..iya..”, bodohnya aku malah mengamini pernyataannya

“Dimana awalnya kamu direkrut mereka?”

“Err.. tidak sengaja bertemu di Mall..”, jawabku ngasal

“Gimana cara mereka merekrutmu? Apa kamu dijanjikan uang?”, selidik Pak John
“Errr.. Saya diceritain tentang gang motor mereka. Dan saya menawarkan diri untuk gabung”, jawabku kembali ngasal

“Berani juga ya kamu? Heheheh.. Coba sekarang kamu hadap ke kami”, tangan tetap diatas, ujar Pak John

Aku pun menuruti perintah polisi berkulit hitam itu dan segera berdiri menghadap mereka dalam posisi tangan diatas.

“ckckckk.. Pinter juga mereka cari cewek cabe-cabean yang mulus putih dan cantik gini”, ujar Pak Jarwo sambil meremasi payudaraku yang menggantung bebas

“Aaahhh.. Pak... Jangan ..”, pintaku

Tetapi Pak Jarwo tidak menggubrisku dan bahkan kali ini polisi gendut itu memainkan kedua puting susuku. Ia pilin dan ia pelintir puting susuku sambil tersenyum mesum.

“Pentilmu bagus dan sempurna mbak...”, kata Pak Jarwo dan akupun hanya terdiam membiarkannya memilin kedua puting susuku dengan kasar

“Berapa kali seminggu kamu layani mereka?”, tanya si polisi tambun itu kemudian sambil kali ini ia raba bulu jembutku

“Errr... Ituuu.. 3x seminggu.. Sshhhh..”, jawabku berbohong sambil deg-degan karena tangan si polisi itu mulai bermain di bibir vaginaku

“Memek kamu ga perih apa melayani seluruh anggota gang motor 3x seminggu?”, ledek Pak John si polisi berkulit hitam sambil tangannya juga mulai meraba vaginaku

“Eehhh.. Itu.. Aaahhhh...”, desahku kemudian karena tiba-tiba tangan kedua polisi itu mereka susupak ke bibir kemaluanku.

“Coba, keterangan kamu harus bisa dibuktikan. Sekarang buka memek kamu bisr kami lihat, cepetan!!!!”, perintah Pak Jarwo

“Eeehhh”, aku pun terkejut mendengar perintahnya

“Ah eh ah eh.. Buruan!!!!”, perintah Pak Jarwo

“Baik Pak...”, jawabku singkat dan pasrah

Aku tidak menyangka pada akhirnya auratku kembali kuperlihatkan ke kedua orang polisi yang usianya mungkin seusia ayahku ini. Andai mereka tahu aku adalah seorang akhwat bercadar yang auratnya wajib ditutup dan tidak sembarangan kutampakkan, pasti mereka tidak akan memintaku aneh-aneh seperti ini. Sayangnya mereka sudah menganggapku lonte pemuas nafsu para anggota gang motor sehingga mereka tidak segan menyuruhku aneh-aneh.

Aku lalu memposisikan tubuhku duduk mengangkang, sambil kubuka lebar lubang kemaluanku dihadapan kedua polisi itu. Mereka terus memandangiku dengan tak berkedip ke arah vaginaku Kemudian si polisi tambun terlihat mengarahkan handphonenya ke arahku. Sepertinya ia ingin mengabadikan poseku yang sedang mengangkang sambil membuka lebar vaginaku

*cekrik cekrik cekrik* beberapa kali ia mengambil fotoku

“Oke sekarang waktunya reka ulang kejadian.. coba kamu praktekkan gimana saat melayani para anggota gang motor pakai pistol ini”, kata si polisi tambun sambil memberikan pistolnya kepadaku
“Ma.. Maksud bapak?”, Tanyaku keheranan

“Coba kamu praktekin... Bayangin kamu sedang disetubuhi temen-temenmu itu. Bayangin pistol itu sebagai kontol mereka. Tapi hati-hati jangan sampai kepencet”, kata Pak Jarwo

“Ba.. baik pak..”, jawabku sambil menerima pistol polisi itu

Perlahan kumasukkan pistol itu ke dalam vaginaku. Rasanya tidak enak sekali karena keras dan terbuat dari logam. Berbeda dengan penis yang walaupun keras tapi masih flexible. Aku merintih perlahan merasakan corong peluru pistol itu mulai membelah vaginaku

“Aaahhhh...”, desahku sambil pelan-pelan mendorong semakin masuk pistol tersebut

“Ati-ati jangan lu teken pelatuknya bisa hancur memek lu ketembak pistol saya hahahah...”, kata Pak Jarwo

Aku mengangguk sambil memejamkan mata. Kembali aku tidak habis pikir mengapa nasibku begitu buruk. Setelah berurusan dengan para gang motor, aku harus berurusan dengan polisi cabul ini. Pelan-pelan semakin kudorong corong peluru pistol itu ke dalam vaginaku yang kembali mulai basah. Untungnya lendirku begitu banyak hingga mengurangi rasa lecet yang terjadi pada dinding permukaan kemaluanku

Aku mulai memaju mundurkan pistol itu di dalam kelaminku, tidak bisa kupercaya saat ini aku sampai bermastubasi menggunakan sebuah pistol polisi dan kedua polisi itu melihatku bermasturbasi. Aku mendesah pelan-pelan agar tidak terdengar memalukan. Corong peluru pistol itu terasa dingin saat menggesek gesek bagian dalam vaginaku.

“Masak mereka hanya pake memekmu saja? Pasti mereka juga pakai mulutmu kan? Coba kamu praktekin pake pistol itu”, perintah Pak Jarwo

“Baik pak...”, aku segera mencabut pistol itu dari dalam vaginaku.

Terlihat lendir vaginaku banyak menempel di permukaan corong peluru pistol yang saat ini kugenggam. Kemudian pistol itu kuarahkan ke mulutku sendiri dan kujilati lendir vaginaku yang menempel pada permukaan pistol. Sialnya, Aku justru terangsang saat ini. Kusepong pistol itu dan kubayangkan penisnya Bima, penis yang paling kusuka diantara mereka

“Hmmmm.. kurang realistis reka ulangnya...”, ujar Pak Jarwo sambil merebut kembali Pistolnya

“John.. Coba kau ngentot sama Mbak Arina biar lebih realistis reka ulangnya”, kata si polisi tambun

“Siap laksanakan Pak...”

“Eh tapi pak..? Saya.....”

“Kenapa? Bukannya memek kamu sudah biasa disetubuhi mereka? Tidak akan ada ngaruhnya, memek kamu sudah ndower Mbak Arina. Ndower kebanyakan ngentot”, kata Pak Jarwo

“Tapi Pak.. Saya bukan.. Saya kor...”

*plak plak plak* tampar pak Jarwo ke pipiku

“Jangan melawan perintah polisi Mbak Arina, ayo lakukan saja biar kamu bisa cepat pulang”, ujar Pak Jarwo

Kulihat polisi bernama John itu sudah membuka celananya, dan betapa terkejutnya aku melihat belalainya yang panjangnya seperti ular. Pak John segera mendatangiku yang masih duduk mengangkang dan memintaku berlutut dihadapannya. Aku lalu dimintanya untuk memegang batang kemaluannya yang seperti ular piton berwarna hitam itu. Genggamanku tidak ada apa-apanya. Jemariku tidak sanggup menggenggam penuh batang penis Pak John yang panjangnya kutaksir 20cm dan belum keadaan ereksi itu

Butuh sekitar 4 kepalan tanganku agar bisa menggenggam penuh batang penisnya yang panjang melengkung itu. Tanganku mulai mengocok kemaluannya pelan-pelan. Seperti biasa kukecup terlebih dahulu kepala penisnya yang hitam sebelum coba ku masukkan perlahan ke mulutku

Penis itu terlalu besar untuk mulutku. Rasanya mulutku langsung penuh tidak bercela saat melahap kemaluannya. Dan parahnya aku hanya melahap kepala penisnya saja. Aku coba dorong lebih ke dalam, justru tenggorokanku tersiksa hingga membuatku tersedak.

“Gimana anggota gangmu ngga ada yang kontolnya sepanjang ini ya?”, tanya Pak Jarwo

“Iya pak.. ini panjang sekali...”, jawabku sambil kembali mengocok penis Pak John yang mulai tegak mengeras dan panjangnya semakin tak karuan

“Oke kita mulai reka ulangnya. Kamu pasti mengocok dan menyepong kontol mereka satu satu kan?”, tanya Pak Jarwo dan aku mengangguk

“Coba praktekkan”, imbuhnya

Aku sedikit bingung aku harus mulai darimana menyepong penis sepanjang ini. Kemudian aku memutuskan menjilati batang penis berotot hitam itu dari bawah keatas perlahan. Kujilati penis panjang yang berdiri kokoh mirip burj dubai itu dengan semangat. Aku malah merasa tertantang melihat penis ini, aku malah semakin bersemangat membayangkan bagaimana jadinya jika penis ini menghajar vaginaku. Membayangkan itu saja vaginaku kembali terasa terbuka siap untuk disetubuhi.

“Kemudian kamu pasti juga berciuman dengan mereka? Dan tangan mereka mulai meraba tubuhmu. Ya kan?”, selidik Pak Jarwo

“I..Iya pak...”

Pak John kemudian merengkuh bibirku, dilumatnya penuh nafsu bibirku oleh polisi berkulit hitam itu. Lidahnya bergerak brutal mencari-cari lidahku. Setelah ketemu, ia lumat habis lidahku tanpa ampun. Lidahku disedotnya hingga liurku kering. Lalu ciumannya turun dan kini mengarah ke payudaraku. Dalam sekali emutan, aku langsung mendongak. Ia lahap payudaraku habis-habisan hingga aku kegelian dan mengejan hebat.

Sambil terus memainkan puting susuku, Pak John juga merangsang vaginaku. Jemarinya yang besar-besar itu meringsek perlahan menembus bibir vaginaku. Dalam sekejap vaginaku kembali berlendir akibat ulah jari tangannya. Ia cabuli vaginaku dengan cepat dan tepat mengenai titik ternikmat dari vaginaku. Titik dimana teksturnya terasa sedikit kasar seperti kulit jeruk, yang jika disentuh langsung membuatku banjir

“Bapaaakkkk.. Saya keluarrrrr... Aaaahhhh...”, lenguhku sambil mengangkang berdiri

*seettt srettt srettt*

Dari vaginaku keluarlah cairan bening yang menyembur-nyembur seperti air mancur. Cairan bening itu menyembur hingga 3x dari dalam vaginaku dan seketika tubuhku terasa lemas. Tetapi Pak John belum siap mencabuli vaginaku dan kembali jari-jari besarnya ia kocokkan ke vaginaku dengan cepat hingga aku kembali squirting untum kedua kalinya

*sreetttt sretttt seetttttt seetttt* semburan vaginaku kali ini bahkan sampai 4x

“Sudah pak, Bapak masukin ke memek saya sekarang ya pak...”, pintaku tidak kuat lagi ia cabuli

Tetapi Pak John sayangnya tidak menggubris permintaanku. Tubuhku didorongnya hingga terbaring diatas meja dan kedua kakiku dibentangkan lebar membuka bibir vaginaku yang sudah basah merekah.

*juh juh juh juh* beberapa kali Pak John meludahi vaginaku hingga ludah kentalnya kini mulai menutupi bibir vaginaku

“Aaaaaaahhhhhh bapakkkkkkk...”, aku melenguh panjang

Pak John secara tiba-tiba menjilati ludahnya sendiri dan ia salu bersih bibir vaginaku dengan lidahnya yang besar dan kasar. Di bukanya bagian dalam vaginaku dengan kedua tangan besarnya, lalu kembali ia jilat bagian dalam vaginaku semaksimal mungkin. Tubuhku langsung saja bergetar hebat menerima rangsangan itu

Saat tubuhku bergetar itu, Pak John kembali mencabuli kemaluanku dengan tangannya yang besar dan hitam itu dengan cepat. Seketika rasanya bagian vaginaku nyut-nyutan tersiksa oleh rangsangan yang ia berikan lsda kemaluanku. Aku tidak bisa menahan rasa ingin keluar sama sekali. Kubiarkan vaginaku kembali menyemburkan cairannya untuk ketiga kalinya pagi ini

*Gila permainan Pak John benar-benar berbeda dari para berandal tadi. Para berandal tadi hanya menang jumlah sehingga aku benar-benar terpuaskan. Tapi oleh Pak John aku dibuat puas padahal ia baru mencabuliku beberapa menit saja dan belum ia setubuhi kemaluanku dengan batang penis panjangnya*

“Masukin ke memek aku pak.. Masukin kontol bapak saya sudah tidak kuat lagi pak...”, pintaku memelas

“Emangnya kamu juga memohon-mohon begitu ke mereka? Hehehe...”, ejek Pak Jarwo

Aku hanya terdiam menahan malu. Tidak kusangka aku malah memohon agar pria berkulit hitam itu segera menyetubuhiku

“Terus kamu berhubungan badan hanya lewat memek atau lubang anusmu juga dipakai mereka?”, selidik Pak Jarwo

“Er... Du.. duanya pak...”, jawabku sambil tersipu malu

“Hehehe.. Yasudah kita coba ya Mbak...”, kata Pak Jarwo

“Saya mau nyoba lubang pantat kamu Arina..”, ujar Pak John sambil mengarahkan tubuhku agar menungging

“Kalau begitu saya pake memeknya”, ujar Pak Jarwo

Entah sejak kapan lelaki tambun itu sudah melepas celananya. Kulihat Penis Pak Jarwo bentuknya gemuk tidak terlalu panjang, bentuknya mengingatkanku seperti punya Bagong. Aku sedikit kecewa melihatnya sekilas dan sedikit tidak bersemangat melayani penisnya

*Ya Tuhan apa yang kupikirkan*, kataku dalam hati

“Mbak Arina kulum dulu kontol saya, biar makin ngaceng”, kata Pak Jarwo sambil menepuk-nepukkan penisnya ke wajahku

Dalam sekali hap, penis polisi berperut tambun itu sudah masuk seutuhnya di dalam mulutku. Ia gerakkan maju mundur perlahan melewati bibirku. Sementara itu di belakangku kurasakan penis panjang milik Pak John sudah berada di bibir lubang pantatku. Ia dorong perlahan dan memaksa membuka lubang sempit itu dengan penis panjangnya. Tubuhku sampai mengejan hebat menerima penis panjang itu menembus saluran pembuanganku.

“Aaahhhh.. Bapak... Jangan disitu... Nanti Robek pakkkk.. Ini terlalu besar.. Aahhh..”, lenguhku kesakitan

“Enak sekali lubang anusmu Arina.. Aaahhhh Sssshhhh..”, kata Pak John semakin mendorong penisnya masuk

Penis Pak John rasanya terlalu besar kutampung di dalam lubang duburku. Lubang anusku harus extra bekerja keras menyesuaikan diri dengan ukuran penis panjang yang super big size itu. Pelan tapi pasti lubang anusku bisa menyesuaikan dengan penis Pak John. Terasa sekali lubang anusku terbuka begitu lebar terbelah. Pak John kemudian mulai memompa perlahan anusku dengan penisnya, hingga membuat lubang pembuanganku itu kembali merasa gatal yang menikmatkan jika digesek dengan penisnya

“Ya Tuhaannn.. Aduuuhhh Pak.. Aaaahhh..”, aku terus mendesah karena lubang pantatku terus dihajar Pak John

*jleb jleb jleb jleb* penis polisi berkulit hitam itu dengan cepat menghajar lubang anusku

Aku sampai kelojotan dibuatnya menerima sodokan Pak John dari belakang. Gempuran penis Pak John sama sekali tidak memberiku kesempatan untuk sedikit bernafas. Ia lesakkan penis panjangnya itu semaksimal mungkin seperti ingin menghancurkan lubang anusku. Aku terus mendesah dan merintih, antara kesakitan dan keenakan. Walau terkadang bibirku terkunci karena harus mengulum penis Pak Jarwo

“Hmmphhh.. mppphhhh... Sluruppppp slurupppp”, kukulum penis polisi berperut gendut itu dengan liar

Kujilati penisnya yang berjembut lebat itu dengan acak, asal bagian batangnya yang gemuk bisa kubasahi dengan liurku. Kugunakan penis Pak Jarwo sebagai pelampiasan rasa nikmat yang terasa di lubang anusku.

“John geser lah kontol kau, saya juga mau coba memeknya”, ujar Pak Jarwo

Kemudian Pak John, menarik tubuhku dan ia pun rebahan di atas meja, sedangkan tubuhku dipaksanya duduk mengangkang di atas tubuhnya. Setelah posisinya pas, kembali ia tanamkan penis besarnya ke dalam lubang pantatku. Ia pompa dengan cepat lubang anusku sampai tubuh telanjangku tersentak-sentak.

Pak Jarwo kemudian mengarahkan penisnya ke vaginaku. Mudah saja bagi penisnya menusuk masuk ke dalam vaginaku, karena sedari tadi vaginaku sudah becek karena dikocok kasar oleh Pak John hingga muncrat-muncrat. Kembali kedua lubang bawahku harus menerima dua penis di waktu bersamaan. Dua orang polisi itu menyetubuhiku bersamaaan. Lenguhan kami saling bersahutan. Aku kembali merasakan kenikmatan terdahsyat ini, kenikmatan yang bisa kurengkuh hanya dengan jalan zina. Kenikmatan dua penis dalam satu waktu menghajar dua lubangku.

“Iyaahhh iyaaahhhh iyaaaahhhh.... Teruussss bapakk..”, aku terus mengiya keenakan

“Dasar lonte, dihajar dua kontol malah minta terus. Gini kok korban.. Dasar... Aarrggg sialaaann”, ujar Pak Jarwo sambil ia lesakkan batang penisnya sekuat mungkin didalam rahimku

*crot crot crot* Penis Pak Jarwo menembak-nembak di dalam vaginaku

Seketika vaginaku kembali hangat menerima sperma dari polisi tambun itu. Setelah ia pastika spermanya keluar semua di vaginaku, Pak Jarwo mencabut penisnya dan tubuhku langsung “dibanting” oleh Pak John. Aku tiba-tiba sudah berada di bawahnya dan lelaki kekar berkulit hitam itu sudah menyetubuhiku dalam posisi missionary.

Kakiku terbuka mengangkang, dan Pak John leluasa menghajar vaginaku yang sudah licin terkena sperma Pak Jarwo. Pak John terus menghajar kemaluanku dengan cepat. Penis panjangnya bahkan tidak bisa masuk seutuhnya karena sudah mentok didalam rahimku

*jleb jleb jleb jleb*

“Aduh pak.. Aduhh.. Aaahhh.. Pak...”, lenguhku tak karuan

Pak John terus membombardir menghajar vaginaku. Aku bahkan sampai mengalami orgasme hebat hingga tubuhku menggeliat tak karuan saat ia setubuhi aku. Ia terus menyiksa kemaluanku aku tanpa ampun dengan penisnya yang perkasa itu. Sodokannya sukses membuat cairan di vaginaku kembali muncrat-muncrat, namun Pak John tak peduli dan terus menyetubuhiku tanpa ampun. Suaraku sampai bergetar karena rasanya terlalu nikmat

“Arrrrhhggg saya keluar Mbak Arinaaaaa”, pekik Pak John sambil mendorong penis panjangnya hingga mentok di dalam rahimku

“Jrottt jrotttt jrootttt jrootttttt*

Lendir Pak John begitu banyak mengisi rahimku. Jauh lebih kental daripada semua sperma yang kutampung pada rahimku hari ini. Pak John keluar begitu banyak. Bahkan saat ia cabut penisnya dari kemaluanku, penisnya tidak berhenti mengeluarkan maninya dan muncrat mengenai perut serta jembutku.

“Aaaahh nikmat sekali memekmu Mbak Arina..”, pujinya

Aku kemudian duduk bermaksud membersihkan sisa sperma yang menempel di lubang kencingnya. Diam-diam aku penasaran dengan rasa cairan kental milik Pak John. Kujilat kepala penisnya yang masih ada spermanya itu. Sialnya, aku menyukai rasa asin spermanya yang pekat itu. Rasanya begitu strong dan serik saat masuk ke dalam tenggorokanku. Aku jilat-jilat gagang kencingnya hingga penis raksasa itu bersih seperti sebelumnya.

“Kamu lonte yang pintar. Setelah kontol saya kotor kena lendir memek kamu, kamu tanggung jawab dengan membersihkannya pakai lidahmu.. Sebagai hadiah, kamu akan kuberi peju saya. Kayaknya kamu suka minum peju saya. Heheheh..”, ujar Pak John sambil mengocok penisnya kembali

“Buka mulutmu. Julurkan lidahmu Mbak Arina.. Bersiaplah menerima peju sayaa.. Arrrgghhhh..”, kata Pak John sambil kembali mengerang

Aku terkejut rupanya Pak John bisa keluar bahkan sampai dua kali dalam waktu berdekatan. Aku sudah menantinya mengeluarkan sperma untuk kedua kalinya, karena masih penasaran bagaimana cairan kental pekat itu jika masuk semua ke dalam mulutku. Kujulurkan lidahku semaksimal mungkin agar tidak ada sperma yang terjatuh dan Pak John terus mengocok sambil menatapku dengan tatapan merendahkan.

Memang benar aku saat ini terlihat begitu memohon spermanya. Menantikan momen dimana spermanya yang kental itu tumpah dan kuminum semuanya dengan penuh kerelaan. Aku saat ini justru bersyukur para polisi itu tidak tahu wanita yang dihadapan mereka saat ini adalah seorang akhwat bercadar yang kesehariannya selalu taat pada agama. Aku bersyukur mereka menganggapku lonte sehingga mereka tidak ragu memakai tubuhku semau mereka

*crot crot crot crot* penis panjang Pak John akhirnya memuncratkan isinya

Cairan kental berwarna putih itu tepat sukses ia buang di dalam mulutku seutuhnya. Walau beberapa ada yang muncrat mengenai hidungku. Terasa sekali spermanya sangat pekat dan kental di rongga mulutku, ditambah aromanya yang begitu amis dengan rasa asin yang begitu serik. Benar-benar membuatku semakin excited dan tidak sabar untuk ketelan. Sepertinya memang aku mulai ketagihan menelan sperma. Karena pada dasarnya aku suka makan makanan asin. Semakin strong citarasanya dari sebuah sperma, rasanya aku bakalan semakin aku suka.

Perlahan aku telan sperma Pak John yang kental itu. Kubiarkan cairan serik itu jatuh perlahan menuju tenggorokanku. Seketika tenggorokanku terasa lengket, dan aroma amisnya yang membuatku semakin birahi saja saat kutelan. Kemudian aku julurkan lidahku kembali, dan Pak John mengerti maksudku.

Ia celupkan penisnya ke mulutku, ia jambak rambutku dan ia gerakkan kepalaku agar menyepong penisnya. Kubiarkan penisnya yang panjang itu keluar masuk di dalam mulutku sejenak untuk beberapa menit dan hingga bersih.

Setelah kedua polisi itu puas, mereka kembali merapikan pakaiannya. Sedangkan aku tidak diperbolehkan mengambil pakaianku dan mereka tetap memintaku berdiri dengan tangan diatas kepala. Dalam posisi berdiri, perlahan dari dalam vaginaku sperma mereka yang tadinya berada di rahimku mulai menetes keluar, jatuh meleleh melewati kedua pahaku.

Menyadari hal itu, Pak Jarwo kemudian mendatangiku dan membuka bibir vaginaku dengan tangannya agar sperma mereka yang terperangkap di dalam rahimku bisa tumpah keluar. Benar saja, dari dalam vaginaku memuntahkan sperma kental yang cukup banyak dan jatuh begitu derasnya.

“Hehehe... Ok. Jadi kami sudah dapat data reka ulang perkiraan bagaimana kamu bersetubuh dengan mereka”, ujar Pak Jarwo

“Nanti kalau ada perlu lagi kami akan mendatangi rumah kamu Mbak Arina. Heheheheh..”, kata Pak John sambil terkekeh

“Ja.. jangan pak....”, pintaku memelas namun mereka segera ngacir pergi meninggalkanku seorang diri

Aku pun akhirnya bisa sedikit bernafas lega, cobaanku hari ini akhirnya berakhir sudah. sepertinya takdirku ini bisa kulewati dan kujalani dengan baik. Sebentar lagi aku bisa bebas dan kembali ke kehidupanku yang seharusnya. Sebagai seorang Arina yang selalu berpakaian syari dan menjaga diri.

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

POP ADS

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com