𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐓𝐞𝐭𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟏

 


Sekedar meluruskan, istilah "amoy" sebenernya ditujukan untuk wanita keturunan tionghoa yg berusia lebih muda atau bahkan lebih mirip seorang adik perempuan (CMIIW ya hu kalau ada yg lebih paham). Kenapa gw bahas2 soal istilah "amoy" ini? Karena sebenernya gw juga ga begitu sreg dengan istilah "amoy", terlebih sosok wanita yg bakal gw ceritain ini juga bukan wanita yg lebih muda gimana2. Tapi pastinya istilah ini bakal bikin banyak orang lebih mudah mengenali tipe wanita yg gw maksud, plus mungkin akan menarik minat lebih banyak pembaca aja, makanya judul cerita pun menggunakan istilah "amoy" tadi.

Skip skip skip. Gw coba lanjut ke ceritanya aja.

Disclaimer aja nih : Prolog dalam proses perkenalan dengan tokoh bakal lumayan panjang, TS cuma coba lebih memperdalam jalan cerita sebenarnya meski tetap sebisa mungkin disingkat2 tanpa membuat ga nyambung antar alur nya. Jadi bagi yg menanti2 sesi exe nya, harap bersabar ya. 

----------

Jadi boleh dibilang kejadian di cerita ini masih lumayan fresh alias terjadi belum terlalu lama ini lah, lebih tepatnya di masa2 setelah momen pergantian tahun 2021 lalu. Gw saat itu memang sudah berkeluarga bahkan sudah memasuki usia pernikahan yg ke 2 tahun, dan tinggal bersama istri gw di daerah Tangerang. Tapi pekerjaan gw saat itu sedang terfokus di daerah Karawang dikarenakan ada proyek besar yg harus diawasi secara rutin untuk beberapa bulan sejak penghujung tahun 2020. Awalnya selama 2 minggu pertama gw masih sanggup bolak-balik antar Tangerang ke Karawang yg jarak tempuhnya lumayan menguras tenaga, terlebih karena gw selalu mengendarai mobil pribadi yg sekali jalan saja bisa menghabiskan waktu 3 sampai 4 jam. Apalagi jika harus lembur dan pulang telat gw bisa sampai rumah itu sekitar jam 12 malam. Akhirnya setelah negosiasi dengan pihak perusahaan tempat gw bekerja, fasilitas rumah sewa pun diberikan untuk beberapa bulan selama proyek tersebut masih berjalan.

Untungnya gw bebas memilih lokasi rumah sewa sesuai yg gw inginkan, setelah survey singkat ditentukan lah lokasi kontrakan gw di sebuah perumahan cluster yg cukup nyaman dan memang sebagian penghuni nya bukan warga tetap karena sama2 penyewa sementara. Istri gw pun ga keberatan jika gw harus menetap jauh dari rumah dengan catatan seminggu sekali gw tetap pulang ke rumah, dia sendiri ga bisa ikut gw pindah meski sementara karena sama2 sibuk dengan pekerjaan. Hanya sesekali istri gw pernah ikut, itupun cuma ketika dia sedang senggang sekedar jalan2 lalu pulang kembali ke Tangerang.

Satu bulan awal tepatnya di Oktober 2020 meski sudah mulai menghuni kontrakan itu tapi gw hampir jarang sekali berada di rumah. Gw lebih nyaman berada di lokasi kerja meskipun ga sedang lembur, daripada pulang ke kontrakan dan ga ada kegiatan sama sekali. Sehari2 di kontrakan kegiatan gw cuma nonton TV, main game, cek dokumen2, tiduran, begitu terus sepanjang hari. Sampai suatu ketika gw mulai jenuh akhirnya gw mutusin untuk cari kegiatan baru yaitu olahraga, lumayan lah untuk ngejaga kondisi badan supaya selalu fit daripada malas2an terus di kontrakan. Mulai dari berenang atau treadmill ringan di fasilitas umum yg tersedia di dalam perumahan, sampai jogging lari pagi sebelum mulai berangkat ke tempat kerja.

Kegiatan2 olahraga iseng ini ternyata cukup membantu gw untuk bersosialisasi dengan warga lain, bahkan beberapa orang mulai terasa familiar karena sama2 rutin berolahraga di lokasi yg sama. Adapun salah satu warga yg gw kenal karena sering dijumpai di area kolam renang yaitu Pak Kosim alias Ko Sim. Yap, Pak Kosim sebenarnya masih berusia cukup muda bahkan mungkin sebaya gw, namun karena merupakan pria keturunan tionghoa jadi banyak warga menyapanya Ko Sim yg lama kelamaan justru lebih dikenal sebagai Pak Kosim, ha ha ha (Sim ini sendiri nama samaran ya, he he he).

Pak Kosim merupakan satu dari beberapa warga lain yg rutin berolahraga di fasilitas kolam renang di dalam perumahan. Awalnya gw ga terlalu perhatian dengan anggota keluarganya yg lain, terutama karena Pak Kosim lebih sering berenang bersama anak nya yg masih kecil. Dari situ gw cukup tau kalau Pak Kosim juga sudah sama2 berkeluarga. Jarang sekali kami ngobrol terlebih dalam kondisi pandemi covid sehingga masing2 orang cukup sadar untuk berjaga jarak, paling hanya saling sapa setiap berpapasan.

Barulah di pertemuan ke sekian kalinya gw jumpai sosok istri Pak Kosim, yg belakangan gw tau ternyata selama ini kadang istrinya ikut namun bukan untuk berenang melainkan berolahraga di dalam ruang gym di lokasi yg sama. Ruang gym sendiri sebenarnya bersebelahan dengan area kolam renang namun di lantai atas, jadi meski gw sedang berada di kolam renang bukan berarti gw bisa selalu ngeliat pengguna fasilitas gym tersebut. Namun suatu sore itu ketika gw dan Pak Kosim sedang berada di kolam renang dan dalam jarak berjauhan, tiba2 istrinya muncul dalam balutan pakaian olahraga kasual yg sudah dibasahi keringat lengkap dengan handuk kecil di lehernya. Istri Pak Kosim juga merupakan wanita keturunan tionghoa yg berusia sama mudanya, berperawakan tubuh agak lebih pendek dan agak semok. Rambutnya hitam panjang namun saat itu diikat cepol bulat di atas kepala sehingga semakin memperjelas kulit putih khas wanita tionghoa umumnya. Pakaian yg dikenakan istri Pak Kosim hanya kaos hitam ketat berlengan pendek dan legging selutut berwarna senada, cukup lah menunjukkan lekuk tubuhnya dengan dada yg ga terlalu menonjol namun lengan, bokong, dan pahanya cukup padat berisi.

Saat itu gw belum bisa ngeliat wajah istri Pak Kosim dengan jelas, selain dari jarak yg agak jauh istri Pak Kosim juga sedang menggunakan masker medis menutupi setengah wajahnya. Dari sini lah gw mulai penasaran terhadap sosok istri Pak Kosim dan mulai diam2 mencari info lebih banyak. Salah satu media yg biasa gw manfaatkan yaitu sosial media, dimulai dengan mencari tau nama lengkap asli Pak Kosim lalu gw telusuri fitur pencarian berbagai sosial media, sampai akhirnya gw temukan akun sosial media inst*gram (IG) milik Pak Kosim. Ga butuh waktu lama gw pun bisa nemuin akun IG istrinya setelah menelusuri foto2 yg Pak Kosim post. Akhirnya gw tau kalau nama istri Pak Kosim yaitu Novi (nama samaran yg gw plesetin dikit sih, he he he).

Meski akun Ci Novi (biar lebih berasa chinese nya ya, he he he) ini di-private dan dengan foto profil yg ga jelas, gw bisa cukup jelas ngeliat wajah Ci Novi dari foto2 yg dipost oleh Pak Kosim. Yaa standar wajah2 wanita keturunan tionghoa lah, lebih kental wajah oriental nya dengan mata agak sipit dan bibir yg tipis, bukan versi tionghoa semi2 indo yg jauh lebih manis. Tapi apalah artinya wajah menarik atau tidak, toh gw udah pernah merhatiin lekuk2 tubuhnya langsung. Sudah terlanjur penasaran yg bikin kebayang2 sejak saat pertama kali ngeliat di kolam renang waktu itu.

Gara2 merasa ada keuntungan lain yg gw dapat dari rutinitas olahraga di perumahan ini, gw pun jadi lebih rutin bahkan bisa setiap hari meluangkan waktu olahraga meski cuma jogging. Siapa tau ada sosok2 wanita lain yg bisa gw jumpai secara ga sengaja selain Ci Novi nantinya. Ternyata hampir ga ada sosok2 menarik lain yg gw temui, justru karena keseringan jogging keliling perumahan malah sosok Ci Novi yg sering kebetulan gw lihat. Ci Novi rupanya juga aktif bersepeda santai bersama anaknya meski cuma keliling perumahan, beberapa kali gw jumpai Ci Novi bersepeda di pagi atau sore hari sampai2 gw mulai hafal kapan waktunya dia akan keluar rumah untuk bersepeda. Mungkin karena akhirnya gw mulai coba menyesuaikan waktu jogging gw dengan perkiraan Ci Novi bersepeda, dari mulai jarang sampai akhirnya lumayan sering kami berpapasan di jalan. Dari mulai yg cuek sampai akhirnya gw mulai berani menyapa ketika kebetulan berpapasan.

Sekedar "Mari Bu.." atau "Sore Bu.." sapaan gw sambil berlari dan menyapa Ci Novi yg juga sedang mengayuh sepedanya, dibalas dengan respon mengangguk atau raut tersenyum di balik masker yg menutupi wajahnya. Sering kali Ci Novi menggunakan pakaian santai rumahan biasa saja ketika bersepeda, bukan pakaian khusus olahraga kecuali sepatu kets yg digunakannya. Bukan outfit yg cukup mencolok lah, mungkin karena Ci Novi juga menjaga penampilan jika di tempat umum yg terbuka.

Namun pernah suatu kali gw temui Ci Novi bersepeda menggunakan kaos longgar yg berdada V agak rendah, ga sampai menunjukkan belahan dadanya tapi sangat jelas memperlihatkan kulit dadanya yg putih bersih dan mulus banget. Segitu jelasnya bahkan gw sampai bela2in berlari satu lap lagi demi mendapat kesempatan ngeliat Ci Novi lagi sore itu. Bukannya sekedar menjumpai Ci Novi, malah yg gw lihat dari kejauhan Ci Novi sedang menepi dengan sepedanya beristirahat di pinggir taman ditemani Pak Kosim. Gw yg udah kepalang tanggung menjauh dari arah rumah sempat berpikir ulang mengenai rencana berikutnya, sampai muncul lah ide yg brilian. Ketika semakin mendekati posisi Ci Novi dan suaminya itu, gw mulai berhenti berlari dan coba berjalan santai seolah2 sedang pendinginan. Saat itu gw berencana untuk sok beramah tamah antar sesama warga saja dengan Pak Kosim seolah2 ga ada hal yg perlu dicurigai.

"Wahh, gowes terus ya Pak, hahaha", sapa gw ke Pak Kosim sambil perlahan berjalan ke arahnya.
"Hahaha, nafas dulu lah ini sambil neduh Pak", jawab Pak Kosim.
"Sipp lah monggo dilanjut Pak", ujar gw lagi masih sambil terfokus ke Pak Kosim saja. ci Novi sendiri sekilas terlihat sedang sibuk duduk di pinggir taman dengan anaknya.
"Sendirian terus Pak?", tanya Pak Kosim tiba2. Nah pas bener nih jadi ada bahan obrolan buat ikut berhenti sejenak.
"Hahaha. Sendirian aja sih di sini, istri saya di Tangerang ga ikut netap di sini", jawab gw sambil berhenti tepat di dekat Pak Kosim.
"Oh saya kira belum berkeluarga. Pantes setiap hari olahraga sendirian terus ya, hahaha", canda Pak Kosim dengan ramah.
"Yaa begitu lah Pak. Tumben jarang ketemu di kolam lagi belakangan ini?", tanya gw balik ngasal demi ada bahan obrolan aja.
"Pas ga ketemu aja kali Pak, masih lah kadang2 ke kolam", jawab Pak Kosim, yg lalu berlanjut ke obrolan2 lain antar sesama bapak2 lah waktu itu. Sepanjang obrolan kami gw agak sulit mencuri2 pandang ke Ci Novi, cuma beberapa kali sepintas gw bisa ngelirik ke arahnya yg sedang duduk bersama anaknya. Sambil berpikir keras gw mencari2 celah untuk bisa ngeliat jelas Ci Novi, sampai muncul ide bahan obrolan lain.
"Si jagoan sudah kelas berapa ini?", tanya gw dengan nada sopan sambil menunjuk dan melihat anak laki2 nya yg sedang duduk bersama Ci Novi.
"Baru 5 tahun ini Pak, cuma badannya aja yg bongsor", jawab Pak Kosim.
"Oh saya kira udah sekolah loh ini. Mana kayanya jago banget udah aktif renang sama sepedahan aja", sahut gw lagi sok akrab dan terus memperhatikan anak Pak Kosim. Tentunya dengan jelas bisa memperhatikan Ci Novi juga yg dengan posisi duduknya itu bisa gw pandangi jelas kulit putih wajah sampai pangkal dadanya. Sedangkan anak Pak Kosim masih dengan wajah bengong kaya ngerasa "ini orang siapa sih?", ha ha ha.

"Iyaa om, aku masih belum sekolah ini.. Say hello dong ke om nya", tiba2 suara Ci Novi pelan ke arah anaknya, seperti meminta anaknya untuk balas menyapa gw dengan ramah namun tetap diam ga bersuara sama sekali.
"Hahaha masih malu2 ya Bu. Lain kali berenang2 bareng om yuk, skalian ajarin om berenang dong.. Eh siapa namanya ini?", sahut gw sambil bercanda sok akrab. Pak Kosim sendiri waktu itu hanya ikut nyengir saja sambil ngeliat anaknya.
"Farrel omm.. (nama samaran)", suara Ci Novi menjawab kembali, disusul senyum malu2 anaknya sambil ngumpet di balik punggung Ci Novi.
"Loh kok ngumpet2 anak cowo. Nanti sepedanya diambil sama om nya loh ini, hahaha", sahut Pak Kosim, diiringi suara tawa kami semua waktu itu termasuk Ci Novi yg jelas2 tersenyum lebar bahkan ke arah gw. Meski sekilas namun sempat kami saling lirik, momen yg justru bikin wajah Ci Novi tampak lebih manis daripada yg gw lihat di foto.

Setelah beberapa saat gw ngobrol gw pun berinisiatif pamit duluan, yaa cukup lah saat itu gw puas2in merhatiin Ci Novi lebih dekat. Saat itu gw cukup bisa ngerasain sosok Ci Novi yg mulai bisa ramah ke gw juga, jadi gw pun udah ga segan lagi untuk tetap menyapa nya ramah di kemudian hari. Di hari2 setelahnya pun gw masih dengan rutinitas berolahraga yg sama, begitu juga Ci Novi.

Mungkin karena gw yg terlalu sering berjumpa dengan Ci Novi akhirnya setiap hari gw uring2an sendiri di kontrakan ngebayangin dia. Sering coba mengatur rencana untuk bisa lebih sering bertemu bahkan kalau bisa mulai ngobrol akrab tanpa suaminya. Beberapa kali gw beralih dari jogging ke nge-gym dengan harapan siapa tau berbarengan dengan Ci Novi juga, namun sialnya ga kunjung kesampaian pertemuan yg gw harapkan. Gw pun terus mencari2 cara sambil suatu malam gw ga tahan untuk nekat coba follow akun IG Ci Novi dengan akun palsu yg memang sejak lama gw manfaatin untuk nyari2 mangsa atau gebetan sekaligus buat stalking bacol2an gw.

3 hari berselang ternyata akun IG palsu gw diterima masuk sebagai follower akun IG nya Ci Novi. Setelah berhasil menjadi follower dan bisa mengakses semua foto2 yg Ci Novi post di akun IG nya, ga banyak hal menarik bahkan isinya hampir serupa dengan foto2 yg Pak Kosim pernah post juga. Tapi dibandingkan Pak Kosim, Ci Novi lebih aktif menunjukkan kegiatan sehari2 nya lewat fitur story di akun IG. Jadi lah sejak saat itu juga gw sudah seperti penguntit yg selalu rutin menunggu2 update story di akun IG Ci Novi, mulai dari kegiatan masak2 nya di rumah, aktifitas sehari2 bersama suami dan anaknya, sampai sekedar selfie2 iseng dengan kamera hape nya. Hampir setiap selfie Ci Novi langsung gw screenshot demi koleksi di galeri hape gw, lumayan buat bahan bacolan baru menurut gw, he he he.

Momen terbaik adalah ketika suatu hari Ci Novi pernah update story aktifitas nya berenang bersama suami dan anaknya. Awalnya kamera hape Ci Novi menyorot ke arah anak dan suaminya yg sedang berada di dalam kolam renang, lalu tiba2 sorotan kamera berbalik menghadap dirinya sendiri. Terlihat jelas Ci Novi dengan penampilan berbeda, dia menggunakan tanktop hitam ketat bertali lebar dan dada U yg lebar sehingga lagi2 memamerkan mulus dan putih nya dada Ci Novi. Ditambah rambut panjangnya dan tanktop yg lepek karena basah, plus sorotan kamera hape yg menunjukkan lipatan lengan di ketiak putih nya, semakin membuat fantasi liar gw terhadap Ci Novi ga terbendung lagi. Berkali2 gw coli sepuasnya hari itu sambil memandangi video Ci Novi di story IG nya.


Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Categories

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.
You will be redirected to the script in

seconds

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Cerita Panas | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com